Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL MAGANG INDUSTRI

ANALISA DESIZING, SCOURING DAN BLEACHING PADA KAIN


DI PABRIK CAMBRIC GABUNGAN KOPERASI BATIK INDONESIA
MEDARI-SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Diusulkan Oleh :
Amalia Rizki Yudistira
(NIM : 17015)

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
DIPLOMA 1 KIMIA ANALISIS
POLITEKNIK AKADEMI KIMIA ANALISIS
BOGOR
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal ini disusun sebagai syarat melaksanakan program Magang Industri


Di Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia, Medari-Sleman
Yogyakarta, 03 Juni 2017

Pelaksana Kerja Praktek

Amalia Rizki Yudistira


17015

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Magang Industri Koordinator Magang Industri

(Maya Sakuntala, ST, M. Si.) (Ir. Sriyono Poerwanto, M. Sc.)


NIP : 197512102002122002 NIP : 196704261996031001
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI iii

PENDAHULUAN 4
Latar Belakang Masalah 4
Tujuan 7
Ruang Lingkup 7
Manfaat 7

TINJAUAN PUSTAKA 8
Gambaran Umum Perusahaan 8
Proses Penyempurnaan Pada Kain 9

METODE MAGANG INDUSTRI 14

PELAKSANAAN 16
Lokasi Pelaksanaan 16
Jadwal Pelaksanaan 17
Pelaksana Magang Industri 18

PENUTUP 19
BIODATA PELAKSANA 20
DAFTAR PUSTAKA 21
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kata tekstil berasal dari bahasa latin (bahasa Yunani Kuno), yaitu kata
texere yang berarti menenun yaitu membuat kain dengan cara penyilangan atau
penganyaman dua kelompok benang yang saling tegak lurus sehingga membentuk
anyaman benang-benang yang disebut kain tenun.
Selanjutnya kata kain tenun itu sendiri berubah menjadi tekstil atau
bahan tekstil yang identik dengan pengertian bahan pakaian karena pada
umumnya kain tenun digunakan untuk bahan pakaian.
Tekstil pada mulanya diciptakan untuk melindungi tubuh manusia dari
gangguan cuaca atau alam sekitarnya yang kemudian berkembang menjadi pelengkap
dalam upacara, rumah tangga, simbol kebesaran pemakai, media ekspresi seni, dsb.
Tekstil dapat memiliki banyak faset (segi) yang meliputi antropologi (sosial dan
budaya), karena dapat menunjukan tatanilai atau adat istiadat dari suatu masyarakat,
atau arkeologi karena dapat melahirkan sejumlah informasi dan eksplanasi dasar pada
evolusi budaya. Tekstil dapat pula menampilkan informasi teknologis karena prooses
pembuatannya menerapkan sejumlah teknik, seperti: teknik tenun dan pewarnaan.
Atribut formal dan stilistik kain, seperti: pola, corak warna, dan ragam hias
(motif) tekstil telah dapat diurutkan seecara kronologis dari jaman paling awal sampai
abad modern sekarang. Keanekaragaman hiasan pada tekstil Indonesia dapat dianggap
memiliki keagungan, seperti perlambang yang bersifat magis.
Seperti halnya barang organik pada umumnya, tekstil sangat rentan atau
mudah mengalami kerusakan. Prosees kerusakan tekstil dapat terjadi secara fisik
maupun kimiawi,seperti: robek, noda, pelapukan/pembubukan, dan korosi. Pengaruh
lingkungan seperti cahaya, kelembaban, suhu udara, dan polusi merupakan penyebab
utama terjadinya proses kerusakan. Kondisi lingkungan Indonesia yang beriklim
tropis, serta jenis bahan tekstil yang merupakan sumber makanan (nutrien) bagi
organisme hidup telah menjadikan tekstil sebagai sasaran serangga atau jamur.
Di Eropa pengetahuan tentang pakaian diantaranya mantel berbulu yang
dijahit dari jaman sekitar 3000-2000 SM yang ditandai dengan penemuan anak torak
yang terbuat dari tulang dan kayu. Bahkan di Britania Raya (Inggris) ditemukan pula
fragmen tekstil dari jaman pertengahan perunggu yang terbuat dari wool dan linen.
Sebagai bahan perbandingan, di benua Amerika tepatnya Peru ditemukan fragmen
tekstil dari jaman Inca dan Pra-Inca (sekitar 2000 SM) dan di Asia tepatnya di
Indonesia didapatkan pula fragmen tekstil dengan teknik ikat lungsi dari jam
perunggu (antara abad ke-8 dan ke-2 SM).
Tinjauan arkeologis terhadap tekstil tradisional Indonesia mungkin sejak
ditemukannya fragmen hasil eksavasi di Bali, yang kemudian setelah direkonstruksi
menunjukan bahwa benda tersebut adalah fragmen tekstil dengan teknik ikat. Mereka
menuliskan informasi tentang tekstil indonesia sebagai perkembangan teknik
menenun. Bahkan ada ahli yang berpendapat pengetahuan orang Indonesia tentang
tekstil itu diawali dengan teknik menganyam daun atau serat kulit pohon, sebelum
mencapai tingkat teknologi yang tinggi seperti sekarang ini.
Benang tenunan yang biasa disebut dengan tekstil atau kain dan
berkomposisikan dariserat-serat yang dipilin/dipintal (benang) adalah bahan berserat
dan bersususun yang biasa digunakan sebagai aseptor zat warna untuk membentuk
motif atau pola hias
Ada sekitar 14 serat alam dan 4 serat buatan (sintetis) digunakan pada tekstil-
tekstil Indonesia. Pada tulisan terpisah, diperkenalkan teknik analisa serat
membuktikan spesifikasi serat tersebut. Tujuan lain identifikasi serat-serat tekstil
adalah untuk mengenali sifat fisik dan kimia serat. Misalnya serat tumbuhan yang
disebut dengan serat selulose, berkomposisikan: karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O) dengan formula [C6H10O5]n sangat peka terhadap asam kuat. Sifat fisik
lain dari serat adalah higrokopis atau mudah menyerap uap air.
Benang merupakan bahan dasar sekunder dalam proses pembuatan kain.
Benang-beenang ini sangat menentukan tingkat kehalusan dan kekuatan barang
tenunan. Beberapa ahli telah mengamati tekstil tradisional Indonesia yang cenderung
berpilin tunggal dan lemah (sedikit jumlah pilinannya persatuan panjang benang).
Bahan dasar yang diperlukan untuk membuat barang tenunan/kain secara
prinsip adalah serat yang dapat dipilin/dipintal kemudian dapat ditenun membentuk
barang tenunan/kain.
Pada saat ini dipasaran sering ditemukan kualitas kain yang kurang baik
seperti kain yang mudah robek, warna yang tidak dapat tercetak sempurna dalam
proses printingnya, hasil warna yang tidak solid, dan warna yang mudah luntur ketika
dilakukan pencucian. Hal tersebut dimungkinan berasal dari proses bleachingnya
(pengelantangan) yang kurang sempurna.
Beberapa proses yang terjadi dalam bleaching :
1. Proses Persiapan
A. Penumpukan (Pile Up)
B. Penjahitan (Sewing)
C. Pemeriksaan Grey (Inspecting Grey)
2. Proses Pemutihan
A. Singeing (Bakar Bulu)
B. Desizing (Penghilangan Kanji)
C. Scouring (Pemasakan)
D. Bleaching (Pengelantangan)
E. Mercerizing (Merserisasi)
F. Penganjian
G. Stentering (Pengkerutan)
3. Proses Making Up
A. Calendering (Penghalusan)
B. Inspecting Cambric (Pemerksaan Kain)
C. Cutting (Pemotongan)
D. Packing (Pengemasan)
Dalam proses inilah yang nanti setiap tahapannya harus diawasi dan dilakukan
secara tepat sesuai dengan Standar Operasinal Prosedur (SOP) yang berlaku agar
menghasilkan kain berkualitas yang sesuai dengan keinginan pasar.
Tujuan

Tujuan dari Magang Industri adalah:


Mahasiswa/mahasiswi mampu mengatahui proses penyempurnaan pada kain
secara menyeluruh baik dari segi proses, analisa terhadap bahan kimia yang
digunakan, maupun dalan kualitas kontrol kain selama proses penyempurnaan kain
berlangsung.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Magang Industri adalah :


1. Pengenalan secara umum mengenai perkembangan perusahaan, mulai dari
pengenalan proses unit finishing secara umum sampai pendalaman mengenai
analisa proses desizing, scouring dan bleaching pada kain.
2. Mempelajari analisa proses desizing, scouring dan bleaching pada kain yang
digunakan oleh PC. GKBI Medari-Sleman, DIY.
3. Pembahasan mengenai proses penyempurnaan pada kain dan kualitas kain
yang dihasilkan PC. GKBI Medari-Sleman, DIY yang mengacu pada Standar
Operasinal Prosedur (SOP) yang berlaku.

Manfaat

Manfaat dari Magang Industri adalah :


1. Menjalin dan meningkatkan kerjasama Politeknik AKA Bogor dan SMK-
SMTI Yogyakarta dengan PC. GKBI Medari-Sleman, DIY.
2. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman nyata yang terkait dengan
ilmu analisis kimia khususnya mengenai bleaching kain.
3. Mahasiswa/mahasiswi memberikan informasi mengenai hasil observasi yang
dilakukan kepada PC. GKBI Medari-Sleman, DIY.
4. Mahasiswa/mahasiswi memberikan bahan masukan pada pihak Industri
mengenai hasil pemantauan proses penyempurnaan kain yang dihasilkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Perusahaan

PC.GKBI Medari atau yang sebelumnya bernama PC GKBI yang merupakan


salah satu industri yang bergerak dibidang garmen atau tekstil, terletak di Jl. Raya
Magelang Km. 15, Sleman,Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta,Indonesia.
Didirikan sebagai program kerja GKBI pada tahun 1955 yakni pengiriman 12
tenaga kerja teknik ke Jepang untuk mengikuti pelatihan dan belajarteknologi di
bidang garmen saat itu. Selanjutnya diadakan pengumpulan modal dari para
anggota GKBI sebesar Rp. 1,00 per yard melalui distribusicambric tiap bulan
sebagai simpan pinjam wajib, khusus untuk mendirikanpabrik cambric yang akhirnya
tercapai pada bulan Oktober1956.
Pada tanggal 16 Desember 1994 dan namanya berubah menjadi PT. Medari
Indonesia Tekstil atau PT. MEDARI INDOTEKS yang efektif berproduksi mulai
Maret 1995. Namun tahun 1998 berubah lagi menjadi PC. GKBI Medari dan mampu
meningkatkan produksi dengan cukup baik. Produksi tahun 1999 adalah sebesar 12,2
juta yards grey dan tahun 2000 sebesar 18,9 juta yards grey. Kapasitas produksi
tersebut terus bertambah seiring perbaikan terus menerus.
Memasuki era globalisasi, PC. GKBI Medari terus melakukan penambahan
mesin-mesin pemintalan dan penenunan serta penguatan sumber daya manusia dan
IPTEK yang kini menjadikannya memiliki 1.600 karyawan. Peningkatan kualitas
kerja di PC. GKBI juga didukung oleh penerapan QMS ISO 9000 (sertifikasi BBT-
TIQA Bandung).
Melalui kerja keras tanpa henti akhirnya menjadikan PC. GKBI Medari
mampu memasuki pasar internasional dengan meraih beberapa konsumen tetap dari
Jepang, Eropa, dan Amerika. Hal ini tidak terlepas dari manajemen yang sudah
berpengalaman dalam bidang bisnis tekstil dan juga karena sudah menyadari bahwa
dalam bisnis ini banyak hal yang harus dikembangkan lagi dalam rangka
meningkatkan bisnisnya agar bisa lebih kompetitif di pasar nasional (dalam
negeri) maupun pasar internasional.
Proses Penyempurnaan Pada Kain

Beberapa proses yang terjadi dalam penyempurnaan kain :


1. Proses Persiapan
A. Penumpukan (Pile Up)
Kain kapas mentah atau rayon mentah (grey) yang berasal dari
produksi hasil petenunan biasanya berbentuk lipatan-lipatan dan gulungan
dengan panjang tertentu. Pile up adalah proses menumpuk gulungan kain
pada palet atau kereta kain dengan cara membuka gulungan tersebut
sampai kapasitas yang ditentukan.
B. Penjahitan (Sewing)
Sewing adalah proses penyambungan ujung kain yang satu dengan
ujung kain yang lain. Tujuan dari proses ini adalah agar kain diatas palet
menjadi satu kesatuan sehingga pada saat proses tidak akan terputus.
Penyambungan biasanya menggunakan mesin obras khusus.
C. Pemeriksaan Grey (Inspecting Grey)
Pemeriksaan (inspecting) adalah proses memeriksa kain grey dengan
tujuan mengetahui cacat kain, panjang, lebar, kotoran-kotoran, dan logam-
logam sehingga kain yang akan diproses selanjutnya telah benar-benar siap
dan tidak menimbulkan gangguan selama proses berlangsung.
2. Proses Pemutihan
A. Singeing (Bakar Bulu)
Pembakaran bulu bertujuan untuk menghilangkan bulu-bulu yang
tersembul pada permukaan kain. Bulu-bulu pada kain timbul sebagai
akibat adanya gesekan-gesekan mekanis dan peregangan-peregangan pada
waktu proses pertenunan. Bulu-bulu yang timbul pada permukaan kain
mengurangi kualitas kain dan mengurangi kualitas hasil proses
merserisasi, pencelupan, dan pencapan.
B. Desizing (Penghilangan Kanji)
Proses penganjian dilakukan pada benang-benang lusi yang terbuat
dari selulosa dan sintetik maupun campuran serat sebelum proses
pertenunan untuk menambah kekuatan dan daya tahan gesekan selama
proses pertenunan, agar jumlah putusnya benang menjadi kecil sehingga
diperoleh mutu kain yang baik.
Kanji bersifat menghalangi penyerapan (hidrofob) larutan baik dalam
proses pemasakan, pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan
penyempurnaan khusus sehingga hasil proses tersebut kurang sempurna.
Proses penghilangan kanji bertujuan untuk menghilangkan kanji yang
terdapat pada kain atau benang lusi hasil pertenunan tanpa merusak zatnya.
Proses penghilangan kanji ini memerlukan perhatian yang khusus karena
setiap jenis kanji memiliki sifat khusus.
C. Scouring (Pemasakan)
Pemasakan bertujuan menghilangkan bagian dari komponen penyusut
serat yang berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran yang
larut, dan kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan serat kain.
Serat-serat alam seperti wol, kapas, dan sutera mengandung banyak
sekali komponen yang merupakan bagian serat yang tidak murni, sehingga
bagian yang tidak murni ini perlu dihilangkan dengan proses pemasakan.
Sedangkan pada serat buatan, kemurnian seranya lebih tinggi sehingga
fungsi pemasakan dapat disamakan dengan pencucian biasa.
D. Bleaching (Pengelantangan)
Pengelantangan pada bahan tekstil bertujuan untuk menghilangkan
warna alami yang disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen alam atau zat-
zat lain, sehingga diperoleh bahan yang putih. Pengelantangan hanya
dilakukan terhadap serat alami, sedangkan untuk serat sintetik tidak perlu
dikelantang karena pada proses pembuatan seratnya sudah mengalami
pemurnian dan pengelantangan. Tetapi untuk bahan yang terdiri dari
campuran serat alami dan serat sintetik pengelantangan hanya ditujukan
untuk serat alaminya. Pengelantangan menggunakan zat yang bersifat
reduktor maupun oksidator.
Pengelantangan dapat dilakukan sampai memperoleh bahan yang
benar-benar putih, tetapi dapat juga hanya sampai setengah putih
khususnya untuk bahan-bahan yang akan dicelup atau berdasarkan
penggunaan akhirnya.
E. Mercerizing (Merserisasi)
Serat kapas akan menggembung secara lateral dan mengkeret ke arah
panjangnya bila direndam dalam larutan soda kaustik pekat. Perubahan
dimensi ini diikuti oleh perubahan-perubahan penting pada sifat-sifat
benang maupun kain yang terbuat dari serat tersebut seperti meningkatnya
kekuatan tarik, higroskopisitas (moisture regan), daya serap terhadap
warna, dan reaktifitasnya terhadap pereaksi-pereaksi kimia.
Pemberian tegangan pada benang atau kain selama proses
menimbulkan efek kilau yang bersifat tetap, sedangkan pengerjaan tanpa
tegangan memberikan pertambahan mulur yang besar sesuai untuk produk-
produk stretch. Proses ini disebut merserisasi dan ditemukan pertama kali
oleh John Mercer pada tahun 1844.
Proses merserisasi tidak dilakukan pada konsentrasi penggembungan
maksimum melainkan pada konsentrasi yang lebih tinggi, yaitu sekitar 25-
30% untuk menghindari perbedaan derajat merserisasi akibat perubahan
konsentrasi yang mungkin terjadi selama proses.
F. Penganjian
Penganjian berfungsi memberikan zat pengisi kedalam kain yang
berupa kanji (pemberian kanji kembali), sehingga dapat menambah
ketebalan kain, menambah kehalusan dan kelembutan kain, dan
memberikan efek warna putih. Efek warna putih berasal dari zat kimia
pemutih optik yang menambah kualitas dari kain.
G. Stentering (Pengkerutan)
Stentering adalah pengkerutan atau pemantapan pada kain dengan
pemberian tegangan pada kain ketika kain dipanaskan melebihi suhu
transisi yang keenderungannya untuk mengkeret. Hal tersebut memberikan
keuntungan seperti kestabilan dimensi kain dan modifikasi permukaan
kain.
3. Proses Making Up
A. Calendering (Penghalusan)
Calendering atau penyempurnaan kalender dimaksudkan untuk
memperoleh kain dengan permukaan rata, halus, dan berkilau dengan cara
dilewatkan dan ditekan diantara rol-rol kalender yang panas. Hasil yang
baik akan diperoleh bila serat kain dalam kondisi plastis, yaitu keadaan
lembab dan panas.
B. Inspecting Cambric (Pemeriksaan Kain)
Pemeriksaan (inspecting) pada kain prinsipnya adalah sama dengan
pemeriksaan pada grey. Pemeriksa pada kain dilakukan dengan tujuan
mengetahui cacat kain (sobek, lipat tepi, dll), panjang output, lebar output,
kotoran-kotoran, dan logam-logam sehingga memastikan kain telah sesuai
dengan SOP ataupun permintaan konsumen.
C. Cutting (Pemotongan)
Pemotongan kain dilakukan dengan tujuan memotong kain menjadi
beberapa bagian yang sesuai dengan permintaan konsumen.
D. Packing (Pengemasan)
Pengemasan dilakukan dengan cara melapisi kain dengan kemasan luar
agar kain tidak mengalami kerusakan selama proses pengiriman kepada
konsumen.
ALUR PROSES PRODUKSI PENYEMPURNAAN KAIN
BAHAN BAKU
GREY

PENUMPUKAN
(Pile Up)

PENJAHITAN
(Sewing)

PEMERIKSAAN GREY
(Inspecting Grey)

BAKAR BULU
(Singeing)

PENGHILANGAN KANJI
(Desizing)

PEMASAKAN
(Scouring)

PENGELANTANGAN
(Bleaching)

PENCUCIAN
(Washing)

PENGANJIAN MERSERISASI
(Mercerizing)

PENGATURAN PENGANJIAN&
LEBAR PENGATURAN LEBAR
(Stentering) (Penganjian & Stentering)

PENGKERUTAN
(Sanforize)

PENGHALUSAN PEMERIKSAAN KAIN


(Calendering) (Inspecting Cambric)
Keterangan:
PELIPATAN
Persiapan
(Folding)

PEMOTONGAN
Pemutihan
(Cutting)

PENGEMASAN
Making Up
(Packing)

KONSUMEN Output
METODE MAGANG INDUSTRI

Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Observasi dan
Pengumpulan Data

Analisis Data dan


Pembahasan

Penarikan Kesimpulan
dan Saran

Gambar 2. Bagan Metode Magang Industri

Skema metodologi Magang Industri di atas dijelaskan sebagai berikut :


1. Studi Pendahuluan
Pemilihan bidang kerja praktek disesuaikan dengan minat dan
kesempatan yang ada.Tidak terlepas pula lokasi yang dipilih sesuai dengan
bidang yang dikehendaki.Dalam hal ini, bidang yang dipilih yaitu bleaching
kain katun.
2. Studi Literatur
Pelaksanaannya adalah dengan melakukan pengamatan mengenai
proses bleaching/pemutihan kain katun yang dilakukan PC.GKBI Medari-
Sleman mengenai penerapannya di dalam produksi unit finishing serta
teknologi yang digunakan.Dilanjutkan denganmengumpulkan data atau
informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan Magang Industri ini yang
berbentuk pustaka. Jenis literatur yang dipelajari dan digunakan sebagai acuan
antara lain buku-buku yang relevan dengan bidang Magang Industri termasuk
jenis industri yang diambil, laporan kerja praktek dan lainnya. Literatur
diperoleh melalui sumber yang relevan baik dalam bentuk buku maupun
internet.
3. Observasi dan Pengolahan Data
Observasi dilakukan tentunya dengan pengenalan perusahaan secara
umum.Pengenalan secara umum lokasi Magang Industri sebagai bentuk
permulaan dari adaptasi terhadap keseluruhan produksi di PC.GKBI Medari-
Sleman, juga pengenalan struktur organisasi maupun pihak-pihak yang terkait
dalam Magang Industri ini. Dilakukan pengamatan proses bleaching kain serta
teknologi yang digunakan di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
proses dari bleaching kain, teknologi bleaching untuk masing-masing jenis
kain, serta gagasan atau sistem yang diterapkan PC. GKBI Medari dalam
menerapkan bleaching pada kain katun.Data yang dikumpulkan adalah data
primer yang diambil langsung pada saat pelaksanaan Magang Industri dan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui laporan perusahaan.Data ini berisi
tentang proses bleaching kain katun dan penerapan teknologi yang digunakan.
4. Analisis Data dan Pembahasan
Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap proses bleaching kain
katun yang dilakukan di PC. GKBI Medari-Sleman. Tujuan dari analisis ini
adalah untuk mengetahui penerapan proses bleaching kain katun dengan
teknologi yang ada tersebut dan efisiensinya,sehingga kain yang dihasilkan
sesuai dengan standar baku mutu (SOP) yang diterapkan di perusahaan. Data
yang dibutuhkan untuk mengetahui proses produksi yang diterapkan di PC.
GKBI Medari-Slemanmerupakan data sekunder, yaitu data yang berasal dari
sistem pengelolaannya.
5. Penarikan Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan diambil dari hasil analisis yang telah dilakukan.Saran
yang diberikan adalah alternatif solusi serta efisiensi dari permasalahan yang
ada selama ini mengenai proses bleaching di PC. GKBI Medari-Sleman.
PELAKSANAAN

Lokasi Pelaksanaan

Magang Industri ini dilakukan di Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik


Indonesia, Medari, jalan raya Magelang Km. 15, Sleman, DIY,Indonesia.

Gambar 3. Peta Lokasi PC. GKBI Medari-Sleman dari Google Maps

Phone :(0274) 868312, (Hunting) 868513


Fax : (0274) 868411
Kode Pos : 55514
Jadwal Pelaksanaan

Magang Industri ini dilaksanakan selama maksimal 6 bulan, diusulkan pada 08


Mei 2017 sampai 08 November 2017 ataupun menyesuaikan waktu yang ditentukan
oleh perusahaan. Adapun rencana penjadwalan pelaksanaan magang industri adalah
sebagai berikut :

Table 2. Tabel Jadwal Perencanaan Magang Industri


Bulan ke:
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Studi Pendahuluan

2 Studi Literatur

3 Observasi

4 Analisis dan Diskusi

5 Kesimpulan dan Saran

6 Penyusunan Laporan
Pelaksana Magang Industri

Pelaksana Magang Industri adalah mahasiswa/mahasiswi jurusan Kimia


AnalisisDiploma 1 Politeknik Akademi Kimia Analisis, Bogor yang identitasnya
diuraikan sebagai berikut:

Nama : Amalia Rizki Yudistira


NIM : 17015
Jurusan : Kimia Analisis
Universitas : Politeknik AKA Bogor

Alamat yang bisa dihubungi :


1. Jurusan Kimia Analisis
Poleteknik Akademi Kimia Analisis,
Bogor
Jl. Pangeran Sogiri No. 283 Tanah Baru,
Bogor Utara 16164 Jawa Barat
Email Office : akainfo@aka.ac.id
Phone/Whatsapp : 0812 8433 1482

2. SMK-SMTI Yogyakarta
Jl. Kusumanegara No. 3 Semaki, Umbulharjo,
Kota Yogyakarta, DIY 55166
Fax : (0274) 512121
Phone : (0274) 513201/512125
PENUTUP

Demikian proposal permohonan magang industri yang kami ajukan sebagai


syarat untuk melaksanakan Magang Industri di PC. GKBI Medari-Sleman
Yogyakarta. Besar harapan kami agar proposal ini dapat diterima dan kami sampaikan
terima kasih atas perhatian dan bantuan semua pihak demi suksesnya pelaksanaan
Magang Industri yang akan kami laksanakan.
BIODATA PELAKSANA

Identitas diri mahasiswa/mahasiswi :

Nama Lengkap : Amalia Rizki Yudistira


Nama Panggilan : Amel
Tempat/Tgl Lahir : Bantul/23 Mei 1998
Email : amaliarizkiyudistira@yahoo.co.id
Alamat Asal : Gumuk Indah Kidul RT12, Ngestiharjo, Kasihan,
Bantul, DI Yogyakarta.
No.Hp : 085878260577
Jurusan : Kimia Analisis
Universitas : Politeknik Akademi Kimia Analisis, Bogor
DAFTAR PUSTAKA

SUBAGIYO, P. Y.2008. Tekstil Tradisional Pengenalan Bahan dan Tehnik.


Studio Primastoria, Bekasi.
NOERATI, GUNAWAN, I. MUHAMMAD & S. ATIN. 2013. Bahan Ajar
Pendidikan & Latihan Profesi Guru (PLPG) Teknologi Tekstil. Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai