Anda di halaman 1dari 34

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Magang Kerja

1. Sejarah dan Perkembangan PT. Iskandar Indah Printing Textile

PT. Iskandar Indah Printing Textilemerupakan perusahaan

perorangan. Berdiri pada tanggal 23 Mei 1975 tepatnya di Jalan Pakel No.

9 - 11 Kerten, Laweyan, Surakarta dan didirikan oleh Bapak Wahyu

Iskandar. Produk yang dihasilkan adalah kain grey serta kain mentah, dan

karena usaha yang terus berkembang, maka keluarga Wahyu Iskandar

bersepakat untuk mendirikan badan usaha berbentuk CV (Comanditer

Vennonschap) dengan nama CV. Iskandartex.

CV. Iskandartex baru memulai produksinya satu tahun kemudian dan

berbadan hukum pada tahun 1983 berdasarkan akte perusahaan No. 98

tanggal 23 Mei 1983. Pada pendirian CV. Iskandartex tanggal 23 Mei

1975, perusahaan menanamkan investasinya pada mesin tenun yang pada

waktu itu baru berjumlah 25 unit dan karyawan sekitar 200 orang, yang

dibagi menjadi 16 jam kerja (2 shift). Pada tahun 1977 mesin tenun yang

ada di CV. Iskandartex berkembang menjadi sekitar 77 unit, tahun 1991

berjumlah 520 unit, dan pada tahun 1992 mesin yang digunakan menjadi

614 unit.

Pada tahun 1991 CV. Iskandartex tersebut mengalami perkembangan

di bidang pemasaran dan produksi yang sangat pesat dimana kain grey

yang dihasilkan berhasil dijual ke Semarang, Magelang, Yogyakarta,

30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Purwokerto, Jakarta, Surabaya, dan Bali. Bersama itu pula pada tanggal 2

Januari 1991 berubah menjadi PT, dengan nama PT. Iskandar Indah

Printing Textiledengan surat ijin usaha No. 199/11.16/PB/VIII/1991/PI di

Surakarta dengan Notaris Maria Theresia Budisiantoso, SH.

Berdirinya PT. Iskandar Indah Printing Textile mempunyai tujuan

tertentu yang sesuai dengan bidang usahanya, antara lain :

a. Adanya keyakinan untuk mengembangkan bisnis usaha keluarga

menjadi usaha yang lebih maju.

b. Mendapakan keuntungan bagi perusahaan, karyawan, dan konsumen.

c. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar lokasi

perusahaan.

d. Meningkatkan hasil produksi kain grey dalam negeri.

e. Adanya keinginan yang kuat untuk mencapai tingkat kehidupan yang

lebih baik, atau orientasi pendirian perusahaan adalah mencari laba.

f. Adanya dorongan dari pihak pemerintah agar pihak swastaturut serta

menciptakan lapangan pekerjaan baru, khususnya dalam bidang tekstil.

2. Lokasi Perusahaan

Perusahaan tekstil PT. Iskandar Indah Printing Textile berdiri diatas

lahan seluas 4Ha yang berada di Jl. Pakel 9 - 11 Kerten, Laweyan –

Surakarta.

Lokasi perusahaan tersebut dapat dikategorikan lokasi yang strategis

dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan tersebut

antara lain :

31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Ditinjau dari segi ekonomis

1) Mudah dalam proses pendistribusian barang, sehingga dapat

menghemat biaya transportasi.

2) Cukup banyak tenaga kerja yang tersedia disekitar lokasi

perusahaan.

3) Mudah dalam proses memasarkan produknya karena dekat dengan

jalan besar atau jalan raya, sehingga mudah dalam penerimaan dan

pengiriman produk.

b. Ditinjau dari segi sosial

1) Menciptakan lapangan perkerjaan bagi masyarakat disekitar lokasi

perusahaan.

2) Membantu pemerintah dalam program pemakaian produk dalam

negeri.

3) Ikut berpartisipasi melakukan pembangunan dengan skala prioritas.

c. Ditinjau dari segi teknis

1) Sarana dan prasarana serta jaringan komunikasi yang sangat

memadai dan mudah diakses.

2) Mudah dalam pengadaan alat-alat, spareparts, mesin, dan

memperoleh ahli mesin atau montir.

3. Kegiatan Produksi

PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan perusahaan tekstil

yang dalam produksinya menghasilkan kain grey dengan berbagai ukuran

sesuai pesanan. Disamping itu perusahaan juga mengembangkan usahanya

32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan mengolah kain grey tersebut menjadi produk lebih lanjut seperti

menjadi kain sarung dan bermacam-macam jenis batik.

a. Proses Produksi

Pada proses produksinya PT. Iskandar Indah Printing Textile dibagi

ke dalam dua departemen atau bagian produksi, yaitu Departemen

Weaving dan Departemen Printing.

Namun peneliti hanya akan menjelaskan tentang proses produksi

yang ada pada departemen weaving, hal tersebut dikarenakan kebijakan

dari perusahaan yang memberikan keterbatasan atau ruang penelitian

yang kurang pada bagian produksi di departemen printing.

Berikut adalah proses-proses produksi yang dijalankan pada

departemen weaving :

1) Tahap Penghanian

Tahap ini merupakan proses awal, yaitu dengan menggulung

dan sekaligus menentukan jumlah panjang benang. Benang yang

digunakan dalam tahap ini adalah benang lusi, benang lusi

merupakan benang yang memanjang dalam proses penenunan.

Tahap penghanian dimulai dengan cara cones (kerucut) yang

berisi gulungan benang dipasang pada rak-rak cones, kemudian

benang pada cones tersebut ditarik dan digulung dalam boom sesuai

dengan konstruksi atau jumlah yang diinginkan. Semakin lebar suatu

kain yang dibuat maka semakin banyak jumlah benang yang harus

digunakan. Jika menginginkan hasil kain yang halus maka

memerlukan gulungan yang lebih rapat.

33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Tahap Pengkanjian (Sheising)

Tahap ini berfungsi agar bulu-bulu benang menjadi teratur

dengan merekat satu sama lain, menjadikan benang bertambah licin,

dan daya tahan gesek benang menjadi bertambah agar menguatkan

benang sehingga pada saat ditenun benang tidak mudah putus.

Caranya dimulai dengan benang yang telah disiapkan dari tahap

warping, kemudian dimasukkan dalam mesin stalk dan dicampur

dengan obat atau bahan pendukung yang dapat menguatkan benang.

Obat dan bahan pendukung untuk menguatkan benang antara lain

acrilic, stracth, tapioka, lilin, dan air.

3) Tahap Cucuk (Recing)

Tahap ini merupakan proses pemasukan benang lewat mata

jarum ke sisir dan gun, jumlah mata sisir tergantung dari jumlah

yang tersedia dari proses kanji dan selanjutnya dipasangkan ke mesin

tenun. Sedangkan gun sendiri untuk menentukan model anyaman

benang. Benang lusi diatur agar dapat dipisah-pisahkan oleh operator

lewat mata sisir dan gun, setelah itu dipasang pada mesin tenun.

4) Tahap Pemaletan

Proses penggulungan benang untuk menentukan panjang benang

yang melintang pada lebar kain yang akan ditenun. Benang dalam

cones dipasang pada mesin palet untuk digulung pada teropong atau

palet, benang yang ada dalam teropong ini kemudian akan menjadi

benang pakan.

34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Benang pakan adalah benang yang menganyam dalam proses

penenunan. Bila teropong sudah penuh maka akan jatuh ke

keranjang yang sudah disediakan dan operator mesin palet akan

langsung menggantikannya dengan teropong lain yang masih baru

atau masih kosong.

5) Tahap Menenun (Loom)

Tahap ini merupakan proses menenun benang menjadi kain/roll

yang masih mentah. Dalam tahap tenun tersebut dikerjakan dengan

tiga jenis mesin berbeda, antara lain ada mesin toyoda, mesin picanol

dan mesin RRT. Output dari tahap persiapan yang berupa benang

lusi dan benang pakan dimasukkan pada mesin tenun. Benang lusi

yang berbeda pada loam tenun secara otomatis akan ditenun oleh

benang pakan.

Para operator akan terus menerus mengawasi kelancaran proses

penenunan. Tugas operator tenun ini adalah menyambung secepat

mungkin jika ada benang yang putus (mesin akan berhenti secara

otomatis kalau ada benang yang putus), dan memeriksa serta

memasukkan teropong benang pakan apabila sudah perlu diganti

dengan teropong yang baru. Output dari mesin tenun secara otomatis

akan menggulung.

6) Kain Grey

Kain grey merupakan gulungan kain yang dihasilkan dari proses

penenunan atau pengayaman benang lusi dengan benang pakan

secara terus-menerus.

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7) Tahap Inspecting / Folding

Pada tahap ini kain diseleksi (Quality Control), dimana para

operator menyeleksi kain yang telah ditenun. Karena saat penurunan

pasti ada kainyang cacat atau rusak. Sehingga harus diseleksi satu

per satu agardapat diperoleh kain grey yang baik, yang siap untuk

diproses dalam tahap pemutihan.

8) Tahap Finishing/Pemutihan

Tahap ini adalah penyempurnaan dari tahap sebelumnya. Pada

tahap ini akan dilakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

a) Inspeksi : memeriksa kain dari mesin tenun apakah ada yang

cacat dan perlu perbaikan

b) Kapiaring : memperbaiki anyaman yang rusak atau dobel

c) Smashing : membersihkan sisa-sisa benang pada kain

d) Pemutihan : pemberian warna dengan zat pewarna tertentu

e) Folding: melipat dan sekaligus menghitung panjang kain

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

GAMBAR PROSES PRODUKSI

37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Penetapan Standar Kualitas

Untuk menjaga kualitas-kualitas produknya, maka PT. Iskandar

Indah Printing Textile telah menetapkan standar kualitas bagi produk-

produk yang dihasilkannya. Hal tersebut selain untuk memenuhi

kepuasan konsumen juga untuk menjaga kepercayaan yang telah

diberikan oleh konsumen. Untuk proses produksinya perusahaan telah

menetapkan bahwa tingkat kerusakan yang terjadi pada setiap produksi

kain tenun maksimal sebesar 0.5%.

Kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada hasil produksinya

antara lain :

1) Putus lusi, yaitu putusnya benang tenun yang memanjang.

2) Putus pakan, yaitu putusnya benang tenun yang melintang.

3) Dobel lusi, yaitu terdapat dua atau lebih benang lusi yang menempel.

4) Dobel pakan, yaitu terdapat dua atau lebih benang pakan yang

menempel.

5) Penenunan loncat, yaitu penenunan yang tidak berurutan.

6) Kotor oli, yaitu terkena tumpahan oli dari mesin.

Sedangkan standar yang telah ditetapkan perusahaan untuk produk

akhir, yaitu :

1) Tepi tidak sobek-sobek.

2) Tidak putus lusi.

3) Tidak putus pakan.

4) Tidak lapis sama (sesuai ukuran)

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Aspek Pemasaran

Hasil produksi PT. Iskandar Indah printing textile diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri, sedangkan sebagian diekspor jika

ada pesanan. Daerah pemasaran produk PT. Iskandartex untuk dalam

negeri antara lain ke daerah Solo, Bandung, Pekalongan, Jakarta, dan

daerah lainnya.

PT. Iskandar Indah Printing Textile memiliki dua macam saluran

distribusi, yaitu :

1) Dari produsen disalurkan ke penyalur, kemudian ke konsumen.

2) Dari produsen disalurkan ke pedagang besar, lalu pengecer atau

pedagang kecil, kemudian ke konsumen.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara

tiap-tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada sebuah

perusahaan, dan hubungan tersebut diharapkan dapat menjalin kegiatan

operasional untuk mencapai tujuan perusahaan secara bersama-sama.

Struktur organisasi harus memiliki sistem yang terorganisir dengan

baik agar semua kegiatan operasional dalam sebuah perusahaan dapat

berjalan dengan lancar dan benar. Berikut adalah struktur organisasi yang

ada pada PT. Iskandar Indah Printing Textile :

a. Rapat Umum Pemegang Saham

Tugas dan wewenangnya adalah :

1) Mengadakan rapat tahunan dan dengan persetujuan anggota

mengadakan rapat istimewa.

39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Menggariskan kebijakan perusahaan secara garis besar.

3) Mengesahkan ketetapan tahunan.

4) Mengesahkan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan.

b. Dewan Komisaris

Tugas dan wewenangnya adalah :

1) Menandatangani laporan tahunan.

2) Menjamin bahwa perusahaan melaksanakan aktivitas sesuai dengan

kepentingan pemegang saham.

3) Memberhentikan pengurus dari tiap jabatan.

4) Mengawasi pekerjaan direksi secara baik secara preventif maupun

representif.

5) Menunjuk akuntan publik untuk melaksanakan pemeriksaan tahunan

terhadap laporan keuangan perusahaan.

6) Bertanggungjawab atas pihak ketiga yang merugikan perusahaan.

c. Direktur Utama

Tugas dan wewenangnya adalah :

1) Bertanggungjawab atas pengembangan perusahaan secara

keseluruhan.

2) Mengkoordinir dan memimpin rapat departemen mengenai rencana-

rencana penjualan, pembelian, keuangan, dan manajemen.

3) Mempelajari situasi dan perkembangan bisnis di bidang tekstil

secara menyeluruh.

4) Bertanggung jawab atas wewenang yang diberikan kepadanya dan

juga atas informasi yang diturunkan pada manajer bawahannya.

40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Sekretaris

Bertanggung jawab atas tugas-tugas sebagai berikut :

1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan

2) Membantu penyelesaian pekerjaan-pekerjaan dari perusahaan.

3) Menampung, memproses, dan mematangkan semua urusan dari

dalam maupun luar perusahaan sebelum diteruskan kepada direktur.

e. Manajer Umum

Manajer umum mempunyai tugas untuk meningkatkan kelancaran

kegiatan perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya manajer umum

dibantu oleh unit-unit terkait yaitu :

1) Keamanan

Tugas dari keamanan adalah mengkoordinir segala aktivitas

untuk menjaga keamanan dan ketertiban di dalam perusahaan.

2) Transportasi

Tugas dari transportasi adalah meningkatkan kelancaran

transportasi perusahaan seperti pengangkutan barang dan antar

jemput karyawan.

3) Kesejahteraan karyawan

Tugas dari kesejahteraan karyawan ini adalah melayani

kebutuhan karyawan yang meliputi kesehatan, jamsostek, cuti, dan

lain sebagainya.

f. Manajer Keuangan

Tugas dari manajer keuangan adalah :

1) Mengelola, mengatur dan mengendalikan keuangan perusahaan.

41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Mengelola masalah perbendaharaan, asuransi, hutang, perpajakan

dan lain sebagainya.

3) Membuat laporan keuangan.

Dalam melaksanakan tugasnya manajer keuangan dibantu oleh :

1) Bagian pembelian

Bagian ini bertugas melakukan segala keperluan perusahaan

termasuk bahan baku, peralatan, suku cadang, serta bertanggung

jawab dalam mengawasi kuantitas barang yang dibeli.

2) Bagian pembukuan

Bagian ini bertugas untuk mengkoordinir dalam melakssanakan

pembukuan baik pencatatan maupun dokumentasi.

3) Administrasi

Bertugas mengkoordinir administrasi dari bagian gudang,

printing, weaving, mengabsen karyawan harian, serta menghitung

penghasilan karyawan dan membagikannya.

4) Pergudangan

Mengelola persediaan bahan baku, suku cadang, dan peralatan

yang menjamin kelancaran proses produksi.

g. Manajer Produksi

Manajer produksi bertugas mengkoordinir, mengarahkan, dan

mengawasi kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan proses

produksi. Unit yang terkait dengan proses produksi adalah :

1) Bagian printing

Bagian ini bertugas dan bertanggung jawab dalam hal :

42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Pemberian motif kain.

b) Menentukan takaran obat.

c) Memeriksa warna kain yang sudah dibuat.

2) Bagian weaving

Bagian ini bertugas dan bertanggung jawab dalam proses

penenunan yang dibantu oleh :

a) Kasie persiapan

Bertugas menyiapkan bahan baku dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan proses produksi.

b) Kasie proses

Bertugas mengkoordinir dan mengawasi jalannya proses

produksi.

c) Kasie finishing

Bertugas dalam proses penyelesaian kain antara lain meneliti

kain apakah ada yang cacat, mebersihkan sisa benang pada kain,

memperbaiki anyaman yang rusak, menhitung panjang dan lebar

kain.

d) Kasie teknik

Bertugas dan bertanggung jawab pada mesin-mesin dan

peralatan produksi.

h. Manajer Pemasaran

Manajer pemasaran dengan dibantu oleh Kabag Penjualan bertugas

mengevaluasi perubahan-perubahan harga yang berhubungan dengan

peningkatan penjualan dan membuat laporan penjualan.

43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

GAMBAR STRUKTUR PRODUKSI

44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Personalia Perusahaan

a. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang bekerja di PT. Iskandar Indah Printing Textile

dibagi dalam dua bagian, yaitu :

1) Bagian produksi, yaitu bagian yang bekerja di departemen unit

weaving dan departemen unit printing serta finishing.

2) Bagian non produksi, yaitu karyawan kantor.

Saat ini jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT. Iskandar Indah

Printing Tetile ± 1.300 orang dengan jumlah mesin Toyoda 302 unit,

mesin Picanol 146 unit, dan mesin RRT 180 unit.

b. Jam Kerja Perusahaan

Dalam pengoperasian mesin-mesinnya, PT. Iskandar Indah Printing

Textile bekerja selama 6 hari dalam seminggu dan mesin dijalankan

seharian penuh dengan waktu istirahat selama 1 jam. Sistem jam kerja

karyawan dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1) Day Shift (masuk pagi)

2) Shift (masuk pagi, siang, atau malam)

a) Shift I (masuk pagi)

Masuk pukul 07.00 – 15.00 WIB, dengan waktu istirahat

pukul 11.30 – 12.30 WIB.

b) Shift II (masuk siang)

Masuk pukul 15.00 – 23.00 WIB, dengan waktu istirahat

pukul 18.45 – 19.45 WIB.

45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Shift III (masuk malam)

Masuk pukul 23.00 – 07.00 WIB, dengan waktu istirahat

pukul 02.00 – 03.00 WIB.

Tiap-tiap shift dikepalai oleh kepala shift, pengawas, dan staf

masing-masing bagian dan mendapatkan jam istirahat selama satu jam

untuk masing-masing shift.

Namun pembagian shift hanya berlaku untuk tenaga kerja bagian

produksi dan teknik, sedangkan untuk karyawan bagian non produksi

atau kantor jam kerjanya 40 jam per seminggu dan masuk ke dalam jam

kerja Day Shift.

Dimana jam kerjanya dari hari Senin sampai Jumat masuk pukul

07.00 – 15.00 WIB dengan jam istirahat pada pukul 11.30 – 12.30 WIB.

Sedangkan untuk hari Sabtu masuk pukul 07.00 – 12.00 WIB dan tanpa

jam istirahat.

c. Sistem Pengupahan

Sistem upah yang digunakan perusahaan bagi para karyawannya

adalah sebagai berikut :

1) Upah bulanan

Upah bulanan merupakan upah atau gaji yang diberikan setiap

akhir bulan.

Misalnya untuk staf, kepala bagian atau mandor.

2) Upah mingguan

Upah mingguan merupakan upah atau gaji yang diberikan pada

akhir minggu.

46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Misalnya untuk bagian operator mesin pada departemen

weaving, printing, dan finishing.

3) Upah borongan

Upah borongan merupakan upah yang diberikan sesuai dengan

jumlah pekerjaan yang diselesaikan.

Misalnya untuk bagian pengepakan dan pembungkusan.

4) Upah lembur

Upah lembur merupakan upah yang diberikan diluar jam kerja.

Sistem pengupahan ini dihitung dengan ketentuan berapa banyak

karyawan menghasilkan atau menyelesaikan pekerjaannya, juga

yang bekerja lebih dari jam kerja yang telah ditentukan oleh

perusahaan.

6. Bahan Produksi

Proses produksi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan

proses produksi terus-menerus atau proses produksi continue. Bahan-

bahan yang diperlukan dalam proses produksi adalah sebagai berikut :

a. Bahan baku

1) Benang jenis 40s untuk grey prima.

2) Benang jenis 30s untuk grey biru.

b. Bahan penolong

1) Tepung kanji, untuk perekat.

2) PVA (Polivinil Alkohol), untuk perekat.

3) Wax, untuk membungkus pori-pori dan melicinkan benang.

4) Naptol, doskol, reaktif, pigmen, dan direk untuk pewarna.

47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5) Bisulfat, untuk menghilangkan bau wenter atau pewarna.

6) SN, untuk mengawetkan bahan agar tidak luntur

7) Air, untuk mencampur bahan bersama-sama.

7. Mesin-mesin Produksi

Dalam proses produksinya dari tahap awal hingga akhir PT. Iskandar

Indah Printing Textile menggunakan beberapa mesin yang mempunyai

fungsi masing-masing, antara lain :

a. Mesin Warping

Mesin yang digunakan untuk menggulung kembali benang dalam

kons (dalam bentuk kerucut) yang dimasukkan dalam gulungan besar.

b. Mesin Kelos

Mesin kelos digunakan untuk memproses kembali benang yang

putus dari mesin warping, sehingga benang dapat dipakai kembali.

c. Mesin Palet

Mesin palet digunakan untuk menggulung benang pakan ke dalam

palet, selanjutnya benang ini dimasukkan ke dalam teropong yang

melintang pada kain grey atau prima.

d. Mesin Tenun

Mesin tenun digunakan untuk menenun benang lusi dan benang

pakan untuk dijadikan kain grey atau prima.

e. Mesin Kanji

Mesin kanji digunakan untuk mengkanji benang lusi, sehingga

benang menjadi kuat, apabila ditenun benang tidak mudah putus, dan

menghaluskan bulu-bulu yang ada pada benang.

48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

f. Mesin Inspecting

Mesin ini digunakan untuk mengontrol kualitas kain dari hasil

produksi.

g. Mesin Lipat

Mesin ini digunakan untuk melipat kain yang sudah ditenun dengan

menentukan aturan tiap lipatan.

h. Mesin Printing

Mesin ini digunakan untuk memberikan corak atau motif pada kain.

i. Mesin Diesel

Sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan mesin-mesin yang

ada.

j. Mesin Folding

Mesin folding digunakan untuk melipat sekaligus menghitung

panjang kain.

8. Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Iskandartex

PT. Iskandar Indah Printing textile yang merupakan salah satu

perusahaan tekstil di kota Surakarta telah menerapkan sistem keselamatan

dan kesehatan kerja pada kegiatan produksi di perusahaannya. Menurut

Bapak Agus Mulyadi selaku manajer personalia mengakui bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal wajib yang harus

diterapkan dalam perusahaan, karena sistem keselamatan dan kesehatan

kerja tersebut sangat berpengaruh dalam proses produksi di PT.

Iskandartex.

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Beberapa contoh tindakan perusahaan dalam menerapkan sistem K3

tersebut antara lain dengan membuat tata tertib secara tertulis dan beberapa

poster yang bertuliskan tanda peringatan tentang K3 yang dipasang pada

ruangan-ruangan produksi di perusahaan.

Namun tindakan perusahaan tersebut tidak menjamin para tenaga

kerja disiplin dan mematuhi tata tertib tersebut, karena pada fakta di

lapangan masih banyak tenaga kerja yang tidak disiplin dalam memakai

alat pelindung diri pada saat bekerja. Pada bagian produksi di departemen

weaving masih banyak tenaga kerja yang tidak memakai masker dan

sumbat telinga, padahal dalam ruangan produksi tersebut sangat bising

karena suara yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang beroperasi dan

banyak debu-debu berterbangan dari proses produksi.

Yang menjadi alasan mengapa para tenaga kerja tersebut tidak disiplin

dalam memakai alat pelindung diri adalah karena mereka merasa risih atau

tidak nyaman jika menggunakan masker saat bekerja, para tenaga kerja

tersebut merasa tidak takut terhadap resiko-resiko kecelakaan maupun

penyakit akibat kerja yang suatu saat bisa saja menimpa mereka. Selain itu

dari pihak perusahaan sendiri juga terkesan tidak peduli terhadap

ketidakdisiplinan para tenaga kerjanya dalam penerapan sistem

keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, para pimpinan perusahaan tidak

ada yang memberikan teguran atau hukuman terhadap para tenaga kerja

yang tidak memakai alat pelindung diri. Tidak tegasnya para pimpinan

perusahaan membuat para tenaga kerja tidak takut jika tidak memakai alat

pelindung diri.

50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain dari faktor sumber daya manusia antara pimpinan perusahaan

dan tenaga kerja, faktor kondisi lingkungan kerja di PT. Iskandar Indah

Printing Textile juga menyebabkan sistem keselamatan dan kesehatan

kerja tidak berjalan dengan baik. Kondisi lingkungan kerja seperti suhu

ruangan yang panas, suara mesin yang bising, debu-debu hasil produksi

yang berterbangan di dalam ruangan, dan kondisi mesin-mesin yang sudah

kotor atau licin terkena cipratan oli dapat menyebabkan timbulnya

penyakit akibat kerja yang dapat menyerang kesehatan para tenaga kerja.

B. Laporan Magang Kerja

1. Pengertian Magang Kerja

Magang merupakan salah satu mata kuliah yang harus dilakukan dan

diselesaikan oleh setiap mahasiswa sebagai salah satu cara melatih atau

mempersiapkan diri untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang siap

kerja.

Magang kerja juga menjadi salah satu syarat untuk menyusun Tugas

Akhir dan untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi DIII

Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Kegiatan magang kerja dilakukan dengan praktek kerja nyata pada

suatu instansi atau perusahaan-perusahaan baik swasta maupun negeri.

Selain untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh pada saat berada di

bangku perkuliahan, mahasiswa juga melakukan penelitian di perusahaan

tersebut untuk mencari masalah yang terjadi dalam perusahaan,

51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memperoleh data yang akan diolah, dan membahas masalah tersebut

kemudian memberikan solusinya untuk menyusun Tugas Akhir.

2. Tujuan dan Manfaat Magang Kerja

a. Tujuan Magang Kerja

1) Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

2) Membuka peluang untuk memperoleh pengalaman kerja bagi setiap

mahasiswa.

3) Membentuk mahasiswa menjadi SDM yang siap secara fisik, mental,

dan memiliki kemampuan dalam dunia kerja.

b. Manfaat Magang Kerja

1) Bagi Mahasiswa

a) Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu-ilmu

yang telah diperoleh selama berada di bangku perkuliahan.

b) Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa mengenai dunia

kerja.

2) Bagi Perusahaan

a) Perusahaan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa yang

melakukan magang kerja di perusahaan tersebut.

b) Adanya kritikan atau masukan yang dapat berguna bagi

perusahaan dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa.

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Waktu Pelaksanaan Magang Kerja

Tempat : PT. Iskandar Indah Printing Textile

Jalan Pakel No 9-11 Kerten, Laweyan

Surakarta, Jawa Tengah

Waktu : 02 Januari – 25 Januari 2014

4. Kegiatan Magang Kerja

Pada selama pelaksanaan kegiatan magang kerja, mahasiswa

diharuskan memakai pakaian rapi, sopan, dan memakai almamater UNS.

Kegiatan magang kerja dilakukan mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB

pada hari Senin-Jumat dan pukul 08.00 – 12.00 WIB pada hari Sabtu,

sedangkan untuk hari Minggu libur. Untuk jam istirahat pada hari Senin-

Kamis pada pukul 12.30 – 13.30 WIB, untuk hari Jumat pada pukul 12.45

– 13.45 WIB dan pada hari Sabtu tidak ada jam istirahat dikarenakan

masuk setengah hari kerja.

Peserta magang kerja ditempatkan pada dua bagian yaitu bagian

administrasi produksi dan administrasi gudang spareparts.

a) Bagian administrasi produksi

Pada 2 minggu pertama pelaksanaan magang, peserta magang

ditempatkan pada bagian administrasi produksi. Di bagian ini peserta

magang membantu karyawan di bagian administrasi produksi dalam

mencatat hasil produksi yang telah diproduksi oleh para tenaga kerja.

Selain mencatat hasil produksi, para peserta magang juga diberi tugas

untuk mencatat kain dalam kondisi cacat atau gagal produksi.

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada bagian administrasi produksi peserta magang disibukkan

dengan kegiatan mencatat hasil produksi dan bisa dibilang tidak ada

waktu luang, hal terebut dikarenakan proses produksi PT. Iskandartex

yang beroperasi selama 24 jam dalam sehari sehingga setiap saat selalu

ada laporan hasil produksi dari tenaga kerja..

b) Bagian administrasi gudang

Pada 1 minggu selanjutnya peserta magang melakukan pergantian

dengan kelompok kedua, yaitu pindah ke bagian administrasi gudang

sparepart. Pada bagian ini peserta magang membantu karyawan

mencatat peralatan dan suku cadang yang keluar dan masuk setiap

harinya. Selain itu para peserta magang juga mencatat suku cadang apa

saja yang stok (persediaan) tinggal sedikit atau habis sehingga dari

pihak perusahaan bisa segera memesan suku cadang yang baru kepada

produsennya.

Kegiatan magang di bagian administrasi gudang ini tidak begitu

sibuk, karena peserta magang hanya melakukan pencatatan jika ada

tenaga kerja yang meminta suku cadang saja.

C. Pembahasan

1. Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dalam dunia industri, dunia kerja, dan segala hal yang berkaitan

dengan pekerjaan pasti sangat erat hubungannya antara sumber daya

manusia dengan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja. Tidak ada

manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan dan tidak ada kondisi

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lingkungan kerja yang 100% aman dari bahaya kerja. Oleh karena itu

sistem keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting dalam dunia kerja.

PT. Iskandar Indah Printing Textile, sebuah perusahaan yang bergerak

di bidang tekstil yang kegiatan utamanya memproduksi kain grey telah

menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada kegiatan

produksinya. Para pimpinan PT. Iskandartex sangat menyadari betul

bahwa keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk diterapkan

dalam perusahaannya, bukan hanya tuntutan dari pemerintah dan

masyarakat tapi keselamatan dan kesehatan kerja juga untuk menjaga

keamanan sekaligus kinerja tenaga kerjanya dalam kegiatan produksi.

Karena dengan terjaganya keamanan dan kinerja para karyawan maka

proses produksi akan berjalan lancar dan diharapkan tujuan atau target

perusahaan dapat tercapai. Beberapa contoh tindakan perusahaan dalam

menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja tersebut antara lain

dengan membuat tata tertib secara tertulis yang ditempel di ruang produksi

dan beberapa poster tentang K3 yang dipasang di ruang produksi.

Tata terib keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di PT. Iskandar

Indah Printing Textile adalah sebagai berikut :

a. Dilarang merokok di tempat kerja.

b. Dilarang bekerja dibawah pengaruh minuman keras dan narkoba.

c. Wajib untuk memakai alat pelindung diri (APD) dan perlengkapan

kerja.

d. Dilarang mengganggu pekerja yang sedang bekerja.

e. Dilarang melempar alat atau benda-benda kerja.

55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Namun yang terjadi di lapangan sistem keselamatan dan kesehatan

tersebut sangat diacuhkan oleh para tenaga kerja, sesuai dengan hasil

observasi yang telah dilakukan peneliti terdapat banyak tenaga kerja yang

masih tidak disiplin dalam menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan

kerja yang sudah diterapakan oleh perusahaan. Beberapa tindakan

ketidakdisiplinan para tenaga kerja dalam menjalankan sistem keselamatan

dan kesehatan kerja, antara lain :

a. Tidak memakai masker untuk menutupi mulut dan hidung dari debu,

kapas, dan uap ruangan produksi.

b. Tidak memakai penutup telinga untuk mengurangi kebisingan dari

suara mesin.

c. Tidak memakai sarung tangan untuk melindungi tangan saat

mengoperasikan mesin, mengambil peluru, memeriksa benang.

Ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh para tenaga kerja tersebut bisa

dibilang nekat dan tidak peduli dengan resiko kecelakaan kerja yang bisa

saja terjadi suatu hari nanti, padahal dari data kecelakaan kerja yang

berhasil peneliti peroleh terdapat beberapa tenaga kerja yang mengalami

kecelakaan kerja pada saat melakukan proses produksi, salah satu contoh

kecelakaan kerja yang pernah terjadi tersebut adalah jari tangan salah satu

tenaga kerja terpotong terkena mesin tenun karena tidak berhati-hati dan

tidak memakai alat pelindung diri. Namun tetap saja para tenaga kerja

tidak peduli dengan kasus kecelakaan kerja yang pernah terjadi dan

mereka tetap tidak disiplin dalam menerapkan sistem keselamatan dan

kesehatan kerja.

56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada manajer dan

beberapa karyawan terkait sistem K3 ini, ada perbedaan jawaban atau

penilaian antara manajer dan karyawan. Para manajer beranggapan bahwa

sistem keselamatan dan kesehatan kerja tersebut selalu dijaga dan diawasi

tapi karyawannya saja yang acuh atau tidak peduli terhadap peraturan

keselamatan kerja tersebut. Sedangkan dari hasil wawancara dengan

tenaga kerja mereka tidak disiplin dalam menjaga keselamatan kerja

karena dari pihak perusahaan tidak menyediakan alat pelindung diri secara

rutin dan terkesan cuek terhadap kondisi lingkungan kerja yang tidak

kondusif, tidak nyaman, pengap, licin, dan bising. Selain itu para tenaga

kerja juga beranggapan bahwa fasilitas dan perlengkapan terkait

keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan atau diberikan oleh

perusahaan sangat kurang.

Para manajer sebenarnya sadar dan melihat dengan mata kepala

sendiri tentang ketidakdispilinan para karyawan dalam menerapkan sistem

keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, namun dari pihak perusahaan

atau manajer terkesan cuek dan tidak melakukan tindakan seperti menegur

atau memberi surat peringatan terhadap para tenaga kerja yang tidak

menerapkan sistem K3. Tidak hanya dari pihak perusahaan yang cuek, tapi

dari pihak tenaga kerja yang diwakili oleh serikat pekerja terkesan tutup

mata dan takut untuk melapor kepada pimpinan tentang ketidakdispilinan

dalam menerapkan sistem K3 sehingga ada beberapa saran dan kritik dari

beberapa tenaga kerja yang tidak tersampaikan kepada pimpinan

perusahaan.

57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Faktor-faktor Penyebab Bahaya Kerja

Bahaya kerja merupakan suatu situasi atau aktivitas yang berpotensi

bisa menyebabkan kecelakaan dalam bekerja yang bisa menimbulkan

cidera dan terkena penyakit akibat kerja.

Dalam proses produksi pada PT. Iskandartex ada beberapa faktor yang

dapat menyebabkan terjadinya bahaya kerja, antara lain :

a. Faktor bahaya biologi

Faktor bahaya biologi merupakan bahaya kerja yang disebabkan

jamur, bakteri, atau virus. Karena mesin-mesin yang beroperasi di PT.

Iskandartex merupakan mesin lama yang sudah tidak diproduksi lagi

sehingga mesin-mesin yang ada terlihat sangat kotor dan bisa saja

banyak bakteri atau jamur yang menempel pada body mesin yang dapat

menyebabkan para tenaga kerja terkena penyakit akibat kerja akibat

dari memegang atau menyentuh mesin-mesin tersebut.

b. Faktor bahaya kimia

Faktor bahaya kimia merupakan bahaya kerja yang ditimbulkan

akibat adanya uap, zat, debu, atau cairan-cairan berbahaya yang mudah

terbakar dan meledak yang digunakan dalam proses produksi.

PT. Iskandartex sebagai perusahaan tekstil pasti menggunakan

bahan-bahan zat berbahaya dalam proses pewarnaan sehingga jika ada

tenaga kerja yang tidak memakai alat pelindung tangan bisa saja terkena

zat-zat berbahaya yang terkandung dalam bahan baku tersebut. Selain

itu bahan-bahan yang digunakan tersebut mudah terbakar sehingga

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sangat rawan jika disalahgunakan atau tenaga kerja tidak ahli dalam

memproses bahan-bahan tersebut.

c. Faktor bahaya fisik atau mekanik

Faktor bahaya fisik atau mekanik merupakan bahaya kerja yang

disebabkan oleh infrastruktur, mesin, alat-alat berat, ruangan yang

sempit, radiasi, kebisingan, suhu ruangan. Kondisi lingkungan kerja

yang ada di PT. Iskandartex sangat tidak kondusif, tidak nyaman, dan

tidak bersih sehingga sangat besar potensinya menyebabkan bahaya

kerja. Kondisi ruangan produksi sangat bising, suhunya sangat panas,

serta jarak antar mesin juga sempit sehingga tenaga kerja bisa saja tidak

nyaman dalam bekerja dan jika tidak hati-hati bisa menyebabkan

kecelakaan kerja.

d. Faktor bahaya biomekanik

Faktor bahaya biomekanik adalah bahaya kerja yang ditimbulkan

akibat posisi kerja yang tidak baik, gerakan kerja yang berulang-ulang,

pengangkutan barang secara manual tanpa bantuan mesin, dan desain

tempat kerja. Dalam proses produksi para tenaga kerja di PT.

Iskandartex berdiri kurang lebih selama 7 jam untuk menjaga dan

mengawasi pengoperasian mesin-mesin dan juga mengganti peluru di

mesin tersebut sehingga jika dilihat dari posisi kerjanya sangat tidak

bagus karena kekuatan kaki akan dipaksakan untuk berdiri selama itu

dan itu bisa menyebabkan seseorang mudah lelah, selain itu ada

beberapa bagian pekerjaan yang dilakukan secara manual seperti

memindahkan gulungan benang yang berat ke bagian atau ruangan lain.

59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Evaluasi dan Perbaikan Penerapan Sistem K3

Dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti jelas bahwa

penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Iskandar Indah

Printing Textile sangat kurang, terbukti dari ketidakdisiplinan para tenaga

kerja dalam menggunakan APD dan sikap cuek para manajer dalam

mengawasi dan memberikan teguran kepada para tenaga kerja yang tidak

disiplin mematuhi sistem keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu juga

tidak lengkapnya fasilitas dan perlengkapan yang menunjang

terlaksananya sistem K3 yang baik.

Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi serta perbaikan sistem

keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Iskandartex, beberapa tindakan

atau strategi perbaikan tersebut antara lain :

a. Pembentukan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau

organisasi panitia pembina K3

Di perusahaan PT. Iskandartex tidak adanya manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga untuk melakukan

pengawasan atau monitoring penerapan sistem keselamatan dan

kesehatan kerja perlu dibentuk Manajemen Sistem Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Dengan begitu sistem K3 ini akan lebih terjaga dan

terawasi dengan baik, selain itu harus ada tim pengawas keselamatan

dan kesehatan kerja di berbagai level atau bagian kerja agar sistem K3

tersebut dapat dirasakan dan ditaati oleh semua level kerja mulai dari

tingkat atas sampai tingkat bawah.

60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja

Kemudian harus dilakukan sosialisasi tentang keselamatan dan

kesehatan kerja kepada seluruh sumber daya manusia yang ada di PT.

Iskandartex secara rutin agar sumber daya manusia yang bekerja di PT.

Iskandartex ini sadar akan pentingnya menjaga keseleamatan dalam

bekerja. Karena dengan kesadaran masing-masing itulah yang dapat

mengubah perilaku masing-masing dalam menaati dan menjalankan

sistem K3 dengan lebih baik.

c. Perlengkapan keselamatan kerja dan alat pelindung diri

Pihak perusahaan atau manajer seharusnya memberikan atau

menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja.

Perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut antara lain

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1
Perlengkapan Keselamatan Kerja

Perlengkapan Keselamatan
Kegunaan
Kerja
1. Alat pemadam 1. Untuk memadamkan api jika terjadi
kebakaran (APAR) kebakaran di perusahaan

2. Alarm kebakaran 2. Tanda peringatan jika terjadi


kebakaran agar para tenaga kerja
bisa secepat mungin menyelamatkan
diri atau memadamkan sumber api

3. Kotak P3K yang berisi 3. Sebagai tindakan pertolongan


obat-obatan, perban, pertama kepada tenaga kerja jika
obat merah, dan terjadi kecelakaan
perlengkapan medis
lainnya
Sumber : Buku Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Sumardiyono dan Widyaningsih, 2009)

61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.2
Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri Kegunaan

1. Pelindung kepala
- Helmet - Melindungi kepala dari benturan
- Hair Cap benda-bendar keras
- Melindungi rambut agar tidak
terjerat mesin

2. Pelindung mata dan wajah


- Googles - Melindungi mata dari debu yang
- Face Shield berterbangan atau percikan zat
cair yang berbahaya
- Melindungi mata dari radiasi
cahaya yang berlebihan

3. Pelindung telinga
- Ear Plug - Melindungi telinga dari suara
- Ear Muff mesin yang bising

4. Pelindung mulut dan


pernafasan
- Masker - Melindungi mulut dan saluran
- Air Purifying Respirator pernafasan dari debu yang
berterbangan dan uap di dalam
ruangan produksi

5. Pelindung tangan dan kaki


- Sarung tangan yang - Melindungi tangan dari cairan
terbuat dari bahan bahan-bahan kimia yang
asbistos, kulit, kain berbahaya
wool, dan serat kevlar - Melindungi tangan atau kaki
- Sepatu safety atau sepatu agar tidak terluka terkena mesin
boots yang sedang bekerja
- Melindungi tangan atau kaki
dari kotoran dan bakteri yang
menempel pada peralatan
produksi dan lantai ruangan

Sumber : Buku Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(Sumardiyono dan Widyaningsih, 2009)

62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Perawatan mesin dan ruangan kerja

Selain mengawasi penerapan sistem keselamatan dan kesehatan

kerja, sosialisasi, serta memberikan perlengkapan kesehatan dan

keselamatan kerja juga harus adanya tindakan menjaga kondisi

lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja juga dapat berpotensi

menyebabkan penyakit akibat kerja sehingga perlu adanya kegiatan atau

tindakan untuk merawat mesin maupun ruangan kerja. Selain untuk

melindungi umur dari aset-aset perusahaan, tindakan perawatan tersebut

juga dapat menjaga kondisi kesehatan para tenaga kerja di PT.

Iskandartex. Dan dengan adanya perawatan mesin yang dilakukan

secara berkala maka dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

63

Anda mungkin juga menyukai