UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh:
ABSTRAK
Tujuan
Setiap lingkungan kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan serta potensi bahaya
yang tinggi. PT. Igasar merupakan perusahaan yang memproduksi beton jadi dan
beton cetak. Berdasarkan data kecelakaan kerja PT. Igasar terjadi 13 kasus
kecelakaan selama 5 tahun terakhir. Potensi bahaya yang terdapat berupa kebisingan,
bahan mudah terbakar, debu, arus listik dan kejatuhan material. Salah satu upaya
preventif dalam mencegah berbagai risiko kecelakaan kerja yaitu dengan
melaksanakan manajemen risiko. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis risiko di bagian produksi PT. Igasar Kota Padang tahun 2019.
Metode
Desain penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini berlangsung pada Januari-Juni
2019. Analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan metode
HIRADC. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara,
observasi lapangan, dan telaah dokumen, Informan yang dipilih sebanyak 8 orang
menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil
Hasil identifikasi didapatkan sumber bahaya berasal dari kendaraan wheel loader,
alat stone crusher, alat batching plan, mesin cetak hollow brick RH5 dan mesin
cetak paving block KY. Penilaian risiko bagian produksi terbagi atas 3 risiko sangat
tinggi, 31 risiko tinggi, 14 risiko sedang, dan 1 risiko rendah. Pengendalian yang
telah diterapkan adalah penggunaan APD, pemeriksaan mesin, pemasangan rambu
K3, dan APAR.
Kesimpulan
Terdapat 8-12 sumber bahaya pada tiap tahapan produksi. Penilaian risiko pada tiap
bagian produksi umumnya berisiko tinggi. Pengendalian risiko belum terlaksana
dengan baik. Maka disarankan kepada perusahaan untuk meningkat pelatihan pada
pekerja seperti pelatihan mengenai K3, dan pelatihan terhadap operator serta
pengawasan dalam penegakan K3 di lingkungan kerja.
i
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
ANDALAS UNIVERSITY
ABSTRACT
Objectives
Every workplace has a risk of accidents and high potential hazards. PT. Igasar is a
company that produces ready mix concrete and printed concrete. Based on data
accident occured during production process as much 13 accidents in the last 5 years.
Potential hazards include noise, combustible materials, dust, electric current and
material fallout. One preventive effort in preventing various risks of workplace
accidents is by implementing risk management. So that this study aims to analyze the
risks in the production division of PT. Igasar Padang City in 2019.
Method
Design of this study is qualitative. This research that held on in January until June
2019. The risk analysis of occupational health and safety used the HIRADC method.
The techniques for collecting data were interview, occupational observation, and
document analysis. Informant of this research consist of 8 people that were
determined by purposive sampling technique.
Results
The identification results obtained from the source of danger came from vehicle
wheel loaders, stone crusher tools, batching plan tools, RH5 hollow brick molding
machines and KY paving block machines. Production risk assessment is divided into
3 very high risks, 31 high risks, 14 moderate risks, and 1 low risk. The controls that
have been implemented are the use of PPE, inspection of machines, installation of
K3 signs, and APAR.
Conclusion
There were 8-12 sources of danger at each stage of production. Risk assessment in
each part of production is generally high risk. Risk control has not been implemented
properly. So it is advisable for companies to increase training for workers such as
HSE training, and training for operators and supervision in HSE enforcement in the
workplace.
Bibliography : 40 (1970-2017)
Keywords : Risk Analysis, HIRADC, Occupational Safety and Health
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
menyelesaikan pendidikan.
Dalam penyusunan proposal ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM, PhD selaku Dekan Fakultas Kesehatan
2. Ibu Ade Suzana Eka Putri, SKM, M.Comm Health Sc, PhD selaku ketua
3. Bapak Dr. Nopriadi, SKM, M.Kes sebagai pembimbing satu yang telah
4. Ibu Septia Pristi Rahmah, SKM, MKM, sebagai pembimbing dua yang telah
5. Bapak Yudi Pradipta, SKM, MPH, selaku pembimbing akademik yang telah
iii
6. Bapak Luthfil Hadi Anshari, SKM, M.Sc dan Ibu Putri Nilam Sari, SKM,
M.Kes. selaku penguji yang telah memberikan saran dan kritikan demi
7. Bapak dan Ibu dosen serta staff Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
8. Teristimewa kepada Ibu, Ayah, Adik dan semua keluarga yang telah
memberikan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil dalam
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik unutk perbaikan di masa
mendatang. Akhir kata, semoga proposal ini dapat diterima dan bermanfaat. Aamiin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PENGESAHAN
ABSTRAK ............................................................................................................... i
v
2.2 Kecelakaan Kerja ............................................................................................8
vi
BAB 4 : HASIL ......................................................................................................34
vii
5.2.2 Penggilingan Material ............................................................................. 63
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7 Identifikasi Bahaya Kerja di Bagian Produksi Beton Cetak ...................... 47
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1 : PENDAHULUAN
bahaya yang tinggi. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, serta
Disamping itu, semakin tinggi tingkat teknologi yang digunakan, maka semakin
tinggi pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh tenaga kerja agar
dapat mengurangi dampak negatif bagi manusia dan dapat menghindari terjadinya
kecelakaan.(1)
menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko kecelakaan kerja dan
bahaya yang dapat terjadi baik mental, fisik, maupun emosional terhadap para
mengendalikan sumber bahaya, maka sumber bahaya harus ditemukan dan dilakukan
kerja yaitu suatu kejadian yang tidak terduga sebelumnya dan tidak dikehendaki,
yang mengacaukan proses yang telah diatur dan dapat menimbulkan kerugian baik
korban manusia maupun harta benda. Oleh karena itu, untuk mengurangi terjadinya
risiko yang telah diketahui sebelumnya melalui rencana analisis risiko dan lainnya
untuk meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin terjadi. Oleh karena itu
1
2
meningkatkan produktivitas.(3)
sejak awal kegiatan dan diseluruh bagian perusahaan. Salah satu teknik analisa yang
yang ada di tempat kerja dengan berbagai tingkat keparahan. HIRADC menganalisa
34% adalah penyakit kanker, 25% kecelakaan, 21% penyakit saluran pernapasan,
15% penyakit kardiovaskuler, dan 5% yang disebabkan oleh faktor lainnya. Pada
situs ini juga disebutkan bahwa: “Setiap 15 detik seorang pekerja meninggal dari
kecelakaan kerja atau penyakit. Setiap 15 detik 153 pekerja mengalami kecelakaan
yang berhubungan dengan pekerjaan. Setiap hari lebih dari 2,78 juta kematian per
tahunnya akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Selain itu sekitar 374
juta jumlah kecelakaan yang terjadi pada pekerja per tahunnya, banyak dari
dan Bunniati tahun 2017 tentang Analisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Control (HIRARC) pada Area Produksi PT. Chungsung Kota Palu didapatkan bahwa
3
3 risiko tergolong risk level high, 3 risiko tergolong medium dan 1 risiko tergolong
low. Hal tersebut diakibatkan oleh unsafe action dan kelalaian dari operator dalam
penggunaan APD.(8)
2017 tentang Analisis Risiko Pekerjaan pada bagian produksi dengan metode
HIRARC di Perusahaan Karet PT. BHB Kota Padang didapatkan hasil bahwa
penilaian risiko pada bagian produksi terbagi atas 14 risiko tinggi. 71 risiko sedang,
dan 1 risiko rendah. Pengendalian yang telah diterapkan yaitu berupa penggunaan
PT. Igasar merupakan salah satu perusahaan yang terafiliasi dengan PT.
Semen Padang dengan kegiatan usaha bidang distributor semen, transportasi dan alat
berat, industri bahan bangunan berbasis semen (ready mix dan beton cetak), dan
general contraktor. PT. Igasar memproduksi beton jadi dan beton cetak, beton cetak
terdiri dari hollow brick dan paving block. Kapasitas produksi yang dimiliki oleh PT.
Igasar pada beton jadi yaitu 2500 m3/bulan, sedangkan beton cetak yaitu dengan
hollow brick 1200 pcs/hari, dan pavin block 2000 pcs/hari. Adapun tahapan
pekerjanya mencapai 135 orang yang tersebar di 9 bagian baik shift harian maupun
bulanan. (10)
Proses produksi di PT. Igasar menggunakan batching plant dan beberapa alat
pendukung lainnya. Risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi diakibatkan oleh
potensi bahaya diantaranya berupa kebisingan, bahan mudah terbakar, debu, arus
listrik, dan kejatuhan material. Dampak dari risiko yang ada yaitu berupa luka, patah
anggota tubuh, luka bakar di anggota tubuh, dll. PT. Igasar telah dilakukan audit
4
SMK3 semenjak tahun 2017 dan telah mendapatkan setifikat medali perak. Agar
semua proses produksi dapat berjalan dengan lancar perlu didukung oleh budaya
kerja yang sehat dan aman. Oleh karena itu salah satu upaya preventif yang dapat
dilakukan oleh PT. Igasar dalam mencegah berbagai risiko kecelakaan kerja yaitu
HIRADC tetapi masih belum berjalan dengan baik karena masih adanya kecelakaan
kerja yang terjadi. Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan di PT. Igasar
didapatkan data kejadian kecelakaan kerja di PT. Igasar pada tahun 2017 yaitu
sebanyak 3 kasus, yaitu berupa terpeleset, jatuh, dan tertimpa sehingga menyebabkan
pekerja mengalami cidera, luka, bahkan patah tangan. Sedangkan hingga bulan Maret
tahun 2018 didapatkan baru satu kasus kecelakaan kerja yaitu berupa accu mobil
yang meledak sehingga menyebabkan muka dan mata pekerja terkena air aki. Upaya
pencegahan bahaya yang telah dilakukan oleh PT. Igasar yaitu berupa penggunaan
APD, tetapi masih belum mencukupi untuk semua pekerja yang ada. Hal yang
menjadi perhatian peneliti adalah walaupun telah memiliki sertifikat SMK3, tetapi
manajemen risiko pada PT. Igasar masih belum berjalan dengan baik.
SMK3 serta telah menerapkan kebijakan mengenai K3, namun angka kecelakaan
kerja menunjukan fakta bahwa potensi bahaya serta risiko kecelakaan kerja masih
cukup tinggi sehingga masih perlu dikaji lagi sehingga bisa ditemukan upaya dan
solusi yang tepat sasaran agar angka kecelakaan kerja bisa menurun dan mencapai
zero accident. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
analisis risiko pekerjaan pada bagian produksi dengan metode HIRADC di PT.
Igasar.
5
penilaian risiko dan pengendalian risiko menggunakan metode HIRADC pada bagian
tahap pekerjaan di area produksi PT. Igasar mulai dari pengumpulan bahan
sumber bahaya yang mungkin timbul dari segala kegiatan yang dilakukan
PT. Igasar.
Igasar.
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Institusi
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi
3. Bagi Peneliti
kerja yang aman dan tentram bagi para pekerja di tempat kerja. Keselamatan kerja
juga merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan seperti cacat dan
perlindungan tenaga kerja adalah salah satu segi penting dari perlindungan tenaga
kerja.(11)
maupun sosial dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun
dari bahya selama melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja sangat bergantung pada
mencakup aspek fisik, mental dan sosial untuk kesejahteraan seluruh pekerja di
tempat kerja.(13)
Maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja yaitu suatu
7
8
2. Menjamin bahwa sumber produksi yang ada di tempat kerja dapat digunakan
nasional.
terkendali, dan tidak dikehendaki pada saat bekerja. Kecelakaan kerja atau
kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja
dengan perusahaan, atau kecelakaan yang terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau
dan tidak diharapkan, baik kecelakaan yang diakibatkan langsung oleh pekerjaan
maupun kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Adapun,
9
sebanyak 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian (unsafe human acts) dan
kesalahan manusia (human error) yang meliputi faktor usia, jenis kelamin,
lingkungan. (16)
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta beberapa kerugian lainnya. (12) Ada
kesalahan manusia, perilaku atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan dan
kondisi tidak aman atau tindakan tidak aman yang merupakan faktor utama
dalam urusan kecelakaan kerja. Teori ini memberikan dasar untuk langkah-
Faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja ialah faktor pekerjaan dan
disebabkan oleh 88% perilaku tidak aman (unsafe act), 10% kondisi tidak aman
lingkungan dan penyakit. Teoti ini juga cocok untuk mempelajari hubungan
terperinci.(19)
William Haddon tahun 1970, matriks ini melihat faktor yang berhubungan
dengan atribut pribadi, vektor atau agen atribut, dan atribut lingkungan sebelum,
tentang mengevaluasi kepentingan relatif dari faktor yang berbeda dan intevensi
desain.
Mencegah cedera (Kesepuluh item yang sering disebut “Strategi Haddon”). Beberapa
cara yang mungkin dilakukan untuk mencegah cidera meliputi berbagai tahapan,
yaitu:(19)
kerusakan;
1. Faktor Manusia
kecelakaan, ketidak cocokan fisik maupun mental, serta penggunaan alat yang
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yaitu berupa mesin yang tidak dilengkapi oleh alat
pelindung, alat pelindung yang tidak dipakai, serta alat-alat kerja yang rusak.
rumah tangga seperti rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku, dan
letak alat kerja yang tidak pada tempatnya. Ventilasi yang tidak sempurna
menimbulkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat kerja. Jenis bahaya
1. Bahaya Kimiawi
Bahaya kimiawi meliputi konsentrasi uap, gas, atau aerosol, dalam bentuk
debu atau fume yang berlebihan di lingkungan kerja. Para pekerja dapat terpajan oleh
bahaya kimiawi dengan cara inhalasi, absorbsi melalui kulit, atau dengann cara
mengiritasi kulit.
2. Bahaya Fisik
3. Bahaya Biologis
Bahaya biologis mencakup jamur, bakteri, parasit, serangga, virus dan lain-
lainnya yang terdapat di lingkungan kerja. Para pekerja dengan sanitasi perorangan
atau lingkungan yang buruk, dan kebersihan lingkungan kerja yang tidak memadai,
4. Bahaya Ergonomis
Bahaya ergonomis mencakup desain peralatan kerta, mesin, dan tempat kerja
yang tidak memadai, getaran, gerakan yang berulang-ulang secara berlebihan, posisi
tempat kerja.
5. Bahaya Psikologis
pekerjaan, beban tugas yang terlalu berat, tidak adanya shift kerja, lembur kerja,
risiko yang telah diketahui sebelumnya melalui rencana analisis risiko dan lainnya
untuk meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin terjadi. Oleh karena itu
OHSAS 18001.(3)
pengelolaannya, tingkat risiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau rendah
sampai ke tahap yang paling berat atau tinggi. Melalui analisis dan evaluasi potensi
bahaya dan risiko, diupayakan tindakan minimalisasi atau pengendalian agar tidak
terjadinya bahaya atau paparan dengan keparahan dari cidera atau gangguan
kerugian
terjadi kegagalan.
lain.(3)
penilaian risiko dari bahaya tersebut dan membuat program pengendalian bahaya
agar dapat diminimaliris tingkat risikonya ke yang lebih rendah dengan tujuan
2. Identifikasi bahaya
3. Penilaian risiko
4. Pengendalian risiko
mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya
atau pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya, maka risiko tidak dapat
dijalankan.(4)
merupakan suatu cara untuk mencari dan mengenali terhadap semua jenis kegiatan,
alat, produk dan jasa yang dapat menimbulkan potensi cidera atau sakit yang
bertujuan dalam upaya mengenali dampak negatif risiko yang dapat mengakibatkan
kerugian aset perusahaan, baik berupa manusia sebagai tenaga kerja, material, mesin,
1. Membuat daftar semua objek (mesin, peralatan kerja, bahan, proses kerja,
memperhatikan:(16)
4. Bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bahwa penilaian risiko adalah proses
untuk menetapkan besar kecilnya suatu risiko yang telah diidentifikasi sehingga
Risiko adalah kemungkinan kerugian dari suatu bahaya yang dapat terjadi
pada periode waktu tertentu. Tingkat risiko merupakan hasil kombinasi antara
Risiko bisa dilihat dari berbagai cara dalam menganalisis risiko tersebut
likelihood (L) dan severity (S) dalam sebuah bahaya yang spesifik. Secara matematis
Risk = L x S
L = likelihood
S = severity
berapa lama seorang tenaga kerja terpapar potensi bahaya. Dengan demikian daat
dibuat keputusan tentang tingkat kekerapan kecelakaan atau sakit yang terjadi untuk
setiap potensi bahaya yang diidentifikasi. Penentuan tingkat keparahan dari suatu
kecelakaan juga memerlukan suatu pertimbangan tentang berapa banyak orang yang
ikut terkena dampak akibat kecelakaan dan bagian-bagian tubuh mana saja yang
Proses penilaian risiko ini dilakukan untuk menilai tingkat risiko kecelakaan
atau cidera dan sakit dengan melihat tabel pembanding likelihood dan severity.
sering dan berapa lama seorang tenaga kerja terpapar potensi bahaya. Kemudian
pertimbangan atas berapa banyak orang yang ikut terkena dampak akibat kecelakaan
dan bagian-bagian tubuh mana saja yang dapat terpapar potensi bahaya. Kemudian
likelihood dan severity, selanjutnya dapat ditentukan tingkat risiko dari masing-
Severity (S)
Likelihood (L) 1 2 3 4 5
5 5 10 15 20 25
4 4 8 12 16 20
3 3 6 9 12 15
2 2 4 6 8 10
1 1 2 3 4 5
21
tingkat risiko sehingga didapatkan tingkat risiko dari suatu pekerjaan atau
lingkungan kerja. Selanjutnya menentukan skala prioritas risiko untuk setiap potensi
bahaya yang telah diidentifikasi dalam upaya menyusun rencana pengendalian risiko.
Risiko Deskripsi
10-25 Extreme (sangat tinggi)
4-10 High (Tinggi)
3-6 Moderate (Sedang)
1-4 Low (Rendah)
mengatasi risiko yang diteukan oleh penulis. Risiko tingi memerlukan penanganan
diabaikan.
Tingkat pengendalian terhadap bahaya yang ada harus dilakukan sesuai dengan
a. Eliminasi
melindungi pekerja.
22
b. Substitusi
berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya atau yang tidak berbahaya
sama sekali.
2. Engineering Control
a. Redesign
Perombahan dalam bentuk desain bisa dilihat dari bundar menjadi lonjong atau
semacamnya.
b. Isolation
Jika suatu bahaya tidak dapat dieliminasi maka bahaya tersebut dapat
diisolasi atau dijauhkan dari pekerja. Sebagai contoh ruangan yang terlindung
kimia beracun.
c. Automation
d. Barriers
adalah penghalang khusus yang dapat mencegah timbulnya vedera mata akibat
e. Absorption
f. Dilution
melalui pengenceran atau aliran listrik. Sebagai contoh adalah aliran udara yang
3. Administrative Control
tertentu.
pekerja terpapar dengan bahaya atas bantuan pelatihan yang telah dilewati oleh
c. Job rotation
Rotasi kerja dapat mengurangi waktu para pekerja yang terpapar dengan
pergerakan otor repetitif dapat dicegah. Proses kerja ditempat bising dapat
dapat dihindari.
e. Hygiene
mungkin bisa terbawa oleh pekerja ke rumah dan keluarganya. Seperti baju yang
dipakai ke tempat kerja dipisah dengan baju kerja yang mungkin mengandung bahan
toksik.
APD adalah cara pengendalian lain yang apabila cara lain tidak
memungkinkan dan ketika proteksi tambahan diperlukan. Para pekerja harus dilatih
dan untuk menggunakan dan memelihara APD. Pemeliharaan harus dilakukan untuk
memastikan bahwa alat tersebut bekerja dengan semestinya. Jika tidak, APD dapat
25
26
2. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi lapangan serta menggunakan formulir HIRADC.
2.7 Kerangka Teori
Berdasarkan teori manajemen risiko AS/NZS 4360:2004 maka dikembangkan
Manajemen Risiko
K M
O
Ruang Lingkup O
M N
U I
N T
K O
A Identifikasi Risiko R
S I
I N
G
&
Analisis Risiko
&
K
O R
N E
S Evaluasi Risiko V
U I
L E
T
W
A
S Pengendalian Risiko
I
27
2.8 Alur Pikir
Alur pikir dalam penelitian merupakan prinsip dari HIRADC.
Identifikasi Bahaya
(Hazard Identification)
Identifikasi proses
produksi:
- pengumpulan dan
pemuatan material
- penggilingan material
- pengadukan
- produksi beton cetak
Pengendalian Bahaya
(Determining Control)
- Eliminasi
- Subtitusi
- Engineering control
- Adminidtrative
control
- Alat pelindung diri
28
BAB 3 : METODE PENELITIAN
faktor risiko yang dapat menjadi penyebab kecelakaan dan kemungkinan keparahan
yaitu bagian produksi beton jadi dan beton cetak PT. Igasar yang berlokasi di
yaitu informan tidak dipilih secara acak, tetapi ditentukan sendiri oleh peneliti
informan.
1. Informan Utama
Informan utama dalam penelitian ini yaitu pekerja yang bekerja langsung di
29
30
2. Informan Kunci
Informan kunci yaitu informan yang tidak terlibat langsung dengan pekerjaan
penelitian ini adalah kepala produksi sebagai pengawas bagian produksi PT.
Igasar.
3. Informan Pendukung
4. Alat tulis
5. Kamera
6. Kertas catatan
melakukan observasi terhadap peralatan yang digunakan, kondisi tempat kerja dan
31
tahapan produksi. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara terstruktur terhadap
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data perusahaan yaitu berupa profil perusahaan,
dokumen K3 perusahaan, data kecelakaan dan data pendukung lainnya yang tersedia
di PT. Igasar .
keabsahan data yang ada. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dan
objek penelitian.(26)
metode da sumber perolehan data baik berupa catatan resmi maupun arsip dan
b. Triangulasi metode, dilakukan dengan mengecek data kepada smber yang sama
a. Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan
dokumen
severity dari tiap risiko yang ditemukan sehingga bisa menentukan tingkatan risiko
dari suatu pekerjaan atau kondisi lingkungan pekerjaan pada bagian produksi PT.
data kecelakaan kerja, dan pengendalian yang sudah ada di PT. Igasar Kota Padang
Risk = L x S
L = likelihood
S = severity
dilengkapi dengan hasil wawancara. Penyajian data akan didukung dengan hasil
33
BAB 4 : HASIL
Padang Group. PT. Igasar terletak di Jl. Indarung, Lubuk Kilangan, Kota Padang,
Sumatera Barat yang didirikan pada 12 September 1974. PT Igasar memiliki total
luas area 15.000 m2, sedangkan luas area bagian produksi 6000 m2.
Sejarah PT. Igasar bermula dari proyek khusus PT. Semen Padang pada tahun
1971, arah dan tujuan proyek khusus ini semakin jelas setelah bentuknya dirubah
menjadi “Yayasan Igasar Semen Padang” dengan akte notaris No. 25. Yayasan ini
didirikan dengan dasar dan tujuan untuk membantu tugas PT. Semen Oadang
terutama dalam bidang sosial, budaya, dan ekonomi. Kegiatan komisi ekonomi dari
Yayasan Igasar ini berkembang terutama dalam hal pengangkutan semen. Melihat
prospek Yayasan Igasar Semen Padang ini, maka dirobahlah status komisi ekonomi
yang ada menjadi suatu Perseroan Terbatas (PT) yang resminya terbentuk pada
34
35
Kantor pusat PT. Igasar berada di dalam kawasan PT. Semen Padang.
Sedangkan bagian produksi PT igasar letaknya terpisah dari kantor pusat. Bagian
yang sangat banyak, untuk itu PT. Igasar juga memproduksi dan melayani
permintaan terhadap concrete panel, jasa alat berat, ready mix, real estate serta
perdagangan umum. Mulai tahun 2000 PT. Semen Padang mempercayai PT. Igasar
untuk mengelola bengkel pabrikasi dan konstruksi. Sekarang PT. Igasar memiliki
kegiatan usaha di bidang distributor semen, jasa transportasi dan rental alat berat,
industri bahan bangunan berbasis semen (Ready Mix dan beton cetak), dan General
Contractor (kontraktor umum). nPT. Igasar memproduksi beton jadi dan beton cetak,
beton cetak terdiri dari hollow brick, dan paving block. (10)
jadi. PT. Igasar telah diaudit SMK3 sejak tahun 2017 dan telah mendapatkan
Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan sertifikasi ISO
9001 (Standarisasi Manajemen Mutu). Total pekerja pada PT Igasar pada tahun
Secara umum wheel loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat
material atau mengangkut material dari stockpail yang akan dimuat ke dalam
material dari stockpail ke atas dumptruck, mengisi hopper stone crusher, dan
batching plant. Penggunaan alat ini yaitu pada area yang datar.
Fungsi dari stock pail adalah untuk menyimpan bahan baku atau material
untuk pembuatan beton, seperti pasir, semen, dan kerikil. Stock pail terbagi
crusher berfungsi sebagai alat untuk memecahkan batu alam menjadi ukuran
yang lebih kecil sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan. Jenis stone crusher
yang digunakan di PT. Igasar yaitu jaw primery untuk pemecahan tahap pertama
37
dan jaw secondary untuk pemecahan tahap kedua. Hasil dari stone crusher yaitu
berupa abu batu dan split. abu batu nantinya akan digunakan untuk pembuatan
bagian dari batching plan yaitu: silo semen, belt conveyor, bin, storahe bin, dan
timbangan. Alat berat yang digunakan yaitu dump truck, wheel loader, cement
Produksi beton cetak di PT. Igasar terbagi atas 2 yaitu produksi hollow
sedangkan untuk pavingblock menggunakan mesin KY. Pada dasarnya tata cara
dengan jam kerja dimulai pada pukul 08.00 - 17.00 WIB. Terkecuali jika ada
tambahan pesanan sehingga pekerja dapat bekerja hingga hari Sabtu dan Minggu.
Jumlah karyawan PT. Igasar tahun 2019 yaitu 125 orang. Tenaga kerja yang terlibat
dalam operasional produksi ini berjumlah 40 orang dengan klasifikasi dan kualifikasi
tertentu.
Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat dilihat jumlah kasus kecelakaan kerja yang
terdapat pada bagian produksi PT. Igasar. Sedangkan hingga Bulan April 2019,
terdapat satu kecelakaan kerja yang terjadi pada bagian produksi. Jenis kecelakaan
kerja yang pernah terjadi yaitu terpeleset, jatuh, dan tertimpa, terjepit, accu mobil
Bahan baku dikumpulkan di area stock pail. Dimulai dari area stock pail
yang digunakan sehingga didapat kualitas serta kuantitas bahan baku yang
diinginkan. Pada area stockpail bahan baku ditumpuk dengan tumpukan yang
39
material di atasnya.
2. Penggilingan material
tahap penggilingan material, ruangan operator atau pekerja berada lebih tinggi
dari pada mesin stone crusher. Ruangan operator berada sama tinggi dengan
ke hopper bahan baku menggunakan mesin wheel loader. Lalu dari hopper
turun ke jaw primery (pemecah pertama), hasil dari jaw primery dibawa oleh
berupa abu batu,split I/II, lalu sisa dari feeder I masuk ke jaw secendary,
kembali. Keluarannya yaitu abu batu, split I/II, dan sisanya kembali ke jaw
secondary. Hasil dari stone crusher nantinya yaitu berupa abu batu akan
digunakan untuk ke beton cetak, sedangkan untuk split I/II untuk ke batching
plant.
3. Pengadukan material
Material yang dibutuhkan saat pengadukan yaitu pasir, split, semen, air, dan zat
adiktif. Operator atau pekerja bekerja pada sebuah ruangan yang terletak di
conveyor ke dalam truk mixer untuk proses pengadukan. Lalu saat proses
cetak. Produksi beton cetak menggunakan abu batu dan semen. Beton cetak yang
di produksi oleh PT. Igasar yaitu hollowbrick dan pavinblock. Proses pembuatan
produksi beton cetak yaitu pengeringan. Beton cetak diangkat dari mesin
hasil wawancara dan observasi lapangan mengenai bahaya dan risiko yang ada pada
informan terkait dengan bahaya dan risiko yang ada di bagian produksi PT. Igasar.
41
Kode
Jabatan Jenis Kelamin Umur Masa Kerja
Informan
Inf-1 Ahli K3 Laki-laki 46 tahun 14 tahun
Kepala bagian
Inf-2 Laki-laki 51 tahun 11 tahun
produksi
Seksi Operasional
Inf-3 Laki-laki 31 tahun 7 tahun
Produksi
Inf-4 Pekerja wheel loader Laki-laki 39 tahun 8 tahun
Inf-5 Pekerja stockpail Laki-laki 49 tahun 5 tahun
Inf-6 Pekerja batching plan Laki-laki 49 tahun 20 tahun
Inf-7 Pekerja hollow brick Laki-laki 45 tahun 10 tahun
Inf-8 Pekerja pavingblock Laki-laki 30 tahun 3 tahun
Sumber: Data Primer
pekerja, observasi lapangan dan telaah dokumen yang dapat menjadi sumber
masukan untuk mengetahui bahaya yang ada di bagian produksi PT. Igasar mulai
material berupa alat berat wheel loader dan tumpukan material. Sumber bahaya
tersebut diperoleh dari wawancara dengan pekerja, seperti yang diperoleh dari
informan berikut:
“....Yang paliang bahayo bana yang pacah selang os diak, kok kanai ka
muko jo badan bisa luko baka, soalnyo isinyo oli” (inf-4)
“... sumber bahaya di igasar ini ada ya, tapi untuk kecelakaan jarang terjadi.
Kita sudah mempunyai HIRADC yang diperbaharui setiap satu kali setahun. Kalau
di bagian stockpail paling bahayanya terjatuh atau tersandung...” (Inf-1)
42
menemukan bahaya berupa genangan air di stock pail. Jenis kecelakaan kerja yang
pernah terjadi di bagian stock pail berupa terluka yang mengakibatkan cidera ringan.
sebagai berikut:
Kegiatan /
Sumber Bahaya Dampak
Pekerjaan
Pengangkutan Kendaraan wheel a. Terkena jatuhan
material loader material
b. Terjatuh dari
kendaraan
c. Wheel loader
terguling
Debu dari material Gangguan Pernapasan
Beraktifitas di Ketinggian Terjatuh
area tinggi
Pelumasan mesin Penggunaan oli a. Sumber api dari
rembesan oli
b. Terpeleset
Pecah selang os Luka bakar karena oli
Aktifitas di Longsoran material Tertimpa material
semua area
Genangan air Terpeleset
Kebisingan akibat Gangguan pendengaran
mesin stone crusher
Sumber: Data Primer dan Data Sekunder
43
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada area stock pail terdapat 8 sumber
alat stone crusher dan material produksi. Sumber bahaya tersebut diperoleh dari
pernyataan yang disampaikan oleh informan, ditambah bahaya yang terdapat di stone
crusher berupa sumber arus listrik, kebisingan, debu, serta kejatuhan material.
Kegiatan /
Sumber Bahaya Dampak
Pekerjaan
Pemeliharaan Kebisingan Kehilangan pendengaran
mesin
Proses a. Material panas a. Tertimpa jatuhan material
penggilingan b. Benda berputar b. Terpapar debu mateial
material c. Tindakan tidak aman c. Terluka karena mesin
Pengecekan Arus listrik a. Pekerja tersengat arus listrik
mesin b. Konsleting listrik
c. Kebakaran
Semua a. Gempa bumi a. Tertimpa reruntuhan
kegiatan di b. Longsoran material b. Tertimpa longsoran material
sekitar area c. Genangan air c. Terpeleset
a. Ketinggian a. Terjatuh
b. Tindakan tidak aman b. Terjepit
Sumber: Data Primer dan Data Sekunder
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada bagian penggilingan bahan
menggunakan alat stone crusher terdapat 10 sumber bahaya dengan 12 risiko atau
dampaknya.
plan yaitu berupa kebisingan dari alat batching plan, genangan air di sekitar area,
“....Batching plan ko pakai zat adiktif, tapi lai ndk langsuang bakontak do,
pakai selang. Tu paliang banyak abu nyo, tapi lai diwajibkan pakai masker satiok
bakarajo” (Inf-3)
“....Kalau di batching plan paling ribut, tapi sudah biasa dan ada pakai
APD, ada baok tiok hari, bilo apo(tidak dipakai) di bukak kan. Tu bila konslet ini
besi semua kan, kalau konslet bahaya kita kan. tu alat bekonfeor kalau seandainya
ndak pas jalannya bisa material terbuang-buang,kena kita nanti kan” (Inf-6)
“...batching plan ni kita pakai bahan kimia ya, jadi bahayanya karna bahan
kimia, kalau kena ke kita bisa iritasi ke kulit dan mata kan... bising juga bisa jadi
bahayanya karna pengaman mesin belum ada tapi sudah dibuatkan programnya,
hanya saja belum jalan” (Inf-1)
45
lain berupa genangan air di sekitar area batching plan, jenis kecelakaan kerja yang
pernah terjadi di bagian pengadukan yaitu berupa terjepit karena mesin, konsleting
listrik.
Kegiatan /
Sumber Bahaya Dampak
Pekerjaan
Pemindahan Kendaraan wheel a. Wheel loader terguling
bahan/material loader b. Terjatuh dari kendaraan
a. Genangan air a. Mesin wheel loader
b. Debu tergelincir
b. Terpapar debu material
Pemuatan Arus listrik a. Konsleting listrik
material b. Pekerja tersengat arus
listrik
Tindakan tidak aman Tidak menggunakan APD
Zat kimia berbahaya Iritasi mata dan kulit
Pengadukan Kebisingan Terpapar saat berada di
material sekitar area
Material Tertimpa material
Stel akhir Tindakan tidak aman Tergelincir, tidak
menggunakan APD saat stel
akhir
46
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada bagian pengadukan material terdapat
terjepit, dan bangunan yang kurang layak. Seperti yang diperoleh dari informan
berikut:
“kalau sumber bahaya di bagian ko banyak yo, cuma lai jarang tajadi.
Misalnyo sling putus jadi kalau taimpok ka tangan bisa putuih tangan deknyo, tu
kalau ribuik ko penyesuaian se, kok sakali-sakali memang taraso ribuiknyo, tapi kok
lah tiok hari penyesuaian se lai diak, kalau abu emang ado, tapi dilua area ko, ndak
di area iko do.” (inf-7)
“bahayo nyo disiko paliang bangunan ko, lah lamo. Ndak ado diperbaiki,
jadi kok gampo bisa runtuah. tu iko becek dek bocor atoknyo jadi aia taganang bisa
tagaliciak.” (inf-8)
lain berupa tertimpa material serta debu yang ada di sekitar area karena pekerja yang
tidak menggunakan masker saat bekerja. Jenis kecelakaan kerja yang pernah terjadi
di bagian produksi beton cetak ini yaitu berupa terpeleset dan tangan terjepit.
Kegiatan / Sumber
Dampak
Pekerjaan Bahaya
Pengankutan Kebisingan Kehilangan pendengaran
material Sling putus Tertimpa hopper
(hopper)
Pemindahan Debu Gangguan pernapasan
material Alat (palu atau Terluka karena tidak
besi) menggunakan APD
Pengadukan Alat mixer Tangan terjepit karena mixer
material
Pencetakan Mesin press Tertimpa mesin press
Hasil cetakan Tertimpa hasil beton cetak
Pengangkutan Serpihan benda Terluka karena tidak
hasil beton cetak tajam menggunakan APD
Pemeliharaan Arus listrik Konsleting listrik
mesin
Aktifitas di Bangunan Tertimpa bangunan
sekitar area
Genangan air Tergelincir
Gempa Tertimpa bangunan dan Hasil
Produksi
Sumber: Data Primer dan Data Sekunder
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahya pada bagian produksi beton cetak terdapat
1. Bahaya Sumber bahaya di bagian Berdasarkan dokumen Berdasarkan hasil Terdapat beberapa bahaya pada
bagian stockpail berupa area identifikasi bahaya terdapat observasi ditemui bahaya area stockpail yaitu area, alat,
Stockpail kerikil, alat, dan mesin bahaya tertimpa, terjepit, lain berupa genangan air, mesin, ketinggian, genangan air,
yang kurang aman. tersandung, terluka ketinggian, oli, longsoran oli, longsoran material, dan
material dan kebisingan. kebisingan
Risiko Risiko kerja yang terdapat Risiko nya yaitu terluka, Dengan risiko berupa Risiko kerja berupa mesin
bagian pada bagian Stock pail patah, terkilir dan luka. terpeleset, terjatuh, tergelincir, pecah selang os, pekerja
StockPail yaitu mesin tergelincir Data kecelakaan kerja pada tertimpa longsoran terpeleset, terjatuh, tertimpa
kerikil, dan pecah selang tahun 2017 yang ada yaitu material, dan gangguan longsoran maetrial, dan gangguan
os. tertimpa material dengan pendengaran pendengaran
cidera luka di kepala
2. Bahaya Sumber bahaya di bagian Terjatuh, terjepit, Berdasarkan hasil Terdapat bahaya yaitu kebisingan,
bagian penggilingan yaitu berupa tersandung, terputar mesin, observasi yang ditemui mesin, material, debu, arus listrik,
Penggiling kebisingan, mesin, dan terputar belt conveyor. bahaya lain berupa sumber dan material.
an material. arus listrik, dan debu.
Risiko Risiko kerja yang terdapat Dengan risiko kematian, Dengan risiko berupa luka Risiko kerja berupa kebakaran,
bagian pada bagian penggilingan patah, terkilir, luka. bakar atau kebakaran, dan kehilangan pendengaran, gangguan
Penggiling yaitu kehilangan Data kecelakaan kerja pada gangguan pernapasan. pernapasan, dan tertimpa material
an pendengaran karena tahun 2017 yang ada yaitu
kebisingan, terluka, tangan terjepit
tertimpa material
3. Bahaya Sumber bahaya di bagian Bahaya terjatuh, tersandung Hasil observasi Bahaya yang ada yaitu berupa zat
bagian pengadukan yaitu berupa terkena zat kimia, dan menunjukan bahaya lain adiktif, , debu, kebisingan, mesin,
48
49
pengaduka penggunaan zat adiktif, konsleting berupa genangan air di konsleting listrik, genangan air di
n debu, kebisingan, mesin, sekitar areadan mesin sekitar areadan mesin wheel loader
dan konsleting listrik. wheel loader
Risiko Risiko kerja yang terdapat Risikonya yaitu patah, Risiko yang dapar terjadi Risiko kerja berupa terpapar zat
bagian pada bagian pengadukan terbakar, iritasi mata dan yaitu tergelincir, terjatuh, adiktif, kehilangan pendengaran,
pengaduka yaitu terpapar zat adiktif, kulit. serta mesin wheel loader gangguan pernapasan, kebakaran,
n kehilangan pendengaran, yang terguling atau tertimpa material, tergelincir,
gangguan pernapasan, dan tergelincir. terjatuh, serta mesin wheel loader
kebakaran. yang terguling atau tergelincir.
4. Bahaya Sumber bahaya di bagian Identifikasi bahaya yang ada Bahaya berupa debu, Bahaya yang ada berupa sling
bagian produksi beton cetak yaitu yaitu terjatuh, tersandung, material, tidak putus, mesin press, kebisingan,
produksi berupa sling putus, mesin konsleting menggunakan APD, dan bangunan, genangan air, debu,
beton press, kebisingan, arus listrik. material, tidak menggunakan APD,
cetak bangunan, dan genangan dan konsleting listrik.
air.
Risiko Risiko kerja yang terdapat Risikonya yaitu patah, Risiko kerja yang ada Risiko kerja berupa kehilangan
bagian pada bagian produksi terbakar, kebakaran berupa gangguan anggota tubuh, tertimpa mesin,
produksi beton cetak yaitu Data kecelakaan kerja yang pernapasan, tertimpa kehilangan pendengaran, tertimpa
beton kehilangan anggota tubuh, terjadi tahun 2019 yaitu material, terluka karena bangunan, tergelincir, gangguan
cetak tertimpa mesin, kehilangan tergelincir karena genangan tidak menggunakan APD, pernapasan, tertimpa material,
pendengaran, tertimpa air dan konsleting listrik. terluka karena tidak menggunakan
bangunan, dan tergelincir. APD, dan konsleting listrik.
4.3 Penilaian Risiko
Hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang didapatkan dari penelitian
observasi yang dilakukan oleh peneliti yang dapat dilihat pada tabel berikut:
penyimpanan material, diketahui bahwa terdapat 8 risiko tinggi dan 3 risiko sedang.
50
51
menggunakan alat stone crusher didasarkan pada observasi yang dilakukan oleh
penggilingan material, diketahui bahwa terdapat 2 risiko sangat tinggi yaitu pekerja
yang berhubungan dengan mesin dan longsoran material, sedangkan untuk risiko lain
menggunakan mesin batching plan didasarkan pada observasi yang dilakukan oleh
penggilingan material, diketahui bahwa terdapat 9 risiko tinggi, 4 risiko sedang dan 1
risiko rendah.
didasarkan pada observasi yang dilakukan oleh peneliti yang dapat dilihat dalam
tabel berikut:
beton cetak, diketahui bahwa terdapat 1 risiko sangat tinggi yaitu bahaya berupa
kebisingan karena pekerja yang tidak menggunakan APD, sedangkan untuk risiko
risiko tinggi, risiko sedang, dan risiko rendah. Berikut tabel upaya pengendalian risiko pada stockpail:
55
56
risiko sangat tinggi, risiko tinggi, risiko sedang, dan risiko rendah. Berikut tabel upaya pengendalian risiko pada bagian penggilingan
material:
risiko sangat tinggi, risiko tinggi, risiko sedang, dan risiko rendah. Berikut tabel upaya pengendalian risikonya yaitu:
risiko sangat tinggi, risiko tinggi, risiko sedang, dan risiko rendah. Berikut tabel upaya pengendalian risikonya yaitu:
material menggunakan mesin batching plan, serta produksi beton cetak. Pekerja yang
sediakan seperti: helm, sepatu safety, sarung tangan, dan masker serta mengikuti
instruksi kerja dalam setiap pekerjaan. Selain APD wajib, instruksi kerja dan SOP
PT. Igasar sudah memasang APAR pada beberapa area untuk mencegah jika suatuy
menggunakan masker selama di area, padahal area produksi sangat terpapar oleh
debu. Adapun yang menggunakan masker hanya sekedar penutup mulut dan hidung,
bukan masker yang bisa melindungi dari paparan debu. Peneliti merekomendasikan
inspeksi rutin mengenai keselamatan kerja di bagian produksi PT. Igasar untuk
59
60
bisa tergelincir karena bahan baku yang ada seperti kerikil, bahaya lainnya yaitu
pecahnya selang os yang bisa menyebabkan terjadinya iritasi dan luka bakar pada
dengan penggunaan APD berupa sepatu safety, helm, dan sarung tangan.
operator dan petugas pesawat angkat dan angkut, operator dan petugas harusnya
diberi arahan atau instruksi kerja serta pelatihan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja operator alat berat. Bagian produksi PT. Igasar telah menjalankan
pekerjaan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku, namun
pelatihan terhadap pakerja serta instruksi kerja masih belum terlaksana. Peneliti
debu dengan asumsi pekerja terpapar debu sehingga berdampak pada gangguan
pernapasan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Saiku Rokhim tentang
(PERSERO) Surabaya tahun 2013 dengan hasil menyatakan bahwa debu semen
memiliki risiko gangguan pernapasan bila tidak ada tindakan pengendalian. (34)
PT. Igasar telah mewajibkan pekerja untuk menggunakan masker pada saat
bekerja, tetapi masker yang digunakan terbuat dari kain, dan bukan masker yang
Area stockpail terletak di tempat yang cukup tinggi, bahaya ketinggian saat
beraktifitas di area stockpail dengan asumsi jika pekerja terjatuh saat berada di area
tinggi maka dampak yang dapat timbul berupa luka ringan. Sejalan dengan penelitian
oleh M.Fill Socrates tentang Analisis Risiko Keselamatan Kerja dengan Metode
HIRARC pada alat Suspension Preheter bagian Produksi Plan 6 PT. Indocement
Tunggal Prakarsa tahun 2013 yang menyatakan hasil analisis menunjukan terdapat
risiko cidera ringan hingga berat saat bekerja pada area tinggi.(36)
berupa penggunaan alat pelindung kaki dan kepala, untuk mengurangi risiko hingga
lebih rendah. PT. Igasar telah menyediakan APD seperti helm dan sepatu safety
tetapi terkadang pekerja masih enggan untuk menggunakannya dengan alasan kurang
nyaman. Peneliti merekomendasikan penggunaan sepatu safety dan helm safety saat
4. Pelumasan Mesin
Bahaya tumpahan oli dan bahan mudah terbakar di area stockpail dengan
asumsi pekerja jika kontak dengan api maka akan menyebabkan kebakaran sehingga
pecahnya selang OS yang berisi oli pada kendaraan wheel loader sehingga dapat
menyebabkan iritasi dan luka bakar pada pekerja. Sesuai dengan Permenakertrans
PT. Igasar telah memasang APAR di tiap bagian produksi, seperti di kantor
pengadukan material, dan ruangan pengawas produksi beton cetak, tetapi masih
tertimpa longsoran material dengan dampak luka ringan hingga berat. Serta bahaya
genangan air dengan asumsi pekerja dapat terpeleset dengan dampak luka ringan.
Sejalan dengan penelitian oleh Puti Antika tentang IPDK sebagai Upaya Pencegahan
Kecelakaan kerja di Unit Pembakaran dan Pendinginan PT. Semen Gresik Pabrik
Tuban Jawa Timur Tahun 2011 yang menyatakan hasil analisis menunjukan terdapat
serta genangan air di sekitar area, tetapi PT. Igasar telah mewajibkan penggunaan
APD seperti sepatu safety dan helm untuk pengendalian. Untuk mengurangi risiko
seperti helm dan sepatu safety, serta pembuatan rambu-rambu keselamatan kerja
terkait longsoran material dan genangan air, serta penyediaan kotak P3K yang
lengkap.
Bahaya kebisingan saat berada di area stockpail karena dekat dengan mesin
stone crusher yang bising dengan asumsi pekerja dapat terpapar bunyi yang sangat
No. 04 tahun 1985 tentang pesawat tenaga dan produksi pada pasal 5 menyebutkan
63
bahwa “semua alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dipasang, dan digunakan
yang ditimbulkan oleh mesin-mesin masih belum memadai karena masih dapat
pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala dan penggunaan peredam suara pada
mesin. Penggunaan alat peredam dapat mengurangi intensitas bunyi, meskipun pada
dasarnya bunyi tersebut tidak dapat dihilangkan.(39) Peneliti sependapat dengan hal
produksi PT. Igasar. Penyediaan earplug dan earmuff yang mencukupi, sesuai
menyediakan alat pelindung telinga, serta inspeksi rutin agar pekerja selalu
1. Pemeliharaan mesin
stone crusher dengan asumsi pekerja dapat terpapar bunyi yang sangat tinggi dengan
kesehatan pekerja secara berkala dan penggunaan peredam suara pada mesin.
dasarnya bunyi tersebut tidak dapat dihilangkan. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dr. Haryano Setiyo dan Sri Sumiyati bahwasanya setiap bahan
dengan karakteristik sound barrier bahwa memperbesar nilai transmission loss dapat
pada mesin produksi PT. Igasar. Penyediaan earplug dan earmuff yang mencukupi,
perusahaan menyediakan alat pelindung telinga, serta inspeksi rutin agar pekerja
2. Penggilingan material
Bahaya material panas dengan asumsi pekerja dapat tertimpa jatuhan material
yang sedang digiling dengan dampak luka ringan hingga sedang. Mesin juga
mesin yang memiliki dampak luka ringan hingga berat. Pada pekerjaan penggilingan
material, mesin-mesin yang digunakan diperiksa tiap satu sampai dua kali dalam
pengendalian bahaya.
Bahaya debu yang dihasilkan dengan asumsi pekerja terpapar debu sehingga
berdampak pada gangguan pernapasan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh
Saiku Rokhim tentang Penilaian Risiko terhadap Paparan Debu pada Perbaikan
bahwa debu semen memiliki risiko gangguan pernapasan bila tidak ada tindakan
pekerja bagian produksi PT. Igasar, tetapi masih terdapat pekerja yang tidak
3. Pengecekan Mesin
65
Bahaya yang ada saat pengecekan mesin yaitu bahaya arus listrik dengan
asumsi pekerja tersengat arus listrik saat mengoperasikan mesin sehingga dampaknya
yaitu luka bakar pada pekerja. Konsleting listrik juga dapat menyebabkan kebakaran,
bagian area produksi, tetapi masih belum terdapat hydrant. Oleh karena itu peneliti
pekerja dapat tertimpa longsoran material dengan dampak luka ringan hingga berat.
Serta bahaya genangan air dengan asumsi pekerja dapat terpeleset dengan dampak
luka ringan. Sejalan dengan penelitian oleh Puti Antika tentang IPDK sebagai Upaya
Gresik Pabrik Tuban Jawa Timur Tahun 2011 yang menyatakan hasil analisis
yang memiliki tumpukan material tinggi, PT. Igasar telah menerapkan pengendalian
berupa penggunaan APD, tetapi itu masih belum cukup untuk mengendalikan
dampak bahaya. Oleh karena itu untuk mengurangi risiko menjadi lebih rendah,
peneliti merekomendasikan untuk penggunaan APD wajib seperti helm dan sepatu
Gempa bumi juga menjadi potensi bahaya yang ada di area penggilingan
dengan asumsi pekerja akan tertimpa reruntuhan bangunan dan material sehingga
bisa menyebabkan dampak yang lumayan serius. Bahaya perilaku seperti pekerja
yang kurang hati-hati juga beresiko menimbulkan dampak seperti terjepit dan luka
ada yaitu kendaraan wheel loader bisa tergelincir karena bahan baku yang ada seperti
kerikil, bahaya lainnya yaitu pekerja terjatuh dari kendaraan wheel loader sehingga
menimbulkan dampak luka sedang hingga berat. Jalan yang tidak rata juga dapat
luka berat. Pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk menurunkan risiko yaitu
dengan penggunaan APD berupa sepatu safety, helm, dan sarung tangan. Peneliti
Bahaya genangan air dengan asumsi pekerja dapat terpeleset dengan dampak
luka ringan. Sejalan dengan penelitian oleh Puti Antika tentang IPDK sebagai Upaya
Gresik Pabrik Tuban Jawa Timur Tahun 2011 yang menyatakan hasil analisis
menunjukan terdapat risiko terpeleset di area dengan genangan air.(37) Genangan air
yang ada di area kendaraan wheel loader diakibatkan karena hujan dan kebutuhan
dump truck agar bisa berjalan di area berpasir. Dengan adanya genangan air itu,
67
membahayakan bagi pekerja dan juga bagi pengendara wheel loader. Untuk
penggunaan APD wajib seperti helm dan sepatu safety, serta pembuatan rambu-
Bahaya debu yang dihasilkan dengan asumsi pekerja terpapar debu sehingga
berdampak pada gangguan pernapasan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh
Saiku Rokhim tentang Penilaian Risiko terhadap Paparan Debu pada Perbaikan
bahwa debu semen memiliki risiko gangguan pernapasan bila tidak ada tindakan
sarung tangan, dan sepatu safety, akan tetapi masker masih belum digunakan. Maka
dari itu untuk mengurangi risiko hingga lebih rendah peneliti merekomendasikan
penggunaan APD masker yang sesuai dengan standar sesuai dengan Permenakertrans
2. Pemuatan Material
yaitu bahaya arus listrik dengan asumsi pekerja tersengat arus listrik saat
Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Eni Kurniawan dkk tentang analisis
kecelakaan kerja yaitu tersengat listrik yang berasal dari panel listrik.(40) Operator
bagian pemuatan material telah menggunakan APD seperti sarung tangan dan sepatu
safety untuk mengurangi bahaya listrik yang cukup tinggi, tetapi ntuk mengurangi
68
Bahaya lainnya yaitu kebisingan dengan asumsi pekerja akan terpapar suara
pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala dan penggunaan peredam suara pada
menyediakan alat pelindung telinga, serta inspeksi rutin agar pekerja selalu
rutin agar pekerja tidak ada yang melanggar dan selalu menggunakan APD wajib. (35)
Bahaya zat kimi berbahaya dengan asumsi pekerja terkena paparan zat kimia
dengan dampak iritasi mata dan kulit. Pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan
berupa pengguanaan APD seperti masker dan sarung tangan serta rambu tanda
masih belum cukup untuk menanggulangi bahaya yang ada terkait zat adiktif.
kerja.
3. Pengadukan material
Bahaya yang ada berupa bahaya arus listrik dari mesin-mesin yang digunakan
dengan asumsi terjadinya konsleting listrik dan dapat melukai pekerja dengan
APD berupa sarung tangan, helm, dan sepatu safety, serta telah menyediakan APAR
tetapi masih belum terdapat hydrant untuk pengendalian bahaya yang mungkin
69
terjadi. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan untuk penyediaan APAR yang
wajib.
terpapar bunyi yang sangat tinggi dengan dampak berupa gangguan pendengaran.
penggunaan peredam suara pada mesin. Penggunaan alat peredam dapat mengurangi
intensitas bunyi, meskipun pada dasarnya bunyi tersebut tidak dapat dihilangkan. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Haryano Setiyo dan Sri
perusahaan menggunakan bahan peredam bising pada mesin produksi PT. Igasar.
4. Stel Akhir
Bahaya yang ada saat stel akhir yaitu karena menggunakan air dan adanya
genangan air serta tindakan tidak aman dari pekerja dengan asumsi pekerja dapat
dampak luka ringan. Sejalan dengan penelitian oleh Puti Antika tentang IPDK
PT. Semen Gresik Pabrik Tuban Jawa Timur Tahun 2011 yang menyatakan hasil
Perusahaan telah menerapkan penggunaan APD seperti sepatu safety dan helm, tetpai
penggunaan APD wajib seperti helm dan sepatu safety, serta pembuatan rambu-
Genangan air, lonsoran material dan gempa menjadi potensi bahaya yang ada
bangunan dan material sehingga bisa menyebabkan dampak yang lumayan serius.
Bahaya longsoran material dengan asumsi pekerja dapat tertimpa material saat
berada di area dengan dampak luka sedang, serta bahaya genangan air akibat hujan
dengan asumsi pekerja akan terpeleset dan berdampak menimbulkan luka ringan.
mengadakan simulasi gempa, penyediaan alarm gempa, dan menyediakan peta jalur
evakuasi serta pembuatan aliran air agar tidak ada genangan air.
Bahaya yang ada berupa kebisingan dari mesin dengan asumsi pekerja
berkala dan penggunaan peredam suara pada mesin. Penyediaan earplug dan earmuff
kewajiban perusahaan menyediakan alat pelindung telinga, serta inspeksi rutin agar
melakukan inspeksi rutin agar pekerja tidak ada yang melanggar dan selalu
mengangkut material dengan asumsi pekerja tertimpa hopper dan memiliki dampak
luka yang berat. Peneliti menyarankan untuk pemeriksaan mesin secara rutin dan
71
berlaku.
2. Pemindahan material
Bahaya yang ada berupa debu yang dihasilkan dengan asumsi pekerja
terpapar debu sehingga berdampak pada gangguan pernapasan. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian oleh Saiku Rokhim tentang Penilaian Risiko terhadap Paparan
Debu pada Perbaikan Ruangan di PT. X (PERSERO) Surabaya tahun 2013 dengan
hasil menyatakan bahwa debu semen memiliki risiko gangguan pernapasan bila tidak
ada tindakan pengendalian.(34) Untuk mengurangi risiko hingga lebih rendah peneliti
masker.(35)
Bahaya lainnya seperti penggunaan alat-alat yang terbuat dari besi seperti
palu atau tongkat besi yang digunakan oleh pekerja dengan asumsi pekerja dapat
terluka karena tidak menggunakan APD dan kurang hati-hati dalam bekerja dengan
sarung tangan, helm, sepatu safety, dan masker. Serta inspeksi rutin dari bagian
P2K3 perusahaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan SOP yang berlaku.
3. Pengadukan material
Bahaya yang ada berupa bahaya mekanik dengan asumsi tangan pekerja
terjepit alat mixer saat membantu mengaduk material di dalam mixer dengan dampak
penggunaan APD wajib seperti helm, sepatu safety, sarung tangan serta pemeriksaan
Bahaya yang ada berupa mesin press dengan asumsi tangan pekerja tertimpa
mesin press jika salah satu dari baut lepas dengan dampak luka berat berupa
penggunaan alat dan mesin sesuai dengan SOP yang berlaku serta pemeriksaan
mesin secara berkala. Bahaya lain yaitu hasil beton cetak dengan asumsi pekerja
tertimpa hasil beton cetak karena tidak menggunakan sepatu safety dengan dampak
seperti sepatu safety dan sarung tangan serta diadakannya inspeksi rutin dari pihak
P2K3.
Bahaya yang ada berupa bahaya perilaku karena tidak menggunakan APD
(sepatu safety) dengan asumsi pekerja terluka akibat serpihan benda tajam dan
rutin oleh pihak P2K3 serta penggunaan APD wajib oleh pekerja.
6. Pemeliharaan mesin
Penggunaan mesin yang bertegangan listrik tinggi yaitu bahaya arus listrik
dengan asumsi pekerja tersengat arus listrik saat mengoperasikan mesin sehingga
dampaknya yaitu luka bakar pada pekerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
oleh Eni Kurniawan dkk tentang analisis Potensi Kecelakaan Kerja pada Departemen
Produksi Springbed dengan Metode HIRA PT Malindo iritama Malang tahun 2013
menunjukan terdapat kasus kecelakaan kerja yaitu tersengat listrik yang berasal dari
bagi pekerja.
Bahaya bangunan yang kurang kayak dengan asumsi pekerja tertimpa oleh
bangunan dengan dampak luka berat hingga kematian. Bahaya genangan air dengan
asumsi pekerja dapat terpeleset atau tergelincir sehingga menimbulkan dampak luka
ringan. Sejalan dengan penelitian oleh Puti Antika tentang IPDK sebagai Upaya
Gresik Pabrik Tuban Jawa Timur Tahun 2011 yang menyatakan hasil analisis
penggunaan APD wajib seperti helm dan sepatu safety, serta pembuatan rambu-
bangunan dan material sehingga bisa menyebabkan dampak yang lumayan serius.
Bahaya perilaku seperti pekerja yang kurang hati-hati juga beresiko menimbulkan
untuk bahaya gempa bumi berupa konstruksi bangunan tahan gempa, mengadakan
simulasi gempa, penyediaan alarm gempa, dan menyediakan peta jalur evakuasi.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang Analisis Risiko Pekerjaan Menggunakan
1. Proses produksi beton di bagian produksi PT. Igasar melalui beberapa tahapan
mesin batching plan, dan produksi beton cetak berupa mesin cetak RH5 untuk
mesin (sling putus), debu, alat (palu, besi), alat mixer, mesin press, hasil
74
75
cetakan, serpihan benda tajam, arus listrik bangunan yang kurang layak,
1) Area stockpail memiliki 8 risiko dengan risiko tinggi yaitu terjatuh dari
api dari rembesan oli, terpeleset, tertimpa material, terpeleset dan gangguan
2) Area penggilingan material memiliki 2 risiko yang sangat tinggi yaitu terluka
4) Area produksi beton cetak memiliki 1 risiko sangat tinggi yaitu kehilangan
4. Upaya pengendalian yang sudah ditetapkan yaitu berupa penggunaan APD wajib
seperti helm, dan sepatu safety, adanya rambu-rambu K3 pada beberapa area,
operator K3 alat berat, penggunaan APD lengkap, diadakannya safety talk rutin
dan himbauan mengenai K3, penyediaan kotak P3K yang lengkap di semua area,
hydrant di semua area, bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku, pemeriksaan
76
kesehatan secara rutin bagi pekerja, memberlakukan peredam suara pada mesin
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada pekerja agar lebih memperhatikan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan menggunakan APD saat bekerja, dan mematuhi segala
4. Memberikan pelatihan cara penggunaan APAR bagi semua pekerja karena risiko
6. Perusahaan agar melengkapi SOP dan instruksi kerja untuk setiap jenis
15. Suma'mur PK. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung; 1996.
16. OHSAS. 18001:2007. Occupational Heatlh and Safety Management System
Requirements.
17. Heinrich HW. Industrial Accident Prevention. A Scientific Approach.
Industrial Accident Prevention A Scientific Approach. 1941(Second Edition).
18. Heinrich H. Industrial Accident Prevention: A Scientific Approach. New
York: McGraw-Hill; 1985.
19. Kuswana WS. Ergonomi dan K3. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya; 2014.
20. Sucipto CD. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing; 2014.
21. Harianto R. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2010.
22. Sugandi D. Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan Kerja Dalam Hieperkes
dan Keselamatan Kerja Bunga Rampai Hieperkes & KK. Semarang:
Universitas Diponegoro; 2003.
23. Australian/ New Zealand Standard Risk Management 4360:2004.
24. Tarwaka. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan
Press; 2008.
25. Ikhsan S. Penilaian Risiko dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Hiperkes
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI; 2004.
26. Moloeng LJ. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya; 2004.
27. Norman KD, Lincoln Y. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar; 2009.
28. Moloeng LJ. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya; 2008.
29. Profil PT. Igasar Tahun 2018
30. Data sekunder berupa Data Kecelakaan Kerja Divisi K3 PT. Igasar Kota
Padang tahun 2018
31. Data sekunder berupa Laporan Divisi Produksi PT. Igasar Kota Padang
32. Permenakertrans No. PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan
dan Pemiharaan APAR
79
metode HIRADC pada bagian produksi PT. Igasar Padang. Untuk itu saya mohon
dan apa adanya. Jika Bapak/Ibu bersedia silahkan menandatangani persetuan ini
yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bapak/Ibu berhak untuk
ikut atau tidak ikut untuk berpartisipasi tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk
dikemudian hari. Jika ada hal yang kurang dipahami Bapak/Ibu dapat bertanya
Peneliti Informan
Formulir HIRADC
Sumber: Departement Of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resource Malaysia
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI IDENTIFIKASI BAHAYA
Kegiatan / Pekerjaan Sumber Bahaya Dampak
Penyimpanan Material
(Stockpail)
Penggilingan material
Pengadukan material
Produksi Beton Cetak
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
12. Sanksi apa saja yang diberikan jika di lapangan terdapat temuan atau
pelanggaran K3?
13. Apakah HIRADC di perusahaan sudah dilaksanakan dengan benar? Bagaimana
penerapannya?
14. Apakah dari tim K3 memiliki rekaman dokumen terkait kecelakaan kerja pada
bagian produksi?
15. Apakah ada upaya atau tindakan lebih lanjut untuk mencegah kecelakaan kerja?
PEDOMAN WAWANCARA
General
1. Berapa lama dalam sehari anda bekerja di bagian produksi ?
2. Apakah anda pernah ikut/mendapat pelatihan sebelum bekerja?
(Probing: Sebutkan jenis pelatihannya)
3. Apakah peralatan dan mesin yang digunakan cukup aman?
(kebisingan, gas buangan, debu, getaran, dsb)
4. Apakah ada perawatan yang dilakukan terhadap peralatan atau mesin?
Hazard Identification
1. Bagaimana instruksi atau langkah-langkah dalam pekerjaan anda? Apakah sudah
dijalankan dengan benar?
2. Sumber bahaya dari mana saja terdapat pada bagian produksi ?
(Probing: Mesin, alat, lingkungan)
3. Jenis bahaya apa saja yang terdapat pada pekerjaan anda?
(Probing: Kimia, fisik, biologi, ergonomi, psikososial)
4. Sebutkan dampak/keluhan dari pekerjaan anda?
(penyakit, nyeri, gangguan organ)
Risk Analysis
1. Jenis pengendalian/pencegahan kecelakaan apa saja yang anda ketahui?
89
Severity
1. Apakah pada area atau pekerjaan anda pernah mengalami kecelakaan kerja? Jika
ya, tolong sebutkan?
2. Bagaimana tingkat keparahannya?
Ringan Sedang Serius Fatal Meninggal
Likelihood
1. Apa saja risiko yang terdapat pada pekerjaan anda?
(terjatuh, tertimpa, terbakar, dsb) (R/S/B/F)
2. Berapa peluang kemungkinan terjadinya?
Sangat Jarang Dapat terjadi Sering Sangat sering
jarang terjadi terjadi sewaktu-waktu terjadi terjadi
Lampiran 5
Kode Informan
No. Pertanyaan Kesimpulan
Inf-3 Inf-4 Inf-1
1. Sumber Bahaya Mesin, material, Alat, mesin, bahan Lingkungan, alat, Mesin, alat, lingkungan,
lingkungan kimia (oli) mesin, sikap kerja sikap kerja, bahan kimia,
materisal
2. Jenis Bahaya Mekanik, fisika dan Kimia dan mekanik Mekanik, Mekanik, fisika, kimia,
lingkungan lingkungan, fisika. dan lingkungan.
3. Risiko Kerja Tertimpa, tergelincir, Terkena oli karena Terjatuh, tersandung Tertimpa, tergelincir,
terjatuh dari pecah selang os terjatuh, tersandung,
kendaraan terkena oli.
4. Pengendalian/Pencegahan APD, rambu-rambu APD APD, rambu-rambu, APD, rambu-rambu, SOP
yang ada SOP kerja
5. Pelatihan Ahli K3 umum Simulasi gempa Ahli K3 umum, Ahli K3 umum, simulasi
simulasi gempa, gempa dan simulasi
simulasi kebakaran kebakaran.
91
1. Bagian Stockpail
Pengangkutan Material
101
Hopper/Timbangan Split 10/20 dan 20/30 Bahan Kimia Untuk Beton Jadi
Mesin RH5 untuk Hollow Brick Material untuk beton cetak (abu batu)