Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISA RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DENGAN METODE HIRARC (Hazarad Identification,
Risk Assesment and Risk Control) PADA PEKERJA DI UNIT
PEMELIHARAAN SARANA RSIA PURI BUNDA MALANG

OLEH

GILANG ANDHIKA SEPBIANTO

161013251246

PROGAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA MALANG

2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG......................................................................................1
1. Rumusan Masaah.................................................................................................5
1.2. Tujuan Peneitian..............................................................................................5
1.2.1 Tujuan Umum............................................................................................5
1.2.1. Tujuan Khusus............................................................................................6
1.3. Manfaat..........................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
2.1. Pengertian Rumah Sakit..................................................................................5
2.2. Pengertian Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (UPSRS)....................5
2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)........................6
2.4. Bahaya...............................................................................................................7
2.4.1. Jenis Bahaya...............................................................................................7
2.5. Analia Risiko.....................................................................................................9
2.5.1. Pengertian Risiko.....................................................................................9
2.6. Manajemen Risiko............................................................................................9
2.7. HIRARC(Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control)........10
2.7.1. Identifikasi Bahaya...................................................................................11
2.7.2. Penliaian risiko.........................................................................................12
2.7.3. Pengendalian Risiko.................................................................................14
BAB III...........................................................................................................................15
KERANGKA KONSEP.................................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................16
METODE PENEITIAN.................................................................................................16
4.1. Desain Penelitian............................................................................................16
4.2. Populasi dan Sampel......................................................................................16

i
4.2.1. Populasi Penelitian...................................................................................16
4.2.2. Sampel Penelitian.....................................................................................16
4.3. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................16
1.1. Definisi Operasional`......................................................................................17
4.4. Instrumen Penelitian......................................................................................18
4.5. Prosedur Pengumpulan Data........................................................................19
4.5.1. Data Primer..............................................................................................19
4.5.2. Data Sekunder..........................................................................................19
4.6. Analisa Data....................................................................................................19
4.7. Etika Penelitian..............................................................................................19
4.8. Jadwal Penelitian............................................................................................20

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang

Rumah sakit disebutkan bahwa Rumah Sakiy adalah Institusi pelayanan

kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik yang dipengaruhi oleh

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan

sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatakan pelayanan

yang lebih bermutudan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat

kesehatanRumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

kompleks, padat profesi dan padat modal. Pelayanan Rumah Sakit menyangkut

berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, penelitian dan juga mencakup berbagai

tindakan maupun disiplin medis. Rumah sakit adalah tempat kerja yang memiliki

potensi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Bahan mudah terbakar, gas medis,

radiasi pengion, dan bahan kimia merupakan potensi bahaya yang memiliki risiko

kecelakaan kerja. Oleh karena itu Rumah Sakit perlu mendapat perjatian khusus

terkait keselamatan dan kesehatan pekerja, pasien pengunjung dan seluruh

lingkungan Rumah Sakit. (Kasjono,dkk.2017)

Menurut PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerjayang dimaksud Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan

ksehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja. Berdasar Undang – Undang republik Indonesia No 1 Tahun 1970

1
Tentang Keselamatan Kerja bahwa setuap tenaga kerja berhak mendapat

perlindungan atas keselamatan dalam melakukan setiap pekerjaanya untuk

kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitasnya, setiap

orang lainya yang berada di tempat kerja perlu pula terjamin keselamatanya dan

setiap sumber produksi perlu dipergunakan secara aman dan efisien maka di

setiap tempat pekerjaan perlu di lakukan analisa risiko yang mungkin terjadi dan

dilakukan pengendalian terhadap risiko tersebut untuk menjamin keselamatan

dan kesehatan kerja bagi pegawainya dan menjamin keamanan semuu unit pr

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan No 66 Tahun 2016 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah sakit yang dimaksud

dengan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit (K3RS) adalah segala

kegiatan untuk menamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi

sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung

pasien, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja. Rumah sakit merupakan tempat kerja yang

memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia

rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan

rumah sakit dan dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang

berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu

diselenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja agar terciptanya rumah sakut

yang sehat, aman, selamat dan nyaman maka perlu dilakukan analisa risiko,

penilaian risiko dan pengendalian risiko agar sumber daya manusia rumah sakit

terjamin keselamatan dan kesehatanya saat melakukan pekerjaaN.

Risiko adalah kombinasi anatara kemungkinan terjadi suatu

kejadian/frekuensi dan konsekuensi dari peristiwa tersebut dalam hal ini cidera

atau sakit. Adapun tipe – tipe metode analisa risiko berdasarkan OHSAS 18001 :

2
2007 dengan mempertimbangkan upaya pengendalian risiko yang telah

dilakukan antara lain analisa kualitatif dan semi kuantitatif.

Risiko dari suatu pekerjaan perlu dilakukan analisa untuk mengetahui risiko apa

saja yang dihadapi pekerja dan tingatan risiko yang dihadapi karena Risiko

merupakan manifestasi atau perwujudan potensi bahaya yang mengakibatkan

kemungkinan kerugian yang lebih besar. Tergantung dari cara pengelolaanya,

tingkat rsiiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau rendah sampai ke

tahap yang paling berat atau paling tinggi. Risiko diukur dalam kaitanya dengan

kecenderungan terhadinya suatu kejadian kejadian dan konsekuensi atau akibat

yang dapat ditimbulkanya. tingkatan risiko dibedakan menjadi rendah, bersyarat,

ketat dan tinggi. (Socrates,2013)

Data dari WHO dari 30 juta pekerja kesehatan 3 juta terpajan patogen

darah (2 juta terpajan virus HBV, 0,9 Juta terpajan virus HBC dan 170.000

terpajan virus HIV/AIDS). Lebih dari 90% kasus tersebut terjadi dinegara

berkembang. Di Indonesia gaya berat yang ditanggung pekerja rata – rata lebih

dari 20 kg. Keluhan subyektif low back pain didapat 83,3% pada pekerja. 65,4%

petugas pembersih suatu rumah sakit di jakarta menderita dermatitis kontak ritan

kronik. Pekreja Rumah Sakit berisiko 1,5 Kali lebih besar dari golongan pekerja

lain. Unit Pemeliharaan Sarana atau Instalasi Pemeliharaan sarana Rumah Sakit

merupaka sebuah unit kerja di rumah sakit yang bertanggung jawab terhadap

pemeliharaan sarana dan prasarana di rumah sakit dan perbaikan sarana dan

prasarana di rumah sakit yang mengalami kerusakan. Beberapa bahaya

potensial yang dihadapi pekerja di Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

diantaranya bahaya potensial (Fisik, getaran, Debu,Panas, Radiasi, Bahan kimia,

Virus Hepatitis A dan B, Ergonomi dan Psikosial yang akan menyebabkan

Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Kerja yang akan berdampak

kerugian pada Rumah Sakit. Pada Unit Pemeliharaan Sarana RSIA Puri Bunda

3
telah terjadi 4 kali kasus kecelakaan kerja pada tahun 2018 yaitu terpeleset,

terpukul benda tumpul, kesetrum aliran listrik dan terkena gerinda. Sedangkan

pada tahun 2019 telah terjadi 4 kali kasus kecelakaan kerja di Unit Pemeliharaan

Sarana dengan rincian, terpeleset, ksetrum, tertusk paku dan tekena sinar UV

steril alat..Mengingat tinnginya angka kecelakaan kerja di Unit Pemeliharaan

Sarana maka perlu di lakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan

menetapkan metode pengendalian yang masuk dalam metode HIRARC.Selama

ini Untuk mengurangi kecelakaan kerja di Unit Pemelihara Sarana Bagian K3RS

telah membuat manajemen risiko yang didalamnya terdapat analisa risiko

dengan menggunakan metode USG namun masih belum bisa menurunan angka

kecelakaan kerja. Untuk itu perlu di buat aalisa risiko keselamatan dan kesehatan

kerja dengan metode yang baru.

Metode USG (Urgnecy, Seriousness,Grouwt) adalah suatu alat untuk

menyusun urutan prioritas isu yang harus diselseaikan caranya dengan

menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu yag harus

diselesaikan. Metode USG hanya melakukan penilauan risiko yang harus

diselsaikan terlebih dahulu dan tidak terdapat metode pengendalian risiko

sehingga kurang cocok jika diterapkan dalam manajemen risiko keselamatan dan

kesehatan kerja. Manajemen risiko seharusnya membuat analisa risiko dari

setiap pekerjaan, penilaian dari setiap risko dan meakukan tindakan

pengendalian terhadap risiko yang terdapat dalam metode HIRARC.

HIRARC bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya ditempat kerja yaitu

dengan mengaitkan antara pekerja, tugas, peralatan kerja dan lingkungan kerja.

Metode HIRARC adalah salah satu teknik identifikasi, analisis bahaya dan

pengendalian risiko serta pengendalian yang digunakan untuk meninjau proses

atau operasi pada sebuah sistem secara sistemastis. Metode HIRARC terdiri dari

4
serangkaian implementasi K3 dimulai dengan perencanaan yang baik meliputi

identifikasi bahaya, memperkirakan risiko dan menentukan langkah – langkah

pengendalian berdasarkan data yang dikumpulkan. Metode HIRARC bertujuan

untuk bahaya yang ada dalam setiap kegiatan dapat terdeteksi dan dapat segera

dibuat pengendalianya sehingga potensi terjadinya kecelakaan kerja dapat

diminimalkan..[CITATION Men10 \l 1057 ]

Mengingat tingginya angka kejadian kecelakaan kerja di RSIA Puri Bunda

khususnya di Unit Pemeliharaan Sarana dan untuk mengetahui risiko apa saja

yang di hadapi, tingkat risiko dan metode pengendalianya diperlukan suatu

manajemen risiko yang kegiatanya meliputi identifikasi bahaya, analisisi potensi

bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, pemantauan dan evaluasi.

Manajemen risiko terbagi atas tiga bagian yaitu Hazard Identification, Risk

Assesment and Risk Kontrol (HIRARC). Metode ini merupakan bagian dari

manajemen riisko dan yang menentukan arah penerapan K3 dalam perusahaan.[

CITATION Ayu15 \l 1057 ]

1. Rumusan Masaah

Bagaimana anaisa risiko keselamatan dan kesehatan kerja dengan mengunakan

metode HIRARC (Hazarad Identification, Risk Assesment and Risk Contro) pada

pekerja di Unit Pemeiharaan Sarana RSIA Puri Bunda Malang?

5
1.1.

1.2. Tujuan Peneitian

1.

1.2.1Tujuan Umum

Menganalisa risiko keseamatan dan kesehatan kerja dengan

menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk

Control) pada pekerja di Unit Pemeliharaan Sarana RSIA Puri Bunda Malang.

1.2.1. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi risiko Keselamatan dan Kesehatan kerja di Unit

Pemeliharaan Sarana RSIA Puri Bunda (Risiko Fisika, Kimia, Biologi,

Ergonomi dan Psikososial)

2. Mengetahui tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada

pekerja di Unit Pemeliharaan Sarana RSIA Puri Bunda Malang(Tinggi,

Ketat, Bersyarat dan Rendah).

3. Mengetahui cara pengendalian risiko keselamatan dan kesehatan kerja

pada pekerja di Unit Pemeiharaan Sarana RSIA Puri Bunda. (Eliminasi,

subtitusi, rekaya enginering, administrasi dan Penggunaan APD)

1.

1.3. Manfaat

1. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Dapat menjadi acuan tentang risiko keselamatan kerja yang dialami

pekerja di Unit Pemlihara sarana Rumah Sakit, Mengetahui tingakatan

risiko keselamatan ketja pada pekerja di Unit Pemeliharaan Sarana

Rumah Sakit dan mengetahui cara pengendalian risiko tersebut

6
2. Manfaat Bagi Subjek yang diteliti (Pekerja di Unit Pemeliharaan Saran

Rumah Sakit)

Pekerja di Unit Pemeliharaan Sarana di Rumah Sakit mengetahui tentang

risiko apa saja yang dialami, tingkat risiko yang ada dan cara

mengendalikan risiko tersebut sehingga pekerja dapat meminimalisisr

tingkat kecelakaan kerja.

3. Manfaat bagi institusi

Dapat menjadi refresni bagi Progam Studi Kesehatan Lingkungan terkait

Keselamatan dan Kesehatan kerja Rumah Sakit (K3RS) dan

Manajemen Risiko di Rumah Sakit.

4. Manfaat bagi Peneliti

Dapat memeperdalam tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Rumah Sakit dan Manajemen risiko di Rumah Sakit

5. Manfaat bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan dengan dapat

dikembangkan bahaya apa saja yang ada di Rumah Sakit serta cara

pengendalian risiko tersebut.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

2.1. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelengarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit

merupakan institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan

padat modal. Pelayanan Rumah Sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan,

pendidikan, penelitian dan juga mencakup berbagai tindakan maupun disiplin

medis. Rumah sakit adalah tempat kerja yang memiliki potensi terhadap

terjadinya kecelakaan kerja. Bahan mudah terbakar,gas medik, radiasi dan

bahan kimia merupakan potensi bahaya yang memiliri risiko terjadinya

kecelakaan kerja di rumah sakit. Oleh karena itu rumah sakit membutuhkan

perhatian khusus terhadap keselamatan dan kesehatan kerja yag sasaranya

adalah pasien, pengunjung, penyewa lahan, lingkungan dan sumber daya

manusia rumah sakit.(Putri,dkk.2018)

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan yang bergerak dibidang

pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai beragam persoalan tenaga kerja

yang rumit dengan berbagai risiko terkena penyakit akibat kerja bahkan

kecelakaan akibat kerja sesuai jenis pekerjaanya sehingga berkewajiban

menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS).

(Putri,dkk.2017)

5
2.2. Pengertian Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (UPSRS)

Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit adalah organisasi dalam rumah

sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaanya meliputi perbaikan

sarana dan peralatan yang ada di rumah sakit. Unit Pemeliharaan Sarana

merupakan unit organisasi fungsional dalam rumah sakit yang secara hirarki

berada di bawah direktur rumah sakit. Penyelengaraan kesehatan kepada

masyarakat yang dilaksanakan di rumah sakit sangat ditentukan oleh penyediaan

fasilitas pelayanan yaitu sarana dan prasarana maupun faktor lain. Sarana dan

prasasrana rumah sakit harus diupayakan slalu dalam keadaan baik dan layak

pakai untuk menjamin kualitas dan kesinambungan pelayanan kesehatan.

(Prastowo 2004 dalam Candra,dkk.2018)

2.

2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun

2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah sakit yang di maksud

dengan Keselamatan kerja adalah uapay yang dilakukan untuk mengurangi

terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap

manusia maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, tempat

bekerja dan lingkungan kerja secara langsung dan tidak langsung. Kesehatan

kerja adalah peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan yang setinggi –

tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan

yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat

faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam

suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi anatara pekerjaan dengan manusia

dan manusia dengan jabatanya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan

6
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,

pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di Rumah Sakit. Ruang lingkup K3RS

meliputi manajemen risiko, Keselamatan dan keamanan rumah sakit, pelayanan

kesehatan kerja, pengelolaan bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya,

pencegahan dan pengendalian kebakaran, pengelolaan prasarana Rumah Sakit

dari aspek Keselamatan dan kesehatan kerja, pengelolaan peralatan medis dari

aspek keselamatan dan kesehatan kerja, kesiapsiagaan menghadapi kondisi

darurat dan bencana.

2.4. Bahaya

Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang

berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakaan atau

gangguan lainya. Karena hadirnya bahaya maka diperlukan upaya pengendalian

agar bahaya tersebut tidak menimbulkan akibat yang merugkan. Bahaya

merupakan sifat yang melekat dan menjadi bagian dari suatu zat. sistem. kondisi

atau peralatan.

1.

2.4.1. Jenis Bahaya

Menurut Permenkes 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan

kesehatan kerja di Rumah Sakit meliputi bahaya fisik, kimia, biologi,

ergonomi, psikososial, mekanikal, elektrikal dan limbahnya. Bahaya fisik

meliputi kebisingan, suhu getaran dan lantai licin, debu, panas dan radiasi.

Bahaya fisik ini biasanya terjadi Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit,

Lundry, dapur, CSSD, genset, boiler, IPAL, ruang mesin, laboratorium,

rekam medis, incenerator, Radiologi dan kamar operasi.

7
Bahaya kimia adalah bahaya yang berasal dari bahan – bahan

kimia yang berasal dari bahan – bahan kimia yang ada di Rumah Sakit.

Pada kasus terkait bahan kimia maka perlu diperhatikan Material Safety

Data Sheet (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan,

pengelompokan bahan kimia menurut jenis bahan aktif yang terkandung,

mengidentifikasi bahan pelarut yang digunakan, pengelompokan bahan

kimia menurut bahan aktif yang digunakan dan bahan inert yang menyertai

termasuk efek toksiknya. Bahaya kimia berasal dari bahan – bahan yang

berasal dari bahan – bahan kimia yang ada di rumah sakit. Lokasi yang

menimbulkan bahaya kimia berada di area – area yang melakukan

penyimpanan bahan kimia seperti Instalasi Farmasi, Gudang Farmasi,

gudang Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Laboratorium.

Bahaya Biologi adalah bahaya yang berasal dari bakteri, virus,

mikroorganisme, tikus, kecoa, kucing, tanaman, jamur dan binatang

pengganggu lainya. Bahaya biologi adalah bahaya yang paling sering

terjadi di Rumah Sakit. Bahaya biologi biasaya bersumber dari lokasi ruang

perawatan, TPS B3, TPS Umum, laundry, kamar operasi, poliklinik, kamar

bersalin dan laboratorium.

Bahaya biologi adalah bahaya yang berasal dari pekerjaan

yang dilakukan secara manual, postur yang salah dalam melakukan

pekerjaan dan pekerjaan yang berulang. Bahaya ergonomi biasanya

berasal dari seluruh area yang ada di rumah sakit dan bisa terjadi kepada

seluruh sumber daya manusia yang ada di rumah sakit.

Bahaya mekanikal adalah bahaya yang berasal dari peralatan

yang ada di rumah sakit. Contoh bahaya mekanikal adalah terjepit mesin,

tergulung, terpotong, tersayat dan tertusuk.

8
Bahaya elektrikal adalah bahaya yang berasal dari sstem

kelistrikal yang ada di rumah sakit. Contoh bahaya elektrikal adalah

tersetrum, terbakar dan ledakan.

Bahaya limbah adalah bahaya yang berasal dari limbah yang

dihasilkan oleh rumah sakit. Limbah bisa berasak dari limbah cair, padat,

dan limbah gas baik limbah B3 maupun limbah non B3. Contoh dari bahaya

limbah adalah tertumpah, tertelan, terciprat, terhirup dan tertusuk.

1.

2.5. Analia Risiko

1.

2.5.1. Pengertian Risiko

Menurut OHSAS 18001, risiko adalah kontaminasi dari

kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan

keparahan dari cidera atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

kejadian atau pajanan tersebut. Sedangkan manajemen risiko adalah

suatu proses untuk mengelola risiko yang ada dalam setiap kegiatan.

(Ramli 2010 dalam Socrates,2013)

Menurut PERMENKES Nomor 66 Tahun 2015 Tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit risiko adalah

probabilitas atau kemugkinan bahaya potensial menjadi nyata, yang

ditentukan oleh frekuensi dan durasi pajanan, aktivitas kerja, serta upaya

yang telah dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian tingkat

pajaanan. Analisis risiko bertujuan untuk mengevaluasi besaran risiko

kesehatan pada pekerja. Dalam hal ini adalah perpaduan keparahan

9
gangguan kesehatan yang mungkin timbul termasuk daya toksisistas bila

ada efek toksik, dengan kemungkinan gangguan kesehatan atau efek

toksik dapat terjadi sebagai konsekuensi pajanan bahaya potensial.

2.6. Manajemen Risiko

Menurut PERMENKES Nomor 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di Rmah Sakit Manajemen Risiko K3RS adalah proses yang

bertahap dan berekesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelkaan dan

penyakit akibat kerja secara komprehensif dilingkungan Rumah Sakit.

Manajemen riisko metupakan aktifitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh

rumah sakitunyuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko

keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah sakit. Manajemen risiko K3RS

bertujuan untuk meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja di rumah

sakit pada tahap yang tidak bermakna sehingga tidak menimbulkan efek buruk

terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada sumber daya manusia rumah

sakit.

Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk

mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif,

terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Untuk membantu

pelaksanaan manajemen risiko khususnya untuk melakukan identifikasi bahaya,

penilaian dan pengendalianya diperlukan metoda atau perangkat khusus untuk

risiko K3 salah satu metode yang dipakai dalam analisa risiko dalam manajemen

risiko adalah metode Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control

(HIRARC) (Ramli 2010 dalam Soecrates,2013)

2.7. HIRARC(Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control)

HIRARC dimulai dari menentukan jenis kegiatan kerja yang kemudian

diidentifikasikan sumber bahayanya sehingga didapatkan risikonya. Kemudian

10
akan dilakukan penilaian risiko dan pengendalian risiko untuk mengurangi

paparan bahaya yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan. (Ramli 2010 dalam

Soecrates,2013)

HIRARC

Menentukan Jenis
Kegiatan/pekerjaan

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN


RISIKO

PENILAIAN RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO

11
2.7.1. Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam

mengembangkan manajaem risiko K3. Identifikasi bahaya adalah upaya

sistematis untuk mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas organisasi.

Identifikasi risiko merupakan landasan dari manajemen risiko. Tanpa melakukan

identifikasi bahaya tidak mungkin melakukan pengelolaan risiko dengan baik.

Cara sederhana adalah dengan melakukan pengamatan. Melalui pengamatan

kita sebenarnya telah melakukan suatu identifikasi risiko. (Soecrates,2013)

Identifikasi bahaya merupakan landasan dari program

pencegahan kecelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya

maka risiko tidak dapat dijalankan. (Ramli 2010 dalam Soecrates,2013)

2.7.2. Penliaian risiko

Setelah semua dapat teridentifikasi, dilakukan penilaian risiko melalui

analisa dan evaluasi risiko. Analisa risiko dimaksudkan untuk menetukan

besaranya suatu risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan

besar akibat yang ditimbulkanya. Berdasar hasil analisa dapat ditentukan

peringkat risiko sehingga dapat dilakukan pemilahan riisko yang memiliki dampak

besar terhadap perusahaan dan risiko yang ringan atau bisa diabaikan.

(Soecrates,2013)

Hasil analisa risiko dievaluasi dan dibandingkan dengan kriteria yang

telah ditetapkan atau standard dan norma yag berlaku untuk mennetukan apakah

risiko itu dapat diterima atau tidak. Jika risiko tidak dapat diterima harus dikelola

12
atau ditangani dengan baik. Penilaian risiko (Risk Assesment) mencakup dua

tahapan proses yaitu menganalisa risiko (Risk Analysyis) dan mengevaluasi

risiko (Risk Eveluation). Kedua tahapan ini sangat penting karena akan

menentukan langka dan strategi pengendalian risiko.

Penilaian Tingkat Kemungkinan/Occurance

N KEMUNGKINAN SCORE

O
1 Sering Sekali (Harian) 5
2 Sering (Seminggu) 4
3 Agak Sering (Bulanan) 3
4 Jarang (Tahunan) 2
5 Dapat Terjadi 1

Penentuan Tingkat Keparahan/Severinty

NO CIDERA/PENYAKIT AKIBAT KERJA SCORE


Fatal atau cacat 5
Cidera Serius 4
Cidera Berat 3
Cidera Ringan 2
Tidak Cidera 1

Penetuan Tingkat Risiko

Kemungkinan 1 2 3 4 5

(O)
Keparahan (S)
1 1 2 4 7 11
2 3 5 8 12 16
3 6 9 13 17 20

13
4 10 14 18 21 23
5 15 19 22 24 25

Klasifikasi Risiko

TINGKAT RISIKO TINGKAT RISIKO WRAC


TINGGI 23-25
KETAT 18-22
BERSYARAT 10-17
RENDAH 1-9

2.7.3. Pengendalian Risiko

Kendali (kontrol) terhadap bahaya dilingkungan kerja adalah tindakan

tindakan yang diambil untuk meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan

kerja mellui eleiminasi, substitusi, enginering control, adminitratif dan alat

pelindung diri.

Eliminasi adalah hirarki teratas dimana bahaya yang ada harus

dihilangkan pada saat proses pembuatan/desain dibuat. Tujuanya adalah untuk

menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan suatu

sustem karena adanya kekuarangan pada desain. Eliminasi merupakan metode

yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan perilaku pekerja dalam

menghindari risiko, tapi risiko itu benar – benar dihilangkan. (Soecrates,2013)

Substitusi bertujuan untuk menganti bahan, proses, operasi ataupun

peralatan diri yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan

pengendalian ini akan menurunkan bahaya dan risiko melalui sistem ulang

maupun desain ulang. (Soecrates,2013)

14
Pengendalian enginering control dilakukan dengan tujuan untuk

memisahkan bahaya dengan pekerja serta mencegah terjadinya keselahan

manusia. (Soecrates,2013)

Administrasi adalah pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi

pada interaski pekerja dengan lingkungan kerja, seperti rotasi kerja, sop dan

pelatihan. (Soecrates,2013)

Alat pelindung diri (APD) diarancang untuk melindungi diri dari bahaya

dilingkungan kerja serta zat pencemar, agar tetap selalu aman dan sehat.

(Soecrates,2013)

15
BAB III

KERANGKA KONSEP

INPUT proses output outcome

PROSES identifikasi Tingkat Pengendalian


hasil Hirarc -Kecelakaan
PEKERJAAN risiko Risiko Risiko Kerja
Menurun
-PAK Menurun

- Pemeliharaan
Sarana dan -Fisika - Tinggi -Eliminasi -Risiko di UPS
Prasarana -Kimia - Ketat -Subtitusi RSIA Puri
- Perbaikan Sarana -Biologi - Bersyarat -Rekayasa Bunda
dan Prasarana -Ergonomi - Rendah Enginering -Tingkat Risiko
- Pemeliharaan -Psikossial -Administrasi -Cara
Peralatan MEDIS -APD Pengendali
- Perbaikan Peralatan an
Medis

16
BAB IV

METODE PENEITIAN

1.

4.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk

menilai skor risiko di Unit Pemeliharaan Sarana RSIA Puri Bunda Malang dengan

menggunakan metode HIRARC. Pendekatan Kualitatif untuk menjelaskan tingat

risiko dan cara pengendalian di Unit Pemeliharaan sarana RSIA Puru Bunda.

3.

4.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

sedangkan sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi.(Notoadmojo,2018)

4.2.1. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pekerja di Unit Pemeliharaan

Sarana Rumah Sakit.

4.2.2. Sampel Penelitian

Sampel peneitian pada penelitian ini dilakukan dengan metode Total

Sampling merupakan pengambilan sampel dengan mengambil seluruh

total populasi.( Notoadmojo,2018) Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh pekerja di Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.

17
4.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelian :RSIA Puri Bunda Malang

Waktu Penelitian :Bulan Oktober – Desember 201

1.1. Definisi Operasional`

NO VARIABEL DEFINISI ALAT KATEGORI SKALA

OPERASIONAL UKUR DATA


1 Proses Melakukan Lembar - Pekerjaan Nominal

Pekerjaan observasi Observasi yang

pekerjaan apa Lembar dilakukan di

saja yang Wawancara Unit

dilakukan di Unit Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana

Sarana - Pekerjaan

yang

menimbulkan

bahaya di

Unit

Pemeliharaan

18
Sarana
2 Identifikasi Proses Lembar Daftar Risiko dari Nominal

Risiko melakukan Obeservasi setiap pekerjaan di

identifikasi risiko , Unit Pemeliharaan

dari setiap Sarana

pekerjaan di Unit

Pemeliharaan

Sarana
2 Penilaian Melakukan Tabel Tingkatan Risiko Interval

Risiko Penilaian risiko HIRARC

dan tingkat risiko

setelah dilakukan

identifikasi

bahaya
3 Pengendalian Menetapkan Tabel Metode Nominal

terhadap metode HIRARC pengendalian

risiko pengendalian terhadap risiko

risiko setalah

dilakukan

penilaian risiki

4.4. Instrumen Penelitian

Intsrumen yang di pakai dalam penelitian ini adalah

1. Wawancara

2. Tabel HIRARC

19
3. Alat Tulis

4.5. Prosedur Pengumpulan Data

4.5.1. Data Primer

Data primer adalah data dari hasil pengamatan langsung di

lapangan (Observasi) dan diperoleh melalui wawancara kepada para

resonden. Pengumpulan data pengamatan langsung dilakukan dengan

wawanacara dan melakukan pengamatan langsung terkait identifikasi

risiko dan identifikiasi pekerjaan di Unit Pemeliharaan Sarana Rumah

Sakit. Hasil pengamatan langsung disajikan dalam bentuk tabel HIRARC.

4.5.2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh peneliti berasal dari hasil telaah

dokumen. Data sekunder yang diambil ini berupa SOP, dokumen terkait

K3 dan Uraian Tugas Pekerja.

4.6. Analisa Data

Analisa data menggunakan metode Univariat yang dilakukan pada setiap

variabel dependen atau variabel terikat yaitu proses pekerjaan, identifikasi risiko,

penilaian risiko dan tindakan pengendalian. Analisis ini digunakan agar dapat

menyajikan data secara sederhana. Data disajikan dalam bentuk tabel disribusi

frekuensi.

4.7. Etika Penelitian

Etika penelitian dapat diartikan sebagai pedoman bagi seorang peneliti

untuk melakukan suatu tindakan dalam upaya menemukan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan. Menurut (Priyono,2016) aspel yang terdapat dalam

etika penelitian adalah :

20
1. Persetujuan (Informed Consent)

2. Tanpa Nama (Anonimity)

3. Kerasahaasiaan (Confidencity)

4.8. Jadwal Penelitian

NO Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan


1 Perencanaan dan

penyusunan

Proposal
2 Pra Proposal
3 Seminar Proposal
4 Penelitian
5 Pengolahan Data
6 Seminar Hasil

Penelitian
7 Penyusunan

laporan akhir

21

Anda mungkin juga menyukai