Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

KERAJINAN GERABAH KASONGAN

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Mayarakat di Puskesmas Kasihan I, Bantul, Yogyakarta

Disusun Oleh :

Aprilyya Azzahra Bandangan 20120310005


Nurina Ulfah 20120310010
Kautsar Akbar 20120310037
Mustika Noor Ramadhani 20120310057
Elsa Oktavia 20120310097

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang diadakanya kunjungan industri ini adalah untuk menganalisa
permasalahan pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta faktor bahaya di bidang industri
grabah di daerah kasongan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program
yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan
akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dengan melakukan kunjungan industri ini
diharapkan mahasiswa dapat mengambil beberapa manfaat dan belajar secara langsung
sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan melihat proses kerja yang ada
di industri grabah tersebut dan dapat memberikan masukan pada pemilik industri tersebut
mengenai teori-teori Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dapat diterapakan.

B. Tujuan Kunjungan Industri


Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi mahasiswa sebagai berikut:
1. Mengetahui permasalahan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di industri
Grabah Kasongan.
2. Menganalisis permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja industri kerajinan
Gerabah Kasongan.
3. Mencari solusi atas permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di industri
kerajinan Grabah Kasongan.

C. Manfaat
Kunjungan ke industri rumahan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
pengalaman kepada mahasiswa dan juga industri yang terkait mengenai permasalahan,
bahaya, serta penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selama ini ada di
industri Grabah Kasongan. Penerapan teori-teori Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
belum dilakukan di industri Grabah Kasongan.

BAB II

1
PROFIL UNIT USAHA

A. Gambaran Umum Industri


Industri Kerajinan Gerabah Kasongan merupakan suatu industri yang bergerak di
bidang kerajinan tangan. Industri ini didirikan pada tahun 2002 dan beralamat di Jalan
Kasongan, Desa Tirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY.
Industri Kerajinan Gerabah Kasongan memproduksi kerajinan dan
mendistribusikan produknya ke beberapa supplier. Selain itu, produk-produk tersebut juga
di ekspor ke luar negeri, seperti Italia, Amerika dan Rusia. Industri Kerajinan Gerabah
memiliki total 12 karyawan yang terdiri dari 8 karyawan laki-laki dan 4 karyawan
perempuan. Jam kerja pada hari senin sampai sabtu dari jam 7.00 - 17.00 WIB dan diberi
waktu istirahat pada jam 11.30 – 13.00 WIB.
Industri Kerajinan Gerabah Kasongan memiliki bangunan tetap milik sendiri,
bangunan terpisah dari rumah pemilik industri. Bangunan terletak dipinggir jalan, di
perkampungan. Bagian depan dan belakang bangunan ditempatkan untuk pembuatan dan
penyimpanan hasil kerajinan, di bagian depan bangunan terdapat 3 tempat pembuatan
produk dan di bagian belakang terdapat 5 tempat, terdapat 2 tungku pembakaran di bagian
depan dan belakang bangunan. Hasil kerajinan sebelum dibakar dilakukan penjemuran
selama 1 hari yang di tempatkan di samping kiri bangunan.

BAB III

2
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Faktor Bahaya


Berdasarkan observasi dan analisis setelah melakukan pengamatan industri
Kerajinan Gerabah Kasongan masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki berkaitan
dengan resiko dan penerapan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan kondisi kerjanya
serta perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang mengganggu kesehatan, kemudian
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikologisnya perlu dilakukan dan diperhatikan dalam rangka
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam setiap lingkungan kerja yang berhubungan dengan Biologi, Kimia, Fisik,
dan Ergonomi semua terdapat bahaya (hazard). Bahaya (hazard) adalah suatu kemungkinan
terjadinya masalah atau resiko secara fisik, kimia dan biologi dalam suatu kegiatan
produksi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia.

Jenis Bahaya Contoh Industri Kerajinan Gerabah


Lingkungan Kerja
Fisik Radiasi Proses pembakaran membutuhkan
waktu selama 13-14 jam, proses
pembakaran ini bertujuan untuk
memperkuat hasil dari pembuatan
gerabah tersebut.
Fisiologis Kesesuaian terkait : Duduk dalam waktu yang lama
 Posisi saat bekerja dan mengangkat barang saat
 Peralatan yang bekerja meningkatkan resiko
digunakan terjadinya ketegangan otot
(ukuran, bentuk, (muscle strain), low back pain dan
dan bagaimana terjadinya hernia pada hampir
peralatan tersebut seluruh pegawai.
cocok dengan
tugasnya);

Permasalahan lain yang ditemukan terkait keselamatan dan kesehatan kerja di industri

3
Kerajinan Gerabah Kasongan adalah :
1. Penggunaan APD
Penggunaan APD merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian pada industri
Kerajinan Grabah, terutama saat melakukan proses pembentukan produk dan
pembakaran, karena pada bahan dasar tanah liat masih sering ditemukan benda tajam
seperti paku dan besi yang dapat melukai pekerja. Sedangkan pada proses pembakaran
APD yang digunakan berupa sarung tangan dan masker, namun pegawai masih sering
tidak menggunakannya meskipun pemilik industri telah menyediakan masker dan
sarung tangan untuk karyawan.

2. P3K
Terdapat kotak P3K namun tidak memenuhi standart P3K. Berdasarkan Permenaker
No. PER.15/MEN/VIII/2008, standar isi kotak P3K adalah sebagai berikut:
- Kasa Steril - Perban ( lebar 5 cm )
- Perban ( lebar 10 cm) - Plester ( lebar 1.25 cm)
- Plester cepat - Kapas
- Kain segitiga / mittela - Gunting
- Peniti - Sarung tangan sekali pakai
- Masker - Pinset
- Lampu senter - Gelas cuci mata
- Kantong plastik bersih - Aquades (10 ml larutan saline)
- Povidon lodin (60ml) - Alkohol 70%
- Buku Panduan P3K di tempat kerja
- Buku catatan dan daftar isi kotak P3K
- Sarung tangan sekali pakai berpasangan
Sedangkan di industri kerajinan Grabah Kasongan kotak P3K hanya didapatkan
plester, povidon iodin dan kassa.

3. Karyawan Terlatih
Tidak ada karyawan terlatih dalam bidang kesehatan yang mampu memberikan
pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja dan juga untuk memantau
penggunaan APD pada karyawan lainnya..

B. Manajemen Industri Terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 adalah segala bentuk kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.Lingkungan kerja yang tidak
memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, proses kerja tidak aman, dan sistem
kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi
keselamatan dan kesehatan pekerja. Kondisi lain adalah, masih kurangnya kesadaran dari
sebagian besar masyarakat perusahaan, baik pengusaha maupun tenaga kerja akan arti
pentingnya K3 merupakan hambatan yang sering dihadapi.
Keselamatan kerja tercermin pada keadaan di tempat kerja, yang meliputi keadaan
tidak aman (sub standard condition), tindakan tak aman (sub standard act) maupun keadaan
lingkungan kerja. Berdasarkan piramida perbandingan kecelakaan disebutkan bahwa
keadaan dan tindakan tak aman merupakan dasar dari kejadian hampir celaka maupun
kecelakaan, kebanyakan aktifitas pencegahan kecelakaan menyangkut identifikasi dan
koreksi dari kondisi dan tindakan tidak aman. Keadaan dan tindakan tidak aman yang dapat
diketahui lebih dulu akan dapat mencegah kecelakaan lebih dini.
Salah satu cara pencegahan kecelakaan kerja yaitu dilakukan melalui penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Kewajiban penerapan
SMK3 diatur dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang ketenagakerjaan yang
berisi bahwa “Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan”.Ketentuan mengenai penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2012 Pasal 5 Ayat 2 yang menyatakan bahwa “Setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya”
Dalam menerapkan SMK3 setiap perusahaan wajib melaksanakan lima hal yaitu
penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan
evaluasi kinerja K3, dan peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3. Perencanaan adalah
bagian dari konsep Plan-Do-Check-Action yang menjadi landasan dari suatu Sistem
Manajemen yang diaplikasikan dalam SMK3. Proses SMK3 dimulai dengan proses
perencanaan yang baik untuk menjamin agar penerapan SMK3 sesuai dengan kebijakan
dan sasaran yang diinginkan.

5
BAB IV
SARAN DAN KESIMPULAN

Suatu perusahaan atau industri rumahan akan memiliki permasalahan dan potensi
bahaya yang berbeda sesuai bidangnya masing-masing. Perusahaan atau industri rumahan
harus memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang akan berdampak pada
pegawainya sesuai permasalahan yang ada, karena ingkungan kerja beserta faktor-faktornya
dapat merugikan pekerja jika tidak dikelola dengan baik, penyakit akibat kerja timbul karena
terpapar pada lingkungan kerja yang mengandung macam-macam bahaya kesehatan baik
bersifat kimia, fisik, biologi, fisiologi dan psikologis. Perhatian pada sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bukan hanya menguntungkan pekerja, namun dari pemilik perusahaan atau
industri rumahan yang akan mengoptimalkan hasil produksinya.
Saran-saran yang bisa dijalankan oleh Industri Kerajinan Gerabah Kasongan adalah :
a. Edukasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan tentang
resiko-resiko yang mungkin dapat ditimbulkan akibat dari posisi saat kerja seperti
muscle strain, low back pain dan hernia, cara pemakaian APD yang sesuai standar saat
melakukan proses pembakaran.
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala pada karyawan Industri Kerajinan Gerabah
Kasongan pada petugas kesehatan seperti puskesmas, karena pemilik industri masih
memiliki persepsi mengenai cara penanganan kecelakaan kerja yang salah.

6
DOKUMENTASI

7
8

Anda mungkin juga menyukai