Anda di halaman 1dari 22

TUGAS 3

TECHNOPRENEURSHIP 17

JUDUL

PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK KAYU SEBAGAI BAHAN


PEMBUATAN ASESORIS

Oleh Kelompok 7

RATIH W. P. 03111645000037 Angkatan 2016


SITI NURUL AFIZAH 02311440000013 Angkatan 2014
AKHMAD FIRDAUS HILMI 02311440000010 Angkatan 2014
HABIB MASYAHID 02511540000106 Angkatan 2015
YOHANNES GABRIEL A.C. 02511540000068 Angkatan 2015

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA 2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Ringkasan Eksekutif


Pemanfaatan kayu sebagai bahan utama pembuatan furniture bagi kebutuhan
manusia sangat banyak kita jumpai. Berbagai cara dilakukan dalam mengolah kayu
menjadi berbagai produk estetis dan fungsional serta memiliki nilai jual tinggi. Dalam
setiap pemanfaatan suatu bahan akan kita jumpai sisa dari bahan tersebut dan kita
lebih mengenalnya sebagai limbah, begitupun dalam pengolahan kayu sebagai produk
kita sering menjumpai limbah berupa sebetan, potongan kayu, dan serbuk kayu dari
kayu tersebut. Menurut forestry statistic of Indonesia 1997/1998 bahwa produk kayu
di Indonesia mencapai 2,6 jta m3/tahun, atau sekitar 18 % dari produksi Negara/ tahun
menurut FAO Corporate yang tergambar pada pie grafik dibawah ini.

Gambar 1.1 Diagram Produksi Pengolahan Berbahan Dasar Kayu

Sementara itu untuk limbah yang dihasilkan oleh produksi kayu sendiri
berkisar antara 40 % dengan limbah sebetan kayu sebesar 22%, potongan kayu 8%
dan serbuk kayu 10%. Untuk skema pengolahan kayu dapat dilihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Skema Pengolahan Kayu

Dengan banyaknya limbah yang terbentuk maka perlunya solusi yang aplikatif
(yang dapat dengan mudah di praktikan) guna menciptakan produk yang bermanfaat
baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat dirasakan oleh pengguna.

1.2 Keterangan Bisnis


Bisnis ini didirikan dengan pertimbangan kebutuhan masyarakat akan seni
terutama aksesoris. Dengan banyaknya peluang tersebut, maka para pendiri bisnis ini
sepakat untuk membuka usaha dibidang aksesoris yang berbahan kayu. Bisnis ini
diperuntukan untuk semua kalangan masyarakat yang ingin memiliki aksesoris masa
kini guna memperindah penampilan mereka.
Bentuk yang khas serta terbuat dari bahan dasar bekas menjadikan produk
aksesoris yang perusahaan kami tawarkan menjadi salah satu keunikan tersendiri
sehingga menjadikan signature perusahaan. Selain itu, desain serta bentuk yang
ditawarkan dapat dipesan dalam berbagai ukuran tergantung dari permintaan
konsumen.
1.3 Tujuan Bisnis
Tujuan dari berdirinya bisnis ini adalah :
1. Melatih mahasiswa untuk menciptkan bisnis dari peluang yang ada/
permasalahan yang dapat diubah menjadi solusi.
2. Melatih jiwa entrepreneur pada diri mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
me-manage dirinya untuk menjadi seorang cekatan dalam berbisnis.

1.4 Waktu Pendirian Bisnis


Bisnis ini didirikan pada saat mata kuliah technopreneurship tahun ajaran
2016/2017 semester ganjil, dimana para mahasiswa di kelas 17 diwajibkan untuk
membuat bisnis yang dapat dijalankan kedepannya. Dengan adanya mata kuliah
technopreneurship ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berbisnis.

1.5 Pengelolaan Bisnis


Bisnis ini dikelola secara kelompok, dimana masing-masing dari setiap
anggota kelompok memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Pada dasarnya,
pembagian peran dalam bisnis ini disesuaikan dengan karakter anggota masing-
masing sehingga dalam menjalakan bisnis ini diharapkan seluruh anggota dapat
bekerja secara baik.

1.6 Nama Perusahaan


Nama perusahaan yang dipilih adalah allu, dimana nama ini berasal dari
bahasa sangsakerta yang berarti kayu penumbuk padi. Pengambilan nama perusaha ini
didasarkan karena arti dari allu merupakan bahan dasar yang digunakan untuk
menjalankan bisnis ini, selain itu sifat kayu penumbuk padi yang kuat mencerminkan
keunggulan produk yang ditawarkan sangat memiliki karakter yang kuat yang
menggambarkan produk dari allu.

1.7 Visi
Menjadi Perusahaan aksesoris yang Berkarya Lewat Material Sisa

1.8 Misi
Memproduksi produk wooden accesories berbahan dasar limbah kayu yang didesain
unik. Serta harga yang terjangkau.
1.9 Tim Manajemen dan Struktur Perusahaan
Didalam sebuah perusahaan perlu adanya sistem yang mengatur
keberlangsungan perusahaan itu sendiri sangatlah penting, dalam hal ini sistem yang
dibutuhkan berupa struktur organigram dimana dalam struktur organigram ini akan
dibagi jobdesk masing-masing dari parapihak yang terkait sehingga para anggota tim
dapat bekerja secara efektif dan terstruktur. Tim manajemen dalam perusahaan aluu
dibagi menjadi beberpa bagian seperti :
1. Manager yang mempunyai tanggung jawab penuh atas segala yang dilakukan oleh
pihak perusahaan terhadap konsumen, dalam bisnis ini manager bertugas untuk
mengarahkan para anggota tim lainnya untuk terus melakukan pengembangan
perusahaan.
2. Divisi Keuangan yang berperan untuk mengatur aliran kas dari perusahaan
sehingga perusahaan tidak mendapatkan kerugian dari kegiatan pengoprasian.
3. Divisi Logistik, berperan untuk mengatur supply bahan baku pembuatan pallet
kayu agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan yang justru akan merugikan
perusahaan nantinya.
4. Divisi Kreatif, merupakan divisi yang penting karena mempunyai peran dalam
mengembangkan ide-ide kreatif untuk terus dapat memperbaharui produk-produk
yang akan dikeluarkan nantinya.
5. Divisi Pemasaran, divisi ini berperan untuk memasarkan barang yang telah
diproduksi, pemasaran yang dilakukan berupa penawaran barang kepada
konsumen serta pengantaran barang kepada konsumen.

Divisi
Keuangan

Divisi Logistik

Manager
Divisi Kreatif

Divisi
Pemasaran
BAB II
PEMBAHASAN BISNIS

2.1 Produk Bisnis


Bisnis ini berjalan dibidang dekorasi lebih spesifikasinya aksesoris berbahan
serbuk kayu. Keunikan dari bisnis ini adalah bahan dasar pembuatan merupakan
limbah dari kayu. Selain itu desain yang ditawarkan sangat beragam sehingga kecil
kemungkinan desain yang dipesan sama dengan yang lain. Selain itu, pada proses
pembuatannya konsumen dapat ikut serta dalam pelaksanaannya seperti ikut bagian
dalam mendesain ataupun pewarnaan dengan cara mendatangi workshop perusahaan.

2.2 Kelebihan Produk


1. Produk kayu yang digunakan lebih ramah lingkungan karena tujuan dari
kelompok kami adalah memanfaatkan kayu limbah sebagai bahan utama

2. Desainnya lebih unik karena kayu bekas memiliki karakter lembut, lunak,
ringan, mudah untuk dibentuk, memiliki corak warna yng berbeda-beda dari
limbah 1 kayu dan lainnya dsb. Hal ini dimanfaatkan sebagai bagian dari elemen
supaya nuansa materialnya semakin kuat.

3. Harga yang ditawarkan cenderung relative lebih murah karena bahan utama
didapatkan dengan harga murah. Tetapi perlu dicatat bahwa harga yang kami
tawarkan akan tergantung dari ukuran pemesan dan tingkat kesulitan disain.

2.3 Lokasi dan Waktu Operasi Bisnis


Lokasi atau workshop dari perusahaan allu berada di gang makam No.167
Keputih, Surabaya Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini sebagai workshop karena
berdekatan dengan kontrakan para anggota perusahaan. Selain itu, posisi yang cukup
nyaman menjadi faktor pemilihan lokasi ini karena lokasi berada di gang yang buntu
dan tepat berada diujung gang tersebut sehingga mengurangi kebisingan penduduk
sekitar.
Untuk jam operasional dari perusahaan kami memilih dari jam 09:00 15:00
WIB setiap harinya termasuk hari sabtu dan minggu.
2.4 Target Segmen Pasar
Dalam menjalankan bisnis ini sasaran pembeli kami mencangkup semua
kalangan masyarakat dengan prioritas konsumens sebagai berikut:
1. Prioritas 1 : Pemilik akun sosial media terutama instagram.
2. Prioritas 2 : Para mahasiswa ataupun kelompok sosial dan komunitas masa kini.
3. Prioritas 3 : Masyarakat umum semua kalangan

2.5 Key Partnership


Untuk menunjang bisnis wooden accesories ini, perusahaan menggaet
beberapa industri-industri yang berhubungan dengan bisnis ini. Diantaranya brand
buzzer daerah Surabaya. Selain sebagai target pasar, para brand buzzer ini juga dapat
menjadi objek promosi dari produk allu karena banyak pengunjung yang akan tertarik
dengan produk-produk aksesories masa kini ini. Industri lainnya yakni industry
furniture yang menggunakan kayu, industri ini berperan sebagai pensupply bahan
baku sehingga bisnis ini dapat tetap berjalan tanpa ada masalah kekurangan serbuk
kayu.

2.6 Prospek Jangka Panjang


Prospek jangka panjang bagi bisnis ini cukup menjanjikan, hal ini karena
banyak masyarakat ataupun kaum sosial yang lebih memilih sebuah ide fresh dengan
model yang tidak sama dengan lainnya, hal ini sejalan dengan target pasar perusahaan
allu. Dengan cara penjualan yang menarik dan terus mengembangkan inovasi dalam
berbagai aspek keberlanjutan bisnis ini dapat menguntungkan.

2.7 Tren Industri


Industri aksesoris dari serbuk kayu bukanlah industri yang baru, di kota-kota
besar seperti Jakarta, industri ini berkembang secara pesat karena minat masyarakat
mengenai seni aksesoris sangat besar seiring berjalannya waktu. Sementara itu di
Surabaya kami menjadi perusahaan yang pertama dengan bisnis ini karena di
Surabaya hanya ada reseller dari furniture dan aksesoris serbuk kayu.
2.8 Analisa Kompetitor
Melihat dari pasar di Indonesia, kami hanya menemukan wooden accesories
terkenal hanya di Jakarta, dari sumber penelusuran google tentang penjualan wooden
accesories hanya di temukan penjualan online untuk daerah Surabaya, dan itupun
berpusat di Jakarta.
Dari hasil analisa kami bahwa kompetitor online memiliki keunggunalan
berupa produk yang dihasilkan lebih mulus karena menggunakan kayu baru selain itu
penjualan secara online dinilai lebih praktis. Tetapi pihak kompetitorpun mempunyai
kelemahan yakni harga yang ditawarkan cukup mahal dan hanya terjangkau untuk
kalangan menengah atas.

2.9 Sumber Pendapatan


Analisa potensi pasar saat awal pembukaan dimana analisa ini bersifat pendekatan.
Data Asumsi :
1. Income berasal dari konsumen
2. Karena menjalin kerjasama dengan pihak kedua, maka pihak kedua diberikan
keuntungan sebesar 20%
3. Harga standar dari produk kayu adalah Rp.100.000
4. Biaya pengiriman melalui agen 10% dari biaya total dan biaya pengiriman
langsung 10%

Analisa Pendapatan
No Jumlah Barang Harga Satuan Jumlah Harga
1 40 Rp. 100.000 Rp. 4.000.000

Analisa Pengeluaran
(Biaya Tetap dan Varable Cost)
No Nama Pengeluaran Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga
1 Gaji Karyawan 2 Rp.500.000 Rp. 1.000.000
2 Biaya pengiriman - 20% x 4.000.000 Rp.800.000
3 Bagi Untung dengan pihak 2 - 20% x4.000.000 Rp.800.000
Jumlah Rp.2.600.000
Biaya leverage, merupakan perbandingan antara biaya masuk dan biaya
keluar untuk produksi :
$ = Pendapatan Pengeluaran (Biaya Produksi)
= 4.000.000 2.600.000
= 1.400.000 / bulan

2.10 Break-Even Chart dan Perhitungannya


Break-even chart adalah suatu keadaan dimana dalam pengoprasian suatu
perusahaan tidak mengalami rugi maupun untung (penghasilan = total biaya). Analisa
break-even chart adalah sebagai berikut :
1. Harga per unit = total income / jumlah produk yang terjual
= Rp. 4.000.000 / 40
= Rp. 100.000
2. BEP Biaya = total biaya produksi / jumlah produk yang terjual
= Rp. 2.600.000 / 40
= Rp. 65.000
3. BEP Produksi = total biaya produksi / harga per unit
= Rp. 2.600.000 / Rp. 100.000
= 26
jadi untuk mencapai titik impas maka dalam satu bulan produk yang harus terjual
sebanyak 26 buah dengan harga satuan sebesar Rp. 100.000.

2.11 Start-Up Biaya


Biaya awal dari bisnis ini berasal dari patungan para anggotanya. Jumlah
patungan ini akan menentukan persenan pendapatan yang akan didapatnya dari
keuntungan bersih penjualan produk. Bisnis ini tidak merupakan bisnis yang relatif
tidak membutuhkan modal awal yang cukup besar karena bahan bahan dasarnya
dapat dijumpai dimana saja.

2.12 Struktur Biaya


Struktur biaya dalam bisnis ini dapat dibagi kedalam 2, yakni :
1. Fixed Cost : bahan baku dan tenaga kerja.
Pada dasarnya bisnis ini merupakan bisnis perintis dimana didirikan dengan
modal yang sangat sedikit dan berusaha untuk menekan pengeluaran yang terlalu
boros oleh karenanya untuk mengurangi biaya gaji karyawan maka diputuskan
karyawan hanya bekerja pada bagian-bagiann tertentu saja dengan kata lain pegawai
hanya kerja apabila perusahaan membutuhkan. Mengingat langkah kerja dari
pembuatan aksesoris berbahan dasar serbuk kayu ini cukup mudah, ini sangat
menguntukan bagi pihak perusahaan.
Selain itu, bahan baku yang relatif murah dikarenakan berasal dari limbah
kayu sangat membantu pihak perusahaan sehingga biaya pengeluaran dapat ditekan
pula.

2. Variabel Cost : biaya kirim/antar produk kepada konsumen


Biaya pengiriman terbagi atas 2 yakni melalui agen atau antar-jemput barang
dari agen-agen pengiriman. Biaya variable cost ini merupakan biaya yang cukup besar
setelah biaya tetap.

2.13 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran yang digunakan berupa :
1. Menitipkan produk karya allu store distro di Surabaya dengan pembagian
keuntungan tergantung kepada kesepakatan awal kerjasama.
2. Memanfaatkan media sosisal seperti Instagram, Line atau media lainnya
untuk mempromosikan/menjual produk allu.
3. Menyebar flyer/ melakukan tawaran langsung kepada konsumen-
konsumen.
4. Mengitkuti pameran-pamarean padat karya agar bias mempromosikan
produk serta dapat bertukar pikiran sesama wirausaha.
5. Menggratiskan ongkos kirim kepada konsumen di daerah Surabaya kota.

2.14 Siklus Penjualan


Siklus penjualan dari produk ini dimulai dari konsumen yang memesan
wooden accesories kepada perusahaan allu secara online ataupun langsung, setelah
itu pihak perusahaan menindaklanjuti pesanan konsumen dengan menanyakan desain
yang akan dipesan, setelah disepakati desain pesanan dan harga yang harus dibayar,
perusahaan akan memproduksi pesanan dan akan mengirimkan barang pesanan secara
langsung ataupun melalui layanan pengiriman.
Jika pemesanan dilakukan melalui pihak kedua (memesan lewat store) maka
proses pembeliannya dilakukan oleh pihak kedua dan ketiga dalam hal ini pihak store
dan konsumen dimana konsumen memilih model yang ada pada catalog lalu
membayar ke store yang ditititpkan produk perusahaan allu. Kekurangan lain
pembelian dari pihak kedua ialah desain tidak dapat dipesan sesuai dengan keinginan
karena barang yang ditawarkan sudah jadi.

2.15 Taktik Penjualan


Taktik yang dijalankan agar bisnis ini tetap diminati adalah :
1. Memberikan potongan harga pada event-event tertentu.
2. Memberikan produk secara gratis apabila membeli dengan jumlah tertentu.
3. Mengganti barang yang rusak/cacat akibat pengiriman dengan syarat tertentu.

2.16 Pengembangan Produk


Dalam berbisnis perlu adanya pengembangan ide-ide sangatlah penting
dilakukan, hal ini bertujuan untuk menjaga konsumen agar tetap menggemari produk-
produk hasil produksi allu. Rencananya pada tahun ke 2 setelah produksi pertama
allu akan menghadirkan produk-produk aksesoris maupun dekorasi rumah sebagai
hiasan dinding dll. Oleh karena itu, perusahaan harus bekerja keras untuk mencapai
targetan pada tahun pertama produksi.

2.17 Analisa Permasalahan dan Solusi


Dalam membangun sebuah bisnis tentu akan menghadapi berbagai masalah,
oleh karena itu sifat solutif dari para penggiat pengusaha sangatlahlah membantu
untuk mendapatkan solusi yang tepat. Adapun permasalah yang dihadapi berupa :
1. Jenis Kayu Berbeda
Bisnis aksesoris dari serbuk kayu ini menggunakan limbah serbuk kayu bekas
dari berbagai sumber industri, kondisi disetiap limbah kayu tersebut berbeda-beda
oleh karenanya akan menjadi kesulitan tersendiri untuk mengolah serbuk yang
memiliki perbedaan jenis kayu. Untuk meminimalisir hal tersebut maka perusahaan
mensupply bahan baku dari industri yang mempunyai penggunaan serbuk kayu yang
sama seperti industri furniture yang mensupply kayu di setiap pembuatannya dengan
mengunakan balokan kayu yang dihaluskan atau dengan melakukan pensortiran awal
dari setiap pensupply serbuk kayu.
2. Kekurangan Tenaga Kerja Terampil
Karena bisnis ini merupaka bisnis dengan estetika aksesoris, maka
memerlukan tenaga kerja yang cekatan yang dapat mengolah serbuk kayu menjadi
seni yang yang bernilai dan sesuai dengan standar perusahaan, oleh karenanya
memilih orang yang terampil menjadi solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi
permasalahan ini.
3. Sedikitnya fashion store yang Dapat Bekerjasama
Sesuai dengan strategi pemasaran dari produk allu, dimana terdapat strategi
untuk menitipkan produk kepada fashion store, dikhawatirkan hanya sedikit store
yang dapat bekerjasama oleh karena itu kami mem-backup hal tersebut dengan
mencari industri lainnya seperti barbershop ataupun dengan menjalin network dengan
toko merchendaise.

2.18 Jadwal Keseluruhan


Bulan ke 1 Bulan ke 2
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Penetapan Jenis Bisnis
Pembuatan Struktur Organisasi
Perancangan Logo Bisnis
Pemilihan Lokasi Workshop
Pencarian Sponsorship
Pembuatan start up Bisnis
Analisa Pasar
Pembuatan Kartu Nama / flyer
Produksi Pertama
Pemasaran Produk

2.19 Analisis Business Model Canvas (BMC)


Bisnis Model Canvas adalah model bisnis yg terdiri dari 9 blok area aktivitas
bisnis, yang memiliki tujuan memetakan strategi untuk membangun bisnis yang kuat,
bisa memenangkan persaingan dan sukses dalam jangka panjang. Bisnis Model
Canvas ini memiliki ciri khas dengan 9 blok model yang jika disatukan akan menjadi
satu kesatuan bisnis:

1. Customers Segment

2. Value Proposition
3. Customer Relationship

4. Channel

5. Revenue Stream

6. Key Resource

7. Key Activities

8. Key Partnership

9. Cost Structure

1.1 Faktor Penggunaan Bisnis Model Canvas

Visual Thinking :

Cara terbaik untuk menggunakan BMC adalah untuk mencetak versi berukuran
poster besar dan menempelkannya ke dinding. Setelah itu, founder kemudian
menggunakan sticky notes seperti post-it untuk mengisi 9 bagian. Sticky notes
memungkinkan grup thinking karena setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi aktif

Iterasi dengan cepat :

Iterasi adalah proses di mana founder keluar dari kantor atau labnya dan
mencoba memvalidasi idenya, kemudian kembali lagi ke kantor untuk memperbaiki
model bisnis dan produknya berdasarkan feedback yang didapat dari market. Dengan
sifat ringkas dan menyeluruh dari bisnis model kanvas, founder bisa dengan cepat
melakukan iterasi ini.

Dengan cepat melihat kaitan dari 9 komponen bisnis :

Bisnis Model Canvas memungkinkan entrepreneur untuk secara visual


menggambarkan kaitan dari masing-masing komponen bisnis tersebut. Seringkali
founder menggambar garis dan ilustrasi di poster untuk mewakili potongan-potongan
teka-teki dan bagaimana mereka bekerja sama. Dengan cara ini, tim dapat
menemukan hubungan dari peluang pasar dan / atau proposisi nilai yang unik.
Selanjutnya, tim kemudian dapat mendokumentasikan ide-ide baru sebagai hipotesis
baru untuk menguji BMC sebagai iterasi baru.

Memaksa tim untuk dengan ringkas menyampaikan pikirannya :

Karena informasi dicatat dengan pendek pada post-it notes, tim dipaksa untuk
menjelaskan dengan tepat dan ringkas apa yang mereka mau untuk menguji atau
menindaklanjuti pada iterasi berikutnya.

Bentuk visual dari bisnis model canvas memudahkan startup untuk


membaginya dengan partner, rekan kerja :

Karena bisnis model kanvas disajikan dalam bentuk poster besar dan visual,
mudah untuk berbagi melalui foto atau mengambil poster dari dinding untuk bertemu
dengan pihak lain yang berkepentingan.

1.2 Keuntungan Bussiness Model Canvas

Bisa dipakai untuk semua jenis model bisnis, travelling, restoran, hotel,
perkebunan, mining dan lain sebagainya

Mempercepat mengetahui keseluruhan kekuatan dan kekuragan bisnis

Proses analisa kebutuhan dan profit dilakukan secara cepat

Memetakan bisnis untuk mengetahui kelemahan semenjak dini dan


memahami kekuatan bisnis dari sudut pandang yang benar

Pemetaan business model canvas menggambarkan secara sistematis bisnis


yang kemudian dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
pengembangan manajemen stratejis bisnis.

1.3 Cara Memanfaatkan Bisnis Model Canvas

1. Membangun Relasi Konsumen

Bisnis Model Canvas (BMC) penting untuk membangun relasi dengan


konsumen. Relasi dengan konsumen penting agar konsumen kita tidak lari ke pesaing.

2. Meningkatkan Penjualan
Ketika strategi marketing kita satukan melalui BMC ini, diharapkan target
penjualan tercapai. Customer Segment, Channel, Customer Relationship (3 Blok di
BMC) memiliki tujuan untuk meningkatkan Penjualan

3. Menghadapi Pesaing

Hal yang tidak kalah penting, ketika BMC sudah dijalankan adalah kita akan
membangun bisnis yang kokoh untuk menghadapi pesaing.

4. Memastikan Bisnis Berjalan

Seringkali kita bingung memulai dan menjalankan bisnis, di BMC ini kita
memasukkan siapa-siapa saja yang nantinya akan mendukung bisnis kita berjalan.
BMC ini penting untuk memetakan apa saja yang dibutuhkan agar bisnis kita tetap
berjalan.

5. Mempunyai Sistem Bisnis

BMC ini adalah cara yangg efektif untuk membuat sistem bisnis, tujuannya
membuat bisnis makin efektif dan bisa menghasilkan maksimal meskipun kita tidak
rutin berada di bisnis kita.

1.4 Detail Cara Pengaplikasian Bisnis Model Canvas pada Produk Olahan
Serbuk Kayu ALLU

Penjelaskan pengertian model bisnis dalam tiga kelompok. Pertama adalah


model bisnis sebagai metode (cara), model bisnis dilihat dari aspek komponen-
komponennya, dan model bisnis sebagai strategi bisnis.

Elemen dalam Business Model Canvas mencakup Customer Segment, Value


Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resourcess, Key
Activities, Key Partnership dan Cost Structure. Untuk menyusun model bisnis
menggunakan pendekatan ini dimulai dari Customer Segment, diikuti dengan Value
Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue Streams, Key Resources, Key
Activities, Key Partners dan Cost Structure.

Untuk mengembangkan BMC, organisasi dapat mulai dari memotret kondisi saat ini,
diikuti dengan analisis SWOT. Hasil analisis SWOT dapat digunakan untuk
merancang model bisnis perbaikan dan prototipe model-model bisnis masa depan.
1. Customer Segment

Dalam menjalankan bisnis kami, pertama-tama kami harus menetapkan siapa


yang harus dilayani. Dalam hal ini , calon pembeli tetap utama dari produk yang kami
tawarkan adalah kalangan muda (mahasiswa,pelajar,remaja) dan pecinta aksesoris
kayu , serta masyarakat umum.

2. Value Proposition

Value Proposition adalah manfaat yang ditawarkan peusahaan kepada segmen


pasar yang dilayani. Value proposition akan menentukan segmen pelanggan yang
dipilih atau sebaliknya. Value proposition juga akan mempengaruhi komponen lain
seperti Channel dan Customer Relationship.

Value proposition yang ditawarkan ALLU adalah :

Produk yang minimalis dan mudah dibentuk

Hasil olahan produk yang beragam

Harga terjangkau

Ramah Lingkungan

3. Channels

Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan Value


Proposition kepada Customer Segment yang dilayani .Channel berfungsi dalam
beberapa tahapan mulai dari kesadaran pelanggan sampai ke pelayanan purna jual.
Dua elemen lain yang harus diperhitungkan secara cermat dalam membuat
model Channel adalah Value Proposition dan Customer Segment.

Dalam hal ini, kami ingin membuat channel berbasis media sosial (instagram,
twitter, youtube, dll) karena selain gratis channel ini sangat mudah untuk diakses
customer dan bagi kami memposting produk baru sekaligus memasarkan produk
terasa lebih cepat.

Selain itu, online marketplace seperti tokopedia dan bukalapak juga menjadi
media jual beli online sehingga tidak perlu membuka toko fisik yang tentunya
memakan biaya operasional yang tinggi untuk sebuah produk startup seperti ALLU
Kemudian untuk toko fisik kami digantikan dengan berpartnership yaitu
menitipkan barang kami ke distro-distro yang sudah ternama di Surabaya, , yang
mana nantinya akan memperoleh sejumlah uang hasil penjualan produk ALLU.

Yang terakhir yaitu kami akan mengendorse sejumlah brand buzzer, yaitu
public figure dan sosialita media sosial yang memiliki followers lebih dari 10.000
untuk menggunakan produk kami untuk strategi pemasaran dan media promosi.

4. Revenue Stream

Revenue Stream merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umumnya


organisasi memperoleh pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian banyak
organisasi bisa membuka aliran masuk pendapatan dari kantong bukan pelanggan
langsung. Tentu saja untuk ALLU penghasilan utama yaitu hasil keuntungan
penjualan.

5. Customer Relationship

Customer Relationship yaitu cara perusahaan menjalin ikatan dengan


pelanggannya. Dalam hal ini ALLU menggunakan media sosial dan online
marketplace untuk berkomunikasi dengan pelanggan

6. Key Activities

Key Activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan


Proposisi Nilai. Key Activities dari ALLU adalah:

Memproduksi olahan serbuk kayu yang siap dicetak.

Mendesain dan merancang aksesoris hasil olahan serbuk kayu.

Menjual aksesoris hasil olahan serbuk kayu.

7. Key Resources

Key Resources adalah sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk
mewujudkan proposisi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi,
peralatan, channel maupun brand.

ALLU memiliki Key Resources berupa :


Bahan Baku ( Serbuk kayu, detailing aksesoris,dll)

Desainer Aksesoris

Karyawan Tetap

8. Key Partnership

Key Partnership merupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi


untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut.
Pemanfaatan Key Partnershi poleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint
venture, joint operation, atau aliansi strategis.

ALLU memiliki Key Partnership berupa :

Supplier Bahan Baku Aksesoris

Percetakan Aksesoris

Distro dan toko tempat penitipan produk

Brand Buzzer

9. Cost Structure

Cost Structure adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi


mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang
efisien, menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi.

Ada tiga Cost Structure utama dari ALLU yaitu biaya produksi, biaya
penitipan penjualan barang, dan gaji karyawan.

1.5 Business Model Canvas dari ALLU"


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari laporan yang telah ditulis, maka dapat disimpulkan bahwa bisnis
aksesoris berbahan serbuk kayu memiliki peluang bisnis yang menjanjikan, hal ini
disebabkan karena belum adanya produsen produk aksesoris kayu yang memiliki
keunikan yang sama dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan allu. Kelebihan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan allu adalah bahan dasar yang terbuat dari
limbah kayu yang juga membantu mengurangi limbah sekitar kita. Walaupun tidak
sebagus dengan kayu baru hal ini justru sangat menguntungkan karena hal tersebut
menjadikan signature design bagi perusahaan allu.

3.2 Saran
Untuk pelaksanaan bisnis hal yang terpenting adalah membangun citra
perusahaan, oleh karenanya kualitas yang ditawarkan haruslah optimal sehingga
konsumen merasa puas dengan produk yang dihasilkan. Perlunya mengikuti pameran-
pameran padat karya akan menjadikan produk ini semakin diminati oleh calon
konsumen. Perlu adanya tenaga yang terampil akan sangat membantu dalam proses
produksi karena tidak semua design yang dipesan/dibuat memiliki tingkat kesulitan
yang sama.
Our Design is
Our Signature

Anda mungkin juga menyukai