Anda di halaman 1dari 43

PEMBUATAN TAS BELANJA DARI KAIN PERCA

DALAM UPAYA MENGURANGI LIMBAH TEKSTIL

DISUSUN OLEH:

FIRYAAL ASHIILAH NOVINA

3584

SMA NEGERI 10 SAMARINDA

TAHUN AJARAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi Rabbil ‘ Alamin

Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA

sehingga proposal penelitian yang berjudul ”Pembuatan Tas Belanja dari Kain

Perca Dalam Upaya Mengurangi Limbah Tekstil” ini dapat tersusun hingga

selesai.

Laporan ini telah Saya susun untuk memenuhi tugas dari Ibu Githa S.Pd

Kemudian dengan selesainya makalah ini, saya menghatarkan rasa terima

kasih kepada Ibu guru yang telah membimbing kami dalam penyusunan proposal

penelitian ini.

1. Widya Ayu Pertiwi S.pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

2. Githa S.pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan juga selaku

pembimbing dalam proses pembuatan proposal penelitian

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki proposal penelitian ini.

Tana Paser, April 2021

Tana Paser

i
i
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………i

DAFTAR ISI ….…………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………1

B. Perumusan Masalah ………………………………………………………..4

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….4

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………5

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………..7

A. Pengertian Limbah Tekstil …………………………………………………7

B. Kain Perca…………………………………………………………………...11

C. Desain Produk……………………………………………………………….14

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………15

A. Jenis Penelitian………………………………………………………………15

B. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………….16

C. Jadwal Penelitian……………………………………….……………………17

D. Rancangan Penelitian………………………………………………………..18

E. Alat Pengumpulan Data……………………………………………………..18

ii
F. Teknik Analisis Data……………………………………………………….20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………21

A. Penyajian Data……………………………………………………………..21

B. Pembahasan…………………………………………………………………29

BAB V PENUTUP……………………………………………………………30

A. Simpulan…………………………………………………………………….30

B. Saran…………………………………………………………………………32

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia, merupakan negara pemroduksi sampah

terbanyak nomor dua di dunia, berada satu tingkat dibawah China.

Sampah plastik menjadi masalah besar untuk lingkungan, karena

limbahnya yang sulit terurai di dalam tanah. Selain itu, limbah

plastik juga tidak bisa dibakar karena akan menimbulkan polusi

udara yang berbahaya untuk pernafasan. Sayang, penggunaan

plastik khususnya kantong kresek masih sulit dipisahkan dari

kehidupan masyarakat.

Setiap tahun masyarakat Indonesia dilaporkan memakai

100 miliar kantong plastik. Berdasarkan perhitungan tersebut,

setiap orang di Indonesia menggunakan sekitar 700 tas plastik per

tahun, atau kira-kira dua kantong plastik dalam sehari. Setelah

digunakan, biasanya sampah plastik tersebut tidak sampai ke

tempat pembuangan sampah, dan hanya sedikit yang akhirnya

dapat didaur ulang. Akibatnya sampah kantong plastik tersebut

menumpuk di sungai, menyumbat saluran air, dan teronggok di

pantai.

Cara yang sering digunakan adalah dengan membakar

sampah kantong plastik tersebut. Saat sampah dibakar, gas

1
karbondioksida akan memacu timbulnya efek rumah kaca

dan juga merusak lapisan bumi atau ozon serta dapat memicu sel

kanker bagi kesehatan. Jumlah satu ton sampah plastik yang

dibakar akan menghasilkan jumlah karbondioksida yang sama

yakni 1 ton. Jika 1 ton sampah plastik itu dibiarkan tertimbun akan

menghasilkan 63 m3 metana, dimana lebih berbahaya dari 1 ton

karbondioksida yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah

plastik. Metana sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-

30 kali lebih besar daripada CO2. Gas metana berada di atmosfer

dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan

suhu sekitar 1,3 derajat Celsius per tahun. Ternyata sampah yang

selama ini kita anggap menimbulkan dampak pemanasan global

adalah jika sampah yang tidak dibakar 100% secara benar. Sampah

yang dibiarkan begitu saja juga menyumbang kontribusi dalam

mempercepat pemanasan global.

Selain sampah plastik, sampah lain yang memiliki pengaruh

buruk terhadap lingkungan adalah sampah tekstil. Sampah tekstil

adalah sampah yang di hasilkan dari sisa-sisa pakaian yang selesa

di jahit. Menurut majalah National Geographic, Maret 2020 : The

End of The Trash dari 57 persen sampah yang ada di Jakarta,

sekitar 8,2 persennya merupakan limbah tekstil. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, PT. Daur Langkah Bersama ( Pable) hadir

dengan menyediakan pengelolaan limbah tekstil yang bertanggung

jawab.Informasi yang terdapat

2
dalam Indonesia Circular Forum, menunjukkan 470.000 ton

tekstil terbuang percuma selama proses pembuatannya. Dari hasil

daur ulang sampah tekstil industri, Pable menghasilkan

beberapa output seperti kain tekstil siap pakai, yang dapat

diaplikasikan menjadi pakaian ataupun produk zero

waste yang dapat dijual kembali.

Tote bag adalah tas yang termasuk dalam kategori tas

terbuka, bentuknya simpel tetapi praktis untuk digunakan. Jika

memahami artinya tote berarti membawa dan bag yang berarti tas,

sehingga tas ini sering digunakan untuk membawa barang yang

cukup banyak. Penggunaan tote bag ini untuk mengurangi sampah

plastik yang di pakai setiap hari dan juga penggunaan nya jauh

lebih efektif, dimana tote bag ini bisa di lipat menjadi kecil, di cuci

dan digunakan berkali-kali, tentunya juga lebih menghemat

pembayaran tas plastik di minimarket minimarket sekitar 200

perak per plastik. Pembuatan tas belanja tote bag ini tidak hanya

mengurangi sampah tekstil, tetapi juga mengurangi sampah plastik,

karena dengan menggunakan tote bag ini, penggunaan sampah

plastik bisa tergantikan.

Berdasarkan penjabaran diatas penggunaan kantong plastik

oleh masyarakat cukup tinggi, maka prospek usaha untuk membuat

totebag yang trendi dan unik ini akan tinggi dengan diiringi

3
semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan

bahaya sampah kantong plastik.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pokok

permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pembuatan tas belanja dari kain perca dalam

mengurangi limbah tekstil

2. Apa pengaruh pembuatan tas belanja dari kain perca dalam

mengurangi limbah tekstil

C. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi limbah tekstil

dengan cara membuat tas belanja dari kain perca.

2. Masyarakat dapat mengetahui bahwa totebag hasil penelitian

penulis ini dapat digunakan sebagai bahan alternatif tas belanja

plastik.

4
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu manfaat secara

praktis,manfaat secara akademis, maupun manfaat secara

masyarakat.

1. Manfaat Praktis

a. Tas ini dapat di lipat menjadi kecil, dapat di cuci, dan

dapat di gunakan berkali-kali

b. Tidak perlu mengeluarkan biaya sebesar 200 perak per

plastik setiap belanja di minimarket atau supermarket

2. Manfaat Akademis

a. Memberi pengetahuan lebih tentang cara membuat tas

belanja dari kain perca.

b. Memberi pelajaran bagaimana pentingnya mengurangi

penggunaan sampah plastik dengan menggantikan plastik

dengan tas belanja dari kain.

3. Manfaat bagi Masyarakat

a. Membuat lingkungan menjadi lebih bersih dikarenakan

sampah

b. plastik berkurang. Berkurangnya sampah plastik tersebut

juga berpengaruh untuk mengurangi bencana-bencana

5
c. yang diakibatkan dari sampah tas belanja plastik, seperti

banjir, dll.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian limbah tekstil

Limbah tekstil (garmen) merupakan limbah yang dihasilkan

dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji,

penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan

dan proses penyempurnaan. Limbah tekstil mengandung bahan-

bahan yang berbahaya bila dibuang ke lingkungan, terutama daerah

perairan. Sebagian besar bahan yang terdapat dalam limbah tekstil

adalah zat warna, terutama zat warna sintetik. Zat warna sintetik

merupakan molekul dengan sistem elektron terdelokalisasi dan

mengandung dua gugus yaitu kromofor dan auksokrom. Kromofor

berfungsi sebagai penerima elektron, sedangkan auksokrom

sebagai pemberi elektron yang mengatur kelarutan dan warna.

Saat ini, terdapat bermacam-macam jenis zat warna sintetik

yang penggunaannya disesuaikan dengan jenis serat yang akan

dicelup, ketahanan warna yang dikehendaki, faktor-faktor teknis

dan ekonomis lainnya. Pada proses pewarnaan, zat warna yang

biasa digunakan pada umumnya tidak akan masuk seluruhnya

kedalam bahan tekstil, sehingga efluen yang dihasilkan masih

mengandung residu zat warna. Hal inilah yang menyebabkan

efluen tekstil menjadi berwarna-warni dan mudah dikenali

pencemarannya apabila dibuang langsung keperairan umum.

7
Masalah lingkungan yang utama dalam industri tekstil

adalah limbah dari proses pencelupan. Zat warna, logam berat

dankonsentrasi garam yang tinggi merupakan polutan air

1. Jenis-jenis limbah tekstil berdasar bentuknya

Jenis limbah tekstil berdasar bentuknya di bagi menjadi dua, yaitu:

a. Limbah padat

Limbah padat yaitu sisa produksi yang dihasilkan dari

proses produksi. Sisa produksi dapat berupa

1. Sisa benang pada kones

2. Kain sisa (perca)

3. Sisa bahan tambahan seperti bisban, tali, kerah, busa pelapis, dan cones

bekas.Bahan-bahan tersebut dikelompokkan sesuai material dan warnanya.

b. Limbah cair

Limbah cair yaitu limbah yang dihasilkan dalam proses

pengkanjian, seperti

1. Penghilangan kanji

2. Penggelantangan

3. Pemasakan

4. Merserisasi

5. Pewarnaan

8
6. Pencetakan

7. Proses penyempurnaan yang menghasilkan limbah yang lebih banyak dan lebih

kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan sintesis

4. Pengolahan Limbah Tekstil Secara Biologi

Pengkajian biodegradasi zat warna tekstil secara biologi lebih

banyak diarahkan dengan menggunakan bakteri dan jamur. Beberapa

bakteri pada kondisi anaerob dilaporkan mampu untuk mendegradasi zat

warna azo di antaranya Aeromonas sp., Pseudomonas sp., dan

Flavobacterium sp. Sebaliknya, ada beberapa bakteri yang dilaporkan

mampu mendegradasi zat warna azo pada kondisi aerob diantaranya

adalah Plesiomonas sp. dan Vibrio sp. (Sastrawidana,2012). Pada kondisi

anaerob degradasi zat warna tekstil menggunakan bakteri lebih cepat

dibandingkan dengan kondisi aerob, namun kelemahannya yaitu

menghasilkan amina aromatik yang bersifat lebih toksik dibandingkan

dengan zat warna azo itu sendiri. Hasil uji toksisitas menunjukkan

degradasi limbah tekstilpada kondisi anaerob lebih toksik dibandingkan

dengan limbah awal (Sastrawidana, 2012).

5. Dampak-dampak negatif limbah tekstil

a. Menyebabkan pencemaran sungai

9
Limbah industri tekstil kebanyakan mengandung zat-zat

berbahaya. Hal itu dikarenakan mateiralya adalah zat-zat kimia. Bagi

industri tekstil yang tidak bertanggung jawab atau mungkin tidak sengaja

membiarkan limbahnya bercampur dengan aliran sungai dapat

menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat.

Organisme hidup seperti ikan, kepiting dan tumbuhan air dapat

mengalami kematian. Belum lagi bau menyengat yang bisa mencemari

pernafasan.

b. Menyebabkan pencemaran tanah

Limbah industri yang dibiarkan mengandap di tanah juga dapat

menyebabkan dampak negatif. Tanah menjadi tidak subur dan sulit

ditumbuhi tanaman-tanaman. Akibatnya, masyarakat tidak lagi bisa

menambah penghasilan mereka melalui lahan-lahan produktif yang

terkena dampak limbah industri tekstil

Lambat laun, bukan hanya kesuburan tanah yang terancam, tetapi

juga tingkat kebersihan air tanah. Akitbatnya, debit air bersih untuk

kebutuhan minum masyrakat juga dapat menjadi kurang. Jadi secara

mendasar, jika industri tekstil tidak mampu mengelola limbahnya dengan

baik, kesehatan masyarakat menjadi taruuhannya.

10
B. Kain Perca

1. Pengertian Kain Perca

Kain perca adalah kain yang terbuat dari potongan kain

besar. Kain perca dibuat dari hasil sisa potongan kain besar.Perca

adalah kain sisa hasil produksi atau jahitan yang merupakan bagian

dari limbah tekstil. Tekstil adalah bahan yang sangat diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari. Tekstil berhubungan erat dengan

serat karena berkaitan dengan jahitan, rajutan, dan pakaian itu

sendiri secara umum merupakan bentuk terakhir dari serta yang

mengalami beberapa tahap produksi. Jenis limbah tekstil yang

seringkali ditemui dibagi menjadi 4 jenis yaitu : Raw Material atau

kimia tekstil; Sisa potongan kain; Limbah benang; Busanan yang

sudah tidak terpakai.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perca merupakan

sobekan (potongan ) kecil kain sisa dari jahitan dan sebagainya.

Ukuran perca 5-20 cm. Menurut Sri Prihati (2013:42) perca kain

adalah kain sisa hasil produksi/jahitan yang merupakan bagian dari

limbah tekstil, kain-kain guntingan yang sudah tidak utuh lagi

tersebut biasa disebut sebagai kain perca. Menurut A. Hamidin

(2012:12) kain perca merupakan kain yang menjadi limbah pabrik

konveksi, atau bahasa mudahnya kain sisa dari tempat-tempat atau

pabrik yang memproduksi pakaian. Kain perca merupakan sisa

11
potongan kain yang masih bisa dimanfaatkan menjadi suatu

produk yang sangat berguna dan dapat dimanfaatkan menjadi

barang kerajinan atau produk-produk lain. Berdasarkan ketiga

pendapat dapat disimpulkan bahwa perca merupakan sisa potongan

kain yang sudah tidak utuh hasil produksi pakaian yang sudah tidak

terpakai dan masih bisa dimanfaatkan untuk dijadikan suatu produk

maupun kerajinan yang berguna dan memiliki nilai jual.

2. Karakteristik Limbah Kain Perca

Industri fashion yang menjadi sumber kain perca antara lain

garment, tailor, modiste, dan konveksi. Kain perca ini merupakan

limbah hasil kegiatan usaha tersebut, dimana usaha tersebut

memproduksi jenis pakaian yang berbeda sehingga kain perca yang

dihasilkan juga berbeda-beda. Limbah usaha busana yang berupa

kain perca merupakan bahan yang potensial apabila dimanfaatkan

dengan metode yang tepat. Kain perca memiliki bentuk dan ukuran

yang berbeda-beda. Kain perca biasanya berbentuk gulungan yang

tidak teratur karena kualias dan karakteristik bahannya lebih

rendah. Selain berbentuk gulungan, kain perca sering dijumpai

dengan bentuk potongan-potongan. Sedangkan ukuran kain perca

kecil antara 5cm sampai dengan 20cm.

3. Pemanfaatan Limbah Kain Perca

12
Pemanfaatan limbah perca merupakan langkah yang kreatif

dan inovatif untuk memanfaatkan sisa kain produksi pakaian untuk

dibuat menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tujuan

pemanfaatan limbah perca adalah mengolah limbah kain perca

menjadi suatu produk baru tanpa menimbulkan kerugian atau

masalah kepada masyarakat dan mencegah polusi. Adapaun

potensi limbah jika dikaitkan dengan proses kreatif dan

pengembangan produk adalah :

a. Dapat mengurangi ketergantukan bangsa kita terhadap bahan

baku untuk pakaian yang selalu diimpor.

b. Dapat menciptakan produk yang ramah lingkungan tanpa

menginggalkan nilai produk itu sendiri, yaitu rasional,

emosional dan fungsional.

c. Dapat membangun kesadaran akan pemahaman pengelolaan

lingkungan dan masyarakat dalam memperlakukan limbah

sebagai pemikiran sekaligus diimplementasikan secara

langsung dalam kehidupan sehari-hari kepada masyarakat.

d. Memberikan kontribusi pada bidang desain produk/kriya

dalam mengembangkan potensi pengolahan limbah.

13
C. Desain Produk

Tas belanja dari kain perca ini diambil dari bentuk tas pada

umumnya. Maksud penulis membuat bentuk tas ini dengan desain

pada umumnya adalah untuk memudahkan proses pembentukan tas

dan penggunaannya. Dengan harapan, menerapkan penggunaan tas

belanja dari kain perca ini dapat digunakan sebagai alternatif atau

pengganti tas belanja plastik agar lebih ramah lingkungan.

14
BAB III

METOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Dalam sebuah karya tulis ilmiah diperlukan sebuah metode

agar karya ilmiah yang dibuat lebih terarah. Dengan adanya

metode penelitian ini akan lebih mengarahkan sebuah penelitian

agar mendapatkan hasil yang optimal. Penggunaan metode yang

tepat dalam penelitian adalah syarat utama dalam mencari data.

Mengingat penelitian ini merupakan suatu proses pengumpulan

sistematis dan analisi logis tehadap data atau informasi untuk

mencapai tujuan, maka pendekatan proses pengumpulan data dan

analisis data adalah kegiatan utama dalam pelaksanaan penelitian

ini.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini bertujuan untuk

menjelaskan suatu barang atau benda dengan serinci mungkin

dengan cara pengumpulan data yang sedalam-dalamnya, yang

menunjukkan pentingnya kedalaman dan detai; suatu data yang

diteliti.

15
B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 1 minggu dari 9 Maret

2020 hingga 17 Maret 2020. Tempat pelaksanaan penelitian

dilakukan di lingkungan SMA NEGERI 10 SAMARINDA,

adapun yang menjadi sumber data primer di penelitian kali ini

adalah salah satu siswa dari SMA NEGERI 10 SAMARINDA.

C. Jadwal Penelitian

Kegiatan Waktu Lokasi

Menentukan ide Kamis, 9 Februari SMAN 10

penelitian 2021 SAMARINDA


SMAN 10

Menentukan Judul Jum’at, 10 Februari SAMARINDA

2021
BABI Minggu, 28 SMAN 10

PENDAHULUAN Februari 2021 SAMARINDA


BAB II KAJIAN SMAN 10

PUSTAKA Kamis, 11 Maret SAMARINDA

2021
BAB III SMAN 10

METOLOGI Senin, 24 Maret SAMARINDA

PENELITIAN 2021

16
BAB IV HASIL SMAN 10

PENELITIAN DAN Kamis, 25 Maret SAMARINDA

2021

BAB V Rabu, 07 April 2021 SMAN 10

KESIMPULAN SAMARINDA

DAN SARAN

17
D. Rancangan Penelitian

Studi Literatur
Observasi

Hasil Penelitian

E. Alat Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah metode yang cukup mudah dilakukan

untuk pengumpulan data. Penggunanan metode ini sangat

dipengaruhi oleh interesnya sang peneliti. Observasi ini lebih

banyak digunakan pada statistika survei, misalnya akan meneliti

18
kelakuan orang-orang suku tertentu. Observasi ke lokasi

yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat ukur mana yang

tepat untuk digunakan. Ilmu pengetahuan biologi dan astronomi

mempunyai dasar sejarah dalam pengamatan oleh amatir.

Menurut Kartono (1980: 142) pengertian observasi diberi

batasan sebagai berikut: “studi yang disengaja dan sistematis

tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan

pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan tujuan

observasi adalah: “mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari

inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada

fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil tertentu”.

2. Data Angket

Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data

dengan cara mengajukan pertanyaan untuk dijawab oleh

responden, biasanya secara tertulis. Kuesioner digunakan ketika

peneliti ingin mengetahui persepsi atau kebiasaan suatu populasi

berdasarkan responden. Kuesioner yang disebar harus diuji dulu

sebelumnya untuk mengetahui jika butir-butir pertanyaan yang

dimasukkan dapat digunakan sebagai alat ukur yang valid dan

reliabel. Kuesioner dapat berupa kuesioner cetak maupun online.

F. Teknik Analisis Data

19
Secara umum, definisi data yaitu sekumpulan fakta atau

keterangan yang belum diolah serupa angka, kata-kata,

citra/gambar, atau simbol yang diperoleh melalui proses

pencarian atau pengamatan dari sumber-sumber tertentu.

Menurut Kristanto “Pengertian data yaitu suatu fakta

mentah tentang suatu objek yang bisa mengurangi derajat

ketidakpastian (uncertainty) mengenai suatu kejadian dan

keadaan.” Berdasarkan sifatnya, data kualitatif adalah suatu

bentuk data yang dinyatakan dalam bilangan atau angka.

Contohnya, jumlah penjualan, harga saham, nilai tukar, dan lain

lain. Menurut Seiddel dalam Burhan Bungin mengatakan bahwa

analisis data kualitatif prosesnya sebagai berikut:

1. Proses mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan

hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,

menyintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

20
BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam

pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat

dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Data yang disajikan harus sederhanaan jelas agar mudah dibaca.

Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan

mudah memahami apa yang kita sajikan untuk selanjutnya

dilakukan penilaian atau perbandingan dan lain lain.

Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil

penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab l,

yaitu tentang cara pembuatan tas belanja dari kain perca dalam

mengurangi limbah tekstil dan pengaruh pembuatan tas belanja

dari kain perca dalam mengurangi limbah tekstil. Data-data hasil

penelitian ini diperoleh dari studi literatur dan teknik observasi

sebagai metode penunjang guna melengkapi data yang telah

penulis dapatkan melalui metode dokumentasi. Sebelum dianalisis

data yang penulis peroleh terlebih dahulu dikumpulkan sesuai

dengan jenis data yang ada, setelah data terkumpul menurut

jenisnya masing-masing kemudian penulis menganalisa data

21
dengan suatu metode untuk memaparkan dan menafsirkan

data yang ada. Setelah data dianalisa kemudian diambil kesimpulan

dengan berfikir induktif yaitu berangkat dari kesimpulan-

kesimpulan khusus kemudian ditarik menjadi sebuah kesimpulan

yang bersifat umum.

Penelitian dilakukan untuk menghasilkan produk modul

pemanfaatan limbah perca patchwork pada mata pelajaran

teknologi menjahit dengan mengacu prosedur pengembangan Borg

and Gall yang disederhanakan oleh Puslitjaknov. Dimana

Patchwork adalah kerajinan yang menggabungkan potongan kain

perca yang memiliki motif dan warna berbeda menjadi bentuk

baru.

Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan secara

online, terlihat jelas bahwa limbah tekstil yaitu kain perca masih

tidak jarang menimbulkan pencemaran lingkungan. Limbah tekstil

mengandung bahan-bahan yang berbahaya bila dibuang ke

lingkungan, terutama daerah perairan, sebagian besar bahan yang

terdapat dalam limbah tekstil adalah zat warna, terutama zat warna

sintetik. Zat warna sintetik tersebut merupakan bahan pencemar

yang sangat kompleks dan intensitas warnanya tinggi. Keberadaan

limbah tekstil dalam perairan dapat mengganggu penetrasi sinar

matahari sehingga kehidupan organisme dalam perairan akan

22
terganggu. Salah satu metode pengolahan limbah tekstil yaitu

dengan cara elektroflotasi. Elektroflotasi adalah proses pemisahan

22
polutan pada cairan dengan cara mengapungkan zat atau

partikel yang terdispersi di dalam air ke permukaan melalui

pembentukan gelembung gas oksigen dan hidrogen pada elektrode.

Proses elektroflotasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

tegangan dan waktu kontak. Pada penelitian ini air limbah tekstil

diolah dengan elektroflotasi pada variasi tegangan 6 dan 12 V, dan

waktu kontak selama 30, 40, 50, 60 menit. Air limbah tekstil

terlebih dahulu diukur nilai COD dan warna awal. Sampel hasil

elektroflotasi kembali diuji nilai COD dan warna untuk mengetahui

seberapa besar efek elektroflotasi terhadap penghilangan polutan

dalam sampel. Hasil elektroflotasi terbaik dengan nilai COD 122,4

mg/L (sebagai %pemisahan polutan adalah 88,9%) dan tingkat

warna 100 mg/L Pt-Co (sebagai %pemisahan polutan adalah

93.3%) diperoleh ketika digunakan tegangan 12 V dan waktu

kontak 60 menit. Hal ini menunjukan semakin besar tegangan dan

semakin lama waktu elektroflotasi, penurunan nilai COD dan

warna semakin besar. Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung

merupakan sentra industri tekstil. Jumlah industri tekstil di Jawa

Barat menunjukkan peningkatan dari 839 menjadi 1.062 pabrik

selama kurun waktu tahun 2011-2014, dengan rata-rata

pertumbuhan jumlah industri tekstil sekitar 8,21%/tahun (BPS,

2017). Pada proses pengolahan di industri tekstil tersebut selalu

dihasilkan limbah, terutama berupa limbah cair (air limbah).

23
Sebelum dibuang ke lingkungan perairan, air limbah harus

diolah sehingga sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan

dapat dibuang ke lingkungan agar tidak menimbulkan pencemaran.

Pencemaran oleh limbah cair yang berasal dari industri merupakan

permasalahan lingkungan yang dominan. Limbah cair yang tidak

diolah dan dikelola akan berdampak buruk terhadap perairan,

khususnya sumber daya air (Priya et al., 2011). Salah satu jenis

limbah cair yang relatif banyak dijumpai adalah limbah tekstil.

Limbah tekstil yang dihasilkan industri pencelupan sangat

berpotensi mencemari lingkungan. Hal ini disebabkan air limbah

tekstil tersebut mengandung bahan-bahan pencemar yang sangat

kompleks dan intensitas warnanya tinggi. Komponen utama yang

berkontribusi pada rendahnya kualitas air limbah dari industri

tekstil adalah keberadaan bahan pewarna yang tersedia dalam

berbagai jenis senyawa kimia dengan konsentrasi bervariasi.

Beberapa tipe bahan pewarna merupakan racun dan berdampak

secara karsinogenik dan mutagenik terhadap kehidupan perairan

dan manusia (Couto, 2009).

B. Cara Pembuatan Tas Belanja dari Kain Perca

1. Buat pola tas tangan di atas sebah kertas terlebih dahulu

2. Potong kain perca agar memiliki ukuran yang sama,

kemudian satukan dengan cara di jahit

24
3. Setelah kain perca disatuka menjadi sebuah lembaran kain

yang lebar, gunting kain mengikuti pola yang sebelumnya

sudah kamu persiapkan. Panjangkan sekitar 2cm dari

ukuran pola untuk lipatan

4. Letakkan busa angin di atas kain, lalu jahit bagian sisi-

sisinya

5. Buat tali menggunakan kain perca, sesuaikan ukuran

dengan pola yang sudah ada. Lapisi dengan bisa angin,

kemudian jahit dan pasangkan pada tas

6. Pasang resleting dan hiasan tas untuk mempercantik tas

yang kamu buat.

7. Tas tangan dari kain perca sudah siap untuk digunakan

C. Pengaruh pembuatan tas belanja dari kain perca

Kain perca yang dibuang di lingkungan terbuka seperti di

saluran air tidak akan hancur, tapi akan bergabung bersama tanah

dan sampah lainnya membentuk gumpalan-gumpalan yang

menyumbat saluran irigasi atau selokan-selokan yang dapat

menyebabkan bencana banjir. Selanjutnya kumpulan dari kain

perca yang bercampur dengan sampah-sampah plastik akan

mengganggu resapan air ke dalam tanah. Selain itu pembuangan

sampah pada tempat yang tidak tepat akan menghilangkan nilai

keindahan lingkungan.

25
Penjahit tidak menghitung banyaknya kain perca yang

dihasilkan dalam tiap tahun, tetapi rata-rata di rumah penjahit

ditemukan dua karung berukuran 45 cm x 75 cm berisi kain perca

yang belum dibuang. ada salah satu penjahit yang menyatakan

bahwa kain perca yang masih cukup lebar sekitar 50 cm

dikumpulkan lalu digunakan sebagai lap oli di bengkel. Padahal

ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan dalam pemanfaatan

limbah, seperti: reduce, reuse, recycle, dan replace (Marliani,

2015). Reduce yaitu kegiatan pengurangan sampah dengan

meminimalkan barang yang digunakan, karena semakin banyak

barang yang digunakan maka semakin banyak sampah yang

dihasilkan. Reuse yaitu kegiatan menggunakan kembali barang-

barang yang sudah dipakai atau tidak menggunakan barang

hanya untuk sekali pakai sehingga dapat memperpanjang waktu

pemakaian barang sebelum barang tersebut rusak menjadi

sampah. Recycle yaitu mendaur ulang kembali barang-barang

yang sudah tidak terpakai menjadi barang baru yang lebih

bermanfaat sehingga mengurangi jumlah sampah yang tidak dapat

diuraikan serta menghemat energi dan juga bahan mentah.

Contoh daur ulang ini dapat digunakan untuk mengolah limbah

kain perca menjadi barang-barang baru yang bermanfaat tanpa

harus menggunakan kain baru yang diproduksi dari pabrik.

26
Replace yaitu upaya mengganti barang-barang yang hanya

sekali pakai

26
dengan barang-barang yang dapat digunakan berulang

kali, misalnya: menggunakan kain untuk membungkus kado

daripada kertas, menggunakan keranjang belanja daripada plastik.

Selain memudahkan kita karena tas belanja dari kain perca

ini bisa dipakai berulang ulang dan bisa dilipat menjadi kecil, tas

belanja dari kain perca ini juga berperan untuk mengurangi jumlah

penggunaan plastik dan mengurangi tingkat persentase limbah

tekstil per tahunnya. Menurut Kemenperin.go.id, industri tekstil

dan pakaian jadi menorehkan kinerja yang gemilang pada triwulan

I tahun 2019. Sepanjang tiga bulan tersebut, pertumbuhan industri

tekstil dan pakaian jadi tercatat paling tinggi dengan mencapai

18,98 persen. Jumlahnya naik signifikan dibanding periode yang

sama tahun lalu di angka 7,46 persen dan juga meningkat dari

perolehan selama 2018 sebesar 8,73 persen. Data Badan Pusat

Statistik (BPS) pun menunjukkan, produksi industri manufaktur

besar dan sedang (IBS) pada kuartal I-2019 naik 4,45 persen

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan produksi

IBS tersebut, ditopang oleh produksi sektor industri pakaian jadi

yang meroket hingga 29,19 persen karena melimpahnya tingkat

pemesanan, terutama dari pasar ekspor.

D. Analisis Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar

27
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pekerjaan analisis

data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,

memberikan kode dan mengkategorikannya. Pengorganisasian dan

pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis

kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif atau definisi

lain dari analisis lain dari analisis data yakni kegiatan yang dilakukan

untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi informasi yang

nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan.

Menurut Noeng Muhadjir (1998: 104) mengemukakan

pengertian analisis data sebagai “upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk

meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan

berupayamencari makna.” Dari pengertian itu, tersirat beberapa hal

yang perlu digaris bawahi yaitu

a. Upaya mencari data adalah proses lapangan dengan

berbagai persiapan

b. Menata secara sistematis semua data yang telah di temukan

c. Menyajikan data

d. Mencari makna

28
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan melalui

metode observasi dan studi literatur maka diperoleh hasil bahwa

pembuatan tas belanja dari kain perca ini sangat efektif untuk mengurangi

sampah plastik dan menjadi tas alternatif yang bisa digunakan berulang

kali, dilihat dari persentase limbah tekstil tahun 2018, angka persentase

limbah tekstil menjadi 8,73 persen.

29
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik

observasi dan studi literatur yang dilaksanakan oleh penulis tentang

pelaksanaan pembelajaran Proposal Penelitian Bahasa Indonesia

dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut

dipaparkan sebagai berikut:

1. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti, kesimpulan yang

dapat diambil dari data-data yang telah di kumpulkan adalah bahwa

limbah tekstil yaitu kain perca masih tidak jarang menimbulkan

pencemaran lingkungan. Industri tekstil dan pakaian jadi menorehkan

kinerja yang gemilang pada triwulan I tahun 2019. Sepanjang tiga bulan

tersebut, pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi tercatat paling

tinggi dengan mencapai 18,98 persen. Jumlahnya naik signifikan

dibanding periode yang sama tahun lalu di angka 7,46 persen dan juga

meningkat dari perolehan selama 2018 sebesar 8,73 persen.

2. Kain perca yang dibuang di lingkungan terbuka seperti di

saluran air tidak akan hancur, tapi akan bergabung bersama tanah dan

30
3. sampah lainnya membentuk gumpalan-gumpalan yang

menyumbat saluran irigasi atau selokan-selokan yang dapat

menyebabkan bencana banjir. Selanjutnya kumpulan dari kain perca

yang bercampur dengan sampah-sampah plastik akan mengganggu

resapan air ke dalam tanah. Selain itu pembuangan sampah pada tempat

yang tidak tepat akan menghilangkan nilai keindahan lingkungan.

4. Pembuatan tas belanja dari kain perca yang di daur ulang ini

merupakan salah satu cara yang tepat dan efektif, karena selain kain

perca mudah di temukan dan juga bermanfaat untuk mengurangi sampah

belanja plastik.

B. Saran

Adapun saran dari penulis untuk berbagai pihak yang ingin

meneliti tentang bagaimana cara penerapan metode diskusi untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang pendaur ulangan limbah

tekstil menjadi barang yang lebih bernilai berdasarkan penelitian

observasi dan studi literatur yaitu :

1. Sebelum diadakan penelitian sebaiknya metode yang

akan digunakan dipersiapkan dengan baik supaya pada saat Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) terkondisikan dengan baik.

2. Dalam proposal penelitian ini atau karya tulis ilmiah

yang lain, peran guru juga penting dalam menumbuhkan

31
minat belajar siswa dan membuat siswa senang dan tertarik dalam KBM

ini.

32
DAFTAR PUSTAKA

Mas Fikr, 2020, Cara Membuat Tas Jinjing dari Kain Perca,

https://masfikr.com/cara-membuat-tas-dari-kain-perca/

Kemenperin go id, 2019, Lampaui 18 Persen, Industri Tekstil dan Pakaian

Tumbuh Paliing tinggi https://kemenperin.go.id/artikel/20666/Lampaui-18-

Persen,-Industri-Tekstil-dan-Pakaian-Tumbuh-Paling-Tinggi

Tunas Hijau, 2020, Mengenal reduce pada prinsip 3R atau reduce, reuse, recycle

olah sampah https://tunashijau.id/2020/03/mengenal-reduce-pada-prinsip-3r-

atau-reduce-reuse-recycle-olah-sampah/

Rian Wiguna , 2020, Pengertian kain perca,

https://www.berpendidikan.com/2020/04/pengertian-kain-perca.html

Tommy, Pengertian Data Menurut Para Ahli, Jenis-Jenis Data, & Fungsi Data,

https://kotakpintar.com/pengertian-data/

Dosenpendidikan, 2020, Defisini Observasi,

https://www.dosenpendidikan.co.id/observasi/

Samhis Setiawan, 2021, Pengertian Analisis Data – Tujuan, Prosedur, Jenis,

Kuantitatif, Kuantitatif, Para Ahli https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-

analisis-data/

Ciputrauceo net, 2016, Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian


http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-

penelitian

H Ma’mun Zahrudin, 2015, Penyajian Data-Metodologi Penelitian

http://metodologinurelghazy.blogspot.com/2015/09/penyajian-data.html
LAMPIRAN

Gambar 1 bahan bahan pembuatan tas belanja dari kain perca

Gambar 2 Tas belanja dari kain perca

Anda mungkin juga menyukai