Anda di halaman 1dari 6

Flora: Cemara, Puspa, Kipres, Trist

ania,Pohon: acasia decurent, Mlandingan gunung,Tristania,Edelweis


Fauna: babi hutan dan Kijang, Jalak Gading Jalak Lawu

Wukir Mahendra (Gunung Lawu) yang merupakan pegunungan vulkanik tua, secara geografis
terletak pada posisi 11115 BT dan 730 LS dan meliputi areal luas sekitar 15 ribu hektar.

Gunung Lawu merupakan salah satu bentuk habitat yang sangat eksotis. Gunung ini menjadi
batas antara lingkungan Jawa Timur yang cenderung kering dan gersang dengan Jawa Tengah
yang mulai basah, sebelum mencapai Jawa Barat yang basah dan dingin. Sebagai kawasan
Peralihan, tempat ini ditumbuhi species-species khas Jawa Timur namun tidak ditemukan di
Jawa Barat dan demkian sebaliknya. Misalnya Cemara Gunung (Casuarina junghuniana),
banyak tumbuh di gunung Lawu dan gunung-gunung di Jawa Timur, akan tetapi secara alami
tidak pernah dijumpai pada gunung-gunung sebelah barat Gunung Lawu, baik pdi ropinsi Jawa
Tengah maupun Jawa Barat. Dendrobium jacobsonii anggrek epifit yang dapat dijumpai pada
ketinggian 2000 m dpl ini juga ditemukan di gunung Lawu dan Gunung Semeru di Jawa Timur.

Gunung Lawu kaya akan keragaman Flora dan Fauna. Gunung Lawu sebagai kawasan pelarian
dari kerusakan yang ada, sangat besar potensi flora yang dimilikinya. Edelweis (Anaphalis
Javanica) merupakan tumbuhan yang terdapat pada ketinggian tempat tertentu. Bunga ini banyak
ditemukan di sekitar puncak Gunung Lawu. Selain bentuk bunganya yang indah dan menarik,
bunga ini memiliki kelebihan yaitu bunganya tidak mudah rusak dalam waktu yang lama.

Anaphalis Javanica (PMPA KOMPOS, 2007)

Selain Edelweis, terdapat tumbuhan yang indah dan menarik lainnya, yaitu anggrek. Menurut
Comber (buku: Orchid of Java,1990) di pulau Jawa terdapat 731 species anggrek, 231 species di
dalamnya hanya ditemukan di pulau Jawa (endemik). Dari hasil penelitian didapat 47 species dan
14 species di antaranya merupakan endemik.

Anggrek
Diantara 47 species tersebut terdapat beberapa species yang memiliki potensi ekonomi lebih.
seperti Dendrobium, Pholidota, Coelogyne, Calanthe, dan Eria. Jenis-jenis tersebut memliki
keindahan dan warna bunga yang menarik. Dari hasil pengamatan dan wawancara anggrek yang
menjadi incaran pencari anggrek adalah Dendrobium haseltii dan Dendrobium jacobsinii.
Kedua anggrek ini memiliki bunga yang mencolok dan indah, hidup pada ketinggian 2000-3000
mdpl. Karena keindahan bunganya, inilah yang menjadi incaran para pemburu anggrek. D.
jacobsinii yang memiliki warna bunga merah ini, hanya terdapat di gunung Semeru dan Gunung
Lawu.

Dendrobium jacobsinii

Pholidota carnea
Coelogyne miniata

Calanthe triplicata
Eria djaratensis

Pohon inang yang biasa ditumbuhi anggrek epifit adalah Schefflera fastigiata, Schefflera
aromatica, Schima wallichii, Araucaria sp, Astronia spectabilis, Daphne composite, Saurauia
bracteosa, Wightia borneensis, Casuarina sp. Pohon ini memiliki nilai ekonomis rendah
dibanding dengan Sengon atau Mahoni.

Keanekaragaman flora yang ada, mendukung kehidupan fauna di dalamnya. Fauna yang sering
dijumpai di kawasan gunung Lawu antara lain Musang (Paradoxorus hermaproditus), Tikus
bukit (Rattus bukit), babi hutan (Sius sp.), Harimau (Pantera sp) Anjing hutan, Ayam Hutan
(Gallus sp), kijang, kera. Pada pengamatan tahun 1999 hingga 2005 masih sering dijumpai
adanya kotoran kucing besar. Untuk jenis primata sering dijumpai di lereng selatan, ada jenis
primata yang teramati yaitu Lutung (Prebytis comata), Owa (Hylobates agilis), dan kera.

Vegetasi hutan juga menunjang kehidupan berbagai macam burung. Burung-burung yang banyak
dijumpai pada tumbuhan perdu/ semak-semak maupun terbabg bebas di angkasa seperti Elang.
Terdapat sekitar 31 species burung yang ditemukan di lereng Lawu Utara dan Selatan. (sumber
penelitian Lapangan PMPA KOMPOS FP UNS, 1999-2005).

Jalak Lawu

Jalak Lawu atau penduduk sekitar menyebutnya Jalak Gading, merupakan species burung
endemik yang sering terlihat oleh para pendaki. Perangai burung ini ramah dan jinak, tidak heran
jika burung ini biasa menjadi teman seperjalanan para pendaki gunung Lawu. Jalak Lawu atau
jalak Gading ini akan mengikuti para pendaki gunung atau para pejiarah dan akan memberitahu
jalan ke arah puncak. Burung Jalak Gading atau yang lebih dikenal dengan jalak Lawu hampir
sepanjang jalan di jalur pendakian, lebih-lebih bagi para pendaki yang mendapat berkah dari
Sunan Lawu para pendaki ini selalu diikuti burung jalak gading yang dianggap keramat
sebagai penunjuk jalan untuk menuju Puncak. Burung ini tidak besar hanya sebesar jalak Ungu
dan jalak Bali. Bulunya berwarna coklat, bagian dada berwarna kuning emas, paruh dan kakinya
kuning, nampak begitu jinak namun begitu didekati dia langsung terbang
Jalak Lawu

Jalak Gading/Jalak Lawu (PMPA KOMPOS, 2009)

Mbah Prapto Lawu Gendheng (pemilik warung di dekat sendang Drajat), bercerita bahwa Jalak
Gading yang ada di Gunung Lawu ini adalah Teman seperjalanan untuk semua pendaki gunung
Lawu, asal jangan diganggu. Kalau Jalak Gading ini diganggu, dilempari dll Jalak Gading ini
akan membuat sesat para Pendaki Gunung Lawu, entah bagaimana caranya yang jelas jangan
mengganggu Burung Jalak Gading kalau tidak ingin tersesat malahan Jalak Gading ini akan
mengantar para pendaki sampai ke Puncak Gunung Lawu.

Gunung Lawu, merupakan habitat berbagai macam flora dan fauna yang unik, endemik (anggrek
dan jalak lawu) dan ada pula yang terancam punah, seperti Harimau dan Elang Jawa. Selayaknya
kita manusia bisa hidup berdampingan dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar, terutama para
pendaki gunung yang sering bergumul langsung dengan alam bebas.
sumber : PMPA KOMPOS FP UNS (Ekspedisi Lawu I dan II, Seminar Nasional Lawu 2003)

gambar : www.orchidphotos.org

Anda mungkin juga menyukai