Anda di halaman 1dari 2

Yohanna Puspita

Owa Jawa (Hylobates moloch)

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Jawa Barat, menjadi tempat
berlangsungnya kegiatan puncak metamorfosa X UKM Uni konservasi Fauna
IPB.Kegiatan ini ditujukan untuk menempa ilmu dengan cara belajar langsung dari
alam. Kegiatan ini dinamakan jelajah Halimun, diikuti oleh 14 orang peserta dan
35 orang panitia. Berlangsung selama sepuluh hari dari tanggal 16-25 januari
2012.

Taman nasioanal ini merupakan kawasan hutan tropis yang terbesar di pulau
Jawa. Hampir seluruh hutan di sini berada di daerah dataran tinggi. Di taman
nasional ini terdapat beberapa gunung, diantaranya gunung Halimun, gunung,
kendeng, gunung Salak, dan Gunung Sanggabuana.

Selama pengamatan, satwa-satwa yang bisa saya amati secara langsung


diantaranya owa jawa (Hylobates moloch), lutung (Trachypithecus auratus), laba-laba,
dan beberapa serangga seperti capung jarum (Zygoptera) berwarna biru,kupu
kupu serasah, dan belalang sembah yang berkamuflase menyerupai warna lumut
di batang pohon. Untuk spesies burung diantaranya elang hitam, elang ular bido
dan burung sepah.

Salah satu primata yang bisa saya amati secara langsung di Taman Nasional
Gunung Halimun Salak adalah owa jawa. Satwa endemik ini terlihat ketika
pengamatan pertama yang saya lakukan di HM 13, Citalahab, pagi hari, tanggal
27 januari 2012. Di tempat ini ditemukan satu kelompok owa yang terdiri dari
satu jantan dan betina dengan satu anaknya yang masih dalam asuhan
induknya.Owa ini terlihat sedang mencari makanan di tajuk-tajuk pohon yang
tinggi.

Dari hasil pengamatan owa jawa ini memiliki ciri khusus yang berbeda dengan
primata lainnya. Owa jawa tidak memiliki ekor sehingga satwa ini termasuk
kedalam famili kera. Warna tubuhnya keabu-abuan dan terlihat agak lebat, bagian
wajahnya kehitaman dan pada bagian alis berwarna putih.tangannya lebih
panjang dibandingkan dengan kakinya. Tangan yang panjang ini digunakan untuk
bergelantungan, berpindah dari dahan yang satu ke dahan yang lain.

Owa jawa merupakan hewan diurnal (aktif di siang hari ) dan arboreal, seluruh
hidupnya dihabiskan di tajuk pohon yang tinggi. Satwa ini berayun dan berpindah
diantara dahan untuk mencari makanannya berupa buah-buahan. Tangannya
yang panjang mungkin adaftasi dari kebiasaannya ini.

Owa jawa adalah primata yang lebih suka memakan buah-buahan, berbeda
dengan lutung,primata pemakan daun-daunan, yang masih bisa ditemukan di
sekitar daerah pengamatan owa.Buah-buahan yang biasa dimakan owa di daerah
pengamatan, diantaranya ,saninten (buah yang kulitnya berduri), buah sejenis
jambu-jambuan yang mirip buah sawo, dan buah liana. Di daerah ini terdapat
banyak buah-buahan tersebut, mungkin pada saat pengamatan sudah masuk
musim buah tumbuhan tersebut.

Menurut referensi dari situs Wikipedia bahasa Indonesia, owa jawa biasanya hidup
membentuk sebuah kelompok semacam keluarga. Ini terbukti saat pengamatan,
owa yang saya lihat di daerah pengamatan Citalahab terdiri dari satu jantan dan
betina dengan satu anaknya yang mulai belajar lepas dari pangkuan induknya,
namun untuk berpindah tetap harus dipangku oleh induknya.

Pada pagi hari owa jawa akan mengeluarkan suara khasnya. Suara owa akan
terdengar seperti bunyi “uweuuk..uweuk, wek wek..”. Kadang kadang di siang dan
sore hari pun owa juga suka bersuara.

Saat ini Keberadaan owa jawa sudah terancam punah sehingga perlu tindakan
konservasi untuk menyelamatkannya. Menghentikan laju kerusakan hutan dan
perburuan liar owa jawa harus terus diupayakan untuk menyelamatkan owa jawa
dari kepunahan.

Anda mungkin juga menyukai