Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
JUDUL MODUL :PERILAKU HARIAN HEWAN DI KAWASAN KONSERVASI EX-SITU
NAMA/NIM : ZAFIRA YUNANDA/118180023
ASISTEN : ILHAM ARI MUSTOPA, IKA FITRIYA, PRIMA SAFIRA NARISWARI
HARI/TANGGAL : SABTU,5 DESEMBER 2020

I.PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi,


salah satunya yaitu Indonesia memliki 40 jenis primata dari 195 jenis yang ada di dunia, 24
diantaranya merupakan primata endemik yang hanya ada di Indonesia. Primata merupakan
salah satu satwa penghuni hutan yang memiliki arti penting dalam kehidupan di
alam.keberadaan primata ini tidak hanya satwa lucu yang ada di alam tetapi penting
perannya dalam regenerasi hutan tropis, karena sebagian besar primata memakan buah dan
biji sehingga mereka berperan dalam penyebaran biji di alam secara alami.
(Listiany.,Nitibaskara.,iskandar. 2015)
Pesatnya pertumbuhan populasi manusia yang terus meningkat secara tidak
langsung menyebabkan rusaknya ekosistem pada suatu wilayah. Peralihan fungsi lahan,
konflik manusia dengan satwa, perdagangan serta perburuan berlebihan merupakan
penyebab berkurangnya populasi hewan dari tahun ke tahun. Saat ini satwa endemik
Indonesia jarang dijumpai di alam bebas karena jumlahnya semakin sedikit dan terancam
punah. Salah satu cara menemukan atau melihat secara langsung satwa yang terancam
punah adalah dengan mendatangi tempat konservasi atau penangkaran satwa. Penangkaran
satwa langka yang terancam punah dilakukan oleh lembaga konservasi yang dikelola oleh
pemerintah, maupun swasta. (Handiana.,Mauliani.,Satwikasari.2019)
Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan jenis primata yang sering menjadi salah
satu peliharaan, sehingga menjadi suatu ancaman di alam karena populasi di habitat aslinya
semakin berkurang karena perburuan.owa jawa atau Silvery gibbon merupakan primata
endemik yang hanya ditemukan di pulau Jawa. Berkurangnya luasan hutan di Pulau Jawa
yang beralih fungsi menjadi pemukiman, pertanian ataupun mejadi kawasan industri menjadi
ancaman besar bagi hilangnya habitat owa jawa di alam.Owa jawa merupakan salah satu
satwa yang mendapatkan prioritas pelestarian tinggi melalui program rehabilitasi dan
pelepasliaran ke alam. (Fithriyani. 2004)

II.TINJAUAN PUSTAKA

Primata merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok. Untuk dapat


berinteraksi antar individu, diperlukan adanya komunikasi. Terdapat berbagai cara untuk
melakukan komunikasi. Salah satunya yaitu dengan pemberian sinyal berupa suara atau
yang disebut dengan vokalisasi. Primata umumnya hidup di hutan lebat dimana sinyal visual
sangat terbatas. Sehingga vokalisasi digunakan satwa khususnya primata, untuk memberi
informasi mengenai keberadaan kelompok, panggilan untuk makan, memberi peringatan
pada kelompok (alarm call), sinyal yang memprediksi perilaku, menarik pasangan, dan
mempertahankan territorial Penelitian vokalisasi pada primata menjadi sangat penting untuk
manajemen konservasi, terutama untuk jenis yang jarang dan sulit untuk ditemui secara
langsung. Selain itu, penelitian mengenai vokalisasi juga berguna dan penting dalam
memperkirakan kepadatan populasi. (Maida,S.,Sukandar,P & Istiadi,Y. 2016)
Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan salah satu satwa endemik Indonesia yang
hanya tersebar di Jawa Barat yakni Hylobates moloch moloch dan di Jawa Tengah yakni
Hylobates moloch pongoalsoni. Spesies bermarga Hylobatidae ini menurut Nijman tercatat
memiliki total populasi antara 4.000-4.500 individu. Satwa monogami ini umumnya hanya
melahirkan satu anak setiap melahirkan dalam rentang waktu ± 2-3 tahun. Hal ini juga
menyebabkan penambahan jumlah populasinya tergolong rendah. (Wahyuni & Nasution,
2016)
Program pelestarian owa jawa melalui konservasi exsitu diharapkan tidak hanya
menjadi sarana penangkaran bagi spesies tersebut namun diharapkan mampu menunjang
konservasi insitu melalui program pelepasliaran ke habitat alami. Pusat Studi Satwa Primata
(PSSP) merupakan salah satu instansi yang bergerak dalam pengembangan riset terkait
primata yang tidak hanya terfokus pada aspek biomedis, biologi namun juga pada aspek
pelestarian spesies primata.Program penangkaran exsitu yang dilakukan oleh PSSP
merupakan upaya dalam mendukung pelestarian satwa primata, terutama bagi spesies yang
terancam punah seperti penangkaran owa jawa dan beberapa satwa primata lainnya.
( Iskandar. 2007 )

III. METODE

Disetiap kelompok memilih satu jenis hewan

Disetiap kelompok jenis satwa tidak sama

Kelompok 2 memilih satwa owa jawa

Pengamatan perilaku owa jawa selama 6 jam

Dicatat Perilaku menggunakan Tally sheet

IV. HASIL
Laporan PRAKTIKUM ETOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
JUDUL MODUL : PERILAKU HARIAN HEWAN DI KAWASAN KONSERVASI EX-SITU
NAMA/NIM : ZAFIRA YUNANDA/118180023
ASISTEN : ILHAM ARI MUSTOPA, IKA FITRIYA, PRIMA SAFIRA NARISWARI
HARI/TANGGAL : SABTU,5 DESEMBER 2020

V. PEMBAHASAAN

Pada praktikum yang telah dilakukan yang berjudul Perilaku Harian Hewan Di
Kawasan Konservasi Ex-Situ. Dari parktikum yang telah dilakukan, praktikan mengunjungi
kebun binatang lembah hijau kemudian dilakukan pembagian kelompok untuk memilih hewan
mana yang akan diamati. Owa jawa adalah hewan yang kami amati, Owa jawa atau Silvery
gibbon merupakan primata endemik yang hanya ditemukan di pulau Jawa.Primata ini masuk
dalam kategori terancam punah
Yang mendapat prioritas pelestarian tinggi melalui program rehabilitasi dan pelepasliaran
kealam. Owa jawa merupakan hewan monogamy atau hanya setia pada satu pasangannya
saja. Habitat alami owa jawa meliputi tanaman nasional ujung kulon, Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango, Gunung Halimun, Cagar Alam Gunung Simpang, Cagar Alam
Leuweung Sancang, Gunung Slamet, dan Pegunungan Dieng, habitat owa jawa kini terbatas
pada sisa-sisa hutan hujan di pulau jawa. (Ilham,Farajallah & Iskandar. 2019)
Aktifitas harian Owa Jawa dibagi menjadi 4 aktivitas utama, antara lain makan, istirahat,
bergerak dan sosial serta aktivitas tidak terlihat. Tingkah laku bergerak seperti berayun,
memanjat dan menuruni, meloncat, jalan dan lari. Kebutuhan makan dan minum makanan
yang disediakan oleh perawat satwa seperti buah-buahan sayur-sayuran, makanan
tambahan (monkey chow) dan air. Tingkah laku seosial bermain, menelisik, bersuara,
berkelahi, kawin, menyusui dan menyusu. Tingkah laku istirahat umumnya pada siang hari
dan tidur pada malam hari pada pohon atau cabang yang rindang. Tingkah laku membuang
kotoran bahwa semakin bertambahnya umur individu, maka semakin sering melakukan
aktivitas membuang kotoran (Diena dan N)
Beberapa perilaku yang ditunjukan oleh owa ada beberapa macam. Yaitu meliputi
makan, makan adalah aktivitas yang dimulai ketika satwa melihat, memilih, mengambil,
membawa, memasukan makanan dan mengunyah makanan di dalam mulutnya. Istirahat
adalah aktivitas diam dan periode tidak aktif yang terbagi menjadi dua kategori, yakni istirahat
panjang atau tidur dan istirahat pendek. Istirahat pendek dilakukan di sela periode aktif
dengan cara bergelantung, duduk, dan merebahkan diri. Pergerakan adalah aktivitas
berpindah satwa dari satu tempat ke tempat lain yang meliput, brakiasi yaitu pergerakan
dengan cara berayun dengan tungkai depan, bridal berjalan dengan tungkai belakang,
memanjat yaiytu pergerakan dengan keempat tungkai secara vertical, melompat yaitu
pergerakan yaitu pergerakan yang iawali dengan tolakan keatas, mejatuhkan diri yaitu
melemparkan tubuhnya ke suatu arah atau bawah kemudian dilanjutkan dengan berayun.
(Kartono,A,P.,Prastyono & Maryanto. 2013)
Sistem perkandangan dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem perkandangan tertutup
dan sistem perkandangan terbuka dimana kandang tertutup diletakan di dalam bangunan dan
tidak terganggu cuaca maupun lingkungan luar dan sebaliknya sistem perkandangan terbuka
memungkinkan pengaruh cuaca. Menurut tipenya dibagi menjadi tiga yaitu kandang
individual, kandang harem, dan kandang kelompok yaitu kandang individu biasa
dipergunakan sebagai kandang karantina untuk pemulihan, kandang harem merupakan
kandang pasangan antara jantan dan betina, sedangkan kandang kelompok berisi satu
jantan dan banyak betina. Lokasi kandang dibagi menjadi tiga lokasi yaitu kandang dalam,
kandang luar, serta kandang luar dan dalam. ( Sutrisno. 2001 )

DAFTAR PUSTAKA

Anisa.,Tursina.,Pratiwi,H,S. 2017. Sistem Perawatan Kucing Berbasis Aturan. Jurnal Sistem


Dan Teknologi Informasi (Justin). Vol. 5(4): 219-222
Diena Fatimah Nurul. (2012). Aktivitas Harian Dan Perilaku Menelisik (Grooming) Owa Jawa
(Hylobtes Moloch Audebert, 1798) Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Insititut Pertanian
Bogor
Fithriyani U. 2004. Variasi Pola Pakan Antarkelompok Owa Jawa (Hylobates moloch
Audebert, 1798) di Stasiun Penelitian Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
Jawa Barat. Jakarta: Universitas Islam As-safi’iyah Jakarta.
Handiana,E.,Mauliani,L & Satwikasari,A,F. Pusat Penangkaran Hewan Langka Owa Jawa
Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi Di Bogor. Jurnal Arsitektur Purwarupa. Vol 3
(3):199-206
Ilham,M.,Farajallah,D,P & Iskandar,E. 2019. Aktivitas Dan Perilaku Pasangan Owa Jawa
(Hylobates Moloch) Di Javan Gibbon Centre. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (Jipi). Vol. 24
(3): 273279
Iskandar E. 2007. Habitat dan populasi owajawa (Hylobates moloch Audebert 1797) di
Taman Nasional Gunung Halimun Salak JawaBarat.[Disertasi]. Bogor. Sekolah
Pascasarjan, Institute PertanianBogor. [Indonesia]
Kartono,A,P.,Prastyono & Maryanto,I. 2013. Variasi Aktivitas Harian Hylobates Moloch
(Audebert, 1798) Menurut Kelas Umur Di Tn Gunung Halimun, Jawa Barat. Jurnal
Biodiversitas. Vol 6 (3) : 67-73
Listiany.,Nitibaskara,T,U & Iskandar,S. 2012. Pola Perilaku Pasangan Owa Jawa (Hylobates
Moloch) Rehabilitan Dalam Kandang Perjodohan Di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa (Javan
Primates Rehabilitation Center) Patuha – Ciwidey Jawa Barat. Journal Nusa Sylva Volume 12
(2) : 25-34
Maida,S.,Sukandar,P & Istiadi,Y.2016. Variasi Struktur Vokalisasi Owa Jawa (Hylobates
Moloch Audebert, 1798) Di Hutan Lindung Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah.
Bioma 12 (1) :40-50
Mariandayani,H,N. 2012. Keragaman Kucing Domestik(Felis Domesticus) Berdasarkan
Morfogenetik. Jurnal Peternakan Sriwijaya (Jps). Vol 1(1):10-20
Saryoko,A & Putri,Y,A. 2016. Penerapan Metode Inferensi Forward Chaining Dalam
Mendiagnosa Penyakit Kulit Pada Kucing. Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol.Xii(1) : 91-101
Suryana & Yasin,M 2013. Studi Tingkah Laku Pada Itik Alabio (Anas Platyrhynchos Borneo)
Di Kalimantan Selatan. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Vol 2(1) : 22-38
Sutrisno. (2001). Studi Populasi Dan Jurnal Arsitektur Purwarupa Volume 3 No 3 Juli 2019:
199-206 206 Perilaku Owa Jawa (Hylobates Moloch Audebert, 1798) Di Resort Cibiuk Dan
Reuna Jengkol Subseksi Taman Jaya Taman Nasional Ujung Kulon. Bogor: Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Wahyuni,S & Nasuition,K,E. 2016. Studi Populasi Owa Jawa (Hylobates Moloch) Di Lereng
Gunung Slamet Jawa Tengah. Biosfera Vol 33 (1) : 46 – 51
Warsono Iu. 2009. Sifat Biologis Dan Karakteristik Karkas Dan Daging Bandikut (Echymipera
Kalubu). [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai