PUTRI SIANIPAR/16031107011**)
BAB 1
PENDAHULUAN
*Makalah ini dibawakan dalam Forum Seminar 1 Jurusan Pertanian Fakultas Pertanian UNSRAT pada
tanggal Oktober 2019
**Mahasiswa Budidaya Pertanian Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian UNSRAT, dengan
Pembimbing Wawan Nurmawan, S.Hut, MSi
1
Ukuran pulau yang besar dan lamanya isolasi menyebabkan evolusi dari
banyak jenis yang unik dari 127 jenis mamalia Sulawesi, 79 (62%) di antaranya
merupakan jenis endemik. Sulawesi merupakan salah satu dari Daerah Burung
Endemik yang paling penting di Indonesia: dari 235 jenis burung darat, 84 jenis
(36%) diantaranya adalah endemik; dan dar 104 jenis reptilian, 29 (28%)
diantaranya adalah endemik Sulawesi Sumarto (2010).
Menyediakan daging satwa liar dalam berbagai pesta adat oleh sebagian
masyarakat Sulawesi Utara sudah menjadi budaya, untuk memenuhi kebutuhan
akan daging satwa liar ini, sebelum pelaksanaan pesta adat masyarakat melakukan
perburuan atau cukup membeli di pasar-pasar tradisional Saroyo (2011).
Salah satu yang menjadi tempat penjualan dan pembelian satwa liar
adalah pasar tradisional. Pasar juga menjadi tempat pertama masyarakat membeli
satwa liar, bahkan di Sulawesi utara ada beberapa pasar yang menjadi tempat
perdagangan satwa liar.Sahiu (2016).
2
mengumpulkan data tersebut sehingga terkumpul data mengenai jenis satwa liar
yang dieperdagangkan di Sulawesi Utara.
3
BAB II
Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat dan atau di air atau di
udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun
dipelihara oleh manusia (Departemen Kehutanan , Undang-undang No.5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya).
Menurut Alikodra (1990) satwa liar dapat diartikan binatang yang hidup liar
di alam bebas tanpa campur tangan manusia. Dalam ekosistem alam, satwa liar
memiliki peranan yang sangat banyak dan penting, salah satunya adalah untuk
melestarikan hutan.
Beberapa ahli berpendapat, Satwa disebut sumber daya alam karena seperti
tumbuhan yaitu merupakan mahluk hidup yang tidak hanya dapat dimanfaatkan
oleh manusia akan tetapi juga berperan besar dalam siklus kehidupan di alam.
Misalnya proses penyerbukan bunga pada tumbuhan yang dibantu oleh serangga
atau penghancuran sisa-sisa makanan atau sampah organic oleh mikroorganisme di
tanah. Coba kita bayangkan saja apa yang akan terjadi jika mikroorganisme di tanah
musnah sehingga tidak ada yang mengolah sampah organik, bias-bisa bumi
dipenuhi oleh sampah.
Ada beberapa jenis satwa yang sudah sangat kita kenal dan dapat hidup
berdampingin dengan manusia, contohnya kucing dan anjing. Satwa-satwa ini
sudah dianggap sahabat manusiadan amat jarang menyakiti manusia dan amat
jarang menyakiti manusia sehingga banyak dipelihara oleh manusia jika mereka
mersa terancam.
4
Walaupun satwa merupakan sumber daya alam yang boleh dan dapat
dimanfaatkan oleh mansuia akan tetapi tetap harus menjaga kelestariannya. Ada
saja orang-orang serakah yang melakukan perburuan dengan tidak
bertanggungjawab terhadap satwa liar sehingga membuat populasi mereka
terancam dam menjadi satwa langka yang perlu dilindungi. Contoh satwa langka
adalah burung cendarawasih dan Harimau Sumatera.
Karena pada dasarnya satwa adalah sumber daya alam maka satwa-satwa
liar ini ada yang diperbolehkan untuk diburu yang disebut dengan istilah satwa baru.
Yang termasuk kedalam satwa buru adalah semua satwa liar yang tidak termasuk
kategori satwa yang dilindungi yang meliputi burung, satwa kecil, dan satwa besar.
Contoh satwa buru seperti kijang, rusa, babi hutan, kuskus, yaki,anoa,
maleo,tarsius.
5
perlindungan satwa liar di Indonesia. Akibatnya, satwa liar seperti orang utan dan
rangkong yang sudah terancam punah Arnold (2016).
Menyediakan daging satwa liar dalam berbagai pesta adat oleh sebagian
masyarakat Sulawesi Utara sudah menjadi budaya, bahkan beberapa komunitas
mengharuskan tersedianya Jenis satwa liar tertentu, misalnya daging penyu pada
upacara pernikahan di sebagian masyarakat Pulau lembeh. Untuk memenuhi
kebutuhan akan daging satwa liar ini, sebelum pelaksanaan pesta adat masyarakat
melakukan perburuan atau cukup membeli di pasar-pasar tradisional Saroyo
(2011).
6
berburu satwasatwa tersebut. Sementara untuk jenis-jenis lainnya, biasanya
dikonsumsi jika secara tidak sengaja mendapatkannya pada saat berburu satwa
target lainnya, seperti yang secara tidak sengaja masuk perangkap, tertembak, atau
terjala. Saroyo (2011).
Dari hasil penelitian Saroyo (2011) dan Sahiu (2016) terdapat 38 jenis satwa
liar yang termasuk dalam 22 famili diantaranya : Chercopithecidae,
Phalalangeridae, Suidae, bovidae, Chervidae, Viverridae, Pteropodidae, Muridae,
Bucerotidae, Megapodiidae, Ralidae, Psittaculidae, columbidae, Megapodiidae,
Phasianidae, Turnicidae, Anatidae, Phytonnidae, Varanidae, Cheloniidae,
Cheloniidae, Dermochelyidae. Kategori yang termasuk dalam jenis dilindungi
terdiri Appendix I (Babi rusa, Anoa Dataran Rendah, Anoa Dataran Tinggi) dan
Appendix II (Yaki Pantat Merah, Yaki Pantat Putih, Kuskus, Kuskus Kerdil, Julang
Sulawesi).
Selengkapnya jenis satwa liar yang diperdagangkan di Sulawesi Utara dapat dilihat
pada Tabel 1.
7
3. Ailurops ursinus Kuskus/ Sulawesi Dilindungi Data Appendix II
Bear-Cuscus Deficient
Kuse
Beruang
4. Strigocuscus Kuskus Small Cuscus Dilindungi Data Appendix II
celebensis Kerdil Deficient
8
19. Routsettus bidens Codot Jentinck’s
Jentinck Rousette
20. Paruromys Tikus Biasa Sulawesi
dominator Sulawesi Giant Rat
21. Rattus sp. Tikus Rat
Burung:
22. Rhyticeros cassidix Julang Knobbed Dilindungi Appendix II
Sulawesi Hombil
23. Penelopides Kangkareng Sulawesi Dilindungi
exharratus Hombil
24. Megapodius Gosong Philippine Dilindungi
cumingii Fillipina Scubfowl
9
36. Chelonia mydas Penyu Hijau Green turtle Dilindungi Appendix I
37. Eretmochelys Penyu Sisik Hawskbill Dilindungi Appendix II
imbricata
38. Demochelys Penyu Olive Ridley Dilindungi Appendix I
coriacea Belimbing Turtle
Sumber : (Saroyo, 2011; Sahiu, 2016)
10
BAB III
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
Laksmi D.2014. Kajian Perdagangan Satwa Liar Jenis Mamalia Kecil di wilayah DKI
Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Lee RJ, Riley J, Merrill R. 2001. Keanekaragaman Hayati dan Konservasi di Sulawesi
bagian Utara. Wildlife Conservation Societies (WCS), Natural Resources, dan
Departemen Kehutanan, Jakarta
Saroyo.2011. Konsumsi mamalia, burung, dan reptile liar pada masyarakat Sulawesi Utara
dan aspek Konservasinya. FMIPA Manado: Universitas Sam Ratulangi
12