Anda di halaman 1dari 6

Subtema: Konservasi Dan Implementasi Fauna

Penyelamatan Wajah Fauna Jawa Melalui Konservasi ( Pantera Pardus Melas )


Sebagai Salah Satu Spesies Kunci Jawa.
Risma Ayu Nur Rahma
Universitas Nusantara PGRI Kediri
rismaayu0809@gmail.com
082139581547

Alam Indonesia merupakn salah satu tempat yang memiliki kekayaan akan flora dan fauna, Jawa
adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki  potensi akan hal ini. Salah satu kekayaan akan
satwanya yaitu hewan dengan corak khas tutul-tutul di tubuhnya ini memiliki nama Macan Tutul Jawa
(Panthera pardus melas), Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas Cuvier 1809) merupakan satwa
karnivora terbesar yang masih tersisa di Pulau Jawa setelah harimau Jawa (Panthera tigris sondaica)
dinyatakan punah pada tahun 1980. Macan tutul Jawa hanya terdapat di Pulau Jawa dan Kangean, oleh
karena itu satwa ini merupakan komponen penting dalam ekosistem alami di Pulau Jawa yaitu sebagai
predator puncak dalam rantai makanan. Punahnya jenis ini dapat menyebabkan terganggunya
keseimbangan ekosistem alami, sehingga merupakan spesies kunci (keystone species) dalam ekosistem
hutan di Pulau Jawa (Gunawan, 2010, h.2).
Secara umum penyebab turunnya populasi spesies yaitu akibat aktivitas manusia.  Ada dua hal
yang menjadi faktor utama, yaitu rusaknya habitat satwa liar dan perburuan satwa liar.  Rusaknya kawasan
hutan serta semakin berkurangnya luas hutan Indonesia, mengakibatkan habitat satwa liar akan terganggu,
karena hutan merupakan habitat alami bagi mereka.  Banyaknya alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian,
industri, dan lainnya menjadi ancaman yang cukup serius bagi kelestarian satwa, termasuk satwa langka
seperti orang utan, Macan Tutul Dan masih banyak lainya.  Hal ini pula yang mengakibatkan banyak konflik
yang terjadi antara satwa dan manusia.  Sering kali, satwa dianggap sebagai hama atau pengganggu,
padahal kita lah sebagai manusia yang telah mengganggu habitat mereka, namun banyak yang belum
menyadari akan hal ini.  Perburuan satwa liar juga menjadi penyebab kepunahan spesies tersebut.  Kurang
tegasnya penegakan hukum serta kurangnya pengawasan mengakibatkan perburuan semakin marak terjadi.
Peran lainnya seperti satwa sebagai spesies kunci atau flagship spesies, yaitu satwa yang menjadi
ikon.  Keberadaannya mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungan disekitarnya, meningkatkan
kesadartahuan, dan dukungan bagi upaya konservasi dalam skala luas. Misalnya, harimau, gajah, badak,
penyu dan orangutan.  Selain itu kekayaan satwa Indonesia merupakan suatu hal yang tidak ternilai
harganya, kekayaan satwa di Indonesia menjadi sumber ilmu pengetahuan dunia serta menjadi kebanggaan
tersendiri bagi Indonesia.  Oleh karena itu, kita harus menjaga, melindungi, serta ikut serta melestarikan
keberadaan satwa liar.
Ancaman Fragmentasi Hutan
Banyak orang menyadari bahwa ancaman terhadap kelestarian macan tutul jawa adalah kerusakan
hutan, perburuan macan tutul dan perburuan satwa mangsanya.  Sayangnya sedikit orang yang menyadari
bahwa selain merusak hutan, juga ada tindakan manusia yang berbahaya bagi kelestarian berbagai jenis
satwa liar, khususnya satwa dengan daerah jelajah luas seperti macan tutul jawa, yaitu fragmentasi hutan.  
Tanpa disadari ketika manusia mengubah kawasan hutan menjadi peruntukan lain misalnya jalan raya,
pemukiman, perkebunan, saluran irigasi, bendungan, jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) dan pertambangan, tidak saja menyebabkan kerusakan habitat (habitat degradation), kehilangan
habitat (habitat loss) tetapi juga memotong-motong habitat (habitat fragmentation).
Fragmentasi Hutan didefinisikan sebagai pemecahan suatu areal hutan yang besar menjadi
beberapa fragmen  hutan dengan ukuran yang lebih kecil. Fragmentasi hutan menciptakan jarak antar
fragmen hutan yang menyulitkan perpindahan satwa dan menghambat proses perkawinan sehingga
mengakibatkan inbreeding.  Fragmentasi hutan berpengaruh pada kekayaan spesies, dinamika populasi,
dan keanekaragaman hayati ekosistem secara keseluruhan.

Peranan dan Implementasi dalam Keberlangsungan Ekosistem


Salah satu alasan penting kenapa kita harus tetap menjaga populasi satwa Macan tutul karena
Macan tutul dan harimau jawa merupakan spesies dalam Ordo Karnivora yang termasuk kelompok kucing
besar.  Setelah harimau jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah pada tahun 1970-an, maka
macan tutul jawa menjadi satu-satunya spesies kucing besar yang tersisa di Pulau Jawa. Hal ini berarti
macan tutul jawa memegang peranan penting dalam ekosistem hutan di Pulau Jawa karena menjadi
pemangsa puncak dalam rantai makanan di ekosistem hutan.  Oleh karena itu macan tutul jawa menjadi
spesies kunci yang menentukan keharmonisan dan keseimbangan ekosistem di Pulau Jawa, karena
mengendalikan populasi satwa-satwa mangsanya.  Populasi satwa mangsa ini apabila tidak dikendalikan
melalui pemangsaan oleh macan tutul akan meledak populasinya dan menimbulkan keguncangan tatanan
ekosistem yang merugikan manusia.  Sebagai contoh meledaknya populasi monyet ekor panjang dan babi
hutan yang menjadi hama tanaman pertanian, bahkan menyerang masyarakat, merupakan dampak dari
punahnya macan tutul di lokasi tersebut.
Kebijakan dan Aturan yang Terkait Macan Tutul
berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Binatang liar Nomor 134 tahun 1931.Tahun 1970 status
perlindungan macan tutul jawa dikuatkan lagi berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
421/Kpts/Um/8/1970.  Pada tahun 1978 Indonesia meratifikasi CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora) menjadi Keputusan Pesiden Nomor 43 tahun 1978, dan
Macan tutul jawa termasuk ke dalam Appendix I CITES tersebut, yang artinya satwa ini tidak boleh
diperdagangkan.
·     Pelestarian Macan Tutul
-     Pandangan masyarakat
Setidaknya ada beberapa sudut pandang yang disampaikan kepada masyarakat sebagai perspektif
mengapa Macan Tutul penting untuk dilestarikan, yakni:
1. Perspektif Moral dan Religi 
Terkait dengan hubungan manusia dengan alam  semesta sebagai sesama makhluk hidup ciptaan
Tuhan. Perspektif yang disampaikan ini menyangkut kepada bagaimana agama yang dianut
mengajarkan bahwa hubungan manusia dengan alam adalah saling membutuhkan.
2. Persfektif Fanatisme Kedaerahan
Terkait perspektif ini juga digunakan untuk membuka kesadaran bahwa macan tutul merupakan
salah satu milik daerah yang harus dibanggakan.
3. Persfektif Pendidikan dan hubungan internasional.
Bahwa Macan Tutul merupakan salah satu primata yang menjadi objek penelitian yang   hasilnya
dapat digunakan untuk dunia pendidikan,baik pendidikan biologi dll.
- Inovasi Konservasi
Proses fragmentasi akan terus berjalan seiring dengan pertumbuhan penduduk dan dinamika
pembangunan.  Kawasan hutan akan terus mengalami perubahan fungsi dan peruntukan untuk
mengakomodasi pembangunan.  Tekanan perubahan peruntukan kawasan hutan semakin besar seiring
dengan trend pemekaran wilayah  yang mengikuti otonomi daerah.  Untuk meminimalisir fragmentasi
dan memitigasi dampaknya terhadap kelestarian macan tutul jawa, maka diperlukan inovasi dalam
konservasi habitatnya.  Inovasi khususnya diperlukan dalam bentuk kebijakan di level nasional seperti:

1. Perlindungan habitat khusus macan tutul jawa di luar kawasan konservasi, khususnya di hutan
produksi yang memiliki kesesuaian habitat tinggi bagi macan tutul jawa.
2. Pembinaan habitat berbasis pemodelan kesesuaian habitat, perlu dibuat grand desain untuk seluruh
wilayah sebaran macan tutul jawa.
3. Translokasi dan reintroduksi individu macan tutul jawa dari sub populasi yang terancam oleh
inbreeding depression karena habitatnya terisolasi atau dalam metapopulasi non equilibrium.
4. Mitigasi Masalah Sosial Ekonomi Konservasi macan tutul jawa berbasis pendekatan sosial ekonomi
dan pemodelan kerawanan habitat.
5. Pemulihan habitat macan tutul jawa terdegradasi, khususnya di kawasan konservasi dengan basis
peta kesesuaian habitat.
6. Membuat koridor jelajah satwa untuk menghubungkan sub populasi-sub populasi yang terpisah
guna meningkatkan laju migrasi sehingga dapat memelihara keragaman genetik, meningkatkan
ukuran populasi, menurunkan kemungkinan kepunahan dan menghindari inbreeding.
7. Kolaborasi antar stakeholder dalam mitigasi masalah sosial ekonomi konservasi macan tutul jawa
dan pembuatan koridor yang melibatkan lahan milik masyarakat serta terkait dengan aktivitas mata
pencaharian masyarakat.

- Konservasi
     Berdasarkan IUCN Red List, macan tutul jawa statusnya Kritis [Critically Endangered], atau satu
langkah menuju kepunahan di alam liar. Populasinya diperkirakan sekitar 250 ekor pada 2008.. Standar
operasional minimum untuk kebun binatang (zoo minimum operating standards) di Indonesia telah ada dan
menjadi keharusan bagi anggota PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia) untuk ditaati.
Kebun binatang dan taman safari di Indonesia diharapkan bisa lebih berperan dalam konservasi Macan
Tutul, dengan lebih meningkatkan program pendidikan dan penyadartahuan masyarakat dan tidak
berorientasi bisnis semata. Selain itu, praktik pemeliharaan di seluruh kebun binatang yang ada di Indonesia
perlu ditingkatkan dan dievaluasi secara teratur oleh PKBSI dengan melibatkan para ahli untuk menjamin
kualitas pelaporan dan transparansi.
- Peranan yang Dapat Kita Lakukan
Apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi dan menyelamatkan Macan Tutul dari kepunahan?
Langkah yang mungkin bisa dilakukan antara dengan; tidak memelihara Macan dan satwa liar. Tidak
memakai ataupun membeli souvenir yang terbuat dari bagian tubuh hewan yang dilindungi. Melaporkan ke
pihak yang berwenang jika melihat hewan yang dilindungi dipelihara ataupun diperjualbelikan oleh
masyarakat. Menjaga dan melestarikan hutan Memberikan pendidikan dan penyadartahuan kepada
masyarakat tentang pentingnya melindungi dan menjaga orangutan dan habitatnya.

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) sebagai salah satu spesies
kunci, haruslah dilestarikan karena hewan ini merupakan salah satu hewan yang sudah terancam
keberlangsungan hidupnya. Ancaman tersebut paling besar berasal dari manusia itu sendiri, antara lain
hilangnya habitat melalui deforestasi, perburuan liar, perdagangan Macan Tutul. tidak memelihara Macan
Tutul dan satwa liar. Tidak memakai ataupun membeli souvenir yang terbuat dari bagian tubuh hewan yang
dilindungi. Melaporkan ke pihak yang berwenang jika melihat hewan yang dilindungi dipelihara ataupun
diperjualbelikan oleh masyarakat. Maka haruslah ada tindakan – tindakan kepedulian terhadap Macan Tutul
Jawa (Panthera pardus melas), baik dengan kebijakan, memperbaiki habitat ataupun konservasi yang baik .
Dengan demikian kelestarian ekosistem hutan dapat terjaga dengan baik karena terpeliharanya
keanekaragaman didalam hutan akibat adanya Macan Tutul. Dan upaya ini adalah suatu program
pelestarian untuk jangka panjang dalam mempertahankan ekosistem dan keseimbangan dihutan. Maka
dalam hal ini sangatlah dibutuhkan pertolongan kita agar tidak punahnya Macan Tutul Jawa (Panthera
pardus melas). Konservasi Macan Tutul yang telah dilakukan memberikan titik terang dalam upaya
menyelamatkan keberadaan Macan Tutul yang ada. Peningkatan populasi Macan Tutul didapat apabila
dilakukan upaya yang cukup maksimal, dan keberhasilan dalam menyelamatkan satwa ini akan dicapai.
Namun hal yang masih perlu ditingkatkan dalam upaya konservasi Macan Tutul adalah memeasyarakatkan
program konservasi kepada seluruh lapisan masyarakat guna menumbuhkan kesadaran dalam menjaga
kelestarian Macan Tutul Jawa.
Daftar Pustaka

http://agroindonesia.co.id/2019/08/inovasi-konservasi-habitat-macan-tutul-jawa-di-lanskap-hutan-
terfragmentasi/
https://www.mongabay.co.id/2019/11/10/pernah-dihormati-macan-tutul-jawa-kini-dimusuhi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Macan_tutul_jawa
https://kalbar.antaranews.com/berita/319896/macan-tutul-jawa-terancam-punah
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12671
https://www.mongabay.co.id/.../sains-pemanfaatan-teknologi-untuk-penyelamatan-konservasi-jenis-
tumbuhan-berpotensi-terancam-punah/
https://harja.astacalafoundation.or.id/selamatkan-satwa-liar/
Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, DITJEN KSDAE – KLHK. 2017. Panduan Pemantauan
Populasi Harimau Sumatera. Jakarta : DITJEN KSDAE – KLHK
Lampiran 1 Scan KTM
KTM yang discan

Anda mungkin juga menyukai