61
Sebagaimana yang terjadi dengan harimau jawa dan harimau bali yang telah dinyatakan
punah, Bambang pun berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Pertambahan
penduduk di Sumatera dan perkembangan industri merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan terhadap kelestarian harimau sumatera, lanjutnya.
Apa yang dilakukan pemerintah? Menurut Bambang, kebijakan yang telah dilakukan
PHKA saat ini adalah membangun konservasi ex situ yaitu usaha pelestarian harimau
sumatera yang berada di luar habitat aslinya. Tujuannya, agar populasi harimau
sumatera ini terjaga, dan mandat ini telah diwajibkan pula pada kebun binatang yang
ada di Indonesia.
Hal lain, sebagai satu-satunya negara pemilik subspesies harimau sumatera, Pemerintah
Indonesia juga akan melindungi rumah harimau sumatera yaitu habitat alaminya berupa
hutan hujan dataran rendah dan lahan gambut yang ada di Sumatera saat ini. Dengan
terpeliharanya habitat alami tersebut tentunya target perlindungan dan peningkatan
populasi harimau sumatera di bentang alamnya dapat diwujudkan tahun 2022 nanti.
Pembuatan peta persebaran harimau sumatera harus dilakukan agar dapat diketahui
berapa jumlahnya dan dimana saja persebarannya.
Bagaimana penegakan hukum? Harimau sumatera merupakan satu dari 25 spesies yang
harus dijaga dari kepunahan. Sudah tentu harus diperhatikan keberadaannya.
Pemerintah tentu saja memerangi perdagangan satwa ilegal. Penegakan hukum dan
pertukaran informasi antar-negara yang memiliki harimau maupun negara yang menjadi
tujuan perdagangan harimau telah dilakukan. Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok
(RRT) saat ini telah memiliki nota kesepahaman terkait perdagangan satwa ilegal.
Pelakunya akan kita tangkap meski berada di luar negeri, tegas Bambang.
Harimau Sumatera yang mati di lokasi konsesi perkebunan di Riau. Foto: WWFIndonesia
Upaya penyelamatan
Tentunya, sosialisasi tentang fatwa tersebut harus terus dilakukan, baik melalui khutbah
Jumat atau juga pelatihan para dai dan guru. Selain itu, pelibatan semua lapisan mulai
dari tokoh agama, aktivis lingkungan, pemerintah, swasta, sekolah, dan masyarakat
guna penyadaran pentingnya penyelamatan harimau sumatera, harus dilakukan, ujar
Fachruddin.
Harimau sumatera yang berdasarkan IUCN (International Union for Conservation of
Nature) berstatus Kritis (Critically Endangered/CR) ini, memang harus dilindungi. Jangan
sampai, statusnya yang selangkah lagi menuju kepunahan di alam, benar-benar terjadi.
http://www.mongabay.co.id/2014/12/15/harimau-sumatera-juga-butuhperlindungan/
Date
2002
Author
Hariswan, Andy
Metadata
Show full item record
Dalam tiga dasawarsa terakhir ini, harimau telah banyak menarik perhatian dunia internasional.
Keberadaan hewan mengagumkan ini di alam sudah mencapai tingkat yang paling kritis. Tiga
dari 8 sUb-spesies yang pernah ada telah dilaporkan punah dari permukaan bumi. Ketiga
subspesies tersebut adalah sub spesies harimau Kaspia (Panthera tigris virgata), harimau Jawa
(Panthera tigris sondaica) dan harimau Bali (Panthera tigris balica). Kemusnahan sub-spesies
harimau ini disebabkan oleh perbuatan manusia seperti perburuan, perusakan habitat asli serta
perdagangan harimau untuk berbagai kepentingan. Lima sub-spesies harimau terakhir yang ada
saat ini juga akan mengalami nasib yang sama apabila tidak dilakukan upaya konservasi. Kondisi
tersebut mencapai titik kulminasi pada tahun 1975 ketika CITES (Convention on International
Trade In Endangered Species) memasukkan hewan ini kedalam daftar Appendix I yaitu kategori
hewan yang sangat dilarang untuk diperdagangkan baik pada tingkat nasional maupun
internasional. Badan internasional lain yang merupakan badan dibawah pengawasan PBB yaitu
IUCN (International Union/or Conservation o/Nature and Natural Resources) juga memasukkan
hewan ini kedalam daftar merah yang memuat hewan-hewan yang terancam kepunahan. Atas
dasar di atas kemudian muncul berbagai respon dari pihak yang peduli pada upaya pelestarian
dan mencegah kepunahan satwa langka tersebut. Sebagai contoh adalah keluarnya perundangundangan dalam kerangka strategi konservasi yang melarang pemusnahan harimau di setiap
negara yang memiliki habitat asli spesies harimau dan hal tersebut berlaku bagi Indonesia. Di
Indonesia respon yang dilakukan terhadap pelestarian spesies harimau dilakukan setelah dua
sub spesies dari tiga sub spesies yang pernah ada di Indonesia dinyatakan punah. Indonesia
pernah memiliki tiga sub spesies dari delapan sub spesies harimau dunia. Sub spesies harimau
Bali (Panthera tigris balica) telah dinyatakan punah sekitar tahun 1940-an dan harimau Jawa
(Panthera tigris sondaica) diperkirakan punah pada akhir tahun
spesies terakhir yang dimiliki Indonesia adalah harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Dalanl rangka mendukung program konservasi satwa harimau sumatera, kemudian dibentuk
strategi konservasi Harimau Sumatera. Sasaran utama dari strategi ini adalah untuk
mengembangkan dan menjamin kelangsungan hidup dari harimau Sumatera liar dalam jangka
waktu yang panjang di Indonesia. Strategi ini memiliki dua komponen yang berbeda yaitu :
komponen in situ dan komponen ex situ. Komponen in situ mengutamakan tanggung jawab atas
perlindungan populasi harimau Sumatera liar (di alam lepas) dan kelangsungan hidupnya serta
ditambah pula dengan pengembangan strategi dalam memelihara populasinya. Komponen ex
situ mengutamakan tanggung jawab dalam pengembangan populasi dari harimau Sumatera
yang ada di dalam kebun binatang (penangkaran) serta mengatur populasi, penyakit dan
kemurnian genetik dalarn mengembalikan keutuhan dari populasi liar. Konservasi harimau
Sumatera yang telah dilakukan memberikan titik terang dalam upaya menyelamatkan
keberadaan harimau Sumatera yang ada. Peningkatan populasi harimau Sumatera didapat
apabila dilakukan upaya yang cukup maksimal, dan keberhasilan dalam menyelamatkan satwa
ini akan dicapai. Namun hal yang masih perlu ditingkatkan dalam upaya konservasi harimau
Sumatera adalah memasyarakatkan program konservasi kepada seluruh lapisan masyarakat
guna menumbuhkan kesadaran dalam menjaga kelestarian harimau Sumatera.
URI
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12671
Collections
UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology [659]
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12671
Harimau sumatera
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Harimau sumatera
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Mammalia
Ordo:
Carnivora
Famili:
Felidae
Genus:
Panthera
Spesies:
P. tigris
Upaspesies P. t.
:
sumatrae
Nama trinomial
Panthera tigris
sumatrae
Pocock, 1929
Harimau sumatera (bahasa Latin: Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang
habitat aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih
bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah
(critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi
Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman
nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik,
yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila
berhasil lestari.[2]
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan
tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor
harimau sumatera terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Ciri-ciri
2 Habitat
3 Makanan
4 Reproduksi
5 Perdagangan
6 Penegakan hukum
7 Perlindungan harimau
8 Referensi
9 Pranala luar
Harimau sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini mampu hidup di
manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat
yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal di cagar alam dan taman nasional, dan
sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih kurang
250 ekor lagi yang dipelihara di kebun binatang di seluruh dunia. Harimau sumatera mengalami
ancaman kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran rendah,
lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian
dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan
jalan. Karena habitat yang semakin sempit dan berkurang, maka harimau terpaksa memasuki
wilayah yang lebih dekat dengan manusia, dan seringkali mereka dibunuh dan ditangkap karena
tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan yang tanpa sengaja dengan
manusia.
Seorang pria berpose bersama seekor harimau sumatera yang telah ditembak mati (foto antara 18901900).
Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Penemuan
tentang perdagangan harimau tersebut tercermin dalam survei Profauna Indonesia yang
didukung oleh International Fund for Animal Welfare (IFAW) pada bulan Juli - Oktober 2008.
Selama 4 bulan tersebut Profauna mengunjungi 21 kota/lokasi yang ada di Sumatera
dan Jakarta.
Dari 21 kota yang dikunjungi Profauna, 10 kota di antaranya ditemukan adanya perdagangan
bagian tubuh harimau (48 %). Bagian tubuh harimau yang diperdagangkan meliputi kulit, kumis,
cakar, ataupun opsetan utuh.
Harga bagian tubuh harimau yang dijual itu bervariasi. Untuk yang utuh dijual seharga Rp. 5 juta
per lembar sampai dengan 25 juta per lembar. Sedangkan taring harimau ditawarkan seharga
Rp. 400.000 hingga Rp. 1,1 juta.
Kebanyakan bagian tubuh harimau tersebut dijual di toko seni, penjual batu mulia, dan penjual
obat tradisional. Untuk perdagangan bagian tubuh harimau paling banyak terjadi di Lampung.
Masih maraknya perdagangan bagian tubuh harimau tersebut sudah dilaporkan Profauna
ke Departemen Kehutanan melalui Dirjen PHKApada bulan April 2009, dengan harapan
pemerintah bisa mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi perdagangan satwa langka
yang dilindungi tersebut. Beberapa tindakan nyata telah diambil pemerintah untuk memerangi
perdagangan bagian tubuh harimau di Jakarta.
dalam atau di luar Indonesia". Pelanggar dari ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi pidana
berupa hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimum 100 juta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Harimau_sumatera
Hewan langka di indonesia kian lama kian bertambah, pertambahan ini di sebabkan oleh beberapa
faktor mulai dari faktor lingkungan dan juga manusia, yang menyebabkan hewan semakin lama
semakin berkurang, kemudian muncul lah hewan langka.
Pelestarian hewan langka adalah tanggung jawab semua pihak. Hal ini terkait dengan kondisi bahwa
manusia adalah salah satu pihak yang memiliki peran terbesar dalam proses musnahnya beberapa
jenis spesies hewan. Meski manusia berada dalam jalur yang berlainan dengan dunia hewan dalam
sebuah rantai makanan, namun pada kenyataannya manusia adalah salah satu predator dalam
kehidupan hewan.
Dalam proses pelestarian hewan langka ini, bertujuan untuk mempertahankan kehidupan spesies
hewan yang makin sedikit. Hal ini sesuai kenyataan di lapangan, bahwa ada beberapa jenis spesies
binatang yang makin sulit dijumpai. Bahkan, ada beberapa jenis binatang yang ditenggarai sudah
musnah sama sekali dan tidak lagi dijumpai di alam bebas.
Salah satu jenis hewan yang kini mulai sulit dijumpai di alam bebas seperti harimau Jawa, harimau
Sumatra, Jalak Bali, atau juga beberapa jenis penyu seperti penyu belimbing atau juga penyu
moncong babi. Binatang-binatang tersebut tergolong jenis binatang yang sudah hilang atau makin
sedikit jumlahnya.
Oleh karenanya, pemerintah pun membuat peraturan yang melarang perdagangan jenis-jenis
binatang tersebut, baik hidup atau mati. Hal itu sebagai upaya pelestarian binatang langka agar bisa
dicegah kepunahannya.
1.
Orangutan Sumatra (Pongo abelii) adalah spesies orangutan terlangka. Orangutan Sumatra
hidup dan endemik terhadap Sumatra, sebuah pulau yang terletak di Indonesia. Mereka
lebih kecil daripada orangutan Kalimantan. Orangutan Sumatra memiliki tinggi sekitar 4.6
kaki dan berat 200 pon. Betina lebih kecil, dengan tinggi 3 kaki dan berat 100 pon.
Dibandingkan Orangutan Kalimantan, orangutan Sumatra lebih menyukai pakan buahbuahan dan terutama juga serangga. Buah yang disukai termasuk buah beringin dan
nangka. Mereka juga makan telur burung dan vertebrata kecil. Orangutan Sumatra lebih
singkat dalam makan di batang dalam suatu pohon.
2.
Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili
Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang
sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak
ini memiliki panjang 3,13,2 m dan tinggi 1,41,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak
india dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya
lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski
disebut "badak jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh
Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya
sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di
kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi.
Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia.
Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam
dengan perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi
badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada
pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar
gelap.
3.
Kanguru-pohon Mantel-emas ditemukan pada tahun 1990 oleh Pavel German di Gunung
Sapau, Pegunungan Torricelli di Papua New Guinea. Populasi lainnya ditemukan di daerah
terpencil di Pegunungan Foja, provinsi Papua, Indonesia pada bulan Desember 2005.
Spesies ini merupakan jenis mamalia besar baru untuk Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanguru-pohon_Mantel-emas
4.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat
aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih
bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam
punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga
Konservasi Dunia IUCN.
Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di
Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang
menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila
berhasil lestari.
https://id.wikipedia.org/wiki/Harimau_Sumatera
5.
Monyet hitam sulawesi adalah satwa endemik dari Pulau Sulawesi bagian utara dan
beberapa pulau di sekitarnya. Ciri khasnya adalah rambut berwarna hitam di sekujur tubuh
kecuali punggung dan selangkangan yang agak terang. Kepala hitam berjambul, muka tidak
berambut, moncong lebih menonjol. Panjang tubuh hingga 44,5-60 cm, ekor 20 cm dan
berat 15 kg.
Satwa ini dilindungi berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah RI No.7
Tahun 1999. Hewan ini bisa ditemukan di Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus, Cagar
Alam Gunung Duasudara, Cagar Alam Gunung Ambang, Gunung Lokon dan Tangale, dan
menyukai tempat-tempat di dekat perairan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Monyet_hitam_sulawesi
6.
Ikan belida atau clown knifefish yaitu ikan yang datang dari Indonesia, Malaysia, serta
Thailand. Ikan yang disebut keluarga notopteridae serta bermarga chitala/notopterus ini di
tanah air hidup di anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan tempat rawa di
sumatera, kalimantan, sertajawa terlebih jawa barat.
Di kalimantan belida dikenal sebagai ikan pipih, di sumatera diberi nama ikan belido, serta
yang datang dari thailand disebutikan belida bangkok. beratnya meraih 5 kg/ekorserta
dikenal sukar memijah.
Ikan belida asal Indonesia serta Thailand cirinya yaitu ada bintik ( spot ) berwarna hitam
berupa bulat di badannya dari depan sampaikepangkal ekor. untuk belida bangkok, ada dua
type yang beredar di pasaran yakni yang berwarna abu-abu keperakan serta albino.
Keduanya mempunyai belang hitam dengan garis pinggiran putih. semakin banyak
belangnya, semakin banyak dicari orang.
sebagai ikan hias belida bangkok dulu amat popular di jaman 19951997. Situasi itu
semakin diperparah karenanya ada pergantian lingkungan alam dan eksploitasiyang terlalu
berlebih.
Di sumatera selatan hingga awal 1980-an, belida tetap gampang ditemukan di anak sungai
musi layaknya sungai arisan belida serta sungai meriak. lantas hingga 1998, di sungai
citarum, jawa barat, jumlahnya tetap ditangkap sampai 6 ton, namun 1 tahun
lantastidakseekor lalu dapat ditemukan
7.
Anoa
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan
(Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal
dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan
memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an
berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor
yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan
dagingnya.
Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montana, Anoa de
Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan Anoa Dataran Rendah juga
dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines.
http://id.wikipedia.org/wiki/Anoa
8.
Babirusa (Babyrousa babirussa) hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge,
Sula, Buru dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini
gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan. Mereka
hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang
sering menyerang.
Mereka sering diburu penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja dibunuh karena
merusak lahan pertanian dan perkebunan. Populasi hewan yang juga memangsa larva ini
kian sedikit hingga termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka
diperkirakan tinggal 4000 ekor dan hanya terdapat di Indonesia.
Sejak tahun 1996 hewan ini telah masuk dalam kategori langka dan dilindungi oleh IUCN
dan CITES. Namun masih sering dijumpai perdagangan daging babirusa di daerah Sulawesi
Utara. Karena itu, pusat penelitian dan pengembangan biologi LIPI bekerja sama dengan
pemerintah daerah setempat beserta Departemen Kehutanan dan Universitas Sam
Ratulangi mengadakan program perlindungan terhadap hewan langka ini. Perlindungan
tersebut meliputi pengawasan habitat babirusa dan membuat taman perlindungan babirusa
di atas tanah seluas 800 hektar.
http://id.wikipedia.org/wiki/Babirusa
9.
Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) merupakan salah satu spesies elang berukuran
sedang yang endemik (spesies asli) di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan
lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan
sebagai maskot satwa langka Indonesia. Pertama kali saya menyaksikan penampakan
burung Elang Jawa secara langsung pada pertengahan tahun 2005 di sekitar Air Tiga Rasa
di Gunung Muria Jawa Tengah. Sayang, sampai sekarang saya belum berkesempatan untuk
menyaksikannya untuk yang kedua kali.
Populasi burung Elang Jawa di alam bebas diperkirakan tinggal 600 ekor. Badan Konservasi
Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengategorikannya terancam punah. Konvensi
Perdagangan Internasional untuk Flora dan Fauna yang Terancam Punah memasukkannya
dalam Apendiks 1 yang berarti mengatur perdagangannya ekstra ketat. Berdasarkan kriteria
keterancaman terbaru dari IUCN, Elang Jawa dimasukan dalam kategori Endangered atau
Genting (Collar et al., 1994, Shannaz et al., 1995). Melalui Keputusan Presiden Nomor 4
Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, Pemerintah RI mengukuhkan Elang Jawa
sebagai wakil satwa langka dirgantara.
Habitat burung Elang Jawa hanya terbatas di Pulau Jawa, terutama di wilayah-wilayah
dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah
dengan pegunungan.
Meski sudah ada aturan pemerintah yang melarang transaksi spesies binatang langka, namun dalam
praktiknya populasi binatang yang dilindungi semakin menipis. Dengan beragam motif, makin banyak
manusia yang berusaha memiliki secara pribadi binatang-binatang langka tersebut.
Untuk itu, diperlukan langkah terintegrasi dalam proses pelestarian binatang langka tersebut. Hal ini
sebagai upaya untuk menjaga agar binatang-binatang tersebut tetap lestari sehingga
keberadaaannya bisa dilihat oleh para generasi penerus. Beberapa langkah yang harus dilakukan
dalam usaha pelestarian binatang langka di antaranya :
1. Memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya kelestarian binatang langka untuk tetap
hidup di habitatnya. Sehingga, mereka tidak lagi mengusik keberadaan mereka dan menjaga
binatang langka tersebut untuk tetap hidup di habitat aslinya.
2. Mendukung setiap aktivitas pelestarian binatang langka yang dilakukan oleh lembaga
pelestarian lingkungan. Caranya dengan membantu kampanye serta memberikan dukungan
finansial dan moral.
3. Membuat tempat penangkaran bagi hewan-hewan langka agar bisa berkembang biak untuk
selanjutnya melepas mereka ke alam bebas agar bisa hidup secara alamiah.
4. Tidak melakukan perburuan binatang langka dan melaporkan setiap aktivitas perburuan
binatang langka tersebut kepada pihak berwajib.
5. Tidak melakukan transaksi atas binatang langka, terutama binatang hidup. Andai pun
melakukan transaksi, sebaiknya ditujukan untuk menyelamatkan binatang tersebut agar tidak
dikuasai oleh orang yang kurang bertanggung jawab, dan selanjutnya menyerahkan binatang
tersebut pada pihak yang berkompeten. Dalam hal ini lembaga konservasi binatang langka
dan lingkungan hidup.
http://sigmanews.us/id/read/74/hewan-hewan-langka-di-indonesia-yang-harus-kita-lestarikan.html
http://uplmpa.unsoed.ac.id/?page_id=1925
http://bierbios.blogspot.co.id/2013/05/hewan-langka-di-indonesia-dan-cara.html
1.
Misalnya suaka margasatwa, cagar alam, kebun binatang, dan taman nasional.
Suaka margasatwa adalah suatu kawasan yang melindungi hewan-hewan
langka yang hidup di dalamnya. Cagar alam adalah suatu kawasan yang
melindungi jenis tumbuhan langka yang hidup di dalamnya. Kebun binatang
adalah suatu kawasan untuk melestarikan satwa-satwa langka dari berbagai
daerah. Kebun raya adalah suatu kawasan untuk melestarikan tumbuhantumbuhan dari berbagai daerah. Taman nasional adalah kawasan pelestarian
alam yang mempunyai ekosistem ali yang digunakan untuk keperluan ilmu
pengetahuan. Beberapa tempat perlindungan beserta hewan dan tumbuhan
yang dilindunginya adalah sebagai berikut :
dan masyarakat;
3. Mememnuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya untuk bahan bangunan,
Hewan dan tumbuhan termasuk makhluk hidup. Pelestarian hewan dan tumbuhan merupakan
usaha untuk melindungi hewan dan tumbuhan agar tidak punah. Pelestarian hewan dan
tumbuhan dilakukan agar manusia dapat memenuhi kebutuhannya. Kelestarian hewan dan
tumbuhan sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup generasi manusia pada saat ini dan
pada saat yang akan datang. Pelestarian hewan dan tumbuhan secara garis besar dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu pelestraian In Situ dan Ex situ:
Pelestarian In Situ adalah pelestarian yang dilakukan pada tempat asli hewan atau tumbuhan
tersebut berada. Contoh pelestarian in situ adalah suaka margasatwa, hutan lindung, dan taman
nasional. Suaka margasatwa merupakan kawasan yang melindungi hewan. Hutan lindung
merupakan kawasan yang melindungi tumbuhan. Adapun taman nasional merupakan kawasan
yang
melindungi
hewan
dan
tumbuhan
Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal aslinya.
Hal itu dilakukan karena hewan dan tumbuhan kehilangan tempat tinggal aslinya. Selain itu,
pelestarian ex situ dilakukan sebagai upaya rehabilitasi, penangkaran, dan pembiakan hewan
maupun tumbuhan langka. Contoh pelestarian ex situ antara lain kebun botani, seperti Taman
Safari,
kebun
binatang,
dan
penangkaran.
Selain pelestarian in situ dan ex situ, kita dapat menjaga kelestarian dengan berbagai usaha.
Berikut ini beberapa usaha pelestarian hewan dan tumbuhan.
margasatwa, cagar alam, kebun binatang, dan taman nasional. Suaka margasatwa adalah suatu
kawasan yang melindungi hewan-hewan langka yang hidup di dalamnya. Cagar alam adalah
suatu kawasan yang melindungi jenis tumbuhan langka yang hidup di dalamnya. Kebun
binatang adalah suatu kawasan untuk melestarikan satwa-satwa langka dari berbagai daerah.
Kebun raya adalah suatu kawasan untuk melestarikan tumbuhan-tumbuhan dari berbagai
daerah. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem ali yang
digunakan untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Tujuan pelestarian hewan dan tumbuhan adalah sebagai berikut :
Menjaga kesembangan ekosistem agar kehidupan di muka bumi tetap berjalan dengan
baik;
obat-obatan;
Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi pencemaran udara dengan
semakin langkat. Pembukaan hutan juga menyebabkan Jalak Bali kehilangan habitatnya. Oleh
karena itu, Jalak Bali harus dilindungi agar tidak punah.
7. Banteng
Banteng, Bos javanicus, adalah hewan yang sekerabat dengan sapi dan ditemukan di Myanmar,
Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Kalimantan, Jawa, and Bali. Banteng tumbuh hingga tinggi
sekitar 1,6 m di bagian pundaknya dan panjang badan 2,3 m. Berat banteng jantan biasanya
sekitar 680 810 kg jantan yang sangat besar bisa mencapai berat satu ton sedangkan
betinanya memiliki berat yang lebih kecil. Banteng memiliki bagian putih pada kaki bagian
bawah, punuk putih, serta warna putih disekitar mata dan moncongnya.
8. Harimau Sumatera
Harimau Sumatera salah satu hewan langka yang dilindungi di indonesia. Saat ini jumlahnya
semakin sedikit, Keberadaannya terganggu oleh manusia yang sekarang ini sering melakukan
penebangan liar dan memburunya. Harimau Sumatera mempunyai warna paling gelap di antara
semua subspesies harimau lainnya. Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci
dengan berat 300 pound atau sekitar 140kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat
mencapai 60cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci dan berat sekitar 91kg.
9. Anoa Pegunungan
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus
quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah. Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah
manusia.Penampilan mereka mirip dengan rusa dengan berat 150-300 kg. Kedua spesies
tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an berada dalam status
terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5.000 ekor yang masih bertahan
hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
10. Babirusa
Babirusa hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan
Maluku.Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis.Hewan ini gemar melahap
buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan. Mereka hanya berburu
makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang sering menyerang.
B. Tumbuhan Yang Hampir Punah
Indonesia sangat kaya akan berbagai jenis tumbuhan. Namun, seiring bertambahnya waktu
keberadaan atau jumlah tumbuhan yang ada di Indonesia semakin berkurang dan sedikit. Tentu
jika berlangsung terus-menerus, bukan tidak mungkin suatu jenis flora atau fauna mengalami
kepunahan. Beberapa penyebab kepunahan tumbuhan antara lain.
kerusakan habitat juga dapat diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, gunung
meletus, dan banjir.
Berikut
ini
beberapa
jenis
tumbuhan
yang
hampir
punah
di
Indonesia.
1. Raflesia Arnoldi
Bunga Rafflesia hidup di Taman Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan diameter bunga
yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan bunga bangkai karena
mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan
untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia Arnoldi merupakan
tumbuhan parasit yang memerlukan inang untuk hidupnya. Saat ini kondisi habitat Raflesia
Arnoldi sangat memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun.
Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan manusia seperti
pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian, maupun permukiman.
2. Bunga Bangkai Raksasa
Bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif),
Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae)
endemik dari Sumatra, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk)
terbesar di dunia. Nama bunga ini berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai
yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk
menyerbuki bunganya.
3. Kantong Semar
Kantong semar merupakan jenis tanaman langka karnivora. Sewaktu daun masih muda, kantong
pemangsa pada Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan
berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri ketika
sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak
diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh.
4. Damar
Tanaman langka ini berasal dari papua. Damar adalah salah satu jenis pohon potensial yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman langka ini tingginya bisa mencapai 60 m dan
dimeternya 2 m.
5. Cendana
Cendana atau cendana wangi, merupakan tanaman langka penghasil kayu cendana dan minyak
cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran
parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal
kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya,
karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah
cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi kini sangat langka
dan harganya sangat mahal. Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa
orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam
bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk
menghilangkan rasa cemas.
6. Pohon Eboni
Pohon eboni tumbuh di pedalaman hutan Indonesia, terutama di Pulau Sulawesi. Pohon eboni
ini merupakan tanaman keras yang berwarna hitam. Tingginya mencapai 710 meter. Warna
kayunya yang hitam banyak dimanfaatkan untuk ukiran, hiasan, dan patung-patung kayu. Saat
ini, jumlahnya semakin berkurang. Oleh karena itu, tanaman ini perlu dilindungi.
7. Anggrek Tebu
Anggrek tebu merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis
anggrek lainnya. Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton
dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah
sebabnya jenis tanaman langka ini layak menyandang predikat sebagai anggrek terbesar dan
terberat atau anggrek raksasa.
8. Jelutung
Jelutung atau jelutong adalah spesies pohon dari subfamilia oleander. Pohon ini dapat tumbuh
hingga 60 meter dengan diameter sebesar 2 meter. Pohon ini tumbuh di semenanjung Malaysia,
Kalimantan, Sumatra dan bagian selatan Thailand. Jelutung menghasilkan getah yang berwarna
putih. Selain sebagai bahan permen karet, getah jelutung juga bisa digunakan untuk bahan
perekat, vernis, ban untuk motor/mobil balap, water proofing serta sebagai bahan isolator dan
barang-barang kerajinan lainnya.
9. Anggrek Hitam
Anggrek hitam adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Saat ini, habitat
asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin
menyusutnya luas hutan di Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik
Luway dalam jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para
kolektor anggrek.
Dinamakan anggrek hitam karena anggrek ini memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan
sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Sepal dan petal berwarna hijau muda. Bunganya
cukup harum semerbak dan biasa mekar pada bulan Maret hingga Juni.
10. Tengkawang
Tengkawang adalah nama buah dan pohon dari genus Shorea yang buahnya menghasilkan
minyak nabati. Pohon Tengkawang hanya terdapat di pulau Kalimantan dan sebagian kecil
Sumatra. Dalam bahasa Inggris, jenis tanaman langka ini dikenal sebagai Illepe Nut atau Borneo
Tallow Nut. Pohon yang terdiri atas belasan spesies (13 diantaranya dilindungi dari kepunahan)
ini menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Barat.
http://www.mikirbae.com/2015/02/pelestarian-hewan-dantumbuhan.html
2. Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal aslinya. Hal itu
dilakukan karena hewan dan tumbuhan kehilangan tempat tinggal aslinya. Selain itu, pelestarian
ex situ dilakukan sebagai upaya rehabilitasi, penangkaran, dan pembiakan hewan maupun
tumbuhan langka. Contoh pelestarian ex situ antara lain kebun botani, seperti Taman Safari, kebun
binatang, dan penangkaran.
Selain pelestarian in situ dan ex situ, kitapun dapat menjaga kelestarian dengan usaha-usaha
sebagai berikut :
1. Tidak berburu hewan sembarangan
2. Melindungi hewan hewan langka
3. Hewan langka dibudi dayakan
4. Mencari alternatif pemanfaatan hewan-hewan langka dengan menciptakan pengganti berbahan
sintetis
Usaha yang dilakukan pemerintah untuk menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan langka
diantanya adalah :
1. Suaka marga satwa yaitu tempat melindungi hewan tertentu terutama hewan langka.
2. Cagar alam Sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan air
3. Hutan lindung Sebgai tempat melindungi air / daerah resapan air karena di hutan dengan
tumbuhan yang menutupinya jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan diserap tanah
4. Inseminasi buatan Inseminasi buatan adalah perkembangbiakakn pada hewan dengan
menyuntikkan sperma dari hewan jantan pada hewan betina ( biasa dilakukan pada hewan
mamalia)
5. Kultur Jaringan adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan cara memperbanyak sel tumbuh
( jaringan ) menjadi tumbuhan baru.
Beberapa jenis hewan Indonesia yang terancam punah yaitu : Orangutan, Komodo, Anoa, Harimau
sumatra, Badak jawa, Kura-kura berleher ular, Penyu Hijau, Ikan Pari Hiu, Ikan Gergaji Bergigi
Besar, Burung Cenderawasih, Burung Jalak Bali, Burung Caerulen paradise, Burung Kakatua
Jambul Kuning, Burung Maleo.
Beberapa jenis tumbuhan Indonesia yang terancam punah, yaitu : Amorphophallus titanum,
Raflesia arnoldii, Kantong semar, Aquilaria sp., Meranti, Cendana.
Adapun tujuan dari upaya pelestarian hewan dan tumbuhan langka sebagai berikut :
1. Mejaga keseimbangan ekosistem agar kehidupan dimuka bumi ini tetap berjalan dengan baik.
2. Melestarikan keanekaragaman hayati yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.
3. Memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya untuk bahan bangunan, makanan, dan obat- obatan.
4. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi pencemaran udara dengan tumbuhnya
berbagai pohon.
5. Dapat dimanfaatkan sebagai tempat hiburan dengan membuat taman rekreasi atau kebun
binatang.
http://asagenerasiku.blogspot.co.id/2012/04/usaha-pelestarian-hewandan-tumbuhan.html
Salah satu binatang yang hampir punah adalah Macan tutul Jawa . Macan tutul Jawa /
Macan Kumbang adalah salah satu subspesies dari macan tutul yang hanya ditemukan di hutan
tropis , pegunungan & kawasan konverasi pulau Jawa , Indonesia . Macan tutul ini memiliki dua
variasi warna kulit yaitu berwarna terang ( oranye ) & hitam ( Macan Kumbang )
Dibandingkan dengan macan tutul lainnya , Macan tutul Jawa berukuran paling kecil &
mempunyai Indra penglihatan & penciuman yang tajam. Spesies ini memiliki bulu seperti warna
sayap kumbang . Bulu hitam macam kumbang sangat membantu dalam beradaptasi dengan
habitat hutan yang lebat & gelap biasanya macan kumbang betina ukurannya lebih kecil
dibandingkan macan kumbang jantan .
Agar binatang diatas tidak punah maka dilakukan pelestarian .Usaha - usaha yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
1.Berikanlah pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian binatang langka
untuk tetap hidup dihabitatnya.
2.Dukunglah setiap aktivitas pelestarian binatang langka yang dilakukan oleh lembaga
pelestarian lingkungan
3.Buatlah tempat penangkaran bagi hewan hewan langka agar dapat berkembang biak untuk
selanjutnya melepas hewan hewan itu ke alam bebas agar dapat hidup secara alamiah
4.Jangan melakukan pemburuan liar dan melaporkan setiap aktivitas pemburuan binatang
langka tersebut kepada pihak berwajib
5.Tidak melakukan transaksi , terhadap binatang langka terutama binatang hidup walaupun
transaksi tetap terjadi sebaiknya transaksi itu ditujukan untuk menyelamatkan binatang tersebut
agar tidak dikuasai oleh orang yang curang bertanggung jawab dan selanjutnya menyerahkan
binatang tersebut kepada pihak berkompeten
http://vianmm1.blogspot.co.id/2014/06/pelestarian-macan-tutuljawa.html
2.
3.
http://www.nasibgajah.wwf.or.id/3-cara-yang-dapat-dilakukan-untukmenyelamatkan-gajah-1/
pengembangbiakan gajah secara massal di habitat yang aman dan cocok untuk
berkembangbiaknya gajah, tentu harus dengan pengawasan dan patroli yang ketat dari pihak
kehutanan. Disamping itu, perlu ada kerjasama dengan pihak penangkar untuk membuat konsep
penangkaran gajah yang baik sehingga dapat meningkatkan populasi gajah yang terancam punah.
(Fadli, SE, Staf Umum IWF)
http://www.iwf.or.id/detail_content/172