Anda di halaman 1dari 149

LAPORAN

STUDI LAPANGAN
TAKSONOMI HEWAN VERTEBRATA (THV)
DI JATIM PARK II BATU MALANG
JAWA TIMUR

Disusun guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah Taksonomi Hewan


Vertebrata

Oleh:
Kelas C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1


1.2 Permasalahan................................................................................. 1
1.3 Tujuan ........................................................................................... 1
1.4 Manfaat ......................................................................................... 2

BAB 2 METODE PENGAMATAN ......................................................... 3

1.1 Waktu dan Tempat Pengamatan.................................................... 3


1.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 3
1.3 Prosedur Pengamatan .................................................................... 3
1.4 Hasil Pengamatan .......................................................................... 4

BAB 3 PEMBAHASAN ......................................................................... 15

3.1 Pembahasan ................................................................................. 15

BAB 4 PENUTUP .................................................................................. 44

4.1 Kesimpulan ................................................................................. 44


4.2 Saran ............................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 50

LAMPIRAN ............................................................................................ 51
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan studi lapang ini.
Laporan ini berisi hasil kegiatan pengamatan keanekaragaman hewan
vertebrata di JATIM PARK 2 Malang, Jawa Timur. Adanya kegiatan pengamatan
ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa
dalam mengetahui keanekaragaman jenis hewan vertebrata yang ada di JATIM
PARK 2.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu karena
telah memberikan bimbingan serta pengajaran dalam mata kuliah Taksonomi
Hewan Vertebrata, serta asisten yang telah berbagi ilmu dan pengalaman yang
sangat bermanfaat. Selain itu kepada teman-teman yang ikut membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan memberikan inspirasi kepada para civitas akademika serta rekan-rekan
mahasiswa yang lain. Aamiin.

Jember, 19 April 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman fauna
yang tinggi. Beranekaragam fauna atau yang dikenal dengan hewan
tersebar dengan ciri khusus berdasarkan wilayah yang menjadi habitat
mereka masing-masing. Keberadaan hewan tersebut dalam suatu
wilayah menjadi obyek penting untuk dipelajari dan diteliti oleh para
ilmuwan. Hal ini disebabkan salah satunya karena adanya interaksi
yang timbul antara hewan dengan lingkungan, hewan dengan
tumbuhan, hewan dengan manusia, hewan dengan sesamanya, dan
hubungan dengan berbagai komponen biotik maupun abiotik lainnya.
Interaksi ini menjadi salah satu komponen yang berpengaruh terhadap
keragaman dan kelangsungan hidup hewan tersebut.
Banyaknya jumlah fauna yang tersebar di Indonesia menuntut
para peneliti untuk bekerja lebih keras dalam mempelajari berbagai
jenis hewan yang ditemukan. Guna mempermudah dalam mempelajari
kelompok hewan yang ada, telah dikembangkan berbagai metode
identifikasi dan klasifikasi. Proses identifikasi dan klasifikasi
memudahkan para peneliti atau ilmuan untuk mempelajari lebih
spesifik dan akurat terkait hewan yang diamati. Berdasarkan hasil
identifikasi dan klasifikasi, hewan terbagi menjadi dua kelompok besar
yaitu kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) dan
kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata).
Kelompok hewan vertebrata terbagi menjadi beberapa kelas
yaitu Pisces, Amphibi, Reptil, Aves, dan Mamalia. Pembagian kelas
tersebut muncul berdasarkan perbedaan karakteristik yang ada pada
masing-masing hewan. Masing-masing kelas terbagi lagi menjadi
beberapa tingkatan takson yang lebih spesifik berdasarkan ciri khusus
yang membedakan masing-masing kelompok hewan tersebut.
Persebaran masing-masing kelompok hewan yang ada di
Indonesia tidak hanya terkonsentrasi pada satu tempat saja. Hal ini
menjadi tantangan tambahan bagi para peneliti dalam melakukan
identifikasi dan klasifikasi. Salah satu alternatif yang digunakan adalah
mengumpulkan berbagai kelompok hewan dari berbagai wilayah
dalam suatu wilayah seperti kebun binatang. Melalui alternatif
tersebut, para peneliti dapat melakukan pengamatan terhadap berbagai
macam kelompok hewan yang berasal dari wilayah yang berbeda.
Namun, jumlah hewan yang ada pada wilayah konservasi tersebut
tidak sama dengan habitat aslinya. Selain itu, kelompok hewan yang
dipelihara pada kebun binatang dapat berbeda-beda, bergantung
kepada tujuan, kebutuhan, dan kemampuan kebun binatang dalam
merawat dan melindungi hewan yang ada. Oleh karena itu, penulis
menyusun laporan yang berjudul Keanekaragaman dan Karakteristik
hewan Vertebrata di Jatim Park II Malang ini untuk mengetahui
kelompok hewan apa saja yang ada di dalam wilayah kebun binatang
tersebut.

1.2 Permasalahan
1.2.1 Apa saja hal-hal yang mendasari perbedaan antara 5 kelas dalam
klasifikasi hewan vertebrata?
1.2.2 Bagaimana klasifikasi dan deskripsi dari masing-masing hewan
yang ada di Jatim Park II?
1.2.3 Mengapa spesies yang ada di Jatim Park II di klasifikasikan
dalam ordo dan genus tersebut?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui hal-hal yang mendasari perbedaan antara 5
kelas dalam klasifikasi hewan vertebrata
1.3.2 Untuk mengetahui klasifikasi dan deskripsi dari masing-masing
hewan yang ada di Jatim Park II
1.3.3Untuk mengetahui alasan mengapa spesies yang ada
diklasifikasikan dalam ordo dan genus tersebut
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa mampu mengetahui aneka hewan vertebrata
yang ada di Jatim Park II Batu Malang.
1.4.2 Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi dan deskripsi
dari hewan-hewan yang diamati.

BAB 2

METODE PENGAMATAN

2.1 Waktu dan Tempat Pengamatan

2.1.1 Waktu : 15 April 2019

2.1.2 Tempat Pengamatan : JATIM PARK II

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat :

a. kamera

b. papan dada

c. buku kerja

d. alat tulis

2.2.1 Bahan :

a. spesimen hewan vertebrata yang ada di JATIM PARK II

2.3 Prosedur Pengamatan


2.3.1 Mengamati hewan yang ada di JATIM PARK II

2.3.2 Mengambil gambar hewan secara keseluruhan

2.3.3 Mengambil gambar keterangan hewan yang berada didaerah


tersebut

2.3.4 Mengidentifikasi hewan tersebut berupa habitat, asal persebaran,


deskripsi yang berisi panjang hewan, lebar hewan, warna tubuh,
kebiasaan, makananan utama dan ciri khusus hewan yang
diamati.

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Kelas Aves

Nama spesies dan gambar Deskripsi dan ciri Klasifikasi


khusus
Burung Rangkok Badak (Buceros Habitat : dataran Kingdom : Animalia
rhinoceros) rendah dan Subkingdom : Bilateria
pegunungan iklim Infrakingdom : Deuterostomia
tropis dan subtropis, Phylum : Chordata
dan di hutan hujan Subphylum : Vertebrata
pegunungan Infraphylum : Gnathostomata
Asal : Asia Tenggara, Superclass : Tetrapoda
termasuk Class : Aves
Semenanjung Order : Bucerotiformes
Malaysia, Pulau Family : Bucerotidae
Sumatera, borneo, Genus : Buceros
jawa, Singapura, dan Species :Buceros
Thailand Selatan rhinoceros
Deskripsi : Dalam (itis.gov)
Bahasa Inggris burung
rangkok dinamakan
“hornbill’, karena
paruhnya seperti
tanduk sapi. Burung
ini memakan buah-
buahan dan serangga.
Memiliki paruh
kuning berpangkal
merah dengan tanduk
berwarna merah-
kuning yang
melengkung ke atas.
Bulu didominasi
warna hitam dan
putih, sementara kaki
berwarna abu-abu
kehijauan, dan ekor
berwarna putih
mencolok dengan
garis hitam lebar
melintang. Iris
berwarna merah untuk
rangkok badak jantan,
dan putih sampai biru
untuk rangkok badak
betina. Panjang
burung ini 80 cm dan
lebar 20 cm.
Ciri Khas : memiliki
bagian tubuh yang
seperti cula badak
berwarna kuning
Burung Cape teal ( Anas capensis) - Habitat : rawa, Kingdom : Animalia
kolam maupun sungai Subkingdom : Bilateria
- Persebaran : Afrika Infrakingdom : Deuterostomia
- Deskripsi : Burung Phylum : Chordata
ini menyerupai bangsa Subphylum : Vertebrata
bebek dengan tipe Infraphylum : Gnathostomata
paruh strainer dan Superclass : Tetrapoda
bentuk kaki berselaput Class : Aves
totipalmate. Ukuran Order : Anseriformes
bebek ini lebih kecil Family : Anatidae
dibandingkan dengan Genus : Anas
bebek pada umumnya. Species :Anas capensis
Cape teal memiliki
warna yang pucat dan (itis.gov)
sebagian besar
berwarna abu-abu
dengan punggung
berwarna coklat.
Paruh burung ini
berwarna merah muda
dan kaki berwarna
coklat kehitaman.
Makanan utama cape
teal berupaka tanaman
air dan ikan kecil.
Panjang tubuhnya
sekitar 48 cm dan
lebar 25 cm.
Ciri khusus : pada saat
musim kawin, burung
jantan memiliki suara
yang unik semacam
peluit yang jelas dan
keras.

Burung Common Shel Duck Habitat : Perairan Kingdom : Animalia


(Tadorna tadorna) Asal : Eropa Subkingdom : Bilateria
Deskripsi : Burung ini Infrakingdom : Deuterostomia
menyerupai angsa Phylum : Chordata
kecil berleher pendek Subphylum : Vertebrata
dalam ukuran dan Infraphylum : Gnathostomata
bentuk. Burung ini Superclass : Tetrapoda
mencolok, dengan Class : Aves
paruh merah muda Order : Anseriformes
kemerahan, kaki Family : Anatidae
merah muda, tubuh Genus : Tadorna
putih dengan bercak Species :Tadorna tadorna
kastanye dan perut (itis.gov)
hitam, serta kepala
dan leher berwarna
hijau gelap. Makanan
utamanya ialah cacing
dan ikan-ikan kecil.
Panjang burung ini 60
cm dan lebar 40 cm.
Ciri Khas : memiliki
kaki yang bersekat.
Flamingo (Phoenicopterus ruber) Habitat : Di perairan Kingdom : Animalia
misal danau dan Phylum : Chordata
sungai Subphylum : Vertebrata
Asal Persebaran : Infraphylum : Gnathostomata
Asia, Afrika, Amerika Superclass : Tetrapoda
Deskripsi : Class : Aves
Phoenicopterus ruber Order :Phoenicopteriformes
merupakan jenis aves Family : Phoenicopteridae
yang memiliki bulu Sumber : it is.gov
berwarna oranye,
pink, dan putih.
Lehernya panjang.
Kakinya panjang dan
ramping. Paruhnya
panjang dan runcing,
melengkung ke
bawah, serta berwarna
hitam di ujungnya.
Panjang tubuh sekitar
1,5 m. Reproduksi
dengan bertelur.
Merupakan hewan
dimorfik dan juga
monogami.
Merupakan hewan
karnivora pemakan
serangga, cacing,
moluska, crustacea.

Victoria crowned pigeon (Goura Habitat : Hutan, Kingdom : Animalia


cristata) dataran rendah dan Subkingdom : Bilateria
rawa hutan Infrakingdom : Deuterostomia
Persebaran : New Phylum : Chordata
Guinea Subphylum : Vertebrata
Deskripsi : Burung Infraphylum : Gnathostomata
victoria crowned Superclass : Tetrapoda
pigeon atau dikenal Class : Aves
juga mambruk victoria Order : Columbiformes
merupakan salah satu Family : Columbidae
jenis burung yang Subfamily : Gourinae
indah. Jika dilihat dari Genus : Goura
kejauhan warna Spesies : Goura cristata
birunya yang mecolok
membuat burung ini (itis.gov)
berbeda dari spesies
burung yang lain.
Sekitar matanya
terdapa topeng hitam
dengan iris mata yang
berwarna merah.
Buring ini tipe yang
mencari makan di atas
permukaan tanah.
Burung ini memakan
buah ara, biji-biian
dan juga hewan
invertebrate yang
kecil dan biasanya
hidupnya
berkelompok. Rata-
rata ukurannya untuk
panjang 70 cm dan
untuk lebar 40 cm.
Ciri khas : Memiliki
lembang berbulu
diatas kepala yang
bentuknya seperti
mahkota
Burung macaw (Ara macao) Habitat : Hutan tropis Kingdom : Animalia
Persebaran : Tenggara Subkingdom : Bilateria
Meksiko dan Amazon Infrakingdom : Deuterostomia
bagian Peru Phylum : Chordata
Deskripsi : Burung ini Subphylum : Vertebrata
merupakan salah satu Infraphylum : Gnathostomata
jenis burung yang Superclass : Tetrapoda
memiliki warna bulu Class : Aves
mencolok dan Order : Psittaciformes
berwarna-warni, yakni Family : Psittacidae
didominasi warna Subfamily : Psittacinae
merah, kuning, dan Genus : Ara
biru. Memiliki ekor Spesies : Ara macao
yang panjang bahkan
bisa melebihi panjang (itis.gov)
tubuhnya. Burung ini
juga memiliki ukuran
tubuh yang besar.
Sekitar mata burung
macaw bulunya
berwarna putih,
namun di sekitar
rahang bulunya
berwarna abu-abu
kehitaman. Burung
macaw merupakan
salah satu jenis burung
kicauan sehingga
suaranya nyaring dan
keras. Burung macaw
banyak dibudidayakan
tetapi keberadaan di
habitat aslinya mulai
terancam punah.
Makanannya adalah
biji-bijian dan buah-
buahan. Rata-rata
ukuran tubuhnya
berkisar untuk
panjang 81 cm dan
lebar 20 cm.
Ciri khusus : Bisa
menirukan suara yang
diajarkan
Cinnamon Teal (Anas cyanoptera) Habitat : Rawa-rawa, Kingdom : Animalia
kolam, dan sungai Subkingdom : Bilateria
Persebaran : Amerika Infrakingdom : Deuterostomia
Selatan Phylum : Chordata
Deskripsi : Burung Subphylum : Vertebrata
Cinnamon Teal atau Infraphylum : Gnathostomata
dikenal juga mambruk Superclass : Tetrapoda
victoria merupakan Class : Aves
salah satu jenis burung Order : Anseriformes
yang indah. Jika Family : Anatidae
dilihat dari kejauhan Subfamily : Anatinae
warna coklat yang Genus : Anas
pekat dengan corak- Spesies : Anas cyanoptera
corak bulu berwarna
coklat pudar. Burung (itis.gov)
ini tipe yang mencari
makan di atas
permukaan. Burung
ini memakan
tumbuhan dan ikan-
ikan kecil dan
biasanya hidupnya
berkelompok. Rata-
rata ukurannya untuk
panjang 40 cm dan
untuk lebar 20 cm.
Ciri khas : Mencari
makan di kolam atau
daerah yang
berlumpur
Manadarin Duck (Aix galericulata) Habitat : Perairan Kingdom : Animalia
Persebaran : Eropa, Subkingdom : Bilateria
Amerika bagian Utara Infrakingdom : Deuterostomia
Deskripsi : Burung ini Phylum : Chordata
merupakan salah satu Subphylum : Vertebrata
jenis burung yang Infraphylum : Gnathostomata
memiliki warna bulu Superclass : Tetrapoda
antara jantan dan Class : Aves
betina yang mecolok Order : Anseriformes
berbeda membuat Family : Anatiidae
burung ini berbeda Subfamily : Anatinae
dari spesies burung Genus : Aix
yang lain. Memiliki Spesies : Aix galericulata
ekor yang tidak cukup
panjang. Burung ini (itis.gov)
juga memiliki ukuran
tubuh yang cukup
besar. Sekitar mata
burung macaw
bulunya berwarna
putih,. Burung ini
salah satu jenis burung
yang berbeda warna
tubuuhnya dari jantan
dan betina.
Makanannya adalah
capung, ikan-ikan
kecil, dan hewan
invertebrata yang
kecil. Rata-rata ukuran
tubuhnya berkisar
untuk panjang 50 cm
dan lebar 20 cm.
Ciri khusus : Memiliki
warna yang berbeda
antara jantan dan
betina sehingga
mudah dibedakan
pada species burung
ini

Kelas Amfibi
Nama spesies dan gambar Deskripsi dan ciri Klasifikasi
khusus
Budgett’s Frog (Lepidobatrachus Habitat: Kingdom : Animalia
laevis) Semiaquatik (savana Subkingdom : Bilateria
kering, lingkungan Infrakingdom : Deuterostomia
berair tawar) Phylum : Chordata
Asal : Amerika Subphylum : Vertebrata
Selatan Infraphylum : Gnathostomata
Deskripsi : panjang Superclass : Tetrapoda
tubuhnya mencapai Class : Amphibi
7 cm dan lebar Order : Anura
tubuhnya 5 cm Family : Ceratophrydae
warna tubuhnya Subpamily : Ceratophrynae
adalah coklat bintil Genus :
– bintil. Memiliki Lepidobatrachus
kelopak mata yang Spesies :
tipis. Biasa disebut Lepidobatrachus
katak mulut lebar laevis
atau Escuerzo.
Termasuk hewan Sumber : itis.gov
penggigit. berwarna
coklat kulitnya.
Digitinya terdapat 4
buah. Makanan
utamanya adalah
jangkrik.
Kebiasaannya
menunggu
mangsanya di dalam
air dan seketika
melompat menggigit
mangsanya dan
memiliki suara yang
unik.

Green Tree Frog (Litoria Habitat: Kingdom : Animalia


caerulea) Semiaquatik Subkingdom : Bilateria
(Daerah lembab dan Infrakingdom : Deuterostomia
basah seperti hutam Phylum : Chordata
hujan) Subphylum : Vertebrata
Asal : Australia Infraphylum : Gnathostomata
Deskripsi : Superclass : Tetrapoda
Memiliki panjang Class : Amphibi
tubuh 14 cm dan Order : Anura
lebar tubuh 10 cm. Family : Hylidae
Warna tubuhnya Subpamily : Pelodryadinar
hijau. Memiliki Genus : Litoria
kelompok mata yang Spesies : Litoria
tebal. Makanan caerulea
utamanya adalah
jangkrik. Memiliki Sumber : itis.gov
digiti berjumlah 3.
Biasa disebut kata
pesel. Ia termasuk
katak yang aktif
pada siang dan
malam hari.
Kebiasaannya
bersembunyi di
lubang – lubang
tanah, kayu lapuk
dan bebatuan, serta
melumuri lubang
tersebut dengan
lendir untuk
mempertahankan
kelembapan tempat
persembunyiannya
selama musim
kemarau.
Kelas Mamalia

Nama spesies dan gambar Deskripsi dan ciri khusus Klasifikasi


Alpaka Habitat: Padang rumput dan Kingdom: Animalia
(Vicugna pacos) dataran tinggi Phylum: Chordata
Asal: Amerika Selatan Class: Mammalia
Deskripsi: Alpaka memiliki Order: Artiodactyla
panjang 150 cm dan tinggi Family: Camelidae
dengan kisaran 81 sampai 99 Genus: Vicugna
cm. Memiliki warna bulu Species: Vicugna pacos
putih dan krem. Kebiasaan (www.itis.gov)
dari Alpaka yaitu hidupnya
selalu berkoloni. Deskripsi
tubuh Alpaka yaitu postur
kakinya digitigrade artinya
binatang yang berdiri atau
berjalan dengan jari tangan
atau kaki. Tipe gigi dari
Alpaka sendiri yaitu
Selonodont yang artinya
email pada mahkota geraham
herbivora terlipat hubungan
permukaannya sehingga
terlihat seperti bulan sabit.
Makanan utama dari Alpaka
yaitu jerami dan rumput.
Ciri khas: Bulu dapat
digunakan sebagai barang
rajutan
Sitatunga Habitat: Rawa dan semak- Kingdom: Animalia
(Tragelaphus spekii) semak Phylum: Chordata
Asal: Afrika Class: Mammalia
Deskripsi: Sitatunga Order: Artiodactyla
memiliki panjang tubuh 80 Family: Bovidae
sampai 120 cm dengan tinggi Genus: Tragelaphus
sekitar 45 sampai 92 cm. Species: Tragelaphus
Memiliki warna tubuh jingga spekii
kecoklatan dengan kebiasaan (www.itis.gov)
yaitu hidup soliter. Sitatunga
memiliki postur kaki
digitigrade artinya binatang
yang berdiri atau berjalan
dengan jari tangan atau kaki
dan tie gigi yaitu Selonodont
yang artinya email pada
mahkota geraham herbivora
terlipat hubungan permukaan-
nya sehingga terlihat seperti
bulan sabit. Makanan utama
dari Sitatunga yaitu tumbuh-
tumbuhan segar.
Ciri khas: memiliki corak
beralur dan melahirkan hanya
1 anak di sepanjang tahun
Yellow-throated marten/ Slentek Habitat: Pegunungan hutan Kingdom: Animalia
(Martes flavigula robinsoni) primer dan sekunder, dataran Phylum: Chordata
rendah Class: Mammalia
Asal: Jawa Order: Carnivora
Deskripsi: Slentek memiliki Family: Mustelidae
panjang tubuh 19 sampai 28 Genus: Martes
inch dengan tinggi sekitar 20 Species: Martes
inch, dengan warna tubuh flavigula
kuning kecoklatan dan (www.itis.gov)
kebiasaan dari Slentek ini
yaitu hidupnya nomaden atau
berpindah-pindah. Postur kaki
dari Slentek sendiri yaitu
digitigrade artinya binatang
yang berdiri atau berjalan
dengan jari tangan atau kaki
dengan tipe gigi yaitu
secodont karena termasuk
hewan karnivora. Makanan
dari Slentek yaitu hewan-
hewan kecil
Ciri khas: Bergerak dengan
cepat dan aktif di malam hari
atau nokturnal
Malayan Tapir Habitat: Biasanya ditemukan Kingdom: Animalia
(Acrocodia indica) di tepian sungai Phylum: Chordata
Asal: Asia Class: Mammalia
Deskripsi: Malayan Tapir ini Order: Perrisodactyla
memiliki warna tubuh hitam Family: Tapiridae
dan putih. Warna hitam Genus: Acrocodia
dominan di bagian kepala Spesies:
hingga separuh badan dan Acrocodiaindica
juga di keempat kakinya, (itis.gov)
sedangkan warna putihnya
mewarnai sisa bagian dari
tubuhnya yaitu badan separuh
badannya. Panjang tubuh dari
si Malayan Tapir ini sekitar
2,5 m dengan tinggi sekitar
1,5 m. kebiasaan dari
Malayan Tapir ini yaitu dia
suka berendam. Postur kaki
Malayan Tapir ini
plantygrade dengan pijakan
kaki yang plantygrade pula,
dinamakan plantygrade
karena Malayan Tapir
berjalan dengan bertumpu
pada telapak kaki mereka.
Tipe giginya disebut
selenodont email pada
mahkota geraham herbivora
terlipat hubungan permukaan-
nya sehingga terlihat seperti
bulan sabit. Makanan
utamanya adalah dedaunan
yang masih muda.
Ciri khas: Malayan Tapir
memiliki ciri khas yaitu
berupa moncong yang
panjang seperti belalai gajah
Gajah Asia Habitat: Padang rumput dan Kingdom: Animalia
(Elephas maximus sumatranus) hutan. Phylum: Chordata
Asal: Asia Tenggara Class: Mammalia
Deskripsi: Gajah Asia Order: Proboscidea
memiliki warna tubuh abu- Family: Elephantidae
abu kecoklataan memiliki Genus: Elephas
kebisaan bermigrasi. Gajah Spesies: Elephas
Asia memiliki panjang tubuh maximus sumtranus
sekitar 4m dengan tingga (itis.gov)
sekitar 2 m, tidak heran jika
gajah asia memiliki badannya
yang begitu besar. Postur kaki
gajah asia plantygrade yaitu
berjalan dengan bertumpu
pada telapak kaki mereka dan
memiliki tipe gigi selenodont
yaitu email pada mahkota
geraham herbivora terlipat
hubungan permukaannya
sehinga seperti bulan sabit.
Makanan utamanya adalah
berupa tumbuhan.
Ciri khas: Gajah Asia
memiliki ciri khas berupa
belalainya yang panjang dan
berfungsi untuk bernafas,
mengeluarkan suara atau
menggenggam makanan
Badak Putih Habitat: Hutan Hijau Kingdom: Animalia
(Ceratotherium simum) Asal: Afrika Selatan Phylum: Chordata
Deskripsi: Badak Putih Class: Mammalia
memiliki warna tubuh yang Order: Perissodactyla
sama dengan gajah asia yaitu Family: Rhinocerotidae
abu-abu kecoklatan, memiliki Genus: Ceratotherium
kebiasaan biasanya berendam Spesies: Ceratotherium
di lumpur. Panjang tubuhnya simum
sekitar 3 m dan tinggi (itis.gov)
tubuhnya sekitar 1,5 m.
Badak putih juga merupakan
hewan yang besar selain
gajah asia. Postur kaki badak
putih plantygrade yaitu
berjalan dengan bertumpu
pada telapak kaki mereka dan
memiliki tipe selenodont
yaitu email pada mahkota
geraham herbivora terlipat
hubungan permukaannya
sehinga seperti bulan sabit.
Makanan utamanya berupa
tumbuhsn.

Ciri khas: Badak Putih


memiliki ciri khas berupa
cula. Cula memiliki fungsi
untuk melindungi diri dari
predator dapat juga
digunkana untuk
menunjukkan kejantanan
ketika sedang musim kawin
Kijang Muntjak Habitat: disekitar pinggiran Kingdom: Animalia
(Muntiacus muntjak) daerah pertanian Phylum: Chordata
Asal: Asia selatan dan Asia Class: Mammalia
Tenggara Order: Artiodactyla
Deskripsi: panjang tubuhnya Family: Cervidae
± 80- 120 cm, dengan tinggi Genus: Muntiacus
sekitar ± 45- 92 cm. Warna Species: Muntiacus
nya coklat gelap, hewan ini muntjak
memiliki tanduk yang tumpul (www.itis.gov)
berjumlah sepasang, kaki nya
berwarna coklat belang hitam
sedangkan tubuhnya
berwarna coklat gelap.
Hewan ini memiliki tipe kaki
unguligrade dan memiliki tipe
pijakan kaki unguligrade, tipe
gigi pada Muntiacus muntjak
adalah selenodont.
Makanan utama: adalah
rumput – rumputan, telur
burung , dan binatang kecil
berdarah panas
Ciri khas: termasuk hewan
diurnal dan juga hewan
nocturnal. Hewan diurnal
merupakan hewan yang
melakukan aktifitas atau aktif
pada pagi atau siang hari,
sedangakan hewan nocturnal
merupakan hewan yang
melakukan aktifitas atau aktif
pada malam hari.
Capybara Habitat: Danau, sungai, Kingdom: Animalia
(Hydrochoerus hydrochaeris) rawa, kolam, dan hutan lepas. Phylum: Chordata
Asal: Amerika Selatan Class: Mammalia
Deskripsi: Capybara dikenal Order: Rodentia
sebagai binatang pengerat Family: Caviidae
terbesar yang memiliki Genus: Hydrochoerus
panjang tubuh kurang lebih Species: Hydrochoerus
105-135 cm dengan tinggi hydrochaeris
tubuh kurang lebih sekitar 51- (www.itis.gov)
61 cm, warna tubuh dari
capybara didominasi dengan
warna coklat, kebiasaan
capybara dia dapat hidup di
darat dan sesekali juga
berenang di air, dilihat secara
morfologi tubuhnya capybara
memiliki badan yang cukup
besar dan memiliki sorgut
pda bagian tubuhnya,
capybara memiliki postur
kaki plantygrade dengan tipe
pijakan kaki plantygrade.
memiliki tipe gigi selenodont.
Capybara bereproduksi secara
seksual yang akan melahirkan
seorang anakan capaybara.
Makanan utama: daun-
daunan dan rumput
Ciri khas: ciri khas dari
spesies ini adalah merupakan
hewan semi aquatik. Karena
jika diamati hewan ini
sesekali sering berada di air
dan berenang.
Colobus Monkey Habitat: Tinggal di hutan Kingdom: Animalia
(Colobus guereza) Asal: Hutan Afrika Tengah Phylum: Chordata
Deskripsi: Colobus monkey Class: Mammalia
merupaka kera yang memiliki Order: Primates
rambut yang unik berupa Family:
warna putih dipadu dengan Cercopithecidae
warna hitam. Colobus sendiri Genus: Colobus
berasal dari bahasa yunani Species: Colobus
yang artinya cacat karena guereza
kera jenis ini tidak (www.itis.gov)
mempunyai jempol sehingga
memudahkannya untuk
bergerak cepat melalui
pepohonan. Colobus monkey
memiliki tinggi lebih dari 1
meter, secara morfologi
tubuhnya ditutupi oleh
rambut yang berwarna hitam
dan rambut putih pada sekitar
wajah dan bagian belakang
tubuh. Rambut kera ini lebih
panjang dibandingkan dengan
kera pada umumnya.tipe kaki
plantygrade, dan tipe pijakan
kaki plantygrade. Tipe
giginya adalah selenodont.
Makanan utama: daun –
daunan
Ciri khas: tidak memiliki
jempol sehingga dapat
bergerak cepat melalui
pepohonan dan rambutnya
lebih panjang daripada kera
pada umumnya.
Harimau Sumatera (Panthera Habitat: Hutan hujan tropis Kingdom: Animalia
tigris sumatrae) Asal: Sumatera Phylum: Chordata
Deskripsi: Harimau Class: Mammalia
Sumatera memiliki panjang Order: Carnivora
92 inch dan tinggi dengan Family: Felidae
kisaran 60 cm. Memiliki Genus: Panthera
warna bulu orange berloreng Species: Panthera tigris
hitam. Kebiasaan dari sumatrae
Harimau Sumatera yaitu (www.itis.gov)
menyudutkan mangsanya.
Deskripsi tubuh Harimau
Sumatera yaitu postur
kakinya plantigrade artinya
binatang yang berdiri atau
berjalan bertumpu pada
telapak kaki. Tipe gigi dari
Harimau Sumatera sendiri
yaitu Selonodont yang artinya
email pada mahkota geraham
herbivora terlipat hubungan
permukaannya sehingga
terlihat seperti bulan sabit.
Makanan utama dari Harimau
Sumatera yaitu daging.
Ciri khas: Rambutnya
berwarna orange berloreng
hitam dan giginya bertaring
Harimau Putih Habitat: Hutan Kingdom: Animalia
(Panthera tigris altaica) Asal: Hutan India Phylum: Chordata
Deskripsi: Harimau Putih Class: Mammalia
memiliki panjang 92 inch dan Order: Carnivora
tinggi dengan kisaran 60 cm. Family: Felidae
Memiliki warna bulu putih Genus: Panthera
berloreng hitam. Kebiasaan Species: Panthera tigris
dari Harimau Putih yaitu altaica
menyudutkan mangsanya. (www.itis.gov)
Deskripsi tubuh Harimau
Putih yaitu postur kakinya
plantigrade artinya binatang
yang berdiri atau berjalan
bertumpu pada telapak kaki.
Tipe gigi dari Harimau Putih
sendiri yaitu Selonodont yang
artinya email pada mahkota
geraham herbivora terlipat
hubungan permukaannya
sehingga terlihat seperti bulan
sabit. Makanan utama dari
Harimau Putih yaitu daging.
Ciri khas: Rambutnya
berwarna putih berloreng
hitam.
Singa Habitat: Hutan Kingdom: Animalia
(Panthera leo) Asal: Afrika Phylum: Chordata
Deskripsi: Singa memiliki Class: Mammalia
panjang 300 cm dan tinggi Order: Carnivora
dengan kisaran 120 cm. Family: Felidae
Memiliki warna bulu cokelat. Genus: Panthera
Kebiasaan dari Singa yaitu Species: Panthera leo
hidup berkelompok. (www.itis.gov)
Deskripsi tubuh Singa yaitu
postur kakinya plantigrade
artinya binatang yang berdiri
atau berjalan bertumpu pada
telapak kaki. Tipe gigi dari
Singa sendiri yaitu
Selonodont yang artinya
email pada mahkota geraham
herbivora terlipat hubungan
permukaannya sehingga
terlihat seperti bulan sabit.
Makanan utama dari Singa
yaitu daging.
Ciri khas: Pada singa jantan
bagian kepala diselimuti oleh
rambut sedangkan pada
betina tidak. Selain itu singa
betina jauh lebih aktif
daripada singa jantan.
Oryx Tanduk Scimitar Habitat: Savana Kingdom: Animalia
(Oryx Dammah) Asal: Senegal Phylum: Chordata
Deskripsi: Hewan Oryx Class: Mammalia
tanduk scimitar (english : Order: Artiodactyla
Scimitar-Oryx) memiliki Family: Bovidae
ukuran tubuh 1,5 meter untuk Genus: Oryx
panjang dan 1 meter untuk Species: Oryx dammah
tingginya. Tampak luar Source : www.itis.gov
hewan ini berbulu dengan Accessed : Apr 20th,
warna putih dan coklat. 2019
Warna putih lazimnya pada
bagian badan dan warna
coklat terletak pada bagian
lehernya. Postur kaki Oryx
Scimitar ini termasuk pada
tipe Unguligrade, dimana
unguligrade merupakan
hewan yang menggunakan
ujung kuku jari kaki saat
mereka berjalan. Tipe pijakan
kaki oada hewan ini juga
termasuk kedalam tipe
Unguligrade. Makanan utama
hewan Oryx ini adalah daun
daun dan rerumputan,
berdasarkan makanannya
tersebut hewan ini memiliki
tipe gigi Selenodont. Tipe
gigi selenodont merupakan
tipe gigi yang dimiliki oleh
hewan hewan pemakan
tumbuhan atau herbivora.
Tipe gigi selenodont
merupakan gigi yang
memiliki tonjolan tonjolan
tajam seperti pada kambing.
Ciri khas: hewan ini
memiliki sepasang tanduk
panjang yang kuat dengan
bentuk yang melengkung
kebelakang.
Eurasian Lynx Habitat: Hutan semak tebal Kingdom: Animalia
( Lynx lynx ) dan tandus serta di area Phylum: Chordata
pegunungan yang berbatu. Class: Mamalia
Asal: Siberia, Asia Selatan, Order: Carnivora
Asia Timur, dan Asia Family: Felidae
Tengah. Genus: Lynx
Deskripsi: Hewan ini Species: Lynx lynx
memiliki ukuran tubuh 1 Source : www.itis.gov
meter untuk panjang dan Accessed : Apr 20th,
50cm untuk tingginya. 2019
Tampak dari luar, hewan ini
memiliki bulu – bulu yang
berwarna putih pada bagian
abdomen dan corak totol
berwarna coklat pada wajah,
punggung, dan anggota
geraknya. Hewan yang
termasuk kedalam keluarga
kucing kucingan ini memiliki
kebiasaan melompat di
bebatuan. Postur kaki hewan
ini termasuk kedalam tipe
Digitigrade, dimana tipe
digitigrade ini merupakan tipe
kaki yang memiliki telapak
dan telapak inilah yang
digunakan untuk berjalan.
Tipe pijakan kakinya juga
termasuk kedalam
digitigrade. Makanan hewan
ini adalah daging yang
berasal dari hewan hewan
kecil yang berada di
sekitarnya, dari makanannya
tersebut dapat disimpulkan
bahwa hewan ini termasuk
kedalam golonga hewan
karnivora dan memiliki tipe
gigi Secodont. Tipe gigi
secodont ini merupakan gigi
yang memiliki susunan ujung
bertaring.
Ciri khas: hewan ini
memiliki daun telingan yang
tegak melebar dan termasuk
kedalam hewan yang hidup
dengan cara solitary atau
bersama sama dalam suatu
kelompok.
Nutria Habitat: Rawa-rawa, sungai, Kingdom: Animalia
( Myocaster coypus ) dan danau muara. Phylum: Chordata
Asal: Amerika Selatan Class: Mamalia
Deskripsi: Hewan ini Order: Rodentia
memiliki ukuran tubuh yang Family: Echimyidae
tergolong mungil yakni Genus: Myocastor
panjang 40-60cm dan tinggi Species: Myocastor
30-45cm. Tampak luar hewan coypus
ini memiliki bulu bulu yang Source : www.itis.gov
berwarna coklat tua keabu- Accessed : Apr 20th,
abuan. Seperti hewan 2019
pengerat lainnya, hewan ini
memiliki kebiasaan berenang
secara berkelompok seperti
tikus air dan berang – berang.
Postur kaki dan pijakan
kakinya tergolong dalam tipe
plantigrade dimana tipe
plantigrade merupakan tipe
kaki yang menggunakan
telapak untuk berjalan.
Makanan khusus dari hewan
ini merupakan tumbuh-
tumbuhan dan sayuran yang
memiliki cukup air pada
batangnya. Oleh karena jenis
makanannya, hewan ini
memiliki tipe gigi
bilophodont yaitu gigi yang
hampir sama dengan gigi
kelinci, dengan anatomi kotak
yang berfungsi untuk
memotong makanan.
Ciri khas: memiliki bulu
lebat dan halus.
Mara Patagonia Habitat: Rawa Kingdom: Animalia
(Dolichotis patagonum) Asal: Argentina Phylum: Chordata
Deskripsi: memiliki panjang Class: Mammalia
69-75 cm, dengan tinggi 30 Order: Rodentia
cm. Mara Patagonia berwarna Family: Caviidae
abu-abu kehitaman, Genus: Dolichotis
kebiasaannya yaitu menggali Species: Dolichotis
lubang. Memilikipostur kaki patagonum
unguligrade, sedangkan (www.itis.gov)
pijakan kakinya plantigrade.
Tipe giginya yaitu selenodont,
artinya email pada mahkota
geraham herbivora terlipat
hubungan permukaannya
sehingga terlihat seperti bulan
sabit.
Makanan: sayuran dan buah
Ciri khas: dapat melompat
tinggi sampai dengan 2 m.
Red-tailed guenon Habitat:Dataran rendah, Kingdom: Animalia
(Cercopithecus ascanius) hutan akasia, pegunungan Phylum: Chordata
Asal: Afrika Class: Mammalia
Deskripsi: memiliki panjang Order: Primates
1,4 m dengan tinggi 50 cm. Family:
Red-tailed guenon tubuhnya Cercopithecidae
berwarna hitam dan pirang, Genus: Cercopithecus
kebiasaannya yaitu pada Species: Cercopithecus
betina suka menetap, ascanius
sedangkan pada jantan suka (www.itis.gov)
berimigrasi. Memiliki postur
kaki digitigrade, sedangkan
pijakan kakinya plantigrade.
Tipe giginya yaitu selenodont,
artinya email pada mahkota
geraham herbivora terlipat
hubungan permukaannya
sehingga terlihat seperti bulan
sabit.
Makanan: buah-buahan dan
dedaunan.
Cirikhas: memiliki warna
putih pada hidungnya.
Pygmy marmoset Habitat: hutan cemara dan Kingdom: Animalia
(Cebuella pygmaea) tepi sungai Phylum: Chordata
Asal: Brazil Class: Mammalia
Deskripsi: memiliki panjang Order: Primates
20 cm, dengan tinggi 15 cm. Family: Callitrichidae
Pygmy marmoset memiliki Genus: Cebuella
ekor warna belang hitam Species: Cebuella
coklat, rambut pirang, rambut pygmaea
wajah pendek, (www.itis.gov)
dahinyasempitdanditutupioleh
bulu,
kebiasaannyayaitumemanjat
di pohon. Memilikipostur kaki
digitigrade,
sedangkanpijakankakinyaplan
tigrade.Tipegiginyayaituselen
odont, artinya email pada
mahkota geraham herbivora
terlipat hubungan
permukaannya sehingga
terlihat seperti bulan sabit.
Makanan: serangga dan
buah-buahan
Ciri khas: mampu melompat
lebih dari 5 m, memanjat
pohon, mampu memutar
kepalanya 180 derajat
Dwarf mongoose Habitat: Padang rumput Kingdom : animalia
(Helogale parvula) kering dan hutan Phyllum : Chordata
Asal: Afrika Tengah Class : Mammalia
Deskripsi: memiliki warna Ordo : Carnivora
coklat emas, hidup berkoloni. Family : Herpestidae
Memiliki panjang tubuh 50- Genus : Helogale
70 cm dan tinggi 20-30 cm. Spesies: Helogale
Memiliki postur kaki tipe parvula
unguligrade. Memiliki pijakan (ITIS.gov)
tipe unguligrade. Bertipe gigi
secodont. Makanan utamanya
adalah laba-laba, serangga
dan tikus. Merupakan hewan
yang hidupo berkoloni.
Makanan: Laba-laba,
serangga dan tikus
Ciri khas:Hewan karnivora
dan hidup berkoloni.
Texas Longhorn Habitat: Hutan hujan tropis Kingdom: Animalia
( Bos taurus ) Asal:Amerika Utara Phyllum: Chordata
Deskripsi: Memiliki warna Class: Mammalia
putih corak coklat. Kebiasaan Ordo: Artiodactylia
mengasah tanduk. Memilki Family : Bovidae
panjang tubuh 2,5 meter dan Genus : Bos
tinggi 1,5 meter. Hewan ini Spesies: Bos taurus
tergolong jenis sapi besar (ITIS.gov)
yang memiliki postur kaki
unguligrade dan pijakan kaki
unguligrade. Termasuk hewan
herbivora dengan tipe gigi
seledont.
Makanan: Tumbuh-
tumbuhan
Ciri khas: Tanduk
melengkung keatas
Kelas Pisces

Nama species dan gambar Deskripsi dan ciri Klasifikasi


khusus
Buntek Durian Habitat : Air laut Kingdom : Animalia
(Diodon holocanthus) Asal : Perairan Brazil, Subkingdom :
Florida, Madagaskar, Bilateria
Laut Merah, Jepang, Infrakingdom :
Hawai, Kolombia, Deuterostomia
hingga California Phylum : Chordata
Deskripsi : Subphylum :
Ditemukan di atas Vertebrata
dasar laut berlumpur, Infraphylum :
dimuara, di laguna Gnathostomata
atau di terumbu Superclass :
karang dan berbatu di Actinopterygii
seluruh dunia di laut Class : Teleostei
tropis dan subtropis, Superorder :
memilliki panjang 18 Acanthopterygii
cm dan lebar 5 cm, Order :
berwarna cream Tetraodontiformes
bercorak coklat, tipe Suborder :
ekor protocercal. Ikan Tetraodontoidei
ini termasuk omnivora Family : Diodontidae
yang memakan Genus : Diodon
moluska, landak laut, Species : Diodon
kepiting pertapa, holocanthus
siput, diet herbivora (www.itis.gov)
dan kepiting selama
fase aktif pada malam
hari.
Ciri khas : Memiliki
paruh dengan piringan
di atap mulut untuk
menghancurkan
mangsa
Porcupine stingray Habitat : Air tawar Kingdom : Animalia
(Potamotrygon hystrix) Asal : Amerika Subkingdom :
Selatan Bilateria
Deskripsi : Memiliki Infrakingdom :
panjang 40 cm dan Deuterostomia
lebar 20 cm, berwarna Phylum : Chordata
coklat bercorak hitam, Subphylum :
tipe ekor diphycercal, Vertebrata
memakan jasad Infraphylum :
organik, suka Gnathostomata
menguburkan diri atau Superclass :
bersembunyi di dalam Chondrichthyes
pasir. Ikan ini tidak Class : Chondrichthyes
membatasi daerahnya Subclass :
dengan hewan lain Elasmobranchii
dan dapat membaur Superorder :
dengan kelompok Euselachii
hewan lain. Order :
Ciri khas : Memiliki Myliobatiformes
bisa barbs di pangkal Family :
ekor Potamotrygonidae
Genus : Potamotrygon
Species :
Potamotrygon hystrix
(www.itis.gov)
Pari Gitar Habitat : Air laut Kingdom : Animalia
Rhinobatos typus Asal : Perairan pantai Subkingdom :
tropis kawasan Indo- Bilateria
Pasifik Infrakingdom :
Deskripsi : Memiliki Deuterostomia
panjang 45 cm dan Phylum : Chordata
lebar 16 cm, berwarna Subphylum :
putih tulang, tipe ekor Vertebrata
protocercal, memakan Infraphylum :
jasad renik. Gnathostomata
Ciri khas : Bentuknya Superclass :
mirip ikan hiu dan Chondrichthyes
pari, moncong bentuk Class : Chondrichthyes
segitiga, terdapat Subclass :
gundukan duri pada Elasmobranchii
bagian atas kepala dan Superorder :
punggung, suka Euselachii
menguburkan diri atau Order :
bersembunyi di dalam Rhinobatiformes
pasir. Family : Rhinobatidae
Genus : Rhinobatos
Species : Rhinobatos
typus
(www.itis.gov)
Peacock bass Habitat : Air sungai Kingdom : Animalia
Cichla temensis Asal : Amerika Subkingdom :
Selatan Bilateria
Deskripsi : Memiliki Infrakingdom :
panjang 15 cm dan Deuterostomia
lebar 6 cm, berwarna Phylum : Chordata
abu-abu corak hitam, Subphylum :
tipe ekor protocercal, Vertebrata
memakan ikan lain. Infraphylum :
Ikan ini merupakan Gnathostomata
ikan predator dan akan Superclass :
makan apapun yang Actinopterygii
bergerak dan dapat Class : Teleostei
disimpan dalam Superorder :
mulutnya, bersifat Acanthopterygii
semi-agresif dan tidak Order : Perciformes
benar-benar Suborder : Labroidei
menyerang kecuali Family : Cichlidae
berencana Genus : Cichla
memakannya Species : Cichla
Ciri khas : Jantan temensis
akan menggali lubang (www.itis.gov)
ketika kawin dan
menjaga sampai
betina datang
Ikan Dolar Habitat : Air sungai Kingdom : Animalia
Metynnis schreitmuelleri Asal : Sungai Amazon Phylum : Chordata
Deskripsi : Memiliki Class : Actinopterygii
panjang 20 cm dan Order : Characiformes
lebar 17 cm, tipe ekor Family : Serrasalmidae
homocercal, mulut Genus : Metynnis
lebar, rahang bawah Species : Metynnis
terdapat gigi schreitmuelleri
menyerupai gergaji (www.gbif.org)
dan tajam. Mata
berukuran besar dan
berbentuk bulat, tubuh
tertutup oleh sisik-
sisik yang berukuran
kecil, di bagian
punggung berwarna
silver dan di bagian
perut berwarna orange
bergradasi, memakan
jasad renik
Ciri khas : Bentuk
tubuh pipih dari
samping membulat
Banggai cardinalfish Habitat : Air laut Kingdom : Animalia
Pterapogon kauderni Asal : Kepulauan Subkingdom :
Banggai Bilateria
Deskripsi : Memiliki Infrakingdom :
panjang 5 cm dan Deuterostomia
lebar 3,5 cm, Phylum : Chordata
berwarna garis hitam Subphylum :
bercorak putih, tipe Vertebrata
ekor homocercal. Ikan Infraphylum :
ini merupakan spesies Gnathostomata
oportunistik yang Superclass :
makan pada siang hari Actinopterygii
yaitu plankton, Class : Teleostei
demersal, dan Superorder :
organisme bentik. Acanthopterygii
Ciri khas : Memiliki Order : Perciformes
jangka hidup yang Suborder : Percoidei
pendek maksimum 4 Family : Apogonidae
tahun, 1-2 tahun di Subfamily :
alam liar Apogoninae
Genus : Pterapogon
Species : Pterapogon
kauderni
(www.itis.gov)
Lemon cichlia Habitat :Danau Kingdom : Animalia
Neolamprologus leleupi Asal : Afrika Subkingdom :
Deskripsi : Memiliki Bilateria
panjang 12,5 cm dan Infrakingdom :
lebar 4 cm, berwarna Deuterostomia
coklat kuning, tipe Phylum : Chordata
ekor homocercal, Subphylum :
memakan hewan Vertebrata
invertebrata, biasanya Infraphylum :
suka bersembunyi di Gnathostomata
gua-gua Superclass :
Ciri khas : Sekitar Actinopterygii
mulut terdapat warna Class : Teleostei
kuning coklat gelap Superorder :
Acanthopterygii
Order : Perciformes
Suborder : Labroidei
Family : Cichlidae
Genus :
Neolamprologus
Species :
Neolamprologus
leleupi
(www.itis.gov)
Sailfin tang Habitat : Laut Kingdom : Animalia
Zebrasoma veliferum Asal : Samudera Subkingdom :
Hindia Bilateria
Deskripsi : Memiliki Infrakingdom :
panjang 18 cm dan Deuterostomia
lebar 9 cm, berwarna Phylum : Chordata
garis kuning abu-abu Subphylum :
putih, tipe ekor Vertebrata
protocercal, memakan Infraphylum :
ikan lain. Ikan ini Gnathostomata
bersifat semi-agresif Superclass :
Ciri khas : Memiliki Actinopterygii
motif tubuh seperti Class : Teleostei
zebra Superorder :
Acanthopterygii
Order : Peciformes
Suborder :
Acanthuroidei
Family : Acanthuridae
Genus : Zebrasoma
Species : Zebrasoma
veliferum
(www.itis.gov)
Ikan botia Habitat : Air sungai Kingdom : Animalia
Clown loach / mengalir Subkingdom :
Chromobotia macracanthus Asal : Sumatra, Bilateria
Kalimantan Infrakingdom :
Deskripsi : Memiliki Deuterostomia
panjang 12 cm dan Phylum : Chordata
lebar 4 cm, berwarna Subphylum :
orange bergaris hitam, Vertebrata
tipe ekor homocercal, Infraphylum :
memakan jasad renik, Gnathostomata
biasanya ikan ini Superclass :
tiduran tergeletak Actinopterygii
pada satu sisi tubuh, Class : Teleostei
termasuk ikan Superorder :
berumur panjang yang Ostariophysi
dapat hidup puluhan Order : Cypriniformes
tahun (20 tahun) Superfamily :
Ciri khas : Memiliki Cobitoidea
duri di mata, betina Family : Cobitidae
lebih ramping, jantan Genus : Chromobotia
ditandai dengan sirip Species : Chromobotia
ekor lebih panjang macracanthus
(www.itis.gov)
Neon tetra Habitat : Sungai Kingdom : Animalia
Paracheirodon innesi Amazon Subkingdom :
Asal : Perairan Bilateria
Amazon barat dan Infrakingdom :
utara, Kolombia Deuterostomia
tenggara, Peru timur Phylum : Chordata
dan Brazil barat Subphylum :
Deskripsi : Memiliki Vertebrata
panjang 3 cm dan Infraphylum :
lebar 0,1 cm, Gnathostomata
berwarna biru muda Superclass :
pada punggung dan Actinopterygii
atas perut warna putih Class : Teleostei
perak, tipe ekor Superorder :
homocercal, memakan Ostariophysi
jasad renik, biasanya Order : Characiformes
berlindung di balik Family : Characidae
batu Genus : Paracheirodon
Ciri khas : Garis Species :
horizontal berwarna Paracheirodon innesi
biru disepanjang (www.itis.gov)
setiap sisik ikan
Red bellied piranha Habitat : Sungai Kingdom : Animalia
Pygocentrus nattereri Amerika Selatan Subkingdom :
Asal : Amerika Bilateria
Selatan dan Venezuela Infrakingdom :
Deskripsi : Memiliki Deuterostomia
panjang 19 cm dan Phylum : Chordata
lebar 8 cm, berwarna Subphylum :
silver pada punggung Vertebrata
dan orange pada Infraphylum :
perutnya, tipe ekor Gnathostomata
homocercal, memakan Superclass :
daging. Ikan ini Actinopterygii
bersifat agresif ketika Class : Teleostei
ada mangsa Superorder :
Ciri khas : Ostariophysi
Mempunyai gigi tajam Order : Characiformes
Family : Characidae
Genus : Pygocentrus
Species : Pygocentrus
nattereri
(www.itis.gov)
Ikan gurame Habitat : Air tawar Kingdom : Animalia
Osphronemus goramy Asal : Perairan Indo Subkingdom :
Pasifik Bilateria
Deskripsi : Memiliki Infrakingdom :
panjang 6,5 cm dan Deuterostomia
lebar 8,5 cm, Phylum : Chordata
berwarna merah sawo Subphylum :
pada punggung dan Vertebrata
perut warna kuning Infraphylum :
kekuningan, tipe ekor Gnathostomata
homocercal, memakan Superclass :
ikan kecil, bersifat Actinopterygii
agresif ketika ada Class : Teleostei
mangsa Superorder :
Ciri khas : Sirip Acanthopterygii
abdominalis Order : Perciformes
memanjang Family :
Osphronemidae
Subfamily :
Osphroneminae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus
goramy
(www.itis.gov)
Red Perrot Habitat : Kolam air Kingdom : Animalia
Cichlasoma synspilum tawar Phylum : Chordata
Asal : Indo-Pasifik Class : Actinopterygii
Deskripsi : Memiliki Order : Perciformes
panjang 20-25 cm dan Family : Cichlidae
lebar 12 cm, berwarna Genus : Cichlasoma
orange kemerahan, Species : Cichlasoma
tipe ekor homocercal, synspilum
memakan ikan kecil, (www.gbif.org)
memiliki kebiasaan
dengan gerakan
renang lambat
Ciri khas : Memiliki
kelainan bentuk
anatomis, mulut
berbentuk paruh yang
tidak sepenuhnya
menutup, dapat
menghancurkan
makanan dengan otot
tenggorokan
Cinamon down fish Habitat : Lautan Kingdom : Animalia
Amphiprion melanopus Pasifik Subkingdom :
Asal : Bagian barat Bilateria
dan selatan samudra Infrakingdom :
pasifik Deuterostomia
Deskripsi : Memiliki Phylum : Chordata
panjang 10 cm dan Subphylum :
lebar 5 cm, berwarna Vertebrata
orange gelap dengan Infraphylum :
garis putih, tipe ekor Gnathostomata
homocercal, memakan Superclass :
zoo plankton, suka Actinopterygii
sembunyi di anemon Class : Teleostei
laut Superorder :
Ciri khas : Tubuh Acanthopterygii
orange gelap dengan Order : Perciformes
satu garis putih Suborder : Labroidei
vertikal dibelakang Family :
mata Pomacentridae
Genus : Amphiprion
Species : Amphiprion
melanopus
(www.itis.gov)
Anemon karpet Habitat : Lautan Kingdom : Animalia
Amphiprion clarkii Pasifik Subkingdom :
Asal : Bagian barat Bilateria
dan selatan samudra Infrakingdom :
pasifik Deuterostomia
Deskripsi : Memiliki Phylum : Chordata
panjang 6 cm dan Subphylum :
lebar 4 cm, berwarna Vertebrata
kuning belang putih, Infraphylum :
tipe ekor homocercal, Gnathostomata
memakan zoo Superclass :
plankton, suka Actinopterygii
sembunyi dibalik batu Class : Teleostei
karang Superorder :
Ciri khas : suka Acanthopterygii
berpindah-pindah Order : Perciformes
tempat, terdapat garis Suborder : Labroidei
putih sejumlah dua Family :
dibelakang mata dan Pomacentridae
badan Genus : Amphiprion
Species : Amphiprion
clarkii
(www.itis.gov)
Belut listrik Habitat : Sungai Kingdom : Animalia
Electrophorus electricus Amazon Subkingdom :
Asal : Amerika Bilateria
Selatan Infrakingdom :
Deskripsi : Memiliki Deuterostomia
panjang 2,5 cm dan Phylum : Chordata
lebar 10 cm, berwarna Subphylum :
abu-abu, tipe ekor Vertebrata
protocercal, memakan Infraphylum :
ikan kecil, memiliki Gnathostomata
kebiasaan menangkap Superclass :
mangsa dengan Actinopterygii
kejutan listrik 600 V Class : Teleostei
Ciri khas : Memiliki Superorder :
sengatan listrik Ostariophysi
Order :
Gymnotiformes
Suborder :
Gymnotoidei
Family :
Electrophoridae
Genus : Electrophorus
Species :
Electrophorus
electricus
(www.itis.gov)
Unicornfish orangespine Habitat : Laut pasifik Kingdom : Animalia
Naso lituratus Asal : Perairan pasifik Subkingdom :
Deskripsi : Memiliki Bilateria
panjang 12 cm dan Infrakingdom :
lebar 7 cm, berwarna Deuterostomia
abu-abu corak kuning, Phylum : Chordata
tipe ekor homocercal, Subphylum :
memakan jasad renik Vertebrata
atau organik, sensitif Infraphylum :
terhadap cahaya Gnathostomata
Ciri khas : Bibir dan Superclass :
sepasang duri Actinopterygii
dikelilingi oleh daerah Class : Teleostei
orange terang di kedua Superorder :
sisi batang ekor, bibir Acanthopterygii
menonjol Order : Perciformes
Suborder :
Acanthuroidei
Family : Acanthuridae
Genus : Naso
Species : Naso
lituratus
(www.itis.gov)
Trigger biru Habitat : Di bawah Kingdom : Animalia
Odonus niger permukaan laut Subkingdom :
Asal : Indo-Pasifik Bilateria
Deskripsi : Memiliki Infrakingdom :
panjang 50 cm dan Deuterostomia
lebar 5 cm, berwarna Phylum : Chordata
biru keunguan, tipe Subphylum :
ekor homocercal, Vertebrata
memakan plankton, Infraphylum :
biasanya hidup Gnathostomata
berkelompok Superclass :
Ciri khas : Memutar- Actinopterygii
mutar di bawah Class : Teleostei
permukaan laut Superorder :
Acanthopterygii
Order :
Tetraodontiformes
Suborder : Balistoidei
Family : Balistidae
Genus : Odonus
Species : Odonus niger
(www.itis.gov)
Hiu karang sirip hitam Habitat : Laut Kingdom : Animalia
Carcharhinus melanopterus dangkal Subkingdom :
Asal : Indo-Pasifik Bilateria
Deskripsi : Memiliki Infrakingdom :
panjang 1,6 cm dan Deuterostomia
lebar 20 cm, berwarna Phylum : Chordata
abu-abu putih, tipe Subphylum :
ekor heterocercal, Vertebrata
memakan ikan kecil, Infraphylum :
termasuk ikan yang Gnathostomata
aktif Superclass :
Ciri khas : hidup Chondrichthyes
sendiri atau berkoloni Class : Chondrichthyes
Subclass :
Elasmobranchii
Superorder :
Euselachii
Order :
Carcharhiniformes
Family :
Carcharhinidae
Genus : Carcharhinus
Species : Carcharhinus
melanopterus
(www.itis.gov)
Ikan leter enam Habitat : Di bawah Kingdom : Animalia
Paracanthurus hepatus laut Subkingdom :
Asal : Asia Bilateria
Deskripsi : Memiliki Infrakingdom :
panjang 8 cm dan Deuterostomia
lebar 4 cm, berwarna Phylum : Chordata
biru dengan ekor Subphylum :
kuning, tipe ekor Vertebrata
homocercal, memakan Infraphylum :
plankton, memiliki Gnathostomata
kebiasaan pergerakan Superclass :
cepat Actinopterygii
Ciri khas : Memiliki Class : Teleostei
duri di bagian perut Superorder :
dan punggung Acanthopterygii
Order : Perciformes
Suborder :
Acanthuroidei
Family : Acanthuridae
Genus : Paracanthurus
Species :
Paracanthurus hapatus
(www.itis.gov)
Kelas Reptil

Nama spesies dan gambar Deskripsi dan ciri khusus Klasifikasi


Cyclura nubile  Habitat: Daratan  Kingdom:
(Cuban rock iguana)  Asal: Pulau Cuba Animalia
 Deskripsi: Termasuk  Phylum: Chordata
hewan herbivore.  Subphylum:
Memiliki panjang tubuh Vertebrata
70 cm dan lebar 15 cm.  Class: Reptilia
tubunya berwarna coklat  Order: Squamata
dengan mata berwarna  Family: Iguanidae
merah. Pada punggung  Genus: Cyclura
terdapat duri tajam dan  Species: Cyclura
ekornya tebal. nubila
 Ciri khusus: memiliki Sumber: itis.gov, 15-
ukuran tubuh terbesar 04-2019, 22.02
dari family iguana.
Iguana ini sering
membuat sarang di
dekat atau didalam
kaktus berduri sebagai
pertahanan. Perkawinan
iguana terjadi pada
bulan mei dan juni.
Iguana betina bertelur
berjumlah 3 hingga 30
butir (Yudha et al,
2016).
Heloderma horridum  Habitat: Daratan  Kingdom:
(Beaded lizard)  Asal: Meksiko Animalia
 Deskripsi: memiliki  Phylum: Chordata
panjang 30 cm dan lebar  Subphylum:
5 cm. berwarna coklat Vertebrata
dengan bercak kuning.  Class: Reptilia
Pada sisiknya terdapat  Order: Squamata
bintil-bintil dan  Family:
bercorak seperti manic- Helodermatidae
manik hewan karnivora.  Genus: Heloderma
Tubunya terdiri atas  Species:
leher, ekor, kepala, dan Heloderma
ekstremitas. horridum
 ciri khusus: Heloderma Sumber: itis.gov, 15-
memiliki gigi yang 04-2019, 21.59
mentransmisikan racun
dengan alur racun di
rostral carina.
Gigitannya sangat
jarang, tetapi dapat
menyebabkan rasa sakit,
pusing, diaphoresis,
muntah, parasthesia, dan
hipotensi yang parah
(Sanchez dan Salazar,
2015).
Trimeresurus insularis  Habitat: Daratan  Kingdom:
(Ular sunda pit viper)  Asal: Timor Leste Animalia
 Deskripsi: memiliki  Phylum: Chordata
panjang 1m dan lebar 5  Subphylum:
cm. berwarna biru Vertebrata
keabu-abuan. Kepala  Class: Reptilia
berbentuk segitiga.  Order: Squamata
Aktif dimalam hari yang  Family: Viperidae
disebut nocturnal.  Genus:
Termasuk hewan Trimeresurus
karnivora dengan  Species:
habitat di pepohonan. Trimeresurus
 Ciri khusus: memiliki insularis
tipe gigi selonoglyph Sumber: itis.gov, 15-
dengan gigi taring yang 04-2019, 21.55
panjang dan dapat
dilipat kebagian atas
rahangnya. Bila sedang
menyerang gigi
taringnya akan tegak.
Umumnya memiliki
banyak sisik pada
bagian belakang kepala.
Termasuk ular berbisa
yang mematikan
(Karim et al, 2014).
Varanus melinus  Asal : P. Obi-Indonesia  Phylum: Chordata
(Quince monitor)  Memiliki panjang 50 cm  Subphylum:
dan lebar 15 cm Vertebrata
 Memiliki warna hijau  Class: Reptilia
pada bagian perisai dan  Order: Squamata
warna hijau bercak hitam  Family: Varanidae
pada bagian tubuh  Genus: Varanus
 Memiliki jari yang  Species: Varanus
panjang dan terdapat melinus
cakar pada setiap jari Sumber: itis.gov, 20-
 Termasuk kedalam 04-2019,
hewan karnivora 21.33
 Quince monitor
kemungkinan endemik ke
Kepulauan Sula di
Indonesia, tetapi
kabarnya mungkin terjadi
di Banggai. Awalnya
dilaporkan berasal dari
Kepulauan Obi, tetapi ini
hanya stasiun
perdagangan satwa liar
tingkat menengah. Ini
terancam oleh hilangnya
habitat dan pengumpulan
untuk perdagangan satwa
liar .

Varanus komodoensis  Asal : P. komodo-  Phylum: Chordata


(komodo dragon) Indonesia  Subphylum:
 Memiliki panjang tubuh Vertebrata
1,5 m dengan lebar 30  Class: Reptilia
cm  Order: Squamata
 Memiliki pupil mata  Family: Varanidae
yang bulat dan lidah yang  Genus: Varanus
disebut lingua bifida  Species: Varanus
 Termasuk kedalam komodoensis
hewan karnivora Sumber: itis.gov, 20-
 Memiliki jari ekstremitas 04-2019,
atas dan bawah dengan 21.42
masing-masing 5 dan
terdapat cakar pada
setiap jari
 Tubuhnya berwarna
coklat kehitaman
 Kebiasaan : menjulurkan
lidah sebagai alat sensori
 Komodo hidup hanya di
lima pulau, Empat pulau
di Indonesia yaitu di
Taman Nasional Komodo
(Komodo, Rinca, Gili
Montang, Gili Dasami),
dan pulau Flores. Pulau-
pulau tersebut berasal
dari gunung berapi, kasar
dan berbukit, dan ditutupi
oleh hutan dan padang
rumput sabana. Mereka
suka panas, dengan suhu
siang hari selama musim
kemarau yang sering
mencapai 95 derajat
Fahrenheit (35 derajat
Celsius) dengan
kelembaban 70 persen.

Chilamydosaurus kingii  Asal : papua nugini-  Phylum: Chordata


(kadal leher bersayap) Australia  Subphylum:
 Memiliki panjang tubuh Vertebrata
50 cm dan lebar 9 cm  Class: Reptilia
 Warna tubuhnya coklat  Order: Squamata
dengan bercak putih  Family: Agamidae
 Tubuh terdiri atas  Genus:
kepala,leher,badan, ekor Chlamydosaurus
dan ekstremitas liberae  Species:
 Termasuk hewan Chlamidosaurus
karnivora Kingii
 Memiliki jari pada Sumber: itis.gov, 20-
ekstremitas dilengkapi 04-2019,
dengan cakar untuk 21.45
membantu pergerakan
 Termasuk hewan
karnivora
 Habitat berada pada
terrestrial
 Ciri khusus : terdapat
rumbai seperti sayap
pada leher
 Di Australia spesies ini
mendiami hutan sklerofil
kering dan hutan terbuka
dan daerah perkotaan
yang terganggu. Di
Papua, itu terkait dengan
hutan sabana. Kadal leher
bersayap jarang ditemui
selama musim kemarau.
Hewan Ini sering terlihat
di musim hujan
bertengger 1-2 m dari
tanah, batang-batang
pohon yang berdiri
dengan kulit kayu kasar,
dan sering turun ke tanah
setelah hujan.
Indotestudo forstenii  Habitat Kingdom :
(Baning Sulawesi) Daratan Animalia
 Asal Subkingdom :
 Sulawesi- Indonesia Bilateria

 Deskripsi Phylum :

 Termasuk hewan Chordata


herbivora. Jenis kura- Subphylum :

kura ini merupakan kura- Vertebrata


kura darat sejati. Superclass :
Tempurung hewan ini Tetrapoda
berwarna kuning Class :
berbercak coklat Reptilia
kehitaman, tubuhnya Order :
berwarna coklat keabu- Testudines
abuan. Tubuh terdiri atas Family :
kepala, leher, badan, ekor Testudinidae
dan anggota gerak. Genus :
Terdapat jari berjumlah 5 Indotestudo
yang dilengkapi dengan Species :
cakar pada anggota Indotestudo
geraknya. Panjang hewan _____________forste
ini adalah 25 cm dan nii
lebar tubuh 10 cm.
 Ciri Khusus Sumber : itis.gov, 19-
Tempurung kura-kura 04-2019, 21.28 WIB
sedikit memanjang
(depan-belakang).
Terdapat perbedaan
ukuran antara individu
jantan dan betina. Kura-
kura jenis ini merupakan
satu-satunya kura-kura
darat yang berada di
Garis Wallace

Lampropeltis mexicana  Habitat Kingdom :


(Kingsnake Meksiko) Spesies ini hidup di Animalia
habitat yang beraneka Subkingdom :
ragam (tetapi berbatu), Bilateria
mulai dari padang pasir Phylum :
gersang hingga hutan oak Chordata
pinus yang lembab Subphylum :
 Asal Vertebrata
Meksiko Superclass :
 Deskripsi Tetrapoda
 Panjang tubuh 40 cm Class :
dengan lebar 4 cm. Reptilia
Tubuh terdiri atas kepala, Order :
leher dan badan. Hewan Squamata
ini tidak memiliki Family :
anggota gerak. Memiliki Colubridae
lidah tipe lingua bifida. Genus :
Ular Kingsnake memiliki Lampropeltis
kemampuan untuk Species :
memangsa ular lainnya. Lampropeltis
Ular ini memiliki tipe _____________mexic
pupil yang bulat ana
Ciri Khusus
Warna tubuh mecolok Sumber : itis.gov, 19-
dan berwarna warni. 04-2019, 21.30 WIB
Memiliki sisik punggung
kecil dan mengkilap
Salvadoris moritor  Habitat Kingdom : Animalia
(Varanus salvadori ) Daratan phylum : Chordata
 Asal subphylum :
Papua nugini Vertebrata
 Deskripsi classis : Reptilia
Termasuk hewan ordo : Squamata
karnivora. Jenis biawak. familia : Varanidae
Tubuhnya berwarna hitam genus : Varanus
bercak kuning. Tubuh species : Varanus
terdiri atas kepala, leher, salvadorii
badan dan ekor. Terdapat Sumber : itis.gov,
jari berjumlah 5 yang 19-04-2019, 20:00
dilengkapi dengan cakar WIB
pada anggota geraknya.
Panjang hewan ini adalah 2
m dan lebar tubuh 20cm.
merupakan hewan yang
aktif mencari makan
dimalam hari.

 Ciri Khusus
Biawak salvadori yaitu
memiliki moncong
tumpul bulat dengan gigi
lurus.
Yellew-spotted moritor  Habitat Kingdom : Animalia
(Varanus ponoptes) Daratan phylum : Chordata
 Asal subphylum :
Austrolia-papua nugini Vertebrata
 Deskripsi classis : Reptilia
Termasuk hewan ordo : Squamata
karnivora. Jenis biawak familia : Varanidae
yang lumamayan besar. genus : Varanus
Tubuhnya berwarna coklat species : Varanus
kehitama dengan bercak panoptes
kuning kecil. Tubuh terdiri Sumber : itis.gov,
atas kepala, leher, badan, 19-04-2019, 20:05
ekor dan anggota gerak. WIB
Terdapat jari extramitas
liberae dilengkapi dengan
cakar. Panjang hewan ini
adalah 1m dan lebar tubuh
20cm.

 Ciri Khusus
Biawak jenis ini mereka
bisa berdiri dengan kedua
kaki belakangnya.
Memiliki pupil mata
bulat dan sisik tubuh
berupa binti-bintil.
Forest dragon  Habitat Kingdom :
(Gonocephalus Dataran tinggi hutan Animalia
chamaeleontinus) hujan tropis Subphylum :
 Asal Vertebrata
Malaysia-Indonesia Clasiss : Reptilia
 Deskripsi Ordo :
Termasuk hewan karnivora Squamata
dan merupakan hewan Famili :
diurnal. Ukuran panjang Agamidae
tubuh kurang lebih 30 cm Genus :
dengan lebar 4cm, Gonocephalus
berwarna hijau, kuning, Spesies :
ramping tersusun 3 baris, Gonocephalus
ekornya berwarna hitam Chamaeleontinus
garis putih dan terdapat Sumber : itis.gov, 20-
duri pada bagian 04-2019, 04.33 WIB
punggung. Kulit
disekelliling mata
berwarna gelap, memiliki
gigi dan cakar yang tajam.
Pada jantan memiliki
warna yang lebih cerah
merah, kuning coklat
sedangkan pada betina
hanya terdiri dari satu
warna saja hijau dengan
bintik hitam.

 Ciri Khusus
Memiliki struktur kepala
yang unik yaitu
berbentuk segitiga
sehingga terlihat seperti
makhluk yang hidup
pada jaman pra-sejarah,
dapat berkamuflase
dengan merubah warna
tubuh dan memutuskan
ekornya ketika merasa
terancam.
Biawak togea  Habitat Kingdom : Animalia
(Varanus togianus) Daratan dan air phylum : Chordata
 Asal subphylum :
Sulawesi Tengah Vertebrata
 Deskripsi classis : Reptilia
Termasuk hewan ordo : Squamata
karnivora. Berwarna hitam, familia : Varanidae
ukuran panjang tubuh genus : Varanus
kurang lebih 1,5 m dengan species : Varanus
lebar tubuh kurang lebih 15 Sumber : itis.gov, 19-
cm, maximal panjangnya 04-2019, 05:00 WIB
bisa mencapai 3 meter dan
memiliki lidah yang
bercabang untuk mencium
mangsanya. Menangakp
mangsanya dengan berlari,
memanjat dan berenang.
Hewan aneh lebih aktif
pada siang hari

 Ciri Khusus
Memiliki warna kulit yang
lebih hitam
Kura-kura sulcata  Habitat Kingdom :
(Geochelone sulcata) Daratan Animalia
 Asal Phylum :
Sulawesi Tengah Chordata
 Deskripsi Subphylum :
Termasuk hewan Vertebrata
omnivora. Berwarna Clasiss : Reptilia
kecoklatan, ukuran Ordo :
panjang tubuhnya kira kira Testudines
45 cm dengan lebar 60 cm, Famili :
berat tubuhnya kurang Testudinidae
lebih 30-45, mempunyai Genus :
karapax yaitu tempurung Geochelone
yang berada diatas Spesies :
punggungnya dan plastron Geochelone
tempurung bawah yang Sumber : itis.gov, 20-
terdapat pada bagian 04-2019, 05.33 WIB
ventral, memiliki kaki yang
pendek sehingga lambat
dalam berjalan

 Ciri Khusus
Pada ban cangkangnya
berwarna kecoklatan dan
kekuningan, cangkangnya
rata dan cukup luas. Sisik
cangkang kokoh dan kulit
yang tebal. Kulit yang tebal
dapat membantu bertahan
di daerah gurun, dapat
mengurangi resiko
transpirasi yang
menyebabkan kehilangan
jumlah cairan.

Paleosuchus palpebrosus Habitat : Air tawar dan Kingdom : Animalia


terestarial Subkingdom :
Asal : Amerika Selatan Bilateria
Deskripsi : Infrakingdom :
Dwarf caiman di-anggap Deusterostomia
menjadi spesies crocodi- Phylum :
liyan terkecil yang masih Chordata
ada. Ukuran maksimum Subphylum :
jantan 2,0 m dan ukuran Vertebrata
maksimum untuk betina Infraphylum :
yait 1,4 m. Betina bertelur Gnathostomata
6-21 telur di sarang Superclass :
gundukan di akhir musim Tetrapoda
kemarau Amazon dan Class :
musim hujan Pantanal. Reptilia
Selama musim dingin atau Order :
musim kemarau hewan ini Crocodilia
biasanya sembunyi dalam Family :
liang dan suhu tubuhnya Aligatoridae
menjadi sekitar 20 ̊ C. Genus :
Ciri khas : Hewan ini Paleosuchus
memiliki perkembangan Spesies :
yang baik pada oteoderm Paleosuchus
pada tubuhnya. palpe
brosu
s
Sumber : itis.gov

Morelia amethistina Habitat : Semak belukar Kingdom : Animalia


Asal : Autralia, Papua Subkingdom :
Nugini, Indonesia Bilateria
Deskripsi : Infrakingdom :
Ular ini merupakan ular Deusterostomia
yang tidak berbisa yang Phylum :
panjang maksimalnya bisa Chordata
mencapai 8,5 m. Spesies Subphylum :
ini aktif di malam hari dan Vertebrata
sering ditemui di sepanjang Infraphylum :
tepi sungai, di sekitar Gnathostomata
bangunan atau Superclass :
persimpangan jalan. Tetrapoda
Merupakan predator 'duduk Class :
dan tunggu' dengan diet Reptilia
termasuk mamalia (tikus, Order :
walabi, tikus, opossum dan Squamata
babi hutan), burung dan Suborder :
kadal (goannas dan kadal). Serpentes
Perkawinan terjadi selama Infraorder :
bulan-bulan musim dingin Alethinophidia
ketika ular diamati untuk Family :
berkumpul di daerah yang Pythonidae
cerah dan cukup terbuka, Genus :
lembah yang dilindungi Morelia
dan lereng bukit. Spesies :
Ciri khas : Memiliki perisai Morelia amethistina
kepala berbentuk butir.
Sumber : itis.gov

Chinese Water Dragon (Naga Habitat: hutan dataran Phylum :


Air Asia) rendah dan dataran tinggi Chordata
Physignathus cocincinus diarea selatan Cina dan Subphylum :
Asia Tenggara Vertebrata
Asal:Cina- Asia Tenggara Class
Deskripsi: termasuk kadal :Reptilia
insektivora berekor Order :
panjang hingga panjang Squamata
keseluruhan bias mencapai Family :
sampai 1m.ekornya adalah Aqamidae
dua pertiga panjang seluruh Genus :
tubuh yang digunakan Physignathus
sebagai senjata, alat Species
keseimbangan dan :Physignathus
membantu berenang saat cocincinus
merasa terancam oleh (www.itis.gov)
predator. Aktif pada siang
hari untuk mencari makan
dan bertengger di pohon.
Seperti reptile lainnya,
naga air asia sangat peka
pada cahaya.
Ciri khas: diantara mata
terdapat mata pineal atau
mata bertiga yang
berfungsi untuk
mememlihara suhu tubuh.
Ular sanca batik Habitat: hidup di hutan Phylum :
Phyton reticulatus tropis yang lembab Chordata
Asal: Asia Tenggara Subphylum :
Deskripsi: tubunya relative Vertebrata
langsing dengan lingkar Class :
tubuh yang berotot yang Reptilia
cenderung tetap membulat Order
daripada memipih seperti :Squamata
ular pembelit lainnya. Family :
Ukuran tubuhnya bias Pythonidae
mencapai 4 sampai 8 Genus :
meter. Makanan utamanya Python
adalah mamalia kecil, Species
burung dan reptilian lain. :Python
Ular betina memiliki tubuh reticulatus
yang lebih besar (www.itis.gov)
dibandingkan dengan ular
jantan.
Ciri khas: motif
punggungnya bergaris
tepi hitam, dan kuning,
oranye atau coklat,
seluruh tubuhnya
memancarkan warna
hologram
Tupinambis teguixin Habitat: hutan lembab, Kingdom : Animalia
(Biawak emas) padang rumput, dan sekitar Phylum :
hilir sungai Chordata
Asal: Amerika Selatan Subphylum :
Deskripsi: memiliki nama Vertebrata
local biawak emas Class :
dikarenakan seluruh Reptilia
tubuhnya memiliki warna Order :
keemasan, memiliki Squamata
panjang 50 cm serta lebar 8 Family :
cm. warna kulit coklat Teiidae
keemasan. Biawak ini Genus :
memiliki cakar pada setiap Tupinambis
ekstremitasnya. Merupakan Spesies :
hewan omnivora, memakan Tupinambis teguixin
serangga, mamalia kecil, Sumber: it is.gov
dan kadang buah
Ciri khas : kulit bersisik
dan pada tubuh bagian
tertentu memiliki lipatan
Anaconda Hijau (Eunectes  Habitat:  Kingdom :
murinus) Akuatik/perairan Animalia
 Asal: Amazon  Phylum : Chordata
 Deskripsi: Memiliki  Subphylum :
panjang tubuh sebesar Vertebrata
1,5 meter dan lebar 8  Infraphylum :
cm. Tubuh hewan ini Gnathostomata
berwarna coklat  Class : Reptillia
kehijauan dengan  Order : Squamata
bercak hitam yang  Suborder :
tersebar di pemukaan Serpentes
tubuhnya dan pupil  Family : Boidae
mata yang lonjong.  Genus : Eunectes
Hewan ini tidak  Species : Eunectes
memiliki ekstremitas murinus
dan termasuk dalam
kelompok hewan Sumber : itis.gov (21 April
pemakan daging 2019)
(karnivora).
Ciri Khusus: Bagian
belakang mata terdapat
garis berwarna hitam
Monopohon (Candoia  Habitat: Kingdom : Animalia
carinata) Terestrial/daratan Phylum : Chordata
 Asal: Indonesia Subphylum :
 Deskripsi: Memiliki Vertebrata
panjang tubuh sebesar Infraphylum :
50 cm dan lebar 7 cm. Gnathostomata
Tubuh hewan ini Class : Reptillia
berwarna cream dengan Order : Squamata
bercak coklat yang Suborder : Serpentes
tersebar di pemukaan Family : Candoiidae
tubuhnya dan pupil Genus : Candoia
mata yang lonjong. Species : Candoia
Hewan ini tidak carinata
memiliki ekstremitas
dan termasuk dalam Sumber : itis.gov (21
kelompok hewan April 2019)
pemakan daging
(karnivora).
 Ciri Khusus: Termasuk
dalam jenis boa yang
dapat beranak dan
memiliki spectacle yang
tipis (lapisan pelindung
mata)

3.2 Pembahasan

Jatim Park 2 merupakan tempat rekreasi dan juga dapat digunakan untuk
pendidikan. Pemilihan Jatim Park 2 sebagai lokasi studi lapang kali ini tentu
beralasan yang disesuaikan dengan tujuan dari pembelajaran mata kuliah
Taksonomi Hewan Vertebrata. Perkembangan pariwisata di Indonesia yang
demikian pesatnya membuat banyak daerah terpacu untuk mengadakan
pembangunan di sektor pariwisata. Seiring dengan perkembangannya, Kota Batu
kemudian menfokuskan diri untuk mengadakan pembangunan di sektor
pariwisatanya. Hingga menjadikan pariwisata sebagai ikon Kota Batu dalam
sajian Kota Wisata Batu atau KWB.

Salah satu objek wisata yang fenomenal adalah Jawa Timur Park II yang
merupakan kawasan wisata terpadu yang memiliki 3 objek wisata sekaligus di
dalamnya, antara lain: Museum Satwa, Batu Secret Zoo dan Eco Green Park serta
fasilitas hotel Pohon Inn dan pasar wisata. Di Jatim park 2 ini terdapat wahana
seperti museum satwa, yaitu museum yang berisikan hewan – hewan yang telah
diawetkan. Dimana hewan – hewan ini diambil dari seluruh penjuru dunia. Selain
itu juga terdapat taman Secret Zoo. Seperti kebun binatang, disini terdapat pula
hewan – hewan dari penjuru dunia yang mewakili dari setiap taksa. Hewan –
hewan yang terdapat di Secret zoo adalah hewan – hewan yang masih hidup.
Jatim Park 2 memiliki tingkat edukasi tinggi dan kelengkapan satwa. Dan proses
pengamatan dan identifikasi lebih mudah bila dilakukan di Jatim Park 2. Maka
dari itulah mengapa memilih Jatim Park 2 sebagai studi lapang taksonomi hewan
vertebrata.

Taksonomi hewan memiliki fungsi yaitu, mendeskripsikan ciri-ciri hewan


tersebut agar mudah dikenali, mengelompokkan hewan - hewan berdasarkan
persamaan ciri, melihat hubungan kekerabatan antar anggota kelompok dalam
klasifikasi tersebut, menyederhanakan objek studi, dan mengurutkan proses
evolusi/ perkembangan suatu makhluk hidup berdasarkan hubungan kekerabatan
dengan golongan lain, sehingga hal ini sangatlah penting untuk kita kedepannya
(Benton, 2012: 12).

Dasar taksonomi yang membedakan setiap kelas yakni, pertama adalah


pisces memilìki ciri-ciri bersirip, memiliki endoskeleton, bernapas dengan insang,
merupakan hewan poikiloterm, peredaran darah tertutup tunggal, jantung terdiri
atas dua ruangan, sistem pencernaan lengkap, alat ekskresi berupa ginjal, dan
memiliki gurat sisi. Pisces bereproduksi secara ovipar, ovovivipar, atau vivipar.
Pisces meliputi kelompok Agnatha (ikan tidak berahang), Chondrichthyes (ikan
bertulang rawan), dan Osteichthyes (ikan bertulang sejati) (Newman, 2010: 98).

Kedua, ciri-ciri anggota amphibia memilliki anggota gerak, tidak memiliki


kuku dan cakar, kulit memiliki dua, bernafas dengan insang, kulit, paru-paru,
Mempunyai sistem pendengaran, Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan
gigi palatum. Merupakan hewan poikiloterm. Mata amphibia berkelopak dan
kelopak tersebut dapat digerakkan. Mulut amphibi bergigi dan berlidah Rangka
tubuh amphibi sebagian besar tersusun atas tulang keras. Jantung amphibi terbagi
atas tiga ruang (2 atrium dan 1 ventrikel) (Newman, 2010: 175).
Ketiga, Ciri-ciri reptil adalah memiliki tulang belakang, tubuhnya ditutupi
oleh sisik , bernapas dengan paru-paru, umumnya bertelur (ovivar), walaupun ada
beberapa yang spesies dari ordo Squamata yang melahirkan (vivivar). Dan
berdarah dingin. Keempat, Ciri - ciri aves antara lain adalah anggota gerak depan
Aves adalah sayap, berdarah panas, suhu tubuh tetap, fertilisasi secara internal,
jantung 2 serambi dan 2 bilik, sekatnya sempurna , alat pernafasan paru-paru dan
pundi-pundi hawa (untuk burung-burung yang terbang), testis sepasang
berkembang dengan baik, sedangkan ovarium yang berkembang hanya sebelah
kiri. Rangka tubuh terdiri dari tulang-tulang yang kuat dan berisi udara (Hickman,
2008: 588).

Kelima, ciri - ciri mamalia memiliki kelenjar susu oleh karenanya anggota
hewan ini dapat menyusui anaknya. Sebagian besar hewan mamalia ditutupi oleh
rambut baik di seluruh tubuhnya atau sebagian dari tubuhnya, pada jaringan
kulitnya telah dilengkapi dengan kelenjar keringat dan kelenjar lemak. Telah
memiliki otot-otot diafragma. Memiliki anggota tubuh yang telah lengkap terdiri
dari kepala, leher, badan dan ekor. Bernafas menggunakan paru-paru. Telah
memiliki jantung sempurna dengan jumlah sekat sebanyak 4. Sistem saraf pada
otaknya telah berkembang lebih spesifik dan anggota tubuhnya telah berkembang
dengan sempurna, dan berkembang biak dengan cara melahirkan (Hickman, 2008:
615).

Dasar taksonomi yang mendasari kelas aves dibedakan dari kelas yang
lainnya adalah dasar pengklasifikasian mahluk hidup berdasarkan ciri morfologi
dan ciri anatomi, maksudnya pengeklompokkan ini didasarkan bentuknya dan
susunan tubuhnya, dan pengklasifikasian berdasarkan persamaan yang dimiliki
meliputi ciri-ciri dan pola hidup yang sama sehingga digolongkan menjadi satu
kelas yang sama
Burung ialah hewan yang mudah ditemui di berbagai habitat. Burung
memiliki daya jelajah yang luas, bahkan banyak yang bisa terbang jauh melintasi
lautan. Kemampuan ini mempengaruhi distribusi burung, misalnya burung egret
dapat melintasi lautan Atlantik dari Afrika hingga ke Amerika selatan, sementara
bagi burung yang tak terbang jauh maka lautan menjadi barier yang efektif
sehingga penyebarannya diskontinyu. Burung kurang endemik dibandingkan
mamalia. Daerah pembiakan burung juga penting dalam distribusi geografis
karena posisi burung yang tidak statis dan ada jenis burung yang bermigrasi pada
musim tertentu (El-Arif et all., 2016:49-56).
Ciri-ciri yang membedakan burung dengan class lainnya yakni, Hampir
seluruhnya ditutupi bulu dan kakinya bersisik yang merupakan ciri mirip reptil,
Kepala ditopang oleh leher yang fleksibel dan tengkorak berartikulasi dengan
condylus osccipital tunggal, Otak relatif besar dengan corpora striata yang padat
(seringkali diasosiasikan dengan tingkah laku insting) neopalium kecil. Lobus
opticus (corpora trigemina) besar. Rahang bawah terdiri atas tulang-tulang yang
kompleks,artikulasi antar artikular dan quadrat. Terdapat auditory ossicle yang
disebut collumella auris. Suara yang dihasilkan oleh syrinx yang terdapat pada
dasar trachea. Larynx rudimenter dan tidak ada pita suara.
Tidak mempunyai gigi,kecuali “gigi telur” yang diperlukan untuk
membantu penetasan. Mempunyai paruh dari zat tanduk menutupi rahang atas dan
bawah, nostril langsung berhubungan dengan buccal cavity. Tidak berpipi,langit-
langit sekunder tidak ada, Tungkai muka bermodifikasi menjadi sayap, sehingga
burung dapat terbang. Bagian “lengan” bermodifikasi menjadi panjang, jari
tengah memanjang untuk menyokong bulu terbang. Sebuah jari anterior terpisah
untuk menyokong bulu alula yaitu bulu kecil yang merupakan bulu penting untuk
gerakan aerodinamika. Jari posterior yang tereduksi menyokong jari tengah.
Tungkai belakang bermodifikasi secara beragam untuk berjalan dengan dua kaki
di tanah,atau burung berenang atau kedua-duanya.
Umumnya mempunyai mempunyai jari-jari,satu ke arah belakang (hallux),
dan tiga ke arah depan. Gelang bahu dan gelang panggul terspesialisasi dengan
baik menunjang berat tubuh baik ketika berjalan,maupun terbang. Tulang panjang
maupun tulang vertebrae tidak mempunyai epiphise. Vertebrae cervical berbentuk
sadel (heterocoel) di bagian tengah sehingga leher dapat bergerak leluasa; tulang
belakang sisanya sangat padat .Jantung beruang empat. Lengkung aorta kiri
tidakada, eritrosit berbentuk bulat dan berinti. Tidak mempunyai diafragma.
Sistem kantung udara yang berkembang dengan baik sangat membantu paru-paru
untuk mengedarkan udara ke seluruh tubuh, Telur besar dengan kuning telur yang
banyak dan Dilindungi oleh cangkang kapur, fertilisasi internal amnion dan
alantois terbentuk selama masa perkembanga. Pengeraman dilakukan oleh salah
satu induk atau kedua induknya di dalam sarang Setelah menetas anak-anaknya
dipelihara oleh induknya. 13. Suhu badan tetap,umumnya lebih tinggi dari pada
mamalia yaitu diatas 40 derajat Celcius.
Setiap species burung yang kami amati di kebun binatang Jatim Park II
Malang memiliki persebaran yang berbeda-beda. Spesies yang pertama yaitu
burung rangkok badak (Buceros rinoceros), burung rangkok badak tersebar di
daerah Asia Tenggara, germasuk Semenanjung Malaysia, Pulau Sumatera,
borneo, jawa, Singapura, dan Thailand Selatan. Spesies selanjutnya yaitu burung
victoria crowned pigeon (Goura cristat), burung ini persebarannya di hutan
dataran rendah, hutan sagu, rawa bagian utara pulau irian jaya, dan New Guinea.
Kemudian burung cinnamon teal (Anas Cyanoptera) persebarannya di Amerika
Selatan. Spesies lainnya yaitu burung Flamingo, persebarannya di Asia, Amerika,
dan Afrika. Kemudian burung cape teal (Anas capensis), persebarannya di Afrika.
Burung macau (Ara macao), persebarannya di Tenggara Meksiko sampai Amazon
bagian Peru. Burung cammon shel duck (Tadorna tadorna), persebarannya di
Eropa. Spesies terakhir yaitu burung Mandarin duck (Aix galericulata).

Burung merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia. Saat ini
terdapat 1.539 spesies burung yang tercatat di Indonesia baik sebagai burung
penetap maupun pendatang yang hanya singgah sementara (Rudini et all, 2016:
69). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Jawa Timur Park 2 Malang,
tmasing-masing spesies memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Flamingo adalah spesies burung berkaki panjang yang hidup berkelompok.
Burung ini biasanya tinggal di daerah yang terdapat air seperti danau yang
dangkal. Burung ini memiliki kebiasaan mengangkat satu kakinya, burung ini juga
memiliki ukuran kaki yang panjang. Burung ini bersifat monogami atau termasuk
hewan yang setia pada pasangannya. Burung ini memiliki ciri khas yang sangat
menonjol yaitu leher yang panjang dan berbentuk menyerupai huruf S. Flamingo
seringkali berdiri dengan satu kaki. Karena berdiri di atas perairan, flamingo
menggunakan kaki berjaring mereka yang juga digunakan untuk
mengaduk lumpur demi mencari makanan.

Flamingo muda keluar dari telur dengan warna abu-abu, namun flamingo
dewasa memiliki warna bervariasi dari merah muda hingga merah cerah
karena bakteri akuatik dan beta karoten yang terkandung dalam makanan mereka.
Flamingo yang makan cukup memiliki warna yang lebih cerah dan menarik
sehingga mudah dalam menarik pasangannya. Flamingo yang ditangkarkan
umumnya memiliki warna merah muda pucat karena asupan beta karoten yang
didapatkan tidak sebanyak yang didapatkan kerabat mereka di alam liar. Hal
inilah yang mengubah perilaku pengurus kebun binatang untuk memberi
makan udang kepada flamingo seperti di alam liar. Burung ini memiliki tipe paruh
filter feading, tipe cakar Palmate dan tipe sayap High speed wing. Tipe paruh
filter feading merupakan tipe paruh penyaring makanan. Kaki tipe palmate
ditandai dengan selaput antara tiga jari depan (jari kaki 2, 3, dan 4). Tipe kaki
berselaput ini adalah yang paling umum. Tipe sayap high speed wing merupakan
tipe sayap yang digunakan untuk dapat terbang dengan kecepatan yang tinggi.
Buceros Rhinoceros atau rangkok badak merupakan kelompok burung
yang mudah dikenali karena memiliki ciri khas berupa paruh yang besar dengan
struktur tambahan di bagian atasnya yang disebut balung (casque). Rangkok
badak tinggal di daerah dataran rendah, pegunungan iklim tropis dan subtropis.
Makanan burung ini berupa serangga dan buah-buahan. Burung ini memiliki
kebiasaan mengeluarkan suara krong-krong. Di Indonesia, ukuran tubuh rangkong
berkisar antar 40 cm sampai 150 cm, dengan rangkong terberat mencapai 3,6 kg.
Rangkong badak memiliki paruh kuning berpangkal merah dengan tanduk
berwarna merah kuning yang melengkung ke atas. Bulu didominasi warna hitam
dan putih dan ekor berwarna putih mencolok dengan garis hitam lebar melintang.
Burung ini memiliki tipe cakar Syndaktil dan tipe sayap Soaring. Tipe cakar
Syndactyl ditandai dengan perpaduan dari jari jari kaki kedua dan ketiga (dalam
dan jari-jari tengah) sepanjang bagian dari kaki mereka. Tipe sayap soaring ialah
tipe sayap yang ketika terbang tidak perlu dikepakkan.
Victoria Crowned Pigeon atau Mambruk Victoria adalah salah satu dari
tiga burung dara mahkota dan merupakan spesies terbesar di antara jenis-
jenis burung merpati. Victoria crowned pigeon (Goura cristata) tinggal di daerah
hutan, dataran rendah dan rawa. Burung ini memakan buah ara dan biji-bijian.
Burung ini memiliki ciri khusus karena terdapat bulu di bagian atas kepala yang
dapat dinaikkan sehingga terlihat seperti mahkota. Burung Mambruk Victoria
berukuran besar, dengan panjang mencapai 74 cm, dan memiliki bulu berwarna
biru keabu-abuan, jambul seperti kipas dengan ujung putih, dada merah marun
keunguan, paruh abu-abu, kaki merah kusam, dan garis tebal berwarna abu-abu di
sayap dan ujung ekornya.
Di sekitar mata terdapat topeng hitam dengan iris mata berwarna merah.
Burung jantan dan betina serupa. Burung Mambruk Victoria bersarang di atas
dahan pohon. Mambruk Victoria adalah spesies terestrial. Burung ini mencari
makan di atas permukaan tanah. Pakan burung Mambruk Victoria terdiri dari
aneka biji-bijian dan buah-buahan yang jatuh di tanah. Spesies ini biasanya hidup
berpasangan atau dalam kelompok. Burung ini memiliki tipe paruh Generalist,
tipe cakar : Syndaktil dan tipe sayap Elpicpical Wings. Tipe generalist merupakan
tipe paruh yang dapat makan pada berbagai makanan. Tipe cakar Syndactyl
ditandai dengan perpaduan dari jari jari kaki kedua dan ketiga (dalam dan jari-jari
tengah) sepanjang bagian dari kaki mereka.

Common shel duck (Tadorna tadorna) tinggal di daerah yang terdapat


atau tergenang air. Memiliki kebiasaan berenang sehingga memiliki kaki yang
berselaput. Makanan utama burung ini berupa cacing dan ikan-ikan kecil.
Tadorna tadorna atau Shelduck yang umum menyerupai angsa kecil berleher
pendek dalam ukuran dan bentuk. Burung ini mencolok, dengan paruh merah
muda kemerahan, kaki merah muda, tubuh putih dengan bercak kastanye dan
perut hitam, serta kepala dan leher berwarna hijau gelap. Bagian bawah hampir
seluruhnya putih sementara jantan berwarna cerah di musim kawin, pada dasarnya
burung ini memiliki warna yang sama yaitu keabu-abuan. Burung ini memiliki
tipe paruh Strainer, tipe cakar Palmate dan tipe sayap High speed wing. Tipe
paruh strainer merupakan tipe paruh penyaring makanan. Kaki tipe palmate
ditandai dengan selaput antara tiga jari depan (jari kaki 2, 3 dan 4). Tipe kaki
berselaput ini adalah yang paling umum. Tipe sayap high speed wing merupakan
tipe sayap yang digunakan untuk dapat terbang dengan kecepatan yang tinggi.
Cape teal (Anas capensis) tinggal di daerah rawa, kolam dan sungai.
Burung ini memakan tumbuhan dan ikan-ikan kecil. Memiliki ciri khusus kaki
yang berselaput sehingga memudahkan burung ini untuk berenang di air, burung
ini juga memiliki ciri khas pada burung jantan, suara yang di keluarkan lebih
halus sedangkan pada burung betina suara yang dikeluarkan lebih nyaring.
Burung ini memiliki sifat monogami yaitu setia pada 1 pasangan saja.
Cape Teal memiliki warna yang sangat pucat dan sebagian besar berwarna
abu-abu, dengan punggung berwarna cokelat dan merah muda. Spesies ini
memakan tanaman air dan makhluk kecil (invertebrata, krustasea, dan amfibi).
Sarangnya berada di vegetasi bawah tanah dan dekat air. Burung ini umumnya
sunyi kecuali pada saat kawin. Saat kawin burung jantan mengeluarkan suara
yang jelas sedangkan betina mengeluarkan suara yang lirih.
Scarlet Macaw bernama latin Ara Macaw merupakan salah satu jenis
burung paruh bengkok (parbeng) dengan ukuran tubuh besar yang hidup pada
ketinggian sekitar 500 sampai 1000 meter diatas permukaan air laut. Makanan
burung ini berbagai macam biji-bijian dan buah-buahan. Burung ini memiliki
warna bulu yang mencolok. Burung ini memiliki kebiasaan dapat menirukan suara
yang diajarkan dan kicauannya keras. Scarlet Macaw memiiki panjang sekitar 81
cm dengan berat rata-rata sekitar 1 kg, oleh karenanya burung macaw jenis ini
tergolong macaw besar dan jika dibandingkan dengan jenis macaw yang lainnya.
Ukuran tubuh Ara macao relatif lebih panjang.
Warna Bulu burung Scarlet didominasi oleh warna merah, warna bulu
pada bagian belakang serta ekor berwarna biru, sedangkan warna pada bulu
bagian sayap atas berwarna kuning, bulu sayap terbang dan bulu ekor berwarna
biru gelap, sedangkan pada bagian bawah dari bulu-bulu sayap terbang dan bulu
ekor bawah berwarna merah gelap dengan semburat warna emas metalik. Namun
warna bulu bagian sayap pada beberapa individu burung ini ada yang memiliki
warna hijau. Pada wajah terdapat bulu halus berwarna putih dengan kulit sekitar
mata hingga keparuh berwarna putih terang sedangkan bulu warna abu-abu pada
bagian rahang bawah paruh. Diusia muda burung ini memiliki warna mata gelap
dan ketika menginjak dewasa mata akan berwarna kuning muda. Tipe paruh grain
cusher merupakan tipe paruh yang cukup kuat yang digunakan untuk
memecahkan biji-bijian dengan cepat dan mudah.
Di alam bebas di habitat aslinya, burung Scarlet Macaw mampu hidup
mencapai usia 40-50 tahun bahkan ada juga yang mencapai umur 75 tahun,
namun sangat jarang terjadi. Sedangkan di penangkaran atau jika burung ini
digunakan sebagai hewan peliharaan rata-rata hanya mampu mencapai usia 50
tahun. Jenis burung Macaw yang sering dijadikan hewan ini memiliki suara yang
keras, dalam habitat aslinya suara keras tersebut biasanya ia gunakan untuk
memangil kelompoknya.
Cinnamon teal (Anas cyanoptera) biasanya tingga di daerah rawa, kolam
dan sungai. Makanan burung ini berupa tumbuhan dan ikan-ikan kecil. Burung ini
memiliki ciri khusus kakinya berselaput sehingga memudahkan hewan ini untuk
berenang karena hewan ini hidup di daerah yang tergenang air. Burung ini
memiliki kebiasaan mencari makan di kolam atau lumpur. Burung laki-laki
dewasa memiliki kepala dan tubuh berwarna merah kayu manis dengan punggung
berwarna cokelat, mata merah, dan paruh hitam. Betina dewasa memiliki tubuh
coklat belang-belang, kepala coklat pucat, mata coklat dan paruh abu-abu. Burung
ini memiliki tipe paruh Pursuit Fishing(Widiana et all., 2017:123-129).

Mandarin duck (Aix galenculata) tinggal di daerah yang tergenang air.


Memiliki kebiasaan berenang sehingga pada kaki burung ini terdapat selaput.
Makanan utama burung ini berupa . ciri khas burung ini memiliki dua warna yaitu
jantan dan betina. Mandarin duck diberi julukan sebagai bebek tercantik dan
terindah di dunia. Karena pejantan pada bebek mandarin memiliki warna sayap
cokelat, paruh berwana merah ke kuning, kepala mohawk dengan putih pada
bagian sisi samping kepala dan bulu dada berwarna keunguan. Bebek ini termasuk
jenis bebek berukuran sedang dengan dapat tumbuh panjang hingga 41-49 cm dan
bentang sayap 65-75 cm. Burung ini memiliki tipe paruh Strainer, tipe cakar
Palmate dan tipe sayap Duck. Tipe paruh strainer merupakan tipe paruh penyaring
makanan. Kaki tipe palmate ditandai dengan selaput antara tiga jari depan (jari
kaki 2, 3, dan 4). Tipe kaki berselaput ini adalah yang paling umum. Tipe duck
merupakan tipe sayap yang sama seperti bebek(El-Arif et all., 2016: 49-56).

Spesies aves yang di jumpai di Jatim Park II berjumlah 8 spesies. Dari


delapan spesies tersebut diantaranya masuk kedalam ordo Anseriformes,
Columbiformes, phoenicopteriformes, Psittaciformes dan Bucerotiformes. Burung
yang masuk kedalam ordo Anseriformes mencakup bangsa itik. Umumnya burung
yang masuk kedalam ordo ini memiliki ciri-ciri paruh lebar tertutup oleh lapisan
bahan tanduk yang lunak, lidah berdaging, tungkai pendek, jari-jari berselaput,
ekor umumnya pendek tersusun atas banyak bulu. Spesies aves yang masuk
kedalam ordo ini diantaranya burung Tadorna tadorna, Aix galericulata dan Anas
capensis.

Ordo Columbiformes Mencakup burung-burung sebangsa merpati.


Umumnya anggotanya memiliki Paruh pendek dan langsing ,tarsus biasanya
lebih pendek dari jari-jari, kulit tebal dan halus, tembolok besar dan menghasilkan
cairan susu (Pigeon milk) untuk diberikan kepada anaknya. Burung ini Pemakan
biji-bijian (graminivor) dan buah-buhan (fragivor). Burung yang masuk kedalam
ordo ini adalah Goura victoria. Burung ini bergenus Goura karena termasuk jenis
merpati yang bermahkota.

Ordo Psittaciformes Mencakup burung-burng sebangsa kakatua. Burung


yang masuk kedalam ordo ini memilikiciri khusus yaitu Bulu-bulu berwarna
hijau, biru dan kuning . Paruhnya pendek dan sempit, tepinya tajam, ujungnya
berbait. Paruh bagian atas bersendi dengan tongkorak sehingga dapat bergerak
,Kaki bertipe zygodacylus (dua jari kedepan dua jari kebelakang) e) Jari terluar
tidak reversible (tidak dapat dibalikkan kedepan). Salahsatu jenis burung yang
masuk kedalam ordo ini adalah Ara macao.

Ordo phoenicopteriformes jika di lihat secara morfologis biasanya


memiliki Leher dan tungkai panjang, Paruh besar lurus atau berombak tajam Jari-
jari tanpa selaput, Bulu-bulu dekoratif dan umumnya burung yang baru menetas
tidak berbulu. Makanannya berupa ikan atau hewan-hewan air yang lain. Salah
satu contoh spesies yang terdapat di jatim park II adalah burung Phoenicopterus
ruber atau American flamingo (Walton, 1997: 9-13).
Amphibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang
memiliki peranan sangat penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara
ekologis, amphibi berperan sebagai pemangsa konsumen seperti serangga atau
hewan invertebrata lainnya serta dapat digunakan sebagai bio-indikator kondisi
lingkungan. Indonesia memiliki dua dari tiga ordo amphibi yang ada di dunia,
yaitu Gymnophiona dan Anura. Gymnophiona dianggap langka dan sulit
diketahui keberadaannya, sedangkan ordo Anura merupakan yang paling mudah
ditemukan di Indonesia mencapai sekitar 450 jenis atau 11% dari seluruh jenis
Anura di dunia. Ordo Caudata merupakan satu-satunya ordo yang tidak terdapat di
Indonesia (Sarwenda et al, 2015).

Amphibi memiliki berbagai peranan penting bagi kehidupan manusia,


yakni peranan ekologis maupun ekonomis. Amphibi memakan serangga sehingga
dapat membantu keseimbangan ekosistem terutama dalam pengendalian populasi
serangga. Selain itu, amphibi juga dapat berfungsi sebagai bioindikator bagi
kondisi lingkungan karena amphibi memiliki respon terhadap perubahan
lingkungan. Peranan amphibi dari segi ekonomis dapat ditinjau dari pemanfaatan
amfibi untuk kepentingan konsumsi. Katak juga memiliki kandungan protein yang
tinggi sebesar 16,4 gram per 100 gram daging katak. Selain itu katak juga
mengandung serat, mineral dan vitamin yang tinggi. Karena adanya kelebihan dari
katak tersebut, tidak mengherankan bila permintaan katak dari negara-negara
tersebut tiap tahunnya terus meningkat. Ini merupakan peluang yang sangat besar
bagi negara kita untuk meningkatkan ekspor, sebagai sumber devisa Negara yang
berasal dari komoditas nonmigas (Kasmeri et al, 2017).

Menurut Stebbins & Cohen berpendapat bahwa herpetofauana (amfibi dan


reptil) memiliki peran sangat penting bagi penyusunan suatu ekosistem, secara
ekologis herpetofauna berperan sebagai pemangsa konsumen primer seperti
serangga atau hewan invertebrata lainnya. Secara ekonomis, beberapa jenis
herpetofauan dapat dijadikan sumber protein hewani, hewan peliharaan, dan
bahan obat-obatan. Kehidupan amfibi di alam merupakan suatu hal yang menarik
untuk dijadikan daya tarik ekowisata. Berbagai aktivitas satwa liar menjadi hal
yang unik untuk disajikan kepada wisatawan dalam kemasan ekowisata (Arista et
al., 2017).

Amfibi terdiri dari tiga bangsa yakni Caudata, Gymnophiona, dan Anura.
Sebagian besar amfibi di Indonesia termasuk bangsa ketiga yakni Anura ( Izza,
2014: 103). Anura merupakan fauna yang peka terhadap perubahan kondisi
lingkungann seperti pencemaran air, perusakan habitat asli, introduksi spesies
eksotik, penyakit dan parasit (Yudha et al, 2015). Bertentangan dengan
keanekaragaman jenis amfibI yang tinggi, kuantitas pengetahuan tentang jenis dan
habitatnya masih kurang lengkap, bahkan di pulau Jawa yang merupakan pulau
utama di Indonesia. Hampir seluruh Anura yang telah dewasa merupakan
karnivora sedangkan berudunya herbivora. Anura dewasa memangsa cacing,
larva, berbagai jenis hewan dari golongan Arthropoda, udang kecil, ikan kecil,
hingga kerang. Telur amfibi banyak dimangsa oleh ikan dan invertebrata akuatik,
larva insekta (terutama kumbang golongan Coleoptera dan Carabidae), hingga
laba-laba. Berudu amfibi banyak dimangsa oleh burung dari golongan Ardidae,
ikan, serangga air, larva Odonata, hingga kura-kura. Predator utama amfibi
dewasa adalah burung dan ular. Amfibi dikenal sensitif terhadap kondisi
lingkungan dan dapat digunakan sebagai bioindikator. Dampak nyata perubahan
lingkungan terhadap amfibi adalah turunnya populasi dankeanekaragaman jenis (
Izza, 2014: 103-107).

Bufo merupakan salah satu Amfibi yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia, baik dalam aspek ekologi, ekonomi maupun ilmiah (Dima,
2002). Bufo biasanya sangat peka terhadap perubahan kondisi lingkungan seperti
pencemaran air, kerusakan habitat asli, penyakit dan parasit. Hal ini menyebabkan
Bufo dapat dijadikan sebagai indikator perubahan lingkungan yang potensial.
Perubahan kualitas lingkungan dapat menyebabkan Bufo menjadi stres, sehingga
menyebabkan penurunan populasi. Penurunan populasi Bufo di alam
mengakibatkan terganggunya keseimbangan rantai makanan dalam lekosistem
(Chahyadi et Al., 2016).

Pada saat pengamatan diperoleh ciri – ciri dari budgett’s frog


(Lepidobatrachus laevis) adalah habitatnya semiaquatik (savana kering,
lingkungan berair tawar) panjang tubuhnya mencapai 7 cm dan lebar tubuhnya 5
cm warna tubuhnya adalah coklat bintil – bintil. Memiliki kelopak mata yang
tipis. Biasa disebut katak mulut lebar atau Escuerzo. Katak ini berasal dari
Amerika Selatan. Termasuk hewan penggigit. berwarna coklat kulitnya. Digitinya
terdapat 4 buah. Makanan utamanya adalah jangkrik. Kebiasaannya menunggu
mangsanya di dalam air dan seketika melompat menggigit mangsanya dan
memiliki suara yang unik. Sedangkan menurut literatur Budgett’s Frog
(Lepidobatrachus laevis) atau yang lebih dikenal dengan katak Budgett. Katak
budgett merupakan katak berukuran besar yang hidup di air. Katak budgett
hidup di wilayah Chaco, Amerika Selatan. Katak budgett memiliki mulut yang
besar dan lebar. Selain itu katak ini juga katak yang agresif. Katak budgett
dapat berkembang dengan baik pada suhu 230C (Amin, 2015).

Makanan utama Lepidoptera didapat dari spesies invertebrata seperti


Crustacea, Araneida, Acarina, dan Chilapoda. Selain serangga dan Crustacea,
katak ini juga memakan semut, karena semut merupakan mangsa yang dapat
lansung mengenyangkan karena hidupnya berkoloni. semakin besar ukutan katak,
maka katak tersebut juga akan memakan mangsa yang tentunya lebih besar dan
lebih beragam (Prafiadi, 2016).

Green Tree Frog (Litoria caerulea) habitatnya semiaquatik (Daerah


lembab dan basah seperti hutam hujan), Memiliki panjang tubuh 14 cm dan lebar
tubuh 10 cm. Warna tubuhnya hijau. Memiliki kelompok mata yang tebal.
Makanan utamanya adalah jangkrik. Memiliki digiti berjumlah 3. Biasa disebut
kata pesel. Ia termasuk katak yang aktif pada siang dan malam hari. Kebiasaannya
bersembunyi di lubang – lubang tanah, kayu lapuk dan bebatuan, serta melumuri
lubang tersebut dengan lendir untuk mempertahankan kelembapan tempat
persembunyiannya selama musim kemarau. Sedangkan menurut literatur Litoria
arfakiana (Hylidae) ditemukn habitatnya berada di sungai dengan aliran air yang
lambat sampai deras dan memiliki kondisi tanah lembap hingga tergenang air
serta pada semak belukar dengan kondisi tanah berbatu serta ditumbuhi vegetasi
paku-pakuan dan alang-alang, sehingga dapat dikatakan bahwa katak yang
bergenus Litoria sering tipe habitatnya semiaquatik (Meliza sartje worabai,2018).

Katak Pohon Bergaris (Polypedates leucomystax) Sinonim : Hyla


leucomystax. Spesies ini memiliki postur tubuh ramping, corak warna coklat, pada
tungkai belakang terdapat corak band kehitaman. Mata menonjol dan terdapat
lingkaran emas. Memiliki lipatan supratympanum. Moncong segitiga, tidak terlalu
runcing. Tungkai depan pendek, tidak berselaput, sedangkan tungkai belakang
panjang, terdapat selaput ¾ bagian, memiliki discus dan nuptial pad. Pelvic girdle
sangat menonjol .Habitat : Banyak ditemukan di area bervegetasi rendah. Kadang
juga banyak ditemukan di area pemukiman warga (Yudha et al, 2014: 54).

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang


menunjukkan keseluruhan variasi gen jenis dan ekosistem pada suatu daerah.
Habitat adalah kawasan yang terdiri dari beberapa kawasan baik fisiki maupun
biotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup
sertaberkembangnya satwa liar. Ekosistem hutan adalah sistem ekologi yang
saling terkait antara lingkungan dengan mahluk hidup yang menempati hutan.
Menjadi tatanan kesatuan utuh yang tidak terpisahkan atas berbagai unsur
kehidupan organisme dan anorganisme. Jenis mamalia mungkin bersifat teristrial,
arboreal, aerial, caverniculous, fossorial, aquatik atau gabungan dari beberapa tipe
dalam sebuah ekosistem (Anggrita, 2017).
Mamalia tersebar hampir di seluruh dunia dan menempati tipe habitat yang
berbeda beda, mulai dari kutub hingga khatulistiwa, mulai dari laut sampai
daratan. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam berupa keanekaragaman
hayati yang tinggi. Kekayaan flora dan faunanya sangat besar, kekayaan fauna di
Indonesia diantaranya adalah 1.531 spesies burung, 511 spesies reptil, 270 spesies
amphibi dan 515 spesies mamalia (Rahma dkk., 2015). Jumlah spesies mamalia
tersebut merupakan 12% dari spesies mamalia yang ada di dunia Mamalia
berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Berdasarkan ukuran,
mamalia memiliki ukuran yang besar dan adapula mamalia yang ukurannya kecil.
Menurut International Biological Program, yang termasuk mamalia kecil adalah
mamalia yang memiliki berat badan dewasa kurang dari 5 kilogram, selebihnya
masuk kedalam mamalia besar. Mulai mamalia kecil sampai mamalia besar
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. (Gunawan, 2015).
Mamalia besar juga menyukai karakteristik habitat berupa hutan alam
yang memiliki kerapatan vegetasi yang cenderung tinggi. Lain halnya dengan
mamalia besar jenis babi hutan, kijang, sapi besar dan beberapa jenis primata yang
lebih banyak menghabiskan aktifitasnya di perbatasan hutan dengan sawah atau
perbatasan hutan pinus dengan alam. Hal ini berkaitan dengan kemampuan jelajah
satwa untuk mencari sumber makanan dan air. Mamalia besar pada umunya hidup
di hutan hujan dataran rendah. Beberapa jenis herbivora menempati hutan hujan
dataran rendah yang didominasi oleh vegetasi berdaun lebar. Sebagian besar satwa
karnivora lebih banyak menempati kawasan hutan dataran yang landai bahkan
bahkan hutan kering (Anggrita, 2017).
Mamalia darat karnivora memiliki peran penting dan merupakan spesies
kunci bagi ekosistemnya. Berdasarkan tingkat trofik dalam ekosistem, karnivora
yang merupakan pemakan daging berperan sebagai konsumen sekunder.
Karnivora tersebut selanjutnya dapat dimakan oleh karnivora lain yang lebih besar
sebagai konsumen tersier. Bahkan beberapa ekosistem memiliki karnivora dengan
tingkat trofik yang lebih tinggi (Mandiri dkk., 2016).
Selain itu, mamalia memiliki peran penting dalam jaring makanan dari
hampir setiap ekosistem dan memiliki peranan yang sangat penting untuk
mendukung suatu ekosistem di kawasan konservasi. Keberadaan mamalia di alam
ditandai dengan ditemukannnya jejak berupa telapak kaki (foot print), feses, sisa
makanan, bekas menggesekan tubuh atau mengasah taring, bekas cakaran, sarang,
dan kubangan untuk memperlihatkan keberadaanya di alam. Hal ini dapat
dijadikan sebagai indikator ada atau tidaknya satwa yang bersangkutan
(Zulkarnain, et al, 2018).
Menurut Sulistyadi (2016), metode yang digunakan telah efektif untuk
mamalia diurnal dan nokturnal serta sangat membantu untuk mengetahui
keberadaan satwa mamalia besar, primata dan karnivora yakni dapat diketahui
dari awal keberadaan mamalia besar yang dikumpulkan meliputi perjumpaan
langsung, tanda keberadaan (jejak kaki, pagutan pada de-daunan), suara yang
terdengar, dan sisa bagian tubuh/kotoran satwa.
Nilai keanekaragaman sangat tergantung pada beberapa faktor salah
satunya yaitu faktor spesies dan jumlahnya. Dominasi spesies terhadap spesies
lain akan menyebabkan rendahnya nilai keanekaragaman ataupun sebaliknya
apabila jumlahnya merata maka nilai keanekaragaman akan tinggi. Selain itu,
faktor terpenting yang memperngaruhi nilai keanekaragaman yaitu kondisi
habitat. Perbedaan habitat akan mendapatkan nilai yang berbeda (Kasayev, et al,
2018). Sayangnya, saat ini keanekaragaman hewan termasuk mamalia terancam,
dikarenakan adanya konversi lahan yang dapat memberi banyak dampak pada
sebagian besar mamalia, diantaranya kehilangan habitat maupun pembatasan
populasi lokal (Fikri et al, 2016). Karena inilah tingkat keanekaragaman kelas
mamalia semakin terancam dan dapat membuat identifikasi mamalia semakin
berkurang karena spesiesnya yang semakin sedikit.
Pada kegiatan studi lapangan di Jatim Park 2 akan dibahas
beberapa spesies berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami yaitu dari
kelas Mammalia.
1. Mara Patagonia (Dolichotis patagonum)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Rodentia
Family : Caviidae
Genus : Dolichotis
Species : Dolichotis patagonum
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari Mara Patagonia (Dolichotis patagonum) adalah di rawa
dengan asal persebaran dari Argentina. Mara Patagonia (Dolichotis patagonum)
memiliki panjang 69-75 cm, dengan tinggi 30 cm. mara Patagonia berwarna abu-
abu kehitaman, kebiasaannya yaitu menggali lubang. Memiliki postur kaki
unguligrade, sedangkan pijakan kakinya plantigrade. Tipe giginya yaitu
selenodont, artinya email pada mahkota geraham herbivora terlipat hubungan
permukaannya sehingga terlihat seperti bulan sabit. Makanannya berupa sayuran
dan buah. Mara Patagonia (Dolichotis patagonum) memiliki ciri khas yaitu dapat
melompat tinggi sampai dengan 2 m.
Mara Patagonia (Dolichotis patagonum) diklasifikasikan ke dalam ordo
Rodentia karena termasuk dalam kelompok mamalia pengerat. Gigi seri tumbuh
pada rahang bawah dan berbentuk seperti pahat. Taring dan beberapa geraham
depan tidak tumbuh. Kemudian dimasukkan ke dalam genus Dolichotis karena
merupakan genus keluarga binatang pengerat. Mereka adalah satu-satunya
perwakilan Dolichotinae subfamili yang masih ada (kerabat besar marmut). ciri-
ciri perilaku yang sangat tidak biasa di antara hewan pengerat. Aktif di siang hari,
spesies ini menghabiskan waktu yang lama berjemur di bawah sinar matahari,
dengan bertumpu pada paha atau dengan kaki depannya terlipat di bawah
tubuhnya seperti kucing.
Mara Patagonia merupakan endemik di Argentina, di mana mereka
menyebar secara luas. Dua subspesies yang saat ini diakui: Dolichotis patagonum
centricola, yang berhabitat di utara dalam propinsi Catamarca, La Rioja, Cordoba
dan Santiago del Estero; dan Dolichotis patagonum, yang berhabitat dari provinsi
Mendoza, timur ke Buenos Aires, dan selatan sejauh Santa Cruz.
2. Red-tailed guenon (Cercopithecus ascanius)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Primates
Family : Cercopithecidae
Genus : Cercopithecus
Species : Cercopithecus ascanius
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari Red-tailed guenon (Cercopithecus ascanius) adalah di
Dataran rendah, hutan akasia, pegunungan dengan asal persebaran dari Afrika.
Red-tailed guenon (Cercopithecus ascanius) memiliki panjang 1,4 m dengan
tinggi 50 cm. Red-tailed guenon tubuhnya berwarna hitam dan pirang,
kebiasaannya yaitu pada betina suka menetap, sedangkan pada jantan suka
berimigrasi. Memiliki postur kaki digitigrade, sedangkan pijakan kakinya
plantigrade. Tipe giginya yaitu selenodont, artinya email pada mahkota geraham
herbivora terlipat hubungan permukaannya sehingga terlihat seperti bulan sabit.
Makanannya berupa buah-buahan dan dedaunan. Red-tailed guenon
(Cercopithecus ascanius) memiliki ciri khas yaitu memiliki warna putih pada
hidungnya.
Red-tailed guenon Cercopithecus ascanius diklasifikasikan ke
dalam ordo Primata karena memiliki anggota tubuh yang dapat digerakkan
dengan bebas dengan jari-jari dapat digerakkan untuk menggenggam,
cakar cenderung diganti dengan kuku yang datar dan ujung-ujung telapak
jarinya merupakan bantalan yang sensitif. Biasanya hanya melahirkan satu
anak dengan kelenjar susu sepasang di daerah dada. Kemudian
dimasukkan ke dalam genus Cercopithecus karena termasuk ke dalam
monyet dunia lama. Tidak semua anggota genus ini memiliki kata 'guenon'
di akhirannya. Kemudian dua digiti pada setiap kaki yang sebagian
bergabung dengan membran, lalu memiliki kantung gular besar yang
merupakan kantong tenggorokan yang dapat mengembang dengan ukuran
kepalanya.
Red-tailed guenon persebarannya dapat ditemukan di Angola, Kamerun,
Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, Sudan
Selatan, Tanzania, Uganda, Zambia, dan mungkin Burundi. Monyet ekor merah
biasanya hitam, merah, atau oranye. Meskipun berasal dari daerah ini, ia telah
menyebar ke utara dan selatan serta dapat bertahan di habitat yang berbeda dan
dalam kondisi yang berbeda. Ini adalah makhluk yang berbeda di habitatnya dan
secara bertahap menjadi terancam karena penggundulan hutan dan eksploitasi
berlebihan melalui perburuan dan pemangsaan..
3. Pygmy marmoset (Cebuella pygmaea)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Order : Primates
Family : Callitrichidae
Genus : Cebuella
Species : Cebuella pygmaea
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari Pygmy marmoset (Cebuella pygmaea) adalah di Hutan
cemara, hutan tepi sungai dan kanopi di ketinggian hutan hujan Amerika Selatan-
Brazil. Pygmy marmoset (Cebuella pygmaea) memiliki panjang 20 cm, dengan
tinggi 15 cm. Pygmy marmoset memiliki ekor warna belang hitam coklat, rambut
pirang, rambut wajah pendek, dahinya sempit dan ditutupi oleh bulu,
kebiasaannya yaitu memanjat di pohon. Memiliki postur kaki digitigrade,
sedangkan pijakan kakinya plantigrade. Tipe giginya yaitu selenodont, artinya
email pada mahkota geraham herbivora terlipat hubungan permukaannya sehingga
terlihat seperti bulan sabit. Makanannya berupa serangga dan buah-buahan.
Pygmy marmoset (Cebuella pygmaea) memiliki ciri khas yaitu mampu melompat
lebih dari 5 m, memanjat pohon, dan mampu memutar kepalanya 180 derajat.
Pygmy marmoset (Cebuella pygmaea) diklasifikasikan ke dalam ordo
Primata karena memiliki anggota tubuh yang dapat digerakkan dengan bebas
dengan jari-jari dapat digerakkan untuk menggenggam, cakar cenderung diganti
dengan kuku yang datar dan ujung-ujung telapak jarinya merupakan bantalan
yang sensitif. Biasanya hanya melahirkan satu anak dengan kelenjar susu
sepasang di daerah dada. Kemudian dimasukkan ke dalam genus Cebuella karena
monyet terkecil dan salah satu primata terkecil di dunia. Kemudian dua digiti pada
setiap kaki yang sebagian bergabung dengan membran, lalu memiliki kantung
gular besar yang merupakan kantong tenggorokan yang dapat mengembang
dengan ukuran kepalanya.
Pygmy marmoset persebarannya yaitu dapat ditemukan pada
area hutan Amazon yang terletak di Brazil, Colombia, Peru, Ecuador dan
Bolivia bagian utara. Pygmy marmoset adalah monyet generasi Dunia
Baru yang hidup di hutan hujan area barat Lembah Amazon di Amerika
Selatan. Spesies ini terkenal sebagai monyet dan primata terkecil di
dunia.
4. Kijang Muntjak (Muntiacus muntjak)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Artiodactyla
Family : Cervidae
Genus : Muntiacus
Species : Muntiacus muntjak
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari kijang muntjak (Muntiacus muntjak) adalah di sekitar
area persawahan dengan asal persebaran dari Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Kijang muntjak (Muntiacus muntjak) memiliki panjang ± 80- 120
cm, dengan tinggi sekitar ± 45- 92 cm. Kijang muntjak (Muntiacus muntjak)
kaki nya berwarna coklat belang hitam sedangkan tubuhnya berwarna coklat
gelap. Memiliki postur kaki unguligrade, sedangkan pijakan kakinya
unguligrade. Tipe giginya yaitu selenodont, artinya email pada mahkota
geraham herbivora terlipat hubungan permukaannya sehingga terlihat
seperti bulan sabit. Makanannya adalah rumput – rumputan, telur burung ,
dan binatang kecil berdarah panas. Kijang muntjak (Muntiacus muntjak)
memiliki ciri khas yaitu termasuk hewan diurnal dan juga hewan nocturnal.
Hewan diurnal merupakan hewan yang melakukan aktifitas atau aktif pada
pagi atau siang hari, sedangakan hewan nocturnal merupakan hewan yang
melakukan aktifitas atau aktif pada malam hari.
Kijang muntjak (Muntiacus muntjak) digolongkan sebagai ordo
Artiodactyla karena kijang ini termasuk kedalam hewan yang memiliki kuku
genap. Hewan yang termasuk ke dalam ordo ini umumnya adalah herbivora atau
pemakan tumbuh – tumbuhan. Kelompok hewan yang tergabung dalam ordo ini
kebanyakan merupakan hewan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kijang
muntjak (Muntiacus muntjak) juga digolongkan ke dalam genus Muntiacus, genus
ini umumnya dimiliki oleh jenis kijang. Ciri umum yang dimiliki antara lain
Rambut pendek, coklat atau abu-abu, kadang-kadang dengan bercak berwarna
krim . seekor jantan juga memiliki sepasang tanduk sampai 15 cm.
Kijang muntjak (Muntiacus muntjak) merupakan merupakan satwa liar
yang tersebar salah satunya di Asia tenggara. Di Indonesia habitatnya tersebar di
daerah-daerah sumatera. Di Indonesia, kijang dapat ditemukan di Sumatera,
Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.
Satwa asli Indonesia ini menyukai habitat hutan tropika yang memiliki aneka
vegetasi, padang rumput, sabana, dan hutan meranggas. Kijang juga dapat
mendiami hutan sekunder, daerah di tepi hutan, dan tepi perkebunan..
5. Capybara (Hydrochoerus hydrochaeris)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Rodentia
Family : Caviidae
Genus : Hydrochoerus
Species : Hydrochoerus hydrochaeris
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari cabybara (Hydrochoerus hydrochaeris) adalah di Danau,
sungai, rawa, kolam, dan hutan lepas dengan asal persebaran dari Amerika
selatan. Cabybara (Hydrochoerus hydrochaeris) memiliki panjang tubuh kurang
lebih 105-135 cm dengan tinggi tubuh kurang lebih sekitar 51-61 cm. Cabybara
(Hydrochoerus hydrochaeris) warna tubuh nya didominasi dengan warna coklat.
Memiliki postur kaki plantygrade, sedangkan pijakan kakinya plantygrade. Tipe
giginya yaitu selenodont, artinya email pada mahkota geraham herbivora terlipat
hubungan permukaannya sehingga terlihat seperti bulan sabit. Makanannya adalah
rumput – rumputan dan daun –daunan. Cabybara (Hydrochoerus hydrochaeris)
memiliki ciri khas merupakan hewan semi aquatik. Karena jika diamati hewan ini
sesekali sering berada di air dan berenang.
Capybara (Hydrochoerus hydrochaeris) merupakan spesies yang
digolongkan ke dalam ordo Rodentia karena hewan ini termasuk ke dalam
mamalia pengerat yaitu mempunyai gigi seri tumbuh pada rahang bawah
dan berbentuk seperti pahatan, tidak mempunyai taring dan beberapa
geraham depan. Cabybara (Hydrochoerus hydrochaeris) termasuk ke
dalamm genus Hydrochoerus karena hewan ini termasuk hewan semi
aquatik yang mana dapat hidup dalam dua kondisi. Cabybara dapat berada
di daratan maupun berenang bebas di air.
Capybara (Hydrochoerus hydrochaeris) merupakan hewan asli
daerah tropis dan lembap di Amerika selatan. Kapibara dapat ditemukan di
daerah Timur Andes dari wilayah Kanal Panama sampai daerah utara
Kolombia dan Venezuala, Uruguay, dan Provinsi Buenos Aires di
Argentina.
6. Colobus Monkey (Colobus guereza)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Primates
Family : Cercopithecidae
Genus : Colobus
Species : Colobus guereza
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari Colobus Monkey (Colobus guereza ) adalah di hutan dengan
asal persebaran dari hutan Afrika Tengah. Colobus Monkey (Colobus guereza )
memiliki tinggi tubuh kurang lebih sekitar 1 meter. Colobus Monkey (Colobus
guereza ) warna tubuh nya didominasi dengan warna hitam dilengkapi rambut
panjang berwarna putih . Memiliki postur kaki plantygrade, sedangkan pijakan
kakinya plantygrade. Tipe giginya yaitu selenodont, artinya email pada mahkota
geraham herbivora terlipat hubungan permukaannya sehingga terlihat seperti
bulan sabit. Makanannya adalah daun –daunan. Colobus Monkey (Colobus
guereza ) memiliki ciri khas tidak memiliki jempol sehingga dapat bergerak cepat
melalui pepohonan dan rambutnya lebih panjang daripada kera pada umumnya.
Colobus Monkey (Colobus guereza ) tergolong dalam ordo Primata karena
memiliki anggota tubuh yang dapat digerakkan dengan bebas dengan jari-jari
dapat digerakkan untuk menggenggam, cakar cenderung diganti dengan kuku
yang datar dan ujung-ujung telapak jarinya merupakan bantalan yang sensitif.
Biasanya hanya melahirkan satu anak dengan kelenjar susu sepasang di daerah
dada. Colobus Monkey (Colobus guereza ) tergolong dalam genus Colobus,
Golongan Colobus ini kebanyakan tinggal di pohon dan memiliki ekor panjang
serta ramping dan memiliki bulu yang panjang halus.
Persebaran Colobus Monkey (Colobus guereza ) berasal dari Afrika
tengah, timur dan barat. Tersebar termasuk di Kenya dan dan pegunungan
Kilimanjaro. Mereka hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari 1 atau 2 pria
dan 3 hingga 10 wanita.setiap kelompok tinggal di wilayah pepohonan, yang
ditandai oleh laki – laki dengan “ layar melonjak deru” yang terdiri dari suara
derak yang keras disertai dengan tampilan lompatan dan jatuh dari mahkota pohon
ke cabang yang lebih rendah.
Keanekaragaman jenis mamalia yang terdapat di Indonesia sangatlah
banyak. Berdasarkan ukuran, mamalia memiliki ukuran yang besar dan adapula
mamalia yang ukurannya kecil. Menurut International Biological Program, yang
termasuk mamalia kecil adalah mamalia yang memiliki berat badan dewasa
kurang dari 5 kilogram, selebihnya masuk kedalam mamalia besar (Gunawan,
2015). Pembahasan ini akan membahas beberapa mamalia besar.
7. Malayan Tapir (Acrocodiaindica)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Perrisodactyla
Family : Tapiridae
Genus : Acrocodia
Spesies : Acrocodiaindica
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Malayan Tapir berhabitat/biasa ditemukan di tepian sungai. Asal
persebarannya berasal dari Asia. Malayan tapir memiliki tubuh berwarna hitam
dan putih. Warna hitam berdominan pada bagian kepala hingga sebagian
tubuhnya dan ditambahkan pada keempat kakinya, sedangkan warna putih
terdapat pada separuh sisa tubuhnya. Panjang tubuh Malayan Tapir sekitar 2,5 m
dengan tinnginya sekitar 1,5 m, kebiasaannya adalah berendam. Postur kakinya
berbentuk plantygrade merupakan hewan yang berjalan dengan bertumpu pada
telapak kaki. Malayan Tapir bertipe gigi selenodont merupakan email pada
mahkota geraham herbovira terlipat seperti bulan sabit. Makanan utamanya adalah
berupa dedaunan yang masih muda. Malayan Tapir memiliki ciri khas berupa
moncongnya yang panjang seperti belalai gajah.
Malayan Tapir diklasifikan kedalam ordo Perrisodactyla karena Malayan
Tapir merupakan mamalia dengan jumlah kuku ganjil sehingga hewan ini
dimasukkan ke dalam ordo Perrisodactyla. Selain Malayan tapir adapula badak
dan juga kuda yang termasuk ke dalam ordo Perrisodactyla.
Malayan Tapir merupakan hewan herbivore. Memiliki gerakan
yang lambat di hutan dan berhenti untuk makan. Akan tetapi, bila merasa
terancam, tapir dapat lari dengan cepat meskipun bertubuh besar, dan juga
dapat membela diri dengan rahang kuat serta gigi tajamnya. Tapir Asia
berkomunikasi satu sama lain dengan cicitan dan siulan bernada tinggi.
Mereka suka tinggal di dekat air dan sering mandi dan berenang. Mereka
juga bisa memanjat tempat yang curam. Tapir aktif terutama malam hari,
walaupun mereka tidak benar-benar nokturnal. Mereka cenderung makan
begitu matahari terbenam dan sebelum matahari terbit, mereka juga sering
tidur siang sebentar. Tingkah laku ini menandai bahwa Malayan tapir
merupakan satwa krepuskular.
8. Gajah Asia (Elephas Maximus sumatranus)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Proboscidea
Family : Elephantidae
Genus : Elephas
Spesies : Elephas maximus sumatranus
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Gajah Asia berhabitat di padang rumput atau hutan. Asal perbesarannya
berasal dari Asia Tenggara. Gajah Asia memiliki warna tubuh abu-abu
kecoklatan. Kebiasaan Gajah Asia biasanya bermigrasi dari satu daerah ke daerah
yang lainnya. Panjang tubuhnya sekitar 4 m dengan tingginya sekitar 2 m, tidak
heran jika gajah dijuluki sebagai hewan mamalia yang terbesar karena tingginya
melebihi tinggi orang dewasa. Postur kaki Gajah Asia sama halnya dengan
Malayan Tapir yaitu plantygrade merupakan hewan yang berjalan dengan
bertumpu pada telapak kakinya, gajah asia bertipe gigi selenodont merupakan
email pada mahkota geraham herbivora terlipat seperti bulan sabit. Makanan
utamanya berupa tumbuhan dapat berupa buah-buahan maupun sayur-sayuran.
Gajah Asia memiliki ciri khas berupa belalainya yang sangat panjang dan
berfungsi untuk bernafas, mengeluarkan suara, mengenggam makanan, dan
membantu mendorong makanan untuk dapat masuk ke dalam mulutnya.
Gajah Asia masuk kedalam ordo Proboscidea. Masuk kedalam ordo
Proboscidea diakarenakan gajah asia memiliki berat badan lebih dari 5 kg, berotot
dan juga merupakan hewan yang besar serta panjang. Semua jenis gajah lainnya
dimasukkan kedalam ordo yang sama yaitu Proboscidea. Proboscidea adalah
mamalia yang memiliki bobot tubuh lebih dari 5 kg sehingga ukuran badan besar
dan juga memiliki otot.
Saat ini gajah asia masuk ke dalam catatan merah IUCN karena
keberadaanya yang hampir punah. IUCN (International Union for Conservation of
Nature) adalah Lembaga Konservasi Dunia yang didirikan sejak 1948 di
Fontainebleau Negara Perancis yang bekerja dalam bidang konservasi alam dan
pemanfaatan sumber daya alam. IUCN juga mendorong masyarakat diseluruh
dunia untuk melestarikan alam dan memanfaatkannya dengan baik dan adil agar
berkelanjutan secara ekologis. Berkurangnya populasi gajah asia dikarenakan
habitat aslinya yang sudah mulai rusak akibat ulah manusia. Jika tidak diperbaiki
maka populasinya kan semakin berkurang.
9. Badak Putih (Ceratotherium simum)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Perrisodactyla
Family : Rhinocerotidae
Genus : Ceratotherium
Spesies : Ceratotherium sinum
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Badak Putih berhabitat di hutan hijau. Asal persebaran Badak Putih
ini dari Afrika Selatan. Badak Putih memiliki warna tubuh yang mirip
dengan Gajah Asia yaitu abu-abu kecoklatan., kebiasaannya biasanya
berdendam dilumpur/berlumpur. Panjang tubuhnya sekitar 3 m dengan
tinggi tubuh sekitar 1,5 m. sehibgga, badak putih merupakan mamalia
besar selain gajah asia. Postur kaki badak putih adalah plantygrade
merupakan hewan yang berjalan dengan bertumpu pada telapak kakinya,
dan bertipe gigi selenodont merupakan email pada mahkota geraham
herbivora terlipat hubungan permukaannya sehingga seperti bulan sabit.
Makanan utamanya berupa tumbuhan. Badak Putih memiliki ciri khas
berupa cula. Cula yang berbetuk seperti tanduk tetapi berbeda pada
letaknya. Cula terletak di bagian depan tepatnya dibelakang hidung,
sedangkan tanduk terletak di samping kanan dan kiri tepatnya diatas
telinga. Cula berfungsi untuk melindungi diri dari pemburu ataupun
predator. Cula juga digunakan untuk menunjukkan kejantanan dari badak
jantan ketika sedang musim kawin.
Badak Putih masuk kedalam ordo Perrisodactyla. Masuk kedalam ordo
Perrisodactyla karena badak putih memiliki jumlah kuku yang ganjil. Oleh karena
itu, badak putih dimasukkan kedalam ordo Perrospdactyla. Selain badak putih
adapaun jenis badak lainnya yang masuk kedalam ordo Perrisodactyla, tidak
hanya badak adapun jenis tapi dan juga kuda yang masuk kedalam ordo
Perrisodactyla. Ordo Perrisodactyla adalah mamalia yang memiliki jumlah kuku
ganjil.
Badak Putih memiliki mulut yang besar yang digunkan untuk makan
rumput dan merupakan spesies badak yang pandai bersosialisai. Badak Putih ini
dapat memiliki satu atau dua cula. Hewan ini walaupun herbivora tetapi ia juga
dapat membunuh hewan karnivora bahkan manusia. Badak Putih memiliki kulit
yang tabal 1,5-5 cm yang terbentuk dari kapisan kolagen. Badak memiliki indra
pendengaran dan penciuman yang tajam tetapi tidak dapat melihat jaarak jauh.
Badak dapat hidup hingga mencapai umur sekitar 40 tahun.
10. Oryx Tanduk Scimitar (Oryx dammah)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Artiodactyla
Family : Bovidae
Genus : Oryx
Species : Oryx dammah
Sumber (ITIS.gov, 2019)
Oryx tanduk scimitar merupakan hewan mammalia yang hidup di daerah
kering seperti savana dan padang rumput yang panas. Persebaran asal hewan ini
yaitu dari negara Senegal. Hewan Oryx tanduk scimitar (english : Scimitar-Oryx)
memiliki ukuran tubuh 1,5 meter untuk panjang dan 1 meter untuk tingginya.
Tampak luar hewan ini berbulu dengan warna putih dan coklat. Warna putih
lazimnya pada bagian badan dan warna coklat terletak pada bagian lehernya.
Postur kaki Oryx Scimitar ini termasuk pada tipe Unguligrade, dimana
unguligrade merupakan hewan yang menggunakan ujung kuku jari kaki saat
mereka berjalan. Tipe pijakan kaki oada hewan ini juga termasuk kedalam tipe
Unguligrade.
Oryx tanduk scimitar ini termasuk kedalam ordo artiodactyla. Ordo
artiodactyla ini memiliki ciri ciri berkuku genap, termasuk dalam spesies ungulata
atau bertipe kaki unguligrade. Hewan yang termasuk kedalam ordo artiodactyla
merupakan hewan herbivora sehingga memiliki tipe gigi selenodont.
Makanan utama hewan Oryx ini adalah daun daun dan rerumputan,
berdasarkan makanannya tersebut hewan ini memiliki tipe gigi Selenodont. Tipe
gigi selenodont merupakan tipe gigi yang dimiliki oleh hewan hewan pemakan
tumbuhan atau herbivora. Tipe gigi selenodont merupakan gigi yang memiliki
tonjolan tonjolan tajam seperti pada kambing. hewan ini memiliki sepasang
tanduk panjang yang kuat dengan bentuk yang melengkung kebelakang.
11. Eurasian Lynx (Lynx lynx)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Order : Carnivora
Family : Felidae
Genus : Lynx
Species : Lynx lynx
Sumber (ITIS.gov, 2019)
Hewan yang tergolong dalam kucing – kucingan ini hidup di hutan semak
tebal dan tandus serta di area pegunungan yang berbatu. Asal persebaran hewan
yang notaben felis ini berasal dari daerah Siberia, Asia Selatan, Asia Timur, dan
Asia Tengah. Oleh karena derah persebaran yang dominan ada di daerah asia dan
sekitarnya lah hewan ini dijuluki sebagai Eurasian Lynx atay lynx yang berasal
dari Eurasia.
Lynx memiliki ukuran tubuh 1 meter untuk panjang dan 50cm untuk
tingginya. Tampak dari luar, hewan ini memiliki bulu – bulu yang berwarna putih
pada bagian abdomen dan corak totol berwarna coklat pada wajah, punggung, dan
anggota geraknya. Hewan yang termasuk kedalam keluarga kucing kucingan ini
memiliki kebiasaan melompat di bebatuan. Postur kaki hewan ini termasuk
kedalam tipe Digitigrade, dimana tipe digitigrade ini merupakan tipe kaki yang
memiliki telapak dan telapak inilah yang digunakan untuk berjalan. Tipe pijakan
kakinya juga termasuk kedalam digitigrade. Makanan hewan ini adalah daging
yang berasal dari hewan hewan kecil yang berada di sekitarnya, dari makanannya
tersebut dapat disimpulkan bahwa hewan ini termasuk kedalam golonga hewan
karnivora dan memiliki tipe gigi Secodont. Tipe gigi secodont ini merupakan gigi
yang memiliki susunan ujung bertaring. Hewan ini memiliki daun telingan yang
tegak melebar dan termasuk kedalam hewan yang hidup dengan cara solitary atau
bersama sama dalam suatu kelompok.
Eurasian lynx termasuk kedalam ordo carnivora, hal ini dapat dilihat dari
deskripsi tubuh lebih tepatnya pada tipe gigi dan makanan khasnya yaitu tipe gigi
penyabik atau gigi secodont dan makanan khasnya yaitu daging. Lynx biasanya
mendapat makanan dari hewan hewan kecil disekitarnya dengan cara berburu dan
kemudian menerkam.
12. Nutria (Myocaster coypus)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Order : Rodentia
Family : Echimyidae
Genus : Myocastor
Species : Myocastor coypus
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Hewan yang mirip dengan berang-berang ini hidup di rawa-rawa, sungai,
dan danau muara. Asal persebaran hewan ini yaitu dari amerika Selatan. Hewan
ini memiliki ukuran tubuh yang tergolong mungil yakni panjang 40-60cm dan
tinggi 30-45cm. Tampak luar hewan ini memiliki bulu bulu yang berwarna coklat
tua keabu-abuan. Seperti hewan pengerat lainnya, hewan ini memiliki kebiasaan
berenang secara berkelompok seperti tikus air dan berang – berang. Postur kaki
dan pijakan kakinya tergolong dalam tipe plantigrade dimana tipe plantigrade
merupakan tipe kaki yang menggunakan telapak untuk berjalan. Makanan khusus
dari hewan ini merupakan tumbuh-tumbuhan dan sayuran yang memiliki cukup
air pada batangnya.
Oleh karena jenis makanannya, hewan ini memiliki tipe gigi bilophodont
yaitu gigi yang hampir sama dengan gigi kelinci, dengan anatomi kotak yang
berfungsi untuk memotong makanan. Selain deskripsi tubuh tersebut, hewan ini
juga memiliki ciri khas yaitu adanya bulu yang sangat lebat dan halus yang
menutupi seluruh tubuhnya. Hewan ini termasuk kedalam ordo rodentia. Mamalia
ordo rodentia termasuk dalam jenis mamalia pengerat yaitu mempunyai gigi seri
yang tumbuh pada rahang bawah dan berbentuk seperti pahatan. Tidak memiliki
taring dan beberapa gigi geraham depan.
13. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Carnivora
Family : Felidae
Genus : Panthera
Species : Panthera tigris sumatrae
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah di hutan
hujan tropis dengan asal persebaran Sumatera. Harimau Sumatera memiliki
panjang 92 inch dan tinggi dengan kisaran 60 cm. Memiliki warna bulu orange
berloreng hitam. Kebiasaan dari Harimau sumatera yaitu menyudutkan
mangsanya. Deskripsi tubuh Harimau sumatera yaitu postur kakinya plantigrade
artinya binatang yang berdiri atau berjalan bertumpu pada telapak kaki. Tipe gigi
dari Harimau Sumatera sendiri yaitu secodont yang artinya permukaan giginya
tajam yang berfungsi untuk memotong dan mencabik. Makanan utama dari
Harimau Sumatera yaitu daging. Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)
memiliki ciri khas yaitu rambutnya berwarna orange berloreng hitam dan giginya
bertaring.
Harimau sumatera masuk dalam ordo karnivora karena masuk dalam
kategori makhluk hidup yang memperoleh energi dan nutrisi yang dibutuhkan dari
makanan berupa jaringan hewan baik sebagai pemburu langsung maupun sebagai
pencari bangkai. Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dimasukkan dalam
ordo karnivora juga dikarenakan memiliki karakter umum dari suatu mamalia
karnivora, diantaranya kelenjar mamae terletak di sepanjang perut hingga
selangkang, bertaring, berkumis, memiliki cakar, dan menapak dengan jari
(digitigride), selain itu juga umumnya berjalan dengan empat kaki (tetrapoda).
Kemudian harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dimasukkan dalam genus
Panthera karena masuk dalam golongan kucing besar yang secara struktur
anatomi memungkinkan mereka untuk mengaum.
Di alam liar, harimau sumatera hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera,
Indonesia. Harimau sumatera menghadapi dua jenis ancaman untuk bertahan
hidup, yaitu mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan
terancam oleh perdagangan ilegal dimana bagian-bagian tubuhnya
diperjualbelikan dengan harga tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional,
perhiasan, jimat, dan dekorasi.
14. Harimau Putih (Panthera tigris altaica)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Carnivora
Family : Felidae
Genus : Panthera
Species : Panthera tigris altaica
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari harimau putih (Panthera tigris altaica) adalah di hutan
dengan persebaran asal India. Harimau putih memiliki panjang 92 inch dan tinggi
dengan kisaran 60 cm. Memiliki warna bulu putih berloreng hitam. Kebiasaan
dari harimau putih yaitu menyudutkan mangsanya. Deskripsi tubuh harimau putih
yaitu postur kakinya plantigrade artinya binatang yang berdiri atau berjalan
bertumpu pada telapak kaki. Tipe gigi dari singa sendiri yaitu secodont yang
artinya permukaan giginya tajam yang berfungsi untuk memotong dan mencabik.
Makanan utama dari harimau putih yaitu daging. Harimau putih (Panthera tigris
altaica) memiliki ciri khas rambutnya berwarna putih berloreng hitam.
Harimau putih (Panthera tigris altaica) masuk dalam ordo karnivora
karena masuk dalam kategori makhluk hidup yang memperoleh energi dan nutrisi
yang dibutuhkan dari makanan berupa jaringan hewan baik sebagai pemburu
langsung maupun sebagai pencari bangkai. Harimau putih (Panthera tigris
altaica) dimasukkan dalam ordo karnivora juga dikarenakan memiliki karakter
umum dari suatu mamalia karnivora, diantaranya kelenjar mamae terletak di
sepanjang perut hingga selangkang, bertaring, berkumis, memiliki cakar, dan
menapak dengan jari (digitigride), selain itu juga umumnya berjalan dengan
empat kaki (tetrapoda). Kemudian harimau putih (Panthera tigris altaica)
dimasukkan dalam genus Panthera karena masuk dalam golongan kucing besar
yang secara struktur anatomi memungkinkan mereka untuk mengaum.
Harimau putih (Panthera tigris altaica) asal persebarannya sendiri berasal
dari hutan di India. Namun, saat ini untuk harimau putih tidak pernah lagi
ditemukan di alam liar hutan India. Biasanya, harimau ini dapat ditemukan di
berbagai penangkaran dikarenakan keberadaannya yang semakin mendekati
kepunahan.
15. Singa (Panthera leo)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Carnivora
Family : Felidae
Genus : Panthera
Species : Panthera leo
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari singa (Panthera leo) adalah di hutan dengan persebaran asal
Afrika. Singa memiliki panjang 300 cm dan tinggi dengan kisaran 120 cm.
Memiliki warna bulu cokelat. Kebiasaan dari singa yaitu hidup berkelompok.
Deskripsi tubuh singa yaitu postur kakinya plantigrade artinya binatang yang
berdiri atau berjalan bertumpu pada telapak kaki. Tipe gigi dari singa sendiri yaitu
secodont yang artinya permukaan giginya tajam yang berfungsi untuk memotong
dan mencabik. Makanan utama dari singa yaitu daging.
Singa (Panthera leo) masuk dalam ordo karnivora karena masuk dalam
kategori makhluk hidup yang memperoleh energi dan nutrisi yang dibutuhkan dari
makanan berupa jaringan hewan baik sebagai pemburu langsung maupun sebagai
pencari bangkai. Singa (Panthera leo) dimasukkan dalam ordo karnivora juga
dikarenakan memiliki karakter umum dari suatu mamalia karnivora, diantaranya
kelenjar mamae terletak di sepanjang perut hingga selangkang, bertaring,
berkumis, memiliki cakar, dan menapak dengan jari (digitigride), selain itu juga
umumnya berjalan dengan empat kaki (tetrapoda). Kemudian singa (Panthera leo)
dimasukkan dalam genus Panthera karena masuk dalam golongan kucing besar
yang secara struktur anatomi memungkinkan mereka untuk mengaum.
Asal persebaran singa sendiri ada di Afrika, lebih tepatnya Afrika Selatan.
Dahulu, singa tidak hanya ditemukan di Afrika, namun juga ditemukan di Asia
dan Eropa. Hal itu dikarenakan di Asia dan Eropa singa terus mengalami
perburuan dan yang ada di alam liar sekarang adalah singa yang berada di padang
savanna Afrika.
16. Alpaka (Vicugna pacos)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Artiodactyla
Family : Camelidae
Genus : Vicugna
Species : Vicugna pacos
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari Alpaka (Vicugna pacos) adalah padang rumput dan dataran
tinggi dengan asal persebaran dari Amerika Selatan. Alpaka (Vicugna pacos)
memiliki panjang 150 cm dan tinggi dengan kisaran 81 sampai 99 cm. Memiliki
warna bulu putih dan krem. Kebiasaan dari Alpaka yaitu hidupnya selalu
berkoloni. Memiliki postur kakinya digitigrade artinya binatang yang berdiri atau
berjalan dengan jari tangan atau kaki. Tipe gigi dari Alpaka sendiri yaitu
Selonodont yang artinya email pada mahkota geraham herbivora terlipat
hubungan permukaannya sehingga terlihat seperti bulan sabit. Makanannya
berupa jerami dan rerumputan. Alpaka (Vicugna pacos) memiliki ciri khas yaitu
pada bulunya biasa digunakan sebagai bahan kerajinan dan memiliki bentuk
kuping yang meruncing.
Alpaka (Vicugna pacos) digolongkan sebagai ordo Artiodactyla karena
hewan ini termasuk kedalam hewan yang memiliki kuku genap. Hewan yang
termasuk ke dalam ordo ini umumnya adalah herbivora atau pemakan tumbuh –
tumbuhan. Kelompok hewan yang tergabung dalam ordo ini kebanyakan
merupakan hewan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Alpaka (Vicugna
pacos) juga digolongkan ke dalam genus Vicugna, genus ini umumnya dimiliki
oleh jenis unta. Ciri yang dimiliki antara lain leher yang panjang, adanya sepasang
tulang jari yang menonjol keluar sebagai pengganti kuku dan bibir atas terbagi
menadi 2 bagian yang bisa bergerak sendiri-sendiri. Secara fisik, genus Vicugna
bisa dikenali dengan ciri-ciri tubuh yang langsing dengan kaki panjang, daun
telinga meruncing dan buu dibagian dada yang lebih tebal.
Habitat asli dari Alpaka adalah Pegunungan Andes di Amerika Selatan
yang mencakup wilayah Bolivia, Peru, Argentina Utara dan Chili Utara. Untuk
bisa hidup Alpaka memiliki metode adaptasi sendiri yaitu dengan memanfaatkan
kakinya yang panjang dan bonggol tulang jari depan yang kokoh untuk membantu
berlari cepat dikawasan pegunungan yang biasanya dipenuhi bebatuan keras
dengan kemiringan yang bervariasi.
17. Sitatunga (Tragelaphus spekii)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Artiodactyla
Family : Bovidae
Genus : Tragelaphus
Species : Tragelaphus spekii
Sumber (ITIS.gov, 2019)
Habitat Sitatunga (Tragelaphus spekii) adalah di rawa dan semak-semak
dengan asal persebaran di daerah Afrika. Sitatunga (Tragelaphus spekii) memiliki
panjang tubuh 80 sampai 120 cm dengan tinggi sekitar 45 sampai 92 cm.
Sitatunga berwarna jingga kecoklatan dengan kebiasaan yaitu hidup soliter.
Memiliki postur kaki digitigrade artinya binatang yang berdiri atau berjalan
dengan jari tangan atau kaki dan tipe gigi yaitu Selonodont yang artinya email
pada mahkota geraham herbivora terlipat hubungan permukaannya sehingga
terlihat seperti bulan sabit. Makanan utama dari Sitatunga yaitu tumbuh-tumbuhan
segar dan memiliki ciri khas yaitu pada bulunya terdapat corak putih beralur,
melahirkan hanya 1 anak di sepanjang tahun, perenang handal, dan dikala terik
akan berteduh di baik rumpun alang-alang
Sitatunga (Tragelaphus spekii) digolongkan sebagai ordo Artiodactyla
karena hewan ini termasuk kedalam hewan yang memiliki kuku genap. Hewan
yang termasuk ke dalam ordo ini umumnya adalah herbivora atau pemakan
tumbuh–tumbuhan. Kelompok hewan yang tergabung dalam ordo ini kebanyakan
merupakan hewan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sitatunga
(Tragelaphus spekii) juga digolongkan ke dalam genus Tragelaphus yaitu genus
antelop bertanduk spiral yang berukuran sedang hingga besar. Genus ini berisi
spesies yang semuanya relatif mirip kijang, spesies dalam genus ini cenderung
berukuran besar, bertubuh ringan, memiliki leher panjang dan dimorfisme seksual
yang besar.
Sitatunga sebelumnya ditemukan disepanjang aliran air diseluruh hutan
dataran rendah daerah Afrika Barat dan Tengah menjauh sampai ke pelosok rawa
di daerag sabana Afrika Tengah, Timur, dan Selatan. Sekarang Sitatunga langka
dan hanya lokal ditemukan di Afrika Barat, tetapi tetap meluas dan umumnya di
hutan Afrika Tengah.
18. Yellow-throated marten atau Slentek (Martes flavigula robinsoni)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Carnivora
Family : Mustelidae
Genus : Martes
Species : Martes flavigula
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Habitat dari Slentek (Martes flavigula robinsoni) adalah pegunungan
hutan (primer dan sekunder) dan dataran rendah dengan asal persebaran di Jawa.
Slentek (Martes flavigula) memiliki panjang tubuh 19 sampai 28 inch dengan
tinggi sekitar 20 inch, dengan warna tubuh kuning kecoklatan dan kebiasaan dari
Slentek ini yaitu hidupnya nomaden atau berpindah-pindah. Postur kaki dari
Slentek sendiri yaitu digitigrade artinya binatang yang berdiri atau berjalan
dengan jari tangan atau kaki dengan tipe gigi yaitu secodont karena termasuk
hewan karnivora. Makanan dari Slentek yaitu hewan-hewan kecil dan memiliki
ciri khusus yaitu dapat bergerak dengan cepat dan aktif di malam hari atau
nocturnal.
Slentek (Martes flavigula) masuk dalam ordo karnivora karena masuk
dalam kategori makhluk hidup yang memperoleh energi dan nutrisi yang
dibutuhkan dari makanan berupa jaringan hewan baik sebagai pemburu langsung
maupun sebagai pencari bangkai. Slentek (Martes flavigula) dimasukkan dalam
ordo karnivora juga dikarenakan memiliki karakter umum dari suatu mamalia
karnivora, diantaranya kelenjar mamae terletak di sepanjang perut hingga
selangkang, bertaring, berkumis, memiliki cakar, dan menapak dengan jari
(digitigride), selain itu juga umumnya berjalan dengan empat kaki (tetrapoda).
Kemudian Slentek (Martes flavigula) dimasukkan dalam genus Martes karena
hewan ini bertubuh ramping dan bergerak lincah, beradaptasi untuk hidup di
lingkungan taiga, bisa ditemukan di hutan gugur dan tumbuhan runjung diseki
19. Dwarf mongoose ( Helogale Parvula )
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub-Phyllum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Carnivora
Family : Herpestidae
Genus : Helogale
Spesies : Helogale parvula
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Dwarf mongoose termasuk hewan yang tinggal di habitat padang rumput
kering atau hutan. Memiliki asal persebaran dari Afrika Tengah. Dwarf mongoose
rata-rata memiliki panjang tubuh sepanjang 50 cm-70 cm dengan tinggi badan 20-
30 cm. Memiliki postur kaki unguligrade dan pijakan kaki unguligrade. Tipe gigi
yang dimiliki adalah secodont. Makanan utama hewan ini adalah laba-laba,
serangga dan tikus. Ciri khusus dari hewan ini adalah hidup berkoloni atau
berkelompok.
Hewan ini tergolong dalam ordo karnivora karena memiliki ciri khusus
makanan seperti tikus. Hal ini juga didukung oleh tipe gigi yang dimiliki Dwarf
mongoose yang berfungsi untuk mengoyak mangsanya. Hewan ini memiliki
kepala runcing besar, telinga kecil, ekor panjang, anggota badan pendek dan cakar
panjang. Spesies dapat dibedakan dari luwak lain dengan ukurannya. Ini jauh
lebih kecil daripada kebanyakan spesies lain sebenarnya, ini adalah mamalia
pemakan daging terkecil di Afrika. Warna bulu yang lembut sangat bervariasi,
mulai dari merah kekuning-kuningan hingga sangat gelap.
Luwak kerdil yang umum adalah hewan diurnal . Ini adalah spesies yang
sangat sosial yang hidup dalam kelompok keluarga besar dari dua hingga tiga
puluh hewan. Ada hierarki yang ketat di antara hewan yang memiliki jenis
kelamin yang sama dalam suatu kelompok, dikepalai oleh pasangan dominan
(biasanya anggota kelompok tertua). Semua anggota kelompok bekerja sama
dalam membantu memelihara anak-anak anjing dan menjaga kelompok dari
pemangsa.
Luwak muda mencapai kematangan seksual pada usia satu tahun tetapi
menunda penyebaran, dengan laki-laki biasanya beremigrasi (di perusahaan
saudara-saudara mereka) pada usia 2-3 tahun. Laki-laki yang menyebar dapat
bergabung dengan kelompok-kelompok mapan lainnya, baik sebagai bawahan
atau dengan mengusir laki-laki yang menetap, atau mereka dapat menemukan
kelompok-kelompok baru dengan perempuan pendispersi yang tidak terkait.
Sebaliknya, perempuan biasanya tetap dalam kelompok rumah mereka seumur
hidup, mengantri untuk posisi dominan. Akan tetapi, mereka akan berhijrah untuk
menemukan grup baru jika mereka kehilangan tempat mereka dalam hierarki
karena seorang adik perempuan.
20. Texas Longhorn ( Bos taurus )
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Sub-Phyllum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Artiodactylia
Family : Bovidae
Genus : Bos
Spesies : Bos taurusi
Sumber (ITIS.gov, 2019).
Texas Longhorn termasuk hewan yang berhabitat di hutan hujan tropis.
Asal persebarannya berasal dari Amerika Selatan. Warna dari Texas Longhorn
adalah putik corak coklat dengan panjang tubuh 2.5 meter dan tinggi 1.5 meter.
Texas Longhorn memiliki postur kaki plantygrade dan memiliki pijakan kaki jenis
plantygrade. Hewan ini memiliki kebiasaan mengasah tanduknya. Texas
Longhorn memiliki tipe gigi seledont. Makanan utama dari hewan ini adalah
tumbuh-tumbuhan. Ciri khusus dari hewan ini adalah tanduknya melengkung ke
atas.
Bos taurusi digolongkan sebagai ordo Artiodactyla karena hewan ini
termasuk kedalam hewan yang memiliki kuku genap. Hewan yang termasuk ke
dalam ordo ini umumnya adalah herbivora atau pemakan tumbuh–tumbuhan.
Kelompok hewan yang tergabung dalam ordo ini kebanyakan merupakan hewan
yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Bos adalah genus yang mencakup sapi
ternak dan sapi liar. genus ini dibagi menjadi empat subgenus yaitu Bos, Bibos,
Novibos, dan Popephagus. Genus ini hanya memiliki lima spesies yang masih
hidup. Namun menjadi tujuh jika beberapa varietas dimasukkan sebagai spesies
tersendiri dan menjadi sembilan jika beberapa spesies terkait keluarga bison ikut
dimasukkan. Seluruh spesies Bos taurus adalah hewan pemakan tumbuhan dengan
lidah yang panjang untuk mengait dan merobek dedaunan dan gigi-gigi yang
besar untuk menghancurkan dedaunan. Seluruh spesies hewan ini adalah hewan
pemamah biak yang mempunyai empat ruang dalam lambungnya. Kebanyakan
spesies
Bos taurus memiliki usia antara 18-25 tahun. Dengan masa gestasi selama
9-11 bulan. Mereka biasa melakukan perjalanan dalam satu rombongan dengan
junlah anggota antara sepuluh sampai seratus ekor. Anggota genus ini kebanyakan
adalah hewan diurnal.
Total spesies ikan yang telah diamati Pada Jatim Park 2 terdapat sebanyak 20
spesies, antara lain ikan: Buntek Durian (Diodon holocanthus), Porcupine stingray
(Potamotrygon hystrix), Pari Gitar (Rhinobatos typus), Peacock Bass (Cichla
temensis), Ikan Dolar (Metynnis schreitmuelleri), Banggai Cardinalfish
(Pterapogon kauderni), Lemon Cichlia (Neolamprologus leleupi), Sailfin Tang
(Zebrasoma veliferum), Ikan Botia (Chromobotia macracanthus), Neon Tetra
(Paracheirodon innesi), Red Bellied Piranha (Pygocentrus nattereri), Ikan
Gurame (Osphronemus goramy), Red Perrot (Cichlasoma synspilum), Cinamon
Down Fish (Amphiprion melanopus), Anemon Karpet (Amphiprion clarkii), Belut
Listrik (Electrophorus electricus), Unicornfish Orangespine (Naso lituratus),
Trigger Biru (Odonus niger), Hiu karang sirip hitam (Carcharhinus
melanopterus), Ikan Leter Enam (Paracanthurus hepatus).

Buntek Durian memiliki nama ilmiah Diodon holocanthus. Buntek Durian


merupakan ikan yang hidup pada habitat air laut, ikan ini tersebar di berbagai
perairan laut yaitu: Perairan Brazil, Florida, Madagaskar, Laut Merah, Jepang,
Hawai, Kolombia, hingga California. Buntek Durian seringkali ditemukan di atas
dasar laut berlumpur, dimuara, di laguna atau di terumbu karang dan berbatu di
seluruh dunia di laut tropis dan subtropis, ukuran spesies yang telah diamati
memilliki panjang 18 cm dan lebar 5 cm, berwarna cream bercorak coklat, tipe
ekornya protocercal yaitu merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan
simetris dimana columna vertebralis terakhir mencapai ujung ekor. Ikan ini
termasuk omnivora yang memakan moluska, landak laut, kepiting pertapa, siput,
diet herbivora dan kepiting selama fase aktif pada malam hari. Karakteristik yang
khas pada ikan ini yaitu memiliki paruh dengan piringan di atap mulut untuk
menghancurkan mangsanya.
Porcupine stingray memiliki nama ilmiah Potamotrygon hystrix. ikan ini
merupakan ikan yang hidup pada habitat air tawar. Porcupine stingray berasal dari
Amerika Selatan. Ukuran spesies yang teramati memiliki panjang 40 cm dan lebar
20 cm, berwarna coklat bercorak hitam, tipe ekor diphycercal, yaitu bentu pina
caudalis meruncing dan simetris dengan ruas tulang belakangnya. Spesies ini
memakan jasad organik sebagai sumber energi, kebiasaan yang dilakukan yaitu
suka menguburkan diri atau bersembunyi di dalam pasir. Ikan ini tidak membatasi
daerahnya dengan hewan lain dan dapat membaur dengan kelompok hewan lain.
Porcupine stingray dapat mempertahankan diri menggunakan pangkal ekornya,
pada pangkal ekor Porcupine stingray terdapat bisa barbs yang dapat
melumpuhkan predator.
Pari Gitar memiliki nama ilmiah Rhinobatus typus. Pari Gitar merupakan
ikan yang hidup pada habitat air laut, berasal dari Perairan pantai tropis kawasan
Indo-Pasifik. Ukuran spesies yang teramati memiliki panjang 45 cm dan lebar 16
cm, berwarna putih tulang, tipe ekor protocercal yaitu merupakan bentuk pinna
caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna vertebralis terakhir mencapai
ujung ekor. Pari Gitar memakan jasad renik dalam hidupnya. Ciri khas yang dapat
diamati adalah bentuk tubuhnya, dimana bentuknya mirip ikan hiu dan pari,
moncong bentuk segitiga, terdapat gundukan duri pada bagian atas kepala dan
punggung, suka menguburkan diri atau bersembunyi di dalam pasir.
Peacock Bass memiliki nama ilmiah Cichla temensis. Peacock Bass
merupakan ikan yang hidup pada habitat air sungai/ perairan tawar. Peacock Bass
berasal dari Amerika Selatan. Ukuran spesies yang teramati memiliki panjang 15
cm dan lebar 6 cm ciri-ciri tubuhnya berwarna abu-abu corak hitam, tipe ekor
protocercal yaitu merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris
dimana columna vertebralis terakhir mencapai ujung ekor. Peacock Bass
merupakan predator yang memakan ikan lain. Dalam menangkap mangsa ikan
predator ini akan makan apapun yang bergerak dan dapat disimpan dalam
mulutnya, sifatnya semi-agresif dan tidak benar-benar menyerang kecuali
berencana untuk memakannya. Saat akam kawin ikan jantan akan menggali
lubang dan menjaga sampai betina datang.
Ikan Dolar memiliki nama ilmiah Metynnis schreitmuelleri. Ikan Dolar
merupakan ikan yang hidup pada habitat air sungai dan berasal dari Sungai
Amazon. Ukuran spesies yang teramati memiliki panjang 20 cm dan lebar 17 cm,
tipe ekornya homocercal yaitu bentuk pinna caudalis berlekuk atau tidak berlekuk
dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor. Ciri-ciri tubunya memiliki mulut lebar,
rahang bawah terdapat gigi, menyerupai gergaji dan tajam. Matanya berukuran
besar dan berbentuk bulat, tubuh tertutup oleh sisik-sisik yang berukuran kecil, di
bagian punggung berwarna silver dan di bagian perut berwarna orange bergradasi.
Ikan Dolar memakan jasad renik. Ciri khas yang dimiliki Ikan Dolar adalah
memiliki bentuk tubuh pipih dari samping membulat seperti koin dolar.
Banggai cardinalfish memiliki nama ilmiah Pterapogon kauderni adalah
ikan dari Famili Apogonidae, memiliki penyebaran alami (endemik) sangat
terbatas, dengan luasan total habitat sekitar 30 km di perairan dangkal (kedalaman
< 5m) 34 pulau, umumnya di Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, Indonesia .
Pada Famili Apogonidae, telur yang telah dibuahi dierami dalam mulut induk
jantan lalu berkembang dalam mulutnya hingga menetas, namun induk jantan
tetap mengerami hingga fase larva berakhir ( Moore et al, 2017:64 ). Habitat ikan
ini adalah air laut dan berasal dari Kepulauan Banggai. Ikan ini kira-kira memiliki
panjang 5 cm dan lebar 3,5 cm, berwarna garis hitam bercorak putih, tipe ekor
homocercal. Ikan ini merupakan spesies oportunistik yang makan pada siang hari
yaitu plankton, demersal, dan organisme bentik. Ikan ini memiliki ciri khas yaitu
jangka hidup yang pendek maksimum 4 tahun, 1-2 tahun di habitat aslinya.
Lemon cichlia memiliki nama illmiah Neolamprologus leleupi adalah
spesies cichlid endemik di Danau Tanganyika di mana ia terdapat di seluruh
danau. Ikan ini memakan invertebrata yang hidup di substrat yang kaya akan
makanan. Warna ikan ini berkisar dari kuning terang ke coklat tua tergantung
pada daerah mana danau itu berasal. Cichlid yang relatif kecil ini adalah spawner
substrat (spawner gua) (Rachmatika danWahyudewantoro, 2016: 94). Habitatnya
di danau dan berasal dari Afrika. Pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil
memiliki panjang 12,5 cm dan lebar 4 cm, berwarna coklat kuning, tipe ekor
homocercal, memakan hewan invertebrata, biasanya suka bersembunyi di gua-
guaSekitar mulut terdapat warna kuning coklat gelap.
Sailfin tang memiliki nama ilmiah Zebrasoma veliferum .Spesies ini
adalah salah satu anggota terbesar dari genusnya. Tubuh ikan ini berbentuk
cakram dengan sirip punggung yang jauh lebih tinggi dan sirip dubur besar. Ia
memiliki moncong yang panjang. Dibandingkan dengan anggota lain dari genus
Zebrasoma.Sailfin tang dihiasi dengan pita kuning pucat yang lebar yang
berganti-ganti dengan pita yang lebih gelap di tubuhnya (Karubaba dan Victor,
2017: 2).
Pembengkokan meluas ke sirip punggung dan sirip dubur. Pada pita yang
lebih gelap adalah titik dan garis kuning. Sirip ekor berwarna kuning. Kepala ikan
berwarna putih dihiasi dengan titik-titik kuning. Pita gelap dengan titik-titik
kuning mengalir melintasi mata dan pita gelap lainnya dengan titik-titik terletak
tepat di belakang mata. Habitatnya di laut dan berasal dari Samudera
Hindia.Pengamatan yang dilakukan memiliki panjang 18 cm dan lebar 9 cm,
berwarna garis kuning abu-abu putih, tipe ekor protocercal, memakan ikan lain.
Ikan ini bersifat semi-agresif dan memiliki ciri khas yaitu memiliki motif tubuh
seperti zebra.
Ikan botia (Clown loach /Chromobotia macracanthus) termasuk dalam
ordo Cypriniformes dan genus Chromobotia karena memiliki tulang-tulang
Claustrum, Intercalarium, Scaphium dan Tripus. Tulang-tulang ini sering
diistilahkan tulang-tulang pendengar atau tulang weber (Weberian Ossicles).
Tulang-tulang tersebut berhubungan dengan telinga dalam dan gelembung renang.
Gelembung renang terbagi menjadi dua atau tiga bagian. Bersisik atau tidak,
biasanya mempunyai sungut di sekitar mulut atau kadang-kadang tidak bersungut.
Terdapat satu sampai empat jari-jari sirip punggung yang mengeras. Sirip perut
terletak abdominal (jauh dibelakang sirip dada). Tubuh Ikan botia memanjang dan
tidak bersisik. Mulutnya slighty down memiliki empat pasang tentakel, memiliki
duri dibawah mata sebagai bentuk pertahanan diri. Sirip pectoral dan sirip
analisnya sepasang sedangkan sirip doesal dan caudal hanya satu tidak
berpasangan. Breedingnya pada awal musim hujan di sungai fast flowing, dimulai
pada awal oktober-Januari setiap tahun (Mustofa, 2018).
Ikan Neon tetra memiliki nama ilmiah Paracheirodon innesi. Ikan neon
tetra merupakan ikan yang hidup pada habitat air sungai dan asal persebarannya
di perairan sungai Amazon Barat dan Utara, Kolombia Tenggara, Peru Timur, dan
Brazil Barat. Ukuran spesies ini yang berhasil diukur yaitu memiliki panjang 3 cm
dan lebar 0,1 cm. Spesies ini memiliki warna biru muda pada punggungya dan
berwarna putih perak pada perutnya. Tipe ekor ikan neon tetra adalah homocercal,
yaitu bentuk pinna caudalis berlekuk atau tidak berlekuk dan ditunjang oleh jari-
jari sirip ekor. Makanan ikan neon tetra yaitu jasad renik dan biasanya ikan ini
berlindung di balik batu. Ciri khas yang dimiliki ikan neon tetra yaitu memiliki
garis horizontal berwarna biru disepanjang setiap sisik ikan.
Ikan Red bellied piranha memiliki nama ilmiah Pygocentrus nattereri.
Ikan red bellied piranha merupakan ikan yang hidup pada habitat air sungai, asal
persebarannya di Amerika Selatan dan Venezuela. Ukuran spesies ini yang
berhasil diukur yaitu memiliki panjang 19 cm dan lebar 8 cm. Spesies ini
memiliki warna silver pada bagian punggungnya dan berwarna orange pada
perutnya. Tipe ekor ikan red bellied piranha adalah homocercal, yaitu bentuk
pinna caudalis berlekuk atau tidak berlekuk dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor.
Ikan red bellied piranha biasanya memakan daging dan bersifat agresif ketika ada
mangsa. Ciri khas yang dimiliki ikan red bellied piranha yaitu memiliki gigi-gigi
yang tajam yang berfungsi untuk mengoyak makanan.
Ikan gurame memiliki nama ilmiah Osphronemus goramy. Ikan gurame
merupakan ikan yang hidup pada habitat air tawar dan asal persebarannya di
perairan Indo Pasifik. Ukuran spesies ini yang berhasil diukur yaitu memiliki
panjang 6.5 cm dan lebar 8,5 cm. Spesies ini memiliki warna merah sawo pada
bagian punggung dan warna kekuningan pada bagian perutnya. Tipe ekor ikan
gurame adalah homocercal, yaitu bentuk pinna caudalis berlekuk atau tidak
berlekuk dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor. Makanan ikan gurame adalah
ikan-ikan kecil, ikan gurame akan menjadi agresif ketika ada mangsa. Ciri khas
yang dimiliki ikan gurame adalah memiliki sirip abdominalis memanjang.
Ikan Red Parrot memiliki nama ilmiah Cichlasoma synspilum. Ikan Red
Parrot merupakan ikan yang hidup pada habitat air tawar dan asal persebarannya
di perairan Indo Pasifik. Ukuran spesies ini yang berhasil diukur yaitu memiliki
panjang 20-25 cm dan lebar 12 cm. Spesies ini memiliki warna secara
keseluruhan orange kemerahan. Tipe ekor ikan Red Parrot adalah homocercal,
yaitu bentuk pinna caudalis berlekuk atau tidak berlekuk dan ditunjang oleh jari-
jari sirip ekor. Ikan Red Parrot biasanya memakan ikan-ikan kecil. Spesies ini
memiliki kebiasaan berenang dengan gerakan lambat. Ciri khas yang dimiliki ikan
Red Parrot yaitu memiliki kelainan pada bentuk anatomisnya dimana mulutnya
berbentuk paruh yang tidak sepenuhnya menutup. Ciri khas lainnya yaitu dapat
menghancurkan makanan dengan otot tenggorokan.
Ikan Cinamon down fish memiliki nama ilmiah Amphiprion melanopus.
Ikan Cinamon Down Fish merupakan ikan yang hidup pada habitat air laut dan
asal persebarannya di bagian Barat dan Selatan Samudra Pasifik. Ukuran spesies
ini yang berhasil diukur yaitu memiliki panjang 10 cm dan lebar 5 cm. Spesies ini
memiliki warna tubuh orange gelap dengan satu garis putih vertical yang terletak
di belakang mata, yang juga menjadi ciri khasnya. Tipe ekor spesies ini adalah
homocercal, yaitu bentuk pinna caudalis berlekuk atau tidak berlekuk dan
ditunjang oleh jari-jari sirip ekor. Ikan Cinamon Down Fish ini biasanya
memakan zooplankton dan biasa bersembunyi di sela-sela anemon laut.
Ikan anemon karpet atau ikan Nemo memiliki nama ilmiah Amphiprion
clarkii. Ikan anemon karpet merupakan ikan yang hidup pada habitat air laut dan
asal persebarannya berada pada bagian Barat dan Selatan Samudra Pasifik.
Ukuran spesies ini yang berhasil diukur yaitu memiliki panjang 6 cm dan lebar 4
cm. Spesies ini memiliki warna tubuh kuning dengan belang putih. Tipe ekor
spesies ini adalah homocercal, yaitu bentuk pinna caudalis berlekuk atau tidak
berlekuk dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor. Biasanya ikan anemon karpet
memakan zooplankton dan suka bersembunyi di balik karang. Ciri khas yang
dimiliki ikan anemon karpet yaitu suka berenang berpindah-indah tempat dan
corak putih pada tubuhnya yang membedakannya dengan spesies lain.
Belut listrik memiliki nama ilmiah Electrophorus electricus. Belut listrik
merupakan ikan yang hidup pada habitat air sungai dan asal persebarannya adalah
Sungai Amazon, Amerika Selatan. Ukuran spesies ini yang berhasil diukur yaitu
memiliki panjang 2,5 m dan lebar 10cm. Spesies ini memiliki warna tubuh abu-
abu. Tipe ekor spesies ini adalah protocercal yaitu merupakan bentuk pinna
caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna vertebralis terakhir mencapai
ujung ekor. Makanan belut listrik adalah ikan kecil dengan cara mengeluarkan
kejutan listrik 600 V dan menjadi ciri khas belut listrik itu sendiri.
Unicornfish orangespine memiliki nama ilmiah Naso lituratus.
Unicornfish orangespine merupakan ikan yang hidup pada habitat air laut dan asal
persebarannya di perairan Pasifik. Ukuran spesies ini yang berhasil diukur yaitu
memiliki panjang 12 cm dan lebar 7 cm. Spesies ini memiliki warna tubuh abu-
abu bercorak kuning. Tipe ekor Unicorn orangespine adalah homocercal, yaitu
bentuk pinna caudalis berlekuk atau tidak berlekuk dan ditunjang oleh jari-jari
sirip ekor. Unicornfish orangespine biasanya memakan jasad renik atau organik.
Spesies ini sensitive terhadap cahaya. Ciri khas yang dimiliki Unicorndish
orangespine yaitu memiliki mulut yang meninjol, memiliki sepasang duri
dikelilingi daerah orange terang di kedua sisi batang ekor.
Ikan Trigger biru memiliki nama ilmiah Odonus niger. Ikan trigger biru
merupakan ikan yang hidup di bawah permukaan laut dan asal persebarannya di
perairan Indo Pasifik. Ukuran spesies ini yang berhasil diukur yaitu memiliki
panjang 50 cm dan lebar 5 cm. Spesies ini memiliki warna secara keseluruhan
biru keunguan. Tipe ekor ikan trigger biru adalah homocercal, yaitu bentuk pinna
caudalis berlekuk atau tidak berlekuk dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor. Ikan
trigger biru biasanya memakan plankton. Spesies ini biasanya hidup secara
berkelompok. Ciri khas yang dimiliki ikan trigger biru yaitu suka berenang
memutar-mutar di bawah permukaan laut.
Hiu karang sirip hitam memiliki nama ilmiah Carcharhinus melanopterus.
Hiu karang sirip hitam merupakan ikan yang hidup pada habitat air laut yang
biasanya berada pada laut dangkal, asal persebarannya di perairan Indo Pasifik.
Ukuran spesies ini yang berhasil diukur yaitu memiliki panjang 1,6 m dan lebar
20 cm. Spesies ini memiliki warna secara keseluruhan abu-abu putih. Tipe ekor
hiu karang sirip putih adalah heterocercal yaitu bentuk pinna caudalis yang
simetris dengan sebagian ujung ventral lebih pendek. . Hiu karang sirip
hitam biasanya memakan ikan-ikan kecil. Spesies ini termasuk tipe ikan yang
aktif yang hidup sendiri ataupun berkoloni.
Ikan leter enam memiliki nama ilmiah Paracanthurus hepatus. Ikan leter
enam merupakan ikan yang hidup pada habitat air laut dan asal persebarannya
di perairan Asia. Ukuran spesies ini yang berhasil diukur yaitu memiliki panjang 8
cm dan lebar 4 cm. Spesies ini memiliki warna tubuh biru dan warna ekornya
kuning. Tipe ekor ikan leter enam adalah homocercal, yaitu bentuk pinna caudalis
berlekuk atau tidak berlekuk dan ditunjang oleh jari-jari sirip ekor. Ikan leter
enam biasanya memakan plankton. Spesies ini memiliki kebiasaan berenang
dengan cepat. Ciri khas yang dimiliki ikan leter enam yaitu memiliki duri di
bagian perut dan punggungnya.
Buntek Durian (Diodon holocanthus) termasuk dalam ordo
tetraodontiformes dan genus Diodon dan Trigger biru (Odonus niger) termasuk
ordo tetraodontiformes dan genus Odonus karena ikan ini memiliki ukuran
kurang lebih 3,7 m. memiliki mulut yang relatif kecil dan insang membuka.
Tubuhnya sering di tutupi oleh duri dan mata yang lebar(Abidin, dkk. 2015).
Porcupine stingray (Potamotrygon hystrix) termasuk dalam ordo myliobatiformes
dan genus Potamotrygon karena ikan ini mempunyai bentuk tubuh gepeng
melebar (depressed), sepasang sirip dada (pectoral fins)-nya melebar dan menyatu
dengan sisi kiri-kanan kepalanya sehingga tampak atas atau tampak bawahnya
terlihat bundar atau oval.
Anemon karpet (Amphiprion clarkii) termasuk dalam ordo perciformes
dan genus Amphiprion, Ikan leter enam (Paracanthurus hepatus) termasuk dalam
ordo perciformes dan genus Paracanthurus, Red Perrot (Cichlasoma synspilum)
termasuk dalam ordo perciformes dan genus Cichlasoma, Peacock bass (Cichla
temensis) termasuk dalam ordo perciformes dan genus Cichla, banggai
cardinalfish (Pterapogon kauderni) termasuk dalam ordo perciformes dan genus
Pterapogon, Lemon cichlia (Neolamprologus leleupi), Sailfin tang (Zebrasoma
veliferum), Ikan gurame (Osphronemus goramy), Cinamon down fish
(Amphiprion melanopus), Unicornfish orangespine (Naso lituratus) karena sirip-
sirip ekor ikan ini mempunyai jari-jari keras (spines). Rahang atas (maxillary)
memanjang keluar. Umumnya terdapat dua sirip punggung, yang pertama
mempunyai bentuk yang normal. Sirip perut tidak lebih dari 6 jari-jari. Letak sirip
perut “thoracic” tetapi kadang-kadang terletak “jugular” atau “abdominal”. Tulang
pelvic biasanya langsung berhubungan dengan tulang cleithra. Sirip ekor tidak
lebih dari 17 jari-jari, dimana 2 jari-jari keras dan 15 jari-jari lemah. Tidak
mempunyai tulang weber, tulang”mesthmoid” biasanya ada. Tidak terdapat tulang
“mesocoracoid”. Vertebrae pertama tidak bersatu dengan tengkorak kemudian
tidak memiliki tulang Intermuscular. Tulang posttemporal biasanya membentuk
menggarpu (forked). Terdapat pada permulaan periode Cretaceous.
Ikan botia (Clown loach /Chromobotia macracanthus) termasuk dalam
ordo Cypriniformes dan genus Chromobotia karena memiliki tulang-tulang
Claustrum, Intercalarium, Scaphium dan Tripus. Tulang-tulang ini sering
diistilahkan tulang-tulang pendengar atau tulang weber (Weberian Ossicles).
Tulang-tulang tersebut berhubungan dengan telinga dalam dan gelembung renang.
Gelembung renang terbagi menjadi dua atau tiga bagian. Bersisik atau tidak,
biasanya mempunyai sungut di sekitar mulut atau kadang-kadang tidak bersungut.
Terdapat satu sampai empat jari-jari sirip punggung yang mengeras. Sirip perut
terletak abdominal (jauh dibelakang sirip dada).

Ikan Dolar (Metynnis schreitmuelleri) termasuk ordo Characiformes dan


genus Metynnis, Neon tetra (Paracheirodon innesi) termasuk dalam ordo
Characiformes dan genus Paracheirodon, Red bellied piranha (Pygocentrus
nattereri) termasuk dalam ordo Characiformes dan genus Pygocentrus karena
bentuk tubuh yang lempeng dan memiliki gigi yang tajam, pada sekitar mulut
terkadang terdapat kumis. Belut listrik (Electrophorus electricus) termasuk ordo
Gymnotiformes dan genus Electrophorus) karena hewan ini memiliki bentuk
tubuh memanjang, tubuh hanya di tutupi oleh kulit, kulit licin. Tubuh pada spesies
tertentu memiliki listrik. Hiu karang sirip hitam (Carcharhinus melanopterus)
termasuk dalam ordo Carcharhiniformes dan genus Carcharhinus karena memiliki
ciri-ciri moncong runcing, gigi yang tersusun rapat dan ukuran yang tidak terlalu
besar(Alaydrus., dkk. 2014).
Kelas paraphyletic Reptilia (rep-til e-a) (L. repto, untuk merayap)
mencakup hampir 8000 spesies (sekitar 340 spesies di Amerika Serikat dan
Kanada) yang menempati berbagai habitat air dan darat, beragam dan berlimpah
(Hickman et al, 2008:564). Menurut Linzey (2003: 198) reptil, terdiri lebih dari
16.150 dari 53.000; spesies dari vertebrata, termasuk kura-kura (230 spesies),
tuatara (2 spesies), kadal (3.900 spesies), ular (2.400 spesies) dan buaya (21
spesies). Dengan evolusi pembuahan internal dan telur amniote, reptil menjadi
vertebrata terestrial pertama sepenuhnya.

Karakteristik Kelas Reptilia

1. Tubuh ditutupi dengan sisik epidermis keratin dan kadang-kadang tulang


dermal; integumen dengan sedikit kelenjar
2. Dua anggota badan berpasangan, biasanya dengan lima jari kaki, dan
diadaptasi untuk memanjat, berlari, atau mengayuh; anggota badan tidak ada
pada ular atau kadal
3. Kerangka dengan baik di osifikasi; tulang rusuk dengan sternum (sternum
tidak ada pada ular) membentuk keranjang toraks lengkap; tengkorak dengan
kondilus oneoccipital
4. Respirasi terutama oleh paru-paru, yang memiliki luas permukaan tinggi dan
diisi oleh aspirasi; tidak ada insang; kloaka, faring, atau kulit yang digunakan
untuk respirasi oleh beberapa orang
5. Sistem peredaran darah secara fungsional dibagi menjadi sirkuit paru dan
sistemik; jantung biasanya terdiri dari sinus venosus, atrium yang sepenuhnya
dibagi menjadi dua kamar, dan ventrikel secara tidak lengkap dibagi menjadi
tiga kamar; buaya dengan sinus venosus, dua atria, dan dua ventrikel
6. Ectothermic; banyak yang termoregulasi secara perilaku
7. Ginjal metanephric (berpasangan); limbah nitrogen utama asam urat
8. Sistem saraf dengan lobus optik pada sisi punggung otak; 12 pasang saraf
kranial selain nervus terminalis; otak besar
9. Jenis kelamin terpisah; internal pembuahan; organ kopulatoris penis,
hemipen, atau jarang absen
10. Telur ditutup dengan cangkang berkapur atau kasar; membran
ekstraembrionik (amnion, korion, kantung kuning telur, dan allantois) hadir
selama kehidupan embrionik; tidak ada tahap larva air
(Hickman et al, 2008: 570).
Klasifikasi dari kelas reptilia, terdapat 3 subkelas yakni Anapsida,
Diapsida dan Synapsida. Subkelas Anapsida terdapat satu Ordo yakni
Captorhinida. Subkelas Diapsida terdapat beberapa ordo, yakni Testudines,
Squamata, Sphenodonta, Plesiosauria, Crocodilia, Pterosauria, Saurischia dan
Ornithischia. Subkelas Synapsid a terdapat dua ordo yakni Pelycosauria dan
Therapsida (Hickman et al., 2008: 581).
Hasil pengamatan mengenai deskripsi spesies hewan dari kelas Reptilia
adalah sebagai berikut. Indotestudo forstenii merupakan anggota Ordo Testudines.
Hewan ini berasal dari Sulawesi, Indonesia. Nama daerah dari hewan ini adalah
Baning Sulawesi. Habitat hewan ini adalah daratan. Baning Sulawesi termasuk
hewan herbivora dan merupakan kura-kura darat. Tempurung berwarna kuning
berbercak coklat kehitaman dan tubuh berwarna coklat keabu-abuan. Tubuh
hewan ini terdiri atas kepala, leher, badan, ekor dan anggota gerak. Terdapat jari
berjumlah 5 pada masing-masing anggota gerak. Ukuran hewan yakni panjang 25
cm dan lebar tubuh 20 cm. Tempurung hewan ini sedikit memanjang dari arah
depan ke belakang (kepala-ekor). Kura-kura jenis ini merupakan satu-satunya
kura-kura darat yang berada di Garis Wallace (Nugroho et al., 2017).
Spesies selanjutnya adalan Lampropeltis mexicana yang merupakan
anggota Ordo Squamata. Hewan ini berasal dari Meksiko. Hewan ini berhabitat
pada lingkungan yang beranekaragam namun berbatu. Nama daerah hewan ini
adalah Kingsnake Meksiko. Kingsnake meksiko termasuk hewan karnivora.
Menurut Hansen dan Gerard (2017), hewan ini memiliki kemampuan untuk
memangsa ular lainnya. Panjang tubuh Kingsnake ini 40 cm dengan lebar 4 cm.
Tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Kingsnake ini memiliki lidah
tipe lingua bifida (ujung terbelah). Ciri khusus yang dimiliki adalah warna tubuh
yang mencolok dan berwarna warni, terdapat sisik punggung yang kecil dan
mengkilat (Hansen dan Gerard, 2017).
Spesies selanjutnya adalan Trimeresurus insularis yang merupakan
anggota Ordo Squamata. Hewan ini berasal dari P.Obi, Indonesia, berhabitat pada
daerah terrestrial dan hutan hujan atau pepohonan. Nama daerah hewan ini adalah
Sunda Island Pitviper. Ular ini termasuk hewan karnivora. Panjang tubuh ular ini
1 m dengan lebar 5 cm. Tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor.
Hewan ini aktif saat malam hari. Memiliki tipe pupil bulat. Ciri khusus hewa ini
adalah memiliki gigi selonoglyoh dengan gigi taring yang panjang dan dapat
dilipat kebagian atas rahangnya. gigi taring ular ini akan tegak ketika menyerang.
Hewan ini memiliki banyak sisik pada bagian belakang kepala (Karim et
al.,2014).
Varanus melinus (Quince monitor) berasal dari P. Obi-Indonesia.
Memiliki panjang 50 cm dan lebar 15 cm dengan warna hijau pada bagian perisai
dan warna hijau bercak hitam pada bagian tubuh, dengan jari yang panjang dan
terdapat cakar pada setiap jari termasuk kedalam hewan karnivora. Quince
monitor kemungkinan endemik ke Kepulauan Sula di Indonesia, tetapi kabarnya
mungkin terjadi di Banggai. Awalnya dilaporkan berasal dari Kepulauan endemik
ke Kepulauan Sula di Indonesia, tetapi kabarnya mungkin terjadi di Banggai.
Awalnya dilaporkan berasal dari Kepulauan Obi, tetapi ini hanya stasiun
perdagangan satwa liar tingkat menengah. Ini terancam oleh hilangnya habitat dan
pengumpulan untuk perdagangan satwa liar (Idris et al, 2019).
Varanus komodoensis (komodo dragon) berasal dari P. komodo-
Indonesia serta Memiliki panjang tubuh 1,5 m dengan lebar 30 cm. pupil mata
yang bulat dan lidah yang disebut lingua bifida dan Termasuk kedalam hewan
karnivora. Komodo dragon Memiliki jari ekstremitas atas dan bawah dengan
masing-masing 5 dan terdapat cakar pada setiap jari serta Tubuhnya berwarna
coklat kehitaman. Kebiasaan komodo dragon yaitu menjulurkan lidah sebagai alat
sensori. Komodo dragon hidup hanya di lima pulau, Empat pulau di Indonesia
yaitu di Taman Nasional Komodo (Komodo, Rinca, Gili Montang, Gili Dasami),
dan pulau Flores. Pulau-pulau tersebut berasal dari gunung berapi, kasar dan
berbukit, dan ditutupi oleh hutan dan padang rumput sabana. Mereka suka panas,
dengan suhu siang hari selama musim kemarau yang sering mencapai 95 derajat
Fahrenheit (35 derajat Celsius) dengan kelembaban 70 persen (Idris et al, 2019).
Chilamydosaurus kingii (kadal leher bersayap) berasal dari papua
nugini-Australia. Ciri-ciri nya yaitu Memiliki panjang tubuh 50 cm dan lebar 9
cm, Warna tubuhnya coklat dengan bercak putih. Tubuh terdiri atas
kepala,leher,badan, ekor dan ekstremitas liberae. Kadal leher bersayap ini
Termasuk hewan karnivora dan juga Memiliki jari pada ekstremitas dilengkapi
dengan cakar untuk membantu pergerakan . Habitat berada pada terrestrial dan
memiliki ciri khusus yaitu terdapat rumbai seperti sayap pada leher. Di Australia
spesies ini mendiami hutan sklerofil kering dan hutan terbuka dan daerah
perkotaan yang terganggu. Di Papua, itu terkait dengan hutan sabana. Kadal leher
bersayap jarang ditemui selama musim kemarau. Hewan Ini sering terlihat di
musim hujan bertengger 1-2 m dari tanah, batang-batang pohon yang berdiri
dengan kulit kayu kasar, dan sering turun ke tanah setelah hujan (O'Shea et al,
2017).
Morelia amethistina (Scrub piton) merupakan hewan kelas reptilian dari
ordo squamata yang berhabitat di semak belukar. Ular ini berasal dari Autralia,
Papua Nugini, Indonesia. Ular ini merupakan ular yang tidak berbisa yang
panjang maksimalnya bisa mencapai 8,5 m. Spesies ini aktif di malam hari dan
sering ditemui di sepanjang tepi sungai, di sekitar bangunan atau persimpangan
jalan. Merupakan predator 'duduk dan tunggu' dengan diet termasuk mamalia
(tikus, walabi, tikus, opossum dan babi hutan), burung dan kadal (goannas dan
kadal). Perkawinan terjadi selama bulan-bulan musim dingin ketika ular diamati
untuk berkumpul di daerah yang cerah dan cukup terbuka, lembah yang dilindungi
dan lereng bukit (Tallowin et al, 2017).
Paleosuchus palpebrosus (Cuvier’s dwarf caiman) merupakan hewan
kelas reptilia dari ordo Crocodilia. Habitatnya di air tawar dan terestarial. Hewan
ini berasal dari Amerika. Dwarf caiman di-anggap menjadi spesies crocodi-liyan
terkecil yang masih ada. Ukuran maksimum jantan 2,0 m dan ukuran maksimum
untuk betina yait 1,4 m. Betina bertelur 6-21 telur di sarang gundukan di akhir
musim kemarau Amazon dan musim hujan Pantanal. Selama musim dingin atau
musim kemarau hewan ini biasanya sembunyi dalam liang dan suhu tubuhnya
menjadi sekitar 20 ̊ C. Hewan ini memiliki perkembangan yang baik pada
oteoderm pada tubuhnya (Magnusson et al, 2019).

Biawak togian (Varanus togianus) merupakan predator buas dan hewan


karnivora (Kochi, 2015). Berwarna hitam, ukuran panjang tubuh kurang lebih 1,5
m dengan lebar tubuh kurang lebih 15 cm, maximal panjangnya bisa mencapai 3
meter dan memiliki lidah yang bercabang untuk mencium mangsanya.
Menangakp mangsanya dengan berlari, memanjat dan berenang. Hewan ini lebih
aktif pada siang hari. Bentuk lubang hidung oval, maka spesies Varanus dapat
diklasifikasikan kedalam Varanus salvator dan Varanus togianus (Emiliana,
2015).

(Gonocephalus chamaeleontinus) termasuk jenis iguana hijau. Reptil iguana


hijau adalah sejenis kadal yang hidup di daerah tropis. Seiring perkembangan
zaman reptil iguana hijau di Indonesia mengalami perkembangbiakan yang cukup
bagus tingkat populasinya cukup baik, dan faktor yang melatarblakangi
perkembangbiakan reptil iguana hijau di Indonesia ialah faktor cuaca yang sesuai
dengan kondisi tubuh reptil iguana hijau. Reptil iguana hijau dapat dikategorikan
hewan yang dapat dipelihara karna tingkat berbahayanya reptil tersebut sedikit.
Memelihara reptil iguana hijau sangat mudah karena reptil iguana hijau termasuk
hewan pemakan tumbuhan bukan pemakan daging ataupun serangga (Anggara,
2016).

Memiliki bentuk secara fisik mulai dari mulut yang berfungsi secara umum
untuk memasukan makanan ke dalam tubuh, duri punggung sisik tuberculate
terlihat mulai panjang, ekor yang berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuhnya
atau sebagai pelindung dari serangan musuh mulai panjang, jari kaki yang
berfungsi untuk berjalan dan berpegangan mulai muncul kuku agak lancip dan
panjang, sisik pada tubuhnya mengalami perubahan dikit demi dikit setelah massa
pergantian kulit, dan gelambir yang mulai membesar yang berfungsi sebagai
menarik perhatian (Anggara, 2016). Pada iguana jantan warna tubuh lebih cerah
yang terdiri dari beberapa warna sedangkan betina hanya terdiri dari satu warna
saja dengan bintik hitam serta memiliki pertahanan tubuh dengan berkamuflase.

Cyclura nubila (Cuban rock iguana) adalah hewan yang berasal dari Pulau
cuba berhabitat di daratan. Termasuk hewan herbivore. Memiliki panjang tubuh
70 cm dan lebar 15 cm. tubunya berwarna coklat dengan mata berwarna merah.
Pada punggungnya terdapat duri tajam dan ekornya tebal. Ciri khususnya adalah
memiliki ukuran tubuh terbesar dari family iguana. Iguana ini sering membuat
sarang di dekat atau didalam kaktus berduri sebagai pertahanan. Serta sebagai
peletakan telur. Iguana jantan lebih agresif daripada iguana betina, kecuali saat
menjaga anaknya. Perkawinan iguana terjadi pada bulan mei dan juni. Iguana
betina bertelur berjumlah 3 hingga 30 butir (Yudha et al, 2016).

Heloderma horridum (Beaded lizard) adalah reptile yang berasal dari


meksiko berhabitat di daratan. Memiliki panjang 30 cm dan lebar 5 cm dengan
warna coklat bercak kuning. Pada sisiknya terdapat bintil-bintil dan bercorak
seperti manic-manik. Termasuk hewan karnivora. Tubunya terdiri atas leher, ekor,
kepala, dan ekstremitas. Ciri khusus yang dimiliki Heloderma adalah gigi dapat
mentransmisikan racun dengan alur racun di rostral carina. Gigitannya sangat
jarang, tetapi dapat menyebabkan rasa sakit, pusing, diaphoresis, muntah,
parasthesia, dan hipotensi yang parah (Sanchez dan Salazar, 2015).

Python reticulatus merupakan kelas dari reptilia dan termasuk kedalam


ordo Squamata. Hewan ini memiliki nama local ular piton batik atau piton
kembang, memiliki panjang 6 meter dan lebar 15 cm. ular ini dapat ditemuka pada
habitat yang lembab meliputi sawah, lading, sungai, dan hutan (baik hutan primer
maupun hutan sekunder. Bagian pupil berbentuk vertical yang menunjukan bahwa
hewan ini aktif mencari makan pada malam hari. Berasal dari bagian Asia
Tenggara. Tubuhnya relative langsing dengan lingkar tubuh yang berotot yang
cenderung tetap membulat daripada memipih seperti ular lainnya. Ular ini
memiliki ciri khusus dengan adanya motif punggung yang bergaris tepi hitam, dan
kuning, oranye atau coklat, seluruh tubuhnya memancarkan warna sehingga
seperti hologram (Yuniar, 2014).

Physignathus cocincinus juga merupakan hewan kelas dari reptilian dan


ordo squamata, berbeda dengan ular piton kembang Physignathus cocincinus
bagian tubuhnya terbagi menjadi kepala badan dan ekstrimitas, dimana
ekstremitas atau anggota gerak ini tidak dimiliki oleh ular piton kembang. Hewan
ini memiliki nama local atau nama daerah yaitu Chinese Water Dragon atau naga
air asia. Nama hewan ini sesuai dengan tempat asaalnya dimana naga air asia ini
dapat ditemukan pada bagian Cina sampai Asia tenggara. Hidup pada habitat
hutan dataran rendah maupun dataran tinggi. Memiliki panjang tubuh kira-kira 40
cm dengan lebar 7 cm. Hewan ini aktif pada siang hari untuk mencari mangsa,
dan merupakan hewan karnivora biasanya memakan beberapa serangga dan ikan
kecil. Tubuh berwarna hijau, pada bagian dorsal tubuh ditutupi oleh gerigi-gerigi.,
dan sangat peka terhadap cahaya. Kadal air asia memiliki ciri khusus yaitu pada
ekornya yang digunakan untuk senjata apabila dalam bahaya, dan digunakan
sebagai alat keseimbangan dalam bergerak (Origia, 2014).

Tupinambis teguixin (Biawak emas) merupaan hewan reptile dari ordo


squamata yang berasal dari Amerika Selatan. Habitatnya yaitu dirawa-rawa dan
disavana. Tupinambis teguixin adalah salah satu biawak terestrial terbesar dengan
panjang tubuh maksimal 400 mm. T. teguixin memiliki ciri khas yaitu, semua
supraokular bersentuhan dengan ciliary, temporal atas lebih kecil dari temporal
lebih rendah, supratemporal yang diperbesar, 94–122 sisik di sekitar badan
tengah, 21–28 barisan longitudinal ventral, total 10-17 pori-pori femoralis , 13–18
lamellae di bawah jari keempat, 29–39 lamellae di bawah jari kaki keempat, pola
warna punggung dengan pita transversal atau vermiculated tidak teratur, dan
daerah gular yang bisa seragam atau berbintik (Murphy et al, 2016).
Eunectes murinus sering disebut sebagai Anaconda hijau termasuk hewan
dari kelompok reptil, ordo squamata, dan subordo serpentes. Ciri kelompok
hewan subordo Serpentes adalah tidak ditemukannya ekstermitas pada bagian
tubuhnya. Hewan ini termasuk dalam hewan yang hidup dalam perairan dangkal
seperti sungai (akuatik) dan berasal dari hutan Amazon. Eunectes murinus
memiliki ciri khusus berupa adanya corak khusus berwarna kehitaman di daerah
belakang mata. Selain itu, jenis ular ini memiliki lapisan pelindung mata yang
lebih tebal daripada ular yang hidup di daerah terestrial sebagai bentuk
adaptasinya terhadap wilayah perairan. Spectacle merupakan lapisan transparan
pelindung mata yang dijumpai pada kelompok ular. Lapisan ini berkembang dari
bagian kelopak mata pada saat usia embrio. Eunectes murinus memiliki kebiasaan
lebih aktif dalam kondisi siang hari atau dikenal sebagai hewan diurnal (Da Silva
et al., 2017).

Candoia carinata merupakan jenis ular asli Indonesia yang sering disebut
sebagai ular monopohon. Ular ini termasuk dalam kelompok ular boa dan tidak
termasuk ular yang berbisa, namun memiliki kebiasaan melilit untuk membunuh
mangsa. Ciri khusus hewan ini adalah adanya perbedaan ukuran antara jantan dan
betina. Umumnya betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar (kurang lebih
mencapai 53 cm). Hewan ini termasuk hewan yang memiliki kebiasaan aktif pada
malam hari (nocturnal). Berdasarkan ketebalan lapisan pelindung mata,
monopohon memiliki ketebalan spectacle yang lebih tipis daripada ular yang
hidup di perairan atau yang hidup di dalam tanah. Hal ini terjadi karena
monopohon termasuk hewan yang hidup di daratan dengan lingkungan yang idak
terlalu ekstrem sehingga tidak mudah menyebabkan kerusakan pada mata (Rivas
et al., 2016)
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Dasar taksonomi yang membedakan setiap kelas yakni, pertama adalah
pisces memilìki ciri-ciri bersirip, memiliki endoskeleton, bernapas dengan
insang, merupakan hewan poikiloterm, peredaran darah tertutup tunggal,
jantung terdiri atas dua ruangan, sistem pencernaan lengkap, alat ekskresi
berupa ginjal, dan memiliki gurat sisi. Kedua, ciri-ciri anggota amphibia
memilliki anggota gerak, tidak memiliki kuku dan cakar, kulit memiliki dua,
bernafas dengan insang, kulit, paru-paru, Mempunyai sistem pendengaran,
Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum.Ketiga, Ciri-ciri
reptil adalah memiliki tulang belakang, tubuhnya ditutupi oleh sisik ,
bernapas dengan paru-paru, umumnya bertelur (ovivar). Keempat, Ciri - ciri
aves antara lain adalah anggota gerak depan Aves adalah sayap, berdarah
panas, suhu tubuh tetap, fertilisasi secara internal, jantung 2 serambi dan 2
bilik, sekatnya sempurna. Kelima, ciri - ciri mamalia memiliki kelenjar susu
oleh karenanya anggota hewan ini dapat menyusui.

4.1.2 Secara umum, untuk mengetahui klasifikasi dan deskripsi dari masing-
masing makhluk hidup dapat menggunakan beberapa pedoman yaitu melihat
persamaannya, melihat perbedaannya, melihat ciri morfologi dan anatominya,
dan melihat ciri biokimianya. Namun ketika melihat suatu makhluk hidup,
untuk mengklasifikasikannya yang dilihat pertama kali adalah morfologinya.
Hal ini dikarenakan morfologi merupakan hal yang paling awal untuk
membedakan setiap makhluk hidup. Pada kajian studi lapang yang dilakukan
di Jawa Timur Park II Malang, para mahasiswa peserta studi lapang dapat
mengetahui klasifikasi dan deskripsi masing-masing satwa berdasarkan
informasi yang telah disediakan oleh pihak dari pengelola Jawa Timur Park
II. Informasi mengenai nama ilmiah dan deskripsi singkat telah disediakan di
depan masing-masing kandang satwa dan memudahkan para peserta studi
lapang untuk mengetahui klasifikasi dan deskripsi tiap satwa yang tersedia.

4.1.3 Saat ini, makhluk hidup di seluruh dunia telah dikelompokkan dalam
suatu hirarki takson yang disetujui oleh seluruh ahli takson di dunia. Setiap
makhluk hidup yang dimasukkan dalam ordo tertentu, maupun genus tertentu
memiliki ciri-ciri utama yang hanya ada pada ordo dan genus tersebut.
Sistematika pemasukan makhluk hidup ke dalam ordo maupun suatu genus
dilihat berdasarkan persamaan dan perbedaan morfologi serta anatominya,
selain itu juga dilihat berdasarkan ciri biokimia yang ada di dalam tubuhnya
jika melalui morfologi dan anatomi masih kurang dapat dispesifikkan.

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Abidin M. dan A. Bintoro. 2015. Kebiasaan Makanan Alami Ikan Buntal Kuning
(Chanerinos naritus) di Estuari Sungai Indradiri, Riau. Jurnal BTL.
13(1): 11-14.

Adriany, Devita Tetra dan Isti Koesharyani. 2017. Infeksi Penyakit Ikan Banggai
Cardinal (Pterapogon kauderni) Dalam Rantai Perdagangan. Jurnal Riset
Akuakultur. 12(3): 283-294.

Alaydrus, Ismail Syakurachman, Narti Fitriana, dan Yohanes Jamu. 2014. Jenis
dan Status Konservasi Ikan Hiu yang Tertangkap Di Tempat Pelelangan
Ikan (PTI) Labuan Bajo Manggarai Barat Flores. Jurnal Al-Kauniyah.
7(2): 83-88.

Amin, Nirav M., Mandy Womble., Cristina Ledon-Rettig., Margaret Hull.,


Amanda Dickinson., dan Nanette Nascone-Yoder. 2015. Budgett's frog
(Lepidobatrachus laevis): A new amphibian embryo for developmental
biology. Developmental Biology Journal. 405(2):291-303.

Anggar, Fredian Dwi., Riyanto, S. T. 2016. Perancanga Buku Pengenalan Reptil


Iguana Hijau Berbasis Fotografi Sebagai Sarana Informasi Bagi
Masyarakat Surabaya. Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.
5(2): 1-9.

Anggrita., L. Nasihin, dan Y. Nendrayana. 2017. Keanekaragaman jenis dan


karakteristik habitat mamalia besar. Jurnal Wanaksara. 11(1): 21-29.

Ariano-Sánchez, D., dan G. Salazar. 2015. Spatial Ecology of The Endangered


Guatemalan Beaded Liz-ard, Heloderma charlesbogerti (Sauria:
Helodermatidae), in a Tropical Dry Forest of the Motagua Valley,
Guatemala. Mesoamerican Herpetology Journal. 2(1): 64–74.

Arista, Angga., Winarno, Gunardi Djoko., dan Hilmanto, Rudi. 2017.


Keanekaragaman Jenis Amfibi untuk Mendukung Kegiatan Ekowisata di
Desa Braja Harjosari Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Biosfera. 34(3):
103-109.

Auliya, M. 2010. Cryptelytrops insularis. UK: The IUCN Red List of Threatened
Species.

Chahyadi, Ennie., Titrawani., dan Rauf, Wiwid Haryati. 2016. Variasi


Morfometrik Bufo asper Gravenhorst (1829) di Kawasan Universitas
Riau dan Desa Bencah Kelubi Tapung Kampar. Journal of Biology. 9(2):
102-117.

El-Arif, Aulia R., Ngakan Made S, Rakhmad Abinurizzaman., dan Endang


Arisoesilaningsih. 2016. Diversitas Aves Diurnal di Agroforestry, Hutan
Sekunder dan Pemukiman Masyarakat sekitar Rowo Bayu,
Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Jurnal Biotropika. 4(2): 49-56.

Fauzi, Indra. 2017. KeanekaragamanJenisAmphibi (OrdoAnura) di


KawasanWisata Air Terjun Rorokuning Kecamatan Loceret Kabupaten
Nganjuk. Jurnal Simki-Techsain. 7(1): 1-11.
Fikri, H., W. Novarino, dan Rizaldi. 2016. Inventarisasi spesies mamalia di hutan
konservasi Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Solok Selatan, Sumatera
Barat. Jurnal Biodiversitas Indonesia. 2(1): 16-21.

Fitrah, Syawal Syah dan Irma Dewiyanti. 2016. Identifikasi Jenis Ikan Di Perairan
Laguna Gampoeng Pulot Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(1): 66-81.

Hansen, R. W., and G. T. Salmon. 2017. Distribution Analysis, Taxonomic


Updates, and Conservation Status of The Lampropeltis mexicana group
(Serpentes: Colubridae). Mesoamerican Herpetology Journal. 4(4): 700–
758.

Hendri, Wince. 2015. Inventarisasi JenisKatak (RANIDAE) Sebagai Komoditi


Ekspor di Sumatera Barat. Jurnal BioCONCETTA. 1(2) : 74-86.

Hickman, C.P., L.S Robets., S.L Keen., A Larson., H. I’Anson dan D.J.
Eisenhour. 2008. Integrated Principles of Zoologi. New York: McGraw-
Hill.

Hukom, Frensly D. 2010. Keanekaragaman dan Kelimpahan Sumberdaya Ikan Di


Teluk Klabat, Perairan Bangka Belitung. Jurnal Iktiologi Indonesia.
10(1): 11-23.

Idris, M. H., Selva dan R. Destari. 2019. Pengaruh Destinasi Pariwisata Pulau
Komodo Terhadap Beberapa Aspek Pembangunan Di Kabupaten
Manggarai Barat. Jurnal Ilmu Administrasi Publik. 7(1): 56-68.

Izza. Q,. Kurniawan. N.2014.Eksplorasi Jenis-Jenis Amfibi di Kawasan OWA


Cangar dan Air Terjun Watu Ondo,Gunung Welirang, TAHURA
R.Soerjo. Jurnal Biotropika. Vol 2 (2): 103 – 107.

Karim, A. K., E. Indrayani Dan L. Hanum. 2014. Patofisiologi Bisa Ular Dan
Aplikasi Terapi Tumbuhan Obat Antiophidia (Antibisa). Jurnal Biologi
Papua. 6(2): 80–90.
Kartono, A. P. 2015. Keragaman dan kelimpahan mamalia di Perkebunan Kelapa
Sawit PT Sukses Tani Nusasubur Kalimantan Timur. Jurnal Media
Konservasi. 20(2): 85-92.

Kasayev, Tomi., J. Nurdin, dan W. Novarino. 2018. Keanekaragaman mamalia di


Cagar Alam Rimbo Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Jurnal
Biologi Universitas Andalas. 6(1): 23-29.

Kasmeri, R., Elza, S. 2015. Induksi KejutanSuhu 360 C


TerhadapPerkembanganEmbrio Dan KeberhasilanPoliploidisasiKatak
(Rana Cancrivora). Jurnal Pelangi. 6 (2): 142-151.

Kasmudjiastuti, E., S. Sutyasmi, dan R.S. Murti. 2015. Pengaruh Berbagai Jenis
Penyamakan dan Tipe Finish Terhadap Morfologi, Sifat Organoleptis dan
Mekanis Kulit Biawak (Varanus salvator). Jurnal Majalah Kulit, Karet
dan Plastik. 31(2): 115-126.

Kochi, A. dan, E. Arida. 2015. A Coconut-Eating Monitor Lizard? On An


Unusual Case Of Frugivory in The Melanistic Sulawesi Water Monitor
(Varanus togianus). The Herpetological Bulletin. 139: 41-42.

Leksono,Suroso Mukti dan Najmi Firdaus. 2017. Pemanfaatan Keanekaragaman


Amfibi (OrdoAnura) di Kawasan Cagar Alam Ranau Danau Serang
Banten Sebagai Material Edu-Ekowisata. Journal Proceeding Biology
Education Conference. 14(1) : 75-78.

Linzey, D.W. 2003. Vertebrate Biology. New York: McGraw-Hill.

Magnusson, W.E., Campos, Z. and Muniz, F. 2019. Paleosuchus palpebrosus,


Dwarf Caiman. UK: The IUCN Red List of Threatened Species.

Magnusson, W.E., Campos, Z. and Marques, V. 2013. Growth Rates of


Paleosuchus palpebrosus at the Southern Limit of its Range.
Herpetologica Journal. 69(4): 405–410.
Mandiri, S. A., P. Sukandar, dan Y. Istiadi. 2016. Kepadatan populasi mamalia
darat karnivora di Camp Leakey Kawasan Taman Nasional Tanjung
Puting Kalimantan Tengah. Jurnal Bioma. 12(2): 15-21.

Maryanti, Sri. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Superclass Pisces (Ikan)


Berbantuan Praktikum Virtual Pada Mata Kuliah Zoologi Vertebrata.
Journal Unnes Science Education. 5(3): 1424-1431.

Meliza sartje worabai. 2018. Struktur dan komposisi vegetasi serta


keanekaragaman jenis amfibi di hutan Pegunungan Arfak papua barat.
Jurnal PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON. 4(1):2407-8050.

Musthofa, R. Wulandari, dan A. Abinawanto. 2018. Spawning Biology and


Fertility of Clown Loach (Chromobotia macracanthus Bleeker 1852) in
Captivity. Jurnal FMIPA UI. 1(1): 1-4.

Nugroho, H. A., E Purwaningsih dan N.L P. R Phadmacanty. 2017. Nematoda


Parasit Gastrointestinal pada Kura-kura Darat Indonesia (Manourya
emys Schlegel & Müller, 1840 dan Indotestudo forstenii Schlegel &
Müller, 1845). Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Indonesia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 3(1): 163-167.

Origia, Kevin. 2014. Jenis-jenis Kadal (Sub-Ordo Sauria) di Hutan Harapan


Jambi. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 1(1): 86-92.

Prafiadi, Sigit., Nia Kurniawan., dan Amir Hamidy. 2016. Keberagaman Spesies
Katak Pohon Hijau Papua Litoria infrafrenata infrafrenata Tyler, 1971
pada Wilayah Kepulauan Wallacea dan IndoAustralia. J-PAL. 7(1):33-43

Purnama, Arief Anthonius dan Eti Meirina Brahmana. 2018. Diversitas Ikan
(Pisces) Di Danau Lama Desa Kepenuhan Barat Kabupaten Rokan Hulu
Riau. Jurnal Universitas Pasir Pengaraian. 1(1): 455-462.
Putri, Dwi Sekar dan Muhamad Nadjmi Abulias. 2014. Studi Kekerabatan Ikan
Familia Cyprinidae yang Tertangkap Di Sungai Serayu Kabupaten
Banyumas. Jurnal Scripta Biologica. 1(2): 129–135.

Rahma, F., W. Novarino, dan Rizaldi. 2015. Jenis-jenis mamalia di Koto Baru
Nagari Paninggahan Kabupaten Solok Sumatera Barat. Jurnal Biologi
Universitas Andalas. 4(4): 223-232.

Rudini, E. Labiro, dan M. Ihsan. 2016. Keanekaragaman Jenis Burung Pada


Kawasan Hutan Lindung KPH Dampelas Tinombo Di Desa Sibualong
Kec. Balaesang Kab. Dongala. Jurnal Warta Rimba. 4(2): 69-75.

Sarwenda, Subagio, dan Ali., I. 2017. StrukturKomunitasAmphibi Di Taman


Wisata Alam (Twa) Kerandangan Dalam Upaya Penyusunan Modul
Ekologi Hewan. Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist”. 4 (1): 2338-5006.

Sulistyadi, E. 2016. Karakteristik komunitas mamalia besar di Taman Nasional


Bali Barat (TNBB). Jurnal Zoo Indonesia. 25(2): 142-159.

Walton, D.W. 1997. Aves: Zoological catalogue of Australia. Oxford : CSIRO


publisher.

Widjojo, Noverica. 2011. WWF Factsheet. Jakarta Selatan: Graha Simatupang

Widiana, Ana., Rifki M. Iqbal dan Astri Yuliawati. 2017. Estimasi Luasan dan
Perkembangan Daerah Jelajah Elang Brontok Pasca Rehabilitasi di Pusat
Konservasi Elang Kamojang Garut Jawa Barat. Jurnal Warta Rimba.
5(2): 123-129.

Yudha. D.S,.Eprilurahman. R,. Trojoko,. Alawi M. F,. Tarekat. A.A.2014.


Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok (Ordo Anura) Di Sepanjang
Sungai Opak Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Biologi. Vol
18 (2): 54.

Yudha, D.S., Eprilurahman, R., Muhtianda, IA., Ekarini, DF.,Ningsih, O.C. 2015.
Keanekagaraman Spesies Amfibi dan Reptil di Kawasan Suaka
Margasatwa Sermo daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Mipa. 38(1):
155-122.

Zulkarnain, G., G.D. Winarno, A. Setiawan, dan S.P. Harianto. 2018. Studi
keberadaan mamalia di Hutan Pendidikan, Taman Hutan Raya Wan
Abdul Rachman. Journal of Foresty Research. 1(2): 11-20.
LAMPIRAN

Pisces

Diodon holocanthus Potamotrygon hystrix

Rhinobatos typus Cichla temensis

Metynnis schreitmuelleri Pterapogon kauderni


Neolamprologus leleupi Zebrasoma veliferum

Clown loach / Paracheirodon innesi


Chromobotia macracanthus

Pygocentrus nattereri Osphronemus goramy


Cichlasoma synspilum Amphiprion melanopus

Amphiprion clarkii Electrophorus electricus

Naso lituratus Odonus niger


Carcharhinus melanopterus Paracanthurus hepatus

Amphibia

Litoria caerulea
Lepidobatrachus laevis

Reptil

Paleosuchus palpebrosus Morelia amethistina


Physignatus cocincinus
Tupinambis teguixin

Python reticulatus
Indotestudo forstenii

Lampropeltis mexicana Varanus salvadorii

Varanus togianus
Varanus panoptes
Gochelone sulcata

Gonocephalus chamaeleontinus

Eunectes marinus

Candoia carinata

Trimeresurus insularis Heloderma horridum


Varanus melinus Cyclura nubila

Varanus komodoensis Chilamydosaurus kingii

Aves

Buceros rhinoceros Goura cristata


Phoenicopterus ruber Ara macao

Aix gelericulata Tadorna tadorna


Anas cyanoptera Anas capensis

Mamalia

Oryx Lynx lynx

Myocaster coypus Vicugna pacos


Tragelaphus spekii Martes flavigula robinsoni

Dolichotis patagonum

Cercopithecus ascanius

Muntiacus muntjak
Cebuella pygmaea
Hydrochoerus hydrochaeris Colobus guereza

Panthera tigris sumatrae Panthera tigris altaica

Panthera leo Acrocodia indica


Elephas maximus sumatranus Ceratotherium simum

Helogale parvula Bos Taurus

Anda mungkin juga menyukai