Anda di halaman 1dari 17

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MEDIA GAMBAR

“BUKU RAKSASA FILUM ARTHROPODA”

PADA TINGKAT SMA


“Untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Keanekaragaman Invertebrata”

Dosen pengampu : Indria Wahyuni, S.Pd., M.Si. & Dr. Hj. Enggar Utari, M.Si.

DISUSUN OLEH :

Nama : Karina Agustin Makdalena

NIM : 2224180059

Kelas : 4A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2020
SATUAN PENDIDIKAN : SMA Negeri/Swasta
MATA PELAJARAN : BIOLOGI
KELAS/SEMESTER : X/2
KURIKULUM : 2013
MATERI POKOK : ANIMALIA (HEWAN)

KD INDIKATOR
3.9 Mendeskripsikan Ciri-Ciri Filum Dalam 3.9.1 Mengidentifikasi klasifikasi Filum
Dunia Hewan, Dan Klasifikasi Filum Arthropoda beserta ciri-ciri dan siklus
Arthropoda Beserta Siklus Hidupnya hidupnya
3.9.2 Menjelaskan dan membedakan contoh
spesies dari kelas Filum Arthropoda
(Crustaceae, Arachnida, Myriapoda, Insecta)
berdasarkan siklus hidupnya
3.9.3 Menganalisis siklus hidup organisme
dari setiap kelompok Filum Arthropoda

Penggunaan Media Pembelajaran Biologi

Media pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan untuk menyampaikan


informasi dengan tujuan merangsang siswa untuk belajar. Adanya media diharapkan proses
pembelajaran akan lebih mudah bagi siswa maupun guru, karena media pembelajaran dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dalam belajar. Salah satu mata pelajaran pada
tingkat SMA adalah Biologi. Biologi merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
atau sains yang khusus mempelajari tentang segala hal yang berkaitan dengan kehidupan di
permukaan bumi Biologi bukan hanya kumpulan fakta dan konsep, karena di dalam biologi
juga terdapat berbagai proses dan nilai yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari (Athiyah, 2018).

Dalam pembelajaran Biologi pada SMA (Sekolah Menengah Tingkat Atas) terdapat
konsep materi pokok tentang Hewan (Animalia) yang merupakan salah satu materi yang
harus diajarkan kepada siswa. Sesuai dengan Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar yang ingin
dicapai adalah Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan Siklus
Hidup. Hewan merupakan salah satu makhluk hidup yang sering berada di dekat manusia dan
hampir disetiap waktu dapat melihatnya. Keanekaragaman hewan menunjukkan berbagai
variasi dalam bentuk, struktur tubuh, warna, jumlah, dan sifat lainnya di suatu daerah.
Sumber alam hayati merupakan bagian dari mata rantai tatanan lingkungan hidup, yang
menjadikan lingkungan ini hidup dan mampu menghidupkan manusia dari generasi ke
generasi. Banyak hewan sebagai produksi pangan, sandang, bahan industri dan tenaga
pengangkut dan bahan hiasan. Dunia hewan dibagi dalam 10 filum, dan kemudian terbagi-
bagi menjadi kelas-kelas.

Pada media pembelajaran ini difokuskan pada materi tentang Filum Arthropoda
berdasarkan ciri-ciri, klasifikasi, dan siklus hidupnya. Bila dibandingkan dengan banyaknya
jenis hewan di dunia ini, ternyata filum Arthropoda menduduki urutan nomor satu diantara
jenis-jenis hewan lain. Pada Filum Arthropoda terdapat 4 kelas yaitu kelas crustacea, kelas
arachnida, kelas myriapoda (chilopoda, diplopoda), dan kelas insecta. Dari filum Arthropoda
ini, kelas Insecta atau serangga merupakan jenis yang terbesar (sekitar satu juta spesies). Hal
ini disebabkan oleh daya tahan tubuhnya yang baik, cepatnya menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan penyebaran yang sangat luas yaitu mulai dari daerah tropis hingga daerah
kutub. Diantara anggota filum Arthropoda diketahui ada yang sangat berguna bagi kehidupan
manusia dan sebaliknya diketahui pula ada yang berperan merugikan manusia dan hewan.
Kelompok yang terakhir ini lebih dikenal sebagai ektoparasit atau pengganggu atau hama.
Yang termasuk di dalam kelompok ektoparasit adalah kelas Insecta (serangga) dan kelas
Arachnida (caplak, laba-laba, kalajengking dan tungau). Adapun siklus hidup dari setiap
spesies yang terbagi dari kelas-kelas Filum Arthropoda. (Hadi, 2010).

Media pembelajaran yang saya buat sebagai alternatif utama adalah media gambar
yang dapat mengarahkan perhatian siswa kepada pelajaran yang akan diterima. Dengan
demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
Untuk meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan Hewan (Animalia), salah satunya guru
harus memanfaatkan media gambar yang bervariasi. Saya membuat media pembelajaran
dengan judul “Buku Raksasa Filum Arthropoda”. Sesuai dengan Kurikulum 2013,
Kompetensi Dasar yang ingin dicapai adalah Siswa mampu mendeskripsikan Ciri-Ciri Filum
Dalam Dunia Hewan, Klasifikasi Filum Arthropoda dan Contoh Spesies, Beserta Siklus
Hidupnya. Adapun tujuan dari pembelajaran pokok bahasan hewan (animalia) adalah agar
siswa mengetahui kelompok-kelompok yang terdapat pada Filum Arthropoda dan contoh
spesies, serta gambar dari siklus hidup hewan melalui diskusi serta dapat menjelaskan
bagaimana proses awal kehidupan hewan dari masing-masing contoh spesies yang tersedia
pada gambar. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran ini adalah dengan
memanfaatkan media gambar.

Langkah-langkah :

1. Sebelum memulai proses pembelajaran guru menyuruh peserta didik untuk membaca
materi pembelajaran Filum Arthropoda terlebih dahulu selama 15 menit.
2. Setelah peserta didik selesai membaca materi tersebut kemudian guru menjelaskan
materi pembelajaran Filum Arthropoda yaitu tentang ciri-ciri, klasifikasi Filum
Arthropoda, contoh spesies beserta siklus hidupnya.
3. Setelah guru selesai menjelaskan materi tersebut, kemudian guru menyuruh salah satu
peserta didik maju ke depan kelas untuk menjelaskan materi tersebut.
4. Kemudian guru memberikan media yang telah dibuatnya dan peserta didik dapat
menjelaskan gambar yang terdapat pada media pembelajaran Filum Arthropoda.
5. Salah satu peserta didik menjelaskan gambar klasifikasi Filum Arthropoda dan contoh
spesies, beserta siklus hidupnya yang terapat pada media pembelajaran “Buku
Raksasa Filum Arthropoda” di depan kelas agar teman-teman yang lainnya dapat
memahaminya. Cara guru membuat hal seperti itu untuk mengukur kecapaian belajar
peserta didik yang diharapkan peserta didik dapat mampu memahami materi Filum
Arthropoda tersebut dengan baik.
6. Kemudian diakhir pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat resume tentang Filum Arthropoda yang akan dikumpulkan pada minggu
berikutnya.

Media gambar merupakan salah satu media yang dapat dijadikan pilihan karena
merupakan media grafis yang tidak diproyeksikan yang mengandung materi visual dan verbal
(Listiyowati,2010). Pemilihan media gambar yang digunakan sebagai alternatif dalam
penyampaian pokok bahasan Animalia (Hewan) dikarenakan dalam pokok bahasan tersebut
banyak dijumpai adanya gambar yang menarik apabila disampaikan tidak hanya melalui
khayalan ataupun kata-kata tetapi dihadirkan secara langsung melalui media gambar. Pokok
bahasan Animalia (Hewan) dipilih dikarenakan dalam penyampaian materi dengan
menggunakan media gambar akan lebih mudah disampaikan dan mudah dipahami oleh siswa.
Siswa akan lebih termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar dengan adanya gambar. Guru
selain menjelaskan secara teori tentang materi dapat menunjukkan gambarnya sehingga siswa
lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran tersebut.
Gambar sangat menarik perhatian siswa. Mereka dapat mempelajarinya secara
mendalam disamping dapat menikmatinya. Gambar dapat menunjukkan pokok masalah
secara lebih baik dibandingkan dengan media verbal. Ia dapat menembus batas ruang dan
waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, dapat memperjelas masalah dan sangat
murah harganya.

MEDIA PEMBELAJARAN

“BUKU RAKSASA FILUM ARTHROPODA”


Materi Pembelajaran

Filum Arthropoda (arthros = sendi atau ruas; podes = kaki atau juluran) adalah
golongan makhluk hewan yang paling besar di dunia ini. Diperkirakan lebih dari 80% dari
seluruh jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis habitat yang ada,
baik terestrial maupun akuatik. Arthropoda adalah kelompok hewan tertua yang muncul pada
masa Prakambrium, lebih dari 600 juta tahun yang lalu. Memiliki ukuran beragam mulai dari
yang makroskopis hingga mikroskopois, semua arthropoda berbagi warisan bersama tubuh
tersegmentasi dan pelengkap berupa sendi, kombinasi yang kuat untuk menghasilkan suatu
proses evolusi.

Ciri-ciri umum filum Arthropoda adalah sebagai berikut :

1. Tubuh terbagi atau ruas-ruas (segmen), yang biasanya terkelompok menjadi dua atau
tiga daerah yang nyata.
2. Terdapat pasangan-pasangan juluran yang beruas-ruas.
3. Tubuhnya simetris bilateral.
4. Bagian luar tubuh terdiri dari eksoskelet (kerangka luar) mengandung khitin, yang
dapat mengelupas apabila tubuhnya berkembang.
5. Sistem alat pencernaan berupa saluran tubular (kurang lebih lurus), ada mulut dan
anus.
6. Sistem peredaran darah terbuka, satu-satunya buluh darah yang ada berupa saluran
lurus terletak di atas saluran pencernaan, yang di daerah abdomen mempunyai
lubanglubang di sebelah lateral.
7. Rongga tubuh berisi darah, disebut hemosul.
8. Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di atas
saluran pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf
sebelah ventral, serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu
dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan sepanjang tubuh dari depan ke
belakang di bawah saluran pencernaan.
9. Urat-urat dagingnya bergaris melintang.
10. Sistem pengeluaran (ekskresi) berupa saluran-saluran Malphigi yang bermuara di
saluran pencernaan, limbah dikeluarkan melalui anus.
11. Respirasi berlangsung memakai insang, trakhea dan spirakel.
12. Tidak mempunyai silia atau nefridia.
13. Kelamin hampir selalu terpisah.
(Hadi, 2010).

Klasifikasi Arthropoda

Filum Arthropoda terdiri dari 4 kelas, yang merupakan kelas utama yang peranannya
besar bagi kehidupan manusia yaitu: Arachnida, Crustacea, Myriapoda, dan Insecta. Namun,
pada kelas Myriapoda dibedakan menjadi 2 ordo yaitu Diplopoda dan Chilopoda.

1. Arachnida
Arachnida (dalam bahasa Yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok
laba-laba, meskipun anggotanya bukan labalaba saja. Kalajengking adalah salah satu
contoh kelas ini yang jumlahnya 32 spesies. Ukuran tubuh pada kelompok dalam
kelas ini bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.
Hewan dalam kelompok ini merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara
bebas maupun parasit dimana yang hidup secara bebas bersifat karnivora. Tubuhnya
terdiri atas sefalotoraks, abdomen, dan empat pasang kaki, tidak memiliki mandibula.

Adapun Ciri-ciri utama dari arachnida ialah sebagai berikut :


 Tubuh nya itu bersegmen yang terdiri dari sefalothoraks (kepala-dada) serta juga
abdomen (tidak beruas).

 Mempunyai empat pasang anggota gerak.


 Banyak yang hidup di darat, beberapa dapat ditemukan di air laut atau hidup
sebagai parasit.
 Tidak memiliki antena pada bagian kepala-dada (sefalothoraks).
 Mempunyai mulut yang fungsinya itu untuk memegang atau juga menangkap
mangsa, mulut ini pun sering disebut dengan istilah klisera.
 Memiliki alat peraba serta juga pemotong yang biasanya disebut dengan
pedipalpus (terletak di belakang klisera).
 Darahnya mengandung hemoglobin.

Arachnida dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Arcarina.

(1) Scorpionida, memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir,
contohnya kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng.

(2) Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada
kaliseranya (alat penyengat), contoh hewan ini adalah laba-laba serigala (Pardosa
amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).

(3) Arcarina, adalah kelompok hewan tungau. Angota pada kelompok ini memiliki
tubuh berbentuk bulat telur atau bundar. Banyak spesies tungau merusak tumbuh-
tumbuhan atau menjadi parasit pada binatang dan manusia. Contoh kelompok ini
adalah tungau kudis (Sarcoptes scabei) dan tungau unggas (Argus sp.)

2. Crustacea

Crustacea ini adalah salah satu kelas arthropoda yang hidupnya itu di air.
Crustacea ini bisa atau dapat ditemukan di air laut ataupun di air tawar.
Beberapa ciri utama crustacea ialah sebagai berikut :

 Memiliki dua pasang antena pada bagian kepala.


 Mempunyai tubuh bersegmen yang terdiri dari sefalothoraks (kepala-dada)
serta abdomen(perut).
 Bagian tubuh terluarnya ini adalah eksoskeleton yang terbuat dari zat
tanduk (kitin).
 Tidak memiliki atau mempunyai pembuluh darah kapiler.
 Memiliki atau mempunyai satu pasang kaki di tiap-tiap ruas badannya.
 Dapat mengalami pelepasan kulit.
 Pertukaran udara itu terjadi secara difusi.

Secara umum kelompok ini terbagi manjadi 3 ordo yaitu :

(1) Isopoda, adalah salah satu kelompok crustacea terbesar (sekitar 10.000 spesies)
sebagian besarnya adalah spesies kecil yang hidup di laut. Banyak diantaranya sangat
berlimpah di dalam dasar laut. Isopoda juga meliputi serangga pill yang tinggal di
darat, atau caplak kayu yang umum terdapat pada sisi bawah kayu dan daun yang
basah.

(2) Kopepoda, adalah salah satu diantara kelompok ini yang paling banyak. Mereka
adalah anggota penting komunitas plankton laut dan air tawar, yang memakan
ganggang mikroskopik, protista dan bakteri, dan menjadi makanan oleh banyak ikan.

(3) Dekapoda, semua jenis udang seperti udang galah, udang karang, udang kepiting,
dan lain sebagainya yang relatif besar ialah termasuk dalam kelompok ini.
Eksoskleton atau kutikula mengeras oleh kalsium karbonat, bagian yang menutupi sisi
dorsal sefalotoraks itu membentuk perisai yang disebut karapas (carapace). Sebagian
besar dekapoda adalah hewan laut akan tetapi udang karang (crayfish) hidup di dalam
air tawar dan beberapa kepiting tropis hidup di darat.

3. Myriapoda
Kelas Myriapoda dibedakan menjadi 2 ordo yaitu Diplopoda dan Chilopoda.
1) Chilopoda
Bentuknya memanjang dengan ruas-ruas tubuh dan pipih dorsoventral. Kepala
memiliki sepasang antena yang panjang, dengan sepasang mandibula dan dua
pasang maxilla. Ruas pertama memiliki sepasang kelenjar racun. Setiap ruas
kecuali dua ruas terahir memiliki sepasang kaki. Eksoskeleton dibentuk oleh
ektodermis. Contohnya : Kelabang (Lithobius sp.)

2) Diplopoda
Bentuknya silindris dengan ruas tubuh 9-100 buah. Kepala memiliki sepa-sang
antenna pendek, mata majemuk, dan mandibula. Thorax pendek, setiap ruas
memiliki dua pasang kaki. Hidup pada tempat gelap dan lembab. Memiliki kelenjar
bau (odoriferous gland) sepasang setiap ruas. Eksoskeleton dibentuk oleh
ektodermis. Contohnya : Kaki Seribu (Spirobolus sp.)

4. Insecta

Kata insecta ini diambil dari bahasa latin, yang artinya adalah serangga.
Insecta ini adalah satu-satunya hewan di dalam kelompok invertebrata yang
mempunyai kemampuan untuk terbang. Spesies serta jenis dari individu di dalam
kelas ini sangatlah banyak. Jumlah spesies insecta yang sudah dikenali itu terdapat
sekitar 750.000 spesies. Cabang ilmu yang mempelajari mengenai serangga ini
disebut Entomologi.

Dibawah ini merupakan beberapa ciri utama insecta :

 Tubuhnya itu terdiri dari 3 bagian tubuh utama, yakni kepala, badan, serta
perut.
 Pada bagian kepalanya itu terdapat mulut yang memiliki tipe penggigit,
penghisap serta penelan.
 Mempunyai 3 pasang kaki.
 Sebagian besar anggotanya itu hidup di darat.
 Umumnya mempunyai sayap serta bernapas itu dengan menggunakan
trakea.
 Tubuhnya itu dilindungi oleh kulit keras dari kitin yang memiliki fungsi
ialah sebagai eksoskeleton.
(1) Ordo orthoptera

Memiliki sayap 2 pasang,dua buah mata facet, serta 3 buah mata sederhana
(occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen
(ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut
tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap
segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung
abdomen (segmen terakhir abdomen). Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan
tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada
serangga lain.

Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih
sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut
tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur.
Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Ada mulutnya
bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang
mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya,
dan labium dengan palpus labialisnya. Metamorfose sederhana (paurometabola)
dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago).
Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta
ukuran tubuhnya. Contohnya : Belalang (Brachystola sp.)

(2) Ordo Lepidoptera

Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama,
namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai
pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan
tertutup oleh sisik-sisik yang berwarnawarni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut
seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga
dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan
mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna.
Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui
stadia : telur —> larva —> kepompong— > dewasa. Larva bertipe polipoda,
memilikibaik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta.
Contohnya : Kupu-kupu (Papilo sp.)
(3) Ordo Odonata

Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan
bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai venavena yang jelas dan pada
kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfose tidak sempurna
(Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang
dan hidup di dalam air.Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa
jenis serangga kecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu
loncat serta ngengat penggerek batang padi. Contohnya : Capung (Aeshna sp.).

Siklus Hidup Hewan

1. Kelas Arachnida
Contoh hewan : Laba-Laba (Araneus sp.)

Daur Hidup Laba-laba terdiri dari beberapa siklus. Setelah fertilisasi


(pembuahan), laba-laba betina menghasilkan kantung telur, yang ukuran dan
bentuknya berbeda-beda tergantung spesies. Kantung telur umumnya terdiri atas
kumpulan benang sutera yang membungkus telur. Beberapa spesies meninggalkan
kantung ini di dekat habitatnya atau di dalam galian. Telur menetas di dalam kantung,
dan laba-laba muda berganti kulit sekali sebulum muncul. Laba-laba muda ini disebut
spiderling atau nimfa, dan sudah mencari makanan sendiri. Nimfa ini adalah bentuk
miniatur laba-laba dewasa, yang mempunyai spineret dan kelenjar racun yang sudah
berfungsi. Nimfa mengalami molting 2-12 kali sebagai juvenil, tergantung jenis laba-
laba, sebelum mencapai dewasa kelamin. Laba-laba ini bisa memencar dengan
mengembangkan benang-benang suteranya dan terbawa angin (Rusyana, 2018).
2. Kelas Crustacea
Contoh hewan : Udang (Litopenaeus vannamei)

Siklus hidup udang vaname (Litopenaeus vannamei) dimulai ketika telur


udang menetas dan menghasilkan nauplius (nauplii) sampai dengan udang dewasa
(adult). Induk vaname (kelas induk pokok) betina melakukan pemijahan (pengeluaran
telur) sehingga menghasilkan telur sekitar 100.000 – 250.000 per ekor induk per
pemijahan. Kemudian telur udang vaname ini dibuahi secara eksternal oleh sperma
induk vaname jantan.
Sekitar 16 jam setelah proses pembuahan (fertilization), telur udang vaname
menetas dan menghasilkan nauplius (nauplii). Setelah 40-48 jam, nauplius
bermetamorfosis menjadi zoea (Z). Setelah 4-5 hari, zoea akan bermetamorfosis
menjadi mysis (M). Setelah 3-4 hari, mysis akan bermetamorfosis menjadi postlarva
(PL). Pada stadia postlarva ini, bentuknya sudah terlihat seperti udang dewasa dan
sudah bersifat bentik (berenang di dasar). Masa pemeliharaan postlarva  ini sekitar 10-
15 hari. Pada tahap PL10 udah bisa dijadikan benur, yaitu benih udang untuk
dibesarkan menjadi udang dewasa. Setelah 20 hari, PL10 akan tumbuh
menjadi juvenile atau yuwana. Kemudian yuwana dipelihara selama sekitar 80-90 hari
sehingga menjadi udang dewasa muda (subadult). Biasanya pada umur ini berat
udang sekitar 21-23 gram per eko (Rozarie, 2017).

3. Kelas Myriapoda
Contoh hewan : Kelabang (Lithobius forficatus)
Bentuknya memanjang dengan ruas-ruas tubuh dan pipih dorsoventral. Kepala
memiliki sepasang antena yang panjang, dengan sepasang mandibula dan dua pasang
maxilla. Ruas pertama memiliki sepasang kelenjar racun. Setiap ruas kecuali dua ruas
terakhir memiliki sepasang kaki. Eksoskeleton dibentuk oleh ektodermis. Daur Hidup
Kelabang terdiri dari beberapa siklus. Setelah fertilisasi (pembuahan), kelabang betina
menghasilkan kantung telur yang ukuran dan bentuknya berbeda-beda tergantung
spesies. Lalu telur tersebut menetas dan menghasilkan individu muda yang baru.
Seiring berjalannya waktu kelabang muda tersebut tumbuh menjadi individu dewasa
dan sudah dapat berkembangbiak (Rozarie, 2017).

4. Kelas Insecta
Contoh hewan : Kupu-Kupu (Papilio sp.)

Kupu-kupu merupakan makhluk hidup yang memiliki bentuk ciri-ciri makhluk


hidup yang sangat indah dan bewarna-warni, ukurannya bermacam-macam dan
tergantung dari jenis kupu kupu itu sendiri. Yang unik dari kupu-kupu ialah proses
transformasi ataupun metaformasenya ini sangat sempurna. Bahkan perubahan dari
bentuk kupu-kupu menjadi topik penelitian favorit dari sebagaian peneliti. Adapun
daur hidup kupu-kupu dan proses terbentuknya menjadi kupu-kupu yakni dimulai dari
: Sebuah proses metamorfosa berawal dari bagian terkecil yaitu ialah telur. Yang
mana biasanya induk kupu-kupu akan meletakan telurnya dibawah daun, hal ini akan
memudahkan induk untuk mengawasinya. Telur kupu-kupu menetas berubah menjadi
larva (Ulat). Berikutnya yaitu ulat akan membuat sebuah cangkang atau di Indonesia
biasa dikenal dengan kepompong dengan memakai daun yang dililitkan dalam dirinya
menggunakan benang khusus dari dirinya sendiri yang mengandung sutera. Proses ini
akan berlangsung selama 12 hari. Ulat akan tidur 12 hari sampai nanti dirinya keluar
dan menjadi bentuk sangat menakjubkan yaitu kupu-kupu dewasa (Imago). Pada
tahap ini, ulat mencerna dirinya sendiri dengan enzim dalam dirinya sampai
menyisakan bagian terpenting dari dirinya saja dan nantinya akan membentuk
menjadi kupu-kupu yang indah. Setelah melalui seluruh proses yang cukup memakan
waktu hingga sampai berhasil keluar dari dalam kepompong melalui cara yang amat
mengagumkan. Kupu-kupu menggunakan cairan dalam dirinya untuk melunakkan
cangkang kepompong tujuannya agar mudah merobek kepompong tersebut yakni
menggunakan cakarnya. Setelah berhasil keluar, kupu-kupu akan melaksanakan
pengeringan dan pengembangan (Hadi, 2010).

Referensi :

Athiyah, Ummi. (2018). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI


SEMESTER II KELAS X SMA BERBASIS LECTORA INSPIRE. Jurnal Nalar
Pendidikan. Vol 6 (1) : 41-46.

Hadi, Upik K. (2010). Pengenalan Arthropoda Dan Biologi Serangga. Bagian Parasitologi
dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB : Bogor.

Listiyowati, Rendriastika. (2010). PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN
ORGANISASI KEHIDUPAN PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2
KARTASURA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta : Surakarta.

Rozarie, R.A.De. (2017). ARTHROPODA. Anggota Ikatan Penerbit Indonesia : Surabaya.

Rusyana, Adun. (2018). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Alfabeta : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai