BIOSISTEMATIKA VERTEBRATA
MODUL I
TAHAPAN MELAKUKAN PENELITIAN TAKSONOMI
DISUSUN OLEH :
NAMA : FIRA PUJI RAHAYU
NIM : G40121038
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : REZA RISALDI
MARET, 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini di seluruh dunia diperkirakan terdapat 5 sampai 30 juta spesies hewan
dan tumbuhan, masing-masing unik secara genetik. Sebagian dari 1,4 juta
spesies hewan yang hidup saat ini sudah diberi nama dan teridentifikasi, 50
ribu di antaranya adalah spesies dari hewan vertebrata. Sementara itu
organisme yang telah punah diperkirakan mencapai 1 miliar spesies.
Taksonomi adalah teori dan praktek klasifikasi organisme. Pengklasifikasian
mempermudah para ahli dalam mempelajari organisme-organisme yang
beranekaragam tersebut (Rosadi dan Pratomo, 2014).
1.2 Tujuan
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis yang mempunyai arti susunan
dan nomos yang berarti hukum atau aturan yang pertama kali diusulkan oleh
Candolle (1813) sebagai teori klasifikasi tumbuhan. Dalam perkembangannya,
taksonomi diberi batasan sebagai teori dan praktek klasifikasi organisme.
Taksonomi terbagi menjadi dua cabang, yaitu taksonomi mikro dan taksonomi
makro. Taksonomi mikro diterapkan pada tingkat spesies, sedangkan taksonomi
makro digunakan untuk klasifikasi taksa yang lebih tinggi (Rosadi dan Pratomo,
2014).
Tujuan atau manfaat dari klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah
mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Klasifikasi
makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada
makhluk hidup. Misalnya bentuk tubuh atau fungsi tubuhnya. Makhluk hidup
yang memiliki ciri yang sama akan dikelompokan menjadi satu kelompok. Tetapi
dengan berjalannya waktu, seperti era modern ini para ahli taksonomi mulai
menggunakan salah satu teknik di bidang molekuler yaitu DNA untuk
menentukan kekerabatan suatu makhluk hidup. Selain sub ilmu taksonomi,
terdapat juga sub ilmu klasifikasi (Allian, 2001).
Istilah sistematika, berasal dari bahasa Yunani yang dilatinkan yaitu systema, dan
diterapkan dalam sistem klasifikasi oleh Linnaeus (1735), dalam bukunya yang
berjudul Systema Naturae. Definisi yang lebih maju dikemukakan oleh Simpson
(1961) bahwa sistematika adalah kajian ilmiah terhadap bermacam-macam
organisme dan keanekaragamannya serta segala hubungan biologis di antara
mereka. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa istematika adalah ilmu tentang
keanekaragaman organisme (Mader, 2001).
Amphibia dalam bahasa Yunani, amphi yaitu dua; bios yaitu kehidupan.
Vertebrata yang hidup di dua alam merupakan vertebrata darat pertama, tetapi
bersifat amphibious yaitu sebagian dari tahapan hidupnya hidup di perairan dan
sebagian lagi hidup di darat. Kelompok amphibia adalah vertebrata yang hadir
pertama kali hidup di darat. Pada dasarnya memiliki pentadaktil (lima ujung jari-
jari kecil) meskipun jumlah jari kakinya dapat saja berkurang. Termasuk hewan
ektoterm yaitu perubahan suhu tubuh bergantung pada suhu lingkungan. Sebagian
besar bangsa amphibi terdiri atas katak dan kodok (Septianing, 2013).
Reptil (bahasa Latin, reptare yaitu merayap atau vertebrata yang merayap)
merupakan hewan terestial sejati pertama yang hidup di daerah panas. Reptile
disebut juga hewan melata. Reptil adalah hewan yang benar-benar menyesuaikan
diri dengan lingkungan darat, walaupun beberapa jenis ada yang hidup di air.
Reptil bernafas dengan paru-paru, tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan suhu
lingkungan. Reptil berkembang biak dengan bertelur, walaupun ada beberapa
jenis yang beranak. Pembuahan terjadi dalam tubuh induk betina (Septianing,
2013).
4.1 Pembahasan
Kegiatan klasifikasi merupakan pembentukan kelompok-kelompok
makhluk hidup dengan cara mencari kesamaan ciri atau sifat dari berbagai
ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup yang
memiliki ciri dan sifat yang sama dikelompokkan dalam satu kelompok.
Jika dalam satu kelompok terdapat perbedaan ciri dan sifat, dipisahkan
lagi ke dalam kelompok lain yang lebih kecil sehingga akan diperoleh
jenjang-jenjang kelompok makhluk hidup yang berbeda. Pengelompokkan
hasil klasifikasi pada tingkat yang berbeda disebut dengan taksonomi.
Semakin tinggi jenjangnya, semakin banyak anggotanya. Akan tetapi,
persamaan yang dimiliki semakin sedikit (Arsyad, 2003).
Pada praktikum kali ini telah dilakukan pengenalan tentang taksonomi dan
tahap-tahap dalam melakukan penelitian taksonomi, diantaranya yaitu,
mengumpulkan pustaka berupa jurnal-jurnal taksonomi dan sistematika,
menjalin hubungan dengan ahli taksonomi yang mengerjakan kelompok
spesies tertentu, bergabung dan mencari beberapa situs internet beberapa
ahli yang membahas informasi terkini tentang taksonomi dan sistematika,
dan mencari katalog dalam bentuk monograf, CD room atau buku-buku
yang berkaitan dengan kelompok yang dikerjakan. Diperkenalkan juga
beberapa peralatan standar dan penunjang kemanan saat melakukan
penelitian taksonomi di lapangan, diantaranya headlamp, kamera digital,
buku lapangan, kantong plastik, kantong blacu, snake tongs, sarung tangan,
sticky trap, life trap, snap trap, pitfall trap, dan GPS atau kompas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum kali ini yaitu dapat
diketahui bahwa peralatan yang perlu disiapkan di lapangan ada dua yaitu
peralatan standar dan peralatan penunjang, kemudian kita dapat mengetahui
tahapan dalam melakukan penelitian taksonomi dan mekanisme keamanan
yang ada di lapangan.
5.2 Saran
Saran saya pada praktikum kali ini yaitu diharapkan agar praktikan lebih teliti
dan serius selama proses praktikum berlangsung agar hasil yang didapatkan
sesuai dengan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.