Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI TANAMAN

ACARA 3
KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI

Oleh :

Bryan Brahma Narendra Bhudi

A0B018043

Rombongan 2

PJ Asisten : 1.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didunia ini terdapat makhluk hidup yang beragam jenisnya.

Keanekaragaman makhluk hidup dilingkungan yang berbeda, akan berbeda pula .

misalnya di daerah yang subur memiliki tingkat keaneka ragaman yang lebih tinggi

dibandingkan dengan daerah yang kurang subur. Untuk memudahkan mempelajari

makhlu hidup , perlu dilakukan yang namanya penggolongan atau

pengklasifikasian atau identifikasi. Identifikasi didasarkan pada persamaan atau

perbedaan ciri bentuk luar (morfologi), susunan tubuh bagian dalam (anatomi), dan

faal tubuh (fisiologi), tingkah laku dan kromosom.

Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup menjadi

golongan-golongan atau unit-unit tertentu berdasarkan persamaan atau perbedaan

cirinya. Tujuan dari proses klasifikasi ini adalah untu mempermudah dalam

mengenal, mempelajari, dan mengetahui hubungan antar makhluk hidup.

Prosesnya dimulai dengan mengelompokkan beberapa individu yang

memiliki persamaan ciri kedalam satu kelompok. Kelompok-kelompok yang

terbentuk dari hasil pengklasifikasian makhluk hidup ini disebut takron. Takron

pada tingkat yang lebih rendah memiki persamaan sifat dan ciri yang lebih banyak.

Sedangkan taron pada tingkat yang lebih tinggi memiliki persamaa ciri dan sifat

yang sedikit. Ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup disebut dengan

takronomi.

Makhluk hidup dipermukaan bumi ini beraneka ragam bentuk, warna,

ukuran, kebiasaan hidup, habitat, kelengkapan organ tubuh, dan tingkah lakunya.

Makhluk hidup dengan sifat sama di kelompokkan dalam golongan yang sama.
Makhluk hidup yang dapat melakukan perawinan dan menghasilkan keturunan

yang fertile ortilnya mampu berkembang biak dan menghasilkan keturunan baru.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara

mengklasifikasikan tumbuhan yang diambil sebagai sampel.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengenal nama tumbuhan yang belum diketahui perlu adanya

identifikasi dari tumbuhan itu sendiri. Identifikasi dapat diartikan juga sebagai

pengenalan atau penentuan. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti

mengungkapkan atau menetapkan identitas, menentukan namanya yang benar dan

tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Dalam mengidentifikasi tumbuhan

terdapat dua kemungkinan yang terjadi yaitu tumbuhan yang akan diidentifikasi

belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan dan tumbuhan yang akan

diidentifikasi sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (Tjitrosoepomo,1998).

Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas specimen (bahan) yang

riil,baik specimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan. Pengawetan

specimen dapat dilakukan dengan cara pengeringan atau diletakkan dalam bejana

yang berisi cairan pengawet. Untuk selanjutnya oleh pelaku identifikasi membuat

deskripsi mengenai bagian tumbuhan yang memuat cirri-ciri diagnostiknya.

Kemudian pelaku identifikasi dapat menggolongkan tumbuhan tersebut anggota

populasi jenis apa,dan berturut-turut ke atas dimasukkan kategori mana (marga,

suku, bangsa, kelas,dan divisinya).penentuan nama dan publikasi nama takson

yang baru harus sesuai dengan aturan KITT (Tjitrosoepomo,1998).

Untuk identifikasi tumbuhan yang belum diketahui ,tetapi telah dikenal oleh

dunia ilmu pengetahuan dapat diketahui dengan beberapa cara,diantaranya:

1.      Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang

ahli.

2.      Mencocokkan dengan specimen herbarium yang telah diidentifikasikan.


3.      Mencocokkan dengan candra dan gambar – gambar yang ada dalam

buku-buku flora atau monografi.

4.      Penggunaan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.

5.      Penggunaan lembar identifikasi jenis yaitu sebuah gambar suatu jenis

tumbuhan yang disertai dengan nama dan klasifikasi jenis yang bersangkutan

(Tjitrosoepomo,1998).

Klasifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang

beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada

objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan

diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah

mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita

pelajari. Kesamaan – kesamaan atau keseragaman itulah yang nantinya akan

menjadi dasar dalam pengklasifikasian jadi suatu takson atau suatu unit

mempunyai sejumlah kesamaan – kesamaan sifat. Semakin rendah tingkatan suatu

takson maka keseragaman individu dalam takson itu semakin dekat kekerabatannya

atau kesamaannya lebih banyak. ( Supraptono, 2002 ).

Secara formal dalam periode ini belum dikenal adanya sistem klasifikasi

yang diakui. Namun sejak dulu manusia sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang

termasuk ruang lingkup taksonomi, seperti mengenali dan memilah-milah

tumbuhan yang mana baginya yang berguna dan yang mana yang tidak, termasuk

pemberian nama, yang kemudian dikomunikasikan kepada pihak lain. Pada zaman

prasejarah orang telah mengenal tumbuh-tumbuhan penghasil bahan pangan yang

penting yang kita kenal sampai sekarang. Jenis-jenis tumbuhan itu diperkirakan

telah dikenal sejak 7 sampai 10 ribu tahun yang lalu, telah dubudidayakan oleh
bangsa Mesir yang mendiami lembah Sungai Nil bagian hilir di Afrika, bangsa inca

di Asia Timur, bangsa Asiria di lembah Sungai Efrat dan Tigris di Timur Tengah,

dan bangsa-bangsa Indian di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Mereka telah

mengenal berbagai jenis tumbuhan yang merupakan penghasil bahan pangan,

bahan sandang, dan bahan obat, yang berarti sebenarnya mereka pun telah

menerapkan suatu sistem klasifikasi, dalam hal ini suatu sistem klasifikasi yang

didasarkan atas manfaat tumbuhan. Oleh karenanya pada periode ini dinamakan

Periode Sistem Manfaat, yang dianggap sebagai sistem buatan yang tertua.

( Tjitrosoepomo, 2005 ).

Taksonomi tumbuhan sebagai ilmu pengetahuan baru di anggap pada abad

ke-4 sebelum Masehi oleh orang-orang Yunani yang dipelopori oleh Theophrastes

( 370-285 SM) murid seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles. Aristoteles

sendiri adalah murid filsuf Yunani yang semashur yaitu plato. Sistem klasifikasi

yang diusulkan bangsa Yunani dengan Theophrastes sebagai pelopornya juga

diikuti oleh kaum herbalis serta ahli-ahli botani dan nama itu terus dipakai sampai

selama lebih 10 abad. Pengklasifikaan tumbuhan terutama didasarkan atas

perawakan (habitus) yang golongan-golongan utamanya disebut dengan nama

pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan terna. System klasifikasi ini

bersifat dominan dari kira-kira abad ke-4 sebelum masehi sampai melewati abad

pertengahan, dan selama periode-periode ini ahli-ahli botani, herbalis, dan filsuf

telah menciptakan sIstem-sistem klasifikasi yang pada umumnya masih bersifat

kasar, namun sering dinyatakan telah mencerminkan adanya hubungan kekerabatan

antara golongan yang terbentuk. .( Tjitrosoepomo. 2005 ).


Setiap tanaman memiliki kemampuan yang berbeda- beda di dalam menerima

cahaya. Beberapa jenis mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ternaungi

hingga batas tertentu. Naungan ini berfungsi untuk mengurangi radiasi yang diterima

daun dan mengurangi kehilangan air sehingga kelayuan dapat dihindari (Sri Haryanti,

2010).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Bahan yang dipakai dalam praktikum acara ke tiga ini adalah tumbuhan

hasil eksplorasi dan tumbuhan yang ada disekitar laboratorium.

Alat-alat yang dipakai dalam praktikum ini adalah pisau, alat urai (jarum),

lup, dan penggaris.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagian-bagian vegetatif maupun generatif dari tumbuhan yang telah di


koleksi diamati.
2. Tumbuhan di identifikasi atau di candra oleh praktikan menggunakan
buku kunci determinasi tanaman. Pada setiap nomor di dalam buku
determinasi selalu disusun 2 pertanyaan a dan b yang setiap kali
merupakan pertanyaan kebalikan.
3. Pada akhir pertanyaan didapatkan nomor yang baru yang menunjukkan
arah berikutnya dan selanjutnya. Pada akhirnya, famili tanaman dapat
ditemukan oleh praktikan.
4. Uraian tanaman yang didapatkan dalam buku kunci di teliti agar tidak
salah dalam klasifikasinya.
5. Klasifikasi dari hasil identifikasi untuk divisi Bryophyta, Pterydophyta
dan Spermatophyta, sampai tingkat spesies ditulis dalam tabel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel hasil indentifikasi dan klasifikasi

No Gambar Keterangan

.
1.

2.

3.

4.
5.

6.

7.

Anda mungkin juga menyukai