Anggota :
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SUKOHARJO
ASPEK SOSIAL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya pembangunan yang terdapat di Kota dan Kabupaten yang ada di
Indonesia seperti contohnya Kabupaten Ciamis, menimbulkan persoalan yang terjadi di bidang
sosial. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, ketersediaan lapangan kerja yang
semakin sedikit, dan migrasi yang terus terjadi membuat fenomena ini tak dapat dihindari.
Fenomena ini terjadi salah satunya di Kabupaten Ciamis, dimana Kabupaten Ciamis yang
bertumpu pada kegiatan pertanian, mulai perlahan ditinggalkan dan masyarakat berfokus pada
bidang industri dan jasa.
Kabupaten Ciamis merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki kepadatan dan pertumbuhan penduduk
yang termasuk kategori rendah di Provinsi Jawa Barat yang didominasi oleh suku Sunda dan
pemeluk agama Islam. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk
yang ada menyebabkan peningkatan terhadapat kebutuhan lahan dan jumlah pemukiman.
Pertumbuhan penduduk ini juga mempengaruhi aspek sosial lainnya yaitu berhubungan dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ciamis. Persoalan
tersebut sebaiknya menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten Ciamis.
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia. Dalam era
globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrim pada masa ini menuntut semua
manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Semakin meningkatnya pembangunan yang
terdapat di Kota dan Kabupaten yang ada di Indonesia seperti contohnya Kabupaten Ciamis,
menimbulkan persoalan yang terjadi di bidang sosial. Pertumbuhan penduduk yang semakin
meningkat, ketersediaan lapangan kerja yang semakin sedikit, dan migrasi yang terus terjadi
membuat fenomena ini tak dapat dihindari. Fenomena ini terjadi salah satunya di Kabupaten
Ciamis, dimana Kabupaten Ciamis yang bertumpu pada kegiatan pertanian, mulai perlahan
ditinggalkan dan masyarakat berfokus pada bidang industri dan jasa.
Ciamis adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berada
di Tenggara Jawa Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, Kota Banjar, dan di Sebelah Barat berbatasan dengan Kota
Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten Ciamis merupakan wilayah yang ramai
karena kabupaten ini terletak tepat di jalan lintas jalur (Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Letak
kabupaten yang ramai dan strategis membuat daerah ini menjadi daerah yang ramai dengan
fasilitas pariwisata seperti pusat berbelanja oleh-oleh, rumah makan, hingga tempat-tempat
wisata yang tersebar didalamnya.
Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki kepadatan dan pertumbuhan
penduduk yang termasuk kategori rendah di Provinsi Jawa Barat yang didominasi oleh suku
Sunda dan pemeluk agama Islam. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kepadatan
penduduk yang ada menyebabkan peningkatan terhadapat kebutuhan lahan dan jumlah
pemukiman. Pertumbuhan penduduk ini juga mempengaruhi aspek sosial lainnya yaitu
berhubungan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Ciamis. Persoalan tersebut sebaiknya menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten
Ciamis.
B. Tujuan
a. Menganalisa karakteristik fisik, social, ekonomi, sarana dan prasarana, dan tata ruangan
wilayah kabupaten Ciamis.
b. Menganalisa potensi dan permasalahan di wilayah kabupaten Ciamis.
c. Menganalisa perencanaan wilayah kabupaten Ciamis berdasarkan potensi dan permasalahan
wilayah.
II. METODE
2. Metode Analisa
Metode Analisa data merupakan suatu perpaduan data yang akan diperoleh dari data primer
dan sekunder untuk menghasilkan kesimpulan dalam pengambilan keputusan. Noeng Muhadjir
(1998: 104) mengemukakan pengertian analisis data sebagai “upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya
mencari makna.” Sedangkan menurut Moleong (2017:280-281) analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukantema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data.
Metode analisi data dalam tugas ini merupakan hasil dari analisis sendiri yang dimana
pemikiran dari masing-masing kelompok dengan membandingkan data berdasarkan jurnal atau
pendapat ilmiah. Kemudian hasil analisis dipadukan dengan data dari hasil BPS Kabupaten
Ciamis dalam angka 2022.
III. HASIL ANALISIS DAN KARAKTERISTIK
1. Jumlah Penduduk
Penduduk Indonesia adalah semua orang yang berdomisili di wilayah teritorial Indonesia,
mencakup Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang telah menetap
selama satu tahun atau lebih atau berencana menetap di wilayah Indonesia selama minimal satu
tahun.
Ciamis merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Barat, dengan jumlah penduduk
sebesar 1.430.262 jiwa. Kecamatan yang ada di Kabupaten Ciamis memiliki jumlah penduduk
yang bervariasi. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yang ada di Kabupaten Ciamis
adalah Kecamatan Ciamis dengan jumlah penduduk sebanyak 109.839 jiwa, adapun Kecamatan
Cimaragas menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit sebesar 18.528 jiwa.
Panumbangan
Sukamantri
Panjalu
Lumbung
Kawali
Panawangan
Jatinagara
Cipaku
Sadananya
Ciharbeuti
Sindangkasih
Cikoneng
Baregbeg
Ciamis
Sukadana
Rajadesa
Rancah
Tambaksari
Cisaga
Cijeungjing
Cimaragas
Cidolog
Pamarican
Purwadadi
Lakbok
Banjaranyar
Banjarsari
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2
Pertambahan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap tingkat kepadatan penduduk
di suatu wilayah tersebut. Hal ini terjadi karena penduduk bertambah sedangkan ruang atau
wilayah sifatnya tetap. Dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan
penyebaran penduduk yang merata, maka akan terjadi suatu ledakan penduduk di daerah-daerah
tertentu terutama di daerah yang mempunyai daya tarik yang cukup kuat baik daya tarik ekonomi,
fasilitas sosial yang memadahi, jaminan keamanan, kondisi geografis yang bagus, maupun dari
aspek sosial. Hal ini menjadi masalah yang lazim bagi kehidupan karena manusia mempunyai
kecenderungan mencari tempat-tempat yang dekat dengan sumber penghidupannya seperti dekat
industri,dekat sungai, dekat jalan raya dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk antara lain adalah :
1. Daerah yang produktif
2. Sebagai pusat pemerintahan
3. Kesempatan lapangan kerja yang lebih baik
4. Tersedianya sarana prasarana yang memadahi seperti sarana pendidikan,
transportasidan komunikasi, hiburan dan penerangan.
Kepadatan penduduk yang terjadi mungkin dipengaruhi oleh beberapa letak daerah yang
strategis baik dari aspek ekonomi, sosial maupun fasilitas umum, sistemtata kota yang kurang
baik dan sebagainya. Distribusi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi daerah sekitar
produktif, lapangan kerja yang baik bagi masyarakat mereka berusaha menetap di daerah
tersebut dan sebagainya.
Menurut lembaga pengawas dan pengembangan wilayah kekotaan (LPPWK,1991)
faktor-faktor lain yang mempengaruhi persebaran dan kepadatan penduduk yang
mengelompok antara lain adalah interaksi dan komunikasi masyarakat yang bersifat terbuka,
akses sosial dan budaya yang dapat masuk dan keluar dari daerah dengan mudah, serta
didukung oleh fasilitas ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, keagamaan yang memadai.
Adapun kepadatan penduduk klasifikasi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Kepadatan penduduk yang termasuk kompleks perkantoran dan sekolah yang
merupakan pusat kota.
2. Kepadatan penduduk yang termasuk sedang terdapat di sebagian besar daerah
kotamadya. Hal ini di sebabkan karena karakteristik daerah tersebut hampir sama dengan
daerah pusat kota. Selain sebab tersebut dikarenakan juga para pendatangdi daerah tersebut
menginginkan harga tanah yang relatif murah.
3. Kepadatan penduduk termasuk rendah terdapat di daerah pinggiran kota. Sebagian
besar penduduknya bekerja sebagai petani, buruh bangunan dan buruh industri. Banyak
penduduk yang tidak sekolah. Kepadatan penduduk yang termasuk rendah ini terdapat juga di
daerah perkotaan terutama di bagian tengah, karena banyak penduduk yang mengadakan
migrasi keluar dan daerah tersebut.
Gambar 4. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Ciamis
4. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
1. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tabel 4. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kabupaten Ciamis
Jenis Kelamin
Kelompok
Laki- Jumlah Rasio
Umur Perempuan
laki
0-4 32505 30350 62855 107,10
5-9 48300 45248 93548 106,75
10-14 54535 50788 105323 107,38
15-19 57865 54417 112282 106,34
20-24 57935 53751 111686 107,78
25-29 54753 51201 105954 106,94
30-34 47974 47427 95401 101,15
35-39 52910 51005 103915 103,73
40-44 50717 48308 99025 104,99
45-59 48261 48480 96741 99,55
50-54 45045 46990 92035 95,86
55-59 41154 44483 85637 92,52
60-64 37390 38853 76243 96,23
>65 87708 101909 189617 86,07
Jumlah 717052 713210 1430262 100,54
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
Gambar 5. Grafik Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Dari data BPS Kabupaten Ciamis dalam angka 2022, jika dianalisis berdasarkan jumlah
penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin diperoleh data jenis kelamin laki-laki
dengan jumlah 717052 jiwa dan perempuan dengan jumlah 713210 jiwa sehingga jumlah
totalnya adalah 1430262. Berdasarkan tabel tersebut dapat di hitung rasio jenis kelamin sebagai
berikut:
𝑃(0−14)+𝑃(65+)
RBK = 𝑃(15−65)
𝑥100
261726+189617
= 𝑋100
1168536
1691988
= 𝑋100
1168536
= 144,79
Berdasarkan perhitungan, besarnya rasio ketergantungan di Kabupaten Ciamis yaitu
144,79. Nilai dari data ini artinya penduduk setiap usia produktif umur (15-64 tahun), selain
untuk menanggung dirinya sendiri juga menanggung 144,79 orang usia belum produktif
maupun usia tidak produktif lagi.
Berdasarkan data dapat diartikan lebih jelas bahwa semakin banyak penduduk usia
produktif suatu wilayah maka kemungkinan semakin kecil nilai dari ketergantuangan suatu
wilayah dan begitu juga sebaliknya. Menurut Mantra dalam Hidayati (2008), rasio jenis
kelamin merupakan perbandingan jumlah penduduk antara jenis kelamin laki – laki dan
perempuan. Dalam pengerjaannya, rasio adalah perbandingan antara laki – laki dan perempuan
dikalikan 100 (seratus). Angka tersebut dikatakan sebagai posisi normal yang berarti jumlah
penduduk laki – laki sama dengan jumlah penduduk perempuan.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Selama
Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis, 2021
Jenis Kelamin
Kegiatan Utama Laki- Laki-Laki +
Laki Perempuan Perempuan
I. Angkatan Kerja/Economically Active 405.890 265.173 671.063
1. Bekerja/Working 380.993 256.109 637.102
2. Pengangguran
Terbuka/Employement 24.897 9.064 33.961
II. Bukan Angkatan Kerja/Not
Economically Active 63.353 226.573 289.926
1. Sekolah/Attending School 25.874 23.313 49.187
2. Mengurus Rumah
Tangga/Housekeeping 10.212 184.885 195.097
3. Lainnya/Others 27.267 18.375 45.642
Jumlah/Total 469.243 491.746 960.989
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis
Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Ciamis, 2021
1.500.000
1.000.000
500.000
0
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu
menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan
kelompok umur masing-masing. Baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan,
kesehatan, pekerjaan dan sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan asupan gizi
yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai
kebutuhan untuk meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan tidak
terkena anemia, sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga membutuhkan pelayanan
berkaitan dengan kesehatan dan lain-lain.
Rasio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya
jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan
waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100
penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini, berguna untuk pengembangan perencanaan
pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan
pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Rasio Jenis kelamin juga digunakan untuk
melihat proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan untuk berbagai perencanaan
kegiatan seperti penyediaan Rumah Sakit Bersalin, penyediaan ragam pendidikan dan lain
sebagainya. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi,
terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.
Dari data diatas, terlihat jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki berumur 15 tahun sebesar
469.243, jenis kelamin perempuan berjumlah 491.746, dan laki laki + perempuan berjumlah
960.989. Terlihat dari data, Angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki berjumlah 405.890
sedangkan Angkatan kerja berjenis kelamin perempuan berjumlah 265.173 menandakan
Angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan yang berjenis kelamin
perempuan.
Untuk yang kegiatannya bekerja, jenis kelamin laki-laki berjumlah 380.993 dan jenis
kelamin perempuan berjumlah 256.109 menandakan banyaknya laki laki yang bekerja
dibandingkan jenis kelamin perempuan. Untuk pengangguran berdasarkan data lebih banyak
yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Untuk yang kegiatannya sekolah
lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Untuk yang
kegiatannya mengurus rumah tangga lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan
dibandingkan laki-laki.
Tabel 6. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Ciamis, 2021
Pendidikan Jumlah Persentase Bekerja Sumber
Tertinggi Bekerja Pengangguran Angkatan Terhadap Angkatan :
yang Kerja Kerja
0 351.313 8.775 360.088 97.56
1 132.886 4.340 137.226 96.84
2 117.150 16.989 134.139 87.33
3 35.753 3.857 39.610 90.26
Total 637.102 33.961 671.063 94.94
Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu
yang Lalu di Kabupaten Ciamis, 2021
800.000
600.000
400.000
200.000
0
Bekerja Pengangguran Jumlah Angkatan Kerja Persentase Bekerja
Terhadap Angkatan
Kerja
0 1 2 3 Total
Gambar 7. Grafik Penduduk umur 15 tahun ke atas menurut Pendidikan Tertinggi yang
ditamatkan dan Jenis Kegiatan
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Diskriminasi terhadap perempuan bukan hanya dibidang pekerjaan yang menghasilkan
pendapatan. Diskriminasi ini terjadi karena tatanan sosial yang berlaku di masyarakat. Dalam
pencapaian pendidikan, anak perempuan selalu mendapatkan perhatian kedua setelah perhatian
terhadap anak laki-laki, karena itu secara makro pendidikan yang ditamatkan oleh perempuan
rata-rata rendah. Pencapaian pendidikan yang lebih rendah akan berpengaruh pada penghasilan
yang diterima. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Karena, pendidikan dianggap mampu untuk menghasilkan tenaga kerja yang
bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang moderen. Sumber daya manusia
seperti inilah yang diharapkan mampu menggerakkan roda pembangunan ke depan, salah satu
upaya dalam mewujudkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan ini dikenal
dengan kebijakan link and match. Kebijakan ini bertujuan untuk mengoptimalkan dan
mengefisienkan sumber daya manusia dengan sistem pendidikan. Terlihat pada data Tingkatan
Pendidikan sampai SD yang bekerja sebanyak 351.313, SMP sebanyak 132.886, SMA
sebanyak 117.150 dan pada tingkat perguruan tinggi sebanyak 35.753. Untuk Pengangguran
pada tingkat SD sebanyak 8.775, SMP sebanyak 4.340, SMA sebanyak 16.989, dan pada
tingkat perguruan tinggi sebanyak 3.857. Dari tabel diatas dapat disimpulkan banyaknya
pengangguran pada tingkatan tamatan SD dan paling sedikit pada tingkatan tamatan Perguruan
Tinggi.
Tabel 7. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Ciamis, 2021
Bukan
Persentase Angkatan Kerja
Pendidikan Tertinggi Angkatan
terhadap Penduduk Usia Kerja
yang Ditamatkan Kerja Jumlah
1 142.496 502.584 71.65
2 91.466 228.692 60.00
3 46.024 180.163 74.45
4 9.440 49.550 79.94
Jumlah/Total 289.926 960.989 69.83
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Terlihat dari tabel diatas, Bukan Angkatan kerja yang mencari pekerjaan berjumlah
142.496, Mempersiapkan usaha berjumlah 91.466, Merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan
berjumlah 46.024, dan yang sudah mempunyai pekerjaan tapi belum mulai bekerja berjumlah
9.940. Pada tabel juga terlihat persentase Angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja paling
besar yaitu Yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, sebesar 79,94% dan
paling rendah pada Yang mempersiapkan usaha sebesar 60,00%.
Tabel 8. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten
Ciamis, 2019-2021
Laki-
Status Pekerjaan Utama Perempuan Jumlah
Laki
Berusaha sendiri 97.942 59.535 157.477
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak
74.851 43.031 117.882
dibayar
Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 13.370 3.220 16.590
Buruh/Karyawan/Pegawai 112.596 65.230 117.826
Pekerja bebas 65.852 20.774 86.626
Pekerja keluarga/tidak dibayar 16.382 64.319 80.701
Jumlah 380.993 256.109 637.102
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di
Kabupaten Ciamis, 2019-2021
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
Tenaga kerja menjadi faktor yang sangat penting dalam proses produksi. Tanpa adanya
tenaga kerja, proses produksi tidak akan bisa berjalan dengan lancar, namun disisi lain tenaga
kerja juga bisa menimbulkan berbagai masalah. Banyak sekali masalah ketenagakerjaan di
Indonesia diantaranya berkaitan dengan sempitnya peluang kerja, rendahnya upah yang
diterima, dan tingginya laju pertumbuhan angkatan kerja. Masalah ketenagakerjaan ini juga
menjadi masalah yang sama di Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu perlu adanya peran
pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut antara lain melalui pembangunan
pendidikan, peningkatan kualitas tenaga kerja yang berkemampuan dalam memanfaatkan,
mengembangkan dan menguasai IPTEK serta pelatihan keterampilan dan wawasan sehingga
mempermudah dalam proses penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan. Terlihat pada tabel,
kegiatan utama penduduk berusia 15 tahun ke atas di Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2021
mengalami perubahan di tiap tahun nya. Penduduk yang kegiatan utamanya berkerja pada
tahun 2019 paling tinggi dibandingkan penduduk yang kegiatan utamanya penganggur terbuka
dan bukan Angkatan kerja, yaitu berjumlah 601.243 dan penduduk yang bekerja pada tahun
2021 mengalami penurunan menjadi 637.102 penduduk. Untuk persentese tingkat kesempatan
kerja paling tinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 94,94% dan paling rendah pada tahun
2020 yaitu sebesar 94,34%. Untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) paling tinggi terjadi
pada tahun 2020 yaitu sebesar 5,66% dan paling rendah pada tahun 2021 yaitu sebesar 5,06%.
Untuk tingkat partisipasi Angkatan kerja (TPAK), paling tinggi terjadi pada tahun 2020 yaitu
sebesar 71,41% dan paling rendah pada tahun 2019 yaitu sebesar 67,39%.
Tabel 9. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu
Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis, 2021
Tahun
Kegiatan Utama
2019 2020 2021
I. Angkatan Kerja 633.945 679.192 671.063
1. Bekerja 601.243 640.767 637.102
2. Penganggur Terbuka 32.702 38.425 33.961
II. Bukan Angkatan Kerja (Sekolah,Mengurus
306.766 271.869 289.926
Rumah Tangga, dll)
Jumlah 940.711 951.061 960.989
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 94.84 94.34 94.94
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5.16 5.66 5.06
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 67.39 71.41 69.83
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama
Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Ciamis, 2021
1.500.000
1.000.000
500.000
0
Gambar 9. Grafik Penduduk umur 15 keatas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan utama
dan Jenis Kelamin
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Masalah ketenagakerjaan ini juga menjadi masalah yang sama di Provinsi Jawa Barat.
Oleh karena itu perlu adanya peran pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
antara lain melalui pembangunan pendidikan, peningkatan kualitas tenaga kerja yang
berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK serta pelatihan
keterampilan dan wawasan sehingga mempermudah dalam proses penyerapan tenaga kerja
yang dibutuhkan. Upaya perluasan lapangan pekerjaan merupakan hal yang paling dibutuhkan,
sehingga dibutuhkan kebijakan yang menyeluruh dan terpadu untuk memperluas kesempatan
kerja yang menyangkut berbagai segi seperti pengarahan investasi, pembangunan yang
berorientasi pada perluasan lapangan kerja dan penciptaan lapangan pekerjaan yang
berkesinambungan. Terlihat pada tabel, status pekerjaan utama dan jenis kelamin di Kabupaten
Ciamis tahun 2021, Status pekerjaan buruh/karyawan/pegawai menempati peringkat paling
tinggi diantara status pekerjaan lainnya di Kabupaten Ciamis, yaitu berjumlah 177.826 dan
paling rendah pada status pekerjaan Usaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, yang berjumlah
16.590. Pada status pekerjaan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki memiliki jumlah yang lebih
banyak dibandingkan perempuan yaitu laki-laki sebanyak 380.993 dan perempuan berjumlah
256.109.
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
Banjarsari
Lakbok
Cipaku
Kawali
Pamarican
Cisaga
Rancah
Rajadesa
Cikoneng
Jatinagara
Sukadana
Cidolog
Purwodadi
Tambaksari
Ciamis
Sindangkasih
Lumbung
Panjalu
Cimaragas
Cijeungjing
Baregbeg
Cihaurbeuti
Panawangan
Banjaranyar
Sadananya
Sukamantri
Panumbangan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Gambar 11. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Ciamis yang beragama
Islam sebesar 1.427.630, Protestan sebesar 1.737, Katolik sebesar 534, Hindu sebesar 18,
Budha 92, lainya sebesar 251. Terlihat dari data diatas, Kecamatan Banjarsari yang menganut
agama Islam sebesar 81.414, Protestan sebesar 101, Katolik sebesar 27, budha sebesar 1,
Kecamatan Banjaranyar yang menganut agama Islam sebesar 47.003, Protestan sebesar 7,
Katolik sebesar 27, Kecamatan Lakbok yang menganut agama Islam sebesar 64.813, Protestan
sebesar 109, Katolik sebesar 13, Hindu sebesar 2, Kecamatan Purwodadi yang menganut
agama Islam sebesar 46.544, Protestan sebesar 1, Hindu sebesar 1, lainya sebesar 6, Kecamatan
Pamarican yang menganut agama Islam sebesar 78.868, Protestan sebesar 9, Kecamatan
Cidolog yang menganut agama Islam sebesar 21.840, Kecamatan Cimaragas yang menganut
agama Islam sebesar 18.525, Protestan sebesar 3, Kecamatan Cijeungjing yang menganut
agama Islam sebesar 59.176, Protestan sebesar 13, Katolik sebesar 6, Hindu sebesar 1, lainya
sebesar 8, Kecamatan Cisaga yang menganut agama Islam sebesar 41.673, Protestan sebesar
32, Katolik sebesar 6, Budha sebesar 3, lainya sebesar 6, Kecamatan Tambaksari yang
menganut agama Islam sebesar 24.789, Protestan sebesar 2, Kecamatan Rancah yang menganut
agama Islam sebesar 63.199, Protestan sebesar 6, Kecamatan Rajadesa yang menganut agama
Islam sebesar 62.737, Protestan sebesar 3, Hindu sebesar 1, Kecamatan Sukadana yang
menganut agama Islam sebesar 27.581, Protestan sebesar 5, lainya sebesar 18, Kecamatan
Ciamis yang menganut agama Islam sebesar 108.136, Protestan sebesar 1.203, Katolik sebesar
301, Hindu sebesar 12, Budha sebesar 72, lainya sebesar 115, Kecamatan Baregbeg yang
menganut agama Islam sebesar 48.645, Protestan sebesar 67, Katolik sebesar 11, lainya sebesar
1, Kecamatan Cikoneng yang menganut agama Islam sebesar 62.589, Protestan sebesar 7,
Katolik sebesar 1, Budha sebesar 4, Kecamatan Sindangkasih yang menganut agama Islam
sebesar 58.829, Protestan sebesar 109, Katolik sebesar37, Budha sebesar 5, Kecamatan
Cihaurbeuti yang menganut agama Islam sebesar 59.874, Protestan sebesar 3, Kecamatan
Sadananya yang menganut agama Islam sebesar 43.752, Protestan sebesar 3, Kecamatan
Cipaku yang menganut agama Islam sebesar 75.727, Protestan sebesar 2, Kecamatan Jatinagara
yang menganut agama Islam sebesar 31.662, Protestan sebesar 1, Kecamatan Panawangan
yang menganut agama Islam sebesar 60.417, Protestan sebesar 42, Katolik sebesar 125, lainya
sebesar 76, Kecamatan Kawali yang menganut agama Islam sebesar 47.757, Protestan sebesar
1, lainya sebesar 3, Kecamatan Lumbung yang menganut agama Islam sebesar 36.217,
Protestan sebesar 3, Hindu sebesar 1, Budha sebesar 3, lainya sebesar 10, Kecamatan Panjalu
yang menganut agama Islam sebesar 56.706, Protestan sebesar 3, Katolik sebesar 1, lainya
sebesar 3, Kecamatan Sukamantri yang menganut agama Islam sebesar 29.692, Kecamatan
Panumbangan yang menganut agama Islam sebesar 69.465, Protestan sebesar 2, Budha sebesar
4, lainya sebesar 4.
sukadana
kawali
tambaksari
ciamis
cidolog
cikoneng
sindangkasih
ciharbeuti
jatinagara
lumbung
panjalu
panawangan
banjarsari
lakbok
cijeungjing
rajadesa
baregbeg
banjaranyar
cimaragas
cisaga
rancah
sadananya
cipaku
panumbangan
purwadadi
pamarican
sukamantri
masjid mushola gereja protestan gereja katolik pura vihara
150000
100000
50000
0
Pertanian Manufaktur Jasa
Laki-Laki Perempuan
Gambar 14. Grafik Penduduk 15 keatas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan dan
Jenis Kelamin
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2021
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dapat mencakup banyak hal. Beberapa diantaranya yaitu
membahas tentang jam kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, upah, pesangon, PHK, cuti,
dan hal lainnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan di Indonesia dan luar negeri.
Peraturan dari Menaketrans ini dibuat untuk mensejahterakan para pekerja dan menciptakan
keteraturan. Beban kerja yang dirasakan oleh setiap karyawan di masing-masing perusahaan
juga berbeda-beda. Ada yang bekerja dari pagi hingga sore, ada yang bekerja sampai malam,
dan bahkan ada yang harus tetap bekerja di hari libur. Hal tersebut tergantung pada di bidang
apa perusahaan tersebut bergerak.
Peraturan mengenai Ketenagakerjaan telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang
No.13 tahun 2003 pasal 77 sampai pasal 85. Dimana, Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003
mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja
ini mengatur 2 sistem, yaitu :
• 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu;
atau
• 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat
puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka
waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja atau buruh
berhak atas upah lembur.
Namun, peraturan tersebut tidak berlaku untuk beberapa sektor dan beberapa jenis
pekerjaan. Dan dalam penerapannya tentu pekerjaan yang dijalankan terus-menerus ini
dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift. Berdasarkan Keputusan
Menteri, Kepmenakertrans No. 233 tentang Jenis Dan Sifat Pekerjaan Yang Dijalankan Secara
Terus Menerus, tanpa mengikuti ketentuan jam kerja sebagaimana tercantum dalam UU No.
13 tahun 2003. dimana pada pasal 3 ayat (1) mengatur bahwa pekerjaan yang berlangsung terus
menerus tersebut adalah:
• pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan;
• pekerjaan di bidang pelayanan jasa transportasi;
• pekerjaan di bidang jasa perbaikan alat transportasi;
• pekerjaan di bidang usaha pariwisata;
• pekerjaan di bidang jasa pos dan telekomunikasi;
• pekerjaan di bidang penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih (PAM),
dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas bumi;
• pekerjaan di usaha swalayan, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya;
• pekerjaan di bidang media masa;
• pekerjaan di bidang pengamanan;
• pekerjaan di lembaga konservasi;
• pekerjaan-pekerjaan yang apabila dihentikan akan mengganggu proses produksi,
merusak bahan, dan termasuk pemeliharaan/perbaikan alat produksi.
Berdasarkan peraturan tersebut berikut ini merupakan data Penduduk Berumur 15 Tahun
Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Ciamis Pada Tahun 2020. Terlihat pada data tersebut dapat diketahui
jumlah jam kerja kurang dari 0* pekerja laki-laki sebanyak 9.753 dan perempuan 11.859
dengan jumlah 21.612. Kemudian untuk jumlah jam kerja 1-14 jam terdapat 35.773 pekerja
laki-laki dan 55.510 pekerja perempuan dengan jumlah keseluruhan 91.283. Kemudian untuk
jam kerja 15-34 terdapat 83.346 untuk pekerja laki-laki dan 81.528 untuk pekerja perempuan
dengan jumlah keseluruhan 164.874. Sedangkan yang terakhir untuk jumlah jam kerja 35+
terdapat 245.678 untuk pekerja laki-laki dan 11.7320 untuk pekerja perempuan dengan jumlah
keseluruhan 3629.98. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk Kabupaten
Ciamis banyak yang memiliki jam kerja diatas 35 jam. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena
sektor yang dimiliki Kabupaten Ciamis sebagian termasuk dalam sektor-sektor yang penerapan
pekerjaannya dijalankan terus-menerus tanpa mengikuti ketentuan jam kerja sebagaimana
tercantum dalam UU No. 13 tahun 2003.
Tabel 14. Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis
Kelamin
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang
Lalu Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis
Tahun 2020
L
Lowongan
L
Pencari Kerja
Gambar 15. Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut Jumlah Jam Kerja
dan Jenis Kelamin
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2021
Abdullah, M. Amin. 2000. Dinamika Islam kultural: Pemetaan atas Wacana Keislaman
Kontemporer. Bandung
BPS. Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Hidayati, Inayah. 2008. Studi Kompratif Kualitas Lingkungan Permukiman Antara Dataran
dan Perbukitan. Skripsi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.
Kartiko Ardhi Widananto, Bambang Sudarsono, Arwan Putra Wijaya. 2016. ANALISIS
PERSEBARAN TEMPAT IBADAH DAN KAPASITASNYA BERDASARKAN
JUMLAH PENDUDUK BERBASIS SIG (Studi Kasus 5 Kecamatan di Kota Semarang).
Jurnal Geodesi Undip. Vol 5 No 3.