Anda di halaman 1dari 37

TUGAS MINGGUAN

KARAKTERISTIK DAN ANALISA KONDISI SOSIAL WILAYAH


KAJIAN
ANALISA KOTA DAN DAERAH

Anggota :

1. E100190035 Amalya A.W


2. E100190027 Monica Ramadhan
3. E100211083 Naurania Nadifa A.
4. E100211094 Dinda Nur F. K.
5. E100211234 Muchamad Farid M.
6. E100211235 Salsabella Destria R.
7. E100211243 Faiq Aditya H. M. Y.
8. E100221138 Dwi Cahyo S. D.
9. E100221139 Rias Nur Q.
10. E100221147 Winda Mardaletha
11. E100221182 Eri Setiawan
12. E100221195 Faizul Ilmi

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SUKOHARJO
ASPEK SOSIAL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya pembangunan yang terdapat di Kota dan Kabupaten yang ada di
Indonesia seperti contohnya Kabupaten Ciamis, menimbulkan persoalan yang terjadi di bidang
sosial. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, ketersediaan lapangan kerja yang
semakin sedikit, dan migrasi yang terus terjadi membuat fenomena ini tak dapat dihindari.
Fenomena ini terjadi salah satunya di Kabupaten Ciamis, dimana Kabupaten Ciamis yang
bertumpu pada kegiatan pertanian, mulai perlahan ditinggalkan dan masyarakat berfokus pada
bidang industri dan jasa.
Kabupaten Ciamis merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki kepadatan dan pertumbuhan penduduk
yang termasuk kategori rendah di Provinsi Jawa Barat yang didominasi oleh suku Sunda dan
pemeluk agama Islam. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk
yang ada menyebabkan peningkatan terhadapat kebutuhan lahan dan jumlah pemukiman.
Pertumbuhan penduduk ini juga mempengaruhi aspek sosial lainnya yaitu berhubungan dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ciamis. Persoalan
tersebut sebaiknya menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten Ciamis.
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia. Dalam era
globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrim pada masa ini menuntut semua
manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Semakin meningkatnya pembangunan yang
terdapat di Kota dan Kabupaten yang ada di Indonesia seperti contohnya Kabupaten Ciamis,
menimbulkan persoalan yang terjadi di bidang sosial. Pertumbuhan penduduk yang semakin
meningkat, ketersediaan lapangan kerja yang semakin sedikit, dan migrasi yang terus terjadi
membuat fenomena ini tak dapat dihindari. Fenomena ini terjadi salah satunya di Kabupaten
Ciamis, dimana Kabupaten Ciamis yang bertumpu pada kegiatan pertanian, mulai perlahan
ditinggalkan dan masyarakat berfokus pada bidang industri dan jasa.

Ciamis adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berada
di Tenggara Jawa Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, Kota Banjar, dan di Sebelah Barat berbatasan dengan Kota
Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten Ciamis merupakan wilayah yang ramai
karena kabupaten ini terletak tepat di jalan lintas jalur (Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Letak
kabupaten yang ramai dan strategis membuat daerah ini menjadi daerah yang ramai dengan
fasilitas pariwisata seperti pusat berbelanja oleh-oleh, rumah makan, hingga tempat-tempat
wisata yang tersebar didalamnya.
Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki kepadatan dan pertumbuhan
penduduk yang termasuk kategori rendah di Provinsi Jawa Barat yang didominasi oleh suku
Sunda dan pemeluk agama Islam. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kepadatan
penduduk yang ada menyebabkan peningkatan terhadapat kebutuhan lahan dan jumlah
pemukiman. Pertumbuhan penduduk ini juga mempengaruhi aspek sosial lainnya yaitu
berhubungan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Ciamis. Persoalan tersebut sebaiknya menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten
Ciamis.

B. Tujuan

a. Menganalisa karakteristik fisik, social, ekonomi, sarana dan prasarana, dan tata ruangan
wilayah kabupaten Ciamis.
b. Menganalisa potensi dan permasalahan di wilayah kabupaten Ciamis.
c. Menganalisa perencanaan wilayah kabupaten Ciamis berdasarkan potensi dan permasalahan
wilayah.
II. METODE

1. Data yang digunakan


Adapun beberapa data yang dipergunakan dalam Analisa aspek social di wilayah Ciamis
adalah dari data sekunder yang dimana perolehan datanya diambil dari data BPS Kabupaten
Ciamis dalam angka tahun 2022. Data-data ini kemudian akan olah untuk dianalisis sehingga
diperoleh data karakteristik social wilayah Kabupaten Ciamis. Data-data tersebut didapat
sepenuhnya dari sumber BPS Kabupaten Ciamis dalam angka 2022 sebagai berikut:
a. Jumlah Penduduk
b. Laju Pertumbuhan Penduduk
c. Kepadatan Penduduk
d. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
e. Penduduk berdasarkan Fasilitas Kesehatan
f. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut
g. Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Ciamis
h. Penduduk Menurut Tingkat Ketenagakerjaan

2. Metode Analisa
Metode Analisa data merupakan suatu perpaduan data yang akan diperoleh dari data primer
dan sekunder untuk menghasilkan kesimpulan dalam pengambilan keputusan. Noeng Muhadjir
(1998: 104) mengemukakan pengertian analisis data sebagai “upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya
mencari makna.” Sedangkan menurut Moleong (2017:280-281) analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukantema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data.
Metode analisi data dalam tugas ini merupakan hasil dari analisis sendiri yang dimana
pemikiran dari masing-masing kelompok dengan membandingkan data berdasarkan jurnal atau
pendapat ilmiah. Kemudian hasil analisis dipadukan dengan data dari hasil BPS Kabupaten
Ciamis dalam angka 2022.
III. HASIL ANALISIS DAN KARAKTERISTIK

1. Jumlah Penduduk

Penduduk Indonesia adalah semua orang yang berdomisili di wilayah teritorial Indonesia,
mencakup Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang telah menetap
selama satu tahun atau lebih atau berencana menetap di wilayah Indonesia selama minimal satu
tahun.
Ciamis merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Barat, dengan jumlah penduduk
sebesar 1.430.262 jiwa. Kecamatan yang ada di Kabupaten Ciamis memiliki jumlah penduduk
yang bervariasi. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yang ada di Kabupaten Ciamis
adalah Kecamatan Ciamis dengan jumlah penduduk sebanyak 109.839 jiwa, adapun Kecamatan
Cimaragas menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit sebesar 18.528 jiwa.

Tabel 1. Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Ciamis


No Kecamatan Jumlah
1 Banjarsari 81543
2 Banjaranyar 47016
3 Lakbok 64937
4 Purwadadi 46552
5 Pamarican 78877
6 Cidolog 21840
7 Cimaragas 18528
8 Cijeungjing 59204
9 Cisaga 41720
10 Tambaksari 24791
11 Rancah 63205
12 Rakadesa 62741
13 Sukadana 27604
14 Ciamis 109839
15 Baregbeg 48724
16 Cikoneng 62601
17 Sindangkasih 58980
18 Cihaurbeuti 59877
19 Sadananya 43755
20 Cipaku 75729
21 Jatinagara 31664
22 Panawangan 60660
23 Kawali 47761
24 Lumbung 36234
25 Panjalu 56713
26 Sukamantri 29692
27 Panumbangun 69475
Total Penduduk 1430262

Gambar 1. Peta Peta Jumlah Penduduk Kabupaten Ciamis


2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menunjukkan rata-rata tingkat
pertambahan penduduk per-tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai
persentase dari penduduk dasar. Metode penghitungan laju pertumbuhan penduduk yang
digunakan oleh BPS adalah metode geometrik. (BPS Kabupaten Ciamis, 2022). Berdasarkan data
BPS pada Kabupaten Ciamis dalam Angka tahun 2022 menunjukkan kenaikan laju pertumbuhan
penduduk Indonesia dari 0.66 persen pada periode 2010-2020 menjadi 0.94 persen pada periode
2020-2021. Laju pertumbuhan yang semakin meningkat menunjukkan jumlah penduduk yang
besar dan semakin bertambah setiap tahunnya, meningkatnya laju pertumbuhan yang tidak diikuti
dengan kualitas SDM yang baik akan menjadi beban bagi pembangunan suatu wilayah. Laju
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Ciamis lebih rinci dijelaskan dalam tabel
Tabel 2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Ciamis Tahun 2010-2021 per Kecamatan
Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2010 - 2021
Kecamatan 2010 - 2020 2020 - 2021
Banjarsari 0.67 0.93
Banjaranyar 0.23 0.35
Lakbok 1.20 1.64
Purwadadi 1.00 1.37
Pamarican 0.50 0.70
Cidolog 0.28 0.41
Cimaragas 0.37 0.54
Cijeungjing 0.56 0.79
Cisaga 0.24 0.36
Tambaksari - 0.37 0.15
Rancah 0.08 0.15
Rajadesa 0.80 1.11
Sukadana 0.08 0.16
Ciamis 0.49 0.70
Baregbeg 0.75 1.05
Cikoneng 0.95 1.31
Sindangkasih 1.28 1.76
Ciharbeuti 0.77 1.07
Sadananya 1.20 1.64
Cipaku 1.15 1.58
Jatinagara 0.56 0.79
Panawangan 0.57 0.81
Kawali 0.68 0.95
Lumbung 0.51 0.72
Panjalu 0.53 0.75
Sukamantri 0.78 1.08
Panumbangan 0.73 1.01
Kabupaten Ciamis 0.66 0.94
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022 BPS,2022
Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Ciamis Tahun 2020 - 2021
Laju Pertumbuhan Penduduk (dalam Persen)

Panumbangan
Sukamantri
Panjalu
Lumbung
Kawali
Panawangan
Jatinagara
Cipaku
Sadananya
Ciharbeuti
Sindangkasih
Cikoneng
Baregbeg
Ciamis
Sukadana
Rajadesa
Rancah
Tambaksari
Cisaga
Cijeungjing
Cimaragas
Cidolog
Pamarican
Purwadadi
Lakbok
Banjaranyar
Banjarsari
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2

Gambar 2. Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Ciamis Tahun 2020-2021


Sumber: Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022 BPS,2022
Gambar 3. Peta Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Ciamis
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, Kecamatan di Kabupaten Ciamis yang memiliki laju
pertumbuhan yang tinggi adalah Kecamatan Sindangkasih, hal tersebut disebabkan karna lokasi
Kecamatan Sindangkasih berbatasan dengan Kota Tasik yang menjadi pusat bisnis dan
perdagangan di Priangan Timur, sedangkan wilayah yang memiliki laju pertumbuhan terendah
adalah Kecamatan Rancah, karna wilayah tersebut merupakan perkebunan karet. Selain kondisi
wilayahnya, pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu fertilitas, mortalitas
dan migrasi. Laju pertumbuhan penduduk dapat diminimalisir oleh beberapa faktor penghambat
laju pertumbuhan penduduk. Faktor tersebut dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Positive checks atau kejadian yang berada diluar kekuasaan manusia seperti, bencana
alam, penyakit menular, kelaparan, perang dan pembunuhan.
2. Presentive checks atau hal yang bisa diusahakan oleh sendiri seperti, menunda perkawinan
atau pernikahan dan tidak menikah secara sukarela (Malthus, 2010).
3. Kepadatan Penduduk

Tabel 3. kepadatan penduduk kabupaten Ciamis berdasarkan kecamatan


Kecamatan Presentase Penduduk Kepadatan Penduduk/Km2
Banjarsari 5,70 5806,17
Banjaranyar 3,29 10996,57
Lakbok 4,54 1125,75
Purwadadi 3,25 913,76
Pamarican 5,51 633,81
Cidolog 1,53 387,32
Cimaragas 1,30 700,17
Cijeungjing 4,14 974,71
Cisaga 2,92 520,51
Tambaksari 1,73 411,00
Rancah 4,42 728,95
Rajadesa 4,39 1017,46
Sukadana 1,93 476,27
Ciamis 7,68 3245,61
Baregbeg 3,41 1272,68
Cikoneng 4,38 1328,36
Sindangkasih 4,12 1973,09
Ciharbeuti 4,19 933,23
Sadananya 3,06 946,28
Cipaku 5,29 962,74
Jatinagara 2,21 926,80
Panawangan 4,24 728,51
Kawali 3,34 1316,65
Lumbung 2,53 1298,39
Panjalu 3,97 770,63
Sukamantri 2,08 586,51
Panumbangan 4,86 1098,86
Ciamis 100,00 894,61

Pertambahan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap tingkat kepadatan penduduk
di suatu wilayah tersebut. Hal ini terjadi karena penduduk bertambah sedangkan ruang atau
wilayah sifatnya tetap. Dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan
penyebaran penduduk yang merata, maka akan terjadi suatu ledakan penduduk di daerah-daerah
tertentu terutama di daerah yang mempunyai daya tarik yang cukup kuat baik daya tarik ekonomi,
fasilitas sosial yang memadahi, jaminan keamanan, kondisi geografis yang bagus, maupun dari
aspek sosial. Hal ini menjadi masalah yang lazim bagi kehidupan karena manusia mempunyai
kecenderungan mencari tempat-tempat yang dekat dengan sumber penghidupannya seperti dekat
industri,dekat sungai, dekat jalan raya dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk antara lain adalah :
1. Daerah yang produktif
2. Sebagai pusat pemerintahan
3. Kesempatan lapangan kerja yang lebih baik
4. Tersedianya sarana prasarana yang memadahi seperti sarana pendidikan,
transportasidan komunikasi, hiburan dan penerangan.
Kepadatan penduduk yang terjadi mungkin dipengaruhi oleh beberapa letak daerah yang
strategis baik dari aspek ekonomi, sosial maupun fasilitas umum, sistemtata kota yang kurang
baik dan sebagainya. Distribusi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi daerah sekitar
produktif, lapangan kerja yang baik bagi masyarakat mereka berusaha menetap di daerah
tersebut dan sebagainya.
Menurut lembaga pengawas dan pengembangan wilayah kekotaan (LPPWK,1991)
faktor-faktor lain yang mempengaruhi persebaran dan kepadatan penduduk yang
mengelompok antara lain adalah interaksi dan komunikasi masyarakat yang bersifat terbuka,
akses sosial dan budaya yang dapat masuk dan keluar dari daerah dengan mudah, serta
didukung oleh fasilitas ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, keagamaan yang memadai.
Adapun kepadatan penduduk klasifikasi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Kepadatan penduduk yang termasuk kompleks perkantoran dan sekolah yang
merupakan pusat kota.
2. Kepadatan penduduk yang termasuk sedang terdapat di sebagian besar daerah
kotamadya. Hal ini di sebabkan karena karakteristik daerah tersebut hampir sama dengan
daerah pusat kota. Selain sebab tersebut dikarenakan juga para pendatangdi daerah tersebut
menginginkan harga tanah yang relatif murah.
3. Kepadatan penduduk termasuk rendah terdapat di daerah pinggiran kota. Sebagian
besar penduduknya bekerja sebagai petani, buruh bangunan dan buruh industri. Banyak
penduduk yang tidak sekolah. Kepadatan penduduk yang termasuk rendah ini terdapat juga di
daerah perkotaan terutama di bagian tengah, karena banyak penduduk yang mengadakan
migrasi keluar dan daerah tersebut.
Gambar 4. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Ciamis
4. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
1. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tabel 4. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kabupaten Ciamis
Jenis Kelamin
Kelompok
Laki- Jumlah Rasio
Umur Perempuan
laki
0-4 32505 30350 62855 107,10
5-9 48300 45248 93548 106,75
10-14 54535 50788 105323 107,38
15-19 57865 54417 112282 106,34
20-24 57935 53751 111686 107,78
25-29 54753 51201 105954 106,94
30-34 47974 47427 95401 101,15
35-39 52910 51005 103915 103,73
40-44 50717 48308 99025 104,99
45-59 48261 48480 96741 99,55
50-54 45045 46990 92035 95,86
55-59 41154 44483 85637 92,52
60-64 37390 38853 76243 96,23
>65 87708 101909 189617 86,07
Jumlah 717052 713210 1430262 100,54

Sumber: BPS Kabupaten Ciamis dalam angka 2022

120000
100000
80000
60000
40000
20000
0

Kelompok Umur

Laki-laki Perempuan

Gambar 5. Grafik Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Dari data BPS Kabupaten Ciamis dalam angka 2022, jika dianalisis berdasarkan jumlah
penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin diperoleh data jenis kelamin laki-laki
dengan jumlah 717052 jiwa dan perempuan dengan jumlah 713210 jiwa sehingga jumlah
totalnya adalah 1430262. Berdasarkan tabel tersebut dapat di hitung rasio jenis kelamin sebagai
berikut:
𝑃(0−14)+𝑃(65+)
RBK = 𝑃(15−65)
𝑥100
261726+189617
= 𝑋100
1168536
1691988
= 𝑋100
1168536
= 144,79
Berdasarkan perhitungan, besarnya rasio ketergantungan di Kabupaten Ciamis yaitu
144,79. Nilai dari data ini artinya penduduk setiap usia produktif umur (15-64 tahun), selain
untuk menanggung dirinya sendiri juga menanggung 144,79 orang usia belum produktif
maupun usia tidak produktif lagi.
Berdasarkan data dapat diartikan lebih jelas bahwa semakin banyak penduduk usia
produktif suatu wilayah maka kemungkinan semakin kecil nilai dari ketergantuangan suatu
wilayah dan begitu juga sebaliknya. Menurut Mantra dalam Hidayati (2008), rasio jenis
kelamin merupakan perbandingan jumlah penduduk antara jenis kelamin laki – laki dan
perempuan. Dalam pengerjaannya, rasio adalah perbandingan antara laki – laki dan perempuan
dikalikan 100 (seratus). Angka tersebut dikatakan sebagai posisi normal yang berarti jumlah
penduduk laki – laki sama dengan jumlah penduduk perempuan.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Selama
Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis, 2021
Jenis Kelamin
Kegiatan Utama Laki- Laki-Laki +
Laki Perempuan Perempuan
I. Angkatan Kerja/Economically Active 405.890 265.173 671.063
1. Bekerja/Working 380.993 256.109 637.102
2. Pengangguran
Terbuka/Employement 24.897 9.064 33.961
II. Bukan Angkatan Kerja/Not
Economically Active 63.353 226.573 289.926
1. Sekolah/Attending School 25.874 23.313 49.187
2. Mengurus Rumah
Tangga/Housekeeping 10.212 184.885 195.097
3. Lainnya/Others 27.267 18.375 45.642
Jumlah/Total 469.243 491.746 960.989
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis
Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Ciamis, 2021
1.500.000
1.000.000
500.000
0
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan

I. Angkatan Kerja 1. Bekerja 2. Pengangguran Terbuka


II. Bukan Angkatan Kerja 1. Sekolah 2. Mengurus Rumah Tangga
3. Lainnya Jumlah

Gambar 6. Grafik Jumlah Penduduk 15 tahun keatas menurut Jenis Kegiatan


Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022

Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu
menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan
kelompok umur masing-masing. Baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan,
kesehatan, pekerjaan dan sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan asupan gizi
yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai
kebutuhan untuk meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan tidak
terkena anemia, sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga membutuhkan pelayanan
berkaitan dengan kesehatan dan lain-lain.
Rasio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya
jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan
waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100
penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini, berguna untuk pengembangan perencanaan
pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan
pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Rasio Jenis kelamin juga digunakan untuk
melihat proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan untuk berbagai perencanaan
kegiatan seperti penyediaan Rumah Sakit Bersalin, penyediaan ragam pendidikan dan lain
sebagainya. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi,
terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.
Dari data diatas, terlihat jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki berumur 15 tahun sebesar
469.243, jenis kelamin perempuan berjumlah 491.746, dan laki laki + perempuan berjumlah
960.989. Terlihat dari data, Angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki berjumlah 405.890
sedangkan Angkatan kerja berjenis kelamin perempuan berjumlah 265.173 menandakan
Angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan yang berjenis kelamin
perempuan.
Untuk yang kegiatannya bekerja, jenis kelamin laki-laki berjumlah 380.993 dan jenis
kelamin perempuan berjumlah 256.109 menandakan banyaknya laki laki yang bekerja
dibandingkan jenis kelamin perempuan. Untuk pengangguran berdasarkan data lebih banyak
yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Untuk yang kegiatannya sekolah
lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Untuk yang
kegiatannya mengurus rumah tangga lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan
dibandingkan laki-laki.

Tabel 6. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Ciamis, 2021
Pendidikan Jumlah Persentase Bekerja Sumber
Tertinggi Bekerja Pengangguran Angkatan Terhadap Angkatan :
yang Kerja Kerja
0 351.313 8.775 360.088 97.56
1 132.886 4.340 137.226 96.84
2 117.150 16.989 134.139 87.33
3 35.753 3.857 39.610 90.26
Total 637.102 33.961 671.063 94.94
Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu
yang Lalu di Kabupaten Ciamis, 2021

800.000
600.000
400.000
200.000
0
Bekerja Pengangguran Jumlah Angkatan Kerja Persentase Bekerja
Terhadap Angkatan
Kerja

0 1 2 3 Total

Gambar 7. Grafik Penduduk umur 15 tahun ke atas menurut Pendidikan Tertinggi yang
ditamatkan dan Jenis Kegiatan
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Diskriminasi terhadap perempuan bukan hanya dibidang pekerjaan yang menghasilkan
pendapatan. Diskriminasi ini terjadi karena tatanan sosial yang berlaku di masyarakat. Dalam
pencapaian pendidikan, anak perempuan selalu mendapatkan perhatian kedua setelah perhatian
terhadap anak laki-laki, karena itu secara makro pendidikan yang ditamatkan oleh perempuan
rata-rata rendah. Pencapaian pendidikan yang lebih rendah akan berpengaruh pada penghasilan
yang diterima. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Karena, pendidikan dianggap mampu untuk menghasilkan tenaga kerja yang
bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang moderen. Sumber daya manusia
seperti inilah yang diharapkan mampu menggerakkan roda pembangunan ke depan, salah satu
upaya dalam mewujudkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan ini dikenal
dengan kebijakan link and match. Kebijakan ini bertujuan untuk mengoptimalkan dan
mengefisienkan sumber daya manusia dengan sistem pendidikan. Terlihat pada data Tingkatan
Pendidikan sampai SD yang bekerja sebanyak 351.313, SMP sebanyak 132.886, SMA
sebanyak 117.150 dan pada tingkat perguruan tinggi sebanyak 35.753. Untuk Pengangguran
pada tingkat SD sebanyak 8.775, SMP sebanyak 4.340, SMA sebanyak 16.989, dan pada
tingkat perguruan tinggi sebanyak 3.857. Dari tabel diatas dapat disimpulkan banyaknya
pengangguran pada tingkatan tamatan SD dan paling sedikit pada tingkatan tamatan Perguruan
Tinggi.

Tabel 7. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Ciamis, 2021
Bukan
Persentase Angkatan Kerja
Pendidikan Tertinggi Angkatan
terhadap Penduduk Usia Kerja
yang Ditamatkan Kerja Jumlah
1 142.496 502.584 71.65
2 91.466 228.692 60.00
3 46.024 180.163 74.45
4 9.440 49.550 79.94
Jumlah/Total 289.926 960.989 69.83
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Terlihat dari tabel diatas, Bukan Angkatan kerja yang mencari pekerjaan berjumlah
142.496, Mempersiapkan usaha berjumlah 91.466, Merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan
berjumlah 46.024, dan yang sudah mempunyai pekerjaan tapi belum mulai bekerja berjumlah
9.940. Pada tabel juga terlihat persentase Angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja paling
besar yaitu Yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, sebesar 79,94% dan
paling rendah pada Yang mempersiapkan usaha sebesar 60,00%.

Tabel 8. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten
Ciamis, 2019-2021
Laki-
Status Pekerjaan Utama Perempuan Jumlah
Laki
Berusaha sendiri 97.942 59.535 157.477
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak
74.851 43.031 117.882
dibayar
Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 13.370 3.220 16.590
Buruh/Karyawan/Pegawai 112.596 65.230 117.826
Pekerja bebas 65.852 20.774 86.626
Pekerja keluarga/tidak dibayar 16.382 64.319 80.701
Jumlah 380.993 256.109 637.102
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di
Kabupaten Ciamis, 2019-2021
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0

Laki-Laki Perempuan Jumlah

Gambar 8. Grafik Penduduk umur 15 keatas menurut Jenis Kegiatan Utama


Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022

Tenaga kerja menjadi faktor yang sangat penting dalam proses produksi. Tanpa adanya
tenaga kerja, proses produksi tidak akan bisa berjalan dengan lancar, namun disisi lain tenaga
kerja juga bisa menimbulkan berbagai masalah. Banyak sekali masalah ketenagakerjaan di
Indonesia diantaranya berkaitan dengan sempitnya peluang kerja, rendahnya upah yang
diterima, dan tingginya laju pertumbuhan angkatan kerja. Masalah ketenagakerjaan ini juga
menjadi masalah yang sama di Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu perlu adanya peran
pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut antara lain melalui pembangunan
pendidikan, peningkatan kualitas tenaga kerja yang berkemampuan dalam memanfaatkan,
mengembangkan dan menguasai IPTEK serta pelatihan keterampilan dan wawasan sehingga
mempermudah dalam proses penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan. Terlihat pada tabel,
kegiatan utama penduduk berusia 15 tahun ke atas di Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2021
mengalami perubahan di tiap tahun nya. Penduduk yang kegiatan utamanya berkerja pada
tahun 2019 paling tinggi dibandingkan penduduk yang kegiatan utamanya penganggur terbuka
dan bukan Angkatan kerja, yaitu berjumlah 601.243 dan penduduk yang bekerja pada tahun
2021 mengalami penurunan menjadi 637.102 penduduk. Untuk persentese tingkat kesempatan
kerja paling tinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 94,94% dan paling rendah pada tahun
2020 yaitu sebesar 94,34%. Untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) paling tinggi terjadi
pada tahun 2020 yaitu sebesar 5,66% dan paling rendah pada tahun 2021 yaitu sebesar 5,06%.
Untuk tingkat partisipasi Angkatan kerja (TPAK), paling tinggi terjadi pada tahun 2020 yaitu
sebesar 71,41% dan paling rendah pada tahun 2019 yaitu sebesar 67,39%.
Tabel 9. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu
Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis, 2021
Tahun
Kegiatan Utama
2019 2020 2021
I. Angkatan Kerja 633.945 679.192 671.063
1. Bekerja 601.243 640.767 637.102
2. Penganggur Terbuka 32.702 38.425 33.961
II. Bukan Angkatan Kerja (Sekolah,Mengurus
306.766 271.869 289.926
Rumah Tangga, dll)
Jumlah 940.711 951.061 960.989
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 94.84 94.34 94.94
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5.16 5.66 5.06
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 67.39 71.41 69.83
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama
Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Ciamis, 2021

1.500.000
1.000.000
500.000
0

Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Gambar 9. Grafik Penduduk umur 15 keatas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan utama
dan Jenis Kelamin
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Masalah ketenagakerjaan ini juga menjadi masalah yang sama di Provinsi Jawa Barat.
Oleh karena itu perlu adanya peran pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
antara lain melalui pembangunan pendidikan, peningkatan kualitas tenaga kerja yang
berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK serta pelatihan
keterampilan dan wawasan sehingga mempermudah dalam proses penyerapan tenaga kerja
yang dibutuhkan. Upaya perluasan lapangan pekerjaan merupakan hal yang paling dibutuhkan,
sehingga dibutuhkan kebijakan yang menyeluruh dan terpadu untuk memperluas kesempatan
kerja yang menyangkut berbagai segi seperti pengarahan investasi, pembangunan yang
berorientasi pada perluasan lapangan kerja dan penciptaan lapangan pekerjaan yang
berkesinambungan. Terlihat pada tabel, status pekerjaan utama dan jenis kelamin di Kabupaten
Ciamis tahun 2021, Status pekerjaan buruh/karyawan/pegawai menempati peringkat paling
tinggi diantara status pekerjaan lainnya di Kabupaten Ciamis, yaitu berjumlah 177.826 dan
paling rendah pada status pekerjaan Usaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, yang berjumlah
16.590. Pada status pekerjaan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki memiliki jumlah yang lebih
banyak dibandingkan perempuan yaitu laki-laki sebanyak 380.993 dan perempuan berjumlah
256.109.

5. Penduduk berdasarkan Fasilitas Kesehatan


Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28 H yang menetapkan bahwa
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan Negara
bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi warga negaranya. Puskesmas
(Pusat Kesehatan Masyarakat) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem
upaya kesehatan (Andini et al., 2019).
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan yang meliputi upaya preventif, kuratif, rehabilitatif yang dilaksanakan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Pembangunan kesehatan adalah upaya
untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat terakses fasilitas pelayanan kesahatan karena
kesahatan adalah hak asasi manusia (Sulistyorini dkk, 2011). Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No 6 tahun 2013 fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu,
a) Fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang
melayani dan melaksanakan pelayanan kesehatan dasar.
b) Fasilitas kesehatan tingkat kedua adalah jenis fasillitas pelayanan kesehatan yang
melayani dan memberikan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan
spesialistik
c) Fasilitas kesehatan tingkat ketiga adalah jenis pelayanan kesehatan yang melayani dan
melaksanakan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan spesialistik, dan
pelayanan kesehatan sub spesialistik.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat (Kemenkes, 2016). Rumah sakit mempunyai peranan yang penting untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia rumah sakit merupakan rujukan
pelayanan kesehatan untuk puskesmas terutama upaya penyembuhan dan pemulihan. Mutu
pelayanan di rumah sakit sangat dipengaruhui oleh kualitas dan jumlah tenaga kesehatan yang
dimiliki rumah sakit tersebut. Aspek-aspek alat merupakan sarana dan prasaran yang
diperlukan dalam menunjang kegiaan pemberian pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien.
Lingkungan fisik mempengaruhi kepuasan pasien. Lingkungan yang terkait dengan pelayanan
rawat jalan adalah konstribusi pembangunan dan desain ruangan sseperti ruang tunggu dan
ruang pemeriksaan. Sarana dan prasarana lingkungan fisik tersebut diharapkan akan
membentuk lingkungan rumah sakit yang menyenangkan, bersih, rapi serta memberikan
kenyamanan dan keselamatan bagi pasien (Guyton, 2008).
Poliklinik adalah salah satu unit pelayanan masyarakat yang bergerak pada bidang
kesehatan. Sebuah poliklinik yang menawarkan fasilitas perawatan kesehatan yang di
khususkan untuk perawatan pasien rawat jalan.
Rumah Sakit Bersalin adalah tempat yang memberikan fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat membantu para ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal
pada masa antepartum, intrapartum, postpartum.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Penyelenggaraan puskesmas perlu ditata ulang
untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan dan kualitas pelayanan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menyukseskan program jaminan sosial
nasional. (Permenkes No 75 Tahun 2014). Dalam menjalankan perannya, Puskesmas harus
selalu memperhatikan kualitas staf medis, pelayanan gawat darurat, perawatan perawat,
tersedianya pelayanan yang lengkap, rekomendasi dokter, peralatan yang modern, karyawan
yang sopan santun, lingkungan yang baik, penggunaan Puskesmas sebelumnya, ongkos
perawatan, rekomendasi keluarga, dekat dari rumah, ruangan pribadi dan rekomendasi teman
(Cooper, 1995).
Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang
memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja
Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral Puskesmas, yang harus dibina
secara berkala oleh Puskesmas. Tujuan Puskesmas Pembantu adalah untuk meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.
Apotek adalah sarana pelayanan kesehatan untuk membantu meningkatkan kesehatan
bagi masyarakat, apotek juga sebagai tempat praktik tenaga profesi apoteker dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian (Hartini dan Sulasmo, 2007).
Berdasarkan analisis hasil pengumpulan data fasilitas kesehatan yang diperoleh dari
Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2022 bahwa setiap kecamatan memiliki rincian sebagai
berikut:
Tabel 10. Persebaran Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Ciamis Tahun 2021
Rumah Rumah Sakit Puskesmas
Kecamatan Sakit Bersalin Poliklinik Puskesmas Pembantu Apotik
Banjarsari 0 0 4 2 2 7
Banjaranyar 0 0 5 1 5 0
Lakbok 0 0 2 2 2 4
Purwadadi 0 0 1 1 3 0
Pamarican 0 0 5 2 6 5
Cidolog 0 0 1 1 3 1
Cimaragas 0 0 1 1 4 1
Cijeungjing 1 1 1 2 4 3
Cisaga 0 0 0 1 5 1
Tambaksari 0 0 0 1 4 1
Rancah 0 0 3 1 4 2
Rajadesa 0 0 1 1 5 3
Sukadana 0 0 0 1 3 1
Ciamis 2 2 7 2 2 8
Baregbeg 2 2 0 1 2 2
Cikoneng 0 0 1 1 4 2
Sindangkasih 0 0 1 1 2 3
Cihaurbeuti 0 0 2 2 4 3
Sadananya 0 0 1 1 2 2
Cipaku 0 0 1 2 3 2
Jatinagara 0 0 0 1 2 2
Panawangan 0 0 0 2 7 1
Kawali 0 0 1 1 3 6
Lumbung 0 0 0 1 3 3
Panjalu 0 0 2 1 3 1
Sukamantri 0 0 1 1 3 2
Panumbangan 0 0 1 2 4 5
Total 5 5 42 36 94 71
Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2022
Berdasarkan data persebaran fasilitas kesehatan Kecamatan di Kabupaten Ciamis
Tahun 2021 yang diperoleh dari Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2022 terdapat 6 (enam)
fasilitas kesehatan yaitu Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, dan Apotik. Wilayah Kabupaten Ciamis yang memiliki fasilitas
kesehatan paling banyak yaitu Puskesmas Pembantu dan yang paling sedikit Rumah Sakit dan
Rumah Sakit Bersalin.
Jika dilihat dari kondisi persebaran fasilitas kesehatan disetiap Kecamatan di Kabupaten
Ciamis masih belum rata. Fasilitas kesehatan masih belum dapat dirasakan masyarakat secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya memperhatikan pemerataan
pembangunan disetiap Kecamatan di Kabupaten Ciamis.

Gambar 10. Peta Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan

6. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut


Indonesia adalah negara yg penduduknya sangat majemuk jika dicermati menurut segi
suku, budaya, dan agama. Beberapa agama dunia, di samping agama lokal hidup dan
berkembang di negara ini. Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia, kebebasan beragama, dan memberikan perlindungan terhadap semua pemeluk agama
dalam mengamalkan dan menjalankan ajaran agamanya, sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Semua agama menghormati manusia, oleh karena itu semua umat beragama harus saling
menghormati dan menghargai. Dengan demikian, sikap kooperatif umat beragama harus
dikembangkan dalam kehidupan masyarakat untuk meningkatkan toleransi beragama. Dari
toleransi inilah muncul kerukunan antar umat beragama. Toleransi antar umat beragama bukan
berarti ajaran satu agama bercampur dengan ajaran agama lain. Bisa dimaklumi bahwa agama
bisa menembus batas-batas etnis, wilayah bahkan nasional. Dapat dilihat bahwa agama
memiliki potensi untuk mempersatukan umat. Agama adalah pembawa damai yang
mendukung pembangunan. Di sisi lain, agama juga dapat menjadi sumber konflik, yang dapat
merusak persatuan nasional, stabilitas nasional, dan keberlanjutan yang diperlukan untuk
pembangunan (Abdullah, 2000).
Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kabupaten
Ciamis, 2020
Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Banjarsari 81414 101 27 - 1 -
Banjaranyar 47003 7 6 - - -
Lakbok 64813 109 13 2 - -
Purwodadi 46544 1 - 1 - 6
Pamarican 78868 9 - - - -
Cidolog 21840 - - - - -
Cimaragas 18525 3 - - - -
Cijeungjing 59176 13 6 1 - 8
Cisaga 41673 32 6 - 3 6
Tambaksari 24789 2 - - - -
Rancah 63199 6 - - - -
Rajadesa 62737 3 - 1 - -
Sukadana 27581 5 - - - 18
Ciamis 108136 1203 301 12 72 115
Baregbeg 48645 67 11 - - 1
Cikoneng 62589 7 1 - 4 -
Sindangkasih 58829 109 37 - 5 -
Cihaurbeuti 59874 3 - - - -
Sadananya 43752 3 - - - -
Cipaku 75727 2 - - - -
Jatinagara 31662 1 - - - 1
Panawangan 60417 42 125 - - 76
Kawali 47757 1 - - - 3
Lumbung 36217 3 - 1 3 10
Panjalu 56706 3 1 - - 3
Sukamantri 29692 - - - - -
Panumbangan 69465 2 - - 4 4
Ciamis 1427630 1737 534 18 92 251
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang
Dianut di Kabupaten Ciamis, 2020

120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
Banjarsari

Lakbok

Cipaku

Kawali
Pamarican

Cisaga

Rancah
Rajadesa

Cikoneng

Jatinagara
Sukadana
Cidolog
Purwodadi

Tambaksari

Ciamis

Sindangkasih

Lumbung
Panjalu
Cimaragas
Cijeungjing

Baregbeg

Cihaurbeuti

Panawangan
Banjaranyar

Sadananya

Sukamantri
Panumbangan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya

Gambar 11. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022

Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Ciamis yang beragama
Islam sebesar 1.427.630, Protestan sebesar 1.737, Katolik sebesar 534, Hindu sebesar 18,
Budha 92, lainya sebesar 251. Terlihat dari data diatas, Kecamatan Banjarsari yang menganut
agama Islam sebesar 81.414, Protestan sebesar 101, Katolik sebesar 27, budha sebesar 1,
Kecamatan Banjaranyar yang menganut agama Islam sebesar 47.003, Protestan sebesar 7,
Katolik sebesar 27, Kecamatan Lakbok yang menganut agama Islam sebesar 64.813, Protestan
sebesar 109, Katolik sebesar 13, Hindu sebesar 2, Kecamatan Purwodadi yang menganut
agama Islam sebesar 46.544, Protestan sebesar 1, Hindu sebesar 1, lainya sebesar 6, Kecamatan
Pamarican yang menganut agama Islam sebesar 78.868, Protestan sebesar 9, Kecamatan
Cidolog yang menganut agama Islam sebesar 21.840, Kecamatan Cimaragas yang menganut
agama Islam sebesar 18.525, Protestan sebesar 3, Kecamatan Cijeungjing yang menganut
agama Islam sebesar 59.176, Protestan sebesar 13, Katolik sebesar 6, Hindu sebesar 1, lainya
sebesar 8, Kecamatan Cisaga yang menganut agama Islam sebesar 41.673, Protestan sebesar
32, Katolik sebesar 6, Budha sebesar 3, lainya sebesar 6, Kecamatan Tambaksari yang
menganut agama Islam sebesar 24.789, Protestan sebesar 2, Kecamatan Rancah yang menganut
agama Islam sebesar 63.199, Protestan sebesar 6, Kecamatan Rajadesa yang menganut agama
Islam sebesar 62.737, Protestan sebesar 3, Hindu sebesar 1, Kecamatan Sukadana yang
menganut agama Islam sebesar 27.581, Protestan sebesar 5, lainya sebesar 18, Kecamatan
Ciamis yang menganut agama Islam sebesar 108.136, Protestan sebesar 1.203, Katolik sebesar
301, Hindu sebesar 12, Budha sebesar 72, lainya sebesar 115, Kecamatan Baregbeg yang
menganut agama Islam sebesar 48.645, Protestan sebesar 67, Katolik sebesar 11, lainya sebesar
1, Kecamatan Cikoneng yang menganut agama Islam sebesar 62.589, Protestan sebesar 7,
Katolik sebesar 1, Budha sebesar 4, Kecamatan Sindangkasih yang menganut agama Islam
sebesar 58.829, Protestan sebesar 109, Katolik sebesar37, Budha sebesar 5, Kecamatan
Cihaurbeuti yang menganut agama Islam sebesar 59.874, Protestan sebesar 3, Kecamatan
Sadananya yang menganut agama Islam sebesar 43.752, Protestan sebesar 3, Kecamatan
Cipaku yang menganut agama Islam sebesar 75.727, Protestan sebesar 2, Kecamatan Jatinagara
yang menganut agama Islam sebesar 31.662, Protestan sebesar 1, Kecamatan Panawangan
yang menganut agama Islam sebesar 60.417, Protestan sebesar 42, Katolik sebesar 125, lainya
sebesar 76, Kecamatan Kawali yang menganut agama Islam sebesar 47.757, Protestan sebesar
1, lainya sebesar 3, Kecamatan Lumbung yang menganut agama Islam sebesar 36.217,
Protestan sebesar 3, Hindu sebesar 1, Budha sebesar 3, lainya sebesar 10, Kecamatan Panjalu
yang menganut agama Islam sebesar 56.706, Protestan sebesar 3, Katolik sebesar 1, lainya
sebesar 3, Kecamatan Sukamantri yang menganut agama Islam sebesar 29.692, Kecamatan
Panumbangan yang menganut agama Islam sebesar 69.465, Protestan sebesar 2, Budha sebesar
4, lainya sebesar 4.

Gambar 12. Peta Sebaran Agama Kabupaten Ciamis


7. Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Ciamis
Tempat ibadah merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap kota. Tempat ibadah
ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama dalam menjalankan
kewajibannya untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di Indonesia secara resmi
terdapat 6 (enam) tempat ibadah umat beragama berdasarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 1/PNPS Tahun 1965, yaitu Islam yang menggunakan masjid sebagai tempat
ibadah, Katolik yang menggunakan gereja sebagai tempat peribadatan, kristen yang
menggunakan gereja sebagai tempat ibadah, hindu yang menggunakan pura sebagai tempat
ibadah, buddha yang menggunakan vihara sebagai tempat ibadah, konghucu yang
menggunakan klenteng sebagai tempat ibadah. (Widananto K.A, dkk, 2016).
Tabel 12. Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Ciamis, 2020
kecamatan masjid mushola gereja protestan gereja katolik pura vihara
banjarsari 261 227 1 - - -
banjaranyar - - - - - -
lakbok 66 81 - - - -
purwadadi 74 175 - - - -
pamarican 160 268 - - - -
cidolog 49 43 - - - -
cimaragas 34 107 - - - -
cijeungjing 160 449 - - - -
cisaga 87 146 1 - - -
tambaksari 46 70 - - - -
rancah 102 385 - - - -
rajadesa 87 343 - - - -
sukadana 80 95 - - - -
ciamis 167 114 1 2 1 -
baregbeg 86 201 - - - -
cikoneng 118 197 - - - -
sindangkasih 77 79 - - - -
ciharbeuti 88 357 - - - -
sadananya 68 146 - - - -
cipaku 101 195 - - - -
jatinagara 117 60 - - - -
panawangan 124 326 - 1 - -
kawali 181 240 - - - -
lumbung 64 233 - - - -
panjalu 86 162 - - - -
sukamantri 39 58 - - - -
panumbangan 103 254 - - - -
ciamis 2625 4901 3 3 1 -
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Ciamis, 2020
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0

sukadana

kawali
tambaksari

ciamis
cidolog

cikoneng
sindangkasih
ciharbeuti

jatinagara

lumbung
panjalu
panawangan
banjarsari

lakbok

cijeungjing

rajadesa

baregbeg
banjaranyar

cimaragas

cisaga

rancah

sadananya
cipaku

panumbangan
purwadadi
pamarican

sukamantri
masjid mushola gereja protestan gereja katolik pura vihara

Gambar 13. Jumlah Tempat Peribadatan menurut Kecamatan


Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022

Berdasarkan Tabel 2. terlihat bahwa jumlah tempat peribadatan di Kabupaten Ciamis


untuk Masjid sejumlah 2.625, Mushola sejumlah 4.091, Gereja Protestan sejumlah 3, Gereja
Katolik sejumlah 3, Pura sejumlah 1. Dilihat dari data diatas, Kecamatan Banjarsari memliki
tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 261, Mushola sejumlah 227, Gereja Protestan sejumlah
1, Kecamatan Banjaranyar tidak memiliki tempat peribadatan, Kecamatan Lakbok memliki
tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 66, Mushola sejumlah 81, Kecamatan Purwadadi
memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 74, Mushola sejumlah 175, Kecamatan
Pamarican memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 160, Mushola sejumlah 268,
Kecamatan Cidolog memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 49, Mushola sejumlah 43,
Kecamatan Cimaragas memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 34, Mushola sejumlah
107, Kecamatan Cijeungjing memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 160, Mushola
sejumlah 449, Kecamatan Cisaga memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 87, Mushola
sejumlah 146, Gereja Protestan 1, Kecamatan Tambaksari memliki tempat ibadah berupa
Masjid sejumlah 46, Mushola sejumlah 70, Kecamatan Rancah memliki tempat ibadah berupa
Masjid sejumlah 102, Mushola sejumlah 385, Kecamatan Rajadesa memliki tempat ibadah
berupa Masjid sejumlah 87, Mushola sejumlah 343, Kecamatan Sukadana memliki tempat
ibadah berupa Masjid sejumlah 80, Mushola sejumlah 95, Kecamatan Ciamis memliki tempat
ibadah berupa Masjid sejumlah 167, Mushola sejumlah 114, Gereja Protestan 1, Gereja Katolik
2, Pura sejumlah 1, Kecamatan Baregbeg memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 86,
Mushola sejumlah 201, Kecamatan Cikoneng memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah
118, Mushola sejumlah 197, Kecamatan Sindangkasih memliki tempat ibadah berupa Masjid
sejumlah 77, Mushola sejumlah 79, Kecamatan Ciharbeuti memliki tempat ibadah berupa
Masjid sejumlah 88, Mushola sejumlah 357, Kecamatan Sadananya memliki tempat ibadah
berupa Masjid sejumlah 68, Mushola sejumlah 146, Kecamatan Cipaku memliki tempat ibadah
berupa Masjid sejumlah 101, Mushola sejumlah 195, Kecamatan Jatinagara memliki tempat
ibadah berupa Masjid sejumlah 117, Mushola sejumlah 60, Kecamatan Panawangan memliki
tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 124, Mushola sejumlah 326, Pura sejumlah 1,
Kecamatan Kawali memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 181, Mushola sejumlah
240, Kecamatan Lumbung memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 64, Mushola
sejumlah 233, Kecamatan Panjalu memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 86, Mushola
sejumlah 162, Kecamatan Sukamantri memliki tempat ibadah berupa Masjid sejumlah 39,
Mushola sejumlah 58, Kecamatan Panumbangan memliki tempat ibadah berupa Masjid
sejumlah 103, Mushola sejumlah 254.
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis mengenai jumlah penduduk menurut
Kecamatan dan agama yang dianut, serta jumlah tempat peribadatan menurut Kecamatan di
Kabupaten Ciamis yaitu Sebagian penduduk Kabupaten Ciamis menganut agama Islam,
sehingga tempat ibadah yang terdapat di Kabupaten Ciamis didominasi oleh Masjid dan
Mushola.

8. Penduduk Menurut Tingkat Ketenagakerjaan


Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Penduduk angkatan
kerja yang terdiri dari komposisi penduduk bekerja dan mencari pekerjaan pada dasarnya
merupakan bagian dari penduduk yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan
perekonomian di suatu wilayah.
Menurut Chris Manning (1983) analisis data mengenai kegiatan ekonomi penduduk
umumnya menitik beratkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja menurut sektor, trend
perpindahan dan penyebab perpindahan tersebut serta implikasinya. Komposisi tenaga kerja
berdasarkan lapangan usaha memberikan gambaran sektor-sektor yang mempunyai potensi
besar untuk dikembangkan dan mampu menyerap tenaga kerja optimal di suatu wilayah. Hal
tersebut di atas sangat berguna untuk perencanaan program ketenagakerjaan agar lebih terarah,
sesuai dengan kondisi geografis maupun sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
tersedia.
Berdasarkan tabel di bawah ini dapat disimpulkan bahwa lapangan pekerjaan penduduk
Kabupaten Ciamis pada Tahun 2021 terbagi menjadi 3 sektor utama yaitu pertanian,
manufaktur dan jasa. Ada perbedaan yang cukup nyata dari lapangan pekerjaan yang digeluti
oleh laki-laki ataupun perempuan yaitu dari ketiga sektor tersebut lebih banyak menyerap
tenaga kerja laki-laki daripada perempuan. Dengan jumlah pekerja laki-laki sebanyak 38. 993
jiwa sedangkan pekerja perempuan sebanyak 256.109 jiwa dari jumlah keseluruhan. Meskipun
begitu jumlah antar keduanya tidak berselisih banyak karena dari ketiga sektor tersebut juga
cukup banyak menyerap pekerja perempuan.
Tabel 13. Penduduk 15 keatas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis
Kelamin
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten
Ciamis Tahun 2021

Lapangan Pekerjaan Jenis Kelamin


Laki-Laki Perempuan
Jumlah
Pertanian 98164 73410 171574
Manufaktur 125476 58440 183916
Jasa 157353 124259 281612
Jumlah 380993 256109 637102
Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2021

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja


Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan
Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis,
2021
200000

150000

100000

50000

0
Pertanian Manufaktur Jasa

Laki-Laki Perempuan

Gambar 14. Grafik Penduduk 15 keatas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan dan
Jenis Kelamin
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2021
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dapat mencakup banyak hal. Beberapa diantaranya yaitu
membahas tentang jam kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, upah, pesangon, PHK, cuti,
dan hal lainnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan di Indonesia dan luar negeri.
Peraturan dari Menaketrans ini dibuat untuk mensejahterakan para pekerja dan menciptakan
keteraturan. Beban kerja yang dirasakan oleh setiap karyawan di masing-masing perusahaan
juga berbeda-beda. Ada yang bekerja dari pagi hingga sore, ada yang bekerja sampai malam,
dan bahkan ada yang harus tetap bekerja di hari libur. Hal tersebut tergantung pada di bidang
apa perusahaan tersebut bergerak.
Peraturan mengenai Ketenagakerjaan telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang
No.13 tahun 2003 pasal 77 sampai pasal 85. Dimana, Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003
mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja
ini mengatur 2 sistem, yaitu :
• 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu;
atau
• 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat
puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka
waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja atau buruh
berhak atas upah lembur.
Namun, peraturan tersebut tidak berlaku untuk beberapa sektor dan beberapa jenis
pekerjaan. Dan dalam penerapannya tentu pekerjaan yang dijalankan terus-menerus ini
dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift. Berdasarkan Keputusan
Menteri, Kepmenakertrans No. 233 tentang Jenis Dan Sifat Pekerjaan Yang Dijalankan Secara
Terus Menerus, tanpa mengikuti ketentuan jam kerja sebagaimana tercantum dalam UU No.
13 tahun 2003. dimana pada pasal 3 ayat (1) mengatur bahwa pekerjaan yang berlangsung terus
menerus tersebut adalah:
• pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan;
• pekerjaan di bidang pelayanan jasa transportasi;
• pekerjaan di bidang jasa perbaikan alat transportasi;
• pekerjaan di bidang usaha pariwisata;
• pekerjaan di bidang jasa pos dan telekomunikasi;
• pekerjaan di bidang penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih (PAM),
dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas bumi;
• pekerjaan di usaha swalayan, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya;
• pekerjaan di bidang media masa;
• pekerjaan di bidang pengamanan;
• pekerjaan di lembaga konservasi;
• pekerjaan-pekerjaan yang apabila dihentikan akan mengganggu proses produksi,
merusak bahan, dan termasuk pemeliharaan/perbaikan alat produksi.
Berdasarkan peraturan tersebut berikut ini merupakan data Penduduk Berumur 15 Tahun
Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Ciamis Pada Tahun 2020. Terlihat pada data tersebut dapat diketahui
jumlah jam kerja kurang dari 0* pekerja laki-laki sebanyak 9.753 dan perempuan 11.859
dengan jumlah 21.612. Kemudian untuk jumlah jam kerja 1-14 jam terdapat 35.773 pekerja
laki-laki dan 55.510 pekerja perempuan dengan jumlah keseluruhan 91.283. Kemudian untuk
jam kerja 15-34 terdapat 83.346 untuk pekerja laki-laki dan 81.528 untuk pekerja perempuan
dengan jumlah keseluruhan 164.874. Sedangkan yang terakhir untuk jumlah jam kerja 35+
terdapat 245.678 untuk pekerja laki-laki dan 11.7320 untuk pekerja perempuan dengan jumlah
keseluruhan 3629.98. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk Kabupaten
Ciamis banyak yang memiliki jam kerja diatas 35 jam. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena
sektor yang dimiliki Kabupaten Ciamis sebagian termasuk dalam sektor-sektor yang penerapan
pekerjaannya dijalankan terus-menerus tanpa mengikuti ketentuan jam kerja sebagaimana
tercantum dalam UU No. 13 tahun 2003.
Tabel 14. Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis
Kelamin
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang
Lalu Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis
Tahun 2020

Jumlah Jam Kerja Jenis Kelamin


Laki-Laki Perempuan Jumlah
0*) 9753 11859 21612
1-14 35773 55510 91283
15-34 83346 81528 164874
35+ 245678 117320 362998
Jumlah 374550 266217 640767
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2020
Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan yang diperlukan oleh setiap individu penduduk
dalam proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan untuk dapat membangun karakter
dirinya. Meskipun demikian, masih banyak penduduk yang tidak mendapatkan pendidikan
yang layak dan akhirnya banyak dari mereka yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah persentase penduduk yang berhasil
menamatkan jenjang pendidikan tertinggi. Semakin besar persentase penduduk yang
menamatkan jenjang pendidikan tertinggi menunjukkan semakin baik sistem pendidikan yang
dijalankan. Pendidikan juga sangat penting dalam proses meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan yang ditamatkan dapat menjadi salah satu indikator dari kualitas tenaga
kerja itu sendiri.

Keadaan Bursa Kesempatan Kerja Menurut Tingkat


Pendidikan dan Kegiatannya di Kabupaten Ciamis 2021
Penempatan

L
Lowongan

L
Pencari Kerja

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

S2/S3 D IV / S1 D III D I / D II SMK SMA SMP/Sederajat SD/Sederajat

Gambar 15. Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut Jumlah Jam Kerja
dan Jenis Kelamin
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2021

Bursa Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Kegiatannya di Kabupaten


Ciamis Pada Tahun 2021 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SD/sederajat terdapat 36
pencari kerja Laki laki dan 27 Perempuan dengan jumlah 63 namun hanya ada masing 10
lowongan untuk laki-laki dan perempuan dengan jumlah 20 lowongan sedangkan untuk
penempatan terdapat 42 untuk laki-laki dan 68 untuk perempuan dengan jumlah 110.jenjang
smp/sederajat terdapat 204 pencari kerja laki-laki dan 206 perempuan dengan jumlah 410 untuk
lowongan masing masing 850 untuk laki-laki dan permpuan dengan total 1.700 dan untuk
penempatan terdapat 112 untuk laki-laki dan 146 untuk perempuan dengan total 258. Tingkat
SMA dengan jumlah pencari kerja laki- laki 3.892 dan perempuan 3.552 dengan total 744
dengan banyaknya lowongan 2.047 untuk laki-laki dan 3.747 untuk perempuan dengan jumlah
5.794 untuk penempatan laki-laki 503 dan perempuan 449 dengan total 952.
Untuk jenjang SMK dari jumlah pencari kerja dan lowongan berjumlah 0 dengan
banyaknya penempatan untuk laki-laki 278 dan perempuan 322 dengan jumlah 600 sedangkan
jenjang DI/DII terdapat 5 pencari kerja laki-laki dan 3 perempuan dengan total 8 dan lowongan
0 untuk laki-laki dan perempuan akan tetapi terdapat masing masing 1 penempatan untuk laki-
laki dan perempuan dengan jumlah 2. Kemudian untuk jenjang D III terdapat pencari kerja
laki-laki sebanyak 32 dan perempuan 61 dengan jumlah 93 dan lowongan 129 untuk laki laki
,130 untuk perempuan dengan jumlah 259 dan penempatan laki-laki 38 serta perempuan 65
dengan total 103. Jenjang pendidikan D IV/S I terdapat 251 pencari kerja laki-laki dan 293
perempuan dengan total 544 untuk lowongan terdapat 114 untuk laki laki dan 90 perempuan
dengan total 204 untuk penempatan sebanyak 79 untuk laki-laki dan 72 perempuan dengan
total 151. Terakhir untuk jenjang pendidikan S2 / S3 terdapat 6 pencari kerja laki-laki dan 5
perempuan dengan total 11 namun tidak ada lowongan dan penempatan kerja untuk laki-laki
maupun perempuan. Dari keseluruhan jenjang pendidikan SD/sederajat sampai S2/S3 terdapat
total 4426 pencari kerjal laki- laki dan 4.147 perempuan dengan jumlah 8.573 untuk lowongan
sebanyak 3.150 laki-laki dan 4.827 perempuan dengan jumlah 7.977 sedangkan untuk
penempatan terdapat 1.053 untuk laki-laki dan 1.123 untuk perempuan dengan jumalah 2.176.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Amin. 2000. Dinamika Islam kultural: Pemetaan atas Wacana Keislaman
Kontemporer. Bandung
BPS. Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Hidayati, Inayah. 2008. Studi Kompratif Kualitas Lingkungan Permukiman Antara Dataran
dan Perbukitan. Skripsi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.
Kartiko Ardhi Widananto, Bambang Sudarsono, Arwan Putra Wijaya. 2016. ANALISIS
PERSEBARAN TEMPAT IBADAH DAN KAPASITASNYA BERDASARKAN
JUMLAH PENDUDUK BERBASIS SIG (Studi Kasus 5 Kecamatan di Kota Semarang).
Jurnal Geodesi Undip. Vol 5 No 3.

Anda mungkin juga menyukai