Anda di halaman 1dari 83

HASIL ANALISIS SITUASI

KAB. TANGERANG
KELOMPOK 1

ANES ZAKIA INDAH ALIYAH


CICI WIJAYANTI RACHMA PRATIWI
DIAN KURNIARTATI
GAMBARAN UMUM WILAYAH
KABUPATEN TANGERANG

.
Kondisi Geografis dan Administrasi
Kabupaten Tangerang secara geografis memiliki topografi yang relative datar dengan kemiringan
tanah rata-rata 0-8% menurun ke Utara. Ketinggian wilayah berkisar antara 0-50 m di atas
permukaan laut. Daerah Utara Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai dan sebagian besar
daerah urban, daerah timur adalah daerah rural dan pemukiman sedangkan daerah barat
merupakan daerah industri dan pengembangan perkotaan.
Secara administratif pada tahun 2017 Kabupaten Tangerang memiliki
29 wilayah Kecamatan yang terdiri dari 274 wilayah Desa dan Kelurahan
Batas Wilayah
Kabupaten Tangerang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Banten terletak
di bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 106o 20’-106o 43’ Bujur Timur
dan 6°20’-6°20’ lintang selatan dengan luas wilayah 959.60 km2 dengan batas-
batas wilayah :
o Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
o Sebelah Timur berbatasan dengan DKI Jakarta,Kota Tangerang dan Kota
Tangerang Selatan
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak
o Sebelah Barat dengan Kabupaten Serang
ANALISIS DERAJAT/MASALAH KESEHATAN:
MORBIDITAS DAN MORTALITAS
ANGKA HARAPAN HIDUP
MORTALITAS
AKB
AKI
MORBIDITAS
DBD
KUSTA
DIARE
ISPA
HIV DAN IMS
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Chart Title
120000

100000

80000

60000

40000

20000

0
2015 2016 2017
hipertensi DM Asma
PENYAKIT YANG DAPAT DI CEGAH
DENGAN IMUNISASI (PD3I)
ANALISIS LINGKUNGAN
KESEHATAN
KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Rumah sehat
2. Akses penduduk thd air minum layak
3. Kualitas air minum
4. Akses penduduk thd jamban sehat
5. Desa yang melaksanakan STBM
6. Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi
syarat kesehatan
Rumah Sehat
Hasil pemantauan selama tahun 2017 didapatkan bahwa dari
402.146 rumah yang diperiksa, sebesar 78,34% memenuhi syarat
kesehatan.
Kriteria rumah sehat adalah minimal memiliki sarana sanitasi dasar
yang terdiri dari wc, tempat sampah dan sarana air bersih, lantai
tidak terbuat dari tanah, memiliki cukup penghawaan dan
pencahayaan.
Prosentase Penduduk yang Menggunakan
Air Minum Berkualitas
o Masyarakat mengakses air minum layak pada tahun 2017 sebesar 65,7%. Sumber air minum yang
banyak digunakan masyarakat di Kabupaten Tangerang dari air perpipaan baik perusahaan daerah
maupun swasta, sedangkan non perpipaan dari sumur gali, sumur pompa tangan, sumur
bor/pompa listrik
o Pertambahan pengguna sumber air minum berkualitas kecil karena kecenderungan masyarakat
lebih suka menggunakan menggunakan air kemasan dan air minum isi ulang (sebanyak 30,66%)
mengkonsunsumsi air kemasan dan isi ulang). Upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan
akses masyarakat terhadap sumber air minum berkualitas adalah rehab 100 unit sumur gali,
pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengelolaan air minum rumah tangga.
Prosentase penduduk yang menggunakan
jamban sehat
Penduduk yang menggunakan jamban sehat tahun 2017 sebanyak 72,18%,
meningkat sebesar 3,38% dibandingkan tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa
ada peningkatan kebutuhan masyarakat akan sarana sanitasi.
Upaya yang dilaksanakan pada tahun 2017 adalah pemberdayaan masyarakat
dengan pemicuan stop BAB sembarangan di 70 desa, membuat percontohan
WC/sarana sanitasi sehat sebanyak 10 unit, penyuluhan tentang standar septik
tank dan stimulan untuk membuat percontohan septik tank sehat sebanyak 30
unit yang tersebar di desa STBM, membentuk kelompok swadaya masyarakat
dengan kegiatan pemasaran sanitasi dan penyedia septik tank berstandar SNI.
Jumlah desa yang melaksanakan STBM

Sampai dengan tahun 2017 sudah melaksanakan di 220 desa dari 274 desa.
Peningkatan jumlah desa STBM di tahun 2017 sudah melebihi target,
menunjukkan banyaknya dukungan dalam
pelaksanaan STBM dari berbagai sumber dana yaitu APBD, BOK, APBD
Provinsi dan swadaya tim fasilitator.
Dari 70 desa yang melaksanakan STBM tahun 2017 sebanyak 30 desa biaya
APBD Kabupaten selebihnya biaya BOK dan swadaya desa.
Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat berkumpulnya banyak orang. Di
tempat seperti itu sangat berpotensi menularkan penyakit. Dari 4.247 TTU dan
institusi yang diperiksa sebanyak 68,87% memenuhi syarat kesehatan. Bentuk
kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan
TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan.
ANALISIS PERILAKU KESEHATAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Dari tabel diatas terlihat bahwa capaian PHBS rumah


tangga sehat di kabupaten Tangerang pada tahun 2017 adalah
60,8%, pencapaian ini belum sesuai target yang telah
ditetapkan yaitu 70%
Pembentukan dan Pengembangan Desa Siaga
Aktif

• Dalam rangka mencapai target SPM, yaitu 80% desa menjadi Desa Siaga Aktif, sejak
tahun 2007 hingga sekarang Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas
Kesehatan telah membentuk 220 desa menjadi Desa Siaga dan 188 Desa Siaga yang
dibentuk sudah menjadi menjadi Desa Siaga Aktif atau 85,4% Desa Siaga yang ada di
Kabupaten Tangerang sudah menjadi Desa Siaga Aktif.
• Dari grafik diatas terlihat bahwa Desa Siaga Aktif yang telah mencapai
strata purnama sebanyak 14 desa. Sedangkan Desa Siaga Aktif yang
telah mencapai strata Mandiri sebanyak 11 desa
Pembinaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)
UKBM merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

• Dalam rangka pembinaan UKBM, telah dilakukan upaya – upaya, antara lain
Pembinaan posyandu, Pengadaan sarana dan prasarana Posyandu, Pengadaan sarana
dan prasarana Desa Siaga, Pertemuan Penguatan UKBM, Penguatan kemitaan
dengan Organisasi Masyarakat (Ormas), Pembentukan Posyankestradkom di 6 desa,
Pembinaan Program KTS di 25 Kecamatan dan 177 desa, Pembinaan SBH di 29
Kwartir Ranting.
Program Kabupaten Tangerang Sehat (KTS)

Kabupaten Tangerang Sehat adalah suatu kondisi kabupaten yang


bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni penduduk yang dapat dicapai
melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan
yang terintegrasi oleh SKPD lain dan disepakati masyarakat dan pemerintah
daerah. Pencapaian KTS hingga tahun 2017, ada 25 Kecamatan atau 86%
dan 177 Desa atau 65% telah melaksanakan pendekatan program KTS. Pada
tahun ini Kabupaten Tangerang telah berhasil meraih predikat Kabupaten
Sehat Swastisaba “Wistara” Tingkat Provinsi
Kabupaten Tangerang Sehat adalah suatu kondisi kabupaten yang bersih, nyaman,
aman, dan sehat untuk dihuni penduduk yang dapat dicapai melalui terselenggaranya
penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi oleh SKPD lain dan
disepakati masyarakat dan pemerintah daerah. Pencapaian KTS hingga tahun 2017, ada 25
Kecamatan atau 86% dan 177 Desa atau 65% telah melaksanakan pendekatan program KTS.
Pada tahun ini Kabupaten Tangerang telah berhasil meraih predikat Kabupaten Sehat
Swastisaba “Wistara” Tingkat Provinsi
Hasil cakupan ASI Ekskusif tahun 2014 sebesar 27%, tahun 2015 sebesar
40 %, tahun 2016 sebesar 50% dan tahun 2017 sebesar 58,72%.
(Cenderung meningkat)
Analisis Faktor Keturunan:
Analisis Kependudukan spt:
jumlah, kepadatan, pertumbuhan, proporsi muda/tua
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN TANGERANG
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang

NO KECAMATAN 2011 2012 2013 2014 2016 2017


1 Balaraja 111288 115675 118508 121231 131644 134696
2 Jayanti 63333 65885 66862 68072 72801 74051
3 Tigaraksa 118674 123737 131233 136506 155885 161133
4 Jambe 10094 41701 42026 42633 45052 45588
5 Cisoka 78568 81825 84179 86278 94195 96516
6 Kresek 60509 63023 62593 63069 65345 66207
7 Kronjo 55030 57229 56395 56602 57947 62317
8 Mauk 77306 80522 79740 80238 82848 83293
9 Kemiri 40384 42134 41563 41735 42730 44329
10 Sukadiri 53548 44101 54456 54737 56278 56455
11 Rajeg 133698 138295 145931 151429 171678 178251
12 Pasar Kemis 236752 247357 267590 281031 330433 345070
13 Teluknaga 138467 143541 147008 150373 163256 167058
14 Kosambi 131747 135946 141559 145959 162321 167447
15 Pakuhaji 103321 107405 107432 108639 113911 115982
16 Sepatan 92446 95832 101039 104796 118611 123047
17 Curug 166353 172059 179902 185864 207984 215033
18 Cikupa 225246 233141 243166 250933 279864 289065
19 Panongan 96454 100014 109370 115448 137797 144561
20 Legok 97655 101870 106101 109402 121657 125463
21 Pagedangan 95464 98780 102717 105828 117396 120967
22 Cisauk 64128 66497 70335 73056 83020 86205
23 Sukamulya 59421 61250 61507 62301 65593 66821
24 Kelapa Dua 182611 184742 195082 202501 229866 236379
25 Sindang Jaya 76872 79927 82843 85216 94052 96722
26 Sepatan Timur 82451 84744 86400 88171 95008 96924
27 Solear 73753 76671 79713 82114 91024 93741
28 Gunung Kaler 48036 49496 49465 49980 52202 53012
29 Mekar Baru 35012 36751 36211 36330 37097 38437

Kabupaten Tangerang 2838621 2941150 3050929 3140472 3477495 3584770


JUMLAH 400000
JUMLAH PENDUDUK

PENDUDUK
KABUPATEN 350000
Pasar Kemis , 345070
TANGERANG
Kecamatan dengan kepadatan penduduk 300000
tertinggi berturut-turut adalah Pasar Cikupa, 289065

Kemis, Cikupa, Kelapa Dua dan Curug.


Hal ini disebabkan wilayah Pasar Kemis 250000
merupakan daerah kawasan industri. Kelapa Dua, 236379

Sedangkan Kelapa Dua dan Curug telah Curug, 215033

banyak kawasan hunian baru sekaligus 200000

merupakan pusat ekonomi di wilayah Rajeg, 178251


tengah Kabupaten Tangerang. Kosambi, 167058
Teluknaga, 167447
Tigaraksa, 161133
150000
Panongan, 144561
Balaraja, 134696
Legok, 125463
Sepatan, 123047
Pagedangan, 120967
Pakuhaji, 115982
100000 Sepatan Timur,
Sindang Jaya, 93741
Cisoka,
Solear, 96722
96516
96924
Cisauk,
Mauk, 86205
83293
Jayanti, 74051
Sukamulya,
Kresek, 66821
Kronjo, 66207
62317
50000 Gunung Kaler, 56455
Sukadiri, 53012
Jambe, 44329
Kemiri, 45588
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Mekar Baru, 38437
Tangerang

0
2011 2012 2013 2014 2016 2017
KEPADATAN PENDUDUK
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang
NO KECAMATAN 2011 2012 2013 2014 2016 2017
1 Balaraja 3316 3447 3531 3612.37 3917.98 4014
2 Jayanti 2651 2758 2758 2849.39 3046.07 3100
3 Tigaraksa 2435 2539 2693 2800.7 3200.92 3306
4 Jambe 1541 1603 1615 1638.47 1732.77 1752
5 Cisoka 2912 3033 3120 3197.85 3488.7 3577
6 Kresek 2330 2427 2410 2428.53 2513.27 2549
7 Kronjo 1233 1294 1275 1279.72 1311.02 1409
8 Mauk 1503 1566 1551 1276.3 1611.83 1620
9 Kemiri 1235 1289 1271 1276.3 1306.73 1356
10 Sukadiri 2218 2283 2256 2267.48 2355.19 2339
11 Rajeg 2490 2575 2718 2819.91 3196.98 3319
12 Pasar Kemis 9134 9543 10324 10842.25 12758.03 12313
13 Teluknaga 3412 3537 3623 3705.59 4021.08 4117
14 Kosambi 4427 4568 4757 4904.54 5447.01 5627
15 Pakuhaji 1992 2071 2071 2094.45 2194. 82 2236
16 Sepatan 5338 5533 5834 6050.58 6846.13 7104
17 Curug 6069 6277 6563 6780.88 7590.66 7845
18 Cikupa 5278 5463 5697 5879.4 6554.19 6773
19 Panongan 2761 2863 3131 3305.12 3948.34 4139
20 Legok 2780 2900 3020 3114.2 3466.01 3571
21 Pagedangan 2089 2162 2248 2316.22 2568.84 2648
22 Cisauk 2309 2395 2533 2630.75 2986.33 3104
23 Sukamulya 2206 2274 2283 2312.58 2438.4 2480
24 Kelapa Dua 7490 7578 8005 8306.03 9420.74 9696
25 Sindang Jaya 2069 2151 2230 2293.84 2528.28 2604
26 Sepatan Timur 4513 4638 4729 4826 5191.69 5305
27 Solear 2542 2643 2748 2830.54 3138.76 3231
28 Gunung Kaler 1621 1670 1669 1686.8 1763.58 1789
29 Mekar Baru 1470 1543 1520 1525.19 1558.7 1614

Kabupaten Tangerang 2958 3065 3179 3272.65 3264 3736


KEPADATAN PENDUDUK
KEPADATAN 14000

PENDUDUK Pasar Kemis , 12313


12000
Dari tabel dapat diketahui bahwa

kecamatan Pasar Kemis memiliki


10000
kepadatan penduduk paling tinggi di Kelapa Dua, 9696

Kabupaten Tangerang setiap


8000
tahunnya di susul Kecamatan Kelapa Curug, 7845

Sepatan, 7104
Dua dan Curug. Cikupa, 6773

6000
Kosambi, 5627
Sepatan Timur, 5305

4000 Panongan,
Balaraja, 4139
Teluknaga, 4117
4014
Cisoka,
Legok, 3577
3571
Rajeg, 3319
Tigaraksa,
Solear, 3306
3231
Cisauk, 3104
Jayanti, 3100
Pagedangan,
Sindang 2648
Jaya, 2549
Kresek, 2604
Sukamulya, 2480
Sukadiri, 2236
2339
Pakuhaji,
2000
GunungJambe,
Kaler, 1789
1752
MekarMauk,
Baru, 1620
1614
Kronjo, 1409
Kemiri, 1356
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten

Tangerang 0
2011 2012 2013 2014 2016 2017
KELOMPOK UMUR PENDUDUK KABUPATEN TANGERANG
Sumber Data: Kantor Statistik Kabupaten Tangerang

UMUR 2011 2012 2013 2014 2016 2017

0-4 284153 294130 314248 319199 356487 359755

5-9 280606 290575 280185 288472 333706 346097

10-14 273368 284713 282257 282288 295245 304061

15-19 281507 294249 301894 309610 315795 318935

20-24 290872 301724 304105 306888 326367 331433

25-29 300846 311752 310407 314123 330720 336370

30-34 278677 288706 303509 313076 333038 348651

35-39 247499 256351 269635 279149 310662 320570

40-44 192760 199481 216159 226928 260102 270510

45-49 135238 139768 154992 164681 196835 207698

50-54 97879 100964 112463 119727 146573 156223

55-59 60994 62688 73885 81060 103085 110896

60-64 44013 45061 50422 53825 71028 77701

65-69 29540 30043 33306 35852 43820 47484

70-75 21464 21653 22669 23677 27992 29871

75 + 19205 19290 20792 21817 26040 27515


KELOMPOK UMUR PENDUDUK KABUPATEN
TANGERANG
400000

KELOMPOK UMUR 0-4, 359755


PENDUDUK 350000 30-34,
5-9, 348651
346097
25-29, 336370
20-24, 331433

KABUPATEN 300000
35-39,
15-19, 320570
318935
10-14, 304061

TANGERANG 40-44, 270510

250000
Data dari BPS Kabupaten Tangerang
menunjukan struktur penduduk di 45-49, 207698
200000
Kabupaten Tangerang termasuk
struktur penduduk “usia produktif”. 50-54, 156223
150000

55-59, 110896
100000

60-64, 77701

50000 65-69, 47484


70-75, 29871
75 +, 27515

0
2011 2012 2013 2014 2016 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
73.5

INDEKS 73
73.16

PEMBANGUNAN 72.82

MANUSIA
72.5
IPM merupakan ukuran kinerja
72.36
pembangunan wilayah terhadap
pembangunan manusia itu sendiri,
dengan upaya peningkatan kualitas
penduduk sebagai sumber daya, baik 72
72.05
aspek fisik (kesehatan), aspek
intelektualitas (pendidikan), aspek
kesejahteraan ekonomi (daya beli) 71.76
sehingga partisipasi masyarakat dalam
pembangunan akan meningkat. 71.5

Sumber : Bappeda Kab. Tangerang


71
2010 2011 2012 2013 2014
ANGKA HARAPAN HIDUP
66.6

66.52

66.4

ANGKA
HARAPAN HIDUP 66.2

66.09
Gambaran mengenai tingkat kesehatan 66.07
masyarakat dapat ditunjukkan oleh 66
Angka Harapan Hidup (AHH).
Hal ini menunjukkan bahwa 65.9
pembangunan di bidang kesehatan telah
berhasil meningkatkan derajat kesehatan 65.8 65.79
masyarakat.

65.6

65.4
Sumber Data: BAPEDA Kab.Tangerang 2010 2011 2012 2013 2014
Analisis Program dan Pelayanan
Kesehatan:
SARANA YANKES, CAKUPAN PROGRAM, DLL
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK, REMAJA DAN LANSIA.
Pelayanan Kesehatan Ibu
A. Pemeriksaan Ibu Hamil

Dari grafik diatas diperoleh cakupan K1 pada tahun 2017 adalah 100,1% meningkat
dibandingkan cakupan K1 tahun 2016 dan
hasil cakupan K1 pada tahun 2017 menunjukkan
telah mencapai target SPM sebesar 100%.
Lanjutan…

Dari grafik diatas diperoleh prosentase kunjungan ibu hamil K4 mengalami


peningkatan 92, 3% pada tahun 2015 menjadi 93,8% tahun 2016.

Sedangkan pada pada tahun 2017 sebesar 94,9 %, walaupun


masih belum sesuai target SPM sebesar 95 %,
Lanjutan…

Cakupan penanganan
komplikasi kebidanan pada
tahun 2015 sebesar 74,8%,
meningkat pada tahun 2016
menjadi 81,3% dan tahun 2017
menjadi 89,1%.

Dari grafik diatas terlihat


bahwa cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan pada tahun 2017
sebesar 94,3% meningkat
dibandingkan tahun 2016
sebesar 93,5% dan
mencapai target SPM
sebesar 90%.
Lanjutan…

Dari grafik diatas terlihat


bahwa cakupan pelayanan
ibu nifas di tahun 2017
sebesar 92,3% meningkat
dibanding cakupan tahun
2016 sebesar 91,7% dan
sudah mencapai target
SPM (90%)

Cakupan Peserta KB Aktif pada


tahun 2016 sebesar 64,8% dan
meningkat menjadi 65,5% pada
tahun 2017, namun belum
mencapai target SPM sebesar
70%.
B. Pelayanan Kesehatan Anak

Cakupan Pelayanan kesehatan neonatus tahun 2015 untuk KN1 (98,9%), dan KN
Lengkapnya (91,5%), pada tahun 2016 KN1 (98,3%) dan KN lengkap (96,4%) sedangkan
pada tahun 2017 KN1 (99,1%) dan KN lengkap (97,5%).
Lanjutan …
Cakupan Penanganan
Komplikasi Neonatus pada
tahun 2017 sebesar 76 %
menurun dibandingkan
cakupan tahun 2016 sebesar
79,6 %, cakupan tersebut
belum mencapai target SPM
sebesar 80%.

Cakupan kunjungan bayi tahun


2016 sebesar 93,3% meningkat
jika dibandingkan dengan
cakupan di tahun 2015 sebesar
90,4%.

Sedangkan cakupan kunjungan


bayi pada 2017 sebesar 94,7%
dan Sudah mencapai target SPM
90%.
Lanjutan…

Cakupan pelayanan anak


Balita mengalami
peningkatan dari 90% pada
tahun 2016 menjadi 90,3%
pada tahun 2017 dan
telah mencapai target SPM
sebesar 90 %.

Terdapat penurunan
cakupan penjaringan
SDIDTK dari tahun 2016
sebesar 93,5% menjadi
92,4% pada tahun 2017.
Untuk pelaksanaan SDIDTK
pada umur 60-71 bulan
tidak ada di dalam target
SPM.
Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
Lanjutan…

Cakupan sekolah yang mendapatkan pelayanan penjaringan kesehatan pada

tahun 2017 untuk siswa SMP sederajat meningkat menjadi 100% dibanding

tahun 2016 sebesar 88%.

Sedangkan cakupan sekolah SMA sederajat pada

tahun 2017 mencapai 100% meningkat dibanding tahun 2016 sebesar 85,9%.
Lanjutan…

Dari grafik diatas diketahui bahwa cakupan penjaringan siswa kelas 7 SMP sederajat
tahun 2017 mencapai 95,5%, meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 91%.
Sedangkan cakupan penjaringan siswa kelas 10 SMA tahun 2017 mencapai 97,5%
meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 91%.
Lanjutan…

Dari grafik diatas didapatkan Jumlah Dari grafik diatas didapatkan Jumlah
penyakit Terbesar tingkat SMP : Karies penyakit terbesar tingkat SMA : Karies
C. Pelayanan Kesehatan Remaja

Dari diagram tersebut


didapatkan cakupan
pelayanan remaja baru
perempuan 53% dan laki-
laki 47%.

Dari diagram tersebut


didapatkan cakupan
pelayanan remaja lama
perempuan 56% dan laki-
laki 44%.
Lanjutan…

Dari grafik diatas dapat diketahui Jumlah Kunjungan remaja ke puskesmas paling
banyak yaitu kasus rokok.
F. Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia

Jumlah lansia di desa, lansia diperiksa, lansia dirujuk dan lansia resti pada tahun
2016 cenderung meningkat di tahun 2017.
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan pelayanan
kesehatan lansia sebanyak 27,36 % pada tahun 2017.
Lanjutan…

Lansia dengan tingkat kemandirian A (lansia mampu melakukan aktifitas secara mandiri tanpa
bantuan orang lain) : 80,6%
Lansia dengan tingkat kemandirian B (lansia dengan gangguan dalam melakukan sendiri kegiatan
hidup sehari-hari, sehingga kadang-kadang memerlukan bantuan orang lain) : 0,36%.
Lansia dengan tingkat kemandirian C (lansia sangat tergantung pada orang lain dan tidak mampu
melakukan kegiatan hidup sehari-hari) : 0,25%

Dari grafik diatas diketahui bahwa jumlah lansia dengan tingkat kemandirian A lebih banyak dari
kemandirian B dan C.
Lanjutan…

Lansia yang mengalami


Ttekanan darah tinggi
mencapai 2,88%.

Lansia yang mengalami


tekanan darah normal
mencapai 76,65%

Cakupan status gizi lansia lebih


mencapai 0.94%.

Cakupan status gizi status


lansia normal 79,76%.

Cakupan status gizi lansia kurang


0.47%
Lanjutan…

Cakupan lanjut usia yang


mempunyai resiko tinggi
mencapai 30,95%.

Cakupan lanjut usia yang


normal mencapai 50,22%,

Berdasarkan grafik
disamping dapat
diketahui bahwa cakupan
lansia yang dirujuk ke
puskesmas lebih banyak
dari yang dirujuk ke RS.
Status Gizi
Berdasarkan tabel disamping,
gambaran status gizi buruk dan
kurang tahun 2017 menurun dari
tahum 2016.

Sedangkan gizi baik dan lebih pada


tahun 2017 meningkat dari
tahun 2016.

Berdasarkan diagram line


disamping dapat diketahui
trend gizi buruk dan gizi
kurang yang cenderung
sedikit menurun.
Dari grafik disamping
diketahui bahwa pada
tahun 2017, balita yang
mendapatkan PMT dari
APBN adalah sebanyak
4250 anak menurun
dari tahum 2016.

Sedangkan Ibu hamil


KEK yang mendapatkan
PMT APBN tahun 2017
sebanyak 3752 orang
menurun dari tahun
2016.
Pelayanan Imunisasi
Berdasarkan tabel diatas, dapat
diketahui bahwa cakupan dari
semua antigen, cukup tinggi dan
beberapa mengalami kenaikan,
meskipun ternyata hal tersebut
belum mampu membentuk
kekebalan populasi yang tinggi,
sehingga terjadi kejadian luar
biasa (KLB) penyakit difteri.

Cakupan imunisasi dasar


lengkap pada tahun 2017
sebesar 93,4 %, cakupan ini
lebih besar dibandingkan
dengan tahun 2016 sebesar
92,2 %.
Berdasarkan tabel diatas, Pada tahun 2016 terjadi penurunan cakupan sebesar
96,2% bila dibandingkan dengan tahun 2015 untuk BIAS Campak.

Berdasarkan tabel diatas diketahui cakupan Measles Rubbela (MR) yang diperoleh
94,5% masih belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 95%.
Analisis Pelayanan Kesehatan

Input
Proses
Perencanaan,
1. Kebijakan dan Peraturan
pengorganisasian,
Nasional (imunisasi, KLB, Output
koordinasi, supervisi,
2. Man (Nakes, kader, evaluasi. Cakupan pelayanan, pemanfaatan
tomas) pelayanan.
• Pelatihan nakes
3. Money (APB) (kegawat daruratan 1. Terdapat cakupan pelayanan
4. Material (obat, PONED, maternal) kesehatan ibu, anak, remaja dan
PONEK, posyandu, • Pendataan ibu hamil, lansia.
posbindu) kunjungan rumah 2. Cakupan status gizi dan imunisasi
5. Machine (Alkes , buku • Sosialisasi tomas dan
KIA) keluarga, penyuluhan
• Penyediaan alat
6. Metode (juklak & juknis)
• Komunikasi efektif
lintas sector
DAFTAR MASALAH
• Magnitude = prevalensi BBLR sebanyak
120 kematian (tahun 2016, 138 kasus)
• Severity = menyebabkan mortalitas dan
morbiditas yang cukup tinggi
BBLR • Vulnerability = tenaga kesehatan
terlatih, PONED.
• Community = menjadi perhatian namun
tidak cukup tinggi
• Magnitude = 14 kematian / 100.000
Perdarahan • Severity = menyebabkan mortalitas tinggi
saat • Vulnerability = tenaga kesehatan terlatih,
kehamilan/per PONED, PONEK,
salinan/nifas • Community = perhatian masyarakat dan
pengambil kebijakan tinggi
• Magnitude = 10.841 kasus belum
mencapai target
• Severity = mudah menjadi outbreak
dan menyebabkan morbidita dan
mortalitas yang cukup tinggi jika tidak
DIARE ditangani dengan baik
• Vulnerability = tenaga kesehatan, alat
dan teknologi sudah cukup baik dalam
penyembuhan diare.
• Community = tingkat perhatiannya
rendah
• Magnitude = 338/100.000
penduduk
• Severity = dapat menyebabkan
morbiditas yang tinggi dan dalam
jangka waktu yang panjang
TBC
• Vulnerability = tenaga terlatih sudah
bagus, alat dan teknologi canggih
dalam pemberantasan TBC.
• Community = Perhatian masyarakat
terhadap TBC cukup tinggi.
• Magnitude = 12 kasus dan 4
kematian.
• Severity = tingkat keparahan tinggi
dapat menyebabkan kematian
• Vulnerability = tenaga kesehatan
Difteri dalam menangani difteri sudah baik,
alat dan teknologi sudah baik.
• Community = tingkat perhatian
terhadap KLB difteri cukup tinggi baik
untuk masyarakat dan pemangku
kebijakan.
• Magnitude = 445 kasus
• Severity = dapat menyebabkan
kematian
• Vulnerability= tenaga kesehatan alat
dan teknologi sudah baik. Dengan
HIV meningkatnya skrining dari dinkes
kabupaten Tangerang hingga 7125
orang yang melakukan tes HIV.
• Community = tingkat perhatian
masyarakat dan pemangku kebijakan
terhadap HIV rendah.
Skala 1-6
MASALAH M S V C Total
BBLR 4 1 2 2 16
Perdarahan saat kehamilan/persalinan/nifas 3 3 3 4 108

DIARE 1 2 6 1 12
TBC 5 4 5 5 500
Difteri 2 6 4 6 288
HIV 6 5 1 3 90
Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan RI. 2017. KLB Difteri
https://dinkes.tangerangkab.go.id/wp-content/uploads/2017/11/Keputusan-Bupati-Tangerang-
Tentang-Penetapan-Status-Kejadian-Luar-Bisa-Penyakit-Difteri-di-Kabupaten-Tangerang.pdf
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2017
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2013
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2012
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai