KAB. TANGERANG
KELOMPOK 1
.
Kondisi Geografis dan Administrasi
Kabupaten Tangerang secara geografis memiliki topografi yang relative datar dengan kemiringan
tanah rata-rata 0-8% menurun ke Utara. Ketinggian wilayah berkisar antara 0-50 m di atas
permukaan laut. Daerah Utara Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai dan sebagian besar
daerah urban, daerah timur adalah daerah rural dan pemukiman sedangkan daerah barat
merupakan daerah industri dan pengembangan perkotaan.
Secara administratif pada tahun 2017 Kabupaten Tangerang memiliki
29 wilayah Kecamatan yang terdiri dari 274 wilayah Desa dan Kelurahan
Batas Wilayah
Kabupaten Tangerang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Banten terletak
di bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 106o 20’-106o 43’ Bujur Timur
dan 6°20’-6°20’ lintang selatan dengan luas wilayah 959.60 km2 dengan batas-
batas wilayah :
o Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
o Sebelah Timur berbatasan dengan DKI Jakarta,Kota Tangerang dan Kota
Tangerang Selatan
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak
o Sebelah Barat dengan Kabupaten Serang
ANALISIS DERAJAT/MASALAH KESEHATAN:
MORBIDITAS DAN MORTALITAS
ANGKA HARAPAN HIDUP
MORTALITAS
AKB
AKI
MORBIDITAS
DBD
KUSTA
DIARE
ISPA
HIV DAN IMS
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Chart Title
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
2015 2016 2017
hipertensi DM Asma
PENYAKIT YANG DAPAT DI CEGAH
DENGAN IMUNISASI (PD3I)
ANALISIS LINGKUNGAN
KESEHATAN
KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Rumah sehat
2. Akses penduduk thd air minum layak
3. Kualitas air minum
4. Akses penduduk thd jamban sehat
5. Desa yang melaksanakan STBM
6. Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi
syarat kesehatan
Rumah Sehat
Hasil pemantauan selama tahun 2017 didapatkan bahwa dari
402.146 rumah yang diperiksa, sebesar 78,34% memenuhi syarat
kesehatan.
Kriteria rumah sehat adalah minimal memiliki sarana sanitasi dasar
yang terdiri dari wc, tempat sampah dan sarana air bersih, lantai
tidak terbuat dari tanah, memiliki cukup penghawaan dan
pencahayaan.
Prosentase Penduduk yang Menggunakan
Air Minum Berkualitas
o Masyarakat mengakses air minum layak pada tahun 2017 sebesar 65,7%. Sumber air minum yang
banyak digunakan masyarakat di Kabupaten Tangerang dari air perpipaan baik perusahaan daerah
maupun swasta, sedangkan non perpipaan dari sumur gali, sumur pompa tangan, sumur
bor/pompa listrik
o Pertambahan pengguna sumber air minum berkualitas kecil karena kecenderungan masyarakat
lebih suka menggunakan menggunakan air kemasan dan air minum isi ulang (sebanyak 30,66%)
mengkonsunsumsi air kemasan dan isi ulang). Upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan
akses masyarakat terhadap sumber air minum berkualitas adalah rehab 100 unit sumur gali,
pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengelolaan air minum rumah tangga.
Prosentase penduduk yang menggunakan
jamban sehat
Penduduk yang menggunakan jamban sehat tahun 2017 sebanyak 72,18%,
meningkat sebesar 3,38% dibandingkan tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa
ada peningkatan kebutuhan masyarakat akan sarana sanitasi.
Upaya yang dilaksanakan pada tahun 2017 adalah pemberdayaan masyarakat
dengan pemicuan stop BAB sembarangan di 70 desa, membuat percontohan
WC/sarana sanitasi sehat sebanyak 10 unit, penyuluhan tentang standar septik
tank dan stimulan untuk membuat percontohan septik tank sehat sebanyak 30
unit yang tersebar di desa STBM, membentuk kelompok swadaya masyarakat
dengan kegiatan pemasaran sanitasi dan penyedia septik tank berstandar SNI.
Jumlah desa yang melaksanakan STBM
Sampai dengan tahun 2017 sudah melaksanakan di 220 desa dari 274 desa.
Peningkatan jumlah desa STBM di tahun 2017 sudah melebihi target,
menunjukkan banyaknya dukungan dalam
pelaksanaan STBM dari berbagai sumber dana yaitu APBD, BOK, APBD
Provinsi dan swadaya tim fasilitator.
Dari 70 desa yang melaksanakan STBM tahun 2017 sebanyak 30 desa biaya
APBD Kabupaten selebihnya biaya BOK dan swadaya desa.
Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat berkumpulnya banyak orang. Di
tempat seperti itu sangat berpotensi menularkan penyakit. Dari 4.247 TTU dan
institusi yang diperiksa sebanyak 68,87% memenuhi syarat kesehatan. Bentuk
kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan
TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan.
ANALISIS PERILAKU KESEHATAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
• Dalam rangka mencapai target SPM, yaitu 80% desa menjadi Desa Siaga Aktif, sejak
tahun 2007 hingga sekarang Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas
Kesehatan telah membentuk 220 desa menjadi Desa Siaga dan 188 Desa Siaga yang
dibentuk sudah menjadi menjadi Desa Siaga Aktif atau 85,4% Desa Siaga yang ada di
Kabupaten Tangerang sudah menjadi Desa Siaga Aktif.
• Dari grafik diatas terlihat bahwa Desa Siaga Aktif yang telah mencapai
strata purnama sebanyak 14 desa. Sedangkan Desa Siaga Aktif yang
telah mencapai strata Mandiri sebanyak 11 desa
Pembinaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)
UKBM merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
• Dalam rangka pembinaan UKBM, telah dilakukan upaya – upaya, antara lain
Pembinaan posyandu, Pengadaan sarana dan prasarana Posyandu, Pengadaan sarana
dan prasarana Desa Siaga, Pertemuan Penguatan UKBM, Penguatan kemitaan
dengan Organisasi Masyarakat (Ormas), Pembentukan Posyankestradkom di 6 desa,
Pembinaan Program KTS di 25 Kecamatan dan 177 desa, Pembinaan SBH di 29
Kwartir Ranting.
Program Kabupaten Tangerang Sehat (KTS)
PENDUDUK
KABUPATEN 350000
Pasar Kemis , 345070
TANGERANG
Kecamatan dengan kepadatan penduduk 300000
tertinggi berturut-turut adalah Pasar Cikupa, 289065
0
2011 2012 2013 2014 2016 2017
KEPADATAN PENDUDUK
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang
NO KECAMATAN 2011 2012 2013 2014 2016 2017
1 Balaraja 3316 3447 3531 3612.37 3917.98 4014
2 Jayanti 2651 2758 2758 2849.39 3046.07 3100
3 Tigaraksa 2435 2539 2693 2800.7 3200.92 3306
4 Jambe 1541 1603 1615 1638.47 1732.77 1752
5 Cisoka 2912 3033 3120 3197.85 3488.7 3577
6 Kresek 2330 2427 2410 2428.53 2513.27 2549
7 Kronjo 1233 1294 1275 1279.72 1311.02 1409
8 Mauk 1503 1566 1551 1276.3 1611.83 1620
9 Kemiri 1235 1289 1271 1276.3 1306.73 1356
10 Sukadiri 2218 2283 2256 2267.48 2355.19 2339
11 Rajeg 2490 2575 2718 2819.91 3196.98 3319
12 Pasar Kemis 9134 9543 10324 10842.25 12758.03 12313
13 Teluknaga 3412 3537 3623 3705.59 4021.08 4117
14 Kosambi 4427 4568 4757 4904.54 5447.01 5627
15 Pakuhaji 1992 2071 2071 2094.45 2194. 82 2236
16 Sepatan 5338 5533 5834 6050.58 6846.13 7104
17 Curug 6069 6277 6563 6780.88 7590.66 7845
18 Cikupa 5278 5463 5697 5879.4 6554.19 6773
19 Panongan 2761 2863 3131 3305.12 3948.34 4139
20 Legok 2780 2900 3020 3114.2 3466.01 3571
21 Pagedangan 2089 2162 2248 2316.22 2568.84 2648
22 Cisauk 2309 2395 2533 2630.75 2986.33 3104
23 Sukamulya 2206 2274 2283 2312.58 2438.4 2480
24 Kelapa Dua 7490 7578 8005 8306.03 9420.74 9696
25 Sindang Jaya 2069 2151 2230 2293.84 2528.28 2604
26 Sepatan Timur 4513 4638 4729 4826 5191.69 5305
27 Solear 2542 2643 2748 2830.54 3138.76 3231
28 Gunung Kaler 1621 1670 1669 1686.8 1763.58 1789
29 Mekar Baru 1470 1543 1520 1525.19 1558.7 1614
Sepatan, 7104
Dua dan Curug. Cikupa, 6773
6000
Kosambi, 5627
Sepatan Timur, 5305
4000 Panongan,
Balaraja, 4139
Teluknaga, 4117
4014
Cisoka,
Legok, 3577
3571
Rajeg, 3319
Tigaraksa,
Solear, 3306
3231
Cisauk, 3104
Jayanti, 3100
Pagedangan,
Sindang 2648
Jaya, 2549
Kresek, 2604
Sukamulya, 2480
Sukadiri, 2236
2339
Pakuhaji,
2000
GunungJambe,
Kaler, 1789
1752
MekarMauk,
Baru, 1620
1614
Kronjo, 1409
Kemiri, 1356
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten
Tangerang 0
2011 2012 2013 2014 2016 2017
KELOMPOK UMUR PENDUDUK KABUPATEN TANGERANG
Sumber Data: Kantor Statistik Kabupaten Tangerang
KABUPATEN 300000
35-39,
15-19, 320570
318935
10-14, 304061
250000
Data dari BPS Kabupaten Tangerang
menunjukan struktur penduduk di 45-49, 207698
200000
Kabupaten Tangerang termasuk
struktur penduduk “usia produktif”. 50-54, 156223
150000
55-59, 110896
100000
60-64, 77701
0
2011 2012 2013 2014 2016 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
73.5
INDEKS 73
73.16
PEMBANGUNAN 72.82
MANUSIA
72.5
IPM merupakan ukuran kinerja
72.36
pembangunan wilayah terhadap
pembangunan manusia itu sendiri,
dengan upaya peningkatan kualitas
penduduk sebagai sumber daya, baik 72
72.05
aspek fisik (kesehatan), aspek
intelektualitas (pendidikan), aspek
kesejahteraan ekonomi (daya beli) 71.76
sehingga partisipasi masyarakat dalam
pembangunan akan meningkat. 71.5
66.52
66.4
ANGKA
HARAPAN HIDUP 66.2
66.09
Gambaran mengenai tingkat kesehatan 66.07
masyarakat dapat ditunjukkan oleh 66
Angka Harapan Hidup (AHH).
Hal ini menunjukkan bahwa 65.9
pembangunan di bidang kesehatan telah
berhasil meningkatkan derajat kesehatan 65.8 65.79
masyarakat.
65.6
65.4
Sumber Data: BAPEDA Kab.Tangerang 2010 2011 2012 2013 2014
Analisis Program dan Pelayanan
Kesehatan:
SARANA YANKES, CAKUPAN PROGRAM, DLL
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK, REMAJA DAN LANSIA.
Pelayanan Kesehatan Ibu
A. Pemeriksaan Ibu Hamil
Dari grafik diatas diperoleh cakupan K1 pada tahun 2017 adalah 100,1% meningkat
dibandingkan cakupan K1 tahun 2016 dan
hasil cakupan K1 pada tahun 2017 menunjukkan
telah mencapai target SPM sebesar 100%.
Lanjutan…
Cakupan penanganan
komplikasi kebidanan pada
tahun 2015 sebesar 74,8%,
meningkat pada tahun 2016
menjadi 81,3% dan tahun 2017
menjadi 89,1%.
Cakupan Pelayanan kesehatan neonatus tahun 2015 untuk KN1 (98,9%), dan KN
Lengkapnya (91,5%), pada tahun 2016 KN1 (98,3%) dan KN lengkap (96,4%) sedangkan
pada tahun 2017 KN1 (99,1%) dan KN lengkap (97,5%).
Lanjutan …
Cakupan Penanganan
Komplikasi Neonatus pada
tahun 2017 sebesar 76 %
menurun dibandingkan
cakupan tahun 2016 sebesar
79,6 %, cakupan tersebut
belum mencapai target SPM
sebesar 80%.
Terdapat penurunan
cakupan penjaringan
SDIDTK dari tahun 2016
sebesar 93,5% menjadi
92,4% pada tahun 2017.
Untuk pelaksanaan SDIDTK
pada umur 60-71 bulan
tidak ada di dalam target
SPM.
Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
Lanjutan…
tahun 2017 untuk siswa SMP sederajat meningkat menjadi 100% dibanding
tahun 2017 mencapai 100% meningkat dibanding tahun 2016 sebesar 85,9%.
Lanjutan…
Dari grafik diatas diketahui bahwa cakupan penjaringan siswa kelas 7 SMP sederajat
tahun 2017 mencapai 95,5%, meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 91%.
Sedangkan cakupan penjaringan siswa kelas 10 SMA tahun 2017 mencapai 97,5%
meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 91%.
Lanjutan…
Dari grafik diatas didapatkan Jumlah Dari grafik diatas didapatkan Jumlah
penyakit Terbesar tingkat SMP : Karies penyakit terbesar tingkat SMA : Karies
C. Pelayanan Kesehatan Remaja
Dari grafik diatas dapat diketahui Jumlah Kunjungan remaja ke puskesmas paling
banyak yaitu kasus rokok.
F. Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
Jumlah lansia di desa, lansia diperiksa, lansia dirujuk dan lansia resti pada tahun
2016 cenderung meningkat di tahun 2017.
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan pelayanan
kesehatan lansia sebanyak 27,36 % pada tahun 2017.
Lanjutan…
Lansia dengan tingkat kemandirian A (lansia mampu melakukan aktifitas secara mandiri tanpa
bantuan orang lain) : 80,6%
Lansia dengan tingkat kemandirian B (lansia dengan gangguan dalam melakukan sendiri kegiatan
hidup sehari-hari, sehingga kadang-kadang memerlukan bantuan orang lain) : 0,36%.
Lansia dengan tingkat kemandirian C (lansia sangat tergantung pada orang lain dan tidak mampu
melakukan kegiatan hidup sehari-hari) : 0,25%
Dari grafik diatas diketahui bahwa jumlah lansia dengan tingkat kemandirian A lebih banyak dari
kemandirian B dan C.
Lanjutan…
Berdasarkan grafik
disamping dapat
diketahui bahwa cakupan
lansia yang dirujuk ke
puskesmas lebih banyak
dari yang dirujuk ke RS.
Status Gizi
Berdasarkan tabel disamping,
gambaran status gizi buruk dan
kurang tahun 2017 menurun dari
tahum 2016.
Berdasarkan tabel diatas diketahui cakupan Measles Rubbela (MR) yang diperoleh
94,5% masih belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 95%.
Analisis Pelayanan Kesehatan
Input
Proses
Perencanaan,
1. Kebijakan dan Peraturan
pengorganisasian,
Nasional (imunisasi, KLB, Output
koordinasi, supervisi,
2. Man (Nakes, kader, evaluasi. Cakupan pelayanan, pemanfaatan
tomas) pelayanan.
• Pelatihan nakes
3. Money (APB) (kegawat daruratan 1. Terdapat cakupan pelayanan
4. Material (obat, PONED, maternal) kesehatan ibu, anak, remaja dan
PONEK, posyandu, • Pendataan ibu hamil, lansia.
posbindu) kunjungan rumah 2. Cakupan status gizi dan imunisasi
5. Machine (Alkes , buku • Sosialisasi tomas dan
KIA) keluarga, penyuluhan
• Penyediaan alat
6. Metode (juklak & juknis)
• Komunikasi efektif
lintas sector
DAFTAR MASALAH
• Magnitude = prevalensi BBLR sebanyak
120 kematian (tahun 2016, 138 kasus)
• Severity = menyebabkan mortalitas dan
morbiditas yang cukup tinggi
BBLR • Vulnerability = tenaga kesehatan
terlatih, PONED.
• Community = menjadi perhatian namun
tidak cukup tinggi
• Magnitude = 14 kematian / 100.000
Perdarahan • Severity = menyebabkan mortalitas tinggi
saat • Vulnerability = tenaga kesehatan terlatih,
kehamilan/per PONED, PONEK,
salinan/nifas • Community = perhatian masyarakat dan
pengambil kebijakan tinggi
• Magnitude = 10.841 kasus belum
mencapai target
• Severity = mudah menjadi outbreak
dan menyebabkan morbidita dan
mortalitas yang cukup tinggi jika tidak
DIARE ditangani dengan baik
• Vulnerability = tenaga kesehatan, alat
dan teknologi sudah cukup baik dalam
penyembuhan diare.
• Community = tingkat perhatiannya
rendah
• Magnitude = 338/100.000
penduduk
• Severity = dapat menyebabkan
morbiditas yang tinggi dan dalam
jangka waktu yang panjang
TBC
• Vulnerability = tenaga terlatih sudah
bagus, alat dan teknologi canggih
dalam pemberantasan TBC.
• Community = Perhatian masyarakat
terhadap TBC cukup tinggi.
• Magnitude = 12 kasus dan 4
kematian.
• Severity = tingkat keparahan tinggi
dapat menyebabkan kematian
• Vulnerability = tenaga kesehatan
Difteri dalam menangani difteri sudah baik,
alat dan teknologi sudah baik.
• Community = tingkat perhatian
terhadap KLB difteri cukup tinggi baik
untuk masyarakat dan pemangku
kebijakan.
• Magnitude = 445 kasus
• Severity = dapat menyebabkan
kematian
• Vulnerability= tenaga kesehatan alat
dan teknologi sudah baik. Dengan
HIV meningkatnya skrining dari dinkes
kabupaten Tangerang hingga 7125
orang yang melakukan tes HIV.
• Community = tingkat perhatian
masyarakat dan pemangku kebijakan
terhadap HIV rendah.
Skala 1-6
MASALAH M S V C Total
BBLR 4 1 2 2 16
Perdarahan saat kehamilan/persalinan/nifas 3 3 3 4 108
DIARE 1 2 6 1 12
TBC 5 4 5 5 500
Difteri 2 6 4 6 288
HIV 6 5 1 3 90
Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan RI. 2017. KLB Difteri
https://dinkes.tangerangkab.go.id/wp-content/uploads/2017/11/Keputusan-Bupati-Tangerang-
Tentang-Penetapan-Status-Kejadian-Luar-Bisa-Penyakit-Difteri-di-Kabupaten-Tangerang.pdf
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2017
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2013
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2012
Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2011