Anda di halaman 1dari 15

PLANNING OF ACTION (P O A)

PROGRAM HEPATITIS
PUSKESMAS TEGALSARI

Disusun Oleh :
NIKEN HENDRYCA SEPTIAN, S. ST

PUSKESMAS TEGASARI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan
karuniaNya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan POA ini.Tidak lupa kami
ucapkan kami kepada Kepala Puskesmas Tegalsari sebagai pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan POA ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan POA ini jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun
dari pembaca.
Dan semoga dengan selesainya POA ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman.Amin.

Banyuwangi, Februari 2018

Penyusun POA
Penanggung Jawab Program
Hepatitis

NIKEN HENDRYCA SEPTIAN, S. ST


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut
atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau
kanker hati.

Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang paling umum terjadi selama
kehamilan. Hepatitis B adalah bentuk hepatitis yang paling sering ditularkan dari ibu ke
bayi di seluruh dunia, dengan peningkatan risiko yang lebih besar jika Anda tinggal di
negara berkembang.

Sekitar 90% wanita hamil dengan infeksi hepatitis B akut akan “mewarisi” virus
tersebut ke bayi mereka. Sekitar 10-20% wanita dengan infeksi hepatitis B kronis akan
menularkannya. Sekitar 4% ibu hamil yang terinfeksi virus hepatitis C akan
menyebarkannya ke bayi mereka. Risiko penyebaran penyakit dari ibu ke anak juga terkait
dengan seberapa banyak jumlah virus (viral load) dalam tubuh ibu dan apakah dia juga
terinfeksi oleh HIV.

Hepatitis B dan C menyebar melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi —
misal cairan vagina atau air mani. Itu berarti Anda bisa mendapatkannya dari hubungan
seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi, atau ditusuk dengan jarum bekas pakai
yang digunakan oleh seseorang yang terinfeksi — baik jarum suntik narkoba, jarum tato,
maupun jarum suntik medis yang tidak steril.

Gejala hepatitis termasuk mual dan muntah, selalu kecapekan, kehilangan nafsu


makan, demam, sakit perut (terutama di sisi kanan atas, lokasi hati berada), sakit pada otot
dan persendian, serta jaundice alias penyakit kuning — kulit dan bagian putih mata yang
menguning. Masalahnya adalah, gejala bisa mungkin tidak muncul selama berbulan-bulan
atau bertahun-tahun setelah infeksi, atau Anda mungkin tidak menunjukkan gejala sama
sekali.

Infeksi hepatitis B bisa sembuh total dalam beberapa minggu tanpa pengobatan. Ibu
hamil yang sudah terbebas dari virus hepatitis B akan menjadi kebal terhadapnya. Mereka
tidak bisa terkena virus lagi. Tapi tidak seperti infeksi virus hepatitis B, kebanyakan orang
dewasa yang terinfeksi virus hepatitis C (sekitar 75% sampai 85%) menjadi seorang
carrier, alias “tuan rumah” dari virus. Kebanyakan carrier hepatitis mengembangkan
penyakit hati jangka panjang. Segelintir lainnya akan mengembangkan sirosis hati dan
masalah hati serius yang mengancam jiwa lainnya.
Kehamilan itu sendiri tidak akan mempercepat proses penyakit atau
memperburuknya, walaupun jika hati sudah terbebani dan terluka dengan sirosis, ini dapat
meningkatkan risiko ibu hamil mengalami perlemakan hati. Perlemakan hati selama
kehamilan yang akut mungkin terkait kekurangan enzim yang biasanya diproduksi oleh hati
yang memungkinkan wanita hamil untuk memetabolisme asam lemak. Kondisi ini dapat
dengan cepat menjadi parah, dan juga bisa memengaruhi anak yang belum lahir (yang
mungkin juga lahir dengan kekurangan enzim ini).

Komplikasi lain yang dapat terjadi pada ibu dengan hepatitis saat hamil adalah batu
empedu, yang sering menimbulkan penyakit kuning selama kehamilan. Ini terjadi pada 6%
dari semua kehamilan, sebagian karena perubahan garam empedu selama kehamilan. Selain
itu, kantung empedu mengosongkan diri lebih lambat selama kehamilan, yang berarti cairan
empedu menggenang lebih lama di hati dan risiko batu empedu pun naik.

Jika Anda menderita hepatitis B saat hamil, diperkirakan Anda mungkin lebih
rentan mengalami ketuban pecah dini, diabetes gestasional, dan/atau mengalami perdarahan
berat pada akhir kehamilan. Ada juga peningkatan risiko komplikasi persalinan seperti
plasenta abrupsio dan kematian bayi saat lahir.

Ketika Anda pergi ke dokter untuk kunjungan prenatal pertama Anda, Anda akan
menjalani serangkaian tes darah rutin, termasuk untuk memeriksa virus hepatitis B (HBV).
Jika hasil tes Anda negatif HBV dan belum menerima vaksin hepatitis B, dokter mungkin
menyarankan agar Anda diimunisasi, terutama jika Anda berisiko tinggi tertular penyakit
ini.

Jika Anda baru terpapar hepatitis selama kehamilan, Anda juga mungkin akan diberi
vaksin imunoglobulin untuk mencegah Anda terkena penyakit ini. Vaksin ini aman untuk
wanita hamil dan bayi yang sedang berkembang. Untuk kasus hepatitis positif yang lebih
lanjut (viral load tinggi) mungkin perlu ditangani dengan obat antivirus yang disebut
tenofovir, yang dapat menurunkan risiko perpindahan HBV ke bayi Anda.

B. TUJUAN PENYUSUNAN POA


1. Tujuan Umum
Menurukan angka kesakitan dan kematian akibat hepatitis
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah penularan hepatitis melalui deteksi dini pada ibu hamil
C. RUANG LINGKUP
Perencanaan Program hepatitis yang tertuang dalam POA hepatitis
Puskesmas Tegalsari hanya berlaku dalam ruang lingkup wilayah kerja puskesmas
Tegalsari dimana puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat
pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam rangka mencapai fungsi puskesmas
tersebut, puskesmas Tegalsari melaksanakan kegiatan-kegiatan yang termasuk
dalam Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan.
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. GAMBARAN UMUM
1. Batas Wilayah
a. Sebelah utara : Kecamatan Genteng
b. Sebelah timur : Kecamatan Gambiran
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Bangorejo
d. Sebelah Barat : Kecamatan Glenmore

2. Luas Wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Tegalsari adalah 4.665 Km2

3. Peta Wilayah

A.1 KONDISI GEOGRAFIS


1. Keadaan Geografi

a. Perkebunan Rakyat :-%


b. Perkebunan Pemerintah : - %
c. Hutan :-%
d. Sawah : 60 %
e. Tanah Pekarangan : 40 %
f. Tanah Lapang : 0,07 %
g. Tambak :-%
h. Sungai Curah : 5 Sungai
i. Sungai Irigasi : 2 Sungai
j. Kedalaman Air : 30% wilayah dataran rendah dengan kedalaman air
tanah 1-8 meter. 70% wilayah dataran tinggi dengan
kedalaman air tanah 9-90 Meter.
k. Prasarana Jalan : Jalan Raya ( Jalan Raya Jember ) ± 7 Km
Jalan Kampung beraspal ± 35 Km
Sisanya jalan tanah dan berbatu.

2. PembagianAdministrasi Pemerintahan
No DESA DUSUN RW RT
1 Tegalsari 3 10 82
2 Karangdoro 3 10 79
3 Dasri 4 15 48
4 Tamansari 2 13 40
5 Karangmulyo 3 7 39
6 Tegalrejo 2 8 42
JUMLAH 17 63 330

A.2 KONDISI DEMOGRAFIS


1. Jumlah Penduduk
No DESA PRIA WANITA JUMLAH
1 Tegalsari 6778 6587 13365
2 Karangdoro 5409 8490 11899
3 Tamansari 3456 3465 6921
4 Dasri 3285 3241 6526
5 Karangmulyo 2581 2633 5214
6 Tegalrejo 3372 3342 5714
JUMLAH 24881 25758 50639

2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

No DESA <1 1-4 5-9 10-24 25-60 >60

1 Tegalsari 64 799 923 3183 6651 1745


2 Karangdoro 72 665 851 3007 5742 1562
3 Tamansari 64 344 371 1458 3783 901
4 Dasri 39 469 539 1912 2475 1092
5 Karangmulyo 43 294 522 1483 1989 883
6 Tegalrejo 51 309 514 1611 3371 858
JUMLAH 333 2880 3720 12654 24011 7041

3. Jumlah Keluarga Miskin

No DESA KELUARGA MISKIN ( JIWA)


1 Tegalsari 5.065
2 Karangdoro 2.013
3 Dasri 2.445
4 Tamansari 1.878
5 Karangmulyo 1.485
6 Tegalrejo 2.055
JUMLAH 14.941

4. Data Mata Pencaharian Penduduk


No Mata Pencaharian Jumlah
1 PNS 1.107
2 Petani 16.072
3 Buruh Tani 2.274
4 Nelayan -
5 Pedagang 1.317
6 Perkebunan 97
7 Peternak 29
8 Pertukangan 83
9 Wiraswasta 904

B. GAMBARAN KHUSUS
1. Data Sarana Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Rawat Inap 1
3 Puskesmas Pembantu 3
4 Polindes 2
5 Posyandu Balita 55
6 Poskesdes 2
7 Poskestren 2
8 Posyandu Lansia 8
9 Rumah Sakit -
10 Rumah Bersalin -
11 Klinik Pratama 1

2. Data Tenaga Kesehatan


No NAKES JUMLAH
1 Dokter Umum 1 PNS, 1 PTT
2 Dokter Gigi 1 PNS
3 Perawat 6 PNS, 4 THL, 2 PTT
4 Bidan 8 PNS, 3 THL, 2 PTT
5 Pembantu Bidan -
6 Perawat Gigi -
7 Sanitarian -
8 Surveilans Epidemiologi -
9 Gizi -
10 Staf TU 2 PNS
11 Petugas KB -
12 Petugas Loket 1 THL
13 Petugas Laborat 1 THL
14 Petugas Apotik -
15 Pengemudi 1 THL
16 Admin Pustu -
17 Penyuluh 1 PNS

3. Data Tempat-tempat Umum

Sarana Tempat-tempat Umum


No Jumlah
(TTU)
1 Restoran -
2 Tempat Wisata / Kolam Renang - -
3 Pondok Pesantren ( Ponpes ) 4
4 Pasar 6
5 Hotel -
6 Terminal -
7 Perkantoran -
8 Tempat Ibadah meliputi : 62
a. Masjid 50
b. Pura 7
c. Gereja 1
d. Wihara 0
e. Klenteng 0

4. SARANA PENDIDIKAN
No SARANA PENDIDIKAN Jumlah
1 TK / SD 31 5
2 SD/ MI 25 9
3 SMP / MTs 4 4
4 SMA / MA / SMK 1 2
5 Perguruan Tinggi / PT 1 0

B.1 SUMBER DAYA KESEHATAN (SESUAI DENGAN PROGRAM MASING –


MASING)

N Nama NIP Program Alat yang dipakai Ket.


o
1 Niken Hendryca Septian Hepatitis Register

B.2 HASIL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

a) Deteksi dini hepatitis pada ibu hamil


Tabel. 2.1 Cakupam Kinerja hepatitis Tahun 2018
No
Jenis Kegiatan Target (%) Pencapaian (%) Selisih (%)
.
Ibu hamil mendapatkan
1 371 (50%) 364 (49%) 7 (1%)
pemeriksaan hepatitis B
Data hasil PKP tahun 2018
BAB III
RUMUSAN MASALAH

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari hasil analisis situasi dan hasil capaian 2018, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang ada di Puskesmas Tegalsari :
1. Ibu hamil mendapatkan pemeriksaan hepatitis B kurang menyeluruh

B. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan dari analisis penentuan permasalahan diatas maka didapatkan satu masalah
sehingga tidak diperlukan penentuan prioritas masalah atu metode USG (Urgensi
Seriousness Growth).

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari analysis diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Ibu
hamil mendapatkan pemeriksaan hepatitis B kurang menyeluruh

D. PENENTUAN AKAR PENYEBAB MASALAH

Dari rumusan masalah “Ibu hamil mendapatkan pemeriksaan hepatitis B kurang


menyeluruh” tersebut dapat diinventarisir penyebab dari masalah tersebut, yaitu :
1. Petugas kurang koordinasi dengan bidan wilayah
2. Ibu hamil kurang kooperatif
3. Kurangnya dukungan dari lintas sektor

Beberapa faktor akar penyebab masalah tersebut dianalisa dengan menggunakan diagram
tulang ikan (Fish bone analysis) yang dapat dilihat sebagai berikut :
Metode

Petugas kurang
koordinasi
dengan bidan
wilayah

“Ibu hamil
mendapatkan
pemeriksaan hepatitis
B kurang menyeluruh”

Ibu hamil Kurangnya


kurang dukungan dari
kooperatif lintas sektor

Manusia
Lingkungan

Tabel 3.1

Analisa USG untuk Menentukan Prioritas Pemecahan Masalah

“Ibu hamil mendapatkan pemeriksaan hepatitis B kurang menyeluruh”

Masalah
Petugas kurang Kurangnya Ibu hamil kurang
No Kriteria koordinasi dengan dukungan dari kooperatif
bidan wilayah lintas sektor

1 Urgency (U) 4 3 3
2 Seriousness (S) 3 2 3
3 Growth (G) 2 2 2
Total U x S x G 24 12 18
Rangking I III II

Dari hasil analisis USG maka diperoleh prioritas penyebab masalah, yaitu
Petugas kurang koordinasi dengan bidan wilayah

Ringkasan uraian diatas dapat dilihat di Tabel 3.2

Tabel 3.2

Cara Pemecahan Masalah

AKAR PEMECAHAN
RUMUSAN
No MASALAH PENYEBAB MASALAH KET
MASALAH
MASALAH TERPILIH
Petugas kurang Petugas kurang Kurangnya Petugas kurang
koordinasi dengan bidan koordinasi koordinasi koordinasi
wilayah dengan bidan antara petugas dengan bidan
wilayah dan bidan
wilayah
wilayah

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di depan, prioritas utama dari masalah kurangnya cakupan
ibu hamil yang diperiksa hepatitis B dikarenakan kurangnya koordinasi dengan bidan
wilayah dan terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan pemeriksaan hepatitis B kurang
menyeluruh

SARAN

Didalam upaya melaksanakan kerja sebagai program wajib, maka kegiatan dari
program Hepatitis di Puskesmas tidak bisa dilakukan oleh perorangan atau penanggung
jawab program dan kepala Puskesmas saja, akan tetapi diperlukan advokasi dengan
pemegang pimpinan tertinggi di wilayah Kecamatan, kemitraan dengan seluruh program
yang ada di Puskesmas, pengembangan bina suasana dengan seluruh lintas sector yang ada
dan pentingnya KIE di dalam sebuah kegiatan program Hepatitis. Demikian POA Hepatitis
ini dibuat untuk kegiatan tahun 2020P.

Anda mungkin juga menyukai