PROGRAM HEPATITIS
I. PENDAHULUAN
Hepatitis adalah proses peradangan sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus,
bakteri, parasit) obat-obatan, konsumsi alkohol, lemak yang berlebihan dan penyakit
autoimmune. Virus hepatitis merupakan penyebab yang terbanyak. Dikenal banyak virus
hepatitis yaitu A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E sering muncul sebagai KLB, biasanya
ditularkan secara fecal oral, dan orang yang terinfeksi dapat sembuh dengan segera.
Sedangkan untuk Hepatitis B, C dan D (hepatitis D kasus sedikit) ditularkan secara
parenteral, dapat menjadi kronis, yang menimbulkan sirosis hepatis.
Setiap tahun terdapat 5,3 juta ibu hamil.Hepatitis B (HBsAg) reaktif pada ibu
hamil ratarata 2,7%, maka setiap tahun diperkirakan terdapat 150 ribu bayi yang 95%
berpotensi mengalami hepatitis kronis (sirosis atau kanker hati) pada 30 tahun ke depan.
Target Kementrian Kesehatan untuk mencapai Eliminasi hepatitis B dan C pada
2020. Target di tahun 2017 sebesar 30% kabupaten/kota melakukan deteksi dini Hepatitis
B, pada 2018 sebesar 60% kabupaten/kota melakukan deteksi dini Hepatitis B, dan 90%
kabupaten/kota melakukan deteksi dini Hepatitis B pada 2019, serta eliminasi Hepatitis B
pada 2020. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (2005-2024), pembangunan
kesehatan menuju ke arah pengembangan upaya kesehatan dengan target 90% bayi baru
lahir mendapatkan imunisasi Hepatitis B 0 (HB0) kurang dari 24 jam, dan 80% orang
yang ditemukan Hepatitis B dan C mendapat layanan lanjutan.
Perencanaan program disusun berdasarkan perencanaan puskesmas dan mengacu
pada pedoman program untuk memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Perencanaan program dilakukan bersama dengan program yang lain secara terintegrasi
melalui tahapan perencanaan puskesmas, yaitu penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) untuk tahun angaran mendatang dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk
tahun berjalan.
II. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa hepatitis merupakan penyakit infeksi yang berbahaya dan sering
tidak terdeteksi karena pada beberapa kasus penderita tidak menunjukan gejala . Kondisi ibu
penderita Hepatitis B dapat menyebabkan bayi terinfeksi kronis yang mempunyai risiko tinggi
menjadi sirosis hati dan kemudian dapat menjadi kanker hati, sehingga dapat membuat janin atau
anak dikandungnya berisiko tinggi meninggal akibat sirosis dan kanker hati(WHO, 2016)
Langkah awal pencegahan penularan secara vertikal adalah dengan mengetahui status
HBsAg ibu hamil. Langkah ini bisa dilakukan dengan melakukan penapisan HBsAg pada setiap
ibu hamil. Metode penapisan HBsAg bias menggunakan pemeriksaan cepat (rapid test).
Penapisan ini sebaiknya diikuti oleh semua wanita hamil pada trimester pertama kehamilannya
(Kemenkes RI, 2012).
III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mendeteksi sedini mungkin penderita hepatitis pada ibu hamil dan upaya menurunkan
angka kesakitan
2. Tujuan Khusus
1. Petugas adapat mengetahui Faktor penyebab munculnya penyakit hepatitis pada
ibu hamil
2. Petugas dapat mencari alternative pemecahan masalah,langkah-langkah
pemecahan masalah dan prioritas pemecahan masalah pada kasus hepatitis
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
VI. SASARAN
1. Ibu Hamil
April
Mar
juni
agst
Mei
Feb
Jan
nov
juli
sep
okt
des
AN
1 upaya Sosialisasi
kegiatan lintas sektor
hepatitis dan program
B tentang
hepatitis B
Pelatihan
bagi
pengelola
hepatitis B
Pengambilan
reagent
HBSAG dan
Vaksin HBIg
ke dinkes
Pengajuan
sarana
transportasi
bagi petugas
hepatitis
Melakukan
deteksi dini
Hepatitis B
pada ibu
hamil
Kerjasama
lintas
program dan
sektoral
tentang
hepatitis B
Pemberian
transport bagi
kader dalam
melaksanakan
sosialisasi
Hepatitis B
ke lintas
program dan
lintas sektor
Menyediakan
media dan
alat praga
tentang
hepatitis B
Mengajukan
ATK