KERANGKA ACUAN
PANDUAN TERPADU GERAKAN TRIPLE ELIMINASI IBU HAMIL
UNTUK LEBIH SEHAT
PUSKESMAS WAEPANDAN
I. Pendahuluan
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama pada kelompok yang
paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini
ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
di Indonesia.
1
Meningkatkan peran fasilitas pelayanan kesehatan dalam penatalaksanaan yang
diperlukan untuk eliminasi penularan. Selain itu jg meningkatkan penyediaan
sumberdaya dibidang kesehatan, meningkatkan jejaring kerja dan kemitraan serta
kerjasam lintas program dan lintas sektor dan meningkatkan peran serta masyarakat
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B yang selanjutnya disebut Eliminasi
Penularan adalah pengurangan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke
anak.
2. Tujuan Khusus
a) Memutus penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak;
b) Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B pada ibu dan anak; dan
c) Memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, tenaga
kesehatan, dan pemangku kepentingan lain dalam penyelenggaraan Eliminasi
Penularan
IV. Analisa Situasi
Pemerintah menetapkan target pencapaian awal program Eliminasi Penularan HIV,
Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak pada tahun 2022, dengan indikator Eliminasi
Penularan sebagai berikut:
a. HIV : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru HIV pada bayi baru lahir dengan tolok
ukur ≤50 kasus anak terinfeksi HIV per 100.000 kelahiran hidup.
b. Sifilis : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru Sifilis pada bayi baru lahir dengan
tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi Sifilis per 100.000 kelahiran hidup.
c. Hepatitis B : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru Hepatitis B pada bayi baru
lahir dengan tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi Hepatitis B per 100.000 kelahiran
hidup.
V. Bahan
Untuk mewujukan deteksi dini yang paripurna maka dilakukan:
1. Deteksi dini kehamilan dalam pelayanan antenatal terpadu berkualitas dan lengkap
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Deteksi dini risiko infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dilakukan melalui pemeriksaan
darah paling sedikit 1 (satu) kali pada masa kehamilan
2
Adapun bahan dalam suveilans atau deteksi dini ini yaitu;
Rapid HIV/AIDS
Rapid Sifilis
Rapid Hepatitis B
Tabung EDTA
VI. Metode
Surveilans dan Testing pada Ibu Hamil
VII. Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan Pemeriksaan
1 Informed 5 a. Mengucapkan salam
Consent Menit b. Melakukan perkenalan dan tujuan pemeriksaan
c. Menandatangani lembar persetujuan Informed Concent
2 Pengambilan 20 Prosedur pengambilan darah dengan tabung vacutainer
yaitu sebagai berikut :
Sampel Darah Menit
a. Persiapkan alat dan bahan (jarum BD 22G, tabung
vacutainer K3EDTA 3ml, pemegang tabung/holder,
sarung tangan/handscoon, kapas, plester, torniquet,
alkohol swab/alkohol 70%).
b. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
c. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan
ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
d. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan
data di lembar permintaan.
e. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau
konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu,
tidak puasa dsb.
f. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan
yang banyak melakukan aktifitas. Minta pasien
mengepalkan tangan.
g. Mengatur posisi lengan pasien supaya sedikit lebih
menekuk dan pasangkan torniquet sekitar +- 7cm di atas
bagian vena mediana cubiti.
h. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan
posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil,
elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak
mampu teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
menit daerah lengan.
i. Melakukan desinfeksi pada daerah vena tersebut
menggunakan kapas dan alkohol swab secara melingkar
(dari dalam ke luar) kemudian tunggu hingga mengering
dan jangan dipegang lagi.
j. Menusuk bagian vena mediana cubiti dengan posisi
lubang jarum menghadap ke atas.
3
k. Memasukkan tabung ke dalam holder dan
mendorongnya menggunakan ibu jari sehingga jarum
bagian posterior tertancap oleh tabung, maka darah
akan mengalir masuk ke dalam tabung tersebut. Jika
memerlukan beberapa tabung vacutainer dapat
mencabut tabung pertama setelah terisi dan
menggantinya dengan tabung kedua, dan seterusnya.
l. Lepas torniquet dan minta pasien membuka kepalan
tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali
jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan laboratorium.
m. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera
lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu
plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
sebelum turniket dibuka.
VIII. Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi dalam program Eliminasi Penularan meliputi kegiatan
pemantauan ibu hamil selama masa hamil, bersalin, dan nifas, dan pemantauan
tumbuh kembang anak dan imunisasi secara khusus terkait HIV, Sifillis, dan Hepatitis B.
Pemantauan dan evaluasi kegiatan Eliminasi Penularan dilakukan secara berkala
paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali. Adapun tujuan pemantauan dan evaluasi Eliminasi
Penularan antara lain:
a. Memantau proses dan perkembangan implementasi kegiatan Eliminasi Penularan
secara berkala dan berkelanjutan.
b. Mengidentifikasi masalah dan kesenjangan dalam implementasi kegiatan
Eliminasi Penularan.
c. Mengatasi masalah yang teridentifikasi serta mengantisipasi dampak dari
permasalahan.
d. Menganalisis relevansi, efisien, efektifitas, dampak, dan keberlanjutan kegiatan
program Eliminasi Penularan.
4
Waepandan, Agustus 2021
Fitria Hairun,SKM
NIP.19880714 201504 2 001