Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM HIV – AIDS DAN INFEKSI


MENULAR SEKSUAL (IMS)

DINAS KESEHATAN
KOTA TANGERANG SELATAN
UPT PUSKESMAS KERANGGAN
TAHUN 2023
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM HIV – AIDS
DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu Negara di Asia yang memiliki kerentanan
HIV akibat dampak perubahan ekonomi dan perubahan kehidupan sosial. Saat
ini epidemi AIDS di dunia sudah memasuki dekade ketiga, namun penyebaran
infeksi terus berlangsung yang menyebabkan Negara kehilangan sumber daya
dikarenakan masalah tersebut. Program HIV AIDS dikelola pemerintah dan
masyarakat merupakan kebijakan yang terpadu untuk mencegah penularan
HIV dan memperbaiki kualitas hidup orang dengan HIV . PP 2/2018 tentang
SPM, mengatur jenis pelayanan dasar pada SPM kesehatan daerah Kab Kota,
termasuk pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV :
1. Permendagri 100/2018 ttg Penerapan SPM, yaitu Pasal 6 Ayat 2 butir o :
 Pelayanan kesehatan pada orang dengan risiko terinfeksi HIV
 Ketentuan melaksanakan SPM Kab Kota dengan target 100%
2. Permenkes 4/2019: Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
pada SPM Bidang Kesehatan :
 mengatur cara perhitungan dan pemenuhan standar pelayanan
Permenkes 21/2021:
1. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan,
sesudah melahirkan, pelayanan kontrasepsi, dan pelayanan kesehatan
seksual
2. Mengatur upaya pelayanan kesehatan iub dengan pendekatan siklus
kehidupan
3. Mengatur pengendalian HIV. Sifilis, dan Hep B (pencegahan penularan ibu
ke anak) bagian dari Standar pelayanan kes ibu dan anak
KMK No HK.01.07/MENKES/90/2019 ttg Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana HIV.
RAN Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS 2020-2024:
1. 95% orang yang teriinfeksi HIV mengetahui statusnya, 95% odhiv on ART,
dan 95% odhiv VL tersupresi
Infeksi menular seksual ( IMS ) di Negara berkembang merupakan
masalah besar dalam bidang kesehatan masyarakat. Di Asia Tenggara
terdapat hamper 50 juta IMS setiap tahun. IMS dapat menyebabkan individu
menjadi rentan terhadap infeksi HIV. IMS dalam populasi mrupakan faktor
utama pendorong terjadinya pandemik HIV . Di Negara berkembang proporsi
infeksi baru HIV dalam populasi IMS lebih tinggi pada awal dan pertengahan
epidemi HIV. Penularan infeksi melalui hubungan seksual diikuti dengan
perilaku yang menempatkan individu dalam resiko tertular HIV seperti
berganti-ganti pasangan seksual, pasangan beresiko tinggi, dan tidak
konsisten menggunakan kondom. Pencegahan terhadap IMS akan melindungi
diri tertular HIV.
II. LATAR BELAKANG

Strategi penanggulangan HIV AIDS ditujukan untuk mencegah dan


mengurangi resiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta
mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,
keluarga dan masyarakat agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multi pihak
baik pemerintah dan masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS
dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, menyangkut area pencegahan,
pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan peran
aktif dari kelompok populasi kunci yaitu :
1. Orang-orang yang beresiko tertular atau rawan tertular karena perilaku
seksual beresiko yang tidak terlindung, bertukar alat suntik tidak steril,
2. Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan,
lingkungannya rentan terhadap penularan HIV seperti buruh migran,
pengungsi dan kalangan muda beresiko,
3. ODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV.
Epidemi HIV merupakan masalah dan tantangan serius terhadap
kesehatan masyarakat di dunia. Pada tahun 2007 jumlah ODHA diseluruh
dunia diperkirakan sudah mencapai 33,2 Juta 9 30,6-36,1 juta ). Setiap hari
lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih dari 5700 meninggal karena AIDS,
yang disebabkan terutama kurangnya akses terhadap pelayanan pengobatan
dan pencegahan HIV.
Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di Indonesia telah
memasuki epidemi terkonsentrasi. Berdasarkan hasil pemodelan situasi HIV
AIDS pada tahun 2022, diperkirakan terdapat 526.841 Orang dengan HIV
(ODHIV) di Indonesia. Dimana secara nasional, penularan HIV terkonsentrasi
pada populasi kunci dengan proporsi/prevalensi 0,26%. Situasi HIV di Papua
dengan Proporsi pada populasi tertentu di suatu periode waktu (prevalensi)
berada di angka 1,8%. Dengan kata lain, situasi epidemi HIV di Tanah Papua
adalah meluas pada populasi umum. Di perkirakan jumlah populasi kunci
5.546.953 Orang, yang merupakan kelompok pekerja seks, waria, pengguna
narkotika suntik dan pelanggan pekerja seks. Dalam menghadapi epidemi
HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV
AIDS yang lebih intensif, menyeluruh terpadu dan terkoordinasi untuk
menghasilkan program yang cakupannya tinggi efektif dan berkelanjutan.
UPTD Puskesmas Keranggan sebagai salah satu Puskesmas di Kota
Tangerang Selatan ikut serta aktif dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS dengan mengadakan kegiatan berupa Klinik VCT
dan IMS ,penyuluhan tentang HIV AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi
dan kelompok yang rentan tertular yang menjadi populasi kunci dalam
keberhasilan penanggulanagn HIV AIDS ini.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1.Tujuan Umum
Program HIV AIDS dan IMS di UPTD Puskesmas Keranggan
adalah pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan IMS di Masyarakat.

2.Tujuan khusus :
a. Menemukan kasus baru penderita HIV dan IMS
b. Mencegah penularan HIV dan
c. Meningkatkan pengetahuan Masyarakat, Kelompok resiko tinggi dan
kelompok rentan tertular HIV tentang HIV AIDS dan Penyakit Infeksi
Menular Seksual ( IMS )

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAn


No. Kegiatan Pokok RincianKegiatan
1. Kegiatan program HIV a. Melakukan konseling dan tes HIV
AIDS dan IMS pada secara sukarela (KTS) maupun
penyelenggara UKP konseling IMS baik rujukan dari dalam
( kegiatan dalam gedung maupun luar gedung.
gedung ) b. Melakukan tes HIV atas inisiasi
petugas kesehatan (TIPK) pasien yang
berkunjung ke layanan.

c. Penjaringan HIV dalam gedung pada


pasien ibu hamil dan pasien TB.

d. Pemeriksaan diagnosis pasien HIV


dan IMS.

e. Memberikan pengobatan pada pasien


IMS.

f. Melakukan rujukan pada pasien HIV


reaktif ke layanan PDP.
2. Kegiatan program HIV a. Penyuluhan pada kelompok risiko
AIDS dan IMS pada tinggi.
penyelenggara UKM
( kegiatan luar gedung ) b. Penyuluhan pada kelompok anak
sekolah.

c. Melakukan Mobile VCT.


V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan penanganan HIV IMS di UPTD Puskesmas Keranggan dilaksanakan
dengan :
a. Pelayanan dalam gedung yang meliputi pemeriksaan HIV dan IMS secara
sukarela maupun tes inisiatif petugs kesehatan.
b. Kolaborasi dengan lintas program dalam penemuan HIV ( kolaborasi pada
pemeriksaan ibu hamil, penderita TB dan Gizi buruk ).
c. Pelayanan diluar gedung yang meliputi penyuluhan yang dilakukan pada
kelompok resiko tinggi, dan kelompok anak sekolah
VI. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah kelompok yang beresiko tinggi
maupun masyarakat yang ingin memeriksakan status HIVnya.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

2023
No Kegiatan

Jan

Feb

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Ags

Sept

Okt

Nov

Des
1. Konseling dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tes

2. Penyuluhan
√ √

3. Mobile VCT
√ √

4. Laporan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bulanan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penanganan HIV dan IMS di UPTD Puskesmas Keranggan


dievaluasi oleh penanggung jawab program dan Dokter Koordinator P2P
kemudian dilaporkan ke Kepala Puskesmas.

IX. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Hasil kegiatan penanganan HIV dan IMS di UPTD Puskesmas Keranggan


dicatat dan dilaporkan dalam bentuk laporan bulanan dan aplikasi SIHA dan
dievaluasi dalam bentuk laporan tahunan mengetahui Kepala Puskesmas.

Mengetahui Penanggung Jawab


Kepala UPT Puskesmas Program HIV IMS

( dr. Elsyi Indriyanti ) (Shinta, Amd.Kep)


NIP. 19830923 201001 2 022

Anda mungkin juga menyukai