Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CISARUNI
Jalan Batu Beulah Nomor 90 Desa Cisaruni Telepon : 0265-542456
E-mail: puskesmascisaruni90@gmail.com
Padakembang – 46466

KERANGKA ACUAN
PEMERIKSAAN MOBILE VCT UPT PUSKESMAS CISARUNI

A. Pendahuluan
Perkembangan epidemi HIV-AIDS dan IMS di dunia telah menyebabkan HIV-
AIDS menjadi masalah global dan merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Dalam rangka mempercepat akselerasi upaya
penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, sangatlah penting untuk memadukan
upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan dimana
keduanya merupakan komponen penting dan saling melengkapi.
Berdasarkan laporan UNAIDS 2006 menunjukkan bahwa orang dengan
HIV/AIDS yang hidup 39,4 juta orang, dewasa 37,2 juta penderita,anak-anak dibawah
usia 15 tahun berjumlah 2,3 juta penderita.Sedangkan di kawasan Asia Pasifik terjadi
peningkatan yang cukup tajam, termasuk di Indonesia. (Pedoman pengembangan
jejaring layanan dukungan, perawatan dan pengobatan HIV/AIDS Dep-Kes RI Ditjen
P2PL 2007)
Berdasarkan laporan situasi perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia sampai
dengan 30 Juni 2010, secara komulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan adalah
21.770 kasus yang berasal dari 32 provinsi dan 300 kabupaten/kota. Cara penularan
kasus AIDS komulatif dilaporkan melalui hubungan seks heteroseksual (49,3%),
Injecting Drug User atau IDU (40,4%), hubungan seks sesama lelaki (3,3%), dan
perinatal (2,7%). (Rencana operasional promkes dalam pengendalian HIV-
AIDS,Kemenkes RI 2011 ).
Kecenderungan menunjukkan bahwa Indonesia dalam waktu dekat akan
beresiko mengalami epidemi yang lebih besar. Peningkatan kasus penularan HIV di
kalangan kelompok beresiko di beberapa daerah di Indonesia menjadi salah satu
indikator potensi kenaikan yang cukup mengkhawatirkan. Dan ditambah
ketidaktahuan akan perilaku beresiko tinggi penularan HIV dan IMS serta tidak
pedulinya memeriksakan diri karena belum ada keluhan menyebabkan penularan IMS
dan HIV akan semakin meningkat dan membongkar kasus-kasus HIV yg ada di bawah
akan sulit dilakukan.
Sesuai dengan Visi Misi Puskesmas Cisaruni Yaitu Mewujudkan pelayanan
kesehatan dasar yang bermutu menuju Masyarakat kecamatan yang sehat dan mandiri
dengan Misi Puskesmas Cisaruni :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu merata
dan terjangkau
2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuh hidup bersih
dan sehat
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga , masyarakat,
dan lingkungan yang berkesinambungan.
4. Menyelenggarakan manajemen Puskesmas yang akuntabel

B. Latar Belakang
Program penanggulangan IMS dan HIV/AIDS telah berjalan di Indonesia kurang lebih
selama 20 tahun sejak ditemukannya kasus AIDS yang pertama pada 1987. Jumlah
kasus kumulatif HIV/AIDS di Bali mencapai 13.621kasus sampai dengan februari 2016,
dimana sebagian besar kasus terdapat di Denpasar sebanyak 5.333 (40 %) kasus. Hingga
kini program penanggulangan telah berkembang pesat meliputi pencegahan hingga
pengobatan, perawatan dan dukungan. Perkembangan program ini menunjukkan pula
pemahaman yang lebih baik para penyelenggara dan pelaksana program terhadap
persoalan IMS dan HIV/AIDS serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan
respon untuk mengatasinya.
Akan tetapi penularan virus HIV terus meningkat, estimasi yang dibuat belum bias
tercapai, ini menyatakan bahwa masih ada kasus-kasus yang belum terungkap. Kurangn
disadarinya risiko penularan IMS dan HIV/AIDS oleh kelompok beresiko serta rendahnya
kesadaran untuk mengetahui status HIVnya yang ditunjukkan dengan masih cukup
besarnya kasus AIDS yang ditemukan pada stadium lanjut di Rumah Sakit sehingga
menyebabkan tingginya tingkat kematian kasus AIDS merupakan isu strategis yang
digunakan sebagai sasaran respon pengendalian epidemi HIV dan AIDS.
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai penyakit menular ini melalui
pendidikan dan advokasi masyarakat menjadi hal yang utama. Tujuannya untuk
mencegah penyebaran epidemi ini lebih luas lagi. Kalau tidak, maka stigma, diskriminasi
dan ketidaktahuan akan tetap menjadi kendala bagi upaya penanggulangan lebih jauh.
Infeksi Menular Sexual (IMS) merupakan satu diantara penyebab penyakit utama di
dunia dan telah memberikan dampak luas pada masalah kesehatan, sosial ekonomi di
banyak negara. Pada tahun 1991, WHO telah mempublikasikan suatu rekomendasi
penatalaksanaan pasien IMS yang bersifat paripurna, yang secara luas berkaitan dengan;
upaya pengnggulangan, pencegahan dan program-program perawatan untuk IMS dan
infeksi HIV.
Keberadaan virus HIV dan AIDS telah menarik perhatian dunia terhadap
penanggulangan dan pemberantasan IMS. Terdapat kaitan erat antara penyebaran IMS
dan penularan HIV, baik IMS yang ulseratif maupun non ulseratif, telah terbukti
menularkan HIV melalui hubungan sekual.
Sebagian besar kasus HIV dan AIDS terjadi pada kelompok perilaku beresiko tinggi
yang merupakan kelompok yang dimarjinalkan, maka program-program pencegahan dan
pengendalian HIV dan AIDS memerlukan pertimbangan keagamaan, adat-istiadat dan
norma-norma masyarakat yang berlaku disamping pertimbangan kesehatan. Penularan
dan penyebaran HIV dan AIDS sangat berhubungan dengan perilaku beresiko, oleh
karena itu pengendalian harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh tehadap
perilaku tersebut. Pekerja seks baik langsung maupun tak langsung (seperti : kafe,spa,dll)
adalah salah satu kelompok resiko tinggi penularan virus HIV. Mengingat waktu kerja
mereka lebih banyak di malam hari dan istirahat di siang hari maka jadwal untuk
memeriksakan diri mereka sangat jarang dilakukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka sangat diperlukan layanan mobile klinik IMS
dan VCT untuk mengakomodir kebutuhan kelompok resiko seperti ini. Sehingga
perkembangan HIV/AIDS di Kota Denpasar akan bias ditekan. Pengungkapan kasus
sedini mungkin sehingga sesegera mungkin dapat ditanggulangi sekaligus membantu
pencegahan penularan kepada masyarakat lain.
Berdasarkan tata nilai Puskesmas Cisaruni Yaitu CERIA ( Cermat , Edukatif, Ramah,
Inovatif, Akuntabel ) Dalam melaksanakan kegiatan Mobile VCT Dilakukan oleh petugas
sesuai dengan profesinya, secara aman dan teliti, memberikan pemahaman sesuai
kebutuhan sasaran, memberikan pelayanan berdasarkan prinsip 5 S ( Senyum,
Salam,Sapa, Sopan,Santun), memberikan pelayanan sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi, dan semua kegiatan Mobile dapat di pertanggung jawabkan.
C. Tujuan

 Memperluas upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS pada ibu hamil.
 Mempermudah masyarakat untuk mendapatkan akses ke semua layanan baik
informasi, edukasi, terapi atau dukungan psikososial
 Meningkatkan penemuan kasus sedini mungkin
 Meningkatkan upaya pemberian terapi sesegera mungkin
 Meningkatkan kualitas layanan VCT dan IMS di Puskesmas

D. Cara Melaksanakan Kegiatan

NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN PERAN LINTAS PERAN LINTAS


PROGRAM SEKTOR
1 Pemeriksaan a) .Petugas Petugas Kepala Desa :
Mobile / melakukan Laboratorium: Sebagai
VCT koordinasi Petugas Koordinasi
dengan petugas Pengambil Tingkat Desa
lapangan tentang sampel darah
pelaksanaan
kegiatan mobile Petugas TB : Kader :
VCT. Mengkoordinasik Membantu
b) Petugas an penderita TB Puskesmas
Puskesmas dalam aktivitas
menyiapkan alat Petugas KIA : pelayanan
dan bahan yang Mengkoordinasik kesehatan di
diperlukan an ibu hamil luar gedung
selama kegiatan.
c) Petugas menuju
lokasi kegiatan.
d) Petugas
melakukan
persiapan
pelayanan di
lokasi.
e) Klien yang mau
melakukan
pemeriksaan HIV
melakukan
registrasi di
petugas
pendaftaran.
f) Konselor
melakukan
konseling pre tes.
g) Bila klien setuju,
klien
menandatangani
inform counsent.
Sedangkan bila
menolak , klien
menandatangani
penolakan
tindakan dan
lakukan
konseling
perubahan
perilaku serta
berikan kondom.
h) Konselor
mengarahkan
klien ke tempat
dilakukan
pengambilan
darah dengan
membawa
formulir
konseling dan tes
HIV.
i) Petugas
laboratorium
melakukan
pengambilan
sampel darah
sesuai prosedur
yang telah
ditentukan.
j) Petugas
laboratorium
melakukan
pemeriksaan HIV
sesuai prosedur
yang telah
ditentukan.
k) Konselor
melakukan
konseling post
tes .
l) Bila diperlukan
tindak lanjut
atau hasil
pemeriksaan
positif HIV,
konselor dapat
merujuk klien ke
petugas
pendamping dan
ke rumah sakit.
Bila hasil
pemeriksaan
negative,
anjurkan cek
ulang tiga bulan
lagi
m) Konselor
melakukan
konseling
perubahan
perilaku dan
memberikan
kondom.
n) Klien pulang
Sasaran
E. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No KEGIATA JA FE MA AP ME JU JU AG SE OK NO DE
N N B R R I N L S P T P S
1. Mobile v v v
VCT
2. Mobile v v v
VCT
Kolaborasi
TB-HIV

Peserta :

a. Tokoh kunci tempat yang akan di mobile


b. Petugas/ Tim dari Puskesmas
c. Petugas Lapangan
d. Ibu hamil
e. Penderita TB

Tempat : Posyandu,dan desa

Biaya :

F. Monitoring, Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Monitoring dilakukan oleh kepala Puskesmas Kepada Penanggung Jawab UKM, dari
penanggung jawab UKM ke pelaksana Program, di lakukan oleh setiap program sesuai
dengan SK yang di tetapkan.

Evaluasi pelaksanaan kegiatan program akan di monitoring 1 bulan sekali untuk


melihat kesesuaian antara rencana kegiatan dan realisasinya.

G. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

1. Pencatatan
 Kegiatan program pada penyelenggaraan UKM akan didokumentasikan pada
notulen kegiatan.
2. Pelaporan
Laporan bulanan program, laporan kegiatan akan dilaporkan kepada Penanggung
jawab UKM, kepala Puskesmas, dan kemudian akan diserahkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.
3. Evaluasi kegiatan
 Program akan dievaluasi oleh Tim Mutu Puskesmas 3 bulan sekali.
 Program akan dievaluasi oleh Dinas Kesehatan 1 Tahun sekali.

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Cisaruni Pelaksana Program HIV

DADAN KURNIAWAN, S.KM EMIL NURMILAH,S.Kep


NIP. 19820226 200902 1 004 NIP. 19821219 200604 2 008

Anda mungkin juga menyukai