selamat malam mahasiswa sekalian...

saya sudah membaca diskusi di atas dan ada beberapa simpulan yang dapat saya kemukakan:
1. pijat perineum
untuk pijat perineum sebagian besar menjawab bahwa masih jarang diajarkan kepada ibu hamil, jarang
ibu hamil yang mau diajarkan teknik pijat perineum dan sejenisnya.
kendala yang dihadapi:
a. bidan merasa belum kompeten untuk mengajarkan kepada ibu dan suami
b. budaya yang menganggap hal tersebut tabu untuk dilakukan
c. ibu hamil maupun suami sungkan untuk mempelajari teknik tersebut
d. ibu hamil tidak mudah untuk diberikan edukasi

2. Hypnobirthing
Tidak beda jauh dengan pijat perineum, bahwa hypnobirthing sendiri masih belum terlalu familiar di
kalangan bidan maupun ibu bersalin.
baik karena bidan merasa belum kompeten untuk mengajarkan hal tersebut karena belum mengikuti
pelatihan. di sisi lain, ibu hamil juga tidak mudah untuk mengajarkan hal-hal tersebut.

artinya ini PR terbesar bagi bidan untuk bagaimana edukasi diri sendiri agar siap untuk mentransfer
teknik tersebut kepada ibu hamil

berbagi pengalaman..

saaty saya masih bekerja di RS Hermina Jatinegara sebagai bidan pelaksana di ruang bersalin, seringkali
saya mengahdapi pasien yang sudah pasrah denagn keadaaan karena his yang adekuat TETAPI
pembukaan tidak bertambah...dan akhirnya minta agar di SC saja.

pada keadaan seperti ini, biasanya saya melakukan penilaian panggul dulu untuk memprediksi
kemungkinan dapat lahir normal atau tidak. jika pad apenilaian saya dianalisis bahwa bisa lahir normal,
maka saya memotivasi ibu dengan kata2 seperti:
" ibu harus yakin bahwa ibu bisa lahir normal"
"ibu jangan menyerah, saya saja masih semangat temani ibu"
"ibu..jalan lahirnya sebenranya bagus loch...menurut saya bisa lahir norlam...tapi tergantung dari ibu..."
"ibu pasti bisa.... dll

saat itu, belum ada hypnobirhing...tetapi jika disimak maka kata2 yang saya ucapkan sudah masuk dalam
hypnobirthing.

saya yakin sebenarnya mahsiswa yang bekerja di kamar besalin juga sering mengucapkan kata2 seperti
saya.....