Anggota :
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SUKOHARJO
ASPEK SOSIAL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya pembangunan yang terdapat di Kota dan Kabupaten yang ada di
Indonesia seperti contohnya Kabupaten Ciamis, menimbulkan persoalan yang terjadi di bidang
sosial. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, ketersediaan lapangan kerja yang
semakin sedikit, dan migrasi yang terus terjadi membuat fenomena ini tak dapat dihindari.
Fenomena ini terjadi salah satunya di Kabupaten Ciamis, dimana Kabupaten Ciamis yang
bertumpu pada kegiatan pertanian, mulai perlahan ditinggalkan dan masyarakat berfokus pada
bidang industri dan jasa.
Kabupaten Ciamis merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki kepadatan dan pertumbuhan penduduk
yang termasuk kategori rendah di Provinsi Jawa Barat yang didominasi oleh suku Sunda dan
pemeluk agama Islam. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kepadatan
penduduk yang ada menyebabkan peningkatan terhadapat kebutuhan lahan dan jumlah
pemukiman. Pertumbuhan penduduk ini juga mempengaruhi aspek sosial lainnya yaitu
berhubungan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Ciamis. Persoalan tersebut sebaiknya menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten
Ciamis.
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia. Dalam
era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrim pada masa ini menuntut semua
manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Semakin meningkatnya pembangunan yang
terdapat di Kota dan Kabupaten yang ada di Indonesia seperti contohnya Kabupaten Ciamis,
menimbulkan persoalan yang terjadi di bidang sosial. Pertumbuhan penduduk yang semakin
meningkat, ketersediaan lapangan kerja yang semakin sedikit, dan migrasi yang terus terjadi
membuat fenomena ini tak dapat dihindari. Fenomena ini terjadi salah satunya di Kabupaten
Ciamis, dimana Kabupaten Ciamis yang bertumpu pada kegiatan pertanian, mulai perlahan
ditinggalkan dan masyarakat berfokus pada bidang industri dan jasa.
Ciamis adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini
berada di Tenggara Jawa Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, Kota Banjar, dan di Sebelah Barat berbatasan
dengan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten Ciamis merupakan wilayah
yang ramai karena kabupaten ini terletak tepat di jalan lintas jalur (Bandung-Yogyakarta-
Surabaya). Letak kabupaten yang ramai dan strategis membuat daerah ini menjadi daerah yang
ramai dengan fasilitas pariwisata seperti pusat berbelanja oleh-oleh, rumah makan, hingga
tempat-tempat wisata yang tersebar didalamnya.
Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang memiliki kepadatan dan pertumbuhan
penduduk yang termasuk kategori rendah di Provinsi Jawa Barat yang didominasi oleh suku
Sunda dan pemeluk agama Islam. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan
kepadatan penduduk yang ada menyebabkan peningkatan terhadapat kebutuhan lahan dan
jumlah pemukiman. Pertumbuhan penduduk ini juga mempengaruhi aspek sosial lainnya yaitu
berhubungan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Ciamis. Persoalan tersebut sebaiknya menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten
Ciamis.
B. Tujuan
a. Menganalisa karakteristik fisik, social, ekonomi, sarana dan prasarana, dan tata ruangan
wilayah kabupaten Ciamis.
b. Menganalisa potensi dan permasalahan di wilayah kabupaten Ciamis.
c. Menganalisa perencanaan wilayah kabupaten Ciamis berdasarkan potensi dan permasalahan
wilayah.
II. METODE
2. Metode Analisa
Metode Analisa data merupakan suatu perpaduan data yang akan diperoleh dari data
primer dan sekunder untuk menghasilkan kesimpulan dalam pengambilan keputusan. Noeng
Muhadjir (1998: 104) mengemukakan pengertian analisis data sebagai “upaya mencari dan
menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang
lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan
berupaya mencari makna.” Sedangkan menurut Moleong (2017:280-281) analisis data adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukantema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data.
Metode analisi data dalam tugas ini merupakan hasil dari analisis sendiri yang dimana
pemikiran dari masing-masing kelompok dengan membandingkan data berdasarkan jurnal atau
pendapat ilmiah. Kemudian hasil analisis dipadukan dengan data dari hasil BPS Kabupaten
Ciamis dalam angka 2022.
III. HASIL ANALISIS DAN KARAKTERISTIK
1. Jumlah Penduduk
Penduduk Indonesia adalah semua orang yang berdomisili di wilayah teritorial Indonesia,
mencakup Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang telah
menetap selama satu tahun atau lebih atau berencana menetap di wilayah Indonesia selama
minimal satu tahun.
Ciamis merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Barat, dengan jumlah
penduduk sebesar 1.430.262 jiwa. Kecamatan yang ada di Kabupaten Ciamis memiliki jumlah
penduduk yang bervariasi. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yang ada di
Kabupaten Ciamis adalah Kecamatan Ciamis dengan jumlah penduduk sebanyak 109.839 jiwa,
adapun Kecamatan Cimaragas menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit
sebesar 18.528 jiwa.
Panumbangan
Sukamantri
Panjalu
Lumbung
Kawali
Panawangan
Jatinagara
Cipaku
Sadananya
Ciharbeuti
Sindangkasih
Cikoneng
Baregbeg
Ciamis
Sukadana
Rajadesa
Rancah
Tambaksari
Cisaga
Cijeungjing
Cimaragas
Cidolog
Pamarican
Purwadadi
Lakbok
Banjaranyar
Banjarsari
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
0-4 5-9 10- 15- 20- 25- 30- 35- 40- 45- 50- 55- 60- 65
14 19 24 29 34 39 44 59 54 59 64 Ke
atas
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
Gambar 5. Grafik Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Dari data BPS Kabupaten Ciamis dalam angka 2022, jika dianalisis berdasarkan
jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin diperoleh data jenis kelamin
laki-laki dengan jumlah 717052 jiwa dan perempuan dengan jumlah 713210 jiwa sehingga
jumlah totalnya adalah 1430262. Berdasarkan tabel tersebut dapat di hitung rasio jenis
kelamin sebagai berikut:
RBK = P ( 0−14 ) + P ¿ ¿
261726+189617
= 1168536 X 100
1691988
= 1168536 X 100
= 144,79
Berdasarkan perhitungan, besarnya rasio ketergantungan di Kabupaten Ciamis yaitu
144,79. Nilai dari data ini artinya penduduk setiap usia produktif umur (15-64 tahun), selain
untuk menanggung dirinya sendiri juga menanggung 144,79 orang usia belum produktif
maupun usia tidak produktif lagi.
Berdasarkan data dapat diartikan lebih jelas bahwa semakin banyak penduduk usia
produktif suatu wilayah maka kemungkinan semakin kecil nilai dari ketergantuangan suatu
wilayah dan begitu juga sebaliknya. Menurut Mantra dalam Hidayati (2008), rasio jenis
kelamin merupakan perbandingan jumlah penduduk antara jenis kelamin laki – laki dan
perempuan. Dalam pengerjaannya, rasio adalah perbandingan antara laki – laki dan
perempuan dikalikan 100 (seratus). Angka tersebut dikatakan sebagai posisi normal yang
berarti jumlah penduduk laki – laki sama dengan jumlah penduduk perempuan.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Selama
Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis, 2021
Jenis Kelamin
Kegiatan Utama Laki- Perempua Laki-Laki +
Laki n Perempuan
I. Angkatan Kerja/Economically 405.89
Active 0 265.173 671.063
380.99
1. Bekerja/Working 3 256.109 637.102
2. Pengangguran
Terbuka/Employement 24.897 9.064 33.961
II. Bukan Angkatan Kerja/Not
Economically Active 63.353 226.573 289.926
1. Sekolah/Attending School 25.874 23.313 49.187
2. Mengurus Rumah
Tangga/Housekeeping 10.212 184.885 195.097
3. Lainnya/Others 27.267 18.375 45.642
469.24
Jumlah/Total 3 491.746 960.989
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis
Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Ciamis, 2021
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu
menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan
kelompok umur masing-masing. Baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan,
kesehatan, pekerjaan dan sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan asupan gizi
yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai
kebutuhan untuk meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan tidak
terkena anemia, sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga membutuhkan pelayanan
berkaitan dengan kesehatan dan lain-lain.
Rasio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya
jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah
dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100
penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini, berguna untuk pengembangan
perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan
perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Rasio Jenis kelamin juga
digunakan untuk melihat proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan untuk berbagai
perencanaan kegiatan seperti penyediaan Rumah Sakit Bersalin, penyediaan ragam
pendidikan dan lain sebagainya. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga penting
diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam
parlemen.
Dari data diatas, terlihat jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki berumur 15 tahun sebesar
469.243, jenis kelamin perempuan berjumlah 491.746, dan laki laki + perempuan berjumlah
960.989. Terlihat dari data, Angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki berjumlah 405.890
sedangkan Angkatan kerja berjenis kelamin perempuan berjumlah 265.173 menandakan
Angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan yang berjenis kelamin
perempuan.
Untuk yang kegiatannya bekerja, jenis kelamin laki-laki berjumlah 380.993 dan jenis
kelamin perempuan berjumlah 256.109 menandakan banyaknya laki laki yang bekerja
dibandingkan jenis kelamin perempuan. Untuk pengangguran berdasarkan data lebih banyak
yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Untuk yang kegiatannya sekolah
lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Untuk yang
kegiatannya mengurus rumah tangga lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan
dibandingkan laki-laki.
600,000
400,000
200,000
0
Tenaga kerja menjadi faktor yang sangat penting dalam proses produksi. Tanpa adanya
tenaga kerja, proses produksi tidak akan bisa berjalan dengan lancar, namun disisi lain tenaga
kerja juga bisa menimbulkan berbagai masalah. Banyak sekali masalah ketenagakerjaan di
Indonesia diantaranya berkaitan dengan sempitnya peluang kerja, rendahnya upah yang
diterima, dan tingginya laju pertumbuhan angkatan kerja. Masalah ketenagakerjaan ini juga
menjadi masalah yang sama di Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu perlu adanya peran
pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut antara lain melalui pembangunan
pendidikan, peningkatan kualitas tenaga kerja yang berkemampuan dalam memanfaatkan,
mengembangkan dan menguasai IPTEK serta pelatihan keterampilan dan wawasan sehingga
mempermudah dalam proses penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan. Terlihat pada tabel,
kegiatan utama penduduk berusia 15 tahun ke atas di Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2021
mengalami perubahan di tiap tahun nya. Penduduk yang kegiatan utamanya berkerja pada
tahun 2019 paling tinggi dibandingkan penduduk yang kegiatan utamanya penganggur
terbuka dan bukan Angkatan kerja, yaitu berjumlah 601.243 dan penduduk yang bekerja pada
tahun 2021 mengalami penurunan menjadi 637.102 penduduk. Untuk persentese tingkat
kesempatan kerja paling tinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 94,94% dan paling
rendah pada tahun 2020 yaitu sebesar 94,34%. Untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT)
paling tinggi terjadi pada tahun 2020 yaitu sebesar 5,66% dan paling rendah pada tahun 2021
yaitu sebesar 5,06%. Untuk tingkat partisipasi Angkatan kerja (TPAK), paling tinggi terjadi
pada tahun 2020 yaitu sebesar 71,41% dan paling rendah pada tahun 2019 yaitu sebesar
67,39%.
Tabel 9. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu
Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis, 2021
Tahun
Kegiatan Utama
2019 2020 2021
I. Angkatan Kerja 633.945 679.192 671.063
1. Bekerja 601.243 640.767 637.102
2. Penganggur Terbuka 32.702 38.425 33.961
II. Bukan Angkatan Kerja (Sekolah,Mengurus
306.766 271.869 289.926
Rumah Tangga, dll)
Jumlah 940.711 951.061 960.989
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 94.84 94.34 94.94
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5.16 5.66 5.06
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 67.39 71.41 69.83
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama
Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Ciamis, 2021
1,200,000
800,000
400,000
0
Gambar 9. Grafik Penduduk umur 15 keatas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan utama
dan Jenis Kelamin
Sumber : Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Masalah ketenagakerjaan ini juga menjadi masalah yang sama di Provinsi Jawa Barat.
Oleh karena itu perlu adanya peran pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
antara lain melalui pembangunan pendidikan, peningkatan kualitas tenaga kerja yang
berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK serta
pelatihan keterampilan dan wawasan sehingga mempermudah dalam proses penyerapan
tenaga kerja yang dibutuhkan. Upaya perluasan lapangan pekerjaan merupakan hal yang
paling dibutuhkan, sehingga dibutuhkan kebijakan yang menyeluruh dan terpadu untuk
memperluas kesempatan kerja yang menyangkut berbagai segi seperti pengarahan investasi,
pembangunan yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja dan penciptaan lapangan
pekerjaan yang berkesinambungan. Terlihat pada tabel, status pekerjaan utama dan jenis
kelamin di Kabupaten Ciamis tahun 2021, Status pekerjaan buruh/karyawan/pegawai
menempati peringkat paling tinggi diantara status pekerjaan lainnya di Kabupaten Ciamis,
yaitu berjumlah 177.826 dan paling rendah pada status pekerjaan Usaha dibantu buruh
tetap/buruh dibayar, yang berjumlah 16.590. Pada status pekerjaan berdasarkan jenis kelamin,
laki-laki memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu laki-laki
sebanyak 380.993 dan perempuan berjumlah 256.109.
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
ri r k di n g s g a ri h a a is g g ih ti a u a n li g lu ri n
sa ya bo a ca lo ga jin ag sa ca es an m be en s eu ny ak ar ga a un ja nt ga
jar ran Lak wod ari Cido ara ung Cis bak Ran jad kad Cia reg kon gka urb ana Cip nag an Kaw mb Pan ma ban
n ja r m Ra Su i n ti w a
B a an Pu Pa
m e
Ci Cij m Ba C nda iha Sad Ja ana Lu uk num
B Ta S i C P S
Pa
Laki-Laki Perempuan
Gambar 14. Grafik Penduduk 15 keatas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan dan
Jenis Kelamin
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2021
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dapat mencakup banyak hal. Beberapa diantaranya
yaitu membahas tentang jam kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, upah, pesangon, PHK,
cuti, dan hal lainnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan di Indonesia dan luar negeri.
Peraturan dari Menaketrans ini dibuat untuk mensejahterakan para pekerja dan menciptakan
keteraturan. Beban kerja yang dirasakan oleh setiap karyawan di masing-masing perusahaan
juga berbeda-beda. Ada yang bekerja dari pagi hingga sore, ada yang bekerja sampai malam,
dan bahkan ada yang harus tetap bekerja di hari libur. Hal tersebut tergantung pada di bidang
apa perusahaan tersebut bergerak.
Peraturan mengenai Ketenagakerjaan telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang
No.13 tahun 2003 pasal 77 sampai pasal 85. Dimana, Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003
mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja
ini mengatur 2 sistem, yaitu :
7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu; atau
8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1
minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat
puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut,
maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja atau
buruh berhak atas upah lembur.
Namun, peraturan tersebut tidak berlaku untuk beberapa sektor dan beberapa jenis
pekerjaan. Dan dalam penerapannya tentu pekerjaan yang dijalankan terus-menerus ini
dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift. Berdasarkan Keputusan
Menteri, Kepmenakertrans No. 233 tentang Jenis Dan Sifat Pekerjaan Yang Dijalankan
Secara Terus Menerus, tanpa mengikuti ketentuan jam kerja sebagaimana tercantum dalam
UU No. 13 tahun 2003. dimana pada pasal 3 ayat (1) mengatur bahwa pekerjaan yang
berlangsung terus menerus tersebut adalah:
pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan;
pekerjaan di bidang pelayanan jasa transportasi;
pekerjaan di bidang jasa perbaikan alat transportasi;
pekerjaan di bidang usaha pariwisata;
pekerjaan di bidang jasa pos dan telekomunikasi;
pekerjaan di bidang penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih (PAM),
dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas bumi;
pekerjaan di usaha swalayan, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya;
pekerjaan di bidang media masa;
pekerjaan di bidang pengamanan;
pekerjaan di lembaga konservasi;
pekerjaan-pekerjaan yang apabila dihentikan akan mengganggu proses produksi,
merusak bahan, dan termasuk pemeliharaan/perbaikan alat produksi.
Berdasarkan peraturan tersebut berikut ini merupakan data Penduduk Berumur 15
Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Jumlah Jam Kerja dan
Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis Pada Tahun 2020. Terlihat pada data tersebut dapat
diketahui jumlah jam kerja kurang dari 0* pekerja laki-laki sebanyak 9.753 dan perempuan
11.859 dengan jumlah 21.612. Kemudian untuk jumlah jam kerja 1-14 jam terdapat 35.773
pekerja laki-laki dan 55.510 pekerja perempuan dengan jumlah keseluruhan 91.283.
Kemudian untuk jam kerja 15-34 terdapat 83.346 untuk pekerja laki-laki dan 81.528 untuk
pekerja perempuan dengan jumlah keseluruhan 164.874. Sedangkan yang terakhir untuk
jumlah jam kerja 35+ terdapat 245.678 untuk pekerja laki-laki dan 11.7320 untuk pekerja
perempuan dengan jumlah keseluruhan 3629.98. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
penduduk Kabupaten Ciamis banyak yang memiliki jam kerja diatas 35 jam. Hal tersebut
kemungkinan terjadi karena sektor yang dimiliki Kabupaten Ciamis sebagian termasuk dalam
sektor-sektor yang penerapan pekerjaannya dijalankan terus-menerus tanpa mengikuti
ketentuan jam kerja sebagaimana tercantum dalam UU No. 13 tahun 2003.
Tabel 14. Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis
Kelamin
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang
Lalu Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin di Kabupaten Ciamis
Tahun 2020
P
Lowongan
L
Pencari Kerja
S2/S3 D IV / S1 D III D I / D II
SMK SMA SMP/Sederajat SD/Sederajat
Gambar 15. Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut Jumlah Jam Kerja
dan Jenis Kelamin
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2021
Abdullah, M. Amin. 2000. Dinamika Islam kultural: Pemetaan atas Wacana Keislaman
Kontemporer. Bandung
BPS. Kabupaten Ciamis dalam Angka 2022
Hidayati, Inayah. 2008. Studi Kompratif Kualitas Lingkungan Permukiman Antara Dataran
dan Perbukitan. Skripsi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.
Kartiko Ardhi Widananto, Bambang Sudarsono, Arwan Putra Wijaya. 2016. ANALISIS
PERSEBARAN TEMPAT IBADAH DAN KAPASITASNYA BERDASARKAN
JUMLAH PENDUDUK BERBASIS SIG (Studi Kasus 5 Kecamatan di Kota Semarang).
Jurnal Geodesi Undip. Vol 5 No 3.