Anda di halaman 1dari 3

Nama : Faizul Ilmi

Nim : E100221195
Matkul : Pengantar Geografi

MODEL ANALISIS KABUPATEN BREBES


A. Analisis Ekologi
Kabupaten Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di Provinsi Jawa
Tengah.Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah.Wilayah kabupaten brebes
memiliki ketinggian antara 0 – 2000 m diatas permukaan laut. Beberapa kecamatan di
kabupaten brebes memiliki topogragi yang sama, yaitu 5 kecamatan berupa daerah pesisir /
pantai, 9 kecamatan dataran rendah, dan 3 kecamatan dataran tinggi atau pegunungan.
Terdapat beberapa tipe kelerengan lahan di wilayah kabupaten brebes, yaitu wilayah datar (0
– 2%) seluas 71,512,04 ha, wilayah bergelombang ( 2- 15% ) seluas 30, 641 ha, wilayah
curam ( 15- 40% ) seluas 38, 422 ha, dan wilayah sangat curam ( > 40% ) seluas 25, 542 ha.
Kabupaten Brebes secara kewilayahan dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu Brebes bagian
Selatan dan Brebes bagian Utara. Kawasan Brebes Selatan berbukit dan bergunung-gunung
memiliki fungsi ekologis sebagai kawasan resapan air. Kawasan ini berpotensi untuk aktifitas
ekonomi berupa perkebunan, pertanian dan kehutanan. Kawasan Brebes bagian tengah
memiliki topografi datar. Potensial untuk aktifitas ekonomi berupa pertanian, industri, dan
lain-lain. Kawasan tengah yang selama ini dikenal sebagai produsen bawang merah dan cabe
yang mejadi trade mark Brebes selama bertahun-tahun.
Secara ekonomi, kawasan utara sangat potensial untuk pengembangan perikanan darat
dan laut. Pada akhir tahun 1980-an hingga tahun 90-an, daerah ini merupakan produsen
udang windu yang sempat menjadi primadona Brebes. Losari, Randugunting, Kluwut, juga
dikenal sebagai lokasi-lokasi pendaratan hasil tangkapan ikan dari laut.

B. Analisis Spasial
Kondisi lingkungan di Kabupaten Brebes menunjukkan adanya kecenderungan
penurunan kualitas lingkungan yang terjadi pada beberapa wilayah kecamatan. Permasalahan
lingkungan yang terjadi bervariasi tergantung kondisi fisik daerah dan kerawanan terhadap
suatu bencana. Berbagai masalah lingkungan alam yang mengarah pada penurunan kualitas
lingkungan di Kabupaten Brebes, seperti pencemaran (air, udara, dan anah), abrasi, akresi,
dan intrusi, serta longsor dan banjir selalu terkait dengan aspek air, udara, lahan dan hutan,
keanekaragaman hayati, serta pesisir dan laut.
Perkembangan jumlah penduduk memerlukan lahan untuk tempat bermukim dan
melakukan aktivitas kehidupan. Akibatnya terjadi daerah kumuh di perkotaan, lahan terbuka
hijau menjadi bangunan, lahan pertanian (tegalan dan sawah) menjadi daerah industri dan
perumahan. Masyarakat menebang pohon di daerah hulu dan membangun rumah pada lereng
kemiringan lebih dari 450 , akibatnya terjadi bencana longsor pada tebing terjal dan banjir
pada hilir sungai. Lemahnya penegakan hukum lingkungan dan ringannya sanksi bagi
pelanggar mengakibatkan sulitnya usaha pelestarian lingkungan.
Bencana banjir dan tanah longsor merupakan jenis bencana yang sering terjadi di
Kabupaten Brebes. Hampir setiap tahun kabupaten yang terkenal dengan slogan Berhias itu,
selalu mengalami musibah tersebut. Tak heran, kerugian yang ditimbulkannya mencapai
miliaran rupiah. Data dari Kantor Kesbang dan Linmas Kabupaten Brebes, dalam kurun
waktu 1,5 bulan (Januari hingga pertengahan Februari 2005) telah terjadi 12 kali bencana
alam. Bencana tersebut antara lain terdiri atas empat kali banjir dan angin lisus, serta dua kali
tanah longsor dan kebakaran. Total kerugian yang ditimbulkan Rp 1,6 miliar.
Secara geografis Brebes memang rawan bencana alam. Wilayah tersebut terbagi
menjadi dua bagian yang rawan bencana, yakni wilayah selatan dan utara. Wilayah selatan,
rawan terhadap terjadinya bencana tanah lonsor dan angin lisus. Faktor penyebab terjadinya
longsor antara lain banyaknya penebangan hutan secara liar. Hal itu mengakibatkan kawasan
perbukitan yang ada di sana tidak mampu menyerap air saat turun hujan

C. Analisis Kompleks Wilayah


Bencana banjir dan tanah longsor merupakan jenis bencana yang sering terjadi di
Kabupaten Brebes. Hampir setiap tahun kabupaten yang terkenal dengan slogan Berhias itu,
selalu mengalami musibah tersebut. Tak heran, kerugian yang ditimbulkannya mencapai
miliaran rupiah. Data dari Kantor Kesbang dan Linmas Kabupaten Brebes, dalam kurun
waktu 1,5 bulan (Januari hingga pertengahan Februari 2005) telah terjadi 12 kali bencana
alam. Bencana tersebut antara lain terdiri atas empat kali banjir dan angin lisus, serta dua kali
tanah longsor dan kebakaran. Total kerugian yang ditimbulkan Rp 1,6 miliar.
Secara geografis Brebes memang rawan bencana alam. Wilayah tersebut terbagi
menjadi dua bagian yang rawan bencana, yakni wilayah selatan dan utara. Wilayah selatan,
rawan terhadap terjadinya bencana tanah lonsor dan angin lisus. Faktor penyebab terjadinya
longsor antara lain banyaknya penebangan hutan secara liar. Hal itu mengakibatkan kawasan
perbukitan yang ada di sana tidak mampu menyerap air saat turun hujan

Anda mungkin juga menyukai