Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI KOMPONEN TAKSONOMI


TUMBUHAN

Disusun sebagai tugas Matakuliah Biosistematika Tumbuhan


Pada Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNMUH Jember

Oleh:
Kelompok 2

1. Novita Putri Damayanti 1710211013


2. Aditya Usi Pratama 1710211021
3. Desy Dwi Wulansari 1710211024
4. Rizky Zahiroh Layali 1710211026

Dosen Pembina:
Ir.Elfien Herrianto, M.P.

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum wr. wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah Biosistematika Tumbuhan yang
berjudul “Identifikasi dan Deskripsi Komponen Taksonomi Tumbuhan” sebagai materi
presentasi.
Dalam menulis makalah ini , alhamdulillah kami tidak mendapatkan kendala - kendala,
sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang
terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami mengetahui bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah yang kami buat. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kami dan juga untuk pembaca.
Wasssalamu ‘alaikum wr. wb

Jember , 13 Maret 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati di dunia sehingga
dijuluki sebagai megabiodiversitas. Di indonesia terdapat sekitar 30.000-40.000 spesies
tumbuhan atau sekitar 10% dari keseluruhan tumbuhan yang terdapat di planet bumi,
termasuk di dalamnya seperti keanekaragaman tumbuhan.
Beragamnya mahluk hidup yang ada di bumi ini yang ditunjukkan dengan adanya
variasi bentuk, penampilan serta ciri-ciri yang lainnya, maka mendorong diperlukannya
suatu cara untuk mengelompokkan mahkluk hidup agar mudah dipelajari dan dipahami.
Para ilmuwan dari bidang biologi mengembangkan suatu sistem pengelompokan yang
memudahkan untuk memahami, mempelajari, dan mengenali mahkluk hidup dengan
suatu system klasifikasi. Cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi suatu
mahkluk hidup disebut dengan taksonomi atau sistematik.
Taksonomi diartikan sebagai ilmu tentang teori klasifikasi, pencirian dan
penamaan. Taksonomi adalah suatu ilmu yang dinamis dan merupakan pekerjaan yang
tidak ada habisnya. Tumbuhan perlu dipelajari, dipertelakan, direvisi, sistem klasifikasi
perlu dievaluasi ulang, dicari kekerabatannya dan memerlukan data-data dari banyak
disiplin ilmu. Selama dunia tumbuhan ada, selalu ada yang dipelajari tentang tumbuhan.
Taksonomi sebagai ilmu terus akan berkembang sejalan dengan besarnya hasrat untuk
mencari berbagai metode dan pendekatan baru guna menjelaskan evolusi dan sistematika
dunia tumbuhan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Taksonomi Tumbuhan


Istilah taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan bangsa
Swiss diherbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan (Rideng,
1989). Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson artinya unit atau
kelompok, dan nomos artinya hukum; jadi hukum atau aturan yang digunakan untuk
menempatkan suatu makhluk hidup pada takson tertentu. Kegiatan pokok taksonomi
tumbuhan ada tiga yaitu penamaan, pertelaan ciri-ciri dan penggolongan. Taksonomi
merupakan bagian dari sistematika (Rifai,1976). Sistematika cakupannya lebih luas yaitu
meliputi taksonomi, studi evolusi dan filogeni (Stuessy,1989).
Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari
taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan
yang mencakup Taksonomi Tumbuhan meliputi identifikasi, tatanama, dan klasifikasi
pada obyek biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan
taksonomi tumbuhan. Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari identifikasi, tatanama,
dan klasifikasi suatu obyek, dan biasanya terbatas pada obyek-obyek asal mula biologis.
Tujuan taksonomi tumbuhan adalah :
1. Untuk penemuan flora-flora di dunia
2. Memberikan sebuah metode identifikasi dan komunikasi yang tepat
3. Menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait dan menyeluruh
4. Memberikan nama ilmiah yang benar pada setiap takson tumbuhan sesuai dengan
aturan tata nama tumbuhan.
5. Membuat keteraturan dan keharmonian ilmu pengetahuan mengenai organisme
sehingga tercipta suatu sistim yang sederhana dan dapat digunakan orang lain.
Menurut Davis and Heywood (1963), ada 4 tahapan perkembangan taksonomi
yaitu: Fase eksplorasi, Fase konsolidasi, Fase biosistematik, Fase ensiklopedik. Turril
(1935) membagi tahap ini dengan cara yang berbeda, lebih menunjukkan kesinambungan
antara satu fase ke fase yang lain, yaitu: taksonomi alfa yang ekuivalen dengan fase
eksplorasi dan konsolidasi, dan taksonomi omega ekuivalen dengan fase ensiklopedik.
Taksonomi alfa lebih kurang sepenuhnya tergantung pada ciri morfologi luar, sedangkan
taksonomi omega menekankan pada semua ciri taksonomi yang ada.
a. Fase Eksplorasi
Fase eksplorasi disebut juga fase pioneer, sesuai dengan salah satu tujuan
taksonomi yaitu inventarisasi semua tumbuhan yang ada di muka bumi. Pada fase ini
yang lebih ditekankan adalah identifikasi yang didasarkan pada herbarium yang
jumlahnya terbatas. Acuan utama adalah morfologi dan distribusi tumbuhan tersebut.
b. Fase Konsolidasi
Fase ini disebut juga fase sistematika. Pada fase ini studi lapangan dilakukan
secara intensif dan bahan herbarium sudah lebih lengkap. Banyak tumbuhan yang
dinyatakan sebagai jenis pada fase eksplorasi ternyata merupakan varian dari jenis
lainnya dan banyak menemukan jenis-jenis baru. Pada fase ini flora dan dasar-dasar
monografi mulai diterbitkan
c. Fase Biosistematika
Fase ini disebut juga fase eksperimental. Pengetahuan terhadap tumbuhan
bukan hanya pada distribusi geografis tetapi juga informasi pada tingkat yang lebih
luas misalnya jumlah dan morfologi kromosom. Pada fase ini kegiatan yang menonjol
adalah: analisis sistem kawin silang, pola variasi dan penelitian yang menyangkut
aspek-aspek taksonomi di bidang kimia (kemotaksonomi), taksonomi kuantitatif
(numerical taxonomy), sitologi, anatomi, embriologi, palinologi.
d. Fase Ensiklopedik
Fase ini merupakan koordinasi dari ketiga fase sebelumnya. Semua data (ciri
taksonomi) yang ada dianalisis dan disintesis untuk membuat satu atau lebih sistem
klasifikasi yang mencerminkan hubungan kekerabatan secara filogenetis.
2.2 Komponen Dasar Taksonomi Tumbuhan
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan
contoh, pendeskripsian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan
penaman tumbuhan. Komponen taksonomi tumbuhan yaitu:
1. Klasifikasi tumbuhan adalah penyusunan kelompok-kelompok tumbuhan ke dalam
suatu tingkatan taksonomi berdasarkan sifat-sifat tertentu. Dalam klasifikasi terdapat
takson (kelompok makhluk hidup secara taksonomi) yang terdiri dari 6 takson utama,
yaitu regnum (sama dengan kingdom pada hewan), divisi (sama dengan filum pada
hewan), kelas, ordo, famili, genus dan spesies.
2. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang
tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasi, mungkin belum dikenal
oleh dunia ilmu pengetahuan. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti
mengungkapkan atau menetapkan identitas suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak
lain daripada menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam
sistem klasifikasi.
3. Deskripsi adalah penjelasan secara rinci mengenai karakter-karakter atau ciri-ciri
suatu spesies. Biasanya digunakan untuk membedakan antara suatu spesies dengan
spesies lainnya.
4. Nomenklatur Tumbuhan adalah suatu sistem aturan yang jelas dan bersifat universal
yang digunakan oleh semua ahli botani di dunia untuk menamakan tumbuhan yang
tertuang dalam Kode Internasional untuk Tatanama Tumbuhan (International Code of
Botanical Nomenclature, ICBN).
2.3 Identifikasi Taksonomi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang
tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasi, mungkin belum dikenal oleh
dunia ilmu pengetahuan. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau
menetapkan identitas (jati diri) suatu tumbuhan (meliputi: menentukan nama yang benar,
tempat yang tepat dalam sistem klasifikasi). Identifikasi tumbuhan adalah menentukan
namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus
mengikuti aturan yang ada dalam KITT (Kode Internasional Tatanama Tumbuhan).
Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia
ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan
monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis. Selain mengadakan
penggolongan atau klasifikasi tugas utama taksonomi lainnya yang penting adalah
“pengenalan” atau “identifikasi”. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti
mengungkapkan atau menetapkan identitasa (“jati diri”) suatu tumbuhan dalam hal ini
berarti “menempatkan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi”. Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah “determinasi”.
Setiap orang yang akan mengidentifikasi suatu tumbuhan selalu menghadapi dua
kemungkinan :
a. Tumbuhan yang akan diidentifikasi itu belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
jadi belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan tumbuhan itu berturut-turut
dimasukkan dalam kategori yang mana.
b. Tumbuhan yang akan diidentifikasi itu sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
sudah ditentukan mana dantempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi
Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh ilmu pengetahuan. Sejak
dahulu kala manusia telah melakukaan pengenalan pada tumbuhan, dan semakin
banyak yang dikenal semakin dirasakan pula perlunya untuk mengadakan
penggolongan dan klasifikasinya. Yang relatif baru adalah kesepakatan internasional
menuju keseragaman dalam pemberian nama, yang kemudian disebut dengan nama
ilmiah. Untuk klasifikasinyapun diharapkan, agar dapat disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan yaitumerupakan sitem filogenetik.
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan pada spesimen (bahan) riil, baik
spesimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan. Identifikasi spesimenm
yang belum dikenal melalui studi yang seksama kemudian dibuat candra atau
deskripsinya disamping gambar-gambar terinci mengenai bagian-bagian tumbuhan
yang memuat ciri-ciri diagnostiknya, yang kemudian berdasakan hasil studi
ditetapkan spesimen ke dalam anggota jenis apa dan berturut-turut ke atas
dimasukkan ke dalam (marga, suku, bangsa, kelass serta devisinya). Penentuan nama
jenis dan tingkat-tingkat takson ke ats berturut-turut tidak boleh menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti yang dimuat dalam KITT.
Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui cara-cara yang
diatur olah KITT. Identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan Publikasi ahli-ahli taksonomi yang memuat takson yang baru yang
diperkenalkan kepada khalayak ramai, sekurang-kurangnya kepada khalayak ilmu
pengetahuan disebut Publikais yang Asli. Nama yang diiberikan yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku disebut dengan nama yang “tidak sah” (illegitimate
name) sedangkan publikasi yang tidak sesuia dengan ketentuan yang berlaku disebut
publikasi “tidak berlaku” atau “tidak sahih” (not validly published). Nama yang tidak
sah dan publikasi yang menyimpang dari ketentuan merupakan nama yang tidak
dapat diterima dan tidak dibenarkan untuk dipakai (inadmissable). Nama takson baru
yang diperkenalkan seorang ahli lazimnya termuat dalam karya yang disebut “flora”
atau “monografi”. Flora merupakan suatu bentuk karya taksonomi yang memuat
jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu seperti misalnya
“flora pulau Jawa”, Flora saku daerah pertanian di Jawa”, sedang monografi memuat
jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu (jenis, marga, suku) baik
yang terbatas pada daerah tertentu maupun yang terdapat diseluruh dunia, misalnya
“jenis-jenis Annona di Jawa” atau “jenis-jenis annona di seluruh dunia”. Flora dan
monografi lazimnya memuat candra atau deskripsi setiap jenis yang disebut di
dalamnya, kadang-kadang disertai dengan gambar yang lengkap (atlas) seluruh jenis
yang dimuat. Flora atu monografi dapat digunakan sebagai sarana identifikasi
untukjenis-jenis tumbuhan yang tidak dikenal tetapi diperkirakan berasal dari daerah
yang sama atau tergolong dalam kategori yang sama yang disebut dalam flora atau
monografi itu.
Untuk identifkasi tumbuhan yang tidak kita kenal, tetapi telah dikenal dunia
ilmu pengetahuan, saat ini tersedia beberapa sarana antara lain :
1. Menayakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seseorang yang kita
anggap ahli dan kita perkirakan dapat menjawab pertanyaan kita. Dengan
membawa spesimen yang ingin kita ketahui kepada seorang ahli. Cara ini banyak
dilakukan orang yang tempat tinggalnya tidak jauh dari suatu lembaga penelitian
taksonomi (herbarium).
2. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasi. Cara ini
merupakan cara yang terjadi dihampir seluruh dunia, yang berupa pengiriman
spesimen tumbuhan ke herbarium atu lembaga-lembaga penelitian biologi
terkemuka untuk identifikasi.
3. Mencocokkan dengan candra-candra dengan gambar-gambar yang ada dalam buku
flora atu monografi. Umumnya cara ini dilakukan oleh seorang ahli yang
professional dan tidak mengkin bisa dilakukan oleh setiap orang. Dalam hal ini
harus dikuasai peristilaha yang sering digunakan dalam taksonomi tumbuhan.
4. Penggunaan kunci idenntifikasi dalam identifikasi tumbuhan. Pada dasarnya
identifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi pun mencockkan ciri-ciri yang
terdapat pada tumbuhan yang akan diidentifikasi dengan ciri-ciri tumbuhan yang
telah dikenal yang telah dibuat kkuncinya. Kunci identifikasi merupakan serentetan
pertanyaanpertanyaan yang jawabannya harus ditemukan pada spesimen yang akan
diidentifikasi. Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi
ditemukan jawabannya, berarti tumbuhan yang akan diidentifikasi sama dengan
salah satu yang telah dibuat kuncinya, dan nama serta tempatnya dalam sistem
klasifikasi akan diketahui setelah seluruh pertanyaan dapat dijawab.
2.3 Deskripsi Taksonomi Tumbuhan
Deskripsi disebut juga pertelaan, yaitu penggambaran dengan kata-kata mengenai
batasan suatu takson. Dalam penerbitan yang memuat hasil penelitian botani sistematika
maka deskripsi merupakan bagian yang terpenting karena memuat data-data baku
penelitian, jadi menyimpan kumpulan pengetahuan tentang takson-takson itu. Deskripsi
umumnya berisi sifat-sifat beserta cirinya, yang untuk sebagian besar bersumber pada
sifat-sifat morfologi tumbuhan. Deskripsi mengenai tumbuhan dapat dilihat di buku-buku
botani dan flora, misalnya: Blumea, Kew Bulletin, Flora Malesiana dan lain-lain.
1. Bentuk Dan Isi Deskripsi
Deskripsi tumbuhan harus singkat, tepat, terperinci lengkap dan menyeluruh
dan dapat dibandingkan sesamanya. Penyusunan deskripsi umumnya mengikuti suatu
pola tertentu yang urutan-urutannya konsisten, yaitu mulai dari yang umum ke
khusus, dari dasar ke ujung. Dalam botani sistematik, dikenal dua macam deskripsi
yaitu deskripsi analisis dan diagnosis.Deskripsi analisis berisi penggambaran secara
lengkap dan terperinci dengan kata-kata tentangbatasan takson, sedangkan diagnosis
merupakan uraian singkat yang hanya memuat ciri utamaterpenting yang khas untuk
suatu takson sehingga memungkinkan orang membedakannya dengansegera dari
kerabatkerabat dekatnya.
2. Pencirian
Hampir semua kegiatan botani sistematik melibatkan sifat dan ciri tumbuhan
besertavariasinya. Sifat dan ciri inilah yang memungkinkan orang menggambarkan
konsep dan mengenalsesuatu takson. Sifat secara umum dapat diartikan sebagai
petanda yang mengacu pada bentuk,susunan atau kelakuan tumbuhan yang dapat
digunakan untuk membandingkan, mendeterminasi,menginterpretasi atau
memisahkan suatu tumbuhan dari yang lainnya. Pernyataan atau keadaanvariasi sifat
disebut ciri suatu sifat. Contoh sifat: tinggi tumbuhan, pinggir daun. Tinggi pohon
5m,pinggir daun rata, beringgit, merupakan ciri daripada sifat tinggi pohon dan
pinggir daun itu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Taksonomi merupakan bagian dari sistematika (Rifai,1976). Sistematika cakupannya
lebih luas yaitu meliputi taksonomi, studi evolusi dan filogeni (Stuessy,1989).
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh,
pendeskripsian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penaman
tumbuhan. Komponen taksonomi tumbuhan yaitu: Klasifikasi tumbuhan, Identifikasi
tumbuhan, Deskripsi, Nomenklatur tumbuhan. Identifikasi tumbuhanadalah menentukan
nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Sedangkan deskripsi
adalah penggambaran dengan kata-kata mengenai batasan suatu takson.
DAFTAR PUSTAKA

Silahi, Mirana.2013. Taksonomi Tumbuhan Rendah .Diambil dari Internet Online


repository.uki.ac.id/196/1/TAKSONOMI%20TUMBUHAN%20RENDAH.pdf.diakses
pada tanggal 13 Maret 2019 pukul 12.30 WIB
Silahi, Mirana.2013. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Diambil dari Internet Online
/repository.uki.ac.id/197/1/TAKSONOMI%20TUMBUHAN%20TINGGI.pdf. diakses
pada tanggal 13 Maret 2019 pukul 12.30 WIB
Anonim. 2019. Taksonomi Tumbuhan. Diambil dari Internet Online. https:
//www.dosenpendidikan.com/pengertian-klasifikasi-dan-identifikasi-taksonomi-
tumbuhan-dalam-biologi/.diakses pada tanggal 13 Maret 2019 pukul 12.30 WIB
Lilih Kotim. 2008. Taksonomi. Diambil dari Internet Online file :///C
:/Users/DESY/Downloads/DASAR_TAKSONOMI.pdf. diakses pada tanggal 13 Maret
2019 pukul 12.30 WIB
Dani dan Eva.2015. Buku ajar Taksonomu Tumbuhan Tak Berpembuluh . Diambil dari
Internet Online.file:///C:/Users/DESY/Downloads/Buku _Ajar_Taksonomi_Tumbuhan
_Tak_Berpemb.pdf. diakses pada tanggal 13 Maret 2019 pukul 12.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai