EMBRIOLOGI
Tipe Soal: A Jenis Soal: Close Book
-
Dinding serbuk sari tersusun atas 2 lapis: lapisan luar “Eksin” yang resisten terhadap
asetolisis dan tersusun atas sporopollenin dan intin. Lapisan sebelah dalam bersifat
pectosellulosic (tersusun atas pektin dan selulosa). Ada satu hal yang menonjol pada
struktur serbuk sari, yakni adanya ornamentasi dinding yang dibentuk oleh bagian luar
dari eksin.
6. Jelaskan struktur dan fungsi kantung embrio! Megagametofit adalah perkembangan
lanjutan dari megaspora. Pada tumbuhan berbunga (tumbuhan berbiji tertutup),
megagametofit membentuk struktur yang dikenal sebagai kantung embrio. Kantung
embrio terdapat pada dasar putik dan merupakan tempat terjadinya pembuahan. Inti sel
serbuk sari nantinya akan berjalan di sepanjang tabung serbuk sari untuk mencapai
kantung embrio tersebut.
Melindugombr0.3
Melindungi embrio 0.3
7. Berdasarkan asal serbuk sari, jelaskan jenis-jenis penyerbukan (polinasi)!
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif (bentuk dan sifat) organisme atau
bagiannya. Pada tumbuhan, perkembangan erat kaitannya dangan pembentukan organ-organ
tumbuhan dan perubahan bentuk dari embrio atau biji hingga menjadi tumbuhan utuh.
Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari cadangan makanan karena belum
terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makanan
diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari endosperm
[2,4].
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji
akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini
memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup,
kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil
akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada tumbuhan monokotil, struktur
kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan,
pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan
daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal
dan hipogeal.
a. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong
oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.
b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan
plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke
arah atas [1].