Anda di halaman 1dari 60

BAB II

FILUM PROTOZOA

2.1 Pengertian
Filum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya
terdiri atas satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa
latin yang berarti “ hewan yang pertama” (Proto = awal,
Zoon = hewan). Hewan filum ini hidup di daerah yang
lembab atau berair, misal: di air tawar, air laut, air payau,
dan tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain
(Suwignyo, 2005).
2.2 Ciri-ciri umum
1. Hewan ini tubuhnya tersusun atas satu sel, ukurannya
beberapa mikron sampai beberapa millimeter,
umumnya bersifat makroskopis.
2. Hidup secara individual, dan ada juga yang hidup
secara berkoloni. Ada yang hidup bebas di dalam air,
komensal dan ada pula yang bersifat parasit pada
hewan lain.
3. Umumnya berkembang biak dengan membelah diri,
tetapi ada juga yang mengadakan konjugasi, dan ada
pula yang membentuk spora.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
4. Makanannya berupa : bakteri, hewan bersel satu
lainnya atau sisa organisme. Cara makanannya ada
yang saprozoik (memakan/menguraikan bangkai
hewan) holofitik (memakan tumbuhan) dan holozoik
(memakan hewan).
5. Cara bergeraknya ada yang menggunakan: flagella,
silia atau pseudopodia, bahkan ada yang tidak
memiliki alat gerak (Suwignyo, 2005).
2.3 Struktur Tubuh
Tubuh protozoa yang hanya satu sel itu bentuknya
bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan ada beberapa
mempunyai cangkang kapur (Suwignyo, 2005).
Sitoplasma protozoa sebagian besar tidak
berwarna, tetapi beberapa spesies yang kecil, misalnya
Stentor coereleus berwarna biru, dan Blepharismma-
laterilia berwarna merah, atau merah muda, dau bagian
sitoplasma biasanya di bedakan atas bagian pinggiran
yang di sebut ektoplasma dan bagian sentral yang lebih
padat dan bergranula di sebut endoplasma (Suwignyo,
2005).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Nukleus protozoa umumnya hanya terdiri dari
satu buah, tetapi ada juga yang lebih, misalnya Arcella-
vulgaris atau Opallina ranarrum. Cilliata secara umum
mempunyai dua tipe nuclei dan ciri nukleus umumnya
bulat, tetapi ada juga yang oval, misalnya pada
Paramecium caudatum. Bentuk seperti ginjal terdapat
pada Ballanthidium coli, sedang bentuk menasbih
(monolitiform) terdapat pada spirostomum. Struktur
nucleus pada prinsipnya ada yang vascular dan granular.
Pada nucleus vasikuler, kromatin terkonsentrasi pada
sebuah masa atau butir (Arcella), sedang yang granular
berkromaitin tersebar secara merata dalam butir melalui
seluruh nucleus (Amoeba) (Suwignyo, 2005).
Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di
bedakan atas vakuola kontraktil, vakuola makanan dan
vakuola stasionari. Vakuola yang terakhir itu
mengandung cairan yang terdapat dalam tubuh protozoa.
Vakuola makanan dan vakuola kontraktil terdapat pada
protozoa air tawar, tetapi tidak terdapat pada sebagian
besar protozoa yang hidup parasit dan protozoa yang
hidup di laut. Fungsi vakuola kontrakil kecuali sebagai

ZOOLOGI INVERTEBRATA
alat ekskresi juga berfungsi sebagai pengatur tekanan
osmosis tubuh (Suwignyo, 2005).
Mitokondria terdapat pada protozoa pada bagian
yang melakukan pernafasan secara aerobik. Pada
sebagian besar mitokondria mempunyai tubulus pada
bagian dalamnya. Mitokondria erat hubungannya dengan
penggunaan energi untuk alat gerak, dan vakuola
kontraktil (Suwignyo, 2005).
Protozoa paling sedikit terbungkus oleh membran
yang mempunyai sedikit granula seluas permukaannya.
Membran memegang peranan dalam sistem
pengangkutan enzim, sehingga menimbulkan
metabolisme yang efisien. Pada sebagian besar spesies,
membran itu telah dilapisi oleh lapisan lain, sehingga
terbentuk atau kulit (pelliculus) yang tegar, sehingga
protozoa bersangkutan mempunyai bentuk yang tetap
(Suwignyo, 2005).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Amoeba Arrcella

Globigerina Vampyrella

Actinophyns Paramecium

Gambar 2. Macam-macam protozoa (Kozloff, 1990 ).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
2.4 Fisiologi
2.4.1 Alat gerak
Alat gerak pada protozoa bermacam-macam dari
yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan
silia. Pseudopodia sampai flagella dan silia. Pseudopodia
di bentuk dari ektoplasma, kemudian endoplasma akan
mengikutinya. Flagella merupakan ciri dari kelas
mastigophora sedang silia mmerupakan ciri dari kelas
ciliata, dan kedua alat gerak tersebut memilki kemiripan
dalam ultrastruktur. Keduanya merupakan “benang
bergetar” tersusun atas dua fiber pada pusat dan
Sembilan dikelilinginya yang timbul dari basal granula
dari kinestom (Suwignyo, 2005).
2.4.2 Respirasi
Respirasi teerjadi dengan cara aerob-anaerob.
Pada respirasi aerob terjadi oksidasi dengan O2 yang
masuk dalam tubuh dengan cara difusi dan osmosis
melalui seluruh permukaan tubuh, sedang pada anaerob
terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat
sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa
memerlukan oksigen. Hasil kedua peristiwa itu akan
sama yakni di hasilkan energi dan zat sisa-sisa yang akan

ZOOLOGI INVERTEBRATA
di tampung dalam vakuola kontraktil sebagai zat ekskresi
(Suwignyo, 2005).
2.4.3 Pencernaan
Terdapat beberapa tipe dalam mendapatkan
nutrisi pada protozoa yakni: holozoik, holofitik, dan
saprozoik. Amoeba dan paramecium mengambil
makanan yang relatif keras yang di tangkap dengan
pseudopodia, kemudian di bentuk vakuola makanan, cara
ini di sebut holozoik. Cara mendapatkan nutrisi secara
holofitik terjadi pada phytomastigophora. Pada protozoa
holozoik makanan dalam vakuola makanan akan
mendapat sekresi enzim, sehingga makanan berubah
menjadi senyawa yang sederhana dan disebabkan ke
seluruh tubuh. Pelaturan protein, karbohidrat dan lemak
terjadi disintegrasi bahan tanaman atau hewan yang telah
mati (Suwignyo, 2005).
2.4.4 Reproduksi
Reproduksi dilakukan secara aseksual maupun
seksual. Reproduksi aseksual cara membelah diri menjadi
atau banyak, dan pertunasan (budding), eksternal atau
internal pembelahan menjadi dua dapat terjadi secara
melintang atau membujur (Suwignyo, 2005).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
2.5 Morfologi
Seperti halnya sel makhluk hidup lain, sel
protozoa terdiri dari protoplasma yang di bungkus
membran sel (plasmalema) yang berfungsi sebagai
“dinding sel” protoplasma terdiri dari dua komponen
utama yaitu inti sel (nukleus) dan isi sel atau sitoplasma
(Suwignyo, 2005).
Dengan menggunakan mikroskop akan terlihat
bahwa sitpoplasma terdiri atas dua bagian. Bagian terluar
tampak homogeni dan jernih (hyalin) di sebut ektoplasma
(Suwignyo, 2005).
Protozoa tidak memiliki organ sejati seperti alat
pencernaan dan alat reproduksi sebagaimana layaknya
metazoan (Suwignyo, 2005).
Pseudopodia di bagi atas empat tipe atas dasar
bentuk penjuluran protoplasma sbegain berikut:
1. Lobopodia
Bentuk penjulurannya tumpul seperti lidah atau
jari, adakalanya bercabang,terdiri atas ektoplasma dan
endoplasma. Contoh pada Amoeba (Suwignyo, 2005).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
2. Filopodia
Bentuk penjuluran langsing, lembut seperti
benang (filamen), biasanya meruncing, terdiri atas
ektoplasma saja. Contoh pada Vampyrella.
3. Reticulopodia
Bentuk penjuluran, panjang, halus dan terdiri atas
ektoplasma saja, bercabang-cabang dan perpotongan
seperti jala. Contohnya pada genus lieberkuhina dan
Globigerina (Suwignyo, 2005).
4. Axopodia
Bentuk penjuluran seperti jarum, agak kaku dan
semi permanen, adakalnya bercabang-cabang, memijar
dari pusat. Misalnya pada Actinphyris (Suwignyo, 2005).
Cilia atau bulu getar merupakan alat gerak yang
berbentuk bulu-bulu halus, biasanya banyak dan selalu
bergetar. Gerakan tersebut menimbulkan arus air yang
dapat menghasilkan gerakan maju. Di antara semua jenis
protozoa, ciliata bergerak paling cepat antara 200 sampai
1000 mikron per detik (Suwignyo, 2005).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
a. Membran merombak (undulating membran)
Kumpulan cilia pendek-pendek yang tersusun
dalam satu baris memanjang, terdapat di daerah
peristome (undulating menbran).
Kumpulan cilia pendek-pendek yang tersusun
dalam satu baris memanjang, terdapat di daerah
peristome dekat cytostome (Suwignyo, 2005).
b. Membranella
Seperti membran-membran kecil, terdiri atas
beberapa cilia pendek saling melekat, dan tersusun dalam
bentuk seri (Suwignyo, 2005).
c. Cirrus (cirri)
Rumpun cilia yang tumbuh menyatu berbentuk
seperti kerucut panjang atau duri. Ciri dapat bergerak ke
berbagai arah, hingga dapat di gunakan untuk merayap,
berlari atau melompat (Suwignyo, 2005).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Gambar 3. Paramecium dan Stylonychia (Kolzof, 1990).

Sedangkan pembelahan menjadi banyak biasanya


di mulai dari inti sel kemudian diikuti pembelahan
individu (Suwignyo, 2005).
Sebagian besar protozoa air tawar yang hidup
bebas mempunyai kemampuan untuk mempertahankan
diri terhadap kekeringan, dingin atau panas beberapa
jenis dilindungi selibung sebagai rumah (cangkang test)
yang terbuat dari selulosa atau fospoprotein misalnya
pada Arcella. Berikut beberapa macam
perkembangbiakan pada protozoa yaitu:
a. Umumnya dengan membelah diri, setiap individu
membelah menjadi dua bagian yang sama, di mulai
dari intinya kemudian di ikuti pembelahan dengan
sitoplasmanya.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
b. Pembelahan multiple atau sporulasi yaitu inti
membagi diri berulang kali, kemudian sitoplasma akan
mengelilingi tiap belahan inti, sehingga mengasilkan
sejumlah keturunan.
c. Plasmatomi yaitu pembelahan protozoa berinti banyak
tanpa pembelahan inti, menghasilkan keurunan yang
lebih kecil dan berinti banyak.
d. Pertuntasan ialah individu baru timbul sebagai tunas
dari sel induk yang berdiferensiasi sebelum atau
sesudah hidup bebas.
e. Reproduksi seksual dapat terjadi oleh karena
persatuan dari sel membentuk individu baru, atau
dengan persatuan sementara dan pertukaran inti dari
dua protozoa (Suwignyo, 2005).
2.6 Klasifikasi
Klasifikasi hewan-hewan satu sel ini pun
keanekaragaman masing-masing ahli. Memiliki pendapat
yang berbeda-beda . Bahkan beberapa ahli biologi ada
yang memasukan protozoa ke dalam kindom protista
bersama-sama dengan alga dan jamur. Golongan protista
adalah eukariot (intinya telah terbungkus membran), baik
uni maupun multiseluler, dan mengahsilkan gamet dalam

ZOOLOGI INVERTEBRATA
bentuk sel tunggal. Zigot tidak membentuk embrio, di
samping itu sifat atau ciri beberapa spesies protozoa
memperlihatkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat
dengan tumbuhan multiseluler dari pada spesies protozoa
yang lain, misalnya: Euglena merupakan flagellata yang
berklorofil, dalam proses reproduksinya menghasilkan
zoospore yang motil. Sifat ini juga dimiliki oleh alga
hijau yang multiseluler, namun demikian kebanyakan
para ahli biologi tetao mengelompokan protozoa sebagai
filum tersendiri (Suwignyo, 2005).
2.6.1 Superklas Sarcodina
1. Amoeba proteus
Amoeba proteus merupakan hewan bersel tunggal

dengan ukuran panjang 250 μ m transparan tidak dapat


dilihat dengan mata bugil, tetapi harus menggunakan
mikroskop, tidak mempunyai bentuk tertentu tampak
putih kebiru-biruan.
a. Habitat
Amoeba proteus terdapat dalam air tawar baik
pada air yang menggenang, maupun yang mengalir. Bila
kita ingin membuat sediaan (kultur) untuk keperluan

ZOOLOGI INVERTEBRATA
laboratorium dapat kita mbil dari berbagai tempat dengan
jalan menyediakan terlebih dahulu sisa tumbuhan yang
telah mati, misalnya ceratophylum kita masukan dalam
cawan petri yang berair selama 2 minggu, agar melapuk.
Kemudian kita masukan air dalam kolam atau sawah
yang mengandung amoeba, maka beberapa hari akan
tampak massa yang agak berwarna coklat di permukaan
air cawan petri tersebut, dan bila kita periksa di bawah
mikroskop tampak banyak sekali (Jasin, 1992).
b. Struktur dan Fungsi
Tubuh amoeba di bedakan atas dua bagian
sitoplasma yaitu ektoplasma, yang terletak sebelah luar
tampak lebih bening bila di bandingkan dengan bagian
pusat yang lebih keruh dan bergranula, yang di sebut
endoplasma, sebuah kantung yang bulat tampak dekat
akhir tubuh hewan, yang tampak lenyap secara periodik
dan disebut vakuola kontraktil. Di tengah endoplasma
tampak nucleus dan satu atau lebih kantung yang di sebut
vakuola makanan. Vakuola kontraktil berfungsi
menampung zat sisa metabolismen yang tidak berguna di
buang melalui permukaan membrane tubuh, bagian

ZOOLOGI INVERTEBRATA
makanan yang tidak dicerna akan di keluarkan
kepermukaan (Suwignyo, 2005).
a) Nukleus
Nukleus tidak mudah dilihat selagi amoeba masih
hidup, tetapi akan menjadi mudah bila telah mati dan
setelah di lakukan fiksasi dan pengecetan. Nukleus akan
tampak seperti cakram bikonkaf pada hewan yang masih
muda , sedang pada hewan yang telah dewasa nucleus
tampak melipat dan rumit . Mikroskop electron
menunjukan bahwa di bawah pembungkus nucleus
terdapat lapisan jala yang ganda. Pada beberapa genera
amoeba cukup dapat di kenal dari bentuk nukleusnya.
Sepanjang hidup sebelum reproduksi, nukleus memegang
peranan dalam aktifitas metabolisme sel. Hal itu dapat di
berikan dengan percobaan pemotongan amoeba menjadi
dua bagian , maka bagian yang tidakn bernukleus masih
terjadi aliran sitoplasma beberapa jam, kemudian
berhenti. Sebaliknya pada bagian yang bernukleus
bermacam-macam aktivitas masih berlangsung
(Suwignyo, 2005).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Gambar 4. Amoeba proteus (Kozloff, 1990).

Gerak Amoeba dari satu tempat ke tempat lain


dengan menjulurkan bentuk seperti jari, yang terkenal
sebagai pseudopodia terdapat 3 macam pseudopodia
yaitu: (1) Lobopodia, yang agak lebar dan tumpul berisi
ektoplasma dan endoplasma terdapat pada amoeba
proteus, (2) Filopodia, kurus hanya berisi ektoplasma.
Axopodia yang mempunyai pembungkus sitoplasma
yang menutupi filament axialis, walaupun pembungkus

ZOOLOGI INVERTEBRATA
itu adalah ektoplasma dari filopoda. Axopodia dapat di
julurkan dan ditarik kembali walaupun mempunyai
struktur axial rhizopoda.

Gambar 5. Struktur filopodium


(Kozloff, 1990).

Tampak di dekat ujungnya menyatu sehingga


berbentuk seperti jala. Axopodia dan Rhizopoda
mempunyai aliran protoplasma yang berlawanan dengan
pseudopodia yang sama, sedang keadaan semacam itu
tidak tampak pada lobopodia. Hal itu mungkin

ZOOLOGI INVERTEBRATA
menunjukan gerakan pseudopodia yang sama, sedang
keadaan semacam itu tidak tampak pada lobopodia.
Walaupun dalam hal ini lobopodia merupakan suatu tipe
yang banyak di pelajari, tetapi kebanyakan para ahli
protozoologi tidak setuju tentang cara penjelasan ini.
Para ahli mengamati suatu cairan endoplasma yang
melawan pembengkakan ektoplasma depan dari
pseudopodium (Jasin, 1992).

Gambar 6. Rhizopodium (Kozloff, 1990).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
b) Metabolisme
Pertumbuhan pada amoeba sepertihalnya
makhluk hidup yang lain, melibatkan sejumlah
perubahan yang kompleks. Senyawa kimia yang
membuat badan hewan menjadi labil, dimana secara
konstan memecah senyawa-senyawa kompleks menjadi
labil di mana secara konstan memecah senyawa-senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana menjadi lebih
kompleks dengan adanya penambahan bahan. Perubahan
terjadi Karena adanya enzim yang dihasilkan oleh suatu
interaksi antara substrat dengan asam nukleat, protein
dan substansi lainnya. Metabolisme suatu istilah yang
dipergunakan untuk menunjukan perubahan besar yang
kompleks yang terus menerus berlangsung. Beberapam
proses perubahan itu di perlukan energi yang di peroleh
dari pelepasan senyawa yang berenergi tinggi yakni dari
senyawa fosfat, misalnya adenosine triposfat (ATP).
Energi itu di pakai untuk menyususn senyawa, atau
memecah substansi lainnya gua memperoleh energy
tambahan. Dalam hal ini dapat juga di pakai menyusun
kembali ATP. Perubahan itu terjadi dalam sel pada

ZOOLOGI INVERTEBRATA
semua bagian, sehingga di pergunakan untuk
metabolisme sel. Hal itu terjadi juga setelah substansi
seperti oksigen, dan asam amino di terima dalam sel
sebelum di lakukan pemecahan yang menghasilkan CO2
dan sisa nitrogen yang di hilangkan melalui metabolisme
antara. Karena substansi di hasilkan dari substansi
lainnya melalui rangakaian yang panjang dari perubahan
tertentu (Jasin, 1992).
Sebagian energi tersimpan dalam lemak dan
protein yang dapat dilepaskan dengan cara yang sama
seperti metabolism karbohidrat, walaupun dalam
metabolism protein akan di hasilkan ammonia, yang
didifusikan keluar dari protozoa yang hidup bebas dalam
air (amoeba). Amonia pada konsentrasi tinggi adlaah
beracun, sehingga perlu didifusikan ke dalam air atau ke
dalam udara (Jasin,1992).
a. Ingesti
Ingesti atau pengambilan makanan terjadi tanpa
batuan bagian bentuk mulut dan dapat terjadi di bagian
mana saja pada permukaan tubuh. Sebagai makanan
dapat berupa protozoa dan lainnya, algae atau partikel zat
organik lainnya, yang di telan melalui permukaan tubuh

ZOOLOGI INVERTEBRATA
yang biasanya di sebut bagian anterior dan menjulur
keluar (Jasin, 1992).

Gambar 7. Proses Ingesti pada Amoeba (Kozloff, 1990).

b. Dingesti
Vakuola makanan sering bertugas sebagai alat
dingesti. Setelah vakuola berada dalam endoplasma ,
dindingnya menuangkan beberapa asam, mungkin HCL,
bermacam-macam enzim yang akan menguraikan zat
karbohidrat (kecuali zat pati), lemak dan protein.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
c. Engesti
Partikel dalam vakuola makanan yang tidak bisa
dicerna akan di buang pada sebarang permukaan tubuh
Amoeba. Biasanya partikel itu lebih berat dari pada
sebarang permukaan tubuh Amoeba. Biasanya partikel
itu lebih berat daripada protoplasma. Sebagian hewan
yang bergerka ke muka, maka partikel sisa yang lebih
berat itu menjauhkan diri dari gerakan, maka amoeba
mengalir meninggalkan partikel padat itu ke belakang.
Proses ini tidak sederhana pada amoeba yang
mempunyai ektoplasma yang tebal, misalnya pada
amoeba verrucosa (Jasin, 1992).
Zat sisa yang padat itu di julurkan seperti yang
tampak pada gambar berikut ini, partikel-partikel di
bentuk untuk menghindarkan ektoplasma ikut mengalir
keluar (Jasin, 1992).
d. Assimilasi
Pepton dan asam amino yang berasal dari
pencernaan bahan protein, bersama-sama air dan mineral
terambil ketika vakuola di bentuk, kemudian terjadi
penyerapan oleh protoplasma sekitarnya dan langsing di
edarkan ke seluruh tubuh hewan partikel organic dan

ZOOLOGI INVERTEBRATA
anorganik yang terserap itu kemudian di asimilasi. Hal
itu merupakan pengaturan kembali untuk membentuk
partikel baru dalam protoplasma hidup yang telah
menyimpan partikel yang terlebih dahulu ada.
e. Disassimilasi
Energi untuk kegiatan amoeba atau protozoa
umumnya di peroleh dari pemecahan molekul yang
kompleks oleh oksidasi atau “perubahan fisiologi” ini
merupakan respirasi sel. Hasil pembakaran lambat itu
adalah: energi untuk gerakan, panas, dan zat sisa
biasanya terdiri zat padat dan cairan, terutama air,
beberapa subtansi mineral , urea dan CO2 sekresi dan
eksresi dan hasil respirasi termasuk di dalamnya (Jasin,
1992).
f. Sekresi
Seperti telah di sebutkan bahwa asam di tungkan
ke dalam vakuola lambung (vakuola makanan) yang
dikelilingi oleh protoplasma. Hasil disasimilasi yang
digunakan secara ekonmis oleh hewan terkenal sebagai
sekresi (Jasin, 1992).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
g. Ekskresi
Materi sebagai hasil akhir reduksi dalam
metabolisme disebut ekskresi. Hasil sisa itu yang
terkumpul di dalam tubuh, cairan sebagai isi vakuola
kontraktil kecuali sebagai alat eksresi juga berfungsi
sebagai osmoregulator (Jasin, 1992).
h. Respirasi
Karena vakuola kontraktil mungkin mngeluarkan
CO2. Maka dapat dikatakan juga sebagai alat respirasi.
Oksigen yang larut dalam air di ambil oleh amoeba
melalui permukaan tubuh. Gas itu di perlukan untuk
hidup dan jika dig anti dengan hydrogen, gerakan hewan
akan berhenti, tetapi bila diberikan udara segar
(mengandung O2) kembali, maka gerakan itu terjadi
kembali (Jasin, 1992).
i. Pertumbuhan
Jika makanan cukup, sehingga banyak substansi
tertambah pada protoplasma, maka substansi itu di pakai,
kecuali untuk kegiatan fisik akan meningkatkan volume
hewan. hal inilah yang disebut pertumbuhan amoeba
seperti makhluk lain dan sekali lagi ditegaskan bahwa

ZOOLOGI INVERTEBRATA
pertumbuhan terjadi oleh penambahan partikel baru di
antara partikel yang sudah ada (Jasin, 1992).
j. Reproduksi
Seperti hewan lainnya ukuran tubuh amoeba
proteus akan mencapai batas tertentu dan ukuran yang
lazim ± 0,025 cm, jika ukuran itu tercapai, maka
terjadilah pembelahan menjadi dua bagian. Apabila
pemmbelhan merupakan suatu perubahan dalam
hubungan antara nucleus dan sitoplasma,mak jelaslah
pembelahan merupakan salah satu tipe reproduksi pada
amoeba proteus (Jasin, 1992).
k. Tingkah laku
Sejumlah gerakan yang bermacam-macam dari
hewan terkenal sebagai tingkah laku. Pada amoeba
gerakan- gerakan itu mungkin dapat di pisahkan menjadi
suatu gerak yang berhubungan dengan hasil reaksi dari
rangsangan luar. Beberapa gerakan telah disinggung
sebelumnya tetapi sekarang akan di bahas sebagai
tanggapan dari berbagai rangsangan (stimulus) (Jasin,
1992).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
l. Reaksi terhadap rangsang
Amoeba bereaksi terhadap berbagi macam
rangsangan, termasuk di dalamnya adalah kontak kimia,
sinar, panas dan listrikbila hewan dalam reaksi bergerak
menuju rangsangan, maka reaksi itu positif sebaliknya
bila menjauhi terhadap rangsangan disebut sebagai
negatif (Jasin, 1992).
Perubahan alam sekitar merupakan dasar
perkembangan bentuk amoeba. Jika suatu makhluk hidup
di pindahkan dari kultur larutan ke air murni akan
membentuk menjari. Selanjutnya bila di tempatkan dalam
larutan garam yang berkonsentrasi tepat akan mengubah
bentuknya, Bentuk amoeba dapat menunjukan
kandungan air.
Amoeba mengadakan orientasi arah terhadap
rnagsangan sinar yang keras dan bergerak menjauhinya
tetapi bereaksi positif terhadap sinar lemah. Sinar
menimbulkan gelasi dari bentuk plasmagel, membuat
perubahan dan penaikan kekuatan elastisitas pada bagian
yang mengadakan iluminasi. Tanggapan terhadap sinar
menunjukan kontraksi plasmagel yang tereaksi,
mempunyai kekuatan menaikan elastisitas.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Selanjutnya bila kita menelaah kembali adnya
faktor-faktor yang terdapat pada tingkah laku amoeba
merupakan “Perbandingan kebiasaan, refleksi”, aktivitas,
otomatis pada makhluk tingkat tinggi dan apabila amoeba
merupakan hewan besar, maka dalam pengetahuan
sehari-hari tingkah lakunya dapat di katakan keadaan
yang menyenangkan dan sakit, lapar, memilih dan lebih
suka seperti pada anjing (Jasin, 1992).
1.6.2 Kelas Hydraulea
1. Ordo Amoebida
Ordo amoebida terdiri dari sarcodina dengan
pseudopodia yang termasuk lobosa tidak mempumyai
skeleton (rangka) atau cangkang. Sebagai cotoh yang
terkenal adalah Amoeba proteus: yang merupakan tipe
ideal untuk penelitian lebih lanjut dan tampaknya tidak
ada tipe lain yang sebaik tipe ini (Jasin, 1992).
a. Amoeba hidup bebas
Pada masa yang lalu beberapa spesies amoeba
yang hidup bebas merupakan satu kelomok dengan
sebutan Amoeba proteus yang telah dilukiskan oleh Leidi
pada tahun 1879 dengan baik. Hewan ini mempunyai
cirri pada yang masih muda mempunyai nucleus

ZOOLOGI INVERTEBRATA
berbentuk cakram cembung, sedang pada hewan dewasa
nucleus itu mempunyai batas ektoplasma yang jelas.
Disamping itu terdapat amoeba yang mirip amoeba yang
mirip Amoeba proteus, yang berciri dengan nucleus tidak
kusut dan batas ektoplasmanya tidak jelas.
b. Amoeba parasitis
Bagian yang sangat pada superklas sarcodina
adalah Amoeba parasitis, terutama yang parasit pada
manusia. Paling sedikit manusia diinfeksi oleh sejumlah
spesies amoeba dan salah satu diantaranya adalah
entamoeba gingivalis yang terdapat dalam mulut dan
kotoran-kotoran yang melekat sekitar dasar gigi. Mingkin
50% dari rakyat umumnya terinfeksi. Entamoeba tersebut
memakan bakteri leucocyte dan kotoran, dan umumnya
tidak berbahaya, tetapi kadang-kadang menimbulkan
sakit. Penularan terjadi pada saat orang berciuman (Jasin,
1992).
Terdapat 5 Amoeba parasitis yang terkenal yang
terdapat dalam usus besar manusia dan salah satunya
ialah : Entamoeba hystiga yang patogen. Fase efektifnya
adalah bentuk kista bulat yang berisi 4 nukleus.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Terbentuknya kista terjadi dalam usus besar dan kista itu
akan keluar bersama-sama feses.
2. Ordo Arcellinida
Sejumlah genera dari klas Hydraulea yang hidup
di air tawar masuk dalam ordo ini, misalnya Arcella,
Diffugia, Centrpyxis dan euglypha (Jasin, 1992).
Hydrulea yang termasuk Arcella mempunyai
cangkang dan biasanya terlambat terlambat pada benda
lain di bagian atas, sedang bagian yang terbuka terletak
di pusat sebelah bawah yang datar dan dari situlah
terjulur pseudopodia tipelobosa. Arcella vularis
mempunyai dan cangkangnya bergerigi sebelah tepi.
Genus Euglypha terdiri atas anggota-anggota
yang umumnya mudah kita jumpai dengan cangkang
membrane yang tersusun atas sekresi atas sekresi khitin
atau lembaran silikat dan mempunyai gigi sekitar lubang
mulut. Pseudopodinya berbentuk filiform, Ecanthopora
biasanya mempunyai beberapa duri yang panjang dan
tercusk, Sedang E.cilliata mempunyai sejumlah duri kecil
dan hewan ini biasanya terdapat pada ganggang
sphagum.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Arcellinida dengan jalan membelah seperti halnya
pada Amoebida, tetapi lebih kompleks, karena
mempunyai cangkang. Misalnya Diffugia corona
sebelum membelah hewan itu mengumpulkan sejumlah
butir-butir pasir khitin kedalam tubuhnya. Pada saat
reproduksi protplasma menyerap air, membengkak
terproyeksi pada mulut cangkang. Massa yang
terproyeksi keluar itu pada akhirnya mencapai ukuran
sebesar induk menjadi difuga lain yang baru.
3. Ordo Mycetozoid
Hewan yang termasuk dalam ordo ini terkenal
sebagai hewan lender yang di pelajari oleh para ahli
botani seprti halnya ahli zoology. Hewan ini mempunyai
fase amoeboid, Flageloid, dalam siklus hidupnya.
Adanya sifat seperti tumbuhan memperkuat penggunaan
protista sebagai kingdom. Pada fase amoeboid,
mempunyai lobopdia dan mungkin banyak yang menyatu
dalam bentuk plasmodium (masa amoeboid yang
bernukleus yang sama dengan genus pentebab sakit
malaria). Dalam beberapa spesies gamet yang berflagel
meleburkan diri dalam pasnagan,kemudian menjadi
plasmodia yang bernukleus banyak melalui pembelahan

ZOOLOGI INVERTEBRATA
mitosis. Plasmodium selanjutnya akan menghasilkan
“buah” tbuh yang disebut sporangium.
1.6.3 Kelas Autotractea
1. Ordo Proteomyxa
Ordo ini beranggotakan sejumlah bentuk-bentuk
yang diragukan hubungan kekrabatanya . Hanya satu ciri
umum yang dimiliki yaitu adanya cangkang dan
pembentukan pseudopodia rektukulosa (Jasin, 1992).
Salah satu contoh adalah pseudopora volvocis
yang sering parasit pada koloni volvox. Infeksi terjadi
pada fase amoeboid, flageloid, atau heliozoid pada fase
amoeboid pseudospora volvicis yang menginfeksi volvox
tampak merayap dan melahap sel-sel hospesnya.

Gambar 8. Vampyrella (Kozloff, 1990).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
2. Ordo Helliozoida
Ciri khusus ordo ini dapat dinyatakan bahwa
tubuhnya dapat di bedakan menjadi dua bagian: (1)
lapisan konteks yang tampak memiliki gelembung yang
berisi vakuola kontraktil yang mendorong timbulnya
pseudopodia dan (2) lapisan medulla yang mengandung
apparatus nucleus,dan dalam beberapa kejadian
bersimbiosis dengan algae. Banyak helizoida mempunyai
skeleton, baik yang berstruktur seerhana maupun yang
kompleks, yang tersusun atas berbagai materi .
berkembang biak secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan menjadi dua dan pembentukan gamet.
Helozoida yang terkenal ialah Actinophaerium
eichhorni yang pertama itu terdapat pada vegetasi dalam
air tawar, berbentuk bola dan berukuran kecil (150 μ

m), bernukleus besar yang terletak di tengah, dan


mempunyai dengan banyak nuclei yang terletak di lapsan
luar, sedang dalam endoplasma terdapat beberapa
vakuola kontraktil beberapa spesies terdapat di laut
sering cangkangnya bersinar di waktu laut gelap pada
malam hari.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
3. Ordo Foramiferida
Ordo ini dibagi atas (a) golongan yang berlubang-
lubang, hanya mempunyai 1 lubang untuk menyalurkan
pseudopodia seperti halnya pada thecamoeba: (b)
golongan yang berlubang, mempunyai banyak lubang-
lubang kecil dan melalui lubang itu terjadi jaringan
pseudopodia (Jasin, 1992).
Pada foraminiferida yang sederhana berkembang
biak dengan membelah diri menjadi dua seperti pada
arcelinda.pada foraminiferida yang mempunyai bentuk
yang kompleks kembang biaknya dengan jalan
menambah kamar lain dalam struktur cangkoknys .
Dengan demikian, akan terbentuk kamar-kamar baru
yang lebih besar dari kamar semula (Jasin, 1992).
4. Ordo Radiolarida
Ordo ini hampir semuanya hidup l sentral yang di
laut, mempunyai kapsul yang tipis, membagi
protoplasma badan menjadi intra dan ekstra (Jasin, 1992).
Kapsul terbagi menjadi tiga bagian: (a) lapisan
asimitatif: berisi makanan yang di ambil dengan
pseudopodia dan berisi bermacam-macam metoplasma,

ZOOLOGI INVERTEBRATA
(b) calmma : berisi banyak vakuola yang diduga sebagai
alat hidrostatis. Dalam beberapa spesies mempunyai
lapisan kuning yang bersimbiose d
engan algae. (c) lapisan luar sekitar badan dan dari sini
akan timbul pseudopodia, sebagian besar berkembang
biak dengan membentuk spora yang mempunyai flagella.
1.6.4 Superklas Mastigophora
1. Euglena viridis
Euglena viridis merupakan hewan yang
mencerminkan klas mastigophora (Flagelata). Hewan ini
dapat kita jumpai pada kolam dan sering ampak pada
preparat amoeba. Walaupun hewan ini tidak Nampak
dengan jelas dengan mata bugil, tapi bila berkumpul
bersama-sama sebagai massa atau kelompok akan
Nampak berwarna hijau.
a. Struktur dan Fungsi
Euglena adalah hewan bersel satu, bentuknya
panjang, runcing permukaan tubuh dilapisi oleh lapisan
kutikula, sehingga hewan ini mempunyai bentuk tetap.
Pada bagian tengah dari anterior terdapat bagian yang
melekuk ke dalam, terkenal sebagai mulut atau
cytostome. Pada dasar lekukan itu terdapat saluran, atau

ZOOLOGI INVERTEBRATA
kerongkongan saluran itu berakhir pada satu kantong
yang di sebut reservoir.

Gambar 9. Euglena viridis (Kozlof, 1992).

Meskipun euglena mempunyai mulut dan


kerongkongan tetapi sangat diragukan untuk mencerna
bahan makanan secara di sebut holophitik.
Apabila seekor euglena kita letakan di bawah
sinar yang cukup, produksi para-amilum yang berlebihan
di ubah menjadi granula protein piyeneid sebagai
persediaan makanan.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Euglena bergerak membelik dengan jalan
mengubah bentuk tubuh dari bentuk pendek berubah
menjadi panjang dan langsing.
Euglena berenang dalam air melalui lintasan
spiral. Jika terdapat suatu rangsangan misalnya sinar,
euglena akan berhenti atau berbalik dengan cepat
memutar diri melewati arah dorsal dengan tetap berputar
pada sumbunya, selanjutnya bergerak seperti semula.

Gambar 10. Struktur tubuh Euglena (Radiopoetro, 1983).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Euglena berkembang biak dengan jalan
membelah diri secara longotudinalpembelahan diri itu di
mulai dengan pembelahan nucleus lalu disusul seluruh
tubuh (Jasin, 1992).
Superklas mastigophora merupakan protozoa
kecil yang agak sukar dalam klasifikasi hingga
sistematiknya agak kacau. Para ahli membagi
mastigophora menjadi dua kelas sebagai berikut :
1. Klas Phytomastigophora
a. Ordo Chrysomonadida
Mastigophora yang masuk ordo ini mempunyai 1
atau 2 chromamastigophora yang coklat dan mempunyai
flagella yang satu pendek dan yang lain panjang.
Bentuk tubuh: amoebida (seperti amoeba) dan di
duga cara pengambilan makanan seperti pada amoeba
dengan pseudopodia, yaitu dengan cara holophytik dan
holozoik.
1) Uraglena Americana
Koloninya berbentuk bola dimana individu-
individu di satukan oleh gelatin, tiap-tiap individu
mempunysi satu atau dua stigma dengan dua
chromatophora coklat.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
2) Dinobryon sertularia
Koloninya berbentuk jambangan dengan bahan
pengikat hyaline atau cellules yang berwarna kuning.
3) Synura uvella
Tersusun atas dua sampai 30 individu dalam
susunan radial.
b. Ordo Cryptomonadida
Contoh yang terkaenal Chrilomonas paramecium:
Hewan ini panjang tubuhnya ± 35 mikron, tidak

mempunyai Chromatophora. Pada anterior tubuh terdiri


dua flagella. Hewan ini tidak mencerna makanan tetapi
meresap makanan dari seluruh tubuh hewan ini
mempnyai endoplasma yang berbentuk alverior.
c. Ordo Dinoflagelida
Hewan ini mempunyai rumah dan flagella
berstruktur kaku, tersusun atas cellulas atau gelatin.
Bentuk rumah memanjang terdiri atas bagian yang
menonjol dan membulat. Sebagian besar ordo ini
mempunyai chromatophora coklat atau hijau kotor,
kuning. Hewan ini adalah holophytik, sebagian besar
hidup dalam air tawar: perinidium tabulatum. Contoh
yang hidup dalam air laut: Noctiluca scintilas.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
d. Ordo Phytomonadida
Sebagian anggota ordo ini tergabung dengan
algae yang mengadakn simbiosis. Tubuhnya terbungkus
oleh membran dan mempunyai beberapa flagella,
Sebagian adalah kelompok holophytik tetapi sebagian
memiliki chromatophora dan berbentuk seperti cangkir,
berkembang biak dengan cara membelah diri secara
vegetative. Kecuali ini berkembang biak dengan cara
seksual yaitu dengan membentuk gamet yang pada
akhirnya bersatu membentuk zigot dan seterusnya
menjadi idividu baru.
e. Ordo Rhizomastigida
1) Dikomonas termo
2) Monosiga brevipes
3) Mastigomoeba
4) Bodosaltars
5) Corcomonas longicauda
6) Monas vulgaris
f. Ordo Euglenida
Sebagian besar euglena merupakan hewan yang
berflagella dan sebagai wakil yang resperentatif adalah
euglena. Di antara spesies yang menarik perhatian yang

ZOOLOGI INVERTEBRATA
hidup di air tawar misalnya : (1) Euglena pisciformis
yang mempunyai bentuk gelendong. (2) Euglena
spirogyra merupakan euglena yang besar dan tidak
begitu aktif. (3). Euglena sanguine merupakan Euglena
yang mempunyai haematochrom.
g. Ordo kineto-plastida
Anggota ordo ini umumnya kecil berflagella dan
yang paling menarik adalah parasit pada manusia, yang
hidup bebas: Okomonas termo, bentuk sederhana dan
hidup di air tawar atau di atas tanah mempunyai satu
flagellum.
h. Ordo polymastigida
Hewan ini kecil 3-8 flagela, hidup pada alat
pencernaan hewan. Mempunyai satu atau lebih nucleus
dan spesies tertentu cytostome. Sebagian besar anggota
ordo ini hidup pada usus manusia. Terdapat pada usus
vertebrata. Keistimewaan Trichomonas tidak membentuk
kista.
i. Ordo Hypermastigida
Anggota-anggota ordo ini biasanya hidup dalam
kerongkongan atau saluran pencernaan hewan lainnya.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
1.6.5 Superklas Sporozoa
1. Deskripsi
Sporozoa (Yunani, Spore = biji, Zoa = hewan)
Adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu
yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya
dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai
parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup
sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari
satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk
spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup
juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel
secara berulang – ulang sehingga dihasilkan banyak inti
yang masing – masing dikelilingi oleh sitoplasma dan
terbentuklah individu baru.
Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah
kedudukan tubuhnya. Tubuh berbentuk bulat panjang
atau lonjong. Pada umumnya bersifat parasit dan
dapatmenyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Respirasi dan ekskresi dilakukan dengan cara difusi.
Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat makanan
dari hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetativ dan
generativ. Beberapa contoh spesiesdari Sporozoa yaitu

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium
ovale dan Toxoplasma gondii.
Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit
malaria adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium
hidup sebagai parasit pada sel-sel darah merah manusia
atau vertebrate lainnya. selama hidupnya, Palsmodium
tersebut mengalami dua fase, yakni fase sporogoni dan
fase skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh
nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase skizogoni
berlangsung didalam tubuh manusia.
2. Ciri-ciri umum Sporozoa
a. Sequa bersifat parasit.
b. Bentuk tubuh biasanya bulat panjang.
c. Tidak memiliki alat gerak.
d. Makanan langsung diserap secara asmose oleh tubuh
hostnya.
e. Respirasi dan ekskresi berlangsung secara difusi.
f. Cara perkembangbiakannya yaitu pembelahan diri
disebut Schiztyoni dan pembelahan spora disebut
sporagani.
g. Pada spesies hidup di tubuh tertentu ada yang hidup
ditubuh hostnya dan pada cairan tubuh hostnya.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
3. Struktur morfologi Sporozoa

Gambar 11. Sruktur morfologi Sporozoa


(Campbell, 2005).

h. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga


gerakannya dilakukan dengan
i. mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.
j. Mempunyai spora berbentuk lonjong.
k. Ukuran spora : 8 – 11 mikron pada dinding kitin
l. 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu,
berukuran sama, terletak pada sudut sumbu
longitudinal dengan ujung posterior.
m. Dari depan ujung anterior sama dengan lebar
posterior. (Mukayat, 1989).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
4. Anatomi Sporozoa

Gambar 12. Struktur anatomi Sporozoa


(Rusyana, 2011).

Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran


tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus
manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh
dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan
dibagian anterior kadang – kadang terdapat kait pengikat
atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang
(Jasin, 1992).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
5. Fisiologi
a. Sistem pencernaan
Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara
menyerap zat makanan dari tubuh hopesnya (Mukayat,
1989).
b. Sistem respirasi dan Ekskresi
Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan
cara difusi (Mukayat, 1989).
c. Sistem reproduksi
Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual
dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual dan
seksualnya komplek, dengan beberapa perubahan bentuk
serta membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi
aseksual dilakukan  dengan pembelahan biner. Reprodusi
seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan
dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.
1) Reproduksi Aseksual
Sporozoit yang terdapat dalam kelenjar ludah
nyamuk masuk ke dalam darah manusia pada saat
nyamuk menghisap darah, yang selanjutnya masuk dalam
system retikuloendotelial.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Setelah beberapa hari berada dalam system
retikuloendotelial, barulah sporozoit ini menyerang
eritrosit dan berubah menjadi trofozoit yang mempunyai
bentuk seperti cincin. Selanjutnya, trofozoit berubah
menjadi schizont, yang kemudian membelah diri
berulang-ulang menjadi 6-36 merozoit yang akan tumbuh
menjadi sporozoit-sporozoit baru, pembentukan
merozoit-merozoit ini disebut sporulasi.
Sporozoit yang terbentuk akan menyerang eritrosit
baru sehingga terulanglah pembiakan vegetatif ini. Di
antara sporozoit yang terdapat dalam eritrosit ada yang
membentuk gametosit. Gametosit jantan disebut
mikrogamet, sedang gametosit betina disebut
makrogamet.
2) Reproduksi Seksual
Gametosit yang terisap ketika nyamuk mengisap
darah penderita malaria, akan berubah menjadi
mikrogamet dan makrogamet. Perkawinan antara
mikrogamet dan makrogamet menghasilkan zigot.
Selanjutnya zigot akan berubah menjadi ookinet di dalam
dinding usus nyamuk. Inti ookinet membelah berulang-
ulang, kemudian masing-masing inti baru membungkus

ZOOLOGI INVERTEBRATA
diri dengan sedikit protoplasma dan berubah menjadi
sporozoit-sporozoit baru.
6. Klasifikasi Sporozoa
1) Sub klass Telesporidia
a) Ordo Hoemosporidia, misalnya Plasmodium.
Hidup di dalam darah, jaringan parenkim pada
burung dan mamalia. Mempunyai spora yang hidup
dalam darah, jaringan parenchym pada burung dan
mamalia. Hewan-hewan ini tidak mambuat spora yang
resisten. Tetapi pemindahan dari satu hewan kehewan
yang lainnya dengan perantaraan Arthropoda sebagai
hospes intermedier.
Ada empat jenis species Plasmodium yang dapat
menyebabkan penyakit malaria.
(1) Plasmodiumm vivax, merupakan penyebab malaria
tersiana yang bersifat tidak ganas, gejalanya adalah
suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari
sekali (48 jam).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Gambar 13. Plasmodium vivax (Kozloff, 1990).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
(2) Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria
tersiana yang ganas, gejalanya sama dengan pada
malaria tersiana.

Kingdom : Animalia
Filum :
Apicomplexa
Kelas :
Aconoidasida
Ordo :
Hoemosporida
Famili :
Plasmodiidae
Genus :
Plasmodium
Spesies :
Plasmodium ovale

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Gambar 14. Klasifikasi Plasmodium ovale (Mukayat,
1989).

Kingdom : Animalia
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Famili : Plasmodidae
Genus : Plasmodium
ZOOLOGI INVERTEBRATA

Spesies : Plasmodium falciparum


Gambar 15. Klasifikasi Plasmodium falciparum
(Mukayat, 1989).

(3) Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana


yang bersifat tak ganas.
(4) plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana
yang bersifat ganas.

Gambar 16. Proses hidup plasmodium dalam tubuh


(Mukayat, 1989).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
(a) Bila makan nyamuk anopheles yang mengandung
bibit malaria yaitu Plasmodium bentuk sporozoid
mengisap darah manusia maka bersama air ludah
nyamuk masuklah sporozoid ke dalam peredaran
darah manusia yang bersangkutan.
(b) Sporozoid tidak langsung menginfektir eritrosit (sel
darah merah), tetapi masuk lebih dahulu ke sel
(c) hati,mengadakan pembelahan dan membentuk
Cryptozoid.
(d) Cepat atau lambat Cryptasoid ini kemudian masuk
ke sistim peredaran darah dan barulah menginfektir
erythrocyt tersebut.
(e) Di dalam erythrocyt ini cryptosoid menjadi
Trophozoid, yang mula-mula berbentu cincin dan
kemudian berubah bentuk menjadi Amoeboid.
(f) Sesudah itu fase Amoeboid tumbuh menjadi
Schizont
(g) Schizont membelah dan membentuk Merozoid. Bila
Erythrocyt yang ditempatinya pecah maka
tersebarlah Merozoid (penderita mengalami deman).
Selanjutnya Nurosoid ini menginfektir sel darah

ZOOLOGI INVERTEBRATA
merah yang baru demikian selanjutnya dan terjadilah
siklus yang sama dengan semula.
(h) Sesudah proses 1 s/d 5 proses ini disebut Schizogoni
berulang kali maka sebagian dari Nurosoid itu stelah
masuk ke dalam sel darah merah tidak lagi
mengadakan proses Schizagoni.
(i) Akan tetapi ada sebagian yang berubah menjadi
persiapan sel kelamin yaitu menjadi Macrogametosit
dan Microgametosit.
(j) Bila macrogamekasit dan Microgentosit yang
berada di dalam drythrocyt itu pada suatu saat
terpisah kedalam nyamuk Anophelus yang lain maka
keduanya akan melangsungkan kehidupan nya.
(k) Maerogametosit di dalam tubuh nyamuk akan
menjadi Macragamet yaitu berupa ovum / telur.
Sedangkan microgametosit dalam tubuh nyamuk
akan menjadi Microgamet yaitu spermatozoid
sesudah mengadakan pembelahan inti diikuti
pembelahan Cytoplasma.
(l) Spermatosoid membuahi ovum dan terjadilah zygot.
(m) Zygot berubah bentuk menjadi Ookinete dan
Ookineti ini menerobos dinding perut nyamuk, di

ZOOLOGI INVERTEBRATA
sana akan membesar, membulat yang dibungkus oleh
dinding perut nyamuk dan menjadilah Oocyst
(berupa benjolan-benjolan pada dinding perut
nyamuk).
(n) Dalam Oocyst ini selnya membelah menjadi
sporozoid. Bila Oocyst erbelah dua maka akan pecah
dan tersebarlah sporaoid keseluruh tubuh nyamuk.
(o) Nyamuk yang di dalam kelenjar ludahnya
mengandung sporasoid maka sporasoid ini siap
untuk menginfektir manusia kembali.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Gambar 17.Siklus hidup plasmodiun falciparum
(Barnes, 1994).

b) Ordo Coccidia, misalnya Coccidium.


Hidup di sel epitel hewan vertebrate dan beberapa
Myriaphoda atau invertebrata. Ordo ini hidup parasit
pada sel epithellium dari berbagai vertebrata dan
beberapa Myriapoda atau invertebrata lainnya, hidup
parasit pada saluran pencernaan atau saluran empedu.
Pada beberapa jenis lainnya hidup pada testis vertebrata,
ginjal, sel darah, dan coelom.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Gambar 18. Ordo Eucoccidiorid
(Kozloff, 1990).

2) Sub class Acnidosporidia


a) Ordo Haplosporidia, misalnya Haplosproridium.

Gambar 19. Klasifikasi Famili Haplosporiidae


(Kozloff, 1990).

ZOOLOGI INVERTEBRATA
b) Ordo Sarcosporidia, misalnya Sarcocystis.

Gambar 20. Famili Eimiiridae


(Barnes, 1994).

3) Sub class Cnidosporidia


a) Ordo Myxosporidia, misalnya Sphaeromyxa

ZOOLOGI INVERTEBRATA
Gambar 20. Ordo Myxosporidia
(Barnes, 1994).

7. Habitat dan Peranan


a. Habitat
Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan
dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks
karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus
hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh
inang.
Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi
sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara
berulang-ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang
masing-masing dikelilingi oleh sitoplasma dan
terbentuklah individu baru.
b. Peranan
1) Peran menguntungkan
a) Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa
memangsa Bakteri sebagai makanannya, sehingga
dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
b) Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa
berperan sebagai plankton  dan benthos yang menjadi
makanan hewan air, terutama udang, kepiting, ikan,
dll.
c) Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi
petunjuk sumber minyak, gas, dan mineral.
d) Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut
yang membentuk tanah radiolaria, dapat dijadikan
sebagai bahan penggosok.
2) Peran Merugikan
a) Plasmodium vivax, menyebabkan malaria tertiana
dengan masa sporulasi setiap 2 x 24 jam.
b) Plasmodium falciparum, menyebabkan malaria
tropika dengan masa sporulasi setiap 1 x 24 jam.
c) Plasmodium malariae, menyebabkan malaria kuartana
dengan masa sporulasi setiap 3 x 24jam.
d) Spesies ke empat yang jarang tetapi juga parasit pada
tubuh manusia adalah Plasmodium ovale yang
menyebabkan malaria ovale. Pada waktu sporulasi,
suhu badan penderita menjadi naik. Penyerangan
sporozoit-sporozoit terhadap sel-sel darah
menyebabkan penderita kekurangan darah merah.

ZOOLOGI INVERTEBRATA
ZOOLOGI INVERTEBRATA

Anda mungkin juga menyukai