BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Euglena acus adalah jenis Protista yang termasuk ke dalam kelas
flagelata. Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel.
Organisme ini uniseluler dan hidup di air tawar. Ukuran tubuhnya antara
35-60 mikron, ujung tubuhnya berbentuk meruncing dengan satu bulu
cambuk di bagian anteriorsel. Euglena acus memiliki stigma (bintik mata
berwarna merah) yang berfungsiuntuk membedakan antara gelap dan
terang. Menurut Lupita (2009), Euglena acus dapat bersifat holofitrik dan
holozoik. Bersifat holofitrik karena memiliki kloroplas yang mengandung
klorofil, sehingga dapat membuat makanannya sendiri dengan cara
melakukan fotosintesis. Euglena acus dapat bergerak maju ke depansecara
rotasi spiral dengan menggunakan flagellumnya atau merayap pada suatu
dasar tanpa menggunakan flagellumnya atau secara euglenoid. Euglenoid
yaitu bergerakdengan cara mengerutkan tubuh, kemudian agak membulat
dan akhirnya memanjang lagi seperti semula (Lupita, 2009).
b. Euglena oxyuris
4
berwarna hijau yang dapat membuat makanan sendiri dengan cara
fotosintesis dan juga dapatmemakan zat-zat organik. Karena Euglena
oxyuris mampu melakukan fotosintesis maka dikatakan hidup secara
fotoautotrof. Di samping itu dikatakan juga sebagaiheterotrof karena
memakan bahan organik yang tersedia. Cara berkembang biak yaitudengan
membelah diri yang disebut pembelahan biner. Euglena oxyuris bergerak
dengan cara mengerutkan tubuhnya kemudian membulat lalu kembali ke
bentuk semula (Lupita, 2009).
2.3 Classis Cilliata
Pada Classis Ciliata kami menemukan 8 spesies yaitu :
a. Paramaecium caudatum
5
paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan, vakuola
makanan, macronucleus dan mikronukleus itu sendiri. Paramecium sering
disebut sepatu animalcules karena bentuknya seperti sepatu atau sandal
(Lupita, 2009).
b. Paramaecium putrinum
6
ciliata dan ordo holotrichida yang bergerak menggunakan rambut getar
(Lupita, 2009).
d. Amphileptus claparedei
7
Gambar 2.6 Vorticella microstoma (protist.i.hosei.ac.jp)
Vorticella microstoma termasuk dalam class ciliata. Bentuk hewan ini
sangatunik karena menyerupai lonceng dan silia hewan ini hanya berada
pada sekitar tubuh bagian atas saja. Hewan ini juga mempunyai tangkai
dibagian bawahnya yang berfungsi untuk melekatkan diri pada suatu
tempat. Tangkai bisa lurus memanjangdan bisa pula memendek
membentuk spiral. Vorticella microstoma mempunyai dua inti, vakuola
kontraktil, vakuola makanan dan peristom. Pada saat praktikum kami tidak
melihat adanya pergerakan secara aktif dari hewan ini namun organel-
organel didalamnya sangat jelas terlihatdengan vakuola kontraktilnya yang
terus berdenyut. Cara perkembangbiakan hewan ini dengan membelah diri
(aseksual) dankonyugasi (seksual). Seperti halnya Paramecium Vorticella
menunjukan konjugasihanya jika telah sering membelah diri. Pada
dasarnya cara pembelahan atau konjugasi prosesnya sama saja dengan
yang terjadi pada paramecium (Lupita, 2009).
g. Cinetochilum margaritaceum
8
macronucleus bulat biasanyaterletak di sebelah kiri dari mulut. Habitat
umum Cinetochilum margaritaceum yaitu air tawar. Dari hasil
praktikum,spesies ini ditemukan pada air rendaman Jerami (Lupita, 2009).
h. Glaucoma scintillans
9
Monocystis lumbricid adalah jenis sporozoa yang hidup di dalam
vesicula seminalis cacing tanah baik secara intraselular maupun
ekstraselular. Siklus hidup Monocystis lumbricid awalnya dengan
peleburan antara makrogamet dan mikrogametmembentuk zigot. Setelah
itu zigot berkembang untuk membentuk spora danmembentuk dinding
yang keras. Bentuk sporanya seperti gelendong yang didalamnya
mengandung delapan sporozoit. Bila spora itu pecah maka masing-masing
sporozoitakan tersebar ke luar dan masuk ke dalam sel induk sperma dari
hospesnya. Ditempatini sporozoit akan menjadi matang dan dewasa.
Sporozoit yang sudah dewasa inidisebut dengan trophozoit. Trophozoit
lalu akan mencari pasangannya. Trophozoityang sudang berpasangan akan
dibungkus dengan dua lapisan dinding. Dinding luarini disebut epicyst
sedangkan dinding dalamnya disebut endocyst. Setelah itu masing-masing
trophozoit akan membelah-belah membentuk sel-sel kecil yang sama
besarnyayang disebut makrogamet dan mikrogamet. Makrogamet dan
mikrogamet ini akanmelebur lagi menjadi zigot dan proses pembentukan
spora hingga menjadi zigot lagi pun akan terus berulang membentuk siklus
(Lupita,2009).
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi
Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Romimohtarto, K & Sri Juwana. (2007). Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan tentang
Biota Laut. Jakarta: Djambata.