Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Arthopoda
Arthopoda berasal dari bahasa Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas
dan poda yang artinya kaki. Jadi, Arthopoda adalah hewan berkaki ruas.
Semua jenis hewan yang termasuk filum arthopoda memiliki tubuh dan kaki
yang beruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya
( Intan Kartika, 2017 ).
Empat dari lima bagian dari spesies hewan adalah Arthopoda, dengan
jumlah diatas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang
mencapai awal Cambrian. Arthopoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat,
dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Hampir 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah
Arthopoda. Arthopoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya
adalah Peripetus di Afrika Selatan ( Intan kartika, 2017 ).
Ciri penting lain adalah kelompok Arthropoda tidak mempunyai sertuktur
tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan
keras yang menutupi tubuh bagian dalam tubuh yang biasanya disebut
aksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras
namun struktur ini masih memungkinkan pergerakan disetiap ruas ( Intan
kartika, 2017 ).
2.2 Kelas Arthropoda
Arthtropda terbagi atas beberapa kelas. Antaranya, Insecta adalah
kelompok utama dari hewan beruas ( Arthropoda ) yang bertungkai enam
( tiga pasang ), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa
Yunani yang berarti "berkaki enam" ). Contohnya, kecoa, kupu-kupu, nyamuk
dan lalat. Myriapoda, kelabang adalah hewan yang memiliki sepasang kaki di
setiap ruas tubuhnya. Hewan ini termasuk hewan yang berbisa, dan termasuk
hewan noktumal ( beraktivitas di malam hari ). Contoh lipan ( kelabang ),
luwing (kaki seribu) ( Intan kartika, 2017 ).
2.3 Kaki Seribu ( Julus Virgatus )
Kaki seribu atau millipiade (kelas Diplopoda, sebelumnya juga disebut
Chilognatha) adalah artropoda yang memiliki dua pasang kaki per segmen.
Kaki seribu adalah Ordo dari anggota hewan tak bertulang belakang yang
termasuk dalam fillum Arthopoda, kelas Myriapoda. Tubuh hewan ini
berbentuk slinder, jumlah segmennya sekitar 25 100, setiap segmennya hanya
mempunyai sepasang kaki dan setiap abdomen mempunyai empat pasang kaki
dan dua spirakel. Hewan ini berkembang biak dengan bertelur ( Intan kartika,
2017 ).
2.4 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Myropoda
Ordo : Chilopoda
Famili : Julidae
Genus : Julus
Species : Julus Virgatus
2.5 Morfologi Kaki Seribu ( Julus Virgatus )

Gambar 2.1 Morfologi Kaki Seribu ( Julus Virgatus )

Kaki seribu ini berbentuk silinder, jumlah segmennya sekitar 25-100 setiap
segmennya hanya mempunyai sepasang kaki, setiap abdomen empat kaki dan
dua pasang spirakel. Memiliki bentuk tubuh yang lonjong dan panjang seperti
cacing, warna kulit merah kehitaman tidak bertulang belakang memiliki
sepasang antenna menghasilkan bau yang menyengat ( Intan kartika, 2017 ).
Alat mulut kaki seribu hanya memiliki dua pasang alat mulut, mandibula
yang digunakan untuk mengunyah dan suatu keping di sebelah belakang yang
disebut gnathochilarium. Organ Tömösváry: Ini adalah organ perasa yang
terletak di kepala pada kebanyakan kaki seribu.Organ ini umumnya berbentuk
cincin yang agak menonjol, tetapi dapat juga berbentuk ladam atau hanya
sekedar berbentuk suatu lubang. Posisinya terletak di bagian belakang dasar
sungut. Tidak semua bangsa kaki seribu memiliki organ ini ( Intan kartika,
2017 ).
Ozopor: Organ ini pada kebanyakan bangsa kaki seribu terdapat pada
sejumlah segmen tubuh, yaitu lubang kelenjar yang menghasilkan bau
tertentu. Bagian ini agak sulit untuk dilihat. Pada kebanyakan hewan, ozopore
terletak di sebelah samping tubuh dan dimulai pada segmen ke enam. Pada
sebagian kecil kelompok hewan ini, lubang kelenjar terdapat di sepanjang
bagian tengah dorsal. Paranota: Bagian dorsal setiap segmen cincin ditutupi
dengan perisai yang kerat dan disebut tergit.Pelebaran kearah samping tubuh
dinamakan paranota. Kebanyakan kaki seribu memiliki "bintik mata" pada
daerah sisi kepala. Mata demikian dapat terdiri dari sejumlah bintik mata yang
bersatu membentuk daerah penglihatan. Sejumlah kaki serib misalnya
Polydesmida, tidak pernah memiliki bintik mata. Kaki seribu yang hidup di
dalam gua pada beberapa bangsa telah kehilangan alat penglihatan mereka,
meskipun kerabatnya yang hidup di permukaan tanah mempunyai daerah
penglihatan yang terbentuk dengan baik ( Intan kartika, 2017 ).
Kaki seribu dewasa umumnya mempunyai alat kelamin yang jelas. Alat
kelamin tentu terdapat pada kedua jenis kelamin, hanya lebih nyata pada
hewan jantan. Kaki yang berubah menjadi alat kelamin umumnya dapat
ditemukan di dua bagian, di daerah segmen cincin yang ke tujuh atau pada
bagian ujung tubuhnya, meliputi pasangan kalki yang terakhir (Jasin maskoeri,
2015).
Pasangan kaki yang terakhir umumnya dinamakan telopod. Pasangan kaki
ke tujuh yang temodifikasi kadang-kadang tersembunyi pada suatu kantung.
Pada kelompok hewan demikian hewan jantan terlihat tidak punya pasangan
kaki pada segmen ke tujuh). Pasangan kaki ke tujuh yang mengalami
modifikasi dikenal dengan gonopod. Organ ini sangat penting untuk
mengidentifikasi jenis. Hewan betina mempunyai alat kelamin ( kadang-
kadang disebut cifopod ) dapat ditemukan di sebelah belakang pasangan kaki
kedua ( Jasin maskoeri, 2015 ).
2.6 Masalah Klinis Gigitan Kaki Seribu
Menurut Rusyan, adun ( 2015 ) Ada beberapa dampak buruk jika
sescorang tergigit atau tersengat hewan kaki seribu :
1. Mengganggu pendengaran ( jika masuk ke rongga telinga )
Hewan kaki seribu dapat masuk kedalam telinga dan menyumbat
pendengaran. Pergerakkannya didalam rongga telinga sangat berbahaya
bagi gendang telinga jika hewan tersebut melancarkan aksi penggigitan
atau penyengatan. Hewan kaki seribu harus segera dikeluarkan karena
dapat menyebabkan berkurangnya pendengaran ketika racunnya
berakumulasi dengan kotoran telinga dan jaringan telinga lainnya.
2. Kejang kejang
Hewan kaki seribu dapat menggigit manusia jika dirinya dalam keadaan
terancam. Gigitannya menyebarkan sebuah cairan yang cukup beracun
walaupun tidak seganas racun yang dihasilkan oleh kalajengking atau
kelabang, Namun cukup mampu menyebabkan kejang kejang mirip
serangan step pada anak anak.
3. Pembengkakan
Bahaya kaki seribu yang paling umum dialami akibat Gigitan dan
sengatannya adalah dapat meninggalkan jejak pada pemukaan kulit berupa
peradangan atau pembengkakan. Pembengkakana yang dikuti dengan rasa
nyeri tersebut dapat dihilangkan dengan cara mengkompres air es
4. Muntah muntah dan pusing
Anak anak yang tanpa sengaja menginjak atau menindih hewan kaki
seribu dapat terserang gigitan sekaligus sengatan yang tiba tiba dan
menyebabkan muntah muntah serta kepala yang pusing. hal tersebut
dikarenakan racun hasil sengatannya telah masuk pada aliran darah.
Muntah dan pusing adalah gejala awal dari bahaya kaki seribu yang biasa
terjadi sesaat setelah seseorag tersengat racunya.
5. Demam
Bahaya kaki seribu yang diawali karena Gigitan atau sengatan dari hewan
kaki seribu dapat menyebabkan seseorang terserang demam akibat racun
telah menyebar kepembuluh darah, Jika orang dewasa yang terserang
biasanya demam hanya berlangsung lebih dari satu jam saja setelah itu
akan hilang dengan sendirinya, Namun jika anak anak yang mengalaminya
, Maka demam akan berlangsung cukup lama dan segera diatasi dengan
penanganan tim kesehatan yang terkait.
6. Pingsan mendadak
Bahaya kaki seribu yang disababkan oleh Gigitan dan sengatan hewan
beracun tersebut dapat menyebabkan seseorang jatuh pingsan mendadak
ketika racun telah menyebar ke pembuluh darah serta jaringan tubuh lain.
Pada dasarnya hewan kaki seribu adalah hewan yang cukup ramah pada
manusia, namun jika merasa terancam hewan tersebut dapat menggigit dan
menyengat mengehuarkan racun yang bertujuan untuk perlindungan
dirinya
2.8 Pengobatan
Kaki seribu adalah serangga kecil yang cukup ditakuti oleh kebanyakan
masyarakat. Satu yang perlu diperhatikan adalah bahaya gigitan lipan dapat
mengakibatkan rasa nyeri yang terasa sampai beberapa jam tapi ada juga yang
sampai berhari hari. Rasanya nyut nyut nyut yang dapat membuat korban
frustasi.Setelah digigit kelabang akan muncul bengkak dan beberapa gejala.
Sebenarnya racun (venom) dari kelabang sendiri itu cukup lemah (lebih lemah
dari kalajengking) dan tidak sampai menyebabkan kemat ian, namun
terkadang ketakutan si korban bisa memperparah keadaan. Terus apa obat
digigit lipan (Radiopotetro, 2016)
Jika sudah tergigit usahakan tetap tenang, gejala berat seperti detak
jantung meningkat, mual dan pusing biasanya bisa terjadi jika anda terlalu
takut dan panik. Faktanya gigi lipan itu sangat pendek sehingga racun tidak
akan masuk ke dalam pembuluh darah. Racun dari lipan hanya berpengaruh di
sekitar gigitan saja. Setelah digigit, segera cuci kulit bekas gigitan dengan
menggunakan air dan cairan antiseptik. Cukup cuci bagian luar saja, jangan
menekan nekan luka karena ditakutkan malah infeksi. Minumlah obat
pengurang rasa nyeri. Walaupun sudah diobati, bengkak akibat racun lipan
pasti tetap akan muncul. Saat ini terjadi segera kompres menggunakan es.
Biasanya bengkak dan nyeri juga disertai dengan gatal akan muncul di sekitar
gigitan. Usahakan jangan digaruk, oleskan saja salep. Perbanyak minum air
supaya metabolisme tubuh makin lancar. Perlahan gejala tersebut akan
berkurang dan akhirnya sembuh dengan sendirinya. mengalaminya , Maka
demam akan berlangsung cukup lama dan segera diatasi dengan penanganan
tim kesehatan yang terkait ( Rusyan, adun 2015 ).
DAFTAR PUSTAKA
Agnestika, dan Intan Kartika. 2017. Peran Arthropoda dalam Ekosistem.
https://pdfcoffe.com/arthopoda-29-pdf-free.html ( Diakses pada tangga 21
Oktober 2021 ).

Jasin, Maskoeri. 2015. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya


Radiopotetro, 2016. Zoology. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Rusyan, Adun.2015. Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung.
Slamet adeng dan madang kodri. 2015. Zoology Vertebrata. Laboratorium biologi
program studi pendidikan biologi FKIP UNSRI. Indralaya.

Anda mungkin juga menyukai