Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PARASITOLOGI

“MIYRIAPODA”

Disusun oleh :

M.Anjas Andreansyah (1634012)

Dosen pembimbing :

Maria Nuraini, SKM.,M.Kes

Universitas Katholik Musi Charitas

Tahun ajaran 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
segala rahmat dan karunianya. Sehingga makala yang berjudul “MYRIAPODA” berhasil
diselesaikan. dan tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat
dalam membuat makalah ini. Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi
mengenai “jamur jenis microsporum”

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan
makala ini. Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arthropoda (arthros = sendi atau ruas dan podos = kaki) adalah hewan yang memiliki
kaki bersendi/beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.
Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Arthropoda dapat ditemukan di
berbagai habitat, antara lain di air, di darat, di dalam tanah dan ada juga yang hidup sebagai
parasit pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Arthropoda adalah hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan
bilateral simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya
dibungkus oleh zat kitin dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara
ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan.
Pada waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami pergantian kulit (eksdisis.

Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut


dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru,
karena mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya
ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Organ ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi
dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan
parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak
dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada hewan betina.
Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.

Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :

1. Kelas Myriapoda.

2. Kelas Crustacea.

3. Kelas Arachnida.

4. Kelas Insecta.
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari
lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern
yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah spesiesnya yaitu
sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies hewan
yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua
permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan
Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.

Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu
terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan
kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel
terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi
dorsal dari tubuhnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penyusunan makalah ini adalah :

1. Apakah pengertian dari filum myriapoda ?


2. Bagaimanakah karakteristik dari filum myriapoda?
3. Bagaimana siklus hidup dari filum myriapoda
4. Bagaimanakah pembagian kelas filum arthropoda pada Myriapoda ?
5. Bagaimana Perbedaan Lipan (Chilopoda) dan Kaki Seribu (Diplopoda)

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang filum myriapoda


2. Untuk mengetahui ciri-ciri anggota filum myriapoda.
3. Untuk mengetahui pembagian kelas filum arthropoda pada Myriapoda.
4. Untuk mengetahui siklus hidup myriapoda.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Myriapoda

Kata Myriapoda berasal dari bahasa Yunani “muríos” yang berarti “sepuluh ribu,” dan
“podos” yang berarti “kaki.” Hal ini untuk menegaskan bahwa kelompok ini merupakan
kelompok hewan yang berkaki banyak (bukan berarti jumlah kakinya benar-benar mencapai
sepuluh ribu). Lain dengan Arachnida yang merupakan kelompok Keliserata, Myriapoda
termasuk ke dalam kelompok Mandibulata, yaitu merupakan kelompok Arthropoda yang
memiliki rahang bawah (mandibula). Contoh hewan ini diantaranya adalah lipan
(en: centipede) dan kaki seribu (en: millipede).

B. Karakteristik Myriapoda

Tubuh terdiri atas kepala (cephalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (toraks), dan
beruas-ruas, terdiri atas ± 10 hingga 200 segmen. Dibagian kepala terdapat satu pasang
antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan jumlah segmen
terjadi pada tiap pergantian kulit. Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu
pasang kaki di tiap segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki
pada tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya. Eksoskeleton terdiri dari kulit keras dari
zat kitin yang berfungsi melindungi alat-alat dalam, tempat melekatnya otot dan memberi
bentuk tubuh. Zat kitin tidak larut dalam air, alkohol, alkalis, asam maupun getah pencernaan
hewan lain. Kulit kitin yang tipis terletak pada perbatasan antara dua segmen, yaitu di bawah
kulit kitin yang tebal. Dengan adanya kulit kitin yang tipis inilah maka hewan ini dapat
bergerak leluasa. Kulit kitin ini mengalami eksdisis.

Ciri-ciri umum Myriapoda tentunya adalah jumlah kaki yang banyak dan semuanya
hidup di darat. Selain itu hewan ini juga memiliki sepasang antena dan organ tambahan di
mulut, yaitu sepasang rahang bawah (mandibula) yang digunakan untuk menggigit,
memotong, atau memegang makanan; dan satu atau dua pasang rahang atas (maksila) yang
digunakan untuk memanipulasi makanan.

Karakteristik Myriapoda yang lain adalah bernafas dengan trakea, mengeluarkan zat
sisa menggunakan tubulus Malphigi, dan berkembang biak dengan generatif (seksual).
C. Siklus Hidup Myriapoda

Secara umum, kelas Myriapoda yaitu ordo Chilopoda dan Diplopoda memiliki tipe
metamorfosis tidak sempurna. Umumnya diawali dengan telur berubah menjadi larva,
kemudian mengalami molting (pergantian kulit) beberapa kali. Setelah molting maka jumlah
segmen tubuh dan kaki akan bertambah dan akan menjadi dewasa.

D. Klasifikasi Myriapoda

Subfilum Myriapoda terbagi ke dalam empat kelas, yaitu:

 Kelas Chilopoda, adalah golongan lipan.


 Kelas Diplopoda, adalah golongan kaki seribu.
 Kelas Symphyla, adalah kelompok Myriapoda berukuran kecil.
 Kelas Pauropoda, adalah kelompok Myriapoda berukuran kecil.

Umumnya, klasifikasi pada buku-buku pelajaran hanya membahas dua kelas utama, yaitu
Chilopoda dan Diplopoda. Hal ini disebabkan karena kelas Symphyla dan Pauropoda adalah
kelas yang kecil. Oleh karena itu, pada bahasan ini hanya akan dibahas dua kelas utama
tersebut.

1. Kelas Chilopoda

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Chilopoda

Ordo : Scutigeromorpha

Family : Scutigeradae

Genus : Scolopendra

Spesies : Scolopendra gigantea

Kelas Chilopoda terdiri dari lima ordo dari golongan predator beracun, sangat aktif,
dan beradaptasi untuk memburu dan menangkap mangsa hidup. Tidak ada Chilopoda yang
merupakan hewan akuatik, semuanya hanya dapat hidup di darat.
Karakteristik lipan adalah bagian kepalanya memiliki sepasang antena, sepasang
mandibula dan dua pasang maksila. Anggota badan yang paling depan (segmen badan
pertama) memiliki sepasang cakar beracun yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa dan
pertahanan diri.Tusukan cakar ini rasanya sangat menyakitkan, dan menyebabkan bengkak,
menggigil, dan demam pada manusia. Akan tetapi, sangat jarang dapat mematikan manusia
(kecuali apabila alergi). Segmen-segmen badan berikutnya memiliki sepasang kaki jalan.
Walaupun nama “Centipede” berarti “kaki seratus,” namun tidak ada lipan yang memiliki
jumlah kaki genap 100, mereka memiliki jumlah kaki bervariasi antara 30 sampai 354 buah.

Berikut ini adalah contoh-contoh lipan:

Lipan batu (Lithobius forficatus) | Gambar oleh Palica adalah berlisensi CC-BY-SA-3.0

Lipan rumah (Scutigera coleoptrata) | Gambar oleh Bruce Marlin adalah berlisensi CC-BY-
3.0
2. Kelas Diplopoda

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthopoda

Class : Diplopoda

Ordo : Julida

Family : Blaniulidae

Genus : Julus

Spesies : Julus sp. (Julus varius akan tetapi sekarang menjadi Pachyiulus
varius (Brandt,1841))

Kata “Diplopoda” berasal dari kata “diplous” yang berarti “ganda,” dan “podos” yang
berarti “kaki.” Hal ini mengacu pada dua pasang jumlah kaki pada tiap segmen tubuhnya.
Kelas Myriapoda terbesar ini sangat beraneka ragam dan terdiri dari 16 ordo. [8] Sebagian
besar kaki seribu adalah detritivora, dan membentuk humus dari sisa-sisa tumbuhan. Mereka
adalah ada di berbagai ekosistem darat, juga ada pada habitat di dalam tanah. Hewan ini
bukan organisme akuatik, walaupun ada spesies yang dapat bertahan hidup berbulan-bulan di
dalam air.

Meskipun nama “Millipede” berarti “kaki seribu,” namun tidak ada yang mencapai
angka tersebut. Rekor kaki paling banyak berjumlah 750 dari spesies Illacme
plenipes. Jumlah kaki yang sangat banyak tersebut disebabkan karena setiap segmen
tubuhnya memiliki dua pasang kaki. Satu segmen tubuh tersebut sebenarnya adalah dua
segmen yang tergabung menjadi satu, inilah yang menjadi ciri-ciri utama hewan ini. Lain
halnya dengan lipan, kaki pada Diplopoda terletak di bagian bawah tubuh.

Karakteristik kaki seribu yang lain adalah pada kepalanya terdapat sepasang antena,
bintik mata, mandibula, dan gnathochilarium. Gnathochilarium yang disebut juga “bibir
rahang” ini terbentuk dari sepasang maksila. Setelah kepala terdapat segmen tanpa kaki, tiga
buah segmen dengan sepasang kaki, dan kemudian barulah segmen dengan dua pasang kaki
pada tiap segmennya. Kaki seribu tidak memiliki cakar berbisa, namun mereka melindungi
diri dengan kulitnya yang tebal dan mensekresikan racun. Hal ini membuat predator enggan
memangsa hewan beracun ini.
Berikut ini adalah contoh-contoh kaki seribu:

Kaki seribu Asia (Orthomorpha coarctata) | Gambar oleh Obsidian Soul adalah berlisensi CC-
BY-SA-3.0

Kaki seribu hitam (Tachypodoiulus niger) | Gambar oleh Stemonitis adalah berlisensi CC-
BY-2.5
E. Perbedaan Lipan (Chilopoda) dan Kaki Seribu (Diplopoda)

PERBEDAAN LIPAN DAN KAKI SERIBU

Sifat Chilopoda Diplopoda

Dua pasang pada hampir semua


Sepasang pada tiap segmen tubuh;
Kaki segmen tubuh; kaki terletak pada
kaki terletak pada samping tubuh
bagian bawah tubuh

Geraknya cepat; secara umum


Geraknya lambat; secara umum
Gerak beradaptasi untuk berlari memburu
beradaptasi untuk menggali lubang
mangsa

Karnivora dengan menggunakan Sebagian besar detritivora (tanpa cakar


Makanan
cakar beracun beracun)

Pada samping atau bagian atas


Spirakel Pada bagian bawah tubuh
tubuh

Lubang
Segmen tubuh terakhir Segmen tubuh ketiga
Reproduksi

Menggunakan gonopoda untuk


Cara Menggunakan spermatofor (paket
memasukan spermatofor ke tubuh
Reproduksi sperma) yang diambil betina
betina.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata Myriapoda berasal dari bahasa Yunani “muríos” yang berarti “sepuluh ribu,” dan
“podos” yang berarti “kaki.” Hal ini untuk menegaskan bahwa kelompok ini merupakan
kelompok hewan yang berkaki banyak (bukan berarti jumlah kakinya benar-benar mencapai
sepuluh ribu). Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen
(perut) yang bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis
sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem
reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Ciri-ciri umum dari antropoda antara
lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-
ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas
terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan,
sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.

Anda mungkin juga menyukai