Anda di halaman 1dari 25

Pertemuan ke : 1

Tanggal : 26 februari 2019

“Pembuatan Reagen”

A. Larutan Standar Glukosa

I. TUJUAN mahasiswa mampu melakukan pembuatan


larutan standar glukosa

II. PERALATAN  Labu ukur 1000 ml


 Beker gelass
 Tangkai pengaduk kaca
 Timbangan analitik
 Gelas arloji
 Pipet tetes
 Etiket
 Sendok

III. BAHAN
 Glukosa
 Aquades

IV. LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang glukosa sebanyak 0,1 gr
3. Lalu pindahkan ke dalam beker glass dan
dilarutkan dengan aquades
4. Setelah larut pindahkan ke dalam labu
ukur 1000 ml, add dengan aquades
sampai batas miniskus
5. Terakhir, beri etiket (nama dan tanggal
pembuatan)
V. KESIMPULAN
Praktikan dapat mengetahui alat dan bahan
yang dilakukan. Selain dari itu, praktikan
dapat mengetahui cara pembuatan larutan
standar glukosa

B. Larutan Pb.Asetat 2%

I. TUJUAN mahasiswa mampu melakukan pembuatan


larutan Pb.Asetat 2%

II. PERALATAN  Beker gelass


 Gelas ukur 100 ml
 Tangkai pengaduk kaca
 Timbangan analitik
 Gelas arloji
 Pipet tetes
 Etiket
 Sendok

III. BAHAN
 Pb.Asetat 2%
 Aquades
IV. LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang Pb.Asetat 4 gr dalam 200 ml
3. Kemudian masukkan aquades ke dalam
gelas ukur 100 ml dengan 2 kali
pengukuran
4. Lalu pindahkan ke dalam beker glass dan
dilarutkan dengan aquades
5. Setelah larut masukkan ke dalam botol
cokelat
6. Terakhir, beri etiket (nama dan tanggal
pembuatan)

V. KESIMPULAN Praktikan dapat mengetahui alat dan bahan


yang dilakukan. Selain dari itu, praktikan
dapat mengetahui cara pembuatan larutan
Pb.Asetat 2%
Praktikum ke :2
Tanggal :
Penentuan kadar glukosa

Metoda Kolorimetri/spectrophotometer

I. TUJUAN Menentukan kadar glukosa, dalam bahan makanan yang


mengandung gula pereduksi.

II. DASAR TEORI Reaksi reduksi dari glukosa dengan larutan CuSO4 yang bila
dipanaskan, akan terbentuk endapan merah coklat, selanjutnya
dengan penambahan Na.Sitrat dan Na.Tartarat membentuk
senyawa kompleks bewarna, yang dapat diukur dengan
spectrophotometer

III. PERALATAN
• Labu ukur 100 ml
• Beker gelas 100 ml
• Penangas listrik/water bath
• Spectrophotometer

IV. BAHAN
1. Cupri sulfat pentahydrat
2. Na.carbonat
3. Na.Sitrat
4. K.Na.Tartarat (garam rochelle)
5. Ammonium molybdat
6. Asam sulfat pekat
7. Na.Arsenit
Pereaksi Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian
pereaksi Nelson A dengan 1 bagian pereaksi Nelson B.
Pencampuran dilakukan setiap hari ketika mau melakukan analisa.

A. Reagen Nelson A
• Terdiri dari 12,5 gram Na.Carbonat
• 12,5 gram Rochelle/K.Na.Bicarbonat
• 10 gram Na. Bicarbonat
• 100 gram Na. Sulfat anhydrat dalam 350 ml
aquades
• Campuran ini di addkan pada labu 500 ml
B. Reagen Nelson B
• 7,5 GRAM CuSO4.5H2O, dalam 50 ml aquades, tambah 1 tetes
H2SO4/ Aquades dipanaskan dulu
C. Reagen Ammonium Molibdat
25 gr ammonium molibdat dalam 450 ml aquades,
tambahkan 25 ml H2SO4 pekat, pada tempat lain 3 gr
Na2HASO4.7H2O dalam 25 ml aquades, kedua larutan ini
dicampur , diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Pereaksi baru dapat digunakan setelah inkubasi dan
bewarna kuning.

V. CARA KERJA

1) Larutan standar glukosa


1 mg glukosa dalam 10 ml aquades (kon. 1 mg/ 10 ml)
(membuat larutan 100 mg glukosa add 1000 ml aqua)
konsentrasi = 100 mg/l.
Ambil 10 ml larutan ini diencerkan add 100 ml menjadi 10
ppm.
2) Dari larutan ini dibuat 5 seri larutan standar kerja :
 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 mg/l aquades, dalam labu ukur
100 ml tabung, untuk blanko diisi dengan 10 ml
aquades.
 Ambil masing-masing 10 ml dari tiap konsentrasi,
kemudian masukkan dalam tabung yang besar.
 Tambah masing-masing tabung 1 ml pereaksi Nelson
(campur Nelson A dan B) panaskan di penangas air
selama 20 menit.
 Angkat semua labu dari penangas air, dinginkan hingga
suhu kamar
 Tambahkan masing-masing 1 ml pereaksi ammonium
molibdat, kocokj hingga semua endapan Cu2O
larut,add dengan aquades sampai batas (bila
menggunakan labu ukur 10 ml)
 Baca absorbansi dengan spectrophotometer dengan
λ540 nm
 Buat kurva kalibrasi absorban versus konsentrasi

Perlakuan sampel

 Sejumlah tertentu sampel yang mengandung gula reduksi 2


– 8 mg/ 100 ml
 Timbang 10 mg sampel untuk 100 ml aquades, tambah 0,5
ml larutan Pb. Asetat 2%.
 Larutan sampel glukosa, sebelumnya ditambah larutan
Pb.Asetat, saring ambil filtratnya
 Pada filtrat yang jernih, ambil 10 ml filtrat tambahkan 1 ml
pereaksi Nelson, panaskan diatas penangas air selama 20
menit.
 Setelah dingin, tambah 1 ml larutan ammonium molibdat
 Baca absorbansi pada λ 540 nm
 Baca konsentrasi sampel pada kuirva kalibrasi

VI. HASIL A. Kurva kalibrasi absorban

Konsentrasi (ppm) Absorban


0,2 0,075
0,4 0,066
0,6 0,076
0,8 0,066
1,0 0,069

B. Sampel

Sampel Absorban Con.ppm


Sampel asli 0,040
Sampel 0,033
pengenceran
25x
Sampel 0,035
pengenceran
10x
VII. KESIMPULAN dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan kali ini tentang
penentuan kadar glukosa dengan menggunakan metoda
kolorimetri/spectrophotometer di dapatkan hasil dari sampel
adalah 0,040 setelah sampel dilakukan pengenceran 10x adalah
0,033 dan setelah dilakukan pengenceran 25x adalah 0,035.
Praktikum ke :3
Tanggal :
Penentuan kadar asam lemak bebas

Dihitung sebagai asam palmitat (SNI 7709, tahun 2012)

I. TUJUAN Untuk menentukan kualitas minyak

II. DASAR TEORI Banyak ml KOH/NaOH yang dibutuhkan, untuk menetralkan


asam bebas dalam 10 gram minyak atau lemak.

III. PERALATAN
 Neraca analitik
 Buret 50 ml
 Erlemeyer
 Labu ukur 100 ml
 Beker gelass

IV. BAHAN

 Ethanol 95%
 Indikator fenolp talein (pp) 1% dalam ethanol 95%
 Larutan standarisasi KOH 0,1 N atau NaOH 0,1 N dalam
ethanol
V. CARA KERJA

1) Timbang 10 gr minyak ke dalam erlemeyer


2) Tambahkan 50 ml ethanol, hangatkan dalam waterbath,
tambahkan 3 tetes phenol talein
3) Titrasi larutan tersebut dengan larutan kalium hidroksida atau
sodium hidroksida 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda
(warna bertahan selama 30 detik)
4) Lakukan pengadukan dengan cara menggoyangkan erlenmeyer
selama titrasi
5) Catat volume larutan KOH atau NaOH yang diperlukan (V)
VI. RUMUS

25,6 𝑥 𝑉 𝑥 𝑁
Asam lemak bebas (sebagai asam palmitat) =
𝑊

Keterangan :

V = Volume larutan KOH/NaOH yang diperlukan

dinyatakan dalam (ml)

N = Normaltas larutan KOH ata NaOH,dinyatakan

dalam normalitas yang sudah dibakukan

W = bobot contoh yang diuji, dinyatakan dalam gram


VII. HASIL

 Minyak curah
25,6 𝑥 𝑉 𝑥 𝑁
Asam lemak bebas = 𝑊
25,6 𝑥 2,4 𝑥 0,1
= 10
= 0,61

 Minyak bemerk
25,6 𝑥 𝑉 𝑥 𝑁
Asam lemak bebas = 𝑊
25,6 𝑥 0,75 𝑥 0,1
= 10

= 0,19

VIII. KESIMPULAN

Dari hasil pemeriksaan sampel didapatkan kadar asam lemak


bebas (sebagai asam palmitat) pada minyak curah 0,61% dan
minyak bemerek 0,19%. Menurut SNI kadar asam lemak bebas
(sebagai asam palmitat) maksimal 0,3% dapat dinyatakan kualitas
minyak curah sangat buruk karena melebihi dari persyaratn SNI.
Praktikum ke :4
Tanggal :
Penentuan sifat-sifat lemak dan minyak

(BOBOT JENIS MINYAK)

I. TUJUAN Untuk menganalisa salah satu kelmpok golongan lipida, yang daya
larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzene,
kloroform) atau ketidak larutannya dalam pelarut air.

II. DASAR TEORI Dapat dianalisa secara fisika dan kimia. Secara fisika, titik cair,
bobot jenis dan indeks bias. Bobot jenis merupakan perbandingan
berat dari volume minyak atau lemak pada suhu 250C dengan berat
air pada volume dan suhu yang sama.

III. PERALATAN  Timbangan analitik


 Picnometer
 Water bath

 Minyak yang akan dianalisa


IV. BAHAN
 Aquades
V. CARA KERJA 1) timbang berat piknometer kosong secara seksama
2) contoh minyak atau lemak dimasukkan kedalam
piknometer,kemudian ditutup dan direndam dalam suhu 250C
±0,20C, selam 30 menit
3) keringkan bagian luar piknometer dan ditimbang
4) dengan cara yang sama piknometer diisi dengan air dan
ditimbang.

VI. RUMUS 𝑎−𝑏


Bobot jenis minyak =
𝑐−𝑏

Keterangan :

a = bobot piknometer dan minyak

b = bobot piknometer kosong

c = bobot piknometer dan air

VII. HASIL
Data hasil penimbangan

 Piknometer kosong
N0 Minyak Minyak Aquades
curah bemerek
1 21,8632 21,3757 22,4829
2 21,8634 21,3759 22,4828
3 21,8634 21,3161 22,4830
Jumlah 65,59 64,1277 67,4487
Rata-rata 21,8673 21,3759 22,4829
 Pikno dan minyak (sebelum dipanaskan)
N0 Minyak Minyak Aquades
curah bemerek
1 43,1646 42,6115 46,8378
2 43,1645 42,6115 46,8377
3 43,1642 42,6109 46,8377
Jumlah 129,4933 129,8339 140,5132
Rata-rata 43,1644 42,6113 46,8377

 Pikno dan minyak (setelah dipanaskan)


N0 Minyak Minyak Aquades
curah bemerek
1 43,1624 42,6117 46,8243
2 43,1624 42,6116 46,8243
3 43,1624 42,6110 46,8243
Jumlah 129,4872 127,8343 140,4729
Rata-rata 43,1624 42,6114 46,8247

Hasil pemeriksaan

 Minyak curah
𝑎−𝑏
Bobot jenis minyak =
𝑐−𝑏
43,1634−21,8673
=
46,831−21,8673
21,3001
=
24,9677

= 0,5531 gram
 Minyak bemerk
𝑎−𝑏
Bobot jenis minyak =
𝑐−𝑏
42,6113−21,3759
=
46,831−21,3759
21,2354
=
25,4551

= 0,8342 𝑔𝑟𝑎𝑚
VIII. KESIMPULAN
Praktikum ke :5
Tanggal :
Penentuan Kadar Air Cara pengeringan
(Thermogravimetri)
I. TUJUAN Untuk menentukan kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan
dengan berbagai cara, diantaranya metoda pengeringan.

II. DASAR TEORI


Menguapkan air yang ada dalam bahan makanan, dengan jalan
pemanasan, kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang
bearti semua air sudah di uapkan.

III. PERALATAN  Petridish


 Neraca analitik 4 desimal
 DHO
 Desikator
 Gelas ukur

IV. BAHAN  Bahan minyak yang akan dianalisa

V. RUMUS Berat minyak = berat minyak panas & petridish – berat


cawan Kosong
Berat air = berat petridish & minyak sebelum
dipanaskan - berat cawan & minyak sudah
panaskan
Kadar air = berat air/ berat minyak X 100%
VI. CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbang petridisk kosong sebanyak 3 kali
3. Isi petridisk dengan 2 sampel minyak goreng yang bermerek dan
minyak curah sebanyak 25 ml, dan ditimbang sebanyak 3 kali
4. Data tiap masing-masing sampel penimbangan baik kosong dan
yang sudah diisi bahan, ambil rata-rata penimbangan
5. Setelah ditimbang panaskan sampel di DHO selama 1 jam, pada
suhu 1050C
6. Dinginkan dalam desikator setelah dingin baru timbang lagi
sebanyak 3 kali

VII. HASIL
Data hasil penimbangan
 Petri kosong
N0 Minyak Minyak
curah bemerek
1 59,9632 59,4205
2 59,9634 59,4203
3 59,9632 59,4204
Jumlah 179,8898 178,2612
Rata-rata 59,9632 59,4204

 Petri dan minyak (sebelum dipanaskan)


N0 Minyak Minyak
curah bemerek
1 81,6921 80,6974
2 81,6917 80,6964
3 81,6917 80,6967
Jumlah 245,0755 242,0905
Rata-rata 81,6918 80,6968
 Petri dan minyak (setelah dipanaskan)
N0 Minyak Minyak
curah bemerek
1 81,6190 80,6947
2 81,6214 80,6956
3 81,6214 80,6962
Jumlah 244,8618 242,0865
Rata-rata 81,6206 80,6955

Hasil pemeriksaan
 Minyak curah
Berat minyak = 81,6206 – 59,9636
= 21,6574
Berat air = 81,6918 – 81,6206
= 0,0712
0,01712
Kadar air = 21,6574 𝑋 100%

= 0,32%

 Minyak bemerk
Berat minyak = 80,6955 – 59,4204
= 21,2751
Berat air = 80,6968 – 80,6955
= 0,0013
0,0013
Kadar air = 𝑥 100%
21,2751
= 0,0061%
VIII. KESIMPULAN

Dari hasil pemeriksaan sampel didapatkan kadar air pada minyak


curah 0,32% dan minyak bemerek 0,0061%. Menurut SNI syarat
mutu minyak goreng sawit kadar air dalam minyak goreng maksimal
0,3% dapat dinyatakan kualitas mutu minyak curah sangat buruk
karena melebihi dari persyaratn SNI.
Praktikum :6
Tanggal :
Penetuan Kualitas Minyak
(Penentuan Angka Peroksida)
I. TUJUAN Untuk menentukan derajat kerusakan dari minyak atau lemak
dilakukan uji ketengikan dengan mengukur senyawa-senyawa
hasil oksidasi

II. DASAR TEORI Angka peroksida merupakan metode kimia yang paling umum
untuk mengukur kerusakan minyak atau lemak karena oksidasi.
Adanya hidroperoksida yang merupakan produk oksidasi minyak
atau lemak akan mengoksidasi jodida menjadi jodium yang
sebelumnya dititrasi dengan natrium Thiosulfat.

III. ALAT
 Buret
 Labu erlemeyer bertutup
 Pipet ukur
 Gelas takar

IV. BAHAN  Sodium Thiosulfat 0,1 N


 Larutan Amylum 1 %
 Larutan KI jenuh Kristal KI, tambahkan 10 ml aquades
diaduk dan ditambah lagi serbuk KI sampai jenuh

V. CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Timbang sebanyak 5 gram sampel minyak atau lemak
3. Masukkan dalam labu erlemeyer bertutup asah, dn
ditambahkan 30 ml larutan asam asetat : alkohol : kloroform
(20:20:55).
4. Larutan digoyang sampai bahan terlarut semua kemudian
ditambahkan 1,0 ml larutan jenuh KI
5. Diamkan selama 5 menit lalu tambahkan 30 ml aquadest

VI. HASIL Angka peroksida ( milliekivalen per 1000 gram) =


𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑋 𝑁 𝑡𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡
X 1000
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Angka peroksida ( millimol per 1000 gram) =


𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 𝑋 𝑁 𝑡𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡
X 0,5 X 1000
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚)

Angka peroksida ( milligram oksigen per 100 gram) =


(𝑎−𝑏)𝑋 𝑁 𝑡𝑖𝑜𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡
X 8 X1000
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚)

Keterangan :
a= jumlah milliliter larutan baku Na.thiosulfat titrasi
sampel
b= jumlah mililiter larutan baku Na.thiosulfat titrasi
blanko
8= setengah berat atom oksigen
Praktikum ke :7
Tanggal :
Penentuan Kadar Lemak dan Minyak

I. TUJUAN Untuk menentukan kadar lemak dengan elarut selain lemak


juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas karotenoid
dan pigmen yang lain. Karena itu hasil analisanya disebut
lemak kasar.

II. DASAR TEORI Zat padat atau sampel diekstraksi dengan alat soklet dengan
menggunakan pelarut ethil ether tau petroleum ethr, karena
ethil ether dapat melarutkan lipida.

III. ALAT  1 set alat soklet (extractor, labu didih, dan pendingin)
 Manthel pemanas / water bath
 Timbangan analitik
 Desikator
 Kertas saring untuk penyaringan/ thimble.

IV. BAHAN  Diethil ether


 Susu bubuk putih (susu dancow)

V. CARA KERJA
1. Timbang sampel susu sebanyak 5 gr, masukkan ke dalam
kertas saring
2. Untuk sampel yang belum kering dikeringkan dulu diatas
pasir murni bebas lemak
3. Diatas kertas saring ditutup dengan kertas bebas lemak,
supaya partikel sampel bahan / sampel tidak ikut terbawa
airan pelarut
4. Pasang labu didih berikut kondensornya
5. Pelarut yang digunakan sebanyak 1,5 -2 kali isi tabung
ekstraksi
6. Pemanasan sebaiknya dilkukan diatas penangas air atau
menggunakan kompor listrik yang dlengkapi dengan
pembungkus labu dari asbes (manthel).
7. Liida akan terekstrasi dan melalui sifon terkumpul ke
dalam labu didih
8. Ekstraksi berlangsung selama 3 jam, labu godok, diambil
dan ekstrak dituang ke cawan porselin yang telah diketahui
beratnya
9. Pelarut diuapkan diatas penangas air, atau dibantu dengan
hair dryer sampai semua pelarut menguap
10. Keringkan dalam oven pada suhu 1000C selama 2 jam
setelah dingin labu ditimbang sampai terdapat berat yang
konstan.
11. Berat residu dalam botol timbang dinyatakan sebagai berat
lemak atau minyak.

VI. PERHITUNGAN 𝑤1−𝑤2


Kadar Lemak = x 100 %
𝑤
Dimana :
W= bobot cuplikan dalam gram
W1= bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam gram
W2 = bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam gram

VII. HASIL
Data penimbangan
No Sebelum di Sesudah di ekstarksi
ekstraksi
1 125,9738 126,8238
2 125,9741 126,8241
3 125,9743 126,8246
Jumlah 377,9222 380,4725
Rata-rata 125,974067 126,824167

𝑤1−𝑤2
Kadar Lemak = x 100 %
𝑤
126,824167 − 125,974067
= x 100 %
5
0,8501
= x 100 %
5

= 17%

VIII. KESIMPULAN Jadi dai hasil pemeriksaan kadar lemak dalam susu yang
didapatkan 17%, sedangkan formula yang ada dalam kemasan
susu dancow kadar lemak mya yaitu 9%. Dapat dinyatakan
bahwa dari hasil pemeriksaan kadar lemak susuk bubuk tidak
sesuai dengan formula yang ada dalam kemasan.

Anda mungkin juga menyukai