Anda di halaman 1dari 12

Nama : M.

Anjas Andreansyah
Nima : 1634012
Reaksi warna adalah prosedur kimia dalam pengujian
senyawa dengan menggunakan pereaksi dengan mengamati
warna yang terbentuk atau perubahan warna yang terjadi.
Yang paling penting dari reaksi warna adalah skrining
cepat dari sampel urine memungkinkan analisa tanpa ekstraksi
lebih dahulu.
Reaksi warna tidak dapat dijadikan dasar untuk
mengidentifikasi satu senyawa obat, tetapi warna yang
terbentuk mungkin positif terhadap sekelompok senyawa atau
positif terhadap gugus fungsi tertentu
Senyawa obat yang diduga terdapat dalam sampel
didasarkan atas rumus bangun dari senyawa obat tersebut.
Jika dikenal strukturnya maka dapat diketahui gugus fungsi
(golongan) yang terdapat didalamnya, sehingga pemilihan
pereaksi dapat berdasarkan reaksi positif terhadap gugus
fungsi tersebut.
Reaksi warna dapat diterapkan langung pada sampel
baik berupa sediaan atau dari spesimen cairan biologi.
Reaksi warna juga digunakan sebagai penampak noda pada
plat KLT atau sebagai uji skrining maupun konfirmasi
menggunakan KLT.
Rentang warna yang dihasilkan oleh rekasi warna
yang sangat terbuka untuk memberikan deskripsi yang
subjektif. Rentang warna tersebut sangat tergantung pada
kondisi percobaan, jumlah analit yang terdapat dalam
sampel.
Warna yang ditunjukan dibagi menjadi warna dasar
seperti: merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan ping,
coklat, abu-abu, hitam. Biru yang bervariasi mungkin
dihasilkan dua warna seperti merah - coklat, oleh karena itu
perlu dijelaskan perubahan warna yang terbentuk selama
melakukan uji, atau dicatat warna yang dominan muncul
merah – coklat atau terjadi perubahan warna merah →
coklat.
Kesimpulan akhir dari reaksi warna harus disertai reaksi
pembandingan, dengan mereaksikan baku pembanding
pada kondisi yang sama. Warna yang dihasilkan harus
dicatat apakah dihasilkan oleh bentuk asam atau bentuk
basanya, sebab dalam hal tertentu bentuk asam dan
basanya memberikan warna yang berbeda pada pH yang
berbeda.
Kromatograi Lapis Tipis (KLT)
KLT digunakan untuk memisahkan komponen-
komponen berdasarkan perbedaan adsorpsi atau partisi oleh
fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang (Watson,
2010).
Proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis,
terjadi hubungan kesetimbangan antara fase diam dan fasa
gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam
dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan
diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya.
Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, kepolaran
sampel dan ukuran partikel
Meneteskan sampel
Sampel merupakan campuran senyawa yang akan dipisahkan,
dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah menguap, misalnya
kloroform atau zat pelarut lain yang serupa yaitu memiliki
titik didih antara 50-100oC. larutan sampel tersebut
diteteskan pada plat dengan menggunakan pipet mikro atau
pipa kapiler.
2. Pengembangan
* Pengembangan dilaksanakan dengan mencelupkan dasar
plat KLT yang telah ditetesi sampel dalam system pelarut
untuk proses pengembangan. Umunya dikerjakan dalam
tempat yang tertutup dalam chamber.
* Sebenarnya agak sukar untuk menemuakan system pelarut
yang cocok untuk pengembangan. Pemilihan system pelarut
yang dipakai didasarkan atas prinsip like dissolves like yang
berarti untuk memisahkan sampel yang bersifat nonpolar
digunakan pelarut yang bersifat nonpolar dan pelarut yang
lebih polar akan membawa semua lipida netral ke ujung zat
pelarut (solvent front).
* Proses pengembangan akan lebih baik bila ruangan
pengembangan tersebut telah jenuh dengan uap system
pelarut. Hal ini dapat segera tercapai dengan meletakkan
kertas filter pada dinding pelarutnya dalam chamber tertutup.
Pengembangan dalam ruangan tertutup tersebut diakhiri
setelah ujung zat pada plat telah mencapai kira-kira ¾ tinggi
adsorben
* Fase diam berupa plat yang biasanya disi dengan silica gel.
Sebuah garis pensil digambar dekat bagian bawah fase
diam dan setetes larutan sampel ditempatkan di atasnya.
Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika
semua ini dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta juga
akan bergerak sebagai kromatogram berkembang.
* Ketika titik campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri
dalam gelas tertutup yang telah berisi fasa gerak dengan
posisi fasa gerak di bawah garis.Gelas yang
digunakan tertutup untuk memastikan bahwa suasana
dalam gelas jenuh dengan uap pelarut. Kemudian Pelarut
(fasa gerak) perlahan-lahan bergerak naik. Komponen-
komponen yang berbeda dari campuran berjalanan pada
tingkat yang berbeda dan campuran dipisahkan memiliki
warna yang berbeda.
* Pelarut diperbolehkan untuk naik hingga hampir
mencapai bagian atas plat yang akan memberikan
pemisahan maksimal dari komponen-komponen pewarna
untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam.
* Identifikasi dari senyawa-senyawa yang terpisah pada
lapisan tipis lebih baik dikerjakan dengan pereaksi kimia
dan reaksi-reaksi warna. Identifikasi yang menggunakan
harga Rf (Parameter migrasi analitik pada KLT).

Anda mungkin juga menyukai