ABM
Dosen pengampuh: Dr. apt. H. Muhammad Guntur, Dipl.Sc., M.Kes
Disusun oleh :
AMRI ALWI
105131117521
21D
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2024
BAB I
PENDAHULUAN
Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan tahun 1938 oleh Ismailoff dan
Schraiber. Adsorben dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai peunjang
fase diam. Fase bergerak akan merayap sepanjang fase diam dan terbentuklah
kromatogram.Metode ini sederhana, cepat dalam pemisahan tinggi dan mudah untuk
lapis tipis (KLT atau TLC = Thin layer Chromatography) sangat mirip dengan
kromatografi kertas, terutama pada cara melakukannya. Perbedaan nyata terlihat pada
media pemisahannya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben halus yang tersangga pada
papan kaca, aluminium atau plastic sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adsorben ini
terdapat pada tahu, tempe, bubuk kedelai dan tauco serta Scoparia dulcis, Lindernia
anagalis, dan Torenia violacea. Yang pada senyawa isoflavon memiliki banyak manfaat.
senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian
bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang berbeda dapat dianalisis
dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas, analisis bahan makanan dan lingkungan,
tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi kimia dan proses berdasarkan penentuan analitik
dari kuantitas material. Teknologi yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif
teknik kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat
kelarutan senyawa yang akan dipisahkan. Semua kromatografi memiliki fase diam
(dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan
atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen
suatu senyawa yang dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis tergantung pada jenis
pelarut, zat penyerap dengan sifat daya serap masing-masing komponen. Komponen
yang terlarut akan terbawa oleh fase diam (penyerap) dengan membandingkannya
dengan standar yang sangat memakan waktu dan harus dilakukan terpisah pada kondisi
eluen yang sama. Dalam hal ini untuk mendapatkan resolusi yang baik, penting untuk
memilih dua campuran pelarut yang berbeda, meskipun dengan kekuatan pelarut yang
sama.
tipis?
4. Apa saja fase diam dan fase gerak dalam kromatografi lapis tipis?
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami mengenai kromatografi lapis tipis
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dari Kromatografi adalah cara pemisahan zat berkhasiat dan zat yang
lain yang ada dalam bahan atau sediaan dengan jalan penyarian berfraksi, penyerapan
atau penukaran ion pada zat berpori, menggunakan cairan atau gas yang mengalir. Zat
yang diperoleh dapat digunakan untuk uji identifikasi atau penetapan kadar.
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu metode analisis yang digunakan
untuk memisahkan suatu campuran senyawa secara cepat dan sederhana. Prinsipnya
didasarkan atas partisi dan adsorpsi. Zat penjerap merupakan fase stasioner, berupa bubuk
halus dibuat serba rata dan tipis diatas lempeng kaca. Fase diam yang umum digunakan
adalah silika gel, baik yang normal fase maupun reversed fase.
adsorpsi antara fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia bergerak
naik mengikuti cairan pengembang karena daya serap adsorben (silika gel) terhadap
kecepatan yang berbeda-beda berdasarkan tingkat kepolarannya dan hal inilah yang
cahaya ultraviolet akan mencapai suatu keadaan tereksitasi dan kemudian memancarkan
cahaya ultraviolet atau cahaya tampak pada waktu kembali ke tingkat dasar (emisi),
kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara permukaan
fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah
berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu :
kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul.
Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada
proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi
antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh
sebab itu pemisahan komponen secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan
jumlah umpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut
atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan
adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Suatu pelarut yang bersifat
larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan alumina
(gel silika). Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka senyawa akan
semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip “like dissolved
like”.
Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau
alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel
silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis
seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra
violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Pelaksanaan ini
biasanya dalam pemisahan warna yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna
atau pemisahan dan isolasi pigment tanaman yang berwarna hijau dan kuning
Kromatogram
digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran pewarna
ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada garis di lempengan untuk
menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta, pewarna
campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas kimia bertutup
berisi pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas
Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi dalam
gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam
gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut.
campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak
Perhitungan nilai Rf
perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran diperoleh dari
muncul.Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak
Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas
kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses
Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:Rf=jarak yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatrografi lapis tipis yang
Biasanya aktifitas dicapai dengan pemanasan dalam oven, hal ini akan menge-
Rf meskipun menggunakan fase bergerak dan zat terlarut yang sama tetapi hasil akan
dapat diulang dengan hasil yang sama, jika menggunakan penyerap yang sama,
ukuran partikel tetap dan jika pengikat (kalau ada) dicampur hingga homogen.
Pada prakteknya tebal lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu
diusahakan tebal lapisan yang rata. Ketidakrataan akan menyebabkan aliran pelarut
menjadi tak rata pula dalam daerah yang kecil dari plat.
Kemurnian dari pelarut yang digunakan sebagai fase bergerak dalam kromatografi
lapisan tipis adalah sangat penting dan bila campuran pelarut digunakan maka
Teknik percobaan.
Arah pelarut bergerak di atas plat. (Metoda aliran penaikan yang hanya diperhatikan,
karena cara ini yang paling umum meskipun teknik aliran penurunan dan mendatar
juga digunakan
Suhu.
Pemisahan-pemisahan sebaiknya dikerjakan pada suhu tetap, hal ini terutama untuk
Ternyata bahwa kesetimbangan dalam lapisan tipis lebih penting dalam kromatografi
kertas, hingga perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut.
Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak jenuh dengan uap pelarut, bila
yang berbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi dan
keadaan ini harus dicegah. digunakan pelarut campuran, akan terjadi pengembangan
dengan permukaan pelarut yang berbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada
kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak
mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet.
Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun
bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Namun, apabila di
sinarkan dengan sinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang
berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang
nodanya lambat bergerak atau hanya ditempat, maka kepolaran dapat ditambah.
Mengidentifikasi senyawa-senyawa
Caranya : Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis dan
bercak-bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga
ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti
sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah M dan asam amino yang telah
hampir mencapai bagian atas dari lempengan. Bercak-bercak masih belum tampak.
membandingkan bercak-bercak pada campuran dengan bercak dari asam amino yang
a. Menggunakan pendarflourfase
diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang
sinar ultraviolet (UV). Itu berarti jika menyinarkannya dengan sinar UV, akan
berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan
mata. Itu berarti bahwa menyinarkan sinar UV pada lempengan, akan timbul
pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak
sebagai bidang kecil yang gelap.Sementara UV tetap disinarkan pada lempengan,
melingkari daerah bercak-bercak itu. Seketika anda mematikan sinar UV, bercak-
dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh
gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium.
Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau
dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang
Lempeng yang akan digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu agar pada proses elusi
lempeng silica gel dapat menyerap dan berikatan dengan sampel. Pengaktifan
Chamber harus dijenuhkan untuk menghilangkan uap air atau gas lain yang mengisi
Pada saat penotolan, hendaknya sampel jangan terlalu pekat sebab pemisahannya
Gel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan
oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan gel silika,
Permukaan gel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai di sekitarnya, sebagaimana halnya gaya van
Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa plat yang biasanya disi dengansilica gel.
Sebuah garis pensil di gambar dekat bagian bawah fase diam dan setetes larutan campuran
ditempatkan di atasnya. Garis pada fase diam berguna untuk menunjukkan posisi asli
campuran. Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika semua ini dilakukan
dengan tinta, pewarna dari tinta juga akan bergerak sebagai kromatogram berkembang.
Ketika titik campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri dalam gelas tertutup yang telah
berisi fasa gerak dengan posisi fase gerak di bawah garis. Digunakan gelas tertutup untuk
Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom
oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jel silika, atom silikon
berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-
Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van
der Waals dan atraksi dipol-dipol.. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-
aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang
kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.
Ketika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut pertama akan melarutkan senyawa-
senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. Senyawa-senyawa akan
pada:
• Kelarutan senyawa dalam pelarut. Tergantung pada besar atraksi antara molekul-molekul
• Senyawa melekat pada fase diam, misalnya jel silika. Tergantung pada bagaimana besar
Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada jel silika lebih kuat
dibanding senyawa lainnya hanya dapat mengambil bagian interaksi van der Waals yang
lemah. Kita mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari senyawa yang lainnya.
Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada permukaan.
Terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada tingkatan yang sama dan dapat larut dalam
pelarut pada tingkatan yang sama pula. Ini tidak hanya merupakan atraksi antara senyawa
dengan jel silika. Atraksi antara senyawa dan pelarut juga merupakan hal yang penting-hal ini
akan mempengaruhi bagaimana mudahnya senyawa ditarik pada larutan keluar dari
permukaan silika.
Penyerapan pada kromatografi lapis tipisbersifat tidak permanen, terdapat pergerakan yang
tetap dari molekul antara yang terjerap pada permukaan jel silika dan yang kembali pada
Dengan jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada lempengan selama waktu terlarut
dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-untuk sementara waktu proses
penjerapan berhenti-dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. Itu berarti bahwa semakin kuat
ketika anda membuat kromatogram. Dalam kasus itu, perubahan pelarut dapat membantu
Pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase
diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak
akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam
akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak
lebih cepat. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi
cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase
diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-
Fase Diam
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika gel atau alumina
yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Gel silika (atau
alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga
mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet. Fase diam
lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada
Fase Gerak
Dalam kromatografi, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi
Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran
pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah jenis
adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Penggolongan ini dikenal sebagai deret
eluotropik pelarut.
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang relatif tak polar
Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut, Hal ini bergantung pada bagaimana
Contoh penggunaan metode pemisahan secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat
diterapkan dalam menganalisis adanya senyawa paracetamol dan kafein dalam sediaan obat
paten seperti poldanmig yang beredar di pasaran apakah memenuhi persyaratan mutu obat
atau tidak. Sehingga dengan kadar yang tepat obat dapat memberikan efek terapi yang
dikehendaki.
ultraviolet maka dapat ditentukan noda yang tidak tampak oleh kasat mata. Cara yang biasa
dilakukan dengan menyemprotkan KMNO4 dalam H2SO4 yang kemudian akan berinteraksi
perbandingan jarak yang ditempuh solut dengan jarak yang ditempuh fase gerak. Nilai
maksimum Rf adalah 1 dan nilai minimumnya 0. Dengan menggunakan silika gel sebagai
fase diam, harga Rf 1 menunjukkan jika senyawa tersebut sangat nonpolar sedangkan harga
Keburukan dari teknik ini mungkin hanya pada prosedur pembuatan lempengnya yang memerlukan
tambahan waktu, kecuali bila telah tersedia lempeng yang diproduksi secara komersial.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
tertentu. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu
antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam
dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi
dengan fasa geraknya. Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluent maka
senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut, sesuai dengan prinsip “like
dissolve like”.
komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan
memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan metode kertas
senyawa paracetamol dan kafein dalam sediaan obat paten seperti poldanmig.
DAFTAR PUSTAKA
LapisTipis.http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html. diakses
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rahman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta
Excedrin and Anacin. USA: Departement of Chemistry and Chemical Biology, Stevens
Institute of Technology.
Kantasubrata, Julia. 1993. Warta Kimia Analitik Edisi Juli 1993. Situs Web Resmi Kimia
Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB.
Bandung.
Sudarmadji, S., dkk, 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty:
Yogyakarta.