II. PERALATAN
• Labu ukur 250 ml
• Labu ukur 250 ml
• Beker gelass
• Tangkai pengaduk kaca
• Timbangan analitik
• Gelas arloji
• Gelas ukur/pipet volume 100 ml
• Etiket
• Sendok
III. BAHAN
• Ammonium chlorida
• Ammonia pekat
• MgSO4.7H2O
• EDTA
• Aquades
IV. LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang 16,9 gram Ammonium
Chlorida dalam 143 ml Ammonia
pekat dalam labu ukur 250 ml
3. Timbang 0,78 gram ml
MgSO4.7H2O dan EDTA 1,179
gram, larutkan dengan 50 ml
aquades
4. Kemudian campur kedua larutan
ini
5. Terakhir, beri etiket (nama dan
tanggal pembuatan)
V. KESIMPULAN
Praktikan dapat mengetahui
komposisi,alat dan bahan yang dilakukan.
Selain dari itu, praktikan dapat
mengetahui cara pembuatan larutan Buffer
Praktikum ke :2
Tanggal :
KESADAHAN
II. DASAR TEORI Bila suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu
ditambahkan larutan EDTA, akan membentuk kompleks
yang mudah larut. Selanjutnya, ikatan komplek Calsium
dan Magnesium dengan penambahan larutan buffer, pH 10,
maka larutan akan berubah dari merah anggur menjadi biru,
sebagai titik akhir titrasi.
III. PERALATAN
• Labu erlemeyer 250 ml
• Gelas ukur/pipet volume 100 ml
• Buret 50 ml
• Bekker gelas
IV. BAHAN
1. Larutan Buffer
16,9 gram Ammonium Chlorida dalam 143 ml
n=
Ammonia pekat dalam labu ukur 250 ml. Timbang 0,78
gr MgSO4.7H2O, dan EDTA 1,179 gram, larutkan
dengan 50 ml aquades.
2. Indikator
0,5 gram Eriochrome Black T dan 100 gram NaCl
dicampur dengan menggerus dalam mortar.
3. Titran standar EDTA 0,01 Molar
3,723 gram EDTA, dilarutkan dalam aquades, hingga 1
liter. Tentukan titer dengan menstandarisasi dengan
larutan standar calsium.
4. Larutan standar calsium
1 gram CaCO3 dilarutkan dulu dengan 1+1 HCL pekat,
kemudian larutkan dengan aquades 1 liter.
V. CARA KERJA
1. Pipet 50 ml sampel secara kuantitatif, masukkan dalam
labu erlemeyer
2. Tambahkan 1-2 ml larutan buffer
3. Titrasi dengan larutan standar EDTA, perubahan warna
dari merah anggur menjadi biru tua.
VI. PERHITUNGAN
1000 𝟓𝟔
Kesadahan jumlah = ml sampel × 𝑨 × 𝑩 × 𝟏𝟎𝟎 𝒎𝒈 CaCO3
Keterangan :
A = volume titrasi
= 𝟐𝟎 × 𝟐 × 𝟎, 𝟖𝟑 × 𝟎. 𝟓𝟔
= 𝟏𝟖, 𝟓𝟗 𝐦𝐠/𝐥
Praktikum ke :3
Tanggal :
CALSIUM
II. DASAR TEORI Bila EDTA ditambahkan pada air yang mengandung
calsium dan magnesium, mula-mula EDTA akan bergabung
dengan calsium. Calsium dapat ditentukan langsung dengan
EDTA, bila pH dibuat cukup tinggi, sehingga magnesium
akan mengendap sebagai hidroksida dan indikator yang
dipergunakan hanya dapat bereaksi denngan calsium.
III. PERALATAN
• Labu erlemeyer 250 ml
• Gelas ukur/pipet volume 100 ml
• Buret 50 ml
• Bekker gelas
IV. BAHAN
1. Natrium Hidroksida, NaOH 1 N
2. Murexida
0,2 gram murexida dicampur dengan 100 gr NaCl
kristal, digerus dalam mortar, sampai tercampur
sempurna. n=
3. Titran EDTA 0,01 Molar
Disiapkan seperti penjelasan pada metode
kesadahan jumlah dengan EDTA. Titran standar
EDTA tepat 0,01 M sama dengan 400,8 Ca/l.
VI. PERHITUNGAN
A×B×400,8
Mg/l (Ca) =
ml sampel
Keterangan :
A = ml titrasi
VII. HASIL
𝟏,𝟗×𝟎,𝟖𝟔×𝟒𝟎𝟎,𝟖
Mg/l (Ca) = 𝟓𝟎
𝟔𝟓𝟒,𝟗𝟎
= 𝟓𝟎
= 𝟏𝟑, 𝟎𝟗 𝒎𝒈/𝑳
Praktikum ke :4
Tanggal :
MAGNESIUM
Metode : Titrimetri dengan EDTA
III. PERALATAN
• Labu erlemeyer 200/250 ml
• Pipet gondok
• Buret 50 ml
• Bekker gelas
IV. BAHAN -
V. CARA KERJA -
VI. PERHITUNGAN Mg/l (Mg)= (𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑚𝑔/𝑙 CaCO3 -
VII. HASIL
mg/l (Mg) = ( 18,59 𝑚𝑔/𝑙 − 13,09 𝑚𝑔/𝑙 × 0,244 )
= 1,342 mg/l
= 3,5022 mg/l
Praktikum ke :5
Tanggal :
Metoda : Diazotasi
II. DASAR TEORI Kadar nitrit ditentukan melalui pembentukan dari warna azo yang
ungu kemerahan, yang terbentuk dari pH 2-2,5 dengan mencampur
asam sulfanilat yang diazokan dengan N ( 1- naftyl etilen diamin
dihydroklorida).
IV. BAHAN
1. Aquades bebas nitrit
2. Sulfanilamid
Larutan 5 gr sulfanilamid dalam campuran 50 ml HCL pekat
dan 300 ml aquades, encerkan hingga 500 ml dengan aquades.
3. Larutan N ( 1-naftyl) etilen diamin dihidroklorida
Larutkan 0,5 gr larutan dengan 500 ml aquades
V. CARA KERJA
A. Menyiapkan larutan standard
1) Ambil 10 ml larutan induk 100 ppm, encerkan menjadi
10 ppm
2) Dari larutan 10 ppm diambil 10 ml diencerkan menjadi
1 ppm.
Dari larutan ppm 1 ppm tadi diambil :
1,00;2,00;3,00;5,00;7,00 dan 9,00 ml masing-masing
diencerkan dengan aquades sampai 100 ml menjadi
0,01 ; 0,02; 0,03; 0,05; 0,07; 0.09 ppm.
Kedalam seri tabung ini masukkan 25 ml masing-
masing standar.
3) Tambah 0,5 ml larutan sulfanilamid, diamkan 5 menit
4) Tambah 0,5 ml larutan naftyl amjn, campur dan
biarkan 5 menit
5) Baca/ukur warna yang terjadi dengan
spectrophotometer λ543 nm
6) Buat grafik/curva kalibrasi absorban versus konsentrasi
B. Perlakuan sampel
1) Ambil 25 ml sampel, tambah 0,5 ml sulfanilamide,
kemudian diamkan 5 menit
2) Kemudian tambah 0,5 ml naftyl amin, campur diamkan
5 menit.
3) Baca di spectrophotometer λ543 nm, kadar nitrit dapat
dibaca dalam grafik, apabila tidak terbaca dalam grafik
maka harus di encerkan, baru dikerjakan seperti diatas
kemudian pengenceran di perhitungkan ( jika warna
sampel lebih pekat dari konsentrasi 0,07 ppm maka
diencerkan 10x dan 5x)
B. Sampel
0.08 0.081
ABSORBAN
0.06
0.046
0.04
0.029
0.02
0.016
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08
KONSENTRASI (ppm)
Bagian yang dilingkari merupakan funsi regresi liniernya :
Rumus :
SD = SE of intercept x √N
3SD
LOD=
𝑠𝑙𝑜𝑜𝑝𝑒
10SD
𝐿𝑂𝑄 =
sloope
SE of intercept 0,002858015
SD of intercept 0,006390714
LOD 0,01265776
LOQ 0,042192534
Praktikum ke : 6
Tanggal :
II. DASAR TEORI Percobaan ini untuk mencari dosis tawas (bahan koagulan)
yang ditambahkan pada proses koagulasi.
VI. HASIL
Sebelum diberi tawas 1%
Volume PH Kekeruhan
1 ml 6,7 27, 32
2 ml 6,7 27,28
3 ml 6,7 27,02
4 ml 6,7 28, 12
5 ml 6,7 26,37
Tanggal :
Metode : Persulfat
II. DASAR TEORI Senyawa mangan yang terlarut dalam air dioksidasi oleh persulfat
dan dengan adanya perak nitrat membentuk permanganat. Warna
yang dihasilkan akan stabil dalam waktu sekurangnya 1 jam.
𝑔𝑟 𝑁𝑎.𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
𝑥 = (A−B)𝑋 0,06701
Ket :
B = ml titrasi blanko
Standarisasi KMnO4
gr Na. Oksalat
𝑋=
(A − B)𝑋 0,06701
0,3
𝑋=
VI. PERHITUNGAN (49 − 0,1)𝑋 0,06701
0,3
=
48,9 𝑋 0,06701
0,3
=
3,2767
= 0,0915 𝑁
= 0,0183 𝑋 55
= 1,0065 𝑚𝑔 𝑀𝑛
Dalam 1 liter
= 1006,5 𝑚𝑔/𝐿
B. Sampel
VIII. GRAFIK/CURV
A KALIBRASI 1.2
y=x
1 R² = #N/A 1
0.8
Absorban
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi (ppm)
SUMMARY
OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,99142544
R Square 0,982924403
Adjusted R
Square 0,977232538
Standard Error 0,005558777
Observations 5
Bagian yang dilingkari merupakan funsi regresi liniernya :
Rumus :
SD = SE of intercept x √N
3SD
LOD=
𝑠𝑙𝑜𝑜𝑝𝑒
10SD
𝐿𝑂𝑄 =
sloope
SE of intercept 0,005830094
SD of intercept 0,013036487
LOD 0,340811024
LOQ 1,136036747
Praktikum ke : 8
Tanggal :
Metode : Fenantrolin
I. TUJUAN Untuk memeriksa kadar besi total yang terlarut di dalam air.
II. DASAR TEORI Contoh/sampel air didihkan dengan asam dan hidroksilamin
untuk mengubah besi menjadi ferro. Kemudian ditambah
dengan 1.10 fenantrolin pada pH 3,2 – 3,3 terbentuk warna
jingga. Warna yang terbentuk diibaca dengan
spectrophotometer λ510 nm.
III. PERALATAN
• Spectrophotometer
• Pipet volume
• Pipet ukur
• Labu ukur
• Erlenmeyer
• Beker gelas 100 ml
IV. BAHAN
1) Aquades besi
2) Larutan hidroksil amin hidroklorida 10%
3) Larutan buffer ammonium asetat
250 gram Ammonium asetat dalam 150 ml aquades dan
700 ml asam asetat glacial. Larutan ini harus baru.
4) Larutan natrium asetat
200 gram sodium asetat dilarutkan dalam 800 ml
aquades
B. Sampel
VII. GRAFIK/CURVA
KALIBRASI
0.25
y = 0.2211x
R² = 0.9856 0.213
0.2
0.191
Absorban
0.15
0.128
0.1
0.083
0.05 0.053
0 0.008
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi (ppm)
Regression Statistics
Multiple R 0,994131471
R Square 0,988297382
Adjusted R
Square 0,985371728
Standard Error 0,009650561
Observations 6
Rumus :
SD = SE of intercept x √N
3SD
LOD=
𝑠𝑙𝑜𝑜𝑝𝑒
10SD
𝐿𝑂𝑄 =
sloope
SE of intercept 0,006984563
SD of intercept 0,017108617
LOD 0,242103065
LOQ 0,807010217