Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum

Respon Menghindari Pada Burung Gereja (Passer montanus) Terhadap Perdator

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum ekologi

Dosen Pengampu: Astri Yuliawati, M.Si

Mar’artus Sholika, M.Sc

Disusun oleh:

Illa Rahmah Fauziah 1162060045


Intan 1162060050
Muhammad Teddy Wijaya 1162060065
Nahla Navilah 1162060070
Nurintan 11620600
Regina Aulia Uriemanda 1162060083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi adalah suatu hubungan antara satu species dengan species yang lain.
Salahsatu jenis interaksi adalah predasi, yaitu suatu hubungan makan dan dimakan antarasatu
organisme dengan organisme lain. Subjek dari predasi adalah predator (pemangsa)dan prey
(mangsa). Predator memiliki suatu perilaku khusus dalam menjalankaninteraksi tersebut
misalnya, pada elang akan terbang rendah saat akan mulai menerkammangsa, pada harimau
yang akan mengendapngendap di semak (Sukarsono, 2009).

Hewan adalah organisme yang bersifat motil, artinya dapat berjalan dari satu
tempatke tempat lain. Gerakannya disebabkan oleh rangsang-rangsang tertentu yang datang
dari lingkungannya.Jenis-jenis hewan pada umumnya dapat tinggal di suatu lingkungan hidup
yang sesuai dengan ciri-ciri kehidupannya. Jika hewan berjalan atau berpindah ke tempat lain
tidak mengalami perubahan bentuk, kecuali perubahan sifat-sifat fisiologisnya. Faktor-faktor
yang merangsang gerakan hewan adalah makanan,air, cahaya, suhu, kelembaban, dan lain-
lain. Beberapa hewan mampu menempuh jaraktempuh itu dipengaruhi batas toleransinya
untuk merespon perubahan lingkungannya(Seress dan Sulin, 2007).

Predator adalah hewan yang memangsa hewan lainnya. Hal ini merupakan bentuk
simbiosis dua individu, dengan salah satunya akan menyerang atau memakan individu
lainnya. Mangsa sering mengandalkan adaptasi morfologi untuk menghindari predator. Selain
itu hewan mangsa juga mengembangkan strategi tingkah laku seperti mengelompok dan
bersuara untuk mengurangi resiko predasi (Caro 2005).

Respon terhadap predator bervariasi, karena meskipun predatornya sama


akanmemberikan tanda yang berbeda pada waktu yang tidak sama. Misalnya antelop
tidakakan melarikan diri bila melihat singa berjalan kearahnya, tetapi antelop baru
bereaksikalau singa mengendap-ngendap pada semak-semak. Ada beberapa cara hewan
dalam menanggapi predator yaitu: Altruistik, kamuflase dan mimikri. Teknik
yangdipergunakan oleh prey untuk lari dari predator tergantung dari jenis perilaku
predatoryang ada. Dalam hal ini, para ahli ekologi mengidentifikasi empat metode
mengenailarinya prey yaitu, 1) Lari berdasarkan jumlah atau waktu, 2) Lari berdasarkan
ruang,3) Lari berdasarkan ukuran, 4) dan Lari berdasarkan mekanisme pertahanan yang lain
(McNaughton, 1990).

Tekanan predator yang dihadapi menyebabkan hewan mangsa mengembangkan


tingkah laku anti predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan dari mangsa terhadap gangguan
yang ditimbulkan oleh predator (Agrawal 2001). Burung mempertahankan diri dengan
memberi peringatan berupa suara, atau dengan meningkatkan kewaspadaan. Biasanya
predator tidak berburu sepanjang waktu, mereka menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk beristirahat. Spesies mangsa biasanya akan berkumpul untuk mendekati dan memeriksa
atau bahkan mengganggu predator yang sedang beristirahat (Caro, 2005).

Salah satu bentuk kewaspadaan terhadap gangguan (anti-predator) dapat dilihat


padaburung gereja (Passer montanus). Burung gereja diambil sebagai objek pengamatan
karenamudah ditemui di kota-kota dan desa-desa. Burung ini hidup secara berkelompok di
sekitarrumah, gedung, dan berbagai macam habitat. Teknik yang dipergunakan oleh prey
untuk laridari predator tergantung dari jenis perilaku predator yang ada (Sugianto, 1994).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui hubungan antara besarnya kelompok burung terhadap reaksinya untuk
terbang menghindari predator.
2. Mengetahui perilaku makan burung gereja
BAB II

METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktikum padahari Sabtu, 16 November 2019 pukul 06.00 sampai
dengan selesai. Adapun tempat pelaksanaan di kampus 2 UIN sunan Gunung Djati Bandung.

2.2 Alat dan Bahan

Tabel 1.1 Alat dan Bahan

No. Alat Jumlah No. Bahan Jumlah


1. Tali Rapia Secukupnya 1. Makanan burung Secukupnya
(beras)
2. Patok kayu Secukupnya
3. Meteran 1
Langkah Kerja Respon Menghindar Terhadap Predato

Pengamatan dilakukan di kawasan kampus Universitas Islam Negeri Sunan


Gunung Djati

Tentukan lokasi pengamatan dimana banyak terdapat burung gereja (Passer


montanus)

Hitung jumlah burung pada kelompok burung yang akan diamati

Salah seorang memegang dua buah patok , lalu berjalan mendekati burung dengan
memusatkan pandangan terhadap salah satu individu burung yang menjadi pusat
kelompok burung. (jika berkelompok) yaitu burung yang terdekat dengan
pengamat.

Menancapkan salah satu patok ketika burung yang menjadi pusat perhatian
terbang untuk menghindari pengamat

Menancapkan patok kedua ketika burung yang lain terbang menghindari


pengamat
Mengukur jarak antara patok pertama dan kedua. Catat hasilnya

Langkah Kerja Pengamatan Perilaku Makan

Mengukur faktor lingkungan pada setiap jam pengamatan

Mengamati dan mencatat perilaku makan burung gereja

Mengamati dan mencatat jenis makanan yang dimakan selama pengamatan


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Lembar Kerja

Lokasi : Kampus 2 UIN SDG Bandung

Hari tanggal : 16 November 2019

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan

No Jumlah Individu Jarak Predator Catatan Prilaku Makan


1. 1 6,37 Meter Mematuk dan menengok kanan
kiri dan berjalan-jalan
2. 4 13,5 Meter Awalnya ada satu burung
kemudian burung lain datang,
mematuk matuk makanan
3. 1 5 Meter Lebih sering tengok kanan kiri saat
mematuk makanan dan berjalan-
jalan
4. 2 3 Meter Mematuk-matuk makanan dan
tengok kanan kiri langsung
terbang
5. 2 5,36 Meter Mematuk-matuk makanan dan
tengok kanan kiri dan berjalan-
jalan
6. 1 8,5 Meter Lebih sering tengok kanan kiri saat
mematuk makanan
7. 1 3 Meter Mematuk-matuk makanan lebih
sering, dan berjalan-jalan
8. 1 4,70 Meter Lebih sering tengok kanan kiri saat
mematuk makanan
9. 1 7,85 Meter Lebih sering tengok kanan kiri saat
mematuk makanan
10. 5 30,1 Meter Lebih sering tengok kanan kiri saat
mematuk makanan dan berjalan-
jalan kemudian terbang

3.1 Pembahasan
Dalam praktikum anti predator, praktikan mengamati tingkah laku burung serta reaksi
yang dilakukan ketika mereka merasa terancam. Perilaku tersebut dalam ekologi dinamakan
anti-predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan dari prey terhadap gangguan yang ditimbulkan
dari luar (predator). Reaksi anti predator yang dapat diamati pada beberapa perilaku burung
gereja ( Passer montanus ) diantaranya ketika burung menengok ke kanan dan ke kiri serta
pergi menjauh ketika praktikan mendekati pada jarak tertentu. Sedangkan perilaku mematuk-
matuk pada burung merupakan suatu tanda bahwa sikap kewaspadaan burung tersebut sedang
rendah. Ketiga perilaku tersebut dapat dijadikan indikator dalam mengamati tingkat
kewaspadaan pada burung dalam menghadapi pemangsanya. Pengamatan dilakukan terhadap
burung gereja (Passer montanus) yang terdapat di sekitar wilayah kampus UIN Bandung.
Burung ini dijadikan sebagai objek pengamatan anti predator dikarenakan mudah ditemukan
berkelompok dan sudah beradaptasi dengan lingkungan dan keberadaan manusia sehingga
praktikan dapat mengamati perilaku burung tersebut dengan jelas dalam jarak tertentu karena
tingkat kewaspadaanya kurang.
Perilaku burung menengok ke kanan dan ke kiri merupakan salah satu bentuk perilaku
kewaspadaan dan antisipasi mereka terhadap gangguan serta keberadaan predator yang akan
mengancam dirinya. Semakin sering burung menengok ke kanan dan ke kiri, semakin tinggi
tingkat kewaspadaannya. Jika dilihat dari data pengamatan maka dapat terlihat bahwa
frekuensi tengokkan burung ketika mereka berada sendiri (individu) lebih besar dibandingkan
dengan frekuensi tengokkan yang mereka lakukan ketika mereka berada dalam kelompok.
Hal ini menunjukkan bahwa ketika mereka berada sebagai individu mereka memiliki tingkat
kewaspadaan lebih tinggi dibandingkan ketika mereka berada dalam kelompoknya. Salah
satu tekhnik prey untuk menghindari predator adalah dengan cara hidup di dalam kelompok
sehingga akan mengurangi peluang bahwa suatu individu akan termangsa. Cara ini dikenal
dengan prinsip ‘you first’. Selain itu, ketika keberadaan burung hanya berupa individu
tunggal, maka sebagian besar waktunya dipergunakan untuk memperhatikan keadaan
lingkungan sekitar sebab dia hanya memiliki pertahanan tunggal (individu) sehingga dia
dapat mewaspadai setiap gerakan predator yang akan menyerangnya. Satu lagi perilaku anti
predator pada burung adalah adanya ketika burung akan terbang menjauh apabila predator
(dalam hal ini manusia) memasuki jarak yang menurut mereka membahayakan. Menurut teori
yang ada, taktik ini merupakan taktik dasar yang umum digunakan oleh prey untuk
menghindari predator.
Menurut Bibby (2000), burung akan terbang menjauh apabila predator (dalam hal ini
manusia) memasuki jarak yang menurut burung membahayakan. Burung mempertahankan
diri dengan memberi peringatan berupa suara atau dengan meningkatkan kewaspadaannya,
misalnya pada burung yang akan memberikan peringatan dengan mengeluarkan suara atau
dengan menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri. Perilaku tersebut dinamakan anti-
predator yaitu suatu bentuk kewaspadaan terhadap gangguan yang ditimbulkan dari luar
(predator) (wolf 1990).
Menurut Afrianto (2007), ada beberapa faktor yang mendorong migrasi hewan,
terutama burung yaitu:

Faktor Eksternal

1. Angin

Pada ketinggian dimana burung terbang, kecepatan angin bisa mencapai 20 mil/jam.
Angin pertama bisa saja mendorong burung untuk terbang maju atau malah sebaliknya
menghempaskannya ke belakang, padahal angin kedua (susulan) dapat dengan mudah
mengandalkan kecepatan tersebut. Angin kencang dapat mencegah burung kecil untuk
migrasi.

2. Temperatur

Pada musim semi, burung-burung daerah utama lebih memilih suhu yang hangat dan
angin selatan yang dicirikan oleh adanya sistem tekanan tinggi dibelahan selatan, dimusim
gugur, mereka lebih menyukai suhu rendah dan angin utara yang terjadi mengikuti jalur
dingin didepan.

3. Curah hujan

Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan hidup flora dan fauna. Bagi
lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme terutama
berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya.

4. Kelembapan udara

Kelembapan udara merupakan menunjukan banyaknya uap air yang terkandung dalam
udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat
berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia
dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat penting.

Faktor Internal

Aktivasi kelenjer endokrin

Burung mulai bermigrasi pada waktu yang sama setiap tahun. Keberangkatan burung
untuk bermigrasi tampaknya ditentukan oleh pengaruh interakssi kompleks dari berbagai
rangsangan luar (termasuk cuaca) dan penggalan biologis yang memungkinkan burung
mengetahui perubahan musim.

Pertambahan populasi

a. Kompetisi dalam mendapatkan makanan dan air

Penyebab migrasi yang lain erat kaitannya dengan penambahan populasi baru. Ledakan
populasi akibat menetasnya anak burung menyebabkan tuntunan makanan dalam jumlah
besar secara tiba-tiba, tetapi hal ini bersifat sementara. Keadaan ini menyebabkan burung
terbang kedaerah musim semi untuk memenuhi kebutuhan makanan.

b. Kompetisi dalam mendapatkan ruang tinggal

Pertambahan populasi juga menyebabkan dampak yang bersifat permanenan, seperti


perubahan ruang tinggal atau daerah kekuasaan. Hal ini juga akaan semakin potensial terjadi
jika pada daerah itu terdapat banyak spesies yang saling berkompetisi.

Dalam praktikum anti predator, praktikan mengamati tingkah laku burung serta reaksi
yang dilakukan ketika mereka merasa terancam. Perilaku tersebut dalam ekologi dinamakan
anti-predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan dari prey terhadap gangguan yang ditimbulkan
dari luar (predator).

Reaksi anti predator yang dapat diamati pada beberapa perilaku burung gereja ( Passer
montanus ) diantaranya ketika burung menengok ke kanan dan ke kiri serta pergi menjauh
ketika praktikan mendekati pada jarak tertentu. Sedangkan perilaku mematuk-matuk pada
burung merupakan suatu tanda bahwa sikap kewaspadaan burung tersebut sedang rendah.

Perilaku burung menengok ke kanan dan ke kiri merupakan salah satu bentuk perilaku
kewaspadaan dan antisipasi mereka terhadap gangguan serta keberadaan predator yang akan
mengancam dirinya. Semakin sering burung menengok ke kanan dan ke kiri, semakin tinggi
tingkat kewaspadaannya.

Jika dilihat dari data pengamatan maka dapat terlihat bahwa frekuensi tengokkan burung
ketika mereka berada sendiri (individu) lebih besar dibandingkan dengan frekuensi tengokkan
yang mereka lakukan ketika mereka berada dalam kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa
ketika mereka berada sebagai individu mereka memiliki tingkat kewaspadaan lebih tinggi
dibandingkan ketika mereka berada dalam kelompoknya. Salah satu tekhnik prey untuk
menghindari predator adalah dengan cara hidup di dalam kelompok sehingga akan
mengurangi peluang bahwa suatu individu akan termangsa. Cara ini dikenal dengan prinsip
‘you first’.Sebaliknya perilaku mematuk-matuk merupakan perilaku yang menunjukkan
bahwa burung tersebut sedang tidak waspada
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat di simpulkan:

1. Frekuensi tengokkan burung ketika mereka berada sendiri (individu) lebih besar
dibandingkan dengan frekuensi tengokkan yang mereka lakukan ketika mereka berada
dalam kelompok.
2. Satu lagi perilaku anti predator pada burung adalah adanya ketika burung akan
terbang menjauh apabila predator (dalam hal ini manusia) memasuki jarak yang
menurut mereka membahayakan
3. Burung mempertahankan diri dengan memberi peringatan berupa suara atau dengan
meningkatkan kewaspadaannya, misalnya pada burung yang akan memberikan
peringatan dengan mengeluarkan suara atau dengan menggerakan kepalanya kekanan
dan kekiri.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto E. 2007. Anti Predator pada Passer Montanus. Indonesia: Universitas Panjajaran.

Agrawal ,A. A. 2001. Ecology - Phenotypic Plasticity in the Interactions and Evolution of
Species. Science, 294: 321-326.

Bibby C. 2000. Teknik Ekspedisi Laporan Survey Burung. Bogor Indonesia Bird International
Indonesia Programme.

Caro ,T. M. 2005. Antipredator Defenses in Birds and Mammals.University of Chicago Press,
Chicago, IL.Cresswell W, 2008, Non-lethal effects of predation in birds.Ibis, 150: 3-
17.

McNaughton. S. J. 1990. Ekologi Umum Ed. 2 . Yogyakarta:UGM.

Seress, G dan Sulin. 2007. Populasi Burung Gereja Di Lahan Pertanian. Jurnal Pertanian.
Vol 36(4): 17-21.

Sugianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Jakarta :
BumiAksara.

Sukarsono. 2003. Pengantar Ekologi Hewan: Konesp Perilaku, Psikologi dan Koman
.Malang: UMM Universitas Muhammadiyah Malang.

Wolf C. 1990. Ekologi Umum Jilid 2. Yogyakarta : UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai