ENDOSITOSIS
KELOMPOK 1
DEPERIA (17177043)
LUKKY JET ZARMI CHANDRA (17177021)
MINDA SINTIA (17177022)
YOANDA RESKI AMALLIA (17177037)
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. YUNI AHDA, M.Si.
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Endositosis” dengan lancar. Penulisan makalah ini merupakan kewajiban dan
sebagai tugas mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler.
Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini, banyak
mendapatkan bimbingan dan nasehat, serta bantuan dari berbagai pihak. Berkaitan
dengan hal tersebut kami mengaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis terus menunggu saran dan kritik yang
sifatnya membangun dan positif. Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan pihak yang berkepentingan.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah transitosistasi ke dalam sel membran plasma-endositosis?
2. Bagaimanakah sel pagositosis khusus bisa menelan partikel besar?
3. Bagaimanakah bentuk vesikel pinositosis dari lubang berlapis pada
membran plasma?
4. Mengapa tidak semua vesikel pinositosis adalah clathrin berlapis?
5. Bagaimana sel memasukkan makromolekul ekstraseluler terpilih oleh
endositosis yang diperantarai reseptor?
6. Bagaimanakah material endositosis yang tidak diperoleh dari kenaikan
endosom lisosom?
7. Bagaimanakah protein spesifik yang dipindahkan dariendosom awal dan
kembali ke membran plasma?
8. Bagaimanakah pembentukan badan multivesikular dari jalur menuju
endosoms akhir?
9. Bagaimanakah transfer makromolekul melalui lembar sel epitel oleh
transitosis?
10. Mengapa sel epitel memiliki dua endosom alawal berbeda kompartemen
tapi endosom akhir umum kompartemen?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengkaji tentang transitosistasi ke dalam sel membran plasma-endositosis.
2. Mengkaji tentang sel pagositosis khusus bisa menelan partikel besar.
3. Mengkaji tentang bentuk vesikel pinositosis dari lubang berlapis pada
membran plasma.
4. Mengkaji tentang tidak semua vesikel pinositosis adalah clathrin berlapis.
5. Mengkaji tentang bagaimana sel memasukkan makromolekul ekstraseluler
terpilih oleh endositosis yang diperantarai reseptor.
6. Mengkaji tentangmaterial endositosis yang tidak diperoleh dari kenaikan
endosom di lisosom.
3
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan dasar perkuliahan Biologi Sel.
2. Memberikan informasi dan menambah pengetahuan mengenai transfor
molekul ke dalam sel (Endositosis).
3. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang relevan
dan yang terkait dengan materi Endositosis.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada endositosis, sel mengambil molekul biologis dan partikel dengan cara
membentuk vesikel baru dari membrane plasma. Walaupun protein yang terlibat
dalam kedua proses transitosis masal berbeda, peristiwa endositosis terlihat seperti
kebalikan eksositosis. Daerah kecil pada membran plasma melekuk kedalam
membentuk kantong ke dalam. Ketika bertambah dalam, kantong pun terlepas dari
membran plasma, membentuk vesikel yang mengandung materi yang sebelumnya
berada diluar sel.
Ada tiga tipe endosistosis:
1. Fagositosis (pemakan seluler)
Dalam fagositosis sel menelan partikel dengan cara menyelubungi partikel
dengan seudopodia dan mengemasnya dalam kantong berselaput membran
yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Partikel dicerna setelah
vakuola berfusi dengan lysosom yang mengandung enzim hidrolitik.
Contohnya: Amoeba
2. Pinositosis (peminum seluler)
Dalam pinositosis sel meneguk droplet-droplet pada cairan ekstraseluler
kedalam vesikel kecil. Bukan cairan itu sendiri yang dibutuhkan oleh sel,
melainkan molekul yang terlarut dalam droplet tersebut. Karena semua zat
yang terlarut ditelan leh sel, zat yang ditransitosis oleh pinositosis tidak bersifat
spesifik. Contohnya: pembentukan vesikel pinositosis dalam sel yang melapisi
pembuluh darah kecil pada sel hewan.
3. Endositosis diperantarai reseptor (reseptor mediated endositosis)
Endositosis di perantarai reseptor memungkinkan sel memperoleh zat spesifik
dalam jumala yang besar, meskipun zat tersebut mungkin terdapat terlalu
banyak dalam cairan ekstraseluler. Dalam membran tertanam protein dengan
situs resptor spesifik yang terpapar ke cairan elstraseluler. Protein reseptor
biasanya telah mengumpul di wilayah-wilayah membran yang disebut ceruk
selaput, dengan bagian menghadap sitoplasma dilapisi oleh lapisan rapat
protein selaput. Zar spesifik (ligan) berikatan dengan reseptor-rseptor ini.
5
(berdiameter 100 nm). Kebanyakan sel eukarotik selalu menelan cairan dan
larutan secara pinositosis, sedangkan partikel besar decerna oleh sel pagosit
khusus.
B. Sel Pagositosis Khusus dapat Mencerna Partikel Besar
Pagositosis adalah bentuk khusus dari endositosis sehingga partikel besar
seperti mikroorganisme dan sel mati dicerna melalui vesikel endositik yang
disebut dengan pagosom. Pada protozoa, fagositosis adalah bentuk dari proses
pencernaan dimana partikel besar di tarik ke dalam pagosom berakhir di lisosom.
Dan hasil pencernaan berikut nya di teruskan ke sitoplasma untuk dipergunakan
sebagi makanan. Akan tetapi, beberapa sel pada organisme multiselular dapat
mecerna partikel besar dengan baik.Pada lambung hewan, contohnya, zat tertentu
dari makanan di hancurkan diluar sel dan hasil perombakanya sangat berguna bagi
sel.
Pagositosis sangat penting bagi hewan untuk tujuan lain selain gizi, dan
terutama dilakukan oleh sel khusus yang disebut dengan profesional pagosit, pada
mamalia, tiga macam dari sel darah putih berperan sebgai profesianal fagosit –
makrofage, neutofil, dan sel dendritik. Semua sel ini berkembang dari sel induk
hematopoietic dan berfungsi melawan infeksi yang disebabkan oleh serangan
mikroorganisme. Makrofage juga berperan penting dalam mengumpulkan sel tua
dan sel yang telah mati oleh apoptosis. Secara kuantitatif, fungsi yang terakhir
merupakan fungsi yang sangat penting: setiap hari sel makrofage pada tubuh kita
memfagosit 1011 sel darah merah yang sudah tua.
permukaan sel dan volume tetap tidak berubah selama proses ini, jelas bahwa
jumlah antara membran yang dihilangkan oleh endositosis sama dengan yang
ditambahkan ke permukaan sel oleh eksositosis. Dalam hal ini, endositoss dan
eksositosis terikat ada proses yang dapat dianggap sebagai sebuah siklus
endocytic-exocytic.
Bagian siklus endositik sering dimulai pada clarithrin lubang berlapis..
Bagian khusus pada wilayah ini secara khas menempati 2% dari keseluruhan
wilayah membran plasma. Masa pembentukan dari bagianclarithrin-coated
singkat: dalam satu menit atau lebih, dia akan melipat ke dalam sel dan
memasukkan nya membentuk vesikel clarithrin berlapis. Telah diperkirakan setiap
menit, sekitar 2500 vesikel clarithrin-berlapis meninggalkan membran plasma dari
kultur fibroblas. Bahkan lapisan vesikel lebih bersifat sementara dibandingkan
bagian isi clarithrin berlapis :dalam hitungan detik akan terbentuk, mereka
menyelubungi matelnya dan dapat menyatu dengan endosom awal. Karena cairan
ekstraselular terperangkap dalam lubang clathrin berlapis sehingga mereka
membentuk vesikel berlapis, zat apapun yang terlarut dalam cairan ekstraselular
diinternalisasikan, proses tersebut disebut fase cairan endositosis.
D. Tidak Semua Vesikel Pinositosis merupakan Clathrin Berlapis
Selain bagian isi clathrin berlapis dan vesikel, ada mekanisme lain yang
dapat membentuk vesikel pinositik. Salah satu dari jalur ini dimulai dari
Caveolae( dalam bahsa latin “rongga kecil”) secara umum dikenali dengan
kemampuan mereka untuk mengangkut molekul melewati sel endotel, yang
membentuk lapisan pembuluh darah. Caveolae muncul dalam mebran plasma dari
sebagian besar jenis sel, dan beberapa dari mereka terlihat seperti lipatan yang
sangat invaginasidalam mikroskop elektron. Mereka diperkirakanterbentuk dari
susunan lipid, yang menempeli bagian membran plasma yang sangat bnyak
mengandung kolesterol, glycosphingolipid, dan GPImebran protein. Struktur
utama protein dalam caveolae adalah caveolin, sebuah penggandaan membran
protein integral yang menjadi bagian dari kelompok protein yang heterogen.
Berbeda dengan clarithrinberlapis dan COPI atau COPII vesikelberlapis,,
caveolae diperkirakan melipat dan mengumpulkan protein pembawa berdasarkan
10
komposisi lemak dari membran caveolar, dari pada menyusun lapisan cairan
proteinsitosol. Caveolae menagkap dari membran plasma dan mengantarkannya
menuju bagian seperti endosom atau (dalam prosesnya disebut transytosis) ke
membran plasma pada sisi berlawanan dari sel yang terpolarisasi. Beberapa virus
hewan juga memasuki sel di turunan vesikel dari caveolae. Virus pertamakali
memasuki bagian seperti endosom, dari posisi tersebut mereka pindah ke RE. Di
RE mereka memasukkan materi genetik nya ke sairan sel
danmemulaisikluspenyebaran.i. Hal ini masih menjadi misteri bagaimana material
endositosis dalam vesikel caveolae bisa lenyap di berbagai tempatberbeda di
dalam sel.
Reseptor transferin mengikuti jalur daur ulang yang sama, tetapi juga
mendaur ulang ligan. Transferin adalah protein larut yang membawa zat besi
dalam darah. Permukaan sel reseptor transferrin memberikan transferin dengan
zatbesi terikatke endosomawal melalui reseptor-mediated endositosis. PH yang
17
mengikat EGF, dan kebanyakan dari mereka tidak mendaur ulang tetapi
terdegradasi dalam lisosom, bersamadengan EGF yang di cerna. EGF terikat
sehingga mengaktifkan jalur sinyal intraseluler pertamadan kemudian
menyebabkan penurunan konsentrasi reseptor EGFpada permukaan sel, proses
yang disebut reseptor down-regulasi yang mengurangi sensitivitas sel selanjutnya
untuk EGF .
H. Badan Multivesikuler Terbentuk dalam Jalur Menuju Endosom Akhir
Belum pasti bagaimana molekul endositosis bergerak dari awal hingga
akhir, hingga ia berakhir di lisosom. Dalam proses ini endosom awal berpindah
secara perlahan-lahan bersama mikrotubulus menuju interior sel, menumpahkan
tubulus dari material untuk didaur ulang untuk plasma membran. Perpindahan
tempat pada endosoms menyertakan sejumlah besar membran invaginasi dan
secara internal menjepit-vesikel disebut juga dengan badan multivesikular
(Gambar 13-48). Belum diketahui apakah badan multivesikular akhirnya menyatu
dengan kompartemen endosomal akhir, jika mereka menyatu satu sama lain maka
terbentuk endosom akhir. Pada akhir jalur ini, endosom akhir diubah menjadi
lisosom sebagai hasil fusi endosom akhir dengan vesikel transitosist bantalan
hidrolase dari jaringan trans Golgi meningkatkan pengasamannya (Gambar 13-
49).
19
ini disimpan dalam daur ulang endosom secara terspesialisasi sampai hormom
insulin mentimulasi sel untuk meningkatkan glukosa yang diambil. Sebagai
respon dari sinyal insulin, vesikel transitosist dengan cepat bertunas dari endosom
yang dikembalikan dan mengirim sejumlah besar pengangkut glukosa ke
membrane plasma. Dengan demikian jumlah glukosa yang dibawa masuk ke
dalam sel akan meningkat (gambar 13-52).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sel menelan cairan, molekul, dan partikel melalui proses endositosis, yang
yang diletakkan di daerah invaginasi membran plasma dan membentuk vesikel
endositik. Endositosis pada sel (transitosistasi sel melalui membran plasma),
terjadi dengan cara fagositosis, terbentuknya vesikula pinositosis,terbentuknya
badan multivesikular dan transitosis makromolekul melalui transitosis.
Banyak dari molekul endositosit dan partikel berakhir dili sosom, dimana
mereka terdegradasi. Endositosis terjadi baik secara konstitutif dan juga sebagai
respon pemicu sinyal ekstraseluler. Endositosis begitu luas dalam banyak sel yang
sebagian besar dari membrane plasma diinternalisasikan setiap jam. Sebagian
besar komponen membrane plasma (protein dan lipid) yang mengalami
endositosis dikembalikan ke sel permukaan melalui proses eksositosis. Dalam
skala besar siklus endositosis-eksositosis dimediasi oleh celah clathrin berlapis
dan vesikula.
Banyak permukaan sel reseptor yang mengikat makromolekul ekstraseluler
spesifik menjadi lokasi celah clathrin berlapis. Sebagai hasilnya, mereka dan
ligannya secara efisien terinternalisasi dalam vesikel clathrin berlapis, proses yang
disebut endositosis mediasireseptor. Vesikula endositis berlapis dengan cepat
menumpahkan clathrin mereka dan melebur dengan endosom awal.
Sebagian besar ligan memisahkan dari reseptor mereka dalam lingkungan
asam endosomdan akhirnya berakhir dilisosom, sementara sebagian besar reseptor
didaur ulang melalui vesikel transport balik kepermukaan sel untuk digunakan
kembali. Tetapi reseptor-ligan kompleks dapat mengikuti jalurlain dari endosom
alkompartemen. Dalam beberapa kasus, baik reseptor dan ligan akhir terdegradasi
dalam lisosom, sehingga regulasi reseptor menurun. Dalam kasus lain, keduanya
dipindahkanke bagian membran plasma utama yang berbeda, dan ligan terlepas
melalui proses eksositosis kepermukaan sel yang berbedadari yang asalnya, proses
itu disebut transitosis. Jalurtr ansitosis meliputidaur ulang endosom, di mana
endosito sitplasma protein membrane dapat disimpan sampai mereka dibutuhkan.
25
B. Saran
Makalah ini dibuat agar kita lebih mudah membaca dan memahaminya.
Demikianlah penulisan makalah ini kami tahu masih banyak kekurangan disana-
sini, maka dengan itu kami mengharapkan kritik dan sarannya bagi pembaca.
26
1
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, Bruce, dkk. 2002. Molecular Biology Of The Cell Fourth Edition. New
York: Garland Science.
Campbell. 2008. BiologiEdisi 8, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.