Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman hayati merupakan salah satu cabang ilmu yang

mempelajari masalah tumbuhan mulai dari klasifikasi, ciri-ciri maupun struktur

tumbuhan tersebut. Lingkungan menjadi tempat hidup lebih dari jutaan spesies

tumbuhan, sehingga dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temukan

beragam spesies tumbuhan di sekeliling kita, ada beberapa tumbuhan yang kita

ketahui nama daerah maupun nama ilmiahnya namun tidak sedikit pula

tumbuhan yang tidak kita ketahui namanya. Tumbuhan memiliki nama yang

berbeda-beda walaupun dalam satu genus, memiliki bentuk dan warna yang

sama. Hal ini dikarenakan oleh perbedaan spesies pada suatu tumbuhan

tersebut, sehingga untuk menentukan nama spesies tersebut harus dilakukan

pengklasifikasian.

Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan

dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak

persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit

persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya.

Pengklasifikasian tumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan kunci

determinasi. Kunci determinasi memungkinkan kita untuk mengelompokkan

suatu takson dalam satu jenis sehingga dapat dilihat persamaan dan

perbedaannya.

Kunci determinasi adalah suatu kunci yang digunakan untuk identifikasi

makhluk hidup berupa keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup. Identifikasi


merupakan kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi mencakup dua

kegiatan, yaitu klasifikasi dan tata nama. Menggunakan kunci determinasi

dalam menentukan jenis dari suatu spesies haruslah membutuhkan ketelitian

agar tidak terjadi kesalahan dalam menetukan jenis spesies, sehingga perlu

dilakukan praktikum mengenai determinasi dan penyusunan kunci determinasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana memahami cara determinasi tumbuhan yang belum anda kenal.

2. Bagaimana memahami konsep-konsep penyusunan kunci determinasi.

3. Bagaimana memahami perbedaan antara tipe-tipe kunci determinasi.

4. Bagaimana mengetahui cara pembuatan berbagai tipe kunci determinasi dan

mengetahui kegunaannya.

5. Bagaimana mengetahui kerugian dan keuntungan masing-masing tipe kunci

determinasi.

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami cara determinasi tumbuhan yang belum anda kenal.

2. Untuk memahami konsep-konsep penyusunan kunci determinasi.

3. Untuk memahami perbedaan antara tipe-tipe kunci determinasi.

4. Untuk mengetahui cara pembuatan berbagai tipe kunci determinasi dan

mengetahui kegunaannya.
5. Untuk mengetahui kerugian dan keuntungan masing-masing tipe kunci

determinasi.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat memahami cara determinasi tumbuhan yang belum anda kenal.

2. Dapat memahami konsep-konsep penyusunan kunci determinasi.

3. Dapat memahami perbedaan antara tipe-tipe kunci determinasi.

4. Dapat mengetahui cara pembuatan berbagai tipe kunci determinasi dan

mengetahui kegunaannya.

5. Dapat mengetahui kerugian dan keuntungan masing-masing tipe kunci

determinasi.
II. TIJAUAN PUSTAKA

A. Kunci Determinasi

Kunci determinasi merupakan media yang digunakan dalam proses

identifikasi suatu makhluk hidup, sedangkan untuk mengamati makhluk hidup

yang beraneka ragam yang tidak mungkin untuk didatangkan langsung di kelas

maka diperlukan suatu sumber yang dapat memberikan informasi yang lengkap

tentang makhluk hidup tersebut. pembelajaran memiliki keunggulan karena

mengembangkan daya kreativitas dan penalaran siswa, memotivasi siswa untuk

belajar dan memudahkan siswa memahami, membandingkan dan menganalisis

materi yang sedang dipelajari (Purnamasari, 2012).

Determinasi dilakukan untuk memudahkan dalam menentukan jenis dari

suatu spesies. spesies yang telah diketahui jenisnya kemudian dilakukan

pemberian nama. Nama lokal untuk satu spesies tumbuhan relatif banyak,

sehingga untuk memudahkan komunikasi secara ilmiah, dibentuklah tata nama

ilmiah spesies yang diprakarsai oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1.500-an.

Nama spesies dibuat dalam Bahasa Latin atau bahasa yang dilatinkan, dengan

mengikuti Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan. Nama tumbuhan dalam

bahasa latin dengan istilah nama ilmiah. Nama ilmiah tumbuhan pada

umumnya hanya digunakan dalam dunia pendidikan maupun pertemuan ilmiah

(Silalahi, 2016).
B. Proses Determinasi

Mendeterminasi tumbuhan pertama sekali yang perlu dilakukan adalah

adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut. Cirri-ciri morfologis

yang digunakan dalam klasifikasi ialah bagian vegetatif atau bagian yang ada

kaitannya dengan reproduksi. Contoh bagian vegetatif antara lain yaitu ada

tidaknya jaringan pembuluh, macam serta kedudukan daun, dn cirri-ciri organ

lainnya. Pada umumnya, struktur reproduktif lebih luas penggunaannya

dibandingkan dengan struktur vegetatif. Banyak studi tentang morfologi

tumbuhan memperlihatkan bahwa struktur yang berhubungan dengan alat

reproduktif ternyata hanya sedikit yang mengalami perubahan selama evolusi

dibandingkan dengan struktutr vegetatifSetelah dilakukan pengamatan terhadap

cirri-ciri morfologi, langkah selanjutnya adalah membandingkan atau

mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah

dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara berikut diantaranya

yaitu ingatan, bantuan ahli, specimen acuan, pustaka, computer (Munawaroh,

2016).

C. Tahapan Determinasi

Spesimen yang telah dikoleksi dikumpulkan semua datanya. Data

spesimen berupa semua tulisan yang terdapat pada label spesimen dan

morfologinya. Data morfologi spesimen didapatkan dengan melakukan

pengamatan morfologi spesimen yang dikoleksi. Setelah didapatkan data

spesimen, data tersebut disusun menjadi deskripsi. Deskripsi jenis disusun


sesuai dengan urutannya. Catatan tentang informasi tambahan mengenai

spesimen yang diamati seperti persebaran, habitat dan ekologi, nama daerah

dan spesimen yang diamati dalam penelitian ditulis dibawah deskripsi

morfologi jenis.. Karakter morfologi jenis spesimen yang dapat dibedakan

dengan jenis spesimen lainnya dipilih. Selanjutnya karakter state dari karakter

morfologi tersebut disusun dalam bentuk skor (0,1,2, dst.). Data tersebut

disusun dalam tabel matriks untuk selanjutnya dibuat pohon fenetik jenis

spesimen. Pembuatan Kunci Determinasi Karakter morfologi yang memiliki

karakter state berbeda pada tabel matriks dipilih. Karakter morfologi yang

karakter state berbeda tersebut menjadi bait (pertanyaan/ penuntun) lalu

disusun menjadi kuplet dengan karakter penegas yang bertentangan dan

diberikan nomor. Lalu, jawaban (nama spesimen yang diidentifikasi) dituliskan

pada akhir bait (Putri, 2015).

D. Manfaat Kunci Determinasi

Penggunaan kunci determinasi dalam pembelajaran memiliki keunggulan

karena mengembangkan daya kreativitas dan penalaran siswa, memotivasi

siswa untuk belajar dan memudahkan siswa memahami, membandingkan dan

menganalisis materi yang sedang dipelajari. Kemampuan dalam

mengklasifikasi adalah kemampuan yang penting dalam pembelajaran MIPA,

terutama Biologi. Kemampuan tersebut akan membantu para siswa dalam hal

membedakan, melakukan pengelompokan, melakukan kategorisasi,

menghubungkan konsep dan lain-lain. Kemampuan mengklasifikasi tersebut

tidak terlepas dari pembelajaran (Putri, 2016).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Oktober 2019 pada pukul

07.30- Selesai WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Unit Botani, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu oleo, Kendari.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Table 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaannya.


No. Nama Alat Kegunaan
1. Buku gambar Untuk menggambar objek pengamatan
2. Pensil Sebagai alat gambar
3. Buku kunci Untuk mengklasifikasikan
determinasi

C. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Table 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1. Durian (Durio Sebagai objek pengamatan
sp.)
2. Kembang sepatu Sebagai objek pengamatan
Hibiscus rosa-
sinensis)
3. Kersen Sebagai objek pengamatan
(Montingia
calabura
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengamati sifat dari ciri bahan tumbuhan yang disediakan dan ditentukan

nama jenis untuk bahan-bahan yang disediakan.

2. Membuat berbagai tipe kunci determinasi berdasarkan bahan tumbuhan

yang tersedia. Apabila sifat dan ciri yang tersedia masih dirasakan kurang,

silahkan mengambil dari uraian yang tersedia di dalam pustaka.

3. Membuat laporan praktikum yang menjelaskan tujuan praktikum yang

diuraikan di atas
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan

No Nama Gambar
Bahan Pengamatan Literature
1 2 3 4
1. Kembang sepatu
(Hibiscus rosa-
sinensis)

Kunci determinasi Klasifikasi


1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b- Regnum : Plantae
10b-11b-12b-13b-14a- Divisi : Magnoliophyta
15a-109b-119b-120b- Kelas : Magnoliopsida
128b-129b-135b-136b- Ordo : Malvales
139b-140b-142b-143b- Famili : Malvaceae
144a Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-
sinensis
2. Durian (Durio
sp.)

Kunci determinasi Klasifikasi


1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b- Regnum : Plantae
10b-11b-12b-13b-14a- Divisi : Magnoliophyta
15a-109b-119b-120b- Kelas : Magnoliopsida
128b-129b-135b-136b- Ordo : Malvales
139b-140b-142b-143b- Famili : Bombaceae
144b-145b Genus : Durio
Spesies : Durio sp.
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4
3 Kersen
(Montingia
calabura)

Kunci determinasi Klasifikasi


1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b- Regnum : Plantae
10b-11b-12b-13b-14a- Divisi : Magnoliophyta
15a-109b-119b-120b- Kelas : Magnoliopsida
128b-129b-135b-136b- Ordo : Malvales
139b-140b-142b-143b- Famili : Elaeocarpaceae
146b-154b-155b-156b- Genus :Muntingia
162b-163b-169b-171b- Spesies : Muntingia
177b-179b-180b-182b- calabura
183b-184b-185b-186a

B. Pembahasan

Determinasi yaitumembandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan

lain yang sudah dikenal sebelumya (dicocokkan atau dipersamakan), karena di

dunia ini tidak ada dua benda yang identic atau persis sama, maka istilah

determinasi dianggap lebih tepat dari pada istilah identifikasi. Mendeterminasi

tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan

tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga,

buah dan lain-lainnya).

Kunci determinasi analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan

cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci determinasi bertakik dan kunci

parallel. Kunci determinasi bertakik pada tempat tertentu dari pinggir

(menjarak pada jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan, dimana
antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan

ditakikkan lebih ketengah lagi dari pada takik awal atau pinggir yang

memenuhi ciri penuntun pertama dari baik penuntun pertama maupun

penuntun yang dipisahkan berjauhan, sehingga unsur-unsur takson yang

mempunyai ciri yang sama jadi bersatu dan bisa terlihat sekaligus.

Kunci parallel berbeda dengan kunci bertakik, penuntun-penuntun kunci

parallel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun

seperti gurindam atau sajak. Akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang

harus diikuti dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diproleh nama takson

tumbuhan yang dicari. Kunci parallel lebih menhemat tempat dibandingkan

dengan kunci brtakik. Kunci ini lebih efidien untuk bahan takson yang banyak,

sehingga banyak digunakan dalam buku-buku flora.

Determinasi yang telah dilakukan pada praktikum ini menggunakan

kunci determinasi bentuk bertakik. Hasil determinasi diproleh pada tumbuhan

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) memiliki kunci determinasi 1b-2b-3b-

4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-128b-129b-135b-

136b-139b-140b-142b-143b-144a. tumbuhan ini tergolong dalam family

malvaceae, memiliki habitus semak, tergolong tumbuhan berbunga dengan

bunga sejati, daunnya tergolong daun tunggal (folium simplex) yang tidak

lengkap karena tidak memiliki upih (vagina), bentuk daun (circumscriptio)

berbentuk jorong (ovalis), tulang daun (nervatio) adalah menyirip (penninervis)

daunnya tersebar kadang-kadang sebagian berhadapan, tidak memiliki getah.

Batang (caulis) berbentuk bulat (teres), tidak memiliki duri (spina), bunganya
tumbuh pada ujung batang (flos terminalis), bunga tak bertaj tangkai sarinya

saling berlekatan.

Pengamatan durian diproleh kunci determinasi yaitu 1b-2b-3b-4b-6b-7b-

9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-128b-129b-135b-136b-139b-

140b-142b-143b-144b-145b. tumbuhan ini merupakan tumbuhan dari family

bombaceae, memiliki habitus pohon dengan batang berwarna coklat keputih-

putihan berbentuk bulat (teres) dan pola percabangannya adalaha monopodial.

tidak memiliki getah, Daun (folium) merupakan kelompok daun tunggal

(folium simplex) yang tidak lengkap karena tidak memiliki upih (vagina),

bentuknya (circumscriptio) adalah memanjang (oblongus). Bunganya tergolong

bunga tunggal (flos uniflora) dengan buah yang tergolong buah buni. Tangkai

daunnya gembung.

Pengamatan terakhir pada kersen (Montingia calabura). Hasil

pengamatan diproleh kunci determinasi yaitu 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-

12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-128b-129b-135b-136b-139b-140b-142b-143b-

146b-154b-155b-156b-162b-163b-169b-171b-177b-179b-180b-182b-183b-184b-

185b-186a. termasuk dalam famili Elaeocarpaceae, memiliki habitat semak dengan

sistem perakaran tunggang.batangnya berbentuk bulat (teres) dengan warna putih

keabu-abuan.permukaan batang berbulu halus, silindris dengan sistem percabangan

simpodial. Daun (folium) tergolong daun tunggal (folium simplex) yang tidak lengkap

karena tidak memiliki upih (vagina). Bentuk daun (circumscrioptio) adalah jorong

(ovalis) dan letaknya berseling. Bunganya tunggal (planta uniflora) dengan buahnya

tergolong buah buni.


DAFTAR PUSTAKA

Munawaroh, R.P., Agung, B.P., Dwi, I.F., Muhammad, K.M. dan Mahmud, B.,
2016, Determinasi dan Pencandraan Tumbuhan, Skripsi, Politeknik
Negeri Jember, Jawa Timur.

Purnamasari, H., Margareta, R. dan Chasnah, 2012, Kunci Determinasi dan


Flashcard sebagai Media Pembelajaran Inkuiri Klasifikasi Makhluk
Hidup SMP, Unnes Science Education Journal, 1(2): 104

Putri, R.T., Rugayah dan Agung, S., 2015, Keanekaragaman, Deskripsi dan Kunci
Determinasi Artabotrys r. br. (Annonaceae) Pulau Jawa dan Kepulauan
Sunda Kecil, Jurnal Bioma, 11(1): 78

Putri, L.O.L, 2016, Kartu Indentifikasi Filum sebagai Media Pembelajaran yang
Inovatif untuk Mempelajari Materi Klasifikasi Hewan, Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia, 2(1): 33

Silalahi, M., 2016, Pengetahuan Mahasiswa terhadap Keanekaragaman Tumbuhan


di Lingkungan Kampus (Studi Kasus Prodi Pendidikan Biologi Uki),
Jurnal Biologi, 9(1): 20

Anda mungkin juga menyukai