Anda di halaman 1dari 24

DISUSUN OLEH

RESTAPI DEA PERTIWI


7,3

Makalah angiospermae dan gymnospermae


Makalah: Pengenalan Tumbuhan Angiospermae
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam Angiospermae yang merupakan
kelompok tumbuhan yang mendominasi daratan lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies
tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat
berupa akar misalnya wortel, kangkung, bit ; buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, pepaya; buah dan
biji Leguminosae, buah kariopsis dari Graminae misalnya padi dan jagung. Angiospermae dibedakan ke
dalam dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan Graminae, anggrek, palem,
bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil
memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh tersebar; daun mahkota bunga 3 atau
kelipatannya, dan memiliki akar serabut. Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies adalah
tumbuhan dikotil. Kelompok tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan
penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan daun menjari, berkas
pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem
akar tunggang.

BAB II
PEMBAHASAN
Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan
berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai
tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah
atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan
pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka pada sikas dan
tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851
Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan
berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang
benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji
yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan
hingga sekarang.
Dalam sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan berbunga ditempatkan pada berbagai takson. Selain
Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan Anthophyta ("tumbuhan bunga"). Sistem Wettstein dan
Sistem Engler menempatkan Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem Reveal memasukkan semua
tumbuhan berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina, namun pada edisi lanjut memisahkannya menjadi
Magnoliopsida, Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan kelompok
ini ke dalam tingkat divisio dengan nama Magnoliophyta. Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992)
menggunakan nama Magnoliopsida dan meletakkannya pada tingkat kelas. Saat ini, sistem klasifikasi yang
paling akhir, seperti sistem APG (1998) dan sistem APG II (2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu
kelompok takson tersendiri melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani resmi dengan nama
angiosperms (sistem ini menggunakan nama-nama bahasa Inggris atau diinggriskan untuk nama-nama tidak
resmi).

Klasifikasi internal kelompok ini mengalami banyak perubahan. Sistem Klasifikasi Cronquist (1981) masih
banyak dipakai tetapi mulai dipertanyakan keakuratannya dari sisi filogeni terutama karena bertentangan
dengan hasil-hasil penyelidikan molekular. Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga
dikelompokkan mulai tercapai sejak hasil "Angiosperm Phylogeny Group" (APG) dikeluarkan pada tahun
1998 dan diperbaharui (update) pada tahun 2003 sebagai Sistem Klasifikasi APG II.
Sistem Cronquist membagi tumbuhan berbunga menjadi dua kelompok: Magnoliopsida dan Liliopsida.
Nama pemeri lain yang diizinkan dalam Pasal 16 ICBN adalah Dicotyledoneae (dikotil) dan
Monocotyledoneae (monokotil) atas dasar sejarah dan menunjukkan satu ciri cukup mudah untuk diamati
meskipun tidak selalu demikian: tumbuhan dikotil memiliki dua daun lembaga sedangkan tumbuhan
monokotil memiliki satu daun lembaga.
Sistem APG, yang menggunakan konsep kladistika dan banyak memakai metode pengelompokan statistika
(clustering) serta memasukkan data-data molekular, mendapati bahwa monokotil merupakan kelompok
monofiletik atau holofiletik, dan menamakannya monocots (bentuk jamak dari monocot), tetapi dikotil
ternyata tidak (disebut sebagai kelompok bersifat parafiletik). Meskipun demikian terdapat kelompok besar
dikotil yang monofiletik yang dinamai eudicots atau tricolpates. Nama eudicot berarti "dikotil sejati" karena
menunjukkan ciri-ciri yang biasa dinyatakan sebagai ciri khas dikotil, seperti bunga dengan empat atau lima
mahkota bunga dan empat atau lima kelopak bunga. Sisa dari pemisahan ini, yang tetap parafiletik, biasa
dinamakan sebagai paleodicots (paleo- berarti "purba" atau "kuno") untuk kemudahan penyebutan.
Penyelidikan menggunakan filosofi filogeni hingga sekarang telah menemukan delapan kelompok utama
pada tumbuhan berbunga, yaitu monocots, eudicots, Amborellales, Nymphaeales, Austrobileyales,
Chloranthales, Ceratophyllales, dan magnoliids. Hubungan di antara mereka hingga sekarang masih terus
diselidiki.
Tumbuhan berbiji tertutup (Magnoliophyta atau Angiospermae, dibaca angiosperme dengan "e" terakhir
dibaca panjang) atau tumbuhan berbunga adalah kelompok terbesar tumbuhan yang hidup di daratan.
Namanya diambil dari cirinya yang paling khas, yaitu menghasilkan alat reproduksi dalam bentuk bunga
atau karena bakal bijinya terbungkus oleh karpela atau daun buah. Ciri yang terakhir ini membedakannya
dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain: Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka.
Nama Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa Yunani Kuno: αγγειον (aggeion,
"penyangga" atau "pelindung") dan σπερμα (sperma, "biji") yang diperkenalkan oleh Paul Hermann pada
tahun 1690. Dalam sebagian besar sistem taksonomi moderen, kelompok ini sekarang menempati takson
sebagai divisi dan menggunakan nama kelompok (yaitu magnolia) yang menunjukkan keseluruhan ciri-ciri
khasnya: Magnoliophyta, namun klasifikasi terbaru berdasarkan APG menempatkannya dalam suatu klade
yang tidak memiliki suatu takson resmi.
Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri terwariskan) yang khas
dikembangkan oleh kelompok ini. Semua ciri-ciri ini terletak pada bagian reproduktif. Berikut adalah ciri-
ciri tersebut:

• Bunga
Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain.
Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas kemampuan evolusi dan lungkang (ruang hidup atau
niche) ekologisnya sehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan.

• Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan berbiji
terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk
mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.

• Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi


Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel) sangat
membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan
pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae
waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.

• Karpela menutup rapat bakal biji


Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah pembuahan yang
tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah
pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah
berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses
penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
• Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya tujuh sel
dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup
tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya.
Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang jauh lebih luas.

• Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena
melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara
fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam
perkembangannya.
Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang merupakan 80%
tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil (sekitar 65.000 spesies) dan
tumbuhan dikotil (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal,
antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan
struktur akar.
Angiospermae merupakan tumbuhan berpembuluh berbiji tertutup. Organ vegetatif tumbuhan ini terdiri dari
akar, batang, dan daun. Akar, batang dan daun terdiri dari 3 sistem jaringan yang sama, yaitu: sistem
jaringan dermal/penutup, sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar. Sistem jaringan dermal
terdapat pada bagian terluar tubuh tumbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan primer, sistim jaringan ini
terdiri dari jaringan epidermis, sedangkan pada tubuh tumbuhan sekunder, epidermis digantikan oleh
jaringan periderm. Sistim jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air
dan larutan garam dari akar ke daun melalui batang; sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis dari daun ke bagian organ lainnya. Sistem jaringan pembuluh terdapat diantara sistim jaringan
dasar, yang sebagian besar terdiri dari jaringan parenkim. Perbedaan pokok antara ketiga organ tersebut
terdapat pada distribusi relatif sistem jaringan pembuluh dan sistim jaringan dasar.

Struktur Anatomi Akar


Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks,
endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas
xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil
berbeda.

Struktur Anatomi Batang


Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan
dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan
floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada
tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.

Struktur Anatomi Daun


Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma. Sistem jaringan
dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar
(mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil
khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang
daun.

Ciri morfologi
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk. Diantara adaptasi yang memungkinkan tumbuhan dapat hidup
di darat adalah kemampuannya untuk mengabsorpsi air dan mineral dari dalam tanah, menyerap cahaya
matahari dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta kemampuannya untuk hidup dalam kondisi
yang kering.
Akar dan tajuk saling bergantung satu sama lainnya, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian
sebaliknya. Karena tidak memiliki kloroplas dan hidup di tempat yang gelap menyebabkan akar tidak dapat
tumbuh tanpa gula dan nutrisi organik lainnya yang diangkut dari daun yang merupakan bagian dari sistem
tajuk. Sebaliknya batang dan daun bergantung pada air dan mineral yang diserap oleh akar.
Akar tumbuhan berfungsi sebagai penopang berdirinya tumbuhan (jangkar), pengabsopsi air dan mineral,
serta tempat penyimpanan cadangan makan. Tajuk terdiri dari batang, daun dan bunga (bunga merupakan
adaptasi untuk reproduksi tumbuhan Angiospermae). Batang adalah bagian tumbuhan yang terletak di atas
tanah, mendukung daun-daun dan bunga. Pada pohon, batang-batang meliputi batang pokok dan semua
cabang-cabang, termasuk ranting-ranting yang kecil. Batang mempunyai buku sebagai tempat melekatnya
daun, juga mempunyai ruas yakni jarak diantara dua buku. Daun merupakan tempat utama berlangsunya
fotosintesis, kendati ada beberapa spesies tumbuhan yang batangnya dapat melakukan fotosintesis karena
memiliki kloroplas. Daun terdiri dari helaian daun yang melebar (lamina) dan tangkai daun (petiol) yang
menghubungkan daun dengan batang .
Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut tunas ujung. Selain itu dijumpai
juga tunas aksilar/tunas lateral/tunas samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada
banyak tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan tunas aksilar.
Fenomena ini disebut dengan dominansi apikal yang merupakan suatu adaptasi yang dapat meningkatkan
kemampuan tumbuhan untuk memperoleh cahaya. Hal ini sangat penting apabila kerapatan vegetasi di suatu
tempat tinggi. Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem tajuk, pada kondisi tertentu
tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh. Beberapa dari tunas tersebut kemudian berkembang menjadi cabang-
cabang yang menghasilkan bunga dan yang lainnya berkembang menjadi cabang non reproduktif, lengkap
dengan tunas ujung, daun-daun dan tunas aksilar.
Beberapa modifikasi akar dan tajuk
Akar tumbuhan dapat mengalami beberapa modifikasi antara lain menjadi akar yang menyimpan cadangan
makanan (pati) misalnya pada bit gula atau akar penyimpan air pada beberapa famili Cucurbitaceae yang
tumbuh di daerah kering atau daerah yang tidak turun hujan dalam waktu yang panjang, akar nafas
(pneumatofor) yang dapat meningkatkan pertukaran gas antara udara dengan akar-akar yang terendam air
pada tanaman bakau/Avicennia nitida,akar udara pada anggrek yang dapat membantu penyerapan air hujan,
akar parasit/haustorium tali putri/Cuscuta sp , dan mikoriza yaitu simbiosis mutualisme antara akar
tumbuhan dengan cendawan
Seperti halnya akar, batang dan daun juga mengalami modifikasi. Beberapa spesies tumbuhan mempunyai
batang yang mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam, antara lain rhizoma, stolon, runner, umbi
batang (tuber), umbi lapis (bulb) serta umbi kormus (corm) . Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal
di dalam tanah atau dekat dengan permukaan tanah, mempunyai ruas-ruas yang yang pendek dan pada
bukunya terdapat daun-daun seperti sisik. Dijumpai akar adventif di sepanjang rhizoma, terutama di
permukaan bawahnya . Rhizoma dapat relatif tebal, berdaging, merupakan tempat disimpannya cadangan
makanan misalnya pada famili Zingiberaceae (jahe-jahean). Runner adalah batang yang tumbuh horizontal
di atas tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah, mempunyai ruas yang panjang misalnya pada
tanaman strawberry. Stolon mirip dengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegak di dalam tanah. Pada
kentang, beberapa ruas di ujung stolon berkembang membentuk umbi batang. Mata tunas pada umbi kentang
merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setiap mata tunas tersebut akan mampu berkembang
menjadi individu baru. Berbeda dengan umbi kentang, umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi
oleh sejumlah daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun berdaging
mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun berdaging selalu dikelilingi oleh daun-daun
seperti sisik. Umbi lapis juga dijumpai pada tanaman tulip, lili dan lain-lain. Kormus mirip dengan umbi
lapis tetapi bagian yang membengkak seluruhnya merupakan jaringan batang. Helaian daun berbentuk sisik
menutupi seluruh permukaan kormus.
Perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan adalah sel tumbuhan memiliki kloroplas yang mengandung
klorofil a dan klorofil b sebagai pigmen fotosintetiknya, sel dewasanya memiliki satu vakuola sentral yang
besar yang berfungsi membantu memelihara turgiditas sel, dan memiliki dinding sel. Dinding sel tumbuhan
terutama disusun oleh selulosa. Kebanyakan sel tumbuhan, khususnya sel yang memberikan kekuatan,
mempunyai 2 lapis dinding sel. Dinding yang pertama kali dibentuk disebut dinding primer, dinding yang
dibentuk kemudian adalah dinding sekunder bersifat lebih kaku, terdapat di antara membran plasma dan
dinding primer. Pada tumbuhan dinding primer dari sel yang berdampingan dihubungkan oleh suatu lapisan
lengket disebut lamela tengah.
Pada dinding sel tumbuhan dijumpai struktur khusus yang disebut noktah. Melalui noktah ini aliran
sitoplasma sel-sel yang berdampingan (plasmodesmata) dapat saling berhubungan. Plasmodesmata
merupakan saluran komunikasi dan sirkulasi di antara sel-sel yang berdampingan.

Jaringan
Parenkima
Jaringan ini menyusun sebagian besar tubuh tumbuhan. Sel-sel parenkima umumnya berbentuk sferis pada
awal pembentukannya, tetapi pada perkembangan selanjutnya akibat saling berdesakan satu sama lainnya
menyebabkan bentuk dan ukurannya beragam, pada umumnya berbentuk poligonal (umumnya bersisi empat
belas). Sel parenkima memiliki vakuola besar, dapat mengandung pati, minyak, tanin, kristal serta beragam
hasil sekresi sel lainnya. Sel parenkima tetap hidup setelah dewasa dan memiliki dinding primer yang tipis .
Sel parenkima dewasa dapat membelah dan berdiferensiasi menjadi tipe sel lainnya. Kemampuan sel-sel
parenkima memperbanyak diri sangat penting untuk memperbaiki jaringan yang rusak misalnya pada saat
tumbuhan terluka.
Diantara sel-sel parenkima umumnya dijumpai ruang-ruang antar sel, misalnya pada daun teratai serta
tumbuhan air lainnya yang memiliki ruang-ruang antar sel berukuran besar. Sel-sel parenkima yang
memiliki ruang-ruang antar sel yang besar disebut aerenkima. Pada daun dijumpai sel perenkima yang
mengandung kloroplas yang disebut klorenkima berperan penting dalam proses fotosintesis. Dijumpai pula
sel-sel parenkima tanpa kloroplas pada umbi, buah, biji yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan.
Beberapa sel parenkima berkembang membentuk sel transfer yang dijumpai pada jaringan nektar bunga dan
tumbuhan karnivor yang berfungsi dalam pengangkutan bahan terlarut diantara sel-sel yang berdekatan. Sel-
sel perenkima dapat mencapai umur yang panjang, pada beberapa tumbuhan kaktus sel parenkima dapat
mencapai umur 100 tahun.

Kolenkima
Sel kolenkima memiliki dinding primer yang lebih tebal daripada sel parenkima dan selnya hidup. Pada
umumnya sel-sel kolenkima terdapat pada bagian subepidermis batang dan tangkai daun, tepi tulang dan
helaian daun. Fungsi utamanya adalah memberi kekuatan pada bagian tumbuhan yang sedang tumbuh dan
jaringan penunjang pada tumbuhan herba.

Sklerenkima
Jaringan sklerenkima merupakan jaringan penguat/penunjang pada tumbuhan, terdiri dari sel-sel
sklerenkima yang memiliki dinding sekunder yang tebal, kaku dan keras karena mengandung lignin. Sel
sklerenkima dewasa terdapat di daerah yang pertumbuhan memanjangnya sudah berhenti.
Terdapat 2 tipe sel sklerenkima yaitu serat dan sklereid (sel batu). Bentuk sel sklereid� isodiameter (agak
membulat), mempunyai dinding sekunder yang tebal dan sangat keras. Kulit kacang dan kulit biji menjadi
keras karena adanya sklereid, selain itu sklereid juga dijumpai tersebar dalam jaringan parenkima daging
buah misalnya pada buah pir. Berbeda dengan sklereid sel serat berbentuk panjang dan ramping dengan
ujung meruncing, biasanya terdapat dalam berkas (kumpulan). Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat
bernilai ekonomi tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan dasar tali
Pada tumbuhan terdapat dua macam jaringan penyalur yang penting yaitu xilem dan floem.

Xilem
Berperan penting dalam pengangkutan air dan unsur hara. Xilem disebut jaringan kompleks karena terdiri
dari beberapa jaringan yaitu unsur trakea meliputi pembuluh kayu (trakea) dan trakeid, jaringan parenkima
dan serat. Pembuluh kayu (trakea) ditemukan pada tumbuhan angiosperma, secara individual disebut unsur
pembuluh yang saling berhubungan di ujung-ujungnya membentuk saluran yang panjang. Trakeid seperti
halnya pembuluh kayu selnya akan mati sewaktu dewasa, dan tersusun tumpang tindih. Trakeid tidak
mempunyai plat perforasi seperti halnya pada pembuluh kayu, tetapi memiliki noktah berdampingan yang
saling berpasangan sehingga transportasi air bisa tetap berlangsung. Trakeid pada umumnya terdapat pada
tumbuhan gimnospermae. Trakea dan trakeid memiliki dinding sekunder� dengan komponen utamanya
adalah lignin.

Floem
Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan, merupakan jaringan
kompleks yang terdiri dari unsur tapis sebagai komponen utama, sel pengiring, jaringan parenkima dan
serat . Unsur tapis mempunya dinding primer yang tipis (tidak memiliki dinding sekunder), tetap hidup pada
saat dewasa tetapi tidak memiliki inti. Unsur tapis dapat berupa pembuluh tapis (pada angiosperma) atau sel
tapis (pada gimnosperma). Unsur tapis didampingi oleh sel pengiring yang bisa berjumlah satu atau dua
buah, diantara keduanya dihubungkan oleh sejumpah plasmodesmata. Nukleus dan ribosom sel-sel
pengiring dapat membentuk protein tertentu yang digunakan oleh pembuluh tapis yang telah kehilangan
nukleusnya, ribosom serta organel-organel lainnya selama proses perkembangannya. Dinding-dinding ujung
pembuluh tapis memiliki plat/lempeng tapis yang mempunyai banyak plasmodesmata berukuran besar,
tempat lewatnya gula, senyawa lain serta beberapa ion mineral di antara pembuluh tapis yang bersebelahan.
Sel pengiring sangat erat hubungannya dengan pembuluh tapis. Apabila pembuluh tapis mati maka sel
pengiring juga mati, keduanya terbentuk dari sel induk yang sama.
Jenis tumbuhan berbunga diperkirakan berkisar antara 250.000 hingga 400.000 yang dapat dikelompokkan
hingga paling sedikit 402 suku (berdasarkan taksiran dalam Sistem APG II). Sistem APG 1998 menyatakan
terdapat 462 suku. Monokotil mencakup sekitar 23% dari keseluruhan spesies dan "dikotil sejati" (eudicots)
mencakup 75% dari keseluruhan spesies.

Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan): 4.025
Orchidaceae, Poaceae, Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.
Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam
bidang pertanian, kehutanan maupun industri. Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku terpenting
karena menghasilkan berbagai sumber energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum, jagung,
jelai, haver, jewawut, tebu, serta sorgum. Suku polong-polongan menempati tempat terpenting kedua,
sebagai sumber protein nabati dan sayuran utama dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan
racun). Suku nilam-nilaman beranggotakan banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-
obatan.
Beberapa suku penting lainnya dalam kehidupan manusia adalah
• Solanaceae (suku terong-terongan), sebagai sumber pangan penting terutama sayuran
• Cucurbitaceae (suku labu-labuan), sebagai sumber sayuran penting
• Brassicaceae atau Cruciferae (suku sawi-sawian), sebagai sumber sayuran dan minyak pangan penting
• Alliaceae (suku bawang-bawangan), sebagai sumber sayuran bumbu penting
• Piperaceae (suku sirih-sirihan), sebagai sumber rempah-rempah penting.
• Arecaceae atau Palmae (suku pinang-pinangan), sebagai pendukung kehidupan penting masyarakat agraris
daerah tropika
• Rutaceae (suku jeruk-jerukan), Rosaceae (suku mawar-mawaran), dan Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
banyak menghasilkan buah-buahan penting.
Tumbuhan berbunga juga menjadi pemasok sumberdaya alam dalam bentuk kayu, kertas, serat (misalnya
kapas, kapuk, and henep, sisal, serat manila), obat-obatan (digitalis, kamfer), tumbuhan hias (ruangan
maupun terbuka), dan berbagai daftar panjang kegunaan lain.
GYMNOSPERMAE
A. PENGERTIAN
Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan tumbuhan berpembuluh
(vaskuler). Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan tak
berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji. Sedangkan tumbuhan berbiji sendiri dibagi dalam tumbuhan berbiji terbuka
(gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae).

Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya
tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta).
Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat
dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual
(vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tertutup dengan daging buah atau daun
buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di
tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak
sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang
dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu
gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai
tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak
terlindung dalam bakal buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae =
tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji
selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak
(terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun  strobilus atau runjung.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus.
Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu
bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat
melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari
salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti
morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji.
Progymnospermae mempunyai karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji.
Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder
seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium berpembuluh yang bifasial yang
mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji.
Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah
menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah
tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan
adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap
sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan
tumbuhan berbiji yang sekarang.
B. KLASIFIKASI
Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu
mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan.
Tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah
Tiga divisi yang sudah punah adalah:
Bennetophyta
Cordaitophyta
Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae.
Divisi Cycadophyta, yang mempunyai daun menyerupai palem, agak menyerupai tumbuhan Cycas yang sekarang.
Kelompok ini (Bennetitales) juga mengikuti garis evolusi yang sama seperti tumbuhan berbiji yang ada sampai
sekarang. Namun terdapat perbedaan, yaitu sifat biseksualisme pada strobilusnya dan aspek lainnya. Kelompok
yang menyerupai Cycas ini hidup pada jaman Jura dan Creta.
Tumbuhan Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang
Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah:
1)      Ginkgophyta
Hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
2)      Cycadophyta
Cycadophyta di bagi menjadi dua famili, yaitu Cycadaceae dan Zamiaceae.
3)      Coniferophyta atau dapat disubut Pinophyta
Merupakan tumbuhan runjung.
4)      Gnetophyta
Dengan anggota hanya 3 genus: Gnetum(melinjo dan kerabatnya), Welwitschia, dan Ephendra.
C. HABITAT
Gymnospermae hidup di mana-mana, hampir di seluruh permukaan bumi ini. Mulai dari daerah tropis hingga daerah
kutub dan dari daerah yang cukup air hingga daerah kering.
Ginkgophyta
Banyak ditemukan di negara Cina, khususnya di daerah kecil di Zhejiang Cina dan di Mu Tian Shan. provinsi di
Timur
Cycadophyta
Cycadophyta hidup di daerah tropis dan subtropis.
Coniferophyta atau dapat disubut Pinophyta
Tumbuhan yang termasuk Coniferophyta hidup tersebar di berbagai daerah, bahkan hampir di seluruh daerah di
dunia.  Pohon pinus dan cemara banyak tumbuh di Eropa bagian pegunungan.
Gnetophyta
Banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
D. CIRI-CIRI
Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2. Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar berkambium sehingga dapat
tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas
pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan
floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3. Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
4. Bentuk perakaran tunggang.
5. Daun sempit, tebal dan kaku.
6. Tulang daun tidak beraneka ragam.
7.  Tidak memiliki bunga sejati.
8. Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
9. Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung.   Setiap biji
mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah
bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10. Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya
terdapat pada tumbuhan berbiji.
11. Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk
mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses
dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13. Gymnospermae memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang berdaun lebar,
jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda
dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.
E. REPRODUKSI
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga,
sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang
tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa
spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung
sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap.
Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang
bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini
bermuara pada satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena
adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya
pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya
langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada
paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan
berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun
dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di
dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina,
buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke
arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang
bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.
Proses Penyerbukan dan Pembuahan
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan
bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara penyerbukan sampai pembuahan
relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif
melebur dengan inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae disebut
pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur.

Strobilus jantan Þ serbuk sari Þ jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) Þ buluh serbuk Þ
membelah Þ inti tabung dan inti spermatogen Þ inti spermatogen Þ membelah Þ dua inti
sperma Þ membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium Þ zigot Þ lembaga di dalam biji Þ
tumbuhan baru.

siklus hidup pinus (gymnospermae)

F. IDENTIFIKASI
1. Ordo Cycadales, Divisi Cycadophyta
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan susunan daun yang mirip dengan pohon palem. Batang tidak bercabang, akar
serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun tumbuhan paku muda, termasuk dalam tumbuhan
berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan
mempunyai tongkol dengan kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang
pada lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.
Ordo ini beranggotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar 100 spesies.
Meskipun tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada zaman trias sampai kapur awal.
Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang, daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak
pohon. Cycadales baik ditemukan baik di wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii
(pakis haji).

Adapun ciri – ciri umum dari ordo Cycadales adalah :


1. Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya
majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
2. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang
menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda.
Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15
– 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk
sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah
datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus
betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu,
strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil
membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
3. Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
4. Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
5. Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.
6. Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada
permukaan bawah.
7. Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
8. Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.
9. Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.

strobilus betina

Gambar strobilus betina

Gambar strobilus jantan


Contoh: Zamia furfuracea, Cycas revoluta dan Cycas rumphii (pakis haji)

PAKIS HAJI
Klasifikasi Pakis Haji
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Cycadophyta (sikas)
Kelas : Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Familia : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumphii Miq
Pakis haji berbentuk seperti kelapa sawit dan sering digunakan untuk tanaman hias. Jenis ini dapat ditemukan di
daerah tropis dan subtropis. Pakis haji (aji) atau populer juga dengan nama sikas adalah sekelompok tumbuhan
berbiji terbuka yang tergabung dalam marga pakis haji atau Cycas dan juga merupakan satu-satunya genus dalam
suku Cycadaceae.
Pakis haji berhabitus mirip palem, namun sebenarnya sangat jauh kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari
susunan anak daunnya yang tersusun berpasangan. Semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat
tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan darirunjung besar yang tumbuh dari ujung
batang. Alat betina mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak daun.
Walaupun ia disebut “pakis”, dan daun mudanya juga mlungkerpakis sejati, pakis haji sama sekali bukan anggota
tumbuhan berspora tersebut.
Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria,Anabaena cycadeae , yang pada
gilirannya menguntungkan kedua pihak ( simbiosis mutualistis). Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam
bintil-bintil yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya,
karena mengandung pati.

2. Ordo Ginkgoales, Divisio Ginkgophyta


Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk
kipas mudah gugur. dan berumah dua. Berdasarkan bukti fosil ginkgo diperkirakan telah hidup sejak jaman jura (181
juta tahun yang lalu). Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya
ada satu species yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua di dunia. Selama 80 tahun
spesies ini belum pernah berubah.
Klasifikasi Ginkgo biloba
Kingdom : Plantae
Divisio : Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Family : Ginkgoaceae
Genus : Ginkgo
Spesies : Ginkgo biloba
Ciri khas tanaman ini adalah
1. Mempunyai daun yang berbentuk seperti kapas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan tinggi batang
mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.
2. Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia.
Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah warna dan menggugurkan daunnya pada musim
rontok.
3. Tumbuhan berumah dua (diesis)
4. Gamet jantan motil, penyerbukan di air.
5. Daun muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan yang dalam,
mengalami perkembangan.
6. Strobilus jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda kematangannya; ovulum
mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
7. Lembaga mempunyai 2 cotyledon.

Manfaat dan kegunaan Ginkgo biloba :


1. Berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas, untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan
cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin.
2. Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah.
3. Dapat memacu produksi molekul energi ATP (adenosine triphosphate).
4. Peluang agribisnis tanaman ini adalah di manfaatkan sebagai peneduh atau sebagai tanaman hias. Selain itu,
tanaman ini juga di percaya sebagai tanaman obat Bronkhitis dan asma sejak 5000 tahun lalu di Cina.
Daun Ginkgo biloba

Daun tumbuhan kelas ini banyak yang berbentuk jarum, oleh karena itu sering disebut sebagai pohon jarum. Tajuk
pohon kebanyakan berbentuk kerucut (Conus = kerucut; Ferein = mendukung).

3. Ordo Coniferales, Divisio Coniferophyta


Coniferales artinya tumbuhan pembawa kerucut, karena alat reproduksi jantan atau betina berupa strobilus. Ada dua
strobilus, yaitu strobilus biji atau strobilus betina dan strobilus jantan strobilus serbuk sari.
Seperti halnya tumbuhan gymnospermae yang lain. Meskipun Coniferales banyak ditemukan pada zaman sekarang,
sebenarnya merupakan tumbuhan purba yang pernah hidup dominant pada zaman karbon atas ( 345 juta tahun
lalu). Anggota Coniferales merupakan tumbuhan `evergreen` (selalu hijau ).
Adapun ciri umum ordo Coniferales adalah
1. Tanaman berupa pohon, daun berbentuk jarum, serta ada yang berumah satu dan berumah dua.
2. Pohon pinus dan cemara banyak hidup di Eropa bagian pegunungan. Di Eropa tanaman pinus dan cemara
disebut evergreen, artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa.
Ordo Coniferales memiliki 4 famili, yaitu:
1. Familia Araucariaceae
Genus : Araucaria, Agathis
Ciri-ciri familia Araucariaceae:
1)      Evergreen trees, mengandung resin.
2)      Daun tersusun spiral atau 2 tingkat, kaku, serupa paku, linear atau ovatus, sering meruncing.
3)      Strobilus uniseksualis, terminalis atau aksilar.
Strobilus jantan dgn banyak mikrosporofil masing-masing dengan 4-19 mikrosporangia. Strobilus betina mirip gada
atau bulat, dengan ovulum soliter dengan bagian memipih serupa sayap.
4)      Kecambah dengan 2-4 cotyledon.

Contoh : Araucaria sp. dan Agathis alba


Araucaria sp.:
Agathis alba:
1. Familia Podocarpaceae
Ciri-ciri familia Podocarpaceae :
1) Terdapat di belahan bumi selatan.
2) Perdu atau pohon; daun tersusun spiral atau berseling, bentuk menyerupai sisik, serupa jarum sampai
lancealatus.
3) Strobilus uniseksualis, dioecious, aksilaris
Strobilus jantan berbentuk conus dengan banyak mikrosporofil, dua mikrospangia pada tiap mikrosporofil. Strobilus
betina hanya memiliki satu sampai beberapa ovuli yang soliter, sering dengan pembungkus sukulen epimatium
(homolog dengan sisik pembawa ovuli) atau tertanam dalam arilus bentuk cawan (Phyllocladus).
4) Mikropil pada Podocarpus menghadap ke bawah.
Contoh : Podocarpus imbricatus, Podocarpus polystachyus
Podocarpus sp betina dan jantan
1. Familia Pinaceae
Genus : Pinus
Ciri-ciri familia Pinaceae :
1)      Pohon berkayu, strobilus bentuk conus.
2)      Daun bentuk jarum & berkelompok atau serupa sisik, daun dan sisik tersusun spiral, sisik dan braktea lepas.
3)      Tiap sisik dengan dua (2) biji bersayap.
4)      Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan lebih kecil dari pada strobilus betina (berkayu),
terletak aksilaris.
5)      Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
6)      Serbuk sari dengan dua gelembung udara.
7)      Cotyledon banyak.

Contoh : Pinus merkusii


Strobilus betina pada Pinus merkusii
Klasifikasi = Pinus
Divisi = Coniferophyta
Kelas = Pinopsida
Bangsa = Pinales
Suku = Pinaceae
Marga = Pinus
Jenis =  Pinus merkusii
1. Familia Cupressaceae
Genus : Cupressus
Ciri-ciri familia Cupressaceae :
1)      Daun bentuk sisik dan tersusun berhadapan atau berseling, sisik dan braktea bersatu.
2)      Tiap braktea dengan sejumlah biji kecil tanpa sayap.
3)      Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon, strobilus jantan berbentuk kerucut, strobilus betina berbentuk
bulat, terletak aksilaris.
4)      Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan hewan.
5)       Cotyledon banyak.

Contoh : Cupressus sp., Juniperus communis, Thuja gigantean


Cupressus sp.
Contoh tumbuhan Coniferales :
Agathis alba (damar), Pinus merkusii (pinus), Cupressus sp., Araucaria sp., Sequoia sp.,Juniperus sp. dan Taxus
sp.
Manfaat:
Tumbuhan dari ordo ini banyak dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan industri
kertas dan korek api. Sedangkan damar digunakan untuk minyak terpentin dan obat – obatan. Selain itu, cemara
juga dapat digunakan sebagai tanaman hias.
4. Ordo Gnetales, Divisio Gnetophyta
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk
daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel
pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut.
Ordo ini dicirikan dengan
1. Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang.
2. Akarnya tunggang.
3. Tulang daun menyirip, tipis dan melebar.
4. Berumah dua karena strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang berbeda.  Namun ada pula yang
berumah satu, strobilus jantan dan betina terdapat dalam 1 pohon.
Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku. Bunga jantan berkelompok
aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu. Bunga betina berkelompok aksilaris, berkarang, tiap
bunga memiliki tiga (3) lapisan pelindung. Biji dilindungi perianth yang berdaging. Memiliki ovulum yang lebih
tertutup, tetapi mikropilnya tetap terbuka.
1. Liana berkayu, beberapa tegak.
2. Percabangan bersendi dan menebal
3. Daun sederhana, berhadapan, menyirip
Contoh yang terkenal dari kelompok ini adalah Gnetum gnemon (melinjo), yang daun dan bijinya dapat dimakan,
sedangkan kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali, dan perabot rumah tangga. Melinjo
banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur – sayuran dan emping.
Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies :  Gnetum gnemon
Nama Inggris  : Spanish joint fir
Nama Indonesia : Melinjo
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap
tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m. Bijinya
tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan. Daunnya tunggal berbentuk  ovalbunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga.
Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.
Pohon berumah dua dan ada pula yang berumah satu yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai
5—10 m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling bersambungan. Perbungaan majemuk
soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga 3—6 cm. Terdapat 5 – 8 bunga betina di tiap nodus,
berbentuk bola. Buah seperti buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak warna
buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan. Satu biji dalam satu buah, buah besar
dan kulit tengahnya keras berkayu.
Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara (meskipun merupakan tumbuhan asli dari Jawa dan Sumatra)
dan tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam dan sebelah timur Fiji. Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan
pada ketinggian hingga 1200 m. Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis.  Untuk tumbuh dan
berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus.  Melinjo dapat beradaptasi
dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai
daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang
tinggi. Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan danperkebunan saja. Di beberapa daerah
tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekaranganrumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara
langsung. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60
X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 – 8 m.
Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu menghasilkan melinjo
sebanyak 80 – 100 kg. Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 25 m dari permukaan tanah. Tanaman melinjo
dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Manfaat Gnetum gnemon :
1. Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur.
2. Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan
menjadi kerupuk (Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan berperan penting
bagi perekonomian masyarakat di Jawa.
3. Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal
kritis. Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di sepanjang Daerah
Aliran Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan.
4. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana.
Kandungan Nutrisi Gnetum gnemon:
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo menghasilkan senyawa antioksidan.
Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein
utamanya berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab
berbagai macam penyakit.
Di Jepang dilakukan penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi  dekat
dengan tanaman Ginko biloba Jepang. Ginkgo adalah spesies pohon hidup tertua, yang telah tumbuh selama 150-
200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun Ginkgo juga punya khasiat
antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun.
Sampai saat ini, doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang telah mengisolasi dua jenis protein yang
menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo yang pernah diekstraknya, mulai
dari  daun,kulit daun , akar, sampai biji, ditemukan protein paling potensial adalah dari biji. Riset menunjukkan
aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik BHT (Butylated Hydroxytolune).
Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet
alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Peptida yang diisolasi dari biji
melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positifdan negatif.
Banyak mitos yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat (Hiperurisemia) yang
signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin. Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan
metabolisme  purin dan asupan purin tinggi dari makanan secara berlebihan. Hiperurisemia terjadi karena gangguan
pengeluaran asam urat oleh ginjal. Hiperurisemia dapat disebabkan oleh faktor genetik dan dapat diturunkan.
Konsumsi makanan dengan purin tinggi, konsumsi gula dan lemak berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat.
Kegemukan, pengguna obat diuretik, diet penurunan berat nadan, juga sering menyebabkan hiperurisemia. Namun,
apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan menyebabkan asam urat.
Konsumsi berlebihan dan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng emping hasil olahan melinjo tersebut
yang menyebabkan kadar asam uratnya meningkat. Jadi, bukan melinjo itu sendiri yang menyebabkan asam urat,
karena apabila disiapkan dalam bentuk makanan lain tanpa minyak dan tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak
akan menyebabkan peningkatan asam urat.
Kandungan Senyawa:
Setiap 100 gram mengandung: Air 30 g, protein 11 g, lemak 1,7 g, karbohidrat 9,1 g, serat 6,8 g, phosphor 24 mg,
calsium 151 mg, besi 2.5 mg dan vit A 10889 IU, Energi 310 kJ/100 g.
Anggota lainnya adalah Ephedra sp. dan Welwitschia sp. Genus Ephedra atau yang di kenal dengan nama ”Mormon
tea” atau ”Ma Huang” mengandung zat ephedrin dan pseudo-ephedrin. Zat ini jika di minum dalam dosis rendah
digunakan sebagai obat demam. Zat ini dapat pula mengemulsikan sistem syaraf pusat sehingga tidak jarang
digunakan sebagai narkoba yang dikenal dengan herbal ectacy. Ephedra tumbuh di seluruh gurun di dunia.
Berbeda dengan Ephedra yang tumbuh di seluruh gurun dunia, Welwitschia hanya tumbuh di gurun Afrika.
Pertumbuhan tumbuhan dengan daun berupa helai – helai yang besar dan panjang mirip gurita ini cukup lambat.
Kebutuhan airnya sebagian besar dipenuhi melalui kabut.
Contoh : Gnetum gnemon
Strobilus Gnetum gnemon
G. MANFAAT GYMNOSPERMAE
Secara umum Gymnospermae bermanfaat bagi kehidupan manusia, di antaranya sebagai berikut :
1. Tanaman hias, misalnya cemara dan pakis haji.
2. Bahan industri, cat, dan obat – obatan, misalnya damar. Penghasil minyak cat (terpentin), misalnya
pinus/tusam.
3. Bahan pembuat kertas dan korek api, misalnya kayu pinus dan kayu tumbuhan melinjo
4. Sayur – mayur, misalnya melinjo.
5. Sumber makanan, misalnya melinjo.
6. Bahan untuk obat dan kosmetik, yaitu Ginkgo biloba

SEMOGA BERMANFAAT 

Anda mungkin juga menyukai