Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

JARINGAN PADA DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Disusun Oleh:
YEYEN TIA ANJELIA
F1072141018

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2016

ABSTRACK
Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki fungsi sangat penting, salah satunya
sebagai tempat fotosintesis. Dibandingkan dengan organ tumbuhan lainnya, daun memiliki
fungsi serta struktur morfologi dan anatomi yang lebih beragam. Pada daun tumbuhan
monokotil dan dikotil terdapat perbedaan susunan jaringan penyusunnya. Sehingga perlu
dilakukan pengamatan terhadap beberapa awetan tumbuhan untuk mengetahui perbedaan
sistem dan jenis jaringan daun, tipe dan struktur anatomi daun tumbuhan monokotil dan dikotil.
Pada praktikum kali ini ialah tentang jaringan pada daun monokotil dan dikotil, yang bertujuan
untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun, mempelajari tipe daun monokotil dan
dikotil, mempelajari posisi dari berbagai jaringan daun dan membandingkan struktur anatomi
daun monokotil dan dikotil dengan mengunakan alat mikroskop dan bahan preparat
awetan Zea mays dan Ficus elastica serta preparat segar Caladium sp. dan Arthocarpus
integra, dengan pengamatan dibawah mikroskop dari perbesaran yang paling kecil hingga
perbesaran jaringan tersebut tampak jelas, setelah itu jaringan tersebut digambar dan diberi
keterangan. Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa pada daun tumbuhan monokotil letak
berkas pengangkutnya tersebar sedangkan pada tumbuhan dikotil letak berkas pengangkutnya
teratur. Adapun bagian anatomi tumbuhan yang terlihat yaitu, epidermis (atas dan bawah),
berkas pengangkut, stomata, palisade dan jaringan spongy. Pada daun dikotil, epidermis
terletak pada lapisan permukaan atas dan bawah daun. Jaringan mesofil terletak diantara
lapisan epidermis atas dan bawah dan memiliki ciri-ciri yaitu terdiri dari sel parenkim, banyak
ruang antarsel. Kebanyakan berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang.
Sel-sel jaringan tiang berbentuk silinder, tersusun rapat, dan mengandung klorofil, Sel-sel
jaringan bunga karang bentuknya tidak teratur, bercabang-cabang dan berisi kloroplas,
susunannya renggang urat daunnya menyirip atau menjari. Pada daun monokotil epidermisnya
berada lapisan permukaan atas dan bawah daun, stomatanya berderet diantara urat daun,
jaringan mesofilnya terletak pada cekungan urat antara urat daun dan tidak mengalami
diferensiasi bentuknya seragam kecuali mesofil berkas pengangkut lebih besar. dan urat
daunnya terletak pada helai daun yang sejajar.
Kata kunci: daun dikotil, daun monokotil, jaringan epidermis, jaringan mesofil, jaringan palisade,
jaringan spons, berkas pembuluh.

ABSTRAK
Leaves a plant organ that has a very important function, one of them as a place of
photosynthesis. Compared to other plant organs, the leaves have a function as well as
morphological and anatomical structures are more diverse. On the leaves of monocots and
dicots there are differences in the composition of the constituent networks. So that needs to be
carried out observations of several preserved plants to determine differences in the system and
the type of leaf tissue, the type and the anatomical structure of the leaves of monocots and
dicots. At the lab this time is on the network on the leaves of monocots and dicots, which aims
to study the system and the types of leaf tissue, learn different types of foliage monocots and
dicots, examining the position of the various tissues of the leaf and compare the anatomical
structure of leaves of monocots and dicots by using microscopes and material preparations
preserved Zea mays and Ficus elastica and fresh preparations Caladium sp. and Arthocarpus
integra, by observation under a microscope of a magnification of the smallest to the apparent
magnification of the network, after which the network is drawn and annotated. From the
observational data it can be seen that the leaves of monocots layout transporter beam spread
while the dicotyledonous plants where the file is a regular transporter. As part of the visible plant
anatomy, namely, the epidermis (top and bottom), beam transporter, stomata, palisade and
spongy tissue. In dicotyledonous leaves, lies in the epidermis layer of upper and lower leaf
surfaces. Mesophyll tissue located between the upper and lower layers of the epidermis and
have characteristics which consist of parenchyma cells, plenty of space between cells. Most
poles differentiate into tissue and spongy tissue. Tissue cells pole cylindrical, compact, and
contain chlorophyll, cells spongy tissue shape is irregular, branching and contain chloroplasts,
the leaves are pinnate veins tenuous arrangement or menjari. In monocots epidermisnya leaves
are lining upper and lower leaf surface, stomata rows between leaf veins, located in the basin
mesofilnya network of veins between the leaf veins and do not undergo differentiation uniform
shape except mesophyll files larger carrier. and the leaf veins on the leaf blade lies parallel.
Keywords: dikotil leaves, leaf monocots, epidermal tissue, mesophyll tissue, palisade tissue,
spongy tissue, veins file.

PENDAHULUAN
Tumbuhan bukanlah hal asing lagi bagi kita semua, kita hidup membutuhkan tumbuhtumbuhan, baik untuk dikonsumsi atau sebagai penyeimbang bumi, karena tanpa tumbuhtumbuhan bumi ini akan sangat panas. Salah satu bagian dari tumbuhan adalah daun, dimana
daun mampu berfotosintesis dan akan menghasilkan makanan sendiri bagi tumbuhan tersebut.
Oleh karena itu sinar matahari sangat diperlukan dalam membantu proses fotosintesis. Selain
itu diperlukan juga adanya klorofil, karbondioksida dan juga air.
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu
terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis
akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak
seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis
diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi
daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti ketersediaan
air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga berpengaruh terhadap
struktur luar dan dalam dari daun. Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan
organ yang amat beragam. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama
biasanya mirip dengan dalam batang. Ciri paling penting dalam daun adalah bahwa
pertumbuhan apeksnya segera terhenti.
Dibandingkan dengan organ tumbuhan lainnya, daun memiliki fungsi serta struktur
morfologi dan anatomi yang lebih beragam. Oleh sebab itulah para ahli kemudian membagi
daun berdasarkan fungsi serta struktur morfologi dan anatomi yang dimilikinya kedalam dua
kelompok besar yaitu daun monokotil dan dikotil. Pada daun monokotil dan dikotil masingmasing memiliki ciri dan jaringan khusus yang menjadi keistimewaan dari masing-masing
kelompok tumbuhan tersebut. Dan pada praktikum kali ini khusus untuk melihat perbedaan
anatomi dari daun monokotil dan dikotil selain dari ciri morfologi yang sudah lebih sering
dibahas. Diharapkan setelah melakukan praktikum ini maka praktikan dapat menentukan letak
perbedaan antara daun monokotil dan daun dikotil bukan hanya berdasarkan struktur
morfologinya melainkan juga berdasarkan struktur anatominya serta dapat melihat bagaimana
perbedaan sistem jaringan yang menyusun daun monokotil dan dikotil tersebut (Nurul, 2014).
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan, meskipun
batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk daun sangat bervariasi,
namun pada umumnya terdiri dari suatu helai daun (blade) yang pipih dan tangkai daun yang
disebut petiole, yang menyambungkan daun dengan buku batang. Rumput dan banyak

tumbuhan monokotil lainnya diketahui tidak memiliki tangkai daun ; Sebaliknya tangkai daun
tersebut membentuk suatui pelepah yang membungkus batang. Beberapa tumubuhan
monokotil termasuk palem memiliki tangkai daun (Campbell, 2003).
Daun pada umumnya berbentuk tipis melebar, berwarna hijau, duduk daun pada batang
menghadap ke atas. Bentuk daun umumnya tipis, datar dan diperkuat oleh tulang daun dan
memiliki permukaan luas untuk menerima cahaya. Daun berfungsi untuk transportasi dan
menangkap cahaya untuk fotosintesis, yaitu perubahan energi matahari menjadi energi kimia
(Antin, 2012)
Pada tumbuhan dikotil, daun terdiri atas tangkai (petiola) dan helai daun (lamina),
sedangkan daun monokotil tidak bertangkai, langsung melekat pada batang. Jaringan penyusun
daun meliputi epidermis, mesofil (parenkim), dan berkas pembuluh (Campbell, 2003).
Epidermis terdapat dipermukaan atas dan dipermukaan bawah daun. Umumnya terdiri
dari selapis sel, seperti pada daun Ficus dan Piper (sirih). Sel-selnya berdinding tebal dan pada
bagian yang menghadap ke luar dilapisi oleh kutikula untuk membatasi penguapan air yang
terlalu besar, kadang-kadang pada daun juga dijumpai lapisan lilin atau rambut. Pada
epidermis terdapat stomata (mulut daun), yaitu celah yang dibatasi oleh sel penutup. Lapisan
epidermis atas berfungsi melindungi bagian dibawahnya. Stomata berfungsi sebagai tempat
keluar masuknya udara dan dengan menghubungkan ruang-ruang antar sel di dalam jaringan
parenkim dengan atmosfer. Pada tumbuhan darat, stomata terletak dipermukaan bawah daun,
sedangkan pada tumbuhan air terdapat di atas permukaan daun (Lakitan, 2010) .
Jaringan epidermis atas berbeda dengan epidermis bawah. Permukaan atas
daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut permukaan abaksial.
Mesofil daun yang terdapat diantara epidermis atas dan bawah dibedakan menjadi dua macam,
yaitu parenkim palisade yang terdiri atas sel yang panjang dan tidak mempunyai ruang antarsel
dan parenkim spons yang terdiri atas sel yang berbentuk tidak teratur dengan ruang antar sel
yang besar. Parenkim palisade lebih banyak mengandung kloroplas.
Mesophyll, the mesophyll is diff erentiated into palisade and spongy parenchyma. The
palisade parenchyma consists of 1-2 layers of thin-walled and compactly arranged cylindrical
cells. The first layer of the palisade consists of long cells while the second layer consists of
small cells. These cells contain dense starch granules. Spongy parenchyma usually consists of
circular or oval cells with intercellular space. This parenchyma is located underneath the
palisade parenchyma (Metclfe, 1996).
Bentuk parenkim spons bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus
(rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel paenkim palisade

dengan parenkim spons tidak selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas
beberapa lapisan. Apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam
sangat mirip dengan parenkim spons yang ada di dekatnya.
Pada tumbuhan monokotil tidak terdapat jaringan parenkim palisade, hanya terdapat
jaringan spons saja. Proses fotosintesis terjadi di semua sel penyusun jaringan spons yang
berbentuk membulat. Pada jaringan ini terdapat ruang antar sel sama halnya dengan tumbuhan
dikotil, jaringan spons pada tumbuhan monokotil di dalamnya terdapat pembuluh pengangkut.
Ciri khas jaringan spons yaitu adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel
(Fahn, 1982).
Persiapan stomata dengan metode replikasi. Parameter yang jumlah dan distribusi daun
stomata, lebih jauh lagi klasifikasi data dalam catagorizing beberapa tidak terbatas. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa jumlah kategori stomata adalah mencapai 24%,
cukup 20%, jauh 19%, 14% dan verymuch 23% tidak membatasi kategori. Penyebaran
distribusi stomata yang mencapai 68% (melati air axcept) dan stomata paralel mencapai
32% (Haryanti,2011).
Jaringan pengangkutan pada daun membentuk suatu system pencabangan seperti jala
yang kompleks, disebut tulang daun. Tulang daun terletak diantara jaringan tiang dan jaringan
bunga karang. Pada sayatan melintang tulang daun merupakan berkas pengangkut yang
tersusun dari xylem dan floem.
Jaringan pembuluh suatu daun sambung menyambung dengan xilem dan floem batang.
Jejak daun, yang bercabang dari berkas vaskuler dalam batang, menembus melalui tangkai
daun ke daun. Didalam daun, tulang daun akan membagi diri secara berulang-ulang dan
bercabang diseluruh mesofil. Ini menyebabkan xilem dan floem berhubungan sangat dekat
dengan jaringan fotosintetik, yang dapat menyebabkan air dan mineral dari xilem dan mengisi
gula dan produk organik lainnya kedalam floem untuk dikirim kebagian lain tumbuhan.
Infrastruktur pembuluh juga berfungsi sebagai kerangka yang memperkuat bentuk daun
tersebut (Campbell, 2003).
Pada kebanyakan daun dikotil, parenkim berkas pengangkut memperluas ke epidermis
pada satu atau kedua sisi daun. Sel parenkim yang mencapai epidermis ini disebut perluasan
berkas pengangkut, yang berfungsi dalam pengangkutan pada daun. Pada beberapa
tumbuhan, perluasan berkas pengangkut mengiringi tulang daun hampir disepanjang daun,
sedangkan pada tumbuhan yang lain tidak terdapat perluasan berkas pengangkut.
Berkas pengangkut juga terdapat dalam daun monokotil, khususnya rumput-rumputan
yang dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) lapisan. Lapisan

berkas pengangkut di bagian luar terdiri atas sel parenkim dengan dinding tipis. Sel selubung
berisi kloroplas sehingga mengandung tepung yang disebut selubung tepung.
Tumbuhan dikotil dan monokotil masing-masing memiliki perbedaan yang dapat dilihat
dari perbedaan daun dan juga batang tumbuhan tersebut. Perbedaan daun dikotil dan
monokotil dapat dibedakan menjadi perbedaan secara anatomi serta struktur morfologi, nah
disini akan kita bahas tentang ketidaksamaan berdasarkan morfologinya. Pada setiap jenis
tumbuhan memiliki struktur mofologi daun yang tidak sama, oleh karena itu perbedaan tersebut
dapat digunakan sebagai klasifikasi pada setiap jenis tumbuhan (Listiana, 2011).
Bentuk tulang daun pada tumbuhan dikotil adalah menyirip, ssebagai contoh dapat
dilihat pada tanaman mangga, jambu, rambutan, dan sebagainya. Yang kedua, tulang daun
yang menjari pada tumbuhan dikotil, contohnya dapat dilihat pada tanaman pepaya, kapas, dan
ketela pohon.
Pada tumbuhan monokotil, tulang daun berbentuk melengkung. Pada jenis tumbuhan ini
bentuk tulang daunnya membentuk garis lengkung, misalnya pada tumbuhan genjer dan
sirih.Tulang daun yang sejajar pada tumbuhan monokotil, tulang daun membentuk garis-garis
sejajar yang menyatu pada ujungnya. Contoh pada tanaman padi dan tebu.
Tanaman berbunga dengan biji tertutup dalam ovarium atau buah kemajuan evolusi
terbaru dan terbesar dalam kerajaan tumbuhan. Tanaman ini disebut angiosperma dan telah
ada selama sekitar 125 juta tahun. Mereka mendominasi flora tanaman yang lebih tinggi di bumi
saat ini. Angiosperma dibagi menjadi dua kelompok, monokotil dan dikotil, berdasarkan struktur
tanaman. Monokotil adalah bentuk singkat dari monokotil berarti satu daun biji. Ini adalah
referensi ke daun tunggal yang muncul saat monokotil berkecambah. Monokotil adalah lebih
kecil dari dua kelompok, memiliki sekitar 60.000 spesies. Ini termasuk rumput, bunga lili, iris,
anggrek, palem, aroids, sedges dan banyak gulma kolam. Struktur monokotil memiliki
kesamaan termasuk vena paralel, ikatan pembuluh tersebar, tidak adanya kayu pertumbuhan
sekunder dan bagian bunga dalam kelipatan tiga. Para dikotil terdiri sekitar 190.000 spesies
yang mencakup hampir semua akrab pohon non-konifera dan semak-semak dan hampir semua
bumbu tahunan termasuk rumput. Dikotil juga merupakan bentuk singkat berasal dari
dicotyledon kata mengacu pada daun dua benih hadir setelah perkecambahan. Vena dikotil
biasanya netlike, ada cincin vaskular tunggal terus menerus, woody pertumbuhan sekunder
hadir di pohon dan semak-semak dan bagian bunga terjadi dalam kelipatan 4s atau 5s. ( Perry,
1991 ) .
Di hutan hujan tropis dataran rendah (TLRF) daun monokotil berbeda dari dikotil
(eudicots dan magnoliids) dalam dua cara yang mungkin untuk mengurangi kerugian herbivora.

Pada umumnya mereka lebih keras, dan mayoritas dari mereka memiliki daun erat dilipat atau
digulung sampai tahap akhir pembangunan. Ditemukan dalam studi daun dewasa tersebar di
tiga wilayah hutan hujan yang ketangguhan (baik kekuatan pukulan atau ketangguhan retak)
lebih besar pada monokotil. Para penulis yang sama menunjukkan untuk hutan hujan Australia
bahwa perbedaan dalam kekuatan pukulan antara monokotil dan dikotil relatif lebih besar untuk
daun dewasa (dengan sekitar 30% lahan menghasilkan rata-rata) dibandingkan daun
sepenuhnya diperluas dan sepenuhnya tangguh. Studi kritis pada ketangguhan patah daun
dikotil telah menunjukkan bahwa determinan utama umumnya tingkat perkembangan serat
sekitar ikatan pembuluh, meskipun jaringan lain mungkin penting pada sebagian kecil spesies
(Chase, 2004).
Di antara monokotil di TLRF besar ketangguhan adalah karakteristik tidak hanya
tanaman berdaun kaku, seperti banyak telapak tangan, tetapi juga monokotil dengan daun yang
kaya air yang siap menggulung bawah kondisi pengeringan, seperti banyak jahe. Untuk dikotil
di TLRF studi klasik Coley menemukan bahwa ketangguhan yang lebih besar (kekuatan
pukulan) berkorelasi sangat negatif dengan tingkat kehilangan luas daun, dan beberapa penulis
kemudian telah menemukan korelasi yang sama, meskipun beberapa yang lain tidak
menemukan korelasi ( ditinjau oleh Dominy et al., 2008). Meskipun temuan negatif beberapa
penulis baru-baru ini, kita berhipotesis bahwa di TLRF monokotil akan ditemukan menderita,
rata-rata, kerugian kurang luas luas daun dibandingkan dikotil ( Peter, 2008 ) .
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma.
Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil
sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak
demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri
atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun (Zaenal, 2011 )
Adapun tujuan dari praktikum Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil ini yaitu
mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun, tipe daun monokotil dan dikotil, serta posisi
dari berbagai jaringan daun dan juga membandingkan struktur anatomi daun monokotil dan
dikotil.
Adapun permasalahan yang terdapat pada praktikum Jaringan pada Daun Monokotil
dan Dikotil adalah mengenai bagaimana sistem dan jenis-jenis jaringan daun, tipe daun
monokotil dan dikotil, posisi dari berbagai jaringan daun serta bagaimana perbandingan dari
struktur anatomi daun monokotil dan dikotil tersebut.

METODOLOGI
Praktikum kali ini mengenai jaringan pada akar dan batang monokotil dan dikotil,
dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2016 di Laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak dari pukul 15.30 17:00
WIB.
Adapun alat yang digunakan saat praktikum jaringan pada daun monokotil dan dikotil,
yaitu mikroskop, silet, pipet tetes, beaker glass, gelas objek, dan kaca penutup. Sedangkan
bahan yang digunakan berupa preparat awetan dan peparat segar untuk preparat awetannya
ialah Ficus elastica untuk preparat daun dikotil dan Zea mays untuk monokotilnya, sedangkan
untuk preparat segarnya ialah Caladium sp. untuk preparat monokotilnya dan Arthocarpus
integra untuk daun dikotilnya.
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini ialah disiapkan preparat awetan
yaitu preparat daun monokotil Zea mays, dan preparat daun dikotil Ficus elastic, kemudian
diamati dengan menggunakan mikroskop dari perbesaran lemah hingga kuat. Setelah jaringan
daun tampak, digambar dan diberi keterangan dan ditulis bagian-bagian dari jaringan tersebut.
Kemudian disiapkan preparat segar daun dikotil Arthocarpus integra dan preparat segar daun
monokotil Caladium sp. kemudian disayat melintang setipis mungkin dan diletakkan pada gelas
objek dan ditetesi dengan akuades, ditutup dengan kaca penutup. Lalu diamati di bawah
mikroskop dari perbesaran lemah hingga kuat. Jaringan daun yang tampak, digambar dan
diberi keterangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Pengamatan Preparat Awetan dan Preparat Segar pada Daun Tumbuhan
Dikotil dan Monokotil
Preparat Awetan : Daun Zea mays

Keterangan :

Perbesaran : 40 x 10
1. Epidermis Adaxial
2. Epidermis Abaxial
3. Lapisan Lilin/kutikula
4. Jaringan mesofil
5. Floem
6. Xilem
7. Ruang Antar Sel
8. Sel Seludang Berkas
9. Stomata
10. Palisade

Gambar : Tipe Daun Monokotil

Preparat Awetan : daun Ficus elastica

Keterangan:

Perbesaran : 10 x 10
1. Epidermis Adaxial
2. Lapisan Lilin / kutikula
3. Jaingan Palisade
4. Epidermis Abaxial
5. Xylem
6. Floem
7. Sel Seludang Berkas
8. Ruang Antar Sel
9. Jaringan Mesofil
10. Jaringan Pembuluh

Gambar : Tipe Daun Dikotil

Preparat Segar : Daun Arthocharpus


integra

Keterangan :

Perbesaran : 40 x 10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Epidermis Adaxial ;
Epidermis Abaxial
Jaringan Palisade
Lapisan Lilin / kutikula
Jaringan Mesofil
Xilem
Floem
Ruang Antar Sel
Stomata

Gambar : Tipe Daun Dikotil


Preparat Segar : Daun Caladium sp.

Keterangan:

Perbesaran : 40 x 10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Lapisan lilin / kutikula


Epidermis Adaxial
Jaringan Palisade
Xilem
Floem
Jaringan Mesofil
Stomata
Epidermis Abaxial
Ruang Antar Sel

Gambar : Tipe Daun Monokotil

Pada praktikum kali ini ialah tentang jaringan pada daun monokotil dan dikotil. Praktikum
ini bertujuan untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun, mempelajari tipe daun
monokotil dan dikotil, mempelajari posisi dari berbagai jaringan daun, membandingkan struktur
anatomi daun monokotil dan dikotil. Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu bahannya
ialah preparat awetan dan peparat segar untuk preparat awetannya ialah Ficus elastica untuk
preparat dikotil dan Zea mays untuk monokotilnya, sedangkan untuk preparat segarnya ialah
Caladium sp. untuk preparat monokotilnya dan Arthocarpus integra untuk daun dikotilnya,
sedangkan alatnya adalah mikroskop, silet, pipet tetes, beaker glass, gelas objek, dan kaca
penutup. Masing-masing preparat tersebut diamati dibawah mikroskop dari perbesaran yang
paling kecil hingga terlihat jaringan yang ada pada daun tersebut. Hasil pengamatan yang
dilakukan yaitu adanya perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil tidak hanya terletak

pada perbedaan struktur anatomi akar dan batangnya, tetapi juga terletak pada susunan
anatomi daunnya.
Dari gambar hasil pengamatan dapat dilihat bahwa bagian dari struktur anatomi daun
tumbuhan misalnya terdapat jaringan epidermis dibuat antara dua permukaan daun; permukaan
yang lebih dekat dengan ruas atasnya dan biasa menghadap ke atas, dikenal dengan epidermis
atas (adaxial surface) dan permukaan yang lain dikenal dengan epidermis bawah (abaxial
surface), berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya.
Daun Zea mays dengan perbesaran 4 x 10, terlihat bagian-bagian jaringannya.
Epidermis dan kutikula terdapat pada lapisan permukaan atas dan bawah daun dengan
bercirikan terdiri dari satu sel dengan penebalan dari zat kitin, stomata berderet diantara urat
daun dengan ciri mulut daun dengan dua sel penutup, mesofil terdapat pada cekungan di
antara urat daun dengan ciri tidak mengalami diferensiasi, bentuknya seragam sehingga
disebut daun unifacial, kloroplasnya lebih sedikit dan dindingnya lebih tebal serta urat daun
yang terletak pada helaian daun dengan ciri sejajar sesuai menurut. Tumbuhan ini merupakan
tumbuhan monokotil dan memiliki tipe daun isobilateral karena memiliki permukaan adaxial dan
abaxial yang secara morfologi sama. Daun Zea mays dengan perbesaran 4 x 10 memiliki
system jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pembuluh. Pada preparat daun Zea
mays memiliki epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis bawah terdapat celah yang di
batasi sel penutup yaitu stomata. Pada jaringan mesofil pada preparat daun Zea mays hanya
terdapat jaringan spongy (jaringan bunga karang). Jaringan spongy pada tumbuhan monokotil
terdapat berkas vaskuler, yaitu terdiri dari xylem dan floem. Berkas pembuluh pada tumbuhan
monokotil ini sangat banyak dan tidak sejajar. Tipe daun monokotil pada tumbuhan ini ialah
system pertulangan daun sejajar. Sistem jaringan pengangkut pada daun terletak didalam
tulang daun beserta vena-venanya, pada penampang melintang daun, berkas pengangkut ini
terdiri dari 1 ikatan pembuluh, yang xylemnya terletak menghadap ke permukaan atas daun dan
floemnya ke permukaaan bawah daun. Selain itu juga terdapat lapisan lilin / kutikula, sel
seludang berkas, dan jaringan palisade.
Daun Ficus elastica dengan perbesaran 4 x10 dapat dilihat jaringan epidermis, mesofil
dan jaringan pengangkut, epidermis terdiri dari epidermis atas dan epidermis bawah, pada
Ficus elatica (tumbuhan dikotil) terdapat sel-sel parenkim yang akan membentuk menjadi
jaringan palisade jaringan parenkim pada daun yang memiliki banyak kloroplas sehingga pada
jaringan ini terjadi proses fotosintesis. Sel pada parenkim palisade tersusun sangat rapat dan
jaringan spons yang merupakan jaringan yang di dalamnya terdapat pembuluh pengangkut.
Pada jaringan ini terdapat kloroplas, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan

kloroplas dalam parenkim palisade. Stomata terdapat diantara sel epidermis bawah ,sedangkan
untuk jaringan pengangkut nya terdiri dari xilem dan floem. Selain itu juga terdapat lapisan lilin /
kutikula dan sel seludang berkas.
Pada preparat segar daun Arthrocarpus integra, dengan perbesaran 4 X 10 terlihat
adanya jaringan epidermis abaxial dan epidermis adaxial, xylem, floem jaringan mesofilnya
terdapat jaringan palisade, ada juga lapisan lilin / kutikula, stomata dan ruang antar sel. Pada
tumbuhan dikotil terdapat berkas vaskuler (pembuluh angkut), yaitu terdiri dari xylem dan floem.
Berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil ini sedikit dan berkas pembuluh yang terlihat jarang
susunannya.
Dan yang terakhir pada preparat segar Caladium sp. dengan perbesaran 4 X 10 terlihat
memiliki epidermis adaxial, jaringan mesofil/ spongia, floem, xylem, jaringn palisade, stomata,
ruang antar sel, lapisan lilin / kutikula epidermis abaxial. Jaringan epidermis abaxial dan
epidermis adaxial yang berfungsi melindungi jaringan yang berada didalam nya dan sebenarnya
ada stomata namun tidak terlihat di pengamatan ,stomata berada diantara sel-sel epidermis
bawahnya. Jaringan mesofil yang terdiri dari jaringan spons yang berfungsi dalam proses
fotosintesis yang terjadi di semua sel penyusun jaringan spons yang berbentuk membulat. Pada
jaringan ini terdapat ruang antar sel sama halnya dengan tumbuhan dikotil, jaringan spons pada
tumbuhan monokotil di dalamnya terdapat pembuluh pengangkut. Ciri khas jaringan spons yaitu
adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel dan terdapat jaringan
palisade,endodermis, dan untuk jaringan pengangkutnya terdiri dari xilem dan floem yang
terletak dibagian dalam
Terdapat dua tipe daun yakni daun dorsiventral dan daun isobilateral. Daun pada banyak
dikotil (dan sebagian monokotil) bersifat dorsiventral, yaitu memiliki permukaan atas (adaxial)
dan bawah (abaxial) yang berbeda secara morphologis. Perbedaan antara preparat awetan
dengan preparat segar ialah terletak dari warna dimana preparat segar lebih berwarna hijau
segar sehingga bentuk dari jaringan kurang terlihat, hal ini terjadi karena klorofilnya yang masih
banyak
Pada daun terletak di dalam tulang daun beserta vena-venanya. Pada penampang
melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri dari 1 ikatan pembuluh, yang xylemnya terletak
menghadap ke permukaan atas daun dan floemnya ke permukaan bawah daun. Pada tulang
daun yang lebih kecil atau vena daun, berkas pengangkutnya dapat lebih sederhana dan
kadang-kadang tidak sempurna terdiri atas xylem saja atau floem saja. Sistem jaringan
pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan
ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan,

dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam
daun biasanya disebut tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun.
Jaringan penyusun daun adalah epidermis, parenkim (mesofil) dan berkas pengangkut.
Adapun posisi dari berbagai jaringan daun yaitu epidermis daun terdapat di permukaan atas
dan di permukaan bawah. Umumnya terdiri atas selapis sel, tetapi ada juga yang terdiri atas
beberapa lapis sel. Sel-selnya berdinding tebal dan pada bagian yang menghadap ke luar
dilapisi kutikula. Untuk membatasi penguapan air yang terlalu besar, kadang-kadang dapat
dijumpai lapisan lilin atau rambut-rambut. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun), yaitu
celah yang dibatasi oleh sel penutup. Stomata berfungsi sebagai tempat keluar masuknya
udara dan menghubungkan ruang-ruang antarsel di dalamkeluar masuknya udara dan
menghubungkan ruang-ruang antarsel di dalam jaringan parenkim dengan atmosfer. Pada
tumbuhan darat, stomata terdapat di permukaan bawah daun, sedangkan pada tumbuhan air
yang terapung, stomata terdapat pada permukaan atas. Mesofil tersusun atas jaringan palisade
dan jaringan spons (bunga karang). Jaringan palisade terdiri atas sel-sel panjang yang tersusun
rapat secara vertikal. Sel-sel tersebut kaya akan kloroplas yang di dalamnya terdapat klorofil.
Jaringan ini terdapat di bagian bawah lapisan epidermis atas. Jaringan spons (bunga karang)
terdiri atas sel-sel yang bentuk dan susunannya tidak teratur, mengandung kloroplas relatif
sedikit dan banyak terdapat ruangruang udara. Sel-sel palisade dan spons disebut sel
fotosintetik. Berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem, terdapat pada tulang daun. Fungsi
tulang daun tidak hanya sebagai penguat dan pemberi bentuk helai daun, tetapi merupakan
sistem transpor yang berhubungan dengan sistem pembuluh pada bagian lain tumbuhan. Selsel xilem mengalirkan air dan mineral, sedangkan sel-sel floem mengedarkan zat-zat organik
hasil fotosintesis.
Pada daun monokotil mempunyai jaringan yang terdiri dari jaringan epidermis, epidermis
terdiri dari epidermis abaxial atau epidermis bawah dan epidermis adaxial atau epidermis
bawah, pada epidermis bagian atas biasanya terdapat kutikula yang berfungsi untuk mencegah
daun kehilangan banyak air dan melindungi jaringan yang berada diatasnya. Epidermis daun
terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah. Umumnya terdiri atas selapis sel, tetapi
ada juga yang memiliki epidermis ganda seperti pada daun Ficus sp., daun Nerium sp., dan
daun Piper sp.. Jumlah lapisan epidermis bagian atas biasanya lebih banyak daripada
permukaan bawah.
Dinding sel epidermis daun mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel yang
menghadap keluar umumnya berdinding. Struktur anatomi daun. lebih tebal dan terdiri atas
kutin. Penebalan kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula yang tipis ataupun tebalnya

bergantung pada jenis tumbuhan serta tempat hidupnya. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain
adanya lapisan kutikula pada daunnya juga terdapat lapisan Jilin. Sel-sel epidermis daun tidak
mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup stomata.
Derivat epidermis yang ditemukan pada daun antara lain stomata, trikoma, sel litokis,
dan sel kipas. Stomata dapat tersebar merata di seluruh permukaan daun, tersusun menurut
alur-alur tertentu, atau terdapat pada bangunan khusus yang menonjol dari permukaan daun.
Stomata berfungsi sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tubuh tumbuhan dan sebagai
pengatur besarnya transpirasi.
Selain itu ada juga jaringan dasar atau jaringan mesofil sebagai yang terletak di antara
epidermis atas dan epidermis bawah serta di antara berkas pengangkut.mesofil merupakan
daerah utama tempat fotosintesis,pada kebanyakan tumbuhan dikotil msofil terdiferensiasi
menjadi jaringan parenkim palisade atau jringan tiang dan parenkim spons atau jaringan
tiang Pada daun dorsiventral, jaringan tiang hanya terdapat di bagian atas daun. Pada daun
isobilateral, jaringan tiang terdapat di kedua permukaan daun.
Sel-sel penyusun jaringan tiang bentuknya silindris, tegak pada permukaan daun,
selapis atau lebih, rapat satu sama lain, dan mengandung banyak kloroplas. Jaringan tiang
berfungsi untuk menangkap cahaya sehingga kepadatan jaringan tiang bergantung pada
intensitas cahaya. Daun yang menerima cahaya langsung akan memiliki jaringan tiang yang
lebih padat dan rapat dibandingkan daun pada tempat teduh.
Jaringan bunga karang tersusun oleh sel-sel yang tidak teratur, berdinding tipis, lepas,
mengandung kloroplas meskipun lebih sedikit daripada jaringan tiang, dan memiliki ruang
antarsel yang besar sehingga terjadi pertukaran gas dengan mudah karena berhubungan
dengan lubang stomata.
Pada beberapa jenis tumbuhan mesofilnya tidak terdeferensiasi menjadi jaringan tiang
dan jaringan bunga karang,akan tetapi mesofilnya hanya tersusun oleh sel-sel parenkim yang
stru ktur dan fungsi nya sama Sel-sel yang mengelilingi berkas pengangkut menunjukkan
morfologi yang berbeda dengan sel-sel mesofil lainnya. Sel-sel tersebut mungkin lebih besar,
lebih tebal dindingnya, dan kloroplasnya lebih sedikit. Sel-sel ini membentuk selubung berkas
pengangkut yang dapat melebar ke permukaan atas dan permukaan bawah daun sampai
mencapai epidermis. Selubung berkas pengangkut berperan dalam rantai pengikatan CO2
pada tahap awal.
Jaringan selanjutnya yang terdapat pada daun ialah jaringan pengangkut, Berkas
pengangkut pada daun membentuk bangunan kompleks yang disebut tulang daun. Tumbuhan
dikotil memiliki satu ibu tulang daun dengan cabang-cabang yang membentuk jala, sedangkan

pada tumbuhan monokotil tulang daun berderet sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh
berkas-berkas kecil di antaranya jaringan pengangkut terdiri dari xilem dan floem,xilem atau
pembuluh kayu berfungsi untuk untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah
menuju daun dan Pembuluh Tapis(floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan.
Adapun perbandingan antara daun dikotil dengan daun monokotil yaitu

pada daun

dikotil, daunnya ditutupi kedua permukaannya masing-masing oleh selapis epidermis. Dinding
luar epidermis biasanya tebal dan dilapisi substansi berlilin yang disebut kutin. Permukaan luar
epidermis seringkali dilapisi kutikula yang tebal ataupun tipis. Lapisan kutikula ini dibentuk dari
kutin. Adanya lapisan kutikula menyebabkan air tidak dapat melewati epidermis dan transpirasi
bisa berkurang, hanya sejumlah kecil air yang menguap melalui transpirasi. Epidermis juga
mencegah masuknya patogen ke bagian dalam daun. Fungsi lain epidermis adalah melindungi
jaringan internal yang lunak dari kerusakan mekanis. Stomata paling banyak ditemukan pada
permukaan bawah daun dorsiventral. Stomata sedikit/jarang pada permukaan atas dan bahkan
tidak ada sama sekali. Pada daun yang terapung, stomata terdapat pada permukaan atas.
Pada daun yang tenggelam, tidak ada stoma. Masing-masing stoma dikelilingi dua sel penutup.
Sel-sel penutup merupakan sel hidup dan mengandung kloroplas. Sel penutup ini yang
mengatur membuka menutupnya stoma. Letak stomata tersebar pada permukaan daun.
Jaringan daun di antara epidermis atas dan epidermis bawah terdiri atas jaringan parenkim
berdinding tipis disebut jaringan mesofil.Jaringan mesofil memiliki porsi terbesar jaringan
internal daun. Pada umumnya sel-sel mesofil terdiri atas dua tipe, jaringan palisade dan
jaringan spongy. Jaringan mesofil selalu mengandung kloroplas. Jaringan palisade biasanya
terdiri dari parenkim yang silindris dan panjang serta posisinya tegak lurus dengan permukaan
epidermis. Pada penampang melintang, sel selnya nampak padat, dan dipisahkan satu sama
lain oleh ruang antar sel di antaranya. Jaringan palisade bisa selapis atau lebih. Daun yang
menerima sinar matahari secara langsung jaringan palisade lebih rapat daripada yang teduh.
Jaringan spongy tersusun longgar, tidak beraturan dengan ruang antar sel yang besar di antara
sel-selnya. Pada jaringan ini juga terdapat kloroplas, akan tetapi tidak sebanyak pada jaringan
palisade. Banyaknya rongga udara lebih memungkinkan untuk pertukaran gas antara sel-sel
spongy dengan udara luar. Fungsi ibu tulang daun dan vena lateral untuk menguatkan daun.
Jaringan yang berfungsi menguatkan pada daun adalah kolenkim, sklerenkim dan xilem. Pada
bagian tengah ibu tulang daun, di bawah epidermis biasanya terdapat sel-sel berdinding tebal
yang berfungsi untuk menguatkan daun yaitu jaringan kolenkim. Sklerenkim juga menguatkan
daun. Biasanya sklerenkim merupakan suatu berkas bersebelahan dengan floem. Selain

berfungsi untuk mengangkut air, trakea dan trakeid dengan ketebalan dindingnya juga berperan
dalam menguatkan daun
Sedangkan pada daun monokotil, daun monokotil pada umumnya orientasinya tegak
sehingga kedua permukaannya mendapat sinar matahari. Struktur internal hampir sama pada
kedua permukaan daun. Stomata terdapat pada kedua sisi. Jaringan mesofil tidak mengalami
diferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan spongy, tetapi terdiri atas sel-sel parenkim
dengan kloroplas dan ruang antar sel di antaranya. Jadi, daun tumbuhan monokotil dan dikotil
berbeda dalam susunan tulang daun utamanya. Sebagian besar monokotil memiliki tulang daun
utama parallel (sejajar) yang menjalar sepanjang helai daun. Sebaliknya daun tumbuhan dikotil
umumnya memiliki banyak percabangan pada tulang daun utama.
Secara umum jaringan penyusun daun terdiri atas epidermis, mesofil (jaringan dasar),
berkas pengangkut, dan jaringan tambahan.

Gambar jaringan penyusun daun secara umum

Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin
(kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang diapit
oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada
tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan
ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus
mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di
antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas. Bentuk epidermis dan
stomata dapat Anda amati pada gambar berikut.

Gambar epidermis daun dan stomata

Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antarsel.
Pada kebanyakan daun tumbuhan dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade
(jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya
memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya
tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.

Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan
sebagai penguat daun.
Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun,
misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.
Struktur anatomi daun tumbuhan dikotil dan monokotil ada beberapa perbedaan. Bentuk
daun tumbuhan dikotil bermacam-macam, bertangkai daun, dan urat daunnya menyirip atau
menjari. Perhatikan gambar anatomi jaringan penyusun daun dikotil berikut.

Gambar jaringan penyusun daun tumbuhan dikotil

Epidermis, letaknya pada lapisan permukaan atas dan bawah daun. Fungsi jaringan
epidermis daun adalah untuk melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan dan
menjaga bentuk daun agar tetap. Ciri-cirinya yaitu terdiri dari satu lapis sel kecuali tanaman
Ficus sp. Kutikula, letaknya pada permukaan atas dan bawah daun. Fungsi kutikula daun
adalah untuk mencegah penguapan air melalui permukaan daun. Ciri jaringan ini adalah

tersusun oleh zat kutin. Stomata, letaknya di permukaan atas dan bawah daun. Fungsi stomata
adalah sebagai jalan masuk dan keluarnya udara. Sedangkan sel penjaga stomata berfungsi
sebagai pengatur membuka dan menutupnya stomata. Cirinya berupa mulut daun pada
epidermis dengan dua sel penutup. Rambut dan kelenjar, terletak di permukaan atas dan
bawah daun. Fungsinya untuk tempat pengeluaran. Jaringan ini termasuk alat tambahan pada
epidermis. Mesofil, terletak diantara lapisan epidermis atas dan bawah. Fungsi mesofil daun
adalah untuk tempat berlangsungnya fotosintesis. Mesofil daun terdiri dari sel parenkim, banyak
ruang antarsel. Kebanyakan berdiferensiasi menjadi jaringan palisade (jaringan tiang) dan
spons (jaringan bunga karang). Sel-sel jaringan tiang berbentuk silinder, tersusun rapat, dan
mengandung klorofil. Sel-sel jaringan bunga karang bentuknya tidak teratur, bercabang- cabang
dan berisi kloroplas, susunannya renggang. Urat daun, terletak pada helai daun. Fungsinya
untuk ransportasi zat. Cirinya berupa menyirip atau menjari.
Daun tanaman monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat lembaran
yang membungkus batang, serta urat daunnya sejajar. Struktur dan fungsi daun tumbuhan
monokotil dapat dijelaskan sebagai berikut.

Gambar jaringan penyusun daun monokotil


Epidermis dan kutikula, terletak di lapisan permukaan atas dan bawah daun. Fungsi
jaringan ini adalah melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan dan mencegah
penguapan air melalui permukaan daun. Ciri-ciri jaringan ini yaitu terdiri dari satu sel dengan
penebalan dari zat kutin. Stomata, terletak berderet di antara urat daun. Fungsi stomata ini
adalah sebagai jalan masuk dan keluarnya udara. Stomata merupakan mulut daun dengan dua

sel penutup. Mesofil, letaknya pada cekungan diantara urat daun. Jaringan ini merupakan
tempat embuat zat makanan melalui fotosintesis. Ciri-ciri mesofil pada monokotil adalah tidak
mengalami diferensiasi, bentuknya seragam kecuali mesofil berkas pengangkut lebih besar,
kloroplasnya lebih sedikit, dan dindingnya lebih tebal. Urat daun, letaknya pada helai daun.
Fungsinya sebagai transportasi zat. Ciri urat daun atau tulang daun tumbuhan monokotil adalah
sejajar.
Penyebab permukaan daun atas lebih hijau dari daun bagian bawah adalah karena
pada permukaan daun atas berhadapan langsung dengan cahaya matahari yang langsung
mengenai permukaan daun sehingga memberikan warna hijau lebih terang dari lapisan
bawah daun. Daun juga biasanya rata dan tipis sehingga memudahkan masuknya sinar
matahari ke dalam sel. Luasnya permukan daun juga memungkinkan terjadinya pertukran gas.

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulakan bahwa daun berfungsi
sebagai tempat fotosintesis; tempat evaporasi (penguapan air); gutasi (penetesan air); tempat
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida (pada stomata). Dari hasil pengamatan juga
terhadap preparat awetan dan preparat segar dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara
struktur anatomi daun pada monokotil dan dikotil. Daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil
memiliki 3 sistem jaringan, yaitu jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pembuluh.
Jaringan epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan yang berada di dalamnya dari
gangguan mekanis. Jaringan mesofil terdiri dari jaringan palisade dan spongy yang berfungsi
untuk fotosintesis. Dan pada jaringan pembuluh yang terdiri dari xylem dan floem. Tipe daun
Zea mays, Caladium sp. adalah isobilateral karena memiliki permukaan adaxial dan abaxial
yang secara morfologi sama. Epidermis pada daun monokotil dan dikotil terdiri dari satu sel
dengan penebalan zat kutin kecuali pada Ficus elastic

terdiri atas dua sel. Pada daun

tumbuhan monkotil yaitu Zea mays dan Caladium sp. dapat dilihat mempunyai jaringan
epidermis atas dan epidermis bawah,serta stomata yang terletak diantara celah pada epidermis
bawah, pada jaringan mesofilnya hanya terdapat jaringan spongy, yang berfungsi dalam proses
fotosintesis yang terjadi di semua sel penyusun jaringan spons yang berbentuk membulat. Pada
jaringan ini terdapat ruang antar sel sama halnya dengan tumbuhan dikotil, jaringan spons pada
tumbuhan monokotil di dalamnya terdapat pembuluh pengangkut. Ciri khas jaringan spons yaitu
adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel. Serta terdapat pula jaringan

penganagkut yaitu xilem yang berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan dan floem yang
berfungsi untuk menganagkut hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan.
Sedangkan pada daun dikotil yaitu Ficus elastic dan Arthocarpus integra hampir sama
dengan jaringan pada daun monokotil akan tetapi mempunyai perbedaan. Epidermisnya terdiri
dari epidermis adaxial (epidrmis atas) dan abaxial (epidermis bawah) serta diantar sel-sel
epidermis abaxial terdapat stomata, sedangkan pada jaringan mesofilnya mempunyai
perbedaan dengan jaringan mesofil pada daun monokotil, pada dikotil jaringan mesofilnya terdiri
dari jaringan palisade yang sel-sel nya berbentuk memanjang, mengandung banyak kloroplas
dan terusn rapat serta jarinagan spongy yang mempunyai bentuk tidak teratur, bercabang,
mengandung lebih sedikit kloroplas dan tersusun rengang,sedangkan untuk jaringan
penganakut nya terdiri dari xilem dan floem

DAFTAR PUSTAKA
Antin. 2012. Laporan Praktikum Jaingan Pada Daun. (Online).
(http://atin.blogspot.co.id/2012/09/laporan-praktikum-jaringan-pada-daun_18.html, diakses
tanggal 2 April 2016).
Lakitan. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman Dikotil
dan Monokotil. Jurnal Anatomi Fisiologi.18 (2). 11-20.
Nurul. 2014. Jaringan Daun Monokotil dan Dikotil. (Online)
(http://nurul.blogspot.co.id/2014/04/jaringan-daun-monokotil-dan-dikotil.html, diakses
tanggal 2 April 2016).
Metcalfe. 1996, Some thougts on the structure of bamboo leaves. 25(69). 391-400.
Campbel. 2003. Biologi Jilid II Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Fahn. 1982. Plant Anatomy. Fourth Edition. Oxford: Pergamon Press.
Peter. 2008. Monocot Leaves are Eaten Less than Dicot Leaves in Tropical Lowland Rain
Forests: Correlations with Toughness and Leaf Presentation. 101(9).13791389.
Chase, Mark W. 2004. American Journal of Botany: Monocot Relationships: An Overview.
Vol. 91, No 10, pp 1645.
Zaenal. 2011. Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.
Listiana.

2010. Struktur Anatomi

Organ Tumbuhan. Jurnal

Tugas Akhir

Universitas

Muhammadiyah Metro. 2 (7). 2-9.


Perry.1991. Pabrik Biothanol dari Daun Jagung dan Daun Keladi dengan Proses
Fermentasi. Jurnal Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 3 (I). 7-10.
Haryanti. 2010. Biologi Sains. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai