Anda di halaman 1dari 101

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. MORFOLOGI TUMBUHAN
Tumbuhan adalah salah satu jenis makhluk hidup yang ada dan
tinggal di muka biumi. Tumbuhan memiliki ciri ciri sebagai makhluk hidup

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


yaitu bergerak, selain itu tumbuhan juga memiliki ciri yang lain yaitu
tumbuh. Tumbuhan dapat berkembang dan tumbuh karena memiliki hormon
yang bisa membantu proses pertumbuhan.
Morfologi tumbuhan  merupakan  ilmu  yang mempelajari bentuk
fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa Latin
morphus yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti
ilmu. Morfologi tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara
khusus mempelajari struktur internal tumbuhan pada tingkat
mikroskopis. Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan
secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat
dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap
kelompok yang terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian
nama tumbuhan adalah taksonomi tumbuhan.
Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan
tubuh tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-
masing bagian dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha
mengetahui dari mana asal dan susunan tubuh yang terbentuk. Informasi
morfologi dibutuhkan dalam pemahaman siklus hidup, penyebaran
geografis, ekologi, evolusi, konservasi, serta pendefinisian spesies.

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN


Morfologi tumbuhan
Sumber : id.wikipedia.org

diperkenalkan pertama kali oleh


ilmuwan
berkebangsaan Jerman yaitu Johann
Wolfgang von Goethe  pada tahun 1790.
Sejarah perkembangan morfologi
tumbuhan berpusat di Jerman, selain
Goethe tokoh lain yang paling
berpengaruh antara lain yaitu: Wilhelm Gambar 1.1 Johann Wolfgang
von Goethe

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Hofmeister, Karl von Goebel, Walter Zimmermann, dan Wilhelm Troll.
Metode yang digunakan oleh Goethe adalah morfologi komparatif atau
tipologi yang berpandangan bahwa meskipun organ pada tumbuhan berbunga
menunjukkan keragaman, terdapat sebuah bentuk rancangan dasar yang
disebut Bauplan yang mendasari keragaman bentuk tubuh tumbuhan tersebut.
Studi morfologi di Jerman melibatkan perbedaan pandangan dan perdebatan
oleh masing-masing ilmuwan. Goethe yang hanya bisa menerima konsep
jenis tumbuhan sedangkan Zimmermann yang hanya menerima kelompok
secara alami terbentuk melalui evolusi serta berasal dari nenek moyang yang
sama. Pada saat yang sama, Agnes Arber pada tahun 1950 mempublikasikan
kelompok alami tumbuhan, yang berangkat dari pandangan bahwa
perkembangan tumbuhan akan terjadi terus-menerus. Sejak pertama kali
diperkenalkan oleh Goethe sampai melalui sejarah perdebatan antar ilmuwan,
konsep morfologi tumbuhan telah berkembang dan diterima secara umum
bahwa tumbuhan merupakan organisme yang berkembang melibatkan aspek
dasar botani yaitu: morfologi, dimensi, fungsi, dan anatomi. Fungsinya pun
berkembang selaras dengan evolusi organisme moyangnya.

C. RUANG LINGKUP
Definisi dari morfologi tumbuhan adalah “studi tentang
perkembangan bentuk, dan struktur tumbuhan, yang berimplikasi upaya
untuk menginterpretasi berdasarkan kesamaan asal dan tujuan”. Fokus dari
morfologi tumbuhan adalah bentuk dan susunan luar tubuh tumbuhan pada
tumbuhan yang telah terdiferensiasi yang termasuk dalam kelompok kormus
(Cormophyta). Sedangkan golongan lain: Cyanobacteria, Thallophyta,
dan Bryophyta yang masuk kedalam bahasan anatomi tumbuhan karena
tubuhnya belum terdiferansiasikan. Sehingga hanya dua golongan tumbuhan
yang menjadi bahasan morfologi tumbuhan yaitu: Pteridophyta (tumbuhan
paku), dan Spermatophyta (tumbuhan biji). Studi tentang morfologi
tumbuhan harus melihat dari tiga aspek utama yang merepresentasikan arti

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


dan fakta dari studi morfologi, yaitu: deskripsi secara lisan dari suatu
bentuk, klasifikasi bentuk, genesis bentuk atau morfogenesis.

Sistematika tumbuhan dan morfologi tumbuhan saling


bersinggungan, meskipun begitu keduanya merupakan disiplin ilmu yang
berbeda dengan fokus dan tujuan yang berbeda pula. Sistematika lebih
menekankan homologi atau kesamaan dari dua spesies dengan asal nenek
moyang yang sama, sedangkan morfologi menekankan pada analogi atau
konvergensi. Praktik dua disiplin ilmu ini bekerja secara berlawanan,
sistematika menggunakan karakteristik morfologi untuk mengelompokan
keragaman kedalam subunit taksonomi-nya, sedangkan morfologi tumbuhan
menggunakan keragaman tersebut untuk menyimpulkan dasar-dasar bentuk
tanpa memperhatikan hubungan sistematikanya.

Gambar 1.2 Tumbuhan Paku Gambar 1.3 Tumbuhan Berbiji


uhhy
(https://id.wikipedia.org) y (https://id.wikipedia.org)

Contoh tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji, keduanya merupakan


golongan tumbuhan yang menjadi bahasan morfologi tumbuhan karena
bagian-bagiannya terdiferensiasi secara nyata (dapat dibedakan).

D. BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Gambar 1.4 Bagian-Bagian Tumbuhan
(https://id.wikipedia.org)

Bagian tumbuhan yang secara nyata dapat menunjukkan perbedaan


(diferensiasi) dinamakan kormus yang merupakan bagian pokok tumbuhan,
terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Akar (radix)
2. Batang (caulis)
3. Daun (folium)
Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena
terbentuk dari modifikasi bagian pokok atau kombinasi bagian-bagian pokok
yaitu:
1. Kuncup (gemma), modifikasi dari batang dan daun.
2. Bunga (flos), modifikasi dari batang dan daun.
3. Duri (spina), modifikasi dari dahan maupun daun.
4. Alat-alat pembelit (cirrhus), dapat berupa modifikasi daun
maupun dahan.
5. Umbi (tuber), modifikasi dari batang.
6. Rimpang (rhizome), modifikasi dari batang beserta daun-
daunnya.
Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35
7. Umbi lapis (bulbus), modifikasi dari batang dan daun

Selain itu pada organ tumbuhan tertentu dapat ditemukan alat-alat


lain yang biasanya lebih kecil atau lebih halus yang dinamakan alat tambahan
atau alat pelengkap (organa accessoria), misalnya:
1. Rambut atau bulu (pilus).
2. Sisik (lepis).
3. Lentisel (lenticulus)

BAB II
ALAT HARA (Organum
nutritivum)
Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35
ALAT HARA ( Organum nutritivum )

A. AKAR (Radix)
Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan

yang tumbuh menuju inti bumi kormus. Akar biasanya bersifat sebagai berikut :

1. Terdapat dalam tanah, tumbuh kepusat bumi (geotrop) atau ke air (hidrotrop),

meninggalkan udara atau cahaya.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


2. Tidak berbuku, tidak beruas dan tidak mendukung daun–daun atau sisik-sisik

maupun bagian lainnya.

3. Warna tidak hijau, biasanya kekuning-kuningan atau keputih-putihan

4. Ujung tumbuh terus, bentuk meruncing.

Fungsi Akar :

1. Memperkuat berdirinya tumbuhan,

2. Menyerap dan mendistribusikan air dan zat-zat makanan.

3. Kadang-kadang sebagai tempat penimbunan makanan.

Akar umumnya dibedakan atas :

Sumber : staywithnature.blogspot.co.id
1. Leher akar atau pangkal akar

(collum); bersambungan dengan

pangkal batang,

2. Ujung akar (apex radicis);

bagian akar paling muda

3. Batang akar (corpus radicis);

terdapat antara leher akar dan

ujungnya Gambar 2.1 Morfologi Akar

4. Cabang-cabang akar (radix lateralis); tidak bersambungan dengan pangkal

batang; keluar dari akar pokok; dapat mengadakan percabangan lagi.

5. Serabut akar (fibrilla radicalis); cabang-cabang akar yang halus bentuk

serabut.

6. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pillus radikalis); merupakan

penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


7. Tudung akar (calyptra); bagian akar paling ujung, berguna untuk melindungi

ujung akar yang masih muda dan lemah.

Calon akar dalam lembaga disebut akar lembaga (radicula). Berdasarkan

perkembangan akar lembaga terdapat dua sistem perakaran :

a. Sistem akar tunggang; akar lembaga tumbuh menjadi akar pokok. Akar

tunggang (radix primaria) adalah akar pokok yang berasal dari akar lembaga.

b. Sistem akar serabut; akar lembaga mati kemudian muncul akar-akar yang

sama besar dari pangkal batang. Akar serabut (radix adventicia) dinamakan

akar liar, bentuknya seperti serabut.

Sumber : ratnadewiwulaningsih.blogspot.com

Gambar 2.2 Akar Tunggang dan Akar Serabut

Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan

atas :

a. Tidak atau sedikit bercabang sebagai tempat penimbunan makanan,

bentuknya berupa :

1. Berbentuk seperti tombak

(fungiformis), ch. akar lobak


Sumber : slideplayer.info

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


(Raphanus sativus L), wortel (Daucus carota I.). Akar ini dinamakan juga

akar tombak atau akar pena.

2. Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, ch.

Bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.), biet (Beta vulgaris L.).

Dinamakan juga akar gasing.

3. Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti


Gambar
akar serabut, ch. pada kratok (Phaseolus 2.3L).
lunatus Akar Tombak dan
Akar Gasing
4. Akar tunggang yang bercabang (ramosus), biasanya terdapat pada pohon-

pohon umumnya yang ditanam dari biji.

Pada sistem akar serabut terdapat beberapa bentuk sebagai berikut :

1. Akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, ch. padi (Oryza sativa L. ),

2. Akar serabut keras dan besar seperti tambang, ch. kelapa (Cocos nucifera L.),

3. Akar serabut besar-besar, ch. pandan (Pandanus tectorius Sol.).

Akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus :

1. Akar udara atau akar gantung (radix


Sumber : ekologi-hutan.blogspot.com

aereus); Akar ini keluar dari bagian-

bagian di atas tanah, menggantung di

udara dan tumbuh ke arah tanah,

bertugas membantu penyerapan air

dan udara, contohnya akar anggrek

kala jengking (Arahnis flosaeris),


Gambar
setelah mencapai tanah kemudian berkelakuan 2.4akar
sepeti Akar Udara
biasa dan bagian

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


yang di atas tanah berubah menjadi batang, contohnya pada beringin (Ficus

benyamina L.).

2. A k a r p e n g g e

terdapat pada tumbuhan yang hidup


Sumber : www.slideshare.net

sebagai parasit dan berguna untuk

menyerap air maupun zat makanan

dari inangnya, contohnya pada

benalu (Loranthus). Dapat juga

merupakan akar-akar yang pendek

yang melekat pada tuan rumahnya


Gambar 2.5 Akar Penghisap
tetapi juga menghisap air dan zat makanan, contohnya pada endak-endak

cacing (Cuscutha australia L.).

3. Akar pelekat (radix adligans); yaitu akar-akar yang keluar dari buku-buku

batang memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja,

misalnya pada lada (Piper nigrum L.), sirih (Piper betle L.).
Sumber : belajar-di-rumah.blogspot.com

Gambar 2.6 Akar Pelekat

4. Akar pembelit (cirrhus radicalis); juga untuk memanjat tetapi dengan

memeluk penopangnya, misalnya pada vanili (Vanila planifolia Andr.).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Sumber : isnanbio.blogspot.com
Gambar 2.7 Akar Pembelit

5. Akar nafas (pneumatophora); yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak

lurus ke atas hingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat

tumbuhnya. Akar ini mempunyai liang-liang tempat masuknya udara,

contohnya pada bogem (Sonneratia) dan kayu api (Avicennia).


Sumber : wordpress.com

Gambar 2.8 Akar Nafas

6. Akar tunjang atau akar enggrang; yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian

bawah batang ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang agar tidak

rebah. Akar ini juga berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


bingan.org
Contohnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.) dan bakau (Rhizophora

conjugata L.).

Gambar 2.9 Akar Tunjang

7. Akar lutut; yaitu akar yang tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi

masuk ke dalam tanah sehingga nampak seperti lutut yang dibengkokkan.

Akar ini berguna sebagai alat bantu pernafasan, contohnya pada Bruguiera

parvifolia W. et A.
Sumber : wordpress.com

Gambar 2.10 Akar Lutut

8. Akar banir; yaitu akar berbentuk seperti papan untuk memperkokoh


berdirinya batang pohon yang tinggi besar, contohnya pada sukun
(Artocarpus communis G. Forst.), kenari (Canarium commune L.).
-rumah.blogspot.com

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Gambar 2.11 Akar Banir

B. BATANG (Caulis)
Batang (bahasa Latin: caulis) merupakan salah satu dari organ dasar

tumbuhan berpembuluh. Batang adalah sumbu tumbuhan, tempat semua organ

lain bertumpu dan tumbuh. Daun dan akar dianggap sebagai perkembangan

lanjutan dari batang untuk menjalankan fungsi yang lebih khusus.

Sifat-Sifat Batang :

1. Umumnya berbentuk bulat seperti silinder, bersifat aktinomorf

2. Terdiri atas ruas – ruas dibatasi oleh buku- buku dan pada buku ini terdapat

daun.

3. Tumbuh keatas menuju cahaya matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).

4. Biasanya pertumbuhannya tidak terbatas.

5. Kebanyakan memiliki percabangan.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Tugas – Tugas Batang:

1. Mendukung bagian tumbuhan diatasnya yaitu daun, bunga dan buah.

2. Memperluas bidang asimilasi.

3. Jalan pengangkutan air dan zat- zat makanan dari bawah keatas dan jalan

pengangkutan hasil- hasil asimilasi dari atas kebawah.

4. Tempat penimbunan zat – zat makanan cadangan.

Berdasarkan ada tidaknya batang, tumbuhan dibedakan menjadi:

1. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis). Tumbuhan tidak

mempunyai batang sesungguhnya, karena batang amat pendek, semua daun

tersusun rapat merupakan satu roset, ch. Sawi (Brassica juncea).

2. Tumbuhan yang jelas berbatang dibedakan atas:

a. Batang basah (herbaceus); batang lunak dan berair, ch. bayam

(Amaranthus sp).

b. Batang berkayu (lignosus) yaitu batang keras dan kuat karena terdiri atas

kayu, ch. pohon (arbores) dan semak (frutices).

c. Batang Rumput (calmus) yaitu batang tidak keras, mempunyai ruas- ruas

yang nyata dan sering kali berongga. ch. padi (Oryza sativa).

d. Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi mempunyai

ruas- ruas yang lebih panjang ch. tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae).

Morfologi Batang

1. Dilihat dari segi bentuk penampang melintangnya batang dibedakan

menjadi:

a. Bulat (teres), ch. Bambusa sp, Cocos nucifera L.

b. Bersegi (angularis) dibedakan atas :

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


1) Bangun segi tiga (Triangularis). ch. rumput teki (Cyperus rotundus)

2) Segi empat (quadrangularis), ch Markisa (Passiflora

quadrangularis).

c. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih

tugas daun. Dibedakan menjadi :

1) Filokladia (phyllocladium),

Sumber : bibitbunga.com
jika amat pipih dan

mempunyai pertumbuhan

yang terbatas, ch. jakang

(Muehlenbeckia platyklada).

Gambar 2.12 Filokladia


2) Kladodia (kladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan

percabangan, ch. kaktus (Opuntia vulgaris Mill).


Sumber : najamuddinbiounpar.blogspot.com

Gambar 2.13 Kladodia

2. Permukaan batang dapat dibedakan menjadi :

a. Licin (laevis) ch. Jagung (Zea mays L).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


b. Berusuk (costatus), jika pada permukaanya terdapat rigi- rigi yang

membujur. ch. Iler (Coleus scutellariodes)

c. Beralur (sulkatus), biasanya batangnya bersegi tetapi pada sudut –

sudutnya terdapat pelebaran yang tipis. ch. Ubi (Dioscorea alata).

Permukaan batang dapat dibedakan pula menjadi:

a. Berambut (pilosus), ch. Nicotiana tabacum

b. Berduri (spinosus), ch. Mawar (Rosa sp).

c. Memperlihatkan bekas - bekas daun, ch Pepaya (Carica papaya).

d. Memperlihatkan bekas- bekas daun penumpu, ch. Nangka (Arthocarpus

integra).

e. Memperlihatkan banyak lentisel, ch. Sengon (Albizzia stipulata).

f. Keadaan- keadaan lain, ch. lepasnya kerak pada Psidium guajava

3. Berdasarkan arah tumbuh batang, maka batang dibedakan menjadi:

a. Tegak lurus (erectus), jika arahnya lurus keatas ch, Carica papaya.

b. Menggantung (dependens, pendulus), jenis- jenis tumbuhan epifit, ch.

anggrek (Orchidaceae).

c. Berbaring (humifisus), jika batang terletak pada permukaan tanah, ch.

semangka (Citrullus vulgaris).

d. Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku-

bukunya keluar akar- akar, ch. ubi jalar (Ipomea batatas).

e. Serong keatas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak

berbaring tetapi jalannya membelok keatas, ch. kacang tanah (Arachis

hipogea).

f. Mengangguk (nutans); batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya

lalu membengkok kebawah, ch. Helianthus annus.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


g. Memanjat (scandens); batang tumbuh keatas dengan menggunakan

penunjang.

h. Membelit (volubillis); batang naik keatas, tetapi tidak menggunakan alat-

alat khusus dan dibedakan menjadi :

1) membelit kekiri ch. Clitorian ternatea

2) membelit kekanan, ch. Dioscorea hispida Dennst.

4. Percabangan Batang

blogspot.com
Percabangan batang dibedakan atas :

a. Percabangan monopodial yaitu batang

selalu tampak jelas, karena lebih besar

Sumber : pengertianmenurutahli.
dan lebih panjang, ch. cemara (Casuarina

equisetifolia L).

Gambar 2.14 Percabangan

blogspot.com
Monopodial
b. Percabangan menggarpu atau dikotom,

yaitu setiap kali bercabang terjadi dua

cabang yang sama besarnya. Ch. paku


Sumber : pengertianmenurutahli.

endam (Gleichenia linearis Clarke).

Gambar 2.15 Percabangan


Dikotom

Cabang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok disebut

dahan (ramus) sedang cabang – cabang yang kecil dinamakan ranting (ramulus).

5. Cabang dapat dibedakan menjadi :

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


a. Geragih (flagellum, stolo) yaitu cabang – cabang yang tumbuh merayap dan

dari buku – bukunya keatas keluar tunas baru dan kebawah tumbuh akar-

akar. Cabang ini dibedakan lagi menjadi :

1) merayap diatas tanah, ch. pada daun kaki kuda (Centella asiatica)

2) merayap didalam tanah, ch. teki (Cyperus rotundus).

b. Wiwilan atau tunas air (Virga singularis) yaitu cabang yang biasanya tumbuh

cepat dengan ruas – ruas yang panjang dan seringkali berasal dari kuncup

yang tidur atau kuncup-kuncup liar, ch. kopi (Coffea sp).

c. Sirung panjang (Virga) yaitu cabang – cabang yang biasanya merupakan

pendukung daun – daun dan mempunyai ruas- ruas yang cukup panjang.

Cabang ini mandul (steril).

d. Sirung pendek (virgula atau virgulla sucrescens),cabang- cabang kecil

dengan ruas- ruas yang pendek yang selain pendukung daun juga pendukung

bunga dan buah, cabang ini biasanya subur (fertil).

Arah tumbuh cabang dibedakan sebagai berikut:

a. Tegak (fastigiatus) yaitu jika sudut antara batang dengan cabang amat kecil

sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja, ch. Coffea sp.

b. Condong keatas (patens) jika cabang dengan batang pokok membentuk

sudut kurang lebih 450, ch. pohon cemara (Casuarina equasetifolia).

c. Mendatar (horizontalis) cabang dgn batang membentuk sudut 900,

ch.Ceiba petandra.

d. Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar tetapi lalu

ujungnya melengkung kebawah, ch. Coffea robusta.

e. Bergantung (pendulus) yaitu cabang – cabang yang tumbuhnya kebawah

ch. cabang – cabang tertentu pada Salix sp.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Berdasarkan Panjang atau pendeknya umur dari suatu tumbuhan maka

tumbuhan dibedakan menjadi:

a. Tumbuhan annual (anuus) yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya

kurang dari satu tahun sudah mati, ch. tumbuhan palawija.

b. Tumbuhan bienial (biennis) yaitu tumbuhan tumbuh sampai menghasilkan

biji (keturunan baru) memerlukan waktu dua tahun, ch. biet (Beta vulgaris L).

c. Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras yaitu tumbuhan dapat mencapai

umur sampai puluhan atau ratusan tahun, ch. golongan semak, perdu atau

pohon.

C. DAUN (Folium)
Bagian tempat melekatnya daun, dinamakan buku-buku (nodus) batang.

Dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang daun dinamakan

ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau

yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau.

Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:

a. Mengambil zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa gas (CO2).

b. Mengolah zat-zat makanan (assimilasi)

c. Menguapkan air (transpirasi)

d. Bernafas (respirasi)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya. Air beserta

garam-garam diambil dari tanah oleh akar, sedangkan gas CO2 diambil dari udara

melalui mulut daun (stoma). Zat-zat tersebut diolah menjadi zat organik.

Pengolahan zat anorganik menjadi zat organic ini dilakukan oleh daun

(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari.

Proses ini disebut dengan assimilasi.

Bagian- bagian Daun

Daun yang lengkap mempunyai

bagian-bagian berikut:

Sumber : kiong.heck.in
a. Upih daun atau pelepah daun (vagina),

b. Tangkai daun (petiolus),

c. Helaian daun (lamina).

Gambar 2.16 Daun Lengkap

Tumbuhan yang memiliki daun lengkap tidak banyak jenisnya, ch. pisang

(Musa paradisiaca L.), pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa sp), dll.

Kebanyakan tumbuhan memiliki daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari

tiga bagian tersebut. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap.

Susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:

a. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja; disebut daun bertangkai. Ch.:

nangka (Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica), dll.

b. Daun terdiri atas upih dan helaian, disebut daun berupih atau daun

berpelepah. Ch. padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dll.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


c. Daun yang terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, helaian langsung

duduk atau melekat pada batang. Daun demikian dinamakan daun duduk

(sessilis), seperti pada biduri (Calotropis gigantea). Daun duduk dapat

mempunyai pangkal yang demikian lebarnya seakan-akan melingkari batang

atau memeluk batang, oleh sebab itu dinamakan daun memeluk batang

(amplexi caulis) ch. pada tempuyung (Sonchus oleraceus). Bagian daun yang

memeluk batang itu seringkali bangunnya membulat dan disebut telinga daun.

d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja, tangkai tadi biasanya lalu menjadi pipih

menyerupai helaian daun semu atau palsu, dinamakan: filodia, seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia yang berasal dari Australia, ch.:

Acacia auriculiformis.

Sumber : haniifiyyah.blogspot.com
Alat-alat tambahan atau pelengkap
pada daun :

1. Daun penumpu (stipula), berupa dua

helai lembaran daun yang kecil,

terdapat dekat pangkal tangkai daun


berguna untuk melindungi kuncup yang
Gambardaun
masih muda. Pada kacang kapri (Pisum sativum) 2.17 penumpu
Daun Penumpu
itu besar dan

lebar. Pada pohon nangka (Artocarpus integra) daun penumpunya mudah

gugur, tetapi pada mawar (Rosa sp) tinggal lama dan baru gugur bersama-

sama daunnya.

Menurut letaknya, daun penumpu dapat dibedakan atas:

1. Daun penumpu yang bebas (stipulae liberae), terdapat di kanan kiri

pangkal tangkai daun, ch. pada kacang tanah (Arachis hypogaea).

2. Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun

(stipulae adnatae) ch. pada mawar (Rosa sp).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


3. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan terdapat di dalam ketiak

daun (stipula axillaries atau stipula intrapetiolaris).

4. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu terdapat berhadapan dengan

tangkai daun dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang (stipula

petiolo opposite atau stipula antidroma).

5. Daun penumpu yang berlekatan dan terdapat diantara dua tangkai daun

seperti pada tumbuhan yang pada buku-buku batangnya mempunyai dua

daun yang duduk berhadapan, ch. pada mengkudu (Morinda citrifolia).

Daun penumpu yang demikian dinamakan daun penumpu antar tangkai

(stipula interpetiolaris)
Sumber : belajar-di-rumah.blogspot.com

2. Selaput bumbung (ochrea atau

ocrea), berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas

batang, jadi terdapat di atas suatu

tangkai daun. Selaput bumbung

dianggap sebagai daun penumpu

Gambar 2.18 Selaput Bumbung yang kedua, sisinya saling

berlekatan dan melingkari batang, terdapat pada Polygonum sp.

3. Lidah-lidah (ligula), suatu selaput


Sumber : belajar-di-rumah.blogspot.com

kecil yang biasanya terdapat pada

batas upih dan helaian daun pada

rumput (Graminae). Alat ini

berguna untuk mencegah

mengalirnya air hujan kedalam

ketiak antara batang dan upih daun,

sehingga kemungkinan pem-busukan dapat dihindarkan.


Gambar 2.19 Lidah-Lidah

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Upih Daun atau Pelepah Daun (vagina)

Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang tergolong

tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae), antara lain suku rumputan

(Graminae), suku empon-empon (Zingiberaceae), pisang (Musa sapientum),

golongan Palma (Palmae), dll. Selain untuk melekat pada batang dan memeluk

batang, upih daun juga berfungsi sebagai:

1. Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, ch. pada tanaman tebu

(Saccharum officinarum).

2. Memberi kekuatan pada batang tanaman. Upih daun semuanya membungkus

batang, sehingga batang tidak tampak, ch. pada pisang (Musa paradisiacal).

Batang yang tampak pada pisang bukanlah batang tanaman yang sebenarnya

melainkan batang semu

Tangkai Daun (Petiolus)

Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan

menebal pada pangkalnya. Berdasarkan penampang melintangnya dapat dijumpai

hal-hal berikut:

a. Bulat dan berongga, ch. tangkai daun papaya (Carica papaya)

b. Pipih dan tepinya melebar (bersayap), ch. pada jeruk (Citrus sp)

c. Bersegi, ch. pada Cyperus sp.

d. Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur

dalam seperti pada tangkai daun pisang.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Adapula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya, ch. pada

daun pohon kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Bila dilihat permukaannya, tangkai

daun ada yang memperlihatkan kerutankerutan, sisik-sisik, rambut-rambut, lenti

sel, dll.

Helaian Daun (lamina)

Sifat-sifat daun yang perlu diperhatikan yaitu:

a) bangun helaiannya (circumscriptio)

b) ujungnya (apeks)

c) pangkalnya (basis)

d) susunan tulang-tulangnya (nervatio atau venatio)

e) tepinya (margo)

f) daging daunnya (intervenium), dan sifat-sifat lain lagi, ch. keadaan

permukaan atas maupun bawahnya (gundul, berambut atau lainnya), warna

dll.

a. Bentuk (Helai) Daun (circumscripto)

1) Bulat atau bundar (orbicularis); panjang : lebar = 1 : 1, contohnya pada

teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).

2) Perisai (peltatus); contohnya pada daun jarak (Ricinus communis).

3) Jorong (ovalis atau ellipticus); panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1, contohnya daun

nangka (Artocarpus integra Merr.) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum

L.).

4) Memanjang (oblongus); panjang : lebar = 2 ½ - 3 : 1, contohnya daun srikaya

(Annona squamosa L.) dan sirsak (Annona muricata L.).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


5) Lanset (lanceolatus); panjang : lebar = 3 - 5 : 1, contohnya daun kamboja

(Plumiera acuminata Ait.). oleander (Nerium oleander L.).

6) Bulat telur (ovatus); contohnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis

L.).

7) Segitiga (triangularis); segitiga sama kaki, ch. bunga pukul empat (Mirabilis

jalapa L.).

8) Delta (deltoides); segitiga sama sisi, contohnya daun air mata pengantin

(Antigonon leptopus Hook. Et Arn).

9) Belah ketupat (rhomboideus); contohnya anak daun bengkuwang.

10) Jantung (cordatus); contohnya daun waru (Hibiscus tiliaceus L.).

11) Ginjal (reniformis); contohnya daun pegagan (Centella asiatica Urb.).

12) Anak panah (sagittatus); contohnya daun eceng (Sagittaria sagittifolia L.).

tombak (hastatus); contohnya daun wewehan (Monochoria hastata Solms).

13) Bertelinga (auriculatus); contohnya daun tempuyung (Sonchus asper Vill.).

14) Bulat telur sungsang (obovatus); contohnya daun sawo kecik (Manilkara

kauki Dub.).

15) Jantung sungsang (obcordatus); misalnya daun sidaguri (Sida retusa L.).

16) Segitiga terbalik atau pasak (cuneatus); ch. anak daun semanggi (Marsilea

crenata).

17) Garis (linearis); contohnya daun-daun rumput gramineae.

18) Pita (ligulatus); contohnya daun jagung (Zea mays L.).

19) Pedang (ensiformis); contohnya daun nenas seberang (Agave sisalana Per.).

20) Paku atau dabus (subulatus); contohnya daun Araucaaria cunninghamii Ait.

21) Jarum (acerosus); contohnya daun pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vr.).

b. Ujung Daun (Apex Folii)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


1. Runcing (acutus); kedua tepi kanan dan kiri ibu tulang daun bertemu dengan

membentuk sudut lancip, contohnya pada daun olenader (Nerium olender L.)

2. Meruncing (acuminatus); seperti pada ujung runcing tetapi titik pertemuan

lebih ke depan lagi, contohnya daun sirsak (Annona muricata L.)

3. Tumpul (obtusus); contohnya pada sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)

4. Membulat (rotundatus); ujung daun membentuk semacam busur, contohnya

daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.), daun teratai besar (Nelumbium

nelumbo Druce).

5. Rompang (truncatus); ujung daun membentuk garis rata, contohnya anak

daun se manggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium

occidentale L.).

6. Terbelah (retusus); ujung daun membentuk lekukan, ch. daun sidaguri (Sida

retusa L.)

7. Berduri (mucronatus); ujung daun merupakan suatu duri, contohnya daun

nenas seberang (Agave sp).

c. Pangkal Daun (Basis Folii)

1) Runcing (acutus); biasanya terdapat pada daun memanjang, lanset, dll.

2) Meruncing (acuminatus); biasanya pada daun bulat telur sungsang atau

bentuk sudip.

3) Tumpul (obtusus); biasanya pada daun bentuk bulat telur, jorong.

4) Membulat (rotundatus); pada daun bangun bulat telur, jorong.

5) Rompang (truncatus); terdapat pada daun bangun segitiga, delta, dan tombak.

FBerlekuk (emarginatus); terdapat pada daun bangun jantung, ginjal, dan anak

panah.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


d. Susunan Tulang Daun

1) Daun bertulang menyirip (penninervis), umum terdapat pada golongan

Dicotyledon.

2) Daun bertulang menjari (palminervis), contohnya daun pepaya (Carica

papaya L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp).

3) Daun bertulang melengkung (cervinervis), umumnya terdapat pada tumbuhan

golongan Monocotyledoneae contohnya genjer (Limnocharis flava Buch.),

gadung (Dioscorea hispida Dennst.).

4) Daun bertulang sejajar atau lurus (rectinervis), umumnya terdapat pada

golongan rumput (Gramineae), teki (Cyperaceae).

Sumber : wordpress.com

Gambar 2.20 Macam-Macam Susunan Tulang Daun

e. Tepi Daun (Margo Folii)

Secara garis besar tepi daun dapat di bagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Integer (rata), ch. pada daun nangka (Artocarpus integra Merr.)

2) Divisus (bertoreh), dapat dibedakan menjadi dua golongan:

1) Toreh-toreh yang tidak mempengaruhi atau mengubah bagun asli daun.

Toreh biasanya tak seberapa dalam, letaknya tidak bergantung pada

jalannya tulang-tulang daun, disebut toreh yang merdeka. Torehnya

sendiri dinamai “sinus” untuk dan “angulus” untuk bagian tepi daun yang

menonjol keluar.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


2) Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya.

Berdasarkan dalamnya toreh dibedakan atas :

1. Lobatus (berlekuk), yaitu jika dalamnya toreh kurang daripada

setengah panjangnya tulang tulang yang terdapat dikanan kirinya.

2. Fissus (bercangap), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai

ditengah panjang tulang-tulang daun di kanan-kirinya.

3. Partitus (berbagi), jika dalamnya toreh melebihi setengah

penjangnya tulang-tulang daun di kanan kirinya.

Sebutan untuk mencandra tepi daun yang bertoreh dalam dan besar ini

merupakan kombinasi antara sifat toreh dengan susunan tulang daunnya, sehingga

diberi istilah sebagai berikut :

1) Pinnatilobus (berlekuki menyirip), tepi berlekuk mengikuti susunan tulang

daun yang menyirip, ch. pada daun terong (Solanum melongena L.).

2) Pinnatifidus (bercanggap menyirip), tepi bercangap, sedang daunnya

mempunyai susunan tulang yang menyirip, ch. daun keluwih (Artocarpus

communis Forst.)

3) Pinnatipartitus (berbagi menyirip), tepi berbagi dengan susunan tulang yang

menyirip, ch. daun kenikir (Cosmos caudatus M. B. K. ) dan sukun

(Artocarpus communis Forst.)

4) Palmatilobus (berlekuk menjari), tepi berlekuk , susunan tulang daun menjari,

ch. daun jarak pagar (Jatropa curcas L.), kapas (Gossypium sp.).

5) Palmatifidus (bercangap menjari), jika tepinya bercanggap, sedang susunan

tulangnya menjari, ch. daun jarak (Ricinus communis L.).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


6) Palmatipartitus (berbagi menjari), jika tepi berbagi, sedang daunnya

mempunyai susunan tulang yang menjari, ch. daun ketela pohon (Manihot

utilissima Pohl.).

Sumber : www.slideshare.net
Gambar 2.21 Macam-Macam Tepi Daun

Tepi Daun Dengan Toreh Yang Merdeka

Toreh amat dangkal dan kurang jelas, sehingga sukar untuk dikenal,

terbagi atas :

a. Serratus (bergerigi), jika sinus dan angulus sama lancipnya, ch. Lantana

camara L.

b. Biserratus (bergerigi ganda atau rangkap), angulus cukup besar, dan tepinya

bergerigi lagi.

c. Dentatus (bergigi), sinus tumpul dan angulus lancip, ch. daun beluntas

(Pluchea indica).

d. Crenatus (beringgit), sinus tajam angulus tumpul, ch. cocor bebek

(Kalanchoe pinnata).

e. Repandus (berombak), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul, ch.

daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


f. Permukaan Daun.

1) Licin (laevis), permukaan daun dapat terlihat :

a) mengkilat (nitidus), ch. sisi atas daun kopi (Coffea robusta Lindl.),

beringin (Ficus benjamina L.),

b) suram (opacus), ch. daun ketela rambat (Ipomoea batatas Poir.),

c) berselaput lilin (pruinosus), ch. sisi bawah daun pisang (Musa

paradisiaca L.), daun tasbih (Canna hybrida Hort.),

d) Gundul (glaber), ch. daun jambu air (Eugenia aquea Burm.).

e) Kasap (scaber), ch. daun jati (Tectona grandis L.)

f) Berkerut (rugosus), ch. daun jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.),

jambu biji (Psidium guajava L.).

g) Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut , tetapi kerutannya lebih

besar ch. daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)

h) Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan jarang-jarang , ch. daun tembakau

(Nicotiana tobacum G. Don.)

i) Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu sedemikian rupa, sehingga jika

diraba terasa seperti laken atau beludru.

j) Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar,

ch. daun gadung (Dioscorea hispida Dennst.).

k) Bersisik (lepidus), seperti ch. sisi bawah daun durian (Durio zibethinus

Murr.).

Daun Majemuk (Folium compositum)

Jika pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja

dinamakan daun tunggal (folium complex). Jika tangkainya bercabang-cabang,

dan pada tangkai cabang ini terdapat helaian daun, disebut daun majemuk

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


(Folium compositum). Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari satu

daun tunggal, yang torehnya sedemikian dalamnya, sehinnga bagian daun diantara

toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-masing merupakan satu helaian

tersendiri.

Pada suatu daun majemuk dapat kita bedakan bagian-bagian berikut:

1. Ibu tangkai daun (petiolus communis), bagian daun majemuk yang menjadi

tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak

daun (foliolum). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang merupakan penjelmaan

tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya. Oleh sebab itu kuncup

ketiak pada daun majemuk, letaknya diatas pangkal ibu tangkai pada batang.

2. Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang

mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan

pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu didalam

ketiaknya tidak pernah terdapat suatu kuncup.

3. Anak daun (Foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian

helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah.

4. Upih daun (vagina), yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan

biasanya memeluk batang, seperti dapat kita lihat pada daun pinang (Areca

catecu L).

Pada daun majemuk semua anak daun terjadi bersama dan runtuh bersama

pula. Pada daun majemuk terdapat pertumbuhan yang terbatas, artinya tidak

bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup. Pada daun

majemuk tak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak daun.

Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat

dibedakan dalam dua golongan, yaitu:

d. Daun majemuk menyirip (pinnatus)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


e. Daun majemuk menjari (palmatus)

f. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)

g. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)

Daun majemuk menyirip

Daun majemuk menyirip dapat dibedakan dalam beberapa macam:

a. Daun majemuk menyirip beranak daun

satu (unifoliolatus). Daun ini terlihat

sebagai daun tunggal, tetapi tangkai

Sumber : www.slideshare.net
daun memperlihatkan suatu persendian

(articulatio), jadi helaian daun tidak

langsung terdapat pada ibu tangkai.

Sesungguhnya pada daun ini juga

terdapat lebih dari satu helaian daun,

hanya saja yang lain-lainya telah

tereduksi, sehingga tinggal satu anak Gambar 2.22 Daun


Majemuk Menyirip
daun saja. Daun demikian ini biasanya Beranak
Daun Satu
kita dapati pada berbagai jenis pohon

jeruk, ch. jeruk bali (Citrus maxima Merr), jeruk nipis (Citrus aurantifolia

Sw), dll.

b. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus). Disini terdapat sejumlah

anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tulang, oleh karena itu

jumlah anak daunnya biasanya genap. Untuk menentukan apakah suatu daun

majemuk menyirip genap atau tidak,


Sumber : www.slideshare.net

yaitu jika pada ujung ibu tangkai tidak

terdapat suatu anak daun, berarti daun

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35

Gambar 2.23 Daun Majemuk


tersebut menyirip genap. Jadi bisa saja satu daun majemuk menyirip genap

mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemuk menyirip genap a.l.

pada pohon asam (Tamarindus indica L) yang jumlah anak daun benar genap.

Yang jumlah anak daunnya gasal ch. pohon leci (Litchi chinensis Sonn.) dan

kepulasan (Nephelium mutabile B).

c. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus). Diujung ibu tangkai

terdapat anak daun yang tersendiri

(biasanya anak daun ini lebih besar

Sumber : evayanti25.blogspot.com
dari pada yang lainnya), ch. daun

pacar cina (Aglaia odorata Lour) dan

mawar (Rosa sp).

Daun majemuk menyirip dapat

dibedakan lagi menurut duduknya anak-


Gambar 2.24 Daun Majemuk
anak daun pada ibu tangkai dan menurut besar kecilnya anak-anak daun :
Menyirip Gasal
a. daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan, yaitu

jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan.

b. menyirip berseling, jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling.

c. menyirip berselang-seling (interrupe pinnatus), yaitu jika anak-anak daun

pada ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang lebar dengan

pasangan anak daun yang sempit, ch. pada anak daun tomat (Solanum

lycopersicum L).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Sumber : www.slideshare.net
Gambar 2.25 Daun Menyirip Berselang-Seling

Pada suatu daun majemuk dapat terjadi anak daun tidak langsung duduk

pada ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai tadi. Daun majemuk ini

dinamakan daun majemuk rangkap atau daun majemuk ganda. Sifat ini hanya

terdapat pada daun majemuk menyirip.

Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan atas :

a. majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada

cabang tingkat satu dari ibu tangkai.

b. majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatusi), jika anak-anak daun duduk pada

cabang tingkat dua dari ibu tangakai.

c. majemuk menyirip ganda empat, dst.

Daun menyirip ganda dibedakan lagi atas :

a. menyirip ganda dengan sempurna, yaitu jika tidak ada satu anak daunpun

yang duduk pada ibu tangkai (biasanya yang menyirip genap).

b. menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk

langsung pada ibu tangkainya (biasanya yang menyirip gasal).

Contoh-contoh :

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


a. Daun majemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna, ch. daun

kembang merak (Caesalpinia pucherima Sw) dan daun lamtoro (Leucaena

glauca Benth)

b. Daun majemuk menyirip gasal dua tidak sempurna, ch. daun kirinyu

(Sambucus javanica Bl).

c. Daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, ch. daun kelor

(Moringa oleifera Lamk).

Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Diginatus)

Daun majemuk menjari yaitu semua anak daunnya tersusun memencar

pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan. Berdasarkan jumlah

anak daunnya dibedakan sebagai berikut :

a. beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak

daun, ch. Daun nam-nam (Cynometra cauliflora L)

b. beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak

daun, ch. Pada pohon para (Hevea brasiliensis Muell).

c. beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima

anak daun, ch. daun maman (Gynandropis pentaphilla D.).

d. beranak daun tujuh (septemfoliolatus), jika ada tujuh anak daun pada ujung

ibu tangkainya, ch. daun randu (Ceiba pentandra Gaertn).

Jika daun majemuk menjari mempunyai tujuh anak daun atau lebih, maka

dikatakan beranak daun banyak (polyfoliolatus). pada daun randu (Ceiba

pentandra Garenthn). Daun majemuk menjari yang bersifat ganda, ch. : majemuk

menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus).sebagai contoh Aegopodium sp.

Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari,tetapi dua

anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada

tangkai anak daun yang disampingnya.

Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)

Daun majemuk campuran adalah daun majemuk ganda yang mempunyai

cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu

tangkai daun, tetapi pada cabang-cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun

yang tersusun menyirip. Jadi daun majemuk campuran adalah campuran susunan

yang menjari dan menyirip, ch. daun sikejut (Mimosa pudica L). Daun sikejut

bukanlah merupakan daun majemuk campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk

menyirip genap ganda dua yang sempurna. Hanya saja pada daun ini letak kedua

pasang ibu tangkainya tadi sedemikian dekat satu sama lain, hingga seakan-akan

terdapat empat cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya.

Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)

Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku

batang (nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang

sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, seperti pada bambu

(Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua rumput pada

umumnya. Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak

daun.

Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus

ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-

buku batang.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


1. Pada tiap-tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun. Tata letak daunnya

dinamakan : Tersebar (Folia sparsa). Jika untuk mencapai daun yang tegak

lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun

yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi

akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan juga : Rumus daun atau

Divergensi. Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang menghubungkan

antara 2 daun pada batang dinamakan : Ortostik. Garis piral melingkari

batang yang menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas

menurut urutan tua mudanya dinamakan : Spiral genetik. Pecahan a/b

menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan

pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun berturut-turut pun tetap dan

besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut : sudut divergensi. Tumbuhan

dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/bnya, dapat terdiri atas

pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang disebut deret

Fibonacci.

Angka-angka diatas memperlihatkan sifat berikut :

a. Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu

pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua

pembilang dua suku yang ada di depannya, dan penyebutnya merupakan

hasil penjumlahan kedua penyebut dua suku yang di depannya, atau

b. Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang pembilangnya

merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya,

dan penyebutnya adalah jumlah penyebut suku di depanya dengan

pembilang suku itu sendiri.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk

daun rapat berjejal-jejal karena ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk

daun pada batang tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan

urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempuyai susunan demikian disebut

suatu : roset (rosula). Roset ada 2 macam :

a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal

diatas tanah, ch. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman

(Elephantopus scaber L.).

b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung

batang, ch. Pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam

palma lainnya.

Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan

tata letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan

membentuk suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susuna daun yang demikian

itu disebut mosaik daun.

1. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun

Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh jarak

sebesar 1800). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya

membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak

daun yang demikian ini dinamakan : berhadapan-bersilang (folia opposita

atau folia decussata), ch. pada mengkudu (Morinda citrifolia L.), soka (Ixora

poludosa Kurz.), dll.

2. Pada tiap bulu-buku batang terdapat lebih dari dua daun

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia verticillata),

dapat a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.), alamanda

(Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).

Bagan (Skema) dan Diagram Tata Letak Daun

a. Bagan tata letak daun

Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar

membujur ortostikortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun

digambar sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil. Pada bagan akan

terlihat misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1, 6, 11,

dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang sama.

b. Diagram tata letak daun atau disingkat diagram daun

Untuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus dipandang sebagai

kerucut yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-

lingkaran yang sempurna. Pada setiap lingkaran berturut-turut dari luar kedalam

digambarkan daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri nomor urut.

Dalam hal ini perlu diperhatikan, bahwa jarak antara dua daun adalah 2/5

lingkaran, jadi setiap kali harus meloncati satu ortostik. Spiral genetikya dalam

diagram daun akan merupakan suatu garis spiral yang putarannya semakin keatas

digambar semakin sempit.

BAB III

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


BAGIAN-BAGIAN LAIN PADA
TUMBUHAN,
METAMORFOSIS AKAR,
BATANG, DAN DAUN

BAGIAN-BAGIAN LAIN PADA TUMBUHAN,


METAMORFOSIS AKAR, BATANG, DAN DAUN

A. KUNCUP (Gemma)
Kuncup adalah calon tunas, jadi
Sumber : hestidwie.wordpress.com

terdiri atas calon batang dan calon

daun-daunnya. Tidak semua kuncup

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


dapat berkembang menjadi bagian tumbuhan yang baru. Ada yang bertahun-tahun

tetap berupa kuncup saja. Kuncup ini dinamakan kuncup tidur atau kuncup laten.

Menurut tempatnya kuncup dibedakan dalam 3 macam :

1. Kuncup ujung (gemma terminalis), terdapat pada ujung-ujung batang,

cabang-cabang dan ranting-ranting.

2. Kuncup ketiak (gemma axillaris), terdapat didalam ketiak daun.

3. Kuncup liar (gemma adventicius), tidak terdapat pada ujung atau ketiak daun.

Menurut tempatnya kuncup liar dapat dibedakan seperti berikut :

1) Disembarang tempat pada batang, biasanya menghasilkan wiwilan atau

tunas air, ch. pada pohon coklat (Theobroma cacao L.)

2) Pada tepi daun, dapat menghasilkan tumbuhan baru, ch. pada cocor bebek

(Kalanchoe pinnata Pers.).

3) Pada akar, juga dapat menjadi tumbuhan baru, ch. pada sukun

(Artocarpus communis Forst.)

Berdasarkan tujuannya maka kuncup dapat pula dibedakan seperti berikut:

a. Kuncup daun (gemma foliifera), kuncup berkembang menjadi tunas yang

mendukung daun-daun.

b. Kuncup bunga (gemma florifera), kuncup berkembang menjadi bunga.

c. Kuncup campuran (gemma mixtra), yaitu kuncup yang berkembang

menghasilkan tunas dengan daun-daun dan bunga.

Melihat ada atau tidaknya perlindungan bagi kuncup, dapat pula

dibedakan:

a. Kuncup telanjang (gemma nudus), yaitu kuncup tidak mempunyai alat-alat

pelindung.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


b. Kuncup tertutup (gemma cllausus), yaitu kuncup yang mempunyai

perlindungan yang menyelubungi kuncup tadi.

B. RIMPANG (Rhizoma), UMBI (Tuber), DAN UMBI LAPIS


(Bulbus)
1. Rimpang (rhizoma), sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang

terdapat di dalam tanah,

bercabang-cabang dan tumbuh

mendatar, dan dari ujungnya

Sumber : yisluth.wordpress.com
dapat tumbuh tunas yang

muncul di atas tanah dan

merupakan satu tumbuhan baru.

2. U m b i (

t u
Gambar 3.2 Rimpang Jahe
Sumber : id.pricepedia.org

ber), merupakan suatu badan yang

membengkak, bangun bulat, seperti

kerucut atau tidak beraturan, merupakan

tempat penimbunan makanan pula

seperti rimpang, dapat merupakan


Gambar 3.3 Umbi Lobak Putih batang, dan akar. Oleh sebab itu umbi dibedakan dalam :
penjelmaan

a. Umbi batang (tuber caulogenum), merupakn penjelmaan batang.

b. Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan metamorfosis akar.

3. Umbi lapis (bulbus) adalah

penjelmaan batang beserta


Sumber : id.pricepedia.org

daunnya. Dinamakan umbi

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yang terdiri atas

daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging.

C. ALAT PEMBELIT ATAU SULUR (Cirrhus)


Menurut asalnya alat-alat pembelit dapat dibedakan atas :

1) Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur cabang), yaitu alat pembelit yang

terjadi dari cabang atau tunas, ch. air mata pengantin (Antigonon leptopus).

2) Daun pembelit (sulur daun), yaitu alat pembelit yang biasanya merupakan

penjelmaan suatu begian daun, jadi bukan berasal dari daun seluruhnya.

3) Akar pembelit, yaitu akar yang berubah menjadi suatu alat pembelit ch., pada

panili (Vanilla planifolia).

D. PIALA (Ascidium) DAN GELEMBUNG (Utriculus)


Alat-alat tersebut merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun dan

lazimnya digunakan untuk menangkap serangga (insectivora) :

a. Piala (ascidium), biasanya me-rupakan Sumber : neofamthailand.com

ujung daun yang di ubah menjadi

badan menyerupai piala yang lengkap

dengan tutupnya. Ch. Nepenthes

ampullaria.

Gambar 3.5 Piala pada Tumbuhan


Nepenthes ampullaria
Sumber : 2c-ekakartika.blogspot.com

b. G

utriculus), terdapat pada tumbuhan

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


pemakan serangga yang hidup di

air, ch. rumput gelembung

(Utricularia flexuosa).

Gambar 3.6 Gelembung pada Tumbuhan


Utricularia flexuosa

E. DURI (Spina)
Menurut asalnya duri dapat dibedakan dalam :

1. Duri dahan (spina caulogenum), penjelmaan cabang atau dahan ch. pada
Sumber : www.tanobat.com

(Bougainvillea spectabilis).

2. Duri daun (spina phyllogenum), metamorfosis daun, seperti terdapat pada

kaktus (Cactus opuntia)

3. Duri akar (Spina rhizogenum), yaitu akar yang menjadi keras dan mempunyai
Gambar 3.7 Duri Dahan
ujung yang tajam, seperti ch. terdapat pada gembili (Dioscorea aculeata).

4. Duri daun penumpu (spina stipulogenum), berasal dari daun penumpu. Ch.

pada susura (Euphorbia trigona).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


F. ALAT-ALAT TAMBAHAN (Organa Accessoria)
Bergantung pada susunan dalamnya, alat-alat ini dibedakan dalam 3

golongan :

1. Papila (papillae), yaitu benjolan pada permukaan suatu alat, yang merupakan

peninggian dinding sel yang sebelah luar. Ch. pada bunga lelang (Clitoria

ternatea).

2. Rambut-rambut atau trikoma (trichoma), yaitu alat-alat tumbuhan yang

berupa rambut atau sisik yang pada pembentukannya hanya kulit luar tubuh

tumbuhan saja. Trikoma pada tumbuhan dapat berupa :

1) Sisik bulu (ramentum), ialah bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang

atau bagian tumbuhan yang lain. Ch. pada pakis haji (Cycas rumphii).

2) Sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih menempel rapat pada alat-alat

tumbuhan, ch. tangkai daun, terdapat pada sisi bawah daun durian (Durio

ziberthinus).

3) Bulu-bulu atau rambut halus (pilus). Bulu-bulu atau rambut ini

bermacam-macam bentuk dan susunanya, ada yang bercabang dan ada

yang seperti bintang. Ch. pada daun waru (Hibiscus tiliaceus).

4) Rambut kelenjar (pilus capitatus), bentuknya seperti bulu-bulu umumnya,

tetaapi dari bagian ujungnya dapat dikeluarkan suatu zat, ch. semacam

resin, terdapat pada daun tembakau (Nicotiana tabacum).

3. Emergensia (emergentia), yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya tersusun

atas bagian kulit luar, akan tetapi bagian yang lebih dalam daripada kulit luar

ikut pula mengambil bagian dalam pembentuknnya. Yang digolongkan dalam

emergensia yaitu :

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


a. Rambut-rambut gatal atau perangsang (stimulus), yaitu rambut-rambut

yang ujungnya mudah patah dan jika sudah patah ujungnya menjadi alat

semacam jarum penyuntik yang tajam, mudah menusuk kulit dan

memasukkan zat-zat yang memberikan rasa gatal dan panas pada kulit,

terdapat pada daun kemaduh (Laportea stimulans).

b. Duri tempel (aculeus), duri yang mudah ditanggalkan dari pendukungnya,

terdapat pada bunga mawar (Rosa sp).

BAB IV
ALAT
PERKEMBANG-
BIAKAN
(Organum Reproductivum)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


ALAT PERKEMBANGBIAKAN
(Organum Reproductivum)

Alat perkembangbiakan tumbuhan dapat dibedakan dalam dua golongan,

yaitu :
a. Alat perkembangbiakan vegetatif atau aseksual, yaitu bagian tubuh tumbuhan
yang tidak didahului oleh peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan
dan betina)
b. Alat perkembangbiakan generatif atau seksual, yaitu alat perkembangbiakan
yang terjadi melalui peristiwa perkawinan.

A. BUNGA (Flos)
Bagian utama pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Selain 3
bagian tersebut, ada suatu bagian yang merupakan modifikasi dari batang dan
daun. Bagian tersebut adalah bunga (flos).

1. Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan


Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan dibagi menjadi
2 macam, yaitu :

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


a. Tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu tumbuhan yang hanya
menghasilkan satu bunga saja pada satu tangkai, biasanya terdapat pada ujung
batang.
b. Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), yaitu tumbuhan yang hanya
menghasilkan lebih dari satu bunga dalam satu ibu tangkai bunga. Sebagian
bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau
cabang-cabang.

Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :


a. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
b. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

2. Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)


a. Bagian-bagian pada bunga majemuk
Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, antara lain :
1. Ibu tangkai bunga (pedunculus), yaitu lanjutan batang atau cabang yang
mendukung bunga majemuk.
2. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung
bunganya.
3. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung
bagian-bagian bunga lainnya.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Gambar 4.1 Bunga Majemuk dan Bagian-Bagiannya
(https://www.en.wikipedia.org)

b. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :


1) Daun-daun pelindung (bractea)
2) Daun tangkai (bracteola)
3) Seludang bunga (spatha)
4) Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
5) Kelopak tambahan (epicalyx)
6) Daun-daun kelopak (sepalae)
7) Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
8) Daun-daun tenda bunga (tepalae)
9) Benang-benang sari (stamina)
10) Daun-daun buah (carpella)

c. Macam-macam bunga majemuk

a b

Gambar 4.2 a) Bunga Majemuk Terbatas dan


b) Bunga Majemuk Tak Terbatas
(https://www.en.wikipedia.org)

1. Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia


botryoides atau inflorescentia centripetala)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


a. Tandan (racemus atau botrys), yaitu jika suatu bunga bertangkai nyata
dan duduk pada ibu tangkainya. Misalnya kembang merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz.)

Gambar 4.3 Caesalpinia pulcherrima Swartz.


(https://www.en.wikipedia.org)

b. Bulir (spica), yaitu bunga yang tidak bertangkai dan langsung duduk
pada ibu tangkai bunga. Misalnya bunga jantan jagung (Zea mays L.)

Gambar 4.4 Zea Mays L


(https://www.en.wikipedia.org)

c. Untai atau bunga lada (amentum), yaitu bunga yang seperti bulir, tetapi
ibu tangkai hanya mendukung bunga berkelamin tunggal. Misalnya paa
sirih (Piper betle L.)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Gambar 4.5 Piper betle L.
(https://www.en.wikipedia.org)

d. Tongkol (spadix), yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai lebih besar, tebal
dan berdaging. Misalnya pada bunga betina jagung (Zea mays L.)

Gambar 4.6 Tongkol


(https://www.en.wikipedia.org)

e. Bunga payung (umbella), yaitu pada ibu tangkainya mengeluarkan


cabang-cabang yang sama panjang. Misalnya pada daun kaki kuda
(Centella asiatica Urb.)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Gambar 4.7 Centella asiatica Urb.
(https://www.en.wikipedia.org)

f. Bunga cawan (corymbus atau anthodium),  yaitu ujung ibu tangkainya


melebar dan merata, sehingga menyerupai bentuk cawan.

Gambar 4.8 Iberis umbellate


(https://www.en.wikipedia.org)

g. Bunga periuk (hypanthodium), dibedakan menjadi 2 bentuk : Ujung ibu


tangkai menebal, berdaging, bentuknya seperti gada, bunganya meliputi
seluruh bagian yang menebal. Misalnya pada nangka (Artocarpus integra
Merr.)

Gambar 4.9 hypanthodium


(https://www.en.wikipedia.org)

2. Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia


centrifuga, inflorescentia definita)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


            Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
a. Anak payung menggarpu (dichasium), yaitu pada bagian ibu tangkai
terdapat satu bunga, dibawahya terdapat dua cabang yang sama panjang.
Misalnya bunga melati (Jasminum sambac Ait.)

Gambar 4.10 Jasminum sambac Ait.


(https://www.en.wikipedia.org)
b. Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu bunga
majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan cabangnya bercabang lagi,
yang arahnya ke kiri dan ke kanan. Misalnya pada buntut tikus
(Heliotropium indicum L.)

Gambar 4.11 Heliotropium indicum L.


(https://www.en.wikipedia.org)

c. Bunga sekerup (bostryx), seperti pada bunga tangga, tetapi cabangnya


berturut-turut membentuk sudut sebesar 90o, sehingga arah percabangan
seperti gerakan sekerup atau spiral. Misalnya pada bunga kenari
(Canarium commune L.)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Gambar 4.12 Canarium commune L.
(http://plantgenera.org)

d. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua


percabangan terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya
menampakkan bentuk seperti sabit. Misalya pada tumbuhan suku
Juncaceae.

Gambar 4.13 Juncus effuses


(https://www.en.wikipedia.org)

e. Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga tangga, semua percabangan


terletak pada satu bidan dan cabang tidak sama panjang. Terdapat pada
tumbuhan suku Iridaceae.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Gambar 4.14 Iridaceae
(https://www.en.wikipedia.org)

3. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)


Yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat
bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas.

d.      Lain-lain tipe bunga majemuk


1).      Gubahan semu atau karanga semu (verticillaster)
2).      Lembing (anthela)
3).      Tukal (glomerulus)
4).      Berkas (fasciculus)
3. Bagian-Bagian Bunga

Gambar 4.15 Bagian-Bagian Bunga


(https://www.en.wikipedia.org)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :
1. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian buga yang masih jelas bersifat
batang.
2. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar
dengan ruas-ruas yang sangat pendek, sehingga daun-daun yang telah
mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk rapat
satu sama lain, biasanya tampak duduk dalam satu lingkaran.
3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan
modifikasi daun berbentuk lembaran, dengan tulang-tulang yang masih
terlihat jelas. Hiasan bunga dibedakan menjadi dua bagian yang tersusun
dalam dua lingkaran, yaitu :
a. Kelopak (calyx), yaitu hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, sewaktu
bunga masih kuncup, kelopak menyelubungi bunga. Kelopak terdiri dari
beberapa daun kelopak (sepala).
b. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yag
terdapat pada lingkaran dalam, biasana berwarna cerah (tiak berwarna hijau).
Mahkota terdiri dari sejumlah daun mahkota (petala). Pada beberapa bunga,
seringkali ditemukan tidak memiliki hiasan bunga, yang disebut bunga
telanjang (flos nudus) atau hiasan bunga tidak dapat dibedakan antara kelopak
dengan mahkotanya yang disebut dengan tenda bunga (perigonium). Tenda
bunga terdiri dari sejumlah daun tenda bunga (tepala).
c. Alat-alat kelamin jantan (androecium), merupakan bagian bunga yang
menghasilkan serbuk sari.
d. Alat-alat kelamin betina (gynaecium), merupakan bagian bunga yang
disebut juga putik (pistillum)

4. Kelamin Bunga

Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga,


dapat dibedakan :
1.      Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


2.      Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)
a.       Bunga jantan (flos masculus)
b.      Bunga betina (flos femineus)
3.      Bunga mandul atau tidak berkelamin
      Berdasarkan jumlah kelamin bunga yang terdapat pada suatu
tumbuhan, dapat dibedakan tumbuhan yang :
1.      Berumah satu (monoecus)
2.      Berumah dua (dioecus)
3.      Poligam (polygamus)

5. Susunan Bunga

Bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun (kelopak,


mahkota, benang sari dan daun buah), dapat dijumpai dalam susunan yang
berbeda-beda, yaitu :
1.      Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis)
2.      Berkarang, melingkar (cyclis)
3.      Campuran (hemicyclis)
6. Simetri Bunga
a) Asimetris atau tidak simetris
b) Setangkup tunggal (monosimetris atau zimomorphus)
c) Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris)
d) Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau
actinomorphus)

7. Letak Daun-daun dalam Kuncup


1) Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
a) Rata (vernatio plana)
b) Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah adaxial),
(vernatio conduplicata atau vernatio duplicata)
c) Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


d) Terlipat tidak beraturan (vernatio corrugativa)
e) Tergulung ke dalam menurut poros bujur (vernatio involuta)
f) Tergulung ke luar menurut poros bujur (vernatio revoluta)
g) Tergulung ke satu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta)
h) Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim
involuta)
i) Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim
revoluta)
j) Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
k) Terlipat menurut poros lintang ke luar (vernatio reclinata)

2) Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (asetivatio)


a) Terbuka (aperta)
b) Berkatup (valvata)
c) Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d) Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e) Menyirap (imbricata)

8. Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)


Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus
mendukung satu bagian bunga atau lebih dan bergantung pada bagian bunga yang
didukungnya, bagian dasar bunga tadi diberi nama yang berbeda-beda.
a) Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
b) Pendukung  benang sari atau androfor (androphorum)
c) Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
d) Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum)
e) Cakram (discus)

9. Bentuk Dasar Bunga


a) Rata

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


b) Menyerupai kerucut
c) Seperti cawan
d) Bentuk mangkuk

Berdasarkan letak hiasan bunga pada terhadap duduknya bakal buah,


bunga dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
a) Hipogin (hypogynus)
b) Perigin (perigynus)
c) Epigin (epigynus)

10. Kelopak (Calyx)


Kelopak (calyx) merupakan daun-daun hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar dan biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada
hiasan bunga yang sebelah dalam.
Kelopak tersusun atas daun kelopak (sepala). Pada bunga, daun-daun
kelopak mempunyai sifat yang berbeda-beda, antara lain :
a) Berlekatan (gamosepalus)
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan, dibedakan atas :
1) Berbagi (partitus)
2) Bercangap (fissus)
3) Berlekuk (lobatus)
b) Lepas atau bebas (polysepalus)
Menurut simetrinya, kelopak dapat dibedakan menjadi :
1) Beraturan atau aktinomorf (regularis, antinomorphus)
2) Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus)
 
11. Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (corolla)
Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat
di sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah,
menarik, bentuk susunan yang bagus, memiliki bau yang harum (ada pula yang
tidak berbau).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota
(petala). Daun mahkota memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1) Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus)
2) Lepas atas bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
3) Daun-dan tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak
menarik perhatian.

Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga dibedakan menjadi :


1) Beraturan (regularis)
2) Bintang (rotatus atau stellatus)
3) Tabung (tubulosus)
4) Terompet (hypocrateriformis)
5) Mangkuk atau buyung (urceolatus)
6) Corong (infundibuliformis)
7) Lonceng (campanulatus)
Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetri (zigomorphus)
1) Bertaji (calcaratus)
2) Berbibir (labiatus)
3) Seperti kupu-kupu (papilionaceus)
4) Bertopeng atau berkedok (personatus)
5) Berbentuk pita (ligulatus)

12. Tenda Bunga (perigonium)


Tenda bunga (perigonium) adalah bagian hiasan bunga yang tidak dapat
dibedakan antara kelopak dengan tajuknya, baik bentuk maupun warnanya.
Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga
(tepala), yang menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1) Serupa kelopak (calycinus)
2) Serupa tajuk (corollinus)

Daun tenda bunga berdasarkan susunannya, terbagi menjadi 2, yaitu :

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


1) Berlekatan (gamophyllus)
2) Lepas atau bebas (pleiophyllus)

13. Benang Sari (stamen)


Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan. Benang sari
dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
1) Tangkai sari (filamentum)
2) Kepala sari (anthera)
3) Penghubung ruang sari (connectivum)

Berdasarkan duduknya pada suatu tumbuhan, benang sari dibedakan


menjadi 3, yaitu :
1) Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
2) Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak
3) Benang sari tampak duduk di  atas tajuk bunga

Menurut jumlah benang sari pada bunga, dibedakan menjadi 3 yaitu :


1) Benang sari banyak
2) Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya
3) Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang

14. Tangkai Sari (filamentum)


Berdasarkan jumlah berkas tempat perlekatan benang sari, benang sari
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1) Benang sari berberkas satu atau bertukal satu (monadelphus)
2) Benang sari berberkas dua atau bertukal dua (diadelphus)
3) Benang sari berberkas banyak atau bertukal banyak

15. Kepala Sari (anthera)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Kepala sari (anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung
tangkai sari. Berdasarkan duduknya kepala sari pada tangkainya, kepala sari dapat
di bedakan menjadi 3 macam,yaitu :
1) Tegak (innatus atau basifixus)
2) Menempel (adnatus)
3) Bergoyang (versatilis)
Berdasarkan cara membukanya serbuk sari, serbuk sari dibedakan menjadi
4, yaitu :
1) Dengan celah membujur (longitudinaliter dehiscens)
2) Dengan celah melintang (transversaliter dehiscens)
3) Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari (poris dehiscens)
4) Dengan kelep atau katup-katup (valvis dehiscens)
 
16. Putik (pistillum)
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan
merupakan alat kelamin betina pada bunga. Putik tersusun atas daun-daun yang
telah mengalami metamorfosis, yang disebut daun buah (carpellum).
Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik
dibedakan menjadi :
1) Putik tunggal (simplex)
2) Putik majemuk (compositus)
Pada putik, dibedakan bagian-bagian berikut :
a) Bakal buah (ovarium)
b) Tangkai kepala putik (stylus)
c) Kepala putik (stigma)

17. Bakal Buah (ovarium)


Bakal buah adalah bagian putik yang membesar, terdapat di tengah-tengah
dasar bunga dan merupakan tempat calon biji atau bakal biji (ovulum).
Menurut letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dibedakan menjadi :
1) Bakal buah menumpang (superus)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


2) Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus)
3) Bakal buah tenggelam (inferus)
 
Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah
dapat dibedakan menjadi :
1) Bakal buah beruang satu (unilocularis)
2) Bakal buah beruang dua (bilocularis)
3) Bakal buah beruang tiga (trilocularis)
4) Bakal buah beruang banyak (multilocularis)
           
Jika dalam bakal buah terdapat lebih dari satu ruang, maka bakal buah itu
akan mempunyai sekat-sekat atau dinding pemisah, yang menyebabkan bakal
buah terbagi dalam ruang-ruang tadi. Sekat-sekat tersebut dapat dibedakan
menjadi :
1) Sekat yang sempurna (septum completus)
2) Sekat asli (septum)
3) Sekat semu (septum spurius)
4) Sekat yang tidak sempurna (septum incompletus)

18. Tembuni (placenta)


Tembuni (placenta) adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung
bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji. Menurut letaknya,
tembuni dibedakan menjadi :
1) Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi daun buah.
2) Laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya.
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan
letak tembuninya adalah :
1) Parietal (parietalis), yaitu pada dinding bakal-bakal buah, yang menurut
letaknya pada daun buah, dibedakan lagi menjadi :

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


a) Pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)
b) Pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)
2) Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau di poros.  Biasanya
berbentuk silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap ke arah dinding
dan bakal buah (pada bakal buah beruang satu).
3) Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah.
 
19. Bakal Biji (ovulum)
Bagian dari bakal biji adalah :
1) Kulit bakal biji (integumentum)
2) Badan bakal biji atau nuselus (nucellus)
3) Kandung lembaga (saccus embryonalis)
4) Liang bakal biji (micropyle)
5) Tali pusar (funiculus)
Menurut letaknya bakal biji pada tembuni, dapat dibedakn menjadi :
1) Tegak (atropus)
2) Menggangguk (anatropus)
3) Bengkok (campylotropus)
4) Setengah mengangguk (hemitropus, hemianatropus)
5) Melipat (camptotropus)

20. Tangkai Kepala Putik (stylus)


Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk
benang dan merupakan lanjutan bakal buah, mempunyai saluran tangkai kepala
putik (canalis stylinus) atau tidak. Tangkai putik pada umumnya berukuran lebih
besar daripada tangkai sari.
Tangkai kepala putik ada yang bercabang, ada pula yang tidak. Jika
bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung satu kepala
putik. Jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang, terdapat lebih banyak
kepala putik daripada tangkai kepala putiknya.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


21. Kepala Putik (stigma)
Kepala putik adalah bagian putik yang terdapat pada ujung tangkai kepala
putik. Kepala putik berguna untuk menangkap serbuk sari, jadi mempunyai
peranan penting dalam penyerbukan.
Menurut cara penyerbukannya pada bunga, bentuk kepala putik dibedakan
menjadi :
1) Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (Zea mays L.)
2) Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oriza sativa L.)
3) Seperti bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir (Psophocarpus
tetragonolobus D.C.)
4) Bulat, misalnya pada bunga jeruk (Citrus sp.)
5) Seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.

22. Diagram Bunga


Diagram bunga adalah suatu gambr
proyeksi pada bidang datar dari semua bagian

Sumber : Anand,2010
bunga yang dipotong melintang. Jadi pada
diagram itu digambarkan penampang melintang
daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan
putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika
masih ada. Gambar 4.16 Diagram Bunga
dengan
Untuk membuat diagram bunga, harus diperhatikan Rumus
hal-hal Bunga
berikut :
1) Letak bunga pada tumbuhan, yaitu :
a) Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b) Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2) Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam
beberapa lingkaran.

 Setelah menentukan kedua hal tersebut, mulailah dengan membuat


sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk
bagian bunga-bunganya. Kemudian melalui titik pusat lingkaran, buat garis tegak

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


lurus. Untuk bunga diketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat
dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan
tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang
ini disebut bidang median. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari
luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari dan
penampang melintang bakal buah, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1) Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi.
2) Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang
satu dengan yang lain), bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan,
dst.
3) Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun
kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari dan daun-daun buah
penyusun putiknya) : berhadapan atau berseling bebas atau berlekatan, dst.
4) Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.

Diagram bunga dapat pula dibedakan menjadi dua macam, yaitu :


1) Diagram empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian
bunga yang sesungguhnya.

Gambar 4.17 Diagram Empirik


( http://s.bp.blogspot.com )

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


2) Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-
bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah
tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.

Gambar 4.18 Diagram Teoritik


(http://s.bp.blogspot.com)

23. Rumus Bunga


Susunan bunga dapat juga dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri
atas lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka, yang semua itu dapat
memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga dan bagian-bagiannya.
Dalam rumus bunga, dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok
bunga, yaitu :
1) Kelopak (calyx), dinyatakan dengan huruf K
2) Tajuk atau mahkoa (corolla), dinyatakan dengan huruf C
3) Benang-benang sari (androecium), dinyatakan dengan huruf A
4) Putik (gynaecium), dinyatakan dengan huruf G
Jika pada suatu bunga memiliki kelopak dan mahkota yang sama, baik
bentuk maupun warnanya, maka digunakan huruf P untuk menyatakan bagian
tersebut, yang merupakan singkatan kata dari perigonium (tenda bunga).
Di belakang huruf-huruf tadi, diletakkan angka-angka yang menunjukkan
jumlah masing-masing bagian tadi dan diantara dua bagian bunga yang
digambarkan dengan huruf dan angka, diletakkan koma.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Di depan rumus bagian bunga, hendaknya di tambahkan simetri yaitu (*)
untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu.
Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga banci
dipakai lambang (♀), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan bunga betina
dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak,
tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk
mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (diatas atau di
bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik sesuai kedudukannya.
Contoh rumus bunga berbagai jenis tumbuhan :
1) Suku Palmae (Arecaceae), misalnya kelapa (Cocos nucifera L.)
♂ K 3, C 3, A (6), G 0
♀ K 3, C 3, A 0, G (3)

2) Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi (Oryza sativa L.)


♀ ↑ K 1 + (2), C 2 + 0, A 3, G 1

3) Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.)


♀ K 3, C 3, A 5, G (3)

4) Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.)


♀ ↑ P 3 + 3,  A 1, G (3)

5) Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L)


♀ * P 3 + 3,  A 3, G (3)
6) Suku Papilionaceae, misalnya kembang telang (Clitoria ternatea L.)
♀ ↑ K (5), C 5,  A 1 + (9), G 1

7) Suku Maluaceae, misalnya kapas (Gossypium sp.)


♀ * K (5), C 5,  A (¥), G (5)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


8) Suku Bombacaceae, misalnya kapok randu (Ceiba pentandra Gaertn.), durian
(Durio zibethinus L.)
♀ * K (5), C 5,  A (¥), G (5)

9) Suku Solanaceae, misalnya


kecubung (Datura metel L.),
tembakau (Nicotiana tabacum L.)
♀ ↑ K (5), C (5),  A (5), G (2)

10) Suku Cruciferae (Brassicaceae),


misalnya lobak (Raphanus
sativus L.)
♀ * K 4, C 4,  A 2 + 4, G (2)

11) Suku Nygtaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabis jalapa L.)
♀ * K 5, C (5),  A 5, G (5)

B. BUAH (Fructus)
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan,

yaitu :

1) buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah beserta

bagian-bagian lain bunga, yang malahan menjadi bagian utama buah ini

(lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah
Sumber : wordpress.com

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang-

kadang tersembunyi.

2) buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan

jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan

bagian buah yang berarti.

Penggolongan Buah Semu.

Buah semu dapat dibedakan atas :

1) buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah.

Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk

buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan kelopak bunga

pada buah ciplukan.

2) buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah

yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh

menjadi buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut

tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang

berguna), misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)

3) buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk,

tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah

nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis

Forst.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta

daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga

merupakan kulit buah semu ini.

Penggolongan Buah Sejati (Buah Sungguh)

Buah sejati pertama-tama dibedakan terlebih dahulu dalam 3 golongan,

yaitu :

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


1. buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu

bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun

dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya :

A. buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang dengan satu

biji,

B. buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari beberapa daun buah dengan

satu ruang dan banyak biji,

C. buah durian (Durio zibethinus Murr.), yang terdiri atas beberapa daun

buah, mempunyai beberapa ruang, dalam tiap ruangnya terdapat beberapa

biji.

2. buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang

bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah,

misalnya pada cempaka (Michelia champaka Bail.).

3. buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk,

yang masingmasing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah

menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja,

misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.).

Buah Sejati Tunggal.

Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu :

A. buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang

bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya buah

kacang tanah (Arachis hypogoea L.), padi (Oryza sativa L.), dll.

B. buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya

menjadi tebal berdaging. Dinding buah seringkali dengan jelas dapat

dibedakan dalam tiga lapisan yaitu :

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


1. kulit luar (exocarpium atau epicarpium), lapisan tipis, tetapi kuat atau

kaku seperti kulit dengan permukaan yang licin.

2. kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut, dan

jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan

daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga (Mangifera indica).

3. kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang

mengandung bijinya, cukup tebal dan keras misalnya pada kenari

(Canarium commune L.), kelapa (Cococ nucifera L.).

Buah Sejati Ganda.

Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak

bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah

sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai.

Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda

dapat dibedakan dalam :

a. buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida Hort.), dalam badan

yang berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk terdapat banyak

buah-buah kurung.

b. buah batu ganda. Pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius Poir.).bunganya

mempunyai banyak bakal buah, yang kemudian masing-masing tumbuh

menjadi buah batu.

c. buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang

masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung, terdapat a.l. pada pohon

cempaka (Michelia champaka L.).

d. buah buni ganda, seperti di atas, tetapi bakal buah berubah menjadi buah

buni, misalnya srikaya (Annona squamosa L.).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Buah Sejati Majemuk.

Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah sejati majemuk dapat

dibedakan atas :

a. buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga

majemuk membentuk suatu buah buni, misalnya pada nenas (Ananas

comosus Merr.). Pada buah nenas pada pembentukan buah ikut pula

mengambil bagian daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunga sehingga

keseluruhannya nampak sebagai satu buah saja.

b. buah batu majemuk, misalnya terdapat pada pandan (Pandanus tectorius

Sol.). Pada pandan rangkaian bunga betinanya setelah mengalami

penyerbukan, berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan

sebelah luarnya. Bahwa kelompokan buah itu adalah kumpulan banyak buah.

c. buah kurung majemuk, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annus L.).

Bunga tumbuhan ini terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang

subur di tengah. Dan karena tiap bunga yang subur itu setelah penyerbukan

pembuahan berubah menjadi sebuah buah kurung, maka seluruh bunga akan

berubah menjadi suatu buah kurung majemuk.

C. BIJI (Semen)
Pada awalnya biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji

atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut talu pusat (funiculus).

Bagian biji tempat pelekatan tali pusat dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji

sudah masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya.

Bekas tali pusat umumnya nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar

ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


ada yang merupakan selubung biji yang sempurna, ada yang hanya menyelubung

sebagai biji saja. Salut biji ada yang :

a. Berdaging atau berair, dan seringkali dapat dimakan, misalnya pada biji

durian (Durio zibethinus Murr), biji rambutan (Nephelium lappaceum L.). dll.

b. Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala

(Myristica fragrans Houtt). Salut biji pala dinamakan marcis, yang seperti

bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu masak dan berbagai macam

keperluan lainnya, antara lain sebagai bahan obat.

Bagian-bagian biji dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Kulit Biji (spermodermis)

b. Kulit pusar (funiculus)

c. Inti biji atai isi biji (nucleus seminis)

Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal

biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang

sama asalnya, misalnya : Integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji

merupakan kulit biji (spermodermis).

Kulit Biji (Spermodermis)

Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Oleh sebab itu

biasanya kulit biji (dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri aras dua

lapisan, yaitu :

1. Lapisan Kulit Luar (testa), ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada

yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama

bagian biji yang di dalam. Lapisan luar ini dapat memperlihatkan warna dan

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


gambaran yang berbeda-beda: merah, biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang

licin rata, mempunyai permukaan keriput.

2. Lapisan Kulit Dalam (tegmen), tipis seperti selaput, dinamakan juga kulit ari.

Pada pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih

dalam daripada integumentumnya, misalnya lain bagian jaringan nuselus

yang terluar.

Biji yang kulitnya terdiri atas dua lapisan itu umumnya adalah biji

tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji talanjang

(Gymnospermae), biji malahan mempunyai tiga lapisan seperti pada biji belinjo

(Gnetum gnemon K), padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya

mempunyai satu integementum saja. Ketiga lapisan kulit biji seperti pada melinjo

itu masing-masing dinamakan :

d. Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda

berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.

e. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu,

menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.

f. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, serigkali melekat erat

pada inti biji

g. Pada kulit luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya :

1) Sayap (ala), alat tambahan berupa sayap pada kulit luar biji, dan dengan

demikian biji mudah dipencarkan oleh angin, ch. pada spatodea

(Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk).

2) Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-

rambut yang halus, memudahkan biji ditiup oleh angin, ch. pada kapas

(Gossypium), biduri (Calotropis gigantea Dryand).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


3) Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar,

misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr), dll.

4) Salut Biji semu (arillodium), seperti salu biji, tetapi tidak berasal dari tali

pusar. Melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle).

Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu.

5) Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji bekas perlekatan dengan tali

pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan

dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan pada biji tumbuhan

berbuah polong, misalnya ; Kacang panjang (Vigna Sinensis Edl), kacang

merah (Phaseolus vulgaris L). Dll.

6) Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh

serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang inii

seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang

disebut karunkula (caruncula). Jika badan yang berasal dari tepi liang ini

sampai merupakan salut biji, maka disebut salut biji semu (arillodium).

7) Bekas-bekas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan

integumen dengan nuselus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitis

vinifera L).

8) Tulang biji (raphe), yaitu tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan

pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), dan

pada biji biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada

biji jarak (Ricinus communis L).

Tali Pusar (Funiculus)

Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni,

jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya bijii terlepas dari tali

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal

sebagai pusar biji (lihat perihal kulit biji).

Sumber : wordpress.com
Gambar 4.20 Tali Pusar pada Biji

Inti Biji (Nucleus Seminis)

Inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh

sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.

a. Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru,

b. Putih Lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa

permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum dapat mencari

makanan sendiri.

Lembaga (Embryo)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Lembaga adalah calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh

menjadi tumbuhan baru. Lembaga telah mem-perlihatkan ketiga bagian utama

Sumber : wordpress.com
tumbuhan, yaitu :

1. Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian akan
Gambar
tumbuh tersu merupakan akar tunggang 4.21 tumbuhan
(untuk Lembaga (Embryo)
yang tergolong

dalam Dicotyedoneae).

2. Daun Lembaga

(cotyledon), merupakan

daun pertama suatu

tumbuhan. Daun lembaga

dapat mempunyai fungsi

yang berbeda-beda.

a. Sebagai tempat penimbunan makanan, jumlahnya biasanya dua, dan duduk

berhadapan pada sisi yang rata tadi.

b. Sebagai alat untuk melakukan asimilas

c. Sebagai alat pengisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga. Dalam

hal ini daun lembaga itu merupakan suatu alat yang tipis, merupakan

bagian yang memisahkan putih lembaga dari lembaganya. Karena

bentuknya yang seperti perisai kecil, alat itu dinamakan skutelum

(scutellum). Biji tampak utuh, dan bagian ini (daun lembaga tadi) tidak

tampak dari luar.

3. Batang Lembaga (cauliculus), dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu :

1. Ruas batang di atas daun lembaga (interodium epicotylum),

2. Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).

Putih Lembaga (Albumen)

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Putih lembaga adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang

menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai

putih lembaga. Seperti misalnya pada biji tumbuhan berbuah polong

(Leguminosae), cadangan makanan tidak tersimpan dalam putih lembaga,

melainkan dalam daun lembaga, oleh sebab itu daun lembaganya menjadi tebal.

Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan

tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam :

a. Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu

terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang

kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah

menjadi jaringan penimbun makanan ini. Hanya dapat ditemukan pada

tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).

b. Putih lembaga luar (perispremium), jika bagian ini berasal dari bagian biji di

luar kandung lembaga, entah dari nuselus entah dari selaput bakal biji. Biji

yang sebagian besar terdiri atas putih lembaga dalam, misalnya biji jagung

(Zea mays L.) dan biji rumput (Gramineae) umumnya, sedang biji yang untuk

sebagian besar hanya terdiri atas putih lembaga luar ialah biji lada (Piper

nigrum L.). Ada pula biji yang cadangan makanannya tersimpan baik dalam

putih lembaga luar maupun dalam, jadi kedua-duanya ada pada biji tadi,

seperti misalnya pada biji pala (Myristica fragrans Houtt.).

BAB V
BIODIVERSITAS
Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35
BIODIVERSITAS

KANDUNGAN
NO TUMBUHAN KLASIFIKASI KHASIAT
KIMIA

1 Jahe Regnum: Plantae Rimpang jahe Menghangatkan


mengandung tubuh, pencegahan

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Divisi : Magnoliophyta
minyak atsiri dan timbulnya kanker,
Kelas : Liliopsida beberapa senyawa mengatasi masalah
Ordo : Zingiberales seperti zingeron, pernapasan,
seskuiterpen, melancarkan
Famili : Zingiberaceae
oleoresin, sineol. pencernaan, dan
Genus : Zingiber
sitral, dammar, rasa nyeri.
Spesies : Zingiber officinale pati, vitamin A B
C serta asam
organic.

2 Lempuyang Regnum : Plantae Minyak atsiri 0,62 Obat masuk angin,


% (terutama menambah nafsu
Divisi : Magnoliophyta
sesquiterpenketon) makan, ambeien,
Kelas : Liliopsida
yang tersusun dari kedinginan,anemia,
Ordo : Zingiberales
a-kurkumen, gatal-gatal, batuk
Famili : Zingiberaceae
bisabolen,zingiber rejen, alergi
Genus : Zingiber
an,kariofilen, seafood, mengatasi
Spesies : Zingiber zerubet
seskuifelandren, kaki encok,
Linn
zerumbon, mengatasi rematik
limonen, saponin, di kaki atau obat
flavonoid kamfer, gosok, penambah
zat pedas gingerol, darah
sagaol, zingeron,
paradol, heksa-
hidrokurkumin,
dihidrogingerol.

3 Jeruk bali Apigenin-7,4- Menghambat


Regnum : Plantae
dimetileter, oksidasi yang
Divisio : Magnoliophyta
likopen, pectin, disebabkan oleh
Kelas : Magnoliopsida
flavonoid dan bakteri,
Ordo : Sapindales
vitamin C. Selain menurunkan risiko
Familia : Rutaceae
itu, memiliki penyakit jantung,
Genus : Citrus
beberapa pencegahan atau
Spesies : Citrus maxima
kandungan kimia terapi terhadap
diantaranya penyakit-penyakit

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


glycocitrine-I, 5- yang diasosiasikan
hydroxynoracrony dengan radikal
cine, citrusinine-I, bebas, dan
5- menghambat reaksi
hydroxynoracrony oksidasi yang
cine alcohol, berlebihan dalam
grandisine-I, tubuh dengan cara
natsucitrine-II, bertindak sebagai
citracridone-III antioksidan.

4 Jeruk Regnum : Plantae Linalool, minyak Sebagai obat batuk,


Divisi : Magnoliophyta limonene dan obat penurun panas,
Kelas : Magnoliopsida flavonoid, seperti dan obat pegal linu.
Ordo : Sapindales poncirin, Buah jeruk nipis
Famili : Rutaceae hesperidine, juga bermanfaat
Genus : Citrus rhoifolin, dan sebagai obat
Species : Citrus aurantifolia naringin. Pada disentri, sembelit,
buah jeruk nipis ambeien, haid tidak
yang sudah masak teratur, difteri,
mengandung jerawat, kepala
synephrine, N- pusing/vertigo,
methyltyramine, batuk, menambah
asam sitrat, nafsu makan,
kalsium, fosfor, mencegah rambut
besi, serta vitamin rontok, ketombe,
A, B1, dan C. flu/demam,
amandel, penyakit
anyang-anyangan,
mimisan, dan
radang hidung.

5 Belimbing wuluh Zat saponin, tanin, Untuk kulit sebagai


Regnum : Plantae
glukosid, kalsium obat jerawat, untuk
Divisi : Magnoliophyta
oksalat, sulfur, obat panu, untuk
Kelas : Magnoliopsida
asam format, rambut, meng-
Ordo : Geraniales

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Famili : Oxalidaceae
peroksida, dan hilangkan flek
Genus : Averrhoa
kalium sitrat. Buah hitam, obat
Spesies : Averrhoa bilimbi L .
belimbing wuluh gondongan sakit
juga mengandung gigi, obat ginjal,
vitamin c dan antihipertensi,
Vitamin b. antioksidan, obat
antimikroba,
menurunkan
kolesterol,
antibakteri, obat
batuk, asam urat,
mengobati darah
tinggi, obat
penyakit diabetes

6 Belimbing bintang Regnum : Plantae Kalori, protein, Hipertensi,


lemak, menurunkan
Divisi :  Magnoliophyta
karbohidrat, serat, kolesterol,
Kelas : Magnoliopsida
kalsium, fosfor, melancarkan buang
Ordo : Oxalidales
zat besi, vitamin air kecil, menurun-
Famili : Oxalidaceae
A, vitamin B1 , kan berat badan,
Genus : Averrhoa
dan vitamin C menurunkan
Spesies : A. carambola
demam dan
mengatasi radang
tenggorokandan
gangguan liver.

7 Lidah mertua Divisi : Magnoliophyta Abamagenin, Antibiotik, radang,


Kelas : Liliopsida kardenolin, kencing manis, flu,
Ordo : Liliales polifenol dan tekanan darah
Famili : Agavaceae
saponin tinggi, gigitan ular,
Genus : Sansevieria
mengatasi sick
Spesies : Sansevieria
trifasciata Prain. building syndrome

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


8 Cabai merah Regnum: Plantae Buah mengandung Buah : rematik,
Divisi : Magnoliophyta
kapsaisin, sariawan, sakit gigi,
Kelas : Magnoliopsida
dihidrokapsaisin, influenza, me-
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae vitamin (A, C), ningkatkan nafsu
Genus : Capsicum damar, zat warna makan.
Spesies : Capsicum annum L. kapsantin, karoten, Getah daun muda
kapsarubin, digunakan untuk
zeasantin, mempermudah
kriptosantin, clan persalinan.
lutein. Selain itu,
juga mengandung
mineral, seperti zat
besi, kalium,
kalsium, fosfor,
dan niasin.

9 Regnum: Plantae
Putri malu Tanin, mimosin, Sebagai penenang
Divisi : Magnoliophyta
dan asam (tranquiliser),
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales pipekolinat pelancar dahak
Famili : Fabaceae (expectoran),
Genus : Mimosa sedative, anti batuk
Spesies : Mimosa pudica (antitusif), penurun
panas (antipiretic),
pelancar air kencing
(diuretic), dan anti
radang (anti-
inflammatory).

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Regnum: Plantae
10 Seledri Glikosida apiin Sebagai pemacu
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae (glikosida flavon), enzim pencernaan
Ordo : Apiales isoquersetin, atau sebagai
Famili : Apiaceae umbelliferon, penambah nafsu
Genus : Apium mannite, inosite, makan, peluruh air
Spesies : Apium graveolens
asparagine, seni, dan penurun
L.
glutamine, tekanan darah,
choline, memperlancar
linamarose, pro keluarnya air seni,
vitamin A, vitamin mengurangi rasa
C, dan B. sakit pada rematik
dan gout, juga
digunakan sebagai
anti kejang

Regnum: Plantae
11 Tahi ayam Humule (minyak Akar: Influenza,
Divisi : Spermatophyta
asiri), Lantadene TBC kelenjar,
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Lamiales A, Lantadene B, rheumatik, fluor
Famili : Verbenaceae Lantanolic acid, albus (keputihan).
Genus : Lantana Lantic acid, Bunga: TBC
Spesies : Lantana camara L.
b-coryophylle, dengan batuk darah,
g-terpidene, asthmatis. Daun:
a-pinene, senyawa Obat sakit kulit,
triterpenoid, dan bisul, bengkak,
r-cynaene. gatal-gatal, panas
tinggi, rheumatik,
memar.

12 Daun Salam Regnum: Plantae Serat, minyak 1. Mencegah


atsiri, sitral, berkembang-
Divisi : Magnoliophyta
tannin, flafonoid, nya sel-sel

Kelas : Magnoliopsida metal kavikol, kanker


lemak jenuh, puva payudara,
Ordo : Myrtales
dan muva, vit kanker serviks

Famili : Myrtaceae A,B,C.D, serat dan kanker


kalsium, zat besi, darah

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Genus : Syzygium kalium dan (leukemia).
magnesium, 2. Menurunkan
Spesies : Syzygium
mengandung kadar kolesterol
polyanthum
senyawa anti jahat (LDL).
kanker, Caffeic, 3. Menurunkan
quercetin, tekanan darah.
catechin, euganol. 4. Menstabilkan
gula darah.
5. Menjaga dan
meningkatkan
kesehatan
jantung serta
melindungi dari
penyakit.
6. Menjaga
kesehatan
saluran
pencernaan.
7. Mengatasi asam
urat dan stroke.
8. Melancarkan
peredaran darah.
9. Mengobati
radang
lambung, diare,
mag, dan gatal-
gatal

Regnum: Plantae
13 Lidah Buaya Divisi : Magnoliophyta Tanaman ini kaya Lidah buaya
Kelas : Liliopsida dapat kandungan merupakan sejenis
Ordo : Asparagales zat-zat layaknya tumbuhan yang
Famili : Xanthorrhoeaceae enzim, asam dipakai sebagai
Genus : Aloe
amino, mineral, obat penyubur
Spesies : Aloe vera
vit., polisakarida rambut, penyembuh
dan komponen lain luka, dan juga
yang amat berguna sebagai perawatan

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


untuk kesehatan. kulit

14 Regnum:
Pepaya Plantae Vitamin B Mencegah
Divisi : Magnoliophyta Kompleks, Folat, hipertensi,
Kelas : Magnoliopsida Niacin, menyehatkan mata,
Ordo : Violales Pantothenic Acid, membantu
Famili : Caricaceae
Pyridoxine, meningkatkan
Genus : Carica
Riboflavin, Serta sistem kekebalan
Spesies : Carica papaya L.
Thiamin, Vitamin tubuh, mencegah
A , Vitamin C, infeksi, pencegahan
Vitamin E, Dan penyakit jantung,
Vitamin K, membantu
Kalsium, Zat Besi, menyembuhkan
Magnesium, luka luar,
Pospor, Dan Zinc, gangguan
dan Fitonutrisi. pernafasan,
diabetes, mencegah
kanker usus,
sembelit,
kecantikan, dan
kesehatan rambut.

15 Regnum:
Jambu Biji
Plantae Tannin, minyak Obat antibakteri,
Divisi : Magnoliophyta atsiri (eugenol), menyembuhkan
Kelas : Magnoliopsida
minyak lemak, luka, berkhasiat
Ordo : Myrtales
dammar, zat astringen
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium samak, (pengelat),
Spesies : Psidium guajava L. triterpenoid, asam antidiare,
malat, avikularin antiradang,

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


dan guaijaverin. penghenti
perdarahan
(homeostatis) dan
peluruh haid.

Regnum: Plantae
16 Brotowali Divisi : Magnoliophyta Alkaloid, damar Anti bakteri ,
Kelas : Magnoliopsida lunak, pati, infeksi saluran
Ordo : Euphorbiales glikosida kencing, demam
Famili : Euphorbiaceae pikroretosid, zat kuning (icteric),
Genus : Tinospora
pahit pikroretin, kencing manis dan
Spesies : Tinospora crispa
harsa, berberin, kudis (scabies)
(L.) Miers
palmatin, dan
kolumbin.

17 Kemukus Regnum : Plantae Minyak atsiri 10- Kemukus di


Divisi : Magnoliophyta 20% terdiri atas gunakan untuk
Kelas : Magnoliopsida kadinen,sineol,kar peluruh air
Ordo : Piperales en,sabinen,pinen,k seni,asma,peluruh
Famili : Piperaceae amfor,azulen,teerp air liur,pencegah
Genus : Piper inol,Asam mual dan peluruh
Species : Piper Cubeba L. kubebat, damar kentut. Serta dapat
3,5%,zat pahit digunakan untuk
(Kubebin 0,3- pengobatan

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


3%),piperin 0,1- bronkitis.
0,4%,gom,pati dan
minyak lemak.

18 Kumis kucing Regnum : Plantae Minyak atsiri, Penyakit batu


saponin, garam ginjal, mengatasi
Divisi : Spermatophyta
kalium, zat samak, ganguguan susah
Kelas : Dicotyledon
minyak lemak, kencing, mengatasi
Ordo : Lamiales
sapofonin, ganguan radang
Famili : Lamiaceae
mioisitol, dan ginjal, infeksi
Genus : Orthosiphon
sinensetin ginjal, sakit
Spesies :Orthosiphonaristatus
pinggang,
mengobati kencing
batu, mengobati
penyakit batu
empedu, mengobati
penyakit encok dan
asam urat, meng-
hilangkan panas
dan demam karena
masuk angin,
mengobati
keputihan.

19 Lengkuas Regnum : Plantae Galangol, alpine, Gangguan;


Divisi : Magnoliophyta kamfer, galangin, kembung, paru,
Kelas : Liliopsida methycinnamate kurap, eksema,
Ordo : Zingiberales bercak-bercak kulit
Famili : Zingiberaceae dan tahi lalat,

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Genus : Alpinia demam disertai
Spesies : A. Galanga pembesaran limpah,
pembersihan
sehabis bersalin
(nifas), radang
telinga,
brontokhitis, masuk
angin, diare, sakit
gigi karena angin
dingin, obat kuat
(aphrodisiak).

20 Temulawak Regnum : Plantae Air 19,98% , pati Meningkatkan kerja


41,45%, serat ginjal serta anti
Divisi : Spermatophyta
12,62%, abu inflamasi,obat
Kelas : Monocotyledonae
4,62% , abu tak jerawat,
Ordo : Zingiberales
larut asam 0,56%, meningkatkan nafsu
Keluarga : Zingiberaceae
sari air 10,96 %, makan, anti
Genus : Curcuma
sari alcohol kolesterol, anti
Spesies : Curcuma
9,48%, kurkumin inflamasi, anemia,
xanthorrhiza
2,29%, alkaloid, anti oksidan,
flavonoid, fenolik, pencegah kanker,
triterpenoid, danantimikroba
glikosida tannin,
saponin dan
steroid

21 Serai Minyak atsiri yang Anti kankaer, diabetes,


Regnum : Plantae
terdiri dari sitrat, anti inflamasi, anti
Divisio : Spermatophyta
sitronelol, a-pinen, septic, sebagai minyak
Classis : Liliopsida
kamfen, sabinen, angin, detoksifikasi,
Ordo : Poales
mirsen, felandren menurunkan berat
Familia : Poaceae 
beta, p-simen, badan, insomnia,
Genus : Cymbopogon
limonen, cis- mengurangi
Species : Cymbopogon
osimen, terpinol, kolesterol, tekanan
citratus
sitronelal, borneol, darah tinggi, mulas,

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


terpinen -4-ol, a- dan system saraf.
terpineol, geraniol,
farnesol,
metilheptenon, n-
desialdehida,
dipenten, metil
heptanenon,
bornilasetat,
geranilformat,
terpinil astet,
sitronil asetat,
geranil asetat,
beta-elemen, beta-
kariofilen, beta-
bergamoten, trans-
metilsoeugenol,
beta-kadinen,
elemol, kariofilen
oksida. Senyawa
lain adalah
geranial, geranil
butirat, lomonen,
eugenol dan
metileugenol.

22 Jintan Minyak atsiri, Mengatasi perut


Regnum : Plantae
luteolin, apigenin, kembung dan mual,
Divisi : Magnoliophyta
minyak lemak, memberi rasa
Kelas : Magnoliopsida
hans, dan zat hangat pada perut,
ordo : Apiales
samak, membantu
genus : Cuminum
monoterpen, meringankan gejala
spesies : Cuminum Cyminum
sesquiterpen, wasir, sebagai
L.
aldehid aromatik pelindung bagi
dan oksida sistem imunitas
aromatik. tubuh (kekebalan
Komponen lain tubuh), me-

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


yang jumlahnya ringankan batuk
kecil adalah rejan, mengatasi
terpen, terpenol, asma, mengobati
terpenal, terpenon, diabetes,
ester terpen meredakan rasa
nyeri pada
persendian tulang,
mengatasi reumatik,
mengobati batuk
kerin, mengatasi
diare.

23 Mengkudu Morinda diol, Mengatasi


Regnum : Plantae
morindone, hipertensi,
Divisi : Spermatophyta
morindin, menyembuhkan
Kelas : Dicotyledone
damnacanthal, batuk, obat sakit
Ordo : Rubiales
metil asetil, asam perut, mengobati
Genus : Morinda
kapril dan sakit kuning,
Spesies : Morinda citrifolia L.
sorandiyiol. demam, masuk
angin dan infuenza,
mengatasi kulit
bersisik

24 Kembang sepatu Daun, bunga, dan Demam pada anak-


Regnum : Plantae
akar Hibiscus rosa anak, obat batuk,
Divisi : Spermatophyta
sinensis dan obat sariawan,
Kelas : Dicotyledonae
mengandung menurunkan kadar
Ordo : Malvales
flavonoida. Di kolesterol darah
Famili : Malvaceae
samping itu total dan serum
Genus : Hibiscus
daunnnya juga trigliserida (20-30
Spesies : Hibiscus rosa
mengandung %) serta
sinensis L.
saponin dan meningkatkan level
polifenol, bunga HDL hingga 12 %
mengandung dan menurunkan
polifenol, akarnya kadar gula darah.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


juga mengandung
tanin, saponin,
skopoletin,
cleomiscosin A,
dan cleomiscosin
C.

25 Tahi ayam Tagetin Infeksi saluran


Regnum : plantae
0,1%Terthienyl nafas bagian atas
Divisi : spermatophyta
Helenian 0,74 % (ISPA), batuk rejan
Kelas : asteridae
flavoxanthin (pertussis), radang
Ordo : lamiales
saluran nafas
Family :verbenaceae
(bronkhitis), radang
Genus : lamtana
mata, radang
Spesies : lamtanacamara
tenggorokan,
sariawan, sakit gigi.
gondongan
(parotitis), panas
kejang pada anak
radang kulit
bernanah
(pioderma), luka
pembengkakan
payudara

26 Sambiloto Percabangannya Menghambat


Regnum : Plantae
mengandung oksidasi yang
Divisi : Magnoliophyta
laktone yang disebabkan oleh
Kelas : Magnoliopsida
terdiri dari bakteri,
Ordo : Scrophulariales
deoksiandrografoli menurunkan risiko
Famili : Acanthaceae
d, andrografolid penyakit jantung,
Genus : Andrographis
(zat pahit), pencegahan atau
Spesies : Andrographis
neoandrografolid, terapi terhadap
paniculata Nees
14-deoksi-11-12- penyakit-penyakit
didehidroandrogra yang diasosiasikan
folid, dan dengan radikal
homoandrografoli bebas, dan

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


d. Juga terdapat menghambat reaksi
flavonoid, alkane, oksidasi yang
keton, aldehid, berlebihan dalam
mineral (kalium, tubuh dengan cara
kalsium, natrium), bertindak sebagai
asam kersik, dan antioksidan.
damar. Flavotioid
diisolasi terbanyak
dari akar, yaitu
polimetoksiflavon,
andrografin,
pan.ikulin, mono-
0- metilwithin, dan
apigenin-7,4-
dimetileter

26 Kencur Pati (4,14 %), Membantu meng-


Regnum : Plantae
mineral (13,73%), hilangkan lelah,
Divisi : Magnoliophyta
minyak-minyak mengobati kencing
Kelas : Liliopsida
atsiri (0,02 %), batu, mengatasi
Ordo : Zingiberales
berupa sineol, radang anak telinga,
Famili : Zingiberaceae
asam metil kanil mengobati perut
Genus : Alpinia
dan penta dekaan, mulas, mengatasi
Spesies :Alpinia galanga (L.)
asam sinamat, etil mata pegal,
ester, borneol, mengobati keseleo,
kamphene, mengatasi penyakit
paraeumarin, asam diare, mengobati
anisat, alkaloid radang lambung,
dan gom. memperlancar haid,
mengatasi masuk
angin, mengobati
sakit kepala,
mengobati batuk.

27 Tapak darah Flavonoida. Di Demam pada anak-


Regnum : Plantae
samping itu anak, obat batuk,
Divisi : Magnoliophyta
daunnnya juga dan obat sariawan,

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Kelas : Magnoliopsida
mengandung menurunkan kadar
Ordo : Gentianales
saponin dan kolesterol darah
Famili : Apocynaceae
polifenol, bunga total dan serum
Genus : Catharanthus
mengandung trigliserida (20-30
Spesies : Catharanthus roseus.
polifenol, akarnya %) serta
juga mengandung meningkatkan level
tanin, saponin, HDL hingga 12 %
skopoletin, dan menurunkan
cleomiscosin A, kadar gula darah
dan cleomiscosin
C.

28 Miana / Iler Minyak atsiri, Sakit mata merah


Regnum : Plantae
lemak, tanin,
Divisi : Magnoliophyta luka bisul, abses,
phyosterole,
Kelas : Magnoliopsida atau borok,
calcium oxalate,
Ordo : Solanales sembelit, mengatasi
flavonid, saponin,
Famili : Labiateae cacing gelang, obat
dan substansi
Genus : Coleus tetes radang telinga,
peptik
Spesies : Coleus hybridus keputihan dan
gangguan
pencernaan, sakit
perut atau mulas,
demam dan
sembelit, diabetes
mellitus, datang
bulan terlambat,
habis bersalin,
radang usus,
ambeien. Untuk
diminum pada hari
teakhir haid.
Regnum: Plantae
29 Dewa Divisi : Spermatophyta flavanoid, asam Sebagai obat
Kelas : Dicotyledoneae fenolat, asam demam berdarah,
Ordo : Asterales klorogenat, asam reumatik dan
Famili : Asteraceae kafeat, asam keseleo
Genus : Gynura

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Spesies : Gynura
p-kumarat, asam
pseudochina
p-hidroksibenzoat
dan asam vanilat

Regnum: Plantae
30 Delima Divisi : Magnoliophyta Vitamin A, C dan Untuk mencegah
Kelas : Magnoliopsida E, asam folik, Zat dan mengobati
Ordo : Myrtales tanin, Kalium dan kanker, me-
Famili : Punicaceae antioksidan nurunkan
Genus : Punica
kolesterol,
Spesies : Punica granatum
menurunkan
tekanan darah,
sebagai antioksidan,
melindungi gigi,
mencegah penyakit
alzheimer,
melindungi jantung,
buah delima
memiliki
kontrasepsi alami,
mencegah
osteoartritis

Regnum: Plantae
31 Kelor Divisi : Magnoliophyta Vitamin C, Antimikroba,
Kelas : Magnoliopsida potassium, antibakteri,
Ordo : Brassicales Vitamin A, antiinflamasi
Famili : Moringaceae isotiosianat, (antiradang),
Genus : Moringa
kalsium, dan infeksi, virus herpes
Spesies : Moringa oleifera
glukosinolat. simplek (HSV-1),
L.
HIV/AIDS,

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


cacingan,
bronchitis,
gangguan hati,
antitumor, demam,
kanker prostat,
kanker kulit,
anemia, diabetes,
tiroid, gangguan
saraf, kolik di
saluran pencernaan,
rematik, sakit
kepala, antioksidan,
sumber nutrisi
(protein dan
mineral), dan tonik.

Regnum: Plantae
32 Kemangi Divisi : Magnoliophyta Betakaroten 1. Dapat men-
Kelas : Magnoliopsida (provitamin A), cegah
Ordo : Lamiales vitamin C, dan kemandulan.
Famili : Lamiaceae kaya akan mineral 2. Sebagai
Genus : Ocimum
makro, yaitu antibiotik alami
Spesies : Ocimumbasilicum
kalsium, fosfor, dan anti
dan magnesium. peradangan.
senyawa flavonoid 3. Obat sariawan
dan eugenol, dan sakit
arginin, anetol, telinga.
boron, dan minyak 4. Untuk
atsiri. memperbanyak
ASI, mengobati
encok, dan
penurun panas.
5. Meningkatkan
jumlah air seni,
menghilangkan
masuk angin
dan obat batu

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


berdahak
(sebagai
peluruh dahak).

Regnum: Plantae
33 Sambiloto Divisi : Magnoliophyta Laktone, Obat malaria
Kelas : Magnoliopsida flavonoid, alkane,
Ordo : Scrophulariales keton, aldehid,
Famili : Acanthaceae mineral (kalium,
Genus : Andrographis
kalsium, natrium),
Spesies : Andrographis
asam kersik, dan
paniculata Nees
damar.

Regnum: Plantae
34 Binahong Divisi : Magnoliophyta Saponin, polifenol, Untuk mencegah
Kelas : Magnoliopsida alkaloid, minyak penyakit stroke,
Ordo : Caryophyllales atsiri, dan asam mengatasi maag,
Famili : Basellaceae oleanik. menyembuhkan
Genus : Anredera
luka, mengatasi
Spesies : Anredera
asam urat, dan
cordifolia
mengatasi
kolesterol.

35 Srikaya Regnum: Plantae Flavonoida, 1. Batuk,


Divisi : Spermatophyta borneol,camphor, demam,
Kelas : Dicotyledone terpene, alkaloid 2. Reumatik,
Ordo : Ranunculales
anonain, saponin, 3. Menurunkan
Famili : Annonaceae
polofenol, resin, jkadar asam
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa asam amino, gula urat darah yang
L. buah, mucilage, tinggi,
dan tannin. 4. Diare, disentri,
5. Rectal prolaps
pada anak-anak,
6. Cacingan, kutu
kepala,

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


7. Pemakaian luar
untuk borok,
luka, bisul,
scabies, kudis,
dan eczema

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin, Saktiyono, dan Lutfi. 2007. IPA Terpadu SMP & MTs
Jilid 2A. Jakarta : Esis.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah


Mada Universiy Press.

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35


Morfologi dan Sistematika Tumbuhan 35

Anda mungkin juga menyukai