Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM I

IDENTIFIKASI TANAMAN DAN HERBARIUM

KELOMPOK 4 :

Annisa Rahmawati (1901119)


Galuh Khairunnisa Ramadhani (1801093)
Nurhayati (1801106)
Rezy Syaputri (1801113)
Septi Ermawati (1901120)
Vonia Pista (18011

Dosen Pengampu :
Enda Mora, M.Farm, Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan banyak nikmat nya kepada kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan
ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan.

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi


tugas mata kuliah Kimia Bahan Alam I. Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk
mengubah materi yang telah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan study banding
atau membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Yang bisa
menambahkan pada hal yang terkait dengan “IDENTIFIKASI TANAMAN DAN
HERBARIUM”.

Penyampaian pembandingan materi dari referensi yang satu dengan yang


lainnya akan menyatu dalam satu makalah kami. Sehingga tidak ada perombakan
total dari buku aslinya atau sumber-sumber lain nya. Kami sebagai penyusun makalah
ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas
segala kekurangannya.

Pekanbaru , 01 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Identifikasi.........................................................................................3
2.2 Cara Mengidentifikasi Tumbuhan.......................................................................4
2.3 Determinasi dan Kunci Determinasi....................................................................6
2.4 Tata Nama Tumbuhan........................................................................................11
2.5 Herbarium/Spesimen..........................................................................................15
BAB III : PENUTUP.................................................................................................18
3.1 Kesimpulan........................................................................................................18
3.2 Saran..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Identifikasi suatu tumbuhan sangat penting untuk mengenali
tumbuhan itu sendiri seperti yang telah disepakati di tingkat dunia agar
memahami bahwa yang dimaksudkan adalah tumbuhan yang sama. ldentifikasi
berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan dan untuk ini dapat
terlepas dan nama latin . Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang
benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan
diidentifiksikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan . Penentuan
nama baru dan penentuan tingkat - tingkat takson harus mengikuti semua aturan
yang ada dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT) .
Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia Ilmu
pengetahuan. memerlukan sarana ,antara lain bantuan dari orang lain, specimen,
herbarium, buku buku flora. dan monograf kunci identifikasi serta lembar
identifikasi jenis. Melakukan Identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau
menetapkan identitas suatu tumbuhan. yang dalam hal im tidak lain daripada
menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi.
Jika kita mengadakan koleksi tumbuhan kemungkinan setelah
mengadakan penelusuran pustaka yang ada didunia ini atau pengecekan terhadap
pustaka-pustaka atau koleksi herbarium di  Lembaga Herbarium Internasinal di
seluruh dunia, diketahui bahwa tumbuhan tersebut belum diidentifikasi atau diberi
nama, maka tugas kita adalah memberikan nama tumbuhan dan menempatkannya
dalam klasifikasi tumbuhan.  Untuk memberi nama baru harus mengikuti aturan
yang ada dalam Kode Internasional TatanamaTumbuhan (KITT) dan hendaknya
mengikuti rekomendasinya. Nama yang harus diberikan adalah nama ilmiah, sah
dipubblikasikan secara valid dan efektif serta berhubungan secara permanen
dengan salah satu elemen dari takson tersebut, yaitu tipe tatanama dari takson

1
baru tersebut. Untuk klasifikasi nya pun diharapkan agar dapat di sesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengertian identifikasi tumbuhan
2. Bagaimana cara mengidentifikasi tumbuhan
3. Apa yang dimaksud dengan determinasi dan kunci determinasi
4. Bagaimana cara mebuat tata nama tumbuhan
5. Bagaimana cara membuat herbarium atau specimen

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui identifikasi tumbuhan
2. Untuk mengetahui cara identifikasi tumbuhan
3. Untuk mengetahui determinasi dan kunci determinasi
4. Untuk mengetahui cara membuat tata nama tumbuhan
5. Untuk mengetahui cara membuat herbarium atau specimen

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identifikasi


Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa
dengan, dan untuk ini dapat terlepas dari nama latin.
Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasi,
mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuan. Penentuan nama baru dan
penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti semua aturan yang ada dalam
KITT. Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu
pengehtahuaan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari orang lain, spesimen,
herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci identifikasi serta lembar
identifikasi jenis (Tjitrosoepomo,G.1981).
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas Specimen (bahan) yang riil,
baik specimen yang masih hidup maupun yang telah di awetkan. Oleh pelaku
identifikasi specimen yang belum dikenal itu, melalui studi yang seksama
kemudian dibuatkan candera atau deskripsinya di samping gambar-gambar terinci
mengenai bagian-bagian tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnosisnya.berikutnya
adalah menetapkan specimen itu merupakan anggota populasi jenis apa, dan
berturut-turut ke atas di masukkan kategori mana (Marga, Suku, Bangsa dan
Kelas serta Divisinya). Penentuan nama jenis dang tingkat-tingkat takson ke atas
berturut-turut tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam KITT.
Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui cara-cara yang di
atur dalam KITT

3
2.2 Cara Mengidentifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen yang riil, baik
spesimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan, biasanya dengan cara
dikeringkan atau dalam bejana yang berisi cairan pengawet, misalnya alkohol atau
formalin. Oleh pelaku identifikasi spesimen yang belum dikenal itu melalui studi
yang saksama kemudian dibuatkan deskripsinya disamping gambar-gambar
terinci mengenai bagian-bagian tumbuhan yang memuat ciri-ciri
diagnostiknya (Hasnunidah,2010).
Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau
menetapkan identitas suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada
menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi. Tumbuhan yang ada di bumi ini beraneka ragam dan besar jumlahnya
itu, tentu ada yang telah dikenal dan ada pula yang tidak dikenal.
Orang yang akan mengidentifikasikan suatu tumbuhan selalu
menghadapi dua kemungkinan:
1. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan.
Jadi belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan tumbuhan itu
berturu-turut dimasukkan kedalam kategori yang sama.Menggunakan kunci
identifikasi. Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal,
kita memerlukan karakter pembanding berupa gambar  maupun spesimen
(awetan hewan dan tumbuhan), hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui
namanya yang disusun dalam kunci identifikasi.
Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya harus ditemukan pada specimen yang akan diidenifikasi. Kunci
determinasi digunakan untuk mencari nama tumbuhan atau hewan yang belum
diketahui. Kunci determinasi yang baik adalah kunci yang dapat digunakan
dengan mudah, cepat serta hasil yang diperoleh tepat. Pada umumnya kunci
disusun secara menggarpu (dikotom).

4
2. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan.
Tumbuhan tersebut sudah ditentukan nama dan tempatnya yang tepat
dalam sistem klasifikasi. Identifikasi tumbuhan yang sudah dikenal oleh dunia
ilmu pengetahuan yaitu identifikasi tumbuhan yang mana kita belum
mengetahui untuk taksonomi tumbuhan tersebut, akan tetapi sudah dikenal
oleh dunia ilmu pengetahuan. Untuk mengatasi hal tersebut tersedia beberapa
cara, antara lain :
a. Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang
yang kita anggap ahli dan kita perkirakan mampu untuk memberikan
jawaban atas pertanyaan kita.
b. Mencocokkan dengan specimen herbarium yang telah diidentifikasi. Yaitu
dengan cara mengirimkan specimen tumbuhan ke herbarium atau
lembaga-lembaga penelitian biologi yang tenar untuk diidentifikasikan.
c. Mencocokkan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku flora atau
monografi. Selain menguasai ilmu hayat, pelaku identifikasi juga harus
menguasai peristilahan yang lazim digunakan dalam mencandra
tumbuhan.
d. Menggunakan lembar identifikasi jenis (spesies identification sheet),
lembar identifikasi jenis yaitu sebuah ganbar suatu jenis tumbuhan yang
disertai nama dan klasifikasi jenis yang bersangkutan. Disamping itu,
gambar juga dilengkapi dengan candra serta keterangan-keterangan
lainyang menambah lengkapnya informasi mengenai jenis tumbuhan tadi
(Hasnunidah,2010).

Di samping itu, gambar juga dilengkapi dengan candra serta


keterangan-keterangan lain yang menambah lengkapnya informasi mengenai
jenis tumbuhan. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan jalan:
a. Ingatan

5
Apabila kita sudah banyak mengenal tumbuh-tumbuhan, dan kita
mendapatkan tumbuhan atau ingin mendeterminasikan, kita tinggal
mengingat kembali identitas tumbuhan tersebut
b. Pustaka
Cara lain untuk mengadakan pendeterminasian ialah dengan
membandingkan atau mencocokkan ciri-ciri tumbuhan yang akan
dideterminasi itu dengan pertelaan-pertelaan serta gambat-gambar yang ada
dalam pustaka. Pertelaan-pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang
ada.
c. Komputer Atau Kunci Determinasi
Komputer atau kunci determinasi dapat membantu kita dalam
pendeterminasian tumbuhan,dengan catatan kita menguasai morfologi
tumbuhan.

Secara tradisional ,identiikasi tanaman dan anaisis hubungan kekerabatan


antar tanaman dilakukan secara kombinasi menggunakan penanda morfologi
,sifat agronomi atau anaisis biokimia seperti isozim Analisis keragaman
morfologi dilakukan dengan menggunakan data hasil pengamatan dan
pengukuran karakter morfologi tertentu .Pada tanaman Panicum colaratum L
karakter daun lebar dan pertumbuhan akar kecambah dapat diwariskan secara
konsisiten selama dua tahun . ( Yunus , 2007 )

2.3 Determinasi dan Kunci Determinasi


Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan
lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di
dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah
determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih
tepat daripada istilah identifikasi (Inggris to identify = mempersamakan).

6
Kunci Determinasi merupakan cara analitis buatan yang memungkinkan
pengenalan tumbuh-tumbuhan berdasarkan sifat-sifat yang penting dengan jalan
memilih di antara sifat-sifat yang dipertentangkan, mana yang sesuai (digunakan)
dan mana yang tidak sesuai (tidak digunakan).
Penggunaan kunci determinasi merupakan jalan yang paling sering
dipakai orang dalam mendeterminasi tumbuhan terutama oleh mereka yang tidak
mempunyai spesimen acuan yang cukup. Pendeterminasian dengan bantuan kunci
harus dilakukan secara bertahap, sebabsetiap kunci determinasi itu mempunyai
batas kemampuan sendiri-sendiri. Ada kunci yang hanya sampai ordo saja,
sampai suku, sampai famili,atau sampai jenis dan seterusnya.
Tentang persyaratan pemberian nama ilmiah, publikasi, dan segala
implikasinya di atur dalam KITT. Penentuan nama takson baru perlu memenuhi
persyaratan antara lain :
1. Nama dalam bahasa latin atau bahasa lain yang diperlakukan sebagai bahasa
latin
2. Nama dipublikasikan secara sah (legitimate)
3. Berlaku (valid)
4. Dipublikasikan secara efektif, yaitu disebarluaskan ke khalayak ramai, paling
tidak kepada para ahli yang berkecimpung dalam bidang botani.
5. Harus ditunjuk tipe tatanamanya (spesimen tipe).

Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih tadi maka


dikenal 3 (tiga) macam kunci determinasi yaitu :
1.    Kunci Perbandingan
Dalam  kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan
segala ciri utamanya dicantumkan.dan yang termasuk kunci perbandingan
antara lain:
a.    Table

7
Kunci perbandingan berbentuk tabel memuat lajur dan kolom yang berisi
sifat dan ciri yang dipunyai dalam lajur atu kolom lain, serta ada tidaknya
sifat dan ciri yang dimiliki oleh takson-takson tersebut.
b.    Kartu Berlubang
c.    Kunci Leenhouts
Memuat sifat dan ciri nomor takson, dan digunakan untuk mengatasi
permasalahan pada kunci tabel atau kunci berlubang
2.    Kunci Analisis
Bentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka. Kunci
analisis sering disebut kunci dikotomi.
Berdasarkan cara penempatan bait-bait kunci analisi dibedakan dalam dua
bentuk:
a.    Bentuk Kunci Bertakik
Pada kunci determinasi bertakik penuntun-penuntun yang sebait
ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu
dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Kunci bertakik ini efisien untuk
bahan yang sedikit, tetapi apabila bahan (takson) yang digunakan sangat
banyak dapat dibayangakan bahwa terlalu banyak memakan tempat, oleh
karena itu ada alternatif kunci lain, yaitu kunci paralel. Contoh kunci
bertakik :
1. a.Komposisi daun majemuk ……………………………………...……………….. 2
2. a. Menyirip ganda 1 ………………………….………………………S. macrophylla
b. Menyirip ganda 2 ………………………………….………………C. pulcherrima
3. a. Tata daun opposite ………………………………………………….… G. arborea
b.Tata daun alternate atau alternate distichous…………………………………….. 4
4. a. Bag. bwh berwarna hijau ………………………………………... A.heterophyllus
b. Bag.bwh berwarna cokelat ………………………………….…………..C. cainito

b. Bentuk Kunci Paralel

8
Berbeda dengan kunci bertakik, penuntun-penuntun kunci paralel
yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun
seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor
bait yang harus diikuti dan demikian seterusnya sehingga akhirnya
diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih
menghemat tempat dibandingkan dengan kunci bertakik. Kunci ini lebih
efisien untuk bahan takson yang banyak, sehingga banyak digunakan
dalam buku-buku yang berjudul Flora. Contohnya :
1. a. Komposisi daun majemuk………………………………………………………. 2
b. Komposisi daun tunggal ……………………………..………………………… 3
2. a. Menyirip ganda 1 ………………………………………………... S. macrophylla
b. Menyirip ganda 2 ……………………………………………….. C. pulcherrima
3. a. Tata daun opposite ………………………………………………….. G. arborea
b. Tata daun alternate atau alternate distichous…………………………………… 4
4. a. Bag. bawah berwarna hijau………………………………….... A.heterophyllus
b. Bag. Bawah berwarna cokelat ……………………………………… C. Cainito

3.   Sinopsis
Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang
disajikan secara tertulis. Golongan-golongan yang diduga mempunyai
kekerabatan yang erat dikelompokkan dan ciri umum utama yang dipakai
sebgai dasar pengelompokkan dicantumkan. Jadi walapun penyajikan
sinopsis itu kebanyakan menyerupai bentuk kunci bertakik, tetapi tujuan
utama penyusunnya, bukanlah dimaksudkan untuk medeterminasikan takson
tumbuhan. Jadi sinopsis merupakan bentuk kunci yang memperlihatkan
gambaran sifat-sifat teknik yang umum atau secara keseluruhan dalam
membedakan golongan tumbuhan.
Saran-saran dalam penggunaan kunci determinasi:
1. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan
dideterminasi (kalau ada lengkap vegetatif dan generatif)

9
2. Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di
mana tumbuhan tersebut diperoleh
3. Baca pengantar kunci tersebut dan semua singkatan atau hal-hal lain yang
lebih rinci
4. Perhatikan pilihan yang ada secara hati-hati
5. Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossary atau
kamus
6. Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua pilihan
layaknya tidak kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi ke belakang.
7. Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya.
8. Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya.
9. Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan
ilustrasi atau specimen herbarium yang ada.

Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut Vogel (1989) antara lain:
1. Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila
sangat penting.
2. Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya.
Contoh : 
leaves opposites dan leaves either in whorls, bukan leaves
opposites dan leaves not opposites.
3. Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang
4. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci
5. Mencantumkan nomor kuplet
6. Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas
Manfaat kunci determinasi adalah digunakan untuk menentukan
makhluk hidup kedalam kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan ciri.
Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk menentukan kelompoknya
adalah dengan menyusun ciri yang berlawanan. Pada setiap langkah terdapat

10
dua pilihan, dua ciri yang saling berlawanan, yang harus dipilih untuk
menentukan urutan identifikasi berikutnya.

2.4 Tata Nama Tumbuhan


Tatanama merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendeterminasi
nama yang benar dari suatu takson dalam kesatuan taksonomi. Pemberian nama
ilmiah menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan agar dapat digunakan
secara universal oleh para ahli botani. Sedangakan nama yang sering dipakai
dengan bahasa sehari-hari adalah nama biasa. Perbedaan nama ilmiah dan nama
biasa yaitu:

Nama biasa Nama ilmiah


Tidak mengikuti ketentuan Diatur dalam KITT
mananapun
Dalam bahasa daerah Dalam bahasa yang dilatinkan
Berlaku lokal Berlaku internasional
Mudah dieja Terkadang sukar dieja
Tidak jelas kategorinya Kategori takson jelas
Satu takson dapat memiliki lebih Untuk tiap takson dengan definisi,
dari satu nama yang berbeda-beda posisi dan tingkat hanya ada satu
menurut bahasa yang digunakan nama yang benar

Sejak abad 16-17 para ilmuwan merasa perlu untuk mengatur nama
tumbuhan. Tokoh yang merintis jalan ini adalah Linnaeus. Banyak para ahli bitani
yang melakukan riset untuk penyusunan tatanama tumbuhan ini setelah Linnaeus.
Akhirnya hingga sekarang ini telah dikenal International Code of Botanical
Nomenclature. Isi kode tatanama terbagi atas : mukadimah (mengandung apa
yang sebenarnya menjadi tujuan dari isi tatanama), asas-asas (merupakan dasar
dari system tatanama), peraturan dan saran-saran (yang diuraikan dalam pasal-
pasal dan ayat-ayat), serta lampiran (memuat nama-nama yang
diawetkan). Sebelum digunakan nama baku yang diakui dalam dunia ilmu

11
pengetahuan, makhluk hidup diberi nama sesuai dengan nama daerah masing-
masing, sehingga terjadi lebih dari satu nama untuk menyebut satu makhluk
hidup. Misalnya, mangga ada yang menyebut poah, ada yang menyebut pauh, dan
ada pula yang menyebut pelem. Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut
dengan gedang, sedangkan di daerah Sunda gedang berarti pepaya.
Karena adanya perbedaan penyebutan ini maka akan mengakibatkan salah
pengertian sehingga informasi tidak tersampaikan dengan tepat atau pun
informasi tidak dapat tersebar luas ke daerah-daerah lain atau pun negara
lain. Carollus Linnaeus seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia
berhasil membuat sistem klasifikasi makhluk hidup. System tatanama yang dibuat
oleh Carollus Linnaeus disebut Binomial Nomenclature (Hasnunidah,2010).

Tatanama takson sesuai KITT


Untuk menyebut nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem
tata nama ganda, yang aturannya sebagai berikut:

1. Untuk menulis nama Species (jenis):


a. Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin.
b. Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan
penunjuk spesies.
c. Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama
penunjuk spesies dengan huruf kecil.
d. Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara
terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak
digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau dapat
juga ditulis Oryza sativa(padi) dan Zea mays dapat juga ditulis Zea
mays (jagung).
e. Apabila nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata
kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda
penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus

12
rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis.
Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis
manuculata domestica (kucing jinak) tidak
dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis
seperti berikut ini yaitu, Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih).
f. Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang
menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua
dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain
tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut
menjadi Pinus merkusii.

2. Untuk menulis Genus(marga)


Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal
yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan,
zat kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organisme
tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada
tumbuhan, yaitu Solanum (terungterungan), genus pada hewan, misalkan
Canis (anjing), Felis (kucing).

3. Untuk menulis nama Familia(suku)


Nama familia diambil dari nama genus organisme bersangkutan
ditambah akhiran -aceae untuk organisme tumbuhan, sedangkan untuk
hewan diberi akhiran -idea. Contoh nama familia untuk terungterungan
adalah Solanaceae, sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae.
Dikenal istilah nomina familiarum conservada, yang merupakan nama
family untuk tumbuhan yang dilestariakan agar dapat menunjukkan ciri
khasnya. Contoh : palmae mempunyai habitus palm.

4. Untuk menulis nama Ordo(bangsa)

13
Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh
ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales. Dikenal
istilah nomina ordoriarum conservada, yang merupakan nama ordo untuk
tumbuhan yang dilestariakan agar dapat menunjukkan crri khasnya. Contoh :
malvales, poales, arales, ranuculales, dll.

5. Untuk menulis nama Classis(kelas)


Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran -nae,
contoh untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun
juga dapat diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta
(ganggang hijau), Mycotina (jamur). Dikenal istilah nomina clasiarum
conservada, yang merupakan nama kelas untuk tumbuhan yang dilestariakan
agar dapat menunjukkan ciri khasnya. Contoh : bacteria = schizomycetes

6. Untuk menulis nama Divisio


 Menunjukkan kodrat atau sifat divisi itu sebaik-baiknya.
 Diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga divisi tambahan
 akhiran –phyta, kecuali untuk jamur yang disarankan untuk diberi akhiran
mycota
 Dikenal juga nomina divisiarum conservada. Contohnya phanerogamae
embryophyta
 Istilah phylum tidak lagi dijumpai dalam taksonomi tumbuhan, yang lebih
sering dipakai adalah division.

7. Untuk menulis nama Regnum


Digunakan untuk menunjukkan keseluruhan tumbuhan atau
keseluruhan hewan yang disebut dengan dunia tumbuhan (regnum
plantarum) dan dunia hewan (regnum animale) 
2.5 Herbarium/Spesimen

14
Dalam mempelajari biologi kita akan menemukan masalah dan akan
berusaha memecahkan permasalahan itu. Misalnya, tidak semua objek penelitian
dengan mudah ditemukan disekitar kita karena objek tersebut langka atau habitat
jauh (dipantai atau di gunung) sehingga kita membutuhkan suatu koleksi awetan.
Koleksi tersebut dappat membantu kita dalam mempelajari biologi.
Contoh koleksi objek biologi adalah insektarium, herbarium, dan
taksiderium. Dalam hal ini kita akan lebih khusus membahas mengenai
herbarium. Beberapa yang harus diperhatikan dalam membuat koleksi awetan
adalah sebagai berikut :
1.      Kelengkapan organ tubuh objek,
2.      Cara pengawetan dan penyimpanan objek
3.      Kelestarian objek dengan membatasi pengambilan objek.
Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku
sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 praktek ini telah berkembang dan
menyebar di Eropa. Karl von Linné (1707-1778) adalah orang berjasa
mengembangkan teknik herbarium.
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani
yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi
spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi.
Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk
mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka
memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk
koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti
taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada selembar kertas
yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana
ditemukannya.
Istilah herbarium dipakai oleh Linnaeus sedang sebelumnya dipakai oleh
Hortus Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah yang lain. Pengaruh Linnaeus ini
mempunyai arti sebagaimana yang dipergunakan orang sampai saat ini. Dengan
ditemukan cara pengepresan, pengeringan, dan pengawetan specimen tumbuhan,

15
sehingga memungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang lama. Pemeliharaan
yang hati-hati dapat tahan dalam jangka waktu yang lama, sebagai contohnya
herbarium dari Ghini (1519-1559) dan Caesalpino (1519-1576) masih ada
sampai sekarang di herbarium Leiden. Selain di Bogor Indonesia, banyak tempat
penyimpanan specimen-spesimen yang diawetkan antara lain di Singapura,
Philipina, Papua Nugini, Amerika, Belanda dan lainnya.

Sebuah Herbarium dapat memberikan empat layanan utama:


1.    Mengidentifikasi bahan percobaan
2.    Dasar untuk penelitian dan persiapan flora, monografi dan revisi
3.    Pengajaran
4.    Pengamatan bahan bukti percobaan.

Fungsi herbarium secara umum antara lain:


1.    Sebagai pusat referensi :
Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli
taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka,
pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
2.    Sebagai lembaga dokumentasi :
Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari
taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai
ekonomi dan lain lain.
3.    Sebagai pusat penyimpanan data :
Ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi
menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan
sebagainya.
4.    Sebagai bukti adanya keanekaragaman.
5.    Sebagai specimen acuan untuk mempublikasikan specimen baru

Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas :

16
1.    Herbarium basah
Yang dimaksud dengan herbarium basah adalah specimen tumbuhan
yang telah diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari
berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda. Disamping itu dapat
pula ditempatkan zat-zat lain untuk tujuan-tujuan tertentu, utnuk sejauh
mungkin mempertahankan warna asli bahan tumbuhan yang diawetkan.
Adapun pengawet yang digunakan adalah formalin.
2.    Herbarium Kering
Herbarium kering merupakan herbarium yang cara pengawetannya
dengan cara dikeringkan. Sebagian besar specimen herbarium yang
disimpan sebagai awetan dalam herbarium-herbarium di dunia ini dip roses
melalui pengeringan. Pengeringan biasanya dilakukan dengan sinar
matahari, kecuali bila ada pertimbangan-pertimbangan lain misalnya
keadaan cuaca. Pada musim penghujan, pengeringan tidak dapat
berlangsung cepat sehingg bahan yang dikeringkan kadang-kadang
terganggu oleh jamur.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Identifikasi sesungguhnya berarti langkah-langkah yang dilakukan dengan
mempersamakan, mencocokkan atau membandingkan sifat dan ciri yang
dimiliki oleh dua tumbuhan atau spesimen tumbuhan yang dihadapi.
Sedangkan determinasi merupakan cara analitis buatan yang memungkinkan
pengenalan tumbuh-tumbuhan berdasarkan sifat-sifat yang penting dengan
jalan memilih di antara sifat-sifat yang dipertentangkan, mana yang sesuai
(digunakan) dan mana yang tidak sesuai (tidak digunakan).
2. Berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi
dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan
menggunakan salah satu cara berikut ini yaitu dengan Ingatan, Bantuan orang,
Spesimen Acuan, Pustaka dan Komputer
3. Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan
pada lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label
dan data yang terinci dan disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam
urutan menurut aturan dimana herbarium itu disimpan.

3.2 Saran
Makalah ini dapat digunakan oleh pembaca sebagai referensi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Identifikasi, sistem identifikasi,
determinasi serta herbarium

18
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni,Nur Tyas dan Abdul Fadil . 2013 .Sistem Identifikasi Antara Jenis Cabai (
Capsicum annum l ) Menggunakan Metode Klasifikasi City Block Distance.
Jurnal Sarjana TI .Vol 1
Choirul ,DCM .2004. BIOLOGI . Erlanggga.Jakarta
Furqunita,Deswaty.2007. Seri IPA Biologi. Yudistira.Bogor
Hasnunidah, N. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Rosanti , Dewi . 2013 . Morfologi Tumbuhan .Erlangga .Jakarta .
Tjitrosoepomo, G. 1981. Taksonomi Tumbuhan. Bhratara. Jakarta
Tjitrosoepomo ,Gembong . 2005 .Taksonomi Umum cetakan ketiga .UGM Press
.Yogyakarta
.

19

Anda mungkin juga menyukai