Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SITOTAKSONOMI TUMBUHAN

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP TAKSONOMI TUMBUHAN

OLEH
KELOMPOK 1

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Moralita Chatri, M.P
Dr. Violita, SSi, M.Si

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan, taufiq serta hidayahnya kepada kami semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sitotaksonomi Tumbuhan yang
membahas Tentang Pengertian dan Ruang Lingkup Taksonomi Tumbuhan”,
Insya Allah dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas dari mata kuliah


Sitotaksonomi Tumbuhan. Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat
menambah wawasan kita semua, bagi pembaca pada umumnya dan kami sebagai
penyusun pada khususnya. Makalah yang kami buat memang jauh dari sempurna,
maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

Padang, September 2019

Tim penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Permintaan ......................................................................................................4
B. Konsumsi.........................................................................................................7
C. Teori Inflasi.....................................................................................................17
D. Teori Pendapatan Konsumen...........................................................................19
BAB III PEMBAHASAN
A. Tarif Listrik....................................................................................................... 21
B. Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Listrik Rumah Tangga.......................... 24
C. Pengaruh Pendapatan (UMR) Terhadap Jumlah Konsumsi Listrik Rumah
Tangga................................................................................................................... 25

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................29
B. Saran.................................................................................................................29
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Taksonomi merupakan kelompok ilmu dasar yang berarti ilmu kajian dasar
dari ilmu biologi dengan tidak membatasi hanya satu atau objek tertentu saja.
Taksonomi berasal dari 2 kata. Yaitu Taxis (susunan) dan nomos (hukum atau
aturan). Taksonomi tumbuhan tidak hanya mempelajari tentang pencirian,
klasifikasi, pendeskripsian (pertelaan), dan penamaan saja. Tetapi juga
mempelajari fungsi-fungsi ekologisnya di alam. Taksonomi merupakan bagian
dari sistematika (Rifai,1976). Sistematika cakupannya lebih luas yaitu meliputi
taksonomi, studi evolusi dan filogeni.

Pencirian tumbuhan ditulis dalam bentuk uraian objek agar memberikan


keyakinan akan kepastian gambaran suatu objek yang bersifat pasti. Kita tentunya
pernah mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
Kegiatan tersebut bersifat naluri yang mempermudah kegiatan dan pencapaian
kebutuhan manusia. Sebagai contoh, manusia membutuhkan nutrisi yang akan
digunakan saat metabolisme berlangsung. Dan makanan memiliki kandungan
beberapa nutrisi yang dibutuhkan. Sehingga makanan akan menyuplai kebutuhan
tubuh manusia. Sebelumnya kita terlebih dahulu mengelompokkan makanan
kedalam kelompok makanan yang menguntungkan atau kelompok makanan yang
mengandung racun (merugikan). Klasifikasi sendiri merupakan kegiatan
mengelompokkan. Dari hasil pengelompokkan tersebut diperoleh hasil
pengelompokkan beberapa kelompok kecil yang terbentuk. Selanjutnya
kelompok-kelompok hasil yang diperoleh dari klasifikasi disebut takson.

Taksonomi merupakan ilmu hayat yang memiliki hubungan dengan


cabang ilmu yang lain. Ilmu-ilmu tersebut akan berkembang sehingga pusat
kepentingan akan berubah bergantung pada arah perkembangan dan kebutuhan
terhadap ilmu. Data yang diperoleh dari taksonomi sendiri dapat digunakan untuk
mempelajari kekerabatan yang mungkin terjadi dan dapat digunakan sebagai
acuan untuk rekayasa genetika.
Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam
membantu usaha konservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah punahnya
jenis-jenis tumbuhan tertentu. Seelain itu seorang ahli taksonomi harus
mempunyai pengetahuan tentang morfologi, embriologi, anatomi, sitogenetik dan
ilmu sejenis lainnya. Cabang ilmu ini merupakan dasar dari botani, tapi di lain
pihak perkembangannya sangat tergantung pada kemajuan cabang-cabang botani
lainnya. Data-data yang diungkapkan sebagai hasil penelitian sitologi, genetika,
anatomi, ekologi, morfologi, palinologi, palaentologi, fitogeografi, fitokimia dan
cabang-cabang botani lain sangat berguna bagi botani sistematika. Akan tetapi
ilmu-ilmu itu sendiri tidaklah akan berjalan pesat secara efisien tanpa bantuan
botani sistematika. Percobaan-percobaan yang dilakukan dalam cabang-cabang
botani yang banyak tersebut tidak mungkin dapat diulangi dan kebenaran
kesimpulannya dikukuhkan kalau identitas atau nama tumbuhan objeknya
meragukan. Kekurangcermatan dalam penamaan objek percobaan akan
menyebabkan nilai suatu penelitian merosot atau bahkan tidak ada harganya sama
sekali (Rifai, 1989).

Dengan adanya taksonomi tumbuhan, manusia dapat memenuhi kebutuhan


hidupnya dan dapat melakukan kegiatan dengan mudah dan berimbang. Karena
manusia dapat memperoleh spesimen tumbuhan lain yang semarga dan memiliki
keunggulan khas serta dapat melestarikan keberadaan tumbuhan yang mulai
mengalami kepunahan gen-gen yang berpotensi.

1.2 Tujuan Makalah

1. Untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Moralita Chatri, M.P


2. Mengetahui pengertian dan ruang lingkup Taksonomi tumbuhan
3. Mengetahui perbedaan Taksonomi tumbuhan dan Sistematik
4. Mengetahui relevansi taksonomi dengan lapangan dan
hubungannya dengan ilmu lain
5. Mengetahui sistem klasifikasi, Identifikasi, Nomenclature, dan
Deskripsi pada tumbuhan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Taksonomi Tumbuhan

Taksonomi Berasal dari bahasa yunani yaitu “taxis atau taxon” dan
“nomos”. Taxis ialah susunan, penyusun atau penata.Taxon ialah setiap unit yang
digunakan dalam objek klasifikasi, sedangkan nomos ialah hokum. Taksonomi
dapat dikatakan sebagai hukum atau aturan yang digunakan untuk menempatkan
suatu makhluk hidup pada susunan atau takson tertentu. Menurut Lawrence
(1964), Taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi,
klasifikasi, dan nomenklatur (penamaan).

Lahirnya ilmu taksonomi disebabkan karena makhluk hidup yang ada di


bumi banyak sekali jumlahnya dan sangat beranekaragam bentuk dan sifat hidup.
Untuk memudahkan mempelajarinya, maka lahirlah salah satu cabang ilmu hayati
yaitu taksonomi atau sistematik. Berdasarkan pada golongan makhluk hidup yang
dijadikan objek studi, taksonomi dapat dibedakan atas taksonomi hewan dan
taksonomi tumbuhan.

Menurut Jones dan Luchsinger (1987), Taksonomi tumbuhan adalah suatu


bidang studi yang luas mencakup keanekaragaman, identifikasi, penamaan dan
evolusi tumbuhan. Ilmu taksonomi modern mencakup studi tentang hubungan
kekerabatan antar spesies (filogenetik) maupun proses-proses evolusi yang terkait
(misalnya hibridisasi,variasi dalam populasi dan asal muasal suatu jenis).
Taksonomi didefinisikan oleh Rouhan dan Gaudeul (2014) bahwa taksonomi ilmu
yang mengeksplorasi, menjelaskan, menyebut, dan mengklasifikasikan semua
organisme. Taksonomi membuat komunikasi informasi biologis jauh lebih mudah
karena memfasilitasi pengelompokan organisme (Shipman, 2012).

Taksonomi tumbuhan dapat pula didefinisikan sebagai studi dan pertelaan


dalam hal variasi tumbuhan, penelitian tentang sebab dan konsekuensi dari variasi
dan memanipulasi data-datanya sehingga didapatkan sistem klasifikasi, karena
itulah taksonomi tumbuhan sering juga disebut sistematika tumbuhan. Pada
kenyataannya kedua istilah tersebut biasa dianggap sinonim, akan tetapi bebarapa
ilmuan menganggap bahwa sistematika tumbuhan mempunyai pengertian yang
lebih luas semenatar ilmuan lain berpendapat sebaliknya.

2.2. Pengertian Sitotaksonomi Tumbuhan

Sitotaksonomi adalah Cabang Ilmu biologi yang berhubungan dengan


klasifikasi organisme dengan menggunakan studi komparatif kromosom.
Sitotaksonomi juga disebut juga dengan disiplin ilmu yang mempelajari variasi
dan menerangkan ketidaksinambungan variasional dan kekerabatan dalam batas-
batas sitologi. Data sitologi umumnya bersal dari nucleus, jumlah dan morfologi
kromosom.

Jumlah, struktur, dan perilaku kromosom sangat penting dalam


taksonomi. Jumlah kromosom adalah karakter yang paling banyak digunakan dan
dikutip. Jumlah kromosom biasanya ditentukan pada mitosis dan dikutip sebagai
diploid number (2n), kecuali jika berhubungan dengan seri poliploid dimana
jumlah dasar atau jumlah kromosom dalam genom haploid asli dikutip. Karakter
taksonomi lain yang berguna adalah posisi sentromer. Perilaku Meiotic dapat
menunjukkan heterozigositas inversi. Ini mungkin konstan untuk takson,
menawarkan bukti taksonomi lebih lanjut. Data sitologis dianggap lebih penting
daripada bukti taksonomi lainnya.

2.3. Perbedaan Taksonomi dengan Sitotaksonomi Tumbuhan

Taksonomi dan sistematika adalah dua konsep yang digunakan untuk


mengidentifikasi dan menggambarkan organisme (Panawala, 2017). Dalam
terminologi Yunani, kata taksonomi berarti 'menertibkan' sedangkan sistematika
berarti 'menyatukan'. Menurut Radford (1986) sistematika adalah studi tentang
hubungan fonetis, genetik dan filogenetik antara taksa. Kazlev (2002)
mendefinisikan sistematika sebagai 'cabang biologi yang berhubungan dengan
mengklasifikasikan makhluk hidup: keanekaragaman dan keterkaitan makhluk
hidup, baik organisme masa kini (neontologi) dan yang prasejarah
("paleontologi")', dan membagi konsep menjadi tiga subdisiplin; filogenetik,
taksonomi dan klasifikasi.
Panawala (2017) menjelaskan bahwa perbedaan utama antara taksonomi
dan sistematika adalah bahwa taksonomi terlibat dalam klasifikasi dan penamaan
organisme sedangkan sistematika terlibat dalam penentuan hubungan evolusi
organisme. Dalam praktiknya perbedaan antara istilah sistematika dan taksonomi
tidak selalu tajam.

2.4. Hubungan Taksonomi dengan Ilmu Botani Lain


Seorang ahli taksonomi harus mempunyai pengetahuan tentang morfologi,
embriologi, anatomi, sitogenetik dan ilmu sejenis lainnya. Cabang ilmu ini
merupakan dasar dari botani, tapi di lain pihak perkembangannya sangat
tergantung pada kemajuan cabang-cabang botani lainnya. Data-data yang
diungkapkan sebagai hasil penelitian sitologi, genetika, anatomi, ekologi,
morfologi, palinologi, palaentologi, fitogeografi, fitokimia dan cabang-cabang
botani lain sangat berguna bagi botani sistematika. Akan tetapi ilmu-ilmu itu
sendiri tidaklah akan berjalan pesat secara efisien tanpa bantuan botani
sistematika. Percobaan-percobaan yang dilakukan dalam cabang-cabang botani
yang banyak tersebut tidak mungkin dapat diulangi dan kebenaran kesimpulannya
dikukuhkan kalau identitas atau nama tumbuhan objeknya meragukan.
Kekurangcermatan dalam penamaan objek percobaan akan menyebabkan nilai
suatu penelitian merosot atau bahkan tidak ada harganya sama sekali (Rifai,
1989).

2.5. Ruang lingkup Taksonomi tumbuhan dan sitotaksonomi


Ruang lingkup Taksonomi tumbuhan
Ruang lingkup taksonomi tumbuhan ada tiga, yaitu : Klasifikasi, identifikasi
dan nomenclatur (penamaan).

1. Klasifikasi
Klasifikasi adalah Pengelompokkan organisme dalam sistem
menurut kingdom tertentu. Setiap kategori mengandung sejumlah
organisme dengan sifat-sifat yang sama dan mempunyai tetua yang sama.
Satuan dasar untuk klasifikasi adalah jenis (species).
Klasifikasi definisikan oleh Stace (1989) (sebagai suatu proses)
sebagai produksi sistem logis dari kategori, masing-masing berisi
sejumlah organisme, yang memungkinkan referensi yang lebih mudah ke
komponennya (jenis organisme). Klasifikasi sebagai 'sistem itu sendiri,
yang ada banyak macamnya. Dalam klasifikasi, kategori yang
dipertimbangkan pada tingkat yang lebih tinggi adalah keluarga, kelas,
divisi dan kerajaan. Klasifikasi berdasarkan jalur evolusi bersama dikenal
sebagai klasifikasi filogenetik (Porter, 1967).
Tujuan klasifikasi :
1) Menyederhanakan objek studi agar mudah dipahami.
2) Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap
jenis.
3) Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya.
4) Mengetahui hubungan kekerabatan dan sejarah evolusinya.
5) Alat untuk mempelajari keanekaragaman hayati

Sejarah Klasifikasi
1) Aristoteles (384 – 322 SM), mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua
kelompok, yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dikelompokkan menjadi
herba, semak dan pohon. Sedangkan hewan digolongkan menjadi
vertebrata dan avertebrata.
2) John Ray (1627 – 1708), merintis pengelompokkan makhluk hidup kearah
grup-grup kecil. Ia telah melahirkan konsep tentang jenis dan spesies
3) Carolus Linnaeus (1707 – 1778), mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan pada kesamaan struktur. Ia juga mengenalkan pada system
tata nama makhluk hidup yang dikenal dengan binomial nomenklatur.
Karena itu Carolus linneaus dikenal sebagai bapak Taksonomi dunia
4) R.H Whittaker pada tahun 1969 mengelompokkan makhluk hidup menjadi
5 (lima) kingdom / kerajaan, yaitu : Monera, Protista, Fungi, Plantae dan
Animalia

2. Identifikasi
Identifikasi adalah Mengungkapkan atau menetapkan identitas
(jati diri) suatu tumbuhan atau menentukan nama yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Identifikasi didefinisikan
oleh Dallwitz (1992) sebagai proses menugaskan spesimen ke takson
(yang sudah ada)
Identifikasi spesies tanaman juga membantu 1) memastikan
identitas dan integritas, 2) memeriksa identitas sebenarnya dari bahandan
3) pemeliharaan dan pengelolaan koleksi plasma nutfah (Börner, 2006).
Identifikasi spesies sangat bergantung pada karakter morfologis.
Identifikasi spesies tanaman dibuat hanya dengan menggunakan karakter
yang diperlukan untuk membedakan spesies ini dari yang lainnya. Dalam
mengidentifikasi tanaman selalu menghadapi 2 kemungkinan yaitu:
a. Identifikasi Tanaman yang Belum dikenal dunia Pengetahuan
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen yang riil
baik hidup maupun diawetkan. Oleh pelaku Identifikasi dibuatkan
Deskripsi dari tumbuhan tersebut yang meliputi ciri-ciri diagnostik
kemudian ditetapkan jenis, marga, famili dan berturt-turut keatas.
Penentuan tingkat-tingkat takson ini tidak boleh menyimpang dari
ketentuan KITT (Kode Internasional Tatanama Tumbuhan). Pada
dasarnya Identifikasi Tanaman yang belum diketahui ini dilakukan
oleh Profesional dibidang Taksonomi Tumbuhan.
b. Identifikasi Tumbuhan yang dikenal oleh dunia Pengetahuan
Menanyakan identitas Tumbuhan pada Ahlinya Mencocokkan
dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan
Penggunaan Lembar Identifikasi Jenis (Species Identification
Sheet) Mencocokkan dengan deskripsi dan gambar yang ada dalam
buku flora atau monografi Penggunaan Kunci Determinasi dalam
Identifikasi Tumbuhan.

Identifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan:


1) Kunci deteminasi yang ada pada flora atau buku botani.
2) Lembaran identifikasi jenis (species identification sheet).
3) Herbarium yang sudah diidentifikasi.
4) Gambar-gambar yang ada pada buku ilmiah.
5) Tumbuhan segar yang sudah diketahui namanya.
6) Dengan kartu berlubang dari Hansen dan Rahn.
7) Program komputer
8) Secara anatomi
9) Secara kimia
3. Nomenclature
Nomenclature adalah tata cara pemberian nama atau tata nama
tumbuhan secara ilmiah berdasarkan Kode Internasional Tatanama
Tumbuhan (KITT). Nomenklatur mencakup sistem penamaan organisme,
melalui konstruksi, interpretasi, dan penerapan peraturan yang mengatur
sistem ini (Stace, 1989). Biasanya, nama yang diberikan untuk tanaman
adalah bahasa Latin atau dari bahasa lain dan kemudian 'Latinised'. Dalam
teks, nama ditulis miring untuk tujuan kejelasan dan biasanya harus
disertai oleh otoritas (tidak dicetak miring). Nama generik dapat berupa:
nama seseorang, tempat, karakter, nama asli.
Nama generik dapat berupa: nama seseorang, tempat, karakter,
nama asli. Menurut ICBN, nama generik harus mematuhi yang berikut: 1)
Menggunakan penghentian Latin sejauh mungkin, 2) Mudah beradaptasi
dengan bahasa Latin, 3) Tidak panjang dan tidak sulit diucapkan, 4) Tidak
menggabungkan kata dari bahasa yang berbeda, 5) Pembentukan atau
akhir nama afinitas atau analogi dari genus, 6) Menghindari kata sifat, 7)
Tidak menggunakan julukan salah satu spesies genus, 8) Mendedikasikan
genera kepada orang berhubungan dengan botani, 9) Memberikan bentuk
feminin.
Untuk nama ilmiah tumbuhan dikenal sistem binomial, yang
pertama kali dikemukakan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1753 dalam
bukunya Species Plantarum. Nama jenis (species) tumbuhan terdiri dari
dua kata yaitu : kata pertama adalah nama marga (genus), kata kedua
adalah penunjuk jenis (specific epithet).
Dalam penulisannya, kata pertama dan kata kedua digaris bawahi atau
dicetak miring. Nama ilmiah juga ditulis nama author (orang yang
memberi nama), nama ilmiah belum lengkap kalau nama authornya belum
ditulis.
Contoh penulisan nama ilmiah :
1) Solanum torfum L., L adalah nama author, singkatan dari Carolus
Linnaeus yang memberi nama, membuat pertelaan dan
menerbitkannya.
2) Shorea javanica Kooders et Valeton : Authornya adalah Sijfert
Hendrik Kooders bersama-sama dengan Theodorie Valeton.
3) Raphanus sativus L. Var. radicula Pers. : Authornya untuk nama jenis
(species) adalah Carolus Linnaeus, sedangkan penulis untuk nama
varietas adalah Cristian Hendrik Persoon.
4) Taxodium distichum (L.) Rich : Carrolus Linnaeus memberi nama
Taxus distichum pada tumbuhan ini, kemudian Louis Claude Marie
Richard melakukan revisi dan memasukkannya kedalam marga
Taxodium, sehingga namanya menjadi Taxodium distichum (L.) Rich.
5) Pitchelobium fagifalium Blume ex Miquel : Carl Ludwing von Blume
yang pertama kali memberi nama tumbuhan ini tetapi tanpa pertelaan
dan tidak diterbitkan, kemudian Frienrich Anton Wilhelm Miquel
melengkapi dengan pertelaan dan menerbitkannya.
6) Hibiscus x archeri Wats. Tanda x (kali) menunjukkan bahwa jenis
tumbuhan ini hasil hibrida antara Hibiscus rosa-sinensis dengan
Hibiscus schizopetalus (Mast.) Hook.f. Huruf F dibelakang Hook
berarti filius atau anak, yaitu Josep Dalton Hooker anak dari Wiliam
Jackson Hooker yang keduanya adalah ahli botani.
7) X Andropogon littoralis (Smith) C.Hubb : x didepan Adropogon
adalah tanda hibrid antar marga Agrotis x Polymarpha.
8) Oryza sativa L. forma glutinosa Auct, nama ilmiah untuk padi pulut
atau ketan.
9) Oryza satitva si Gadis : nama si Gadis adalah petunuk kultivar yaitu
tanaman yang dipelihara dalam bahasa daerah, yang nyata bedanya
dengan nama jenis, varietas atau forma, dalam bahasa latin. Nama
kultivar sering dipakai dalam lingkungan pertanian.
.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Taksonomi merupakan salah satu cabang ilmu botani yang mempelajari
pengelompokan tumbuhan. Kata Taksonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu
taxis yang berarti susunan dan penataan dan nomos yang berarti hukum atau
aturan. Lawrence (1969) mendefinisikannya sebagai studi yang meliputi
identifikasi, tatanama (nomenclature) dan klasifikasi dari suatu obyek. Identifikasi
adalah determinasi suatu nama untuk suatu spesies sehingga dapat menentukan
nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Deskripsi
adalah penjabaran karakter-karakter atau ciri-ciri suatu spesies. Biasanya
digunakan untuk membedakan antara suatu spesies dengan spesies lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Rifai, M. A. 1976. Sendi-sendi Botani Sistematika. Bogor : Lembaga Biologi Nasional-LIPI

Anda mungkin juga menyukai