Anda di halaman 1dari 8

1.

Jelaskan bahwa dengan menguasai biosistematika akan lebih mudah


mendalami biodiversitas pada tumbuhan!
Jawab :
Biosistematika merupakan tiang dari ilmu taksonomi yang sering digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan biodiversitas sehinga masuk ke
dalam ruang lingkup sistematika. Biosistematika adalah suatu cabang biologi yang
mempelajari keragaman hidup yang mencakup taksonomi dan terlibat dalam
rekonstruksi sejarah filogenetik. Pada dasarnya, sistematika bertujuan untuk
memahami dan mendeskripsikan keanekaragaman suatu organisme, merekonstruksi
hubungan kekerabatan antara organisme satu terhadap organisme lainnya,
mendokumentasikan perubahan - perubahan yang terjadi selama evolusinya dan
merubahnya ke dalam sebuah sistem klasifikasi yang mencerminkan evolusinya
tersebut.
Biosistematika memiliki tiga tingkatan yang menyangkut taksonomi dan
filogenetik yaitu :
1. taksonomi alfa (merupakan upaya untuk menemuan, mendeskripsikan dan
pemberian nama suatu individu / spesimen),
2. taksonomi beta ( yaitu upaya penempatan suatu spesimen / individu yang sudah
di tentukan nama ilmiahnya ke dalam suatu hirarki taksonomi)
3. taksonomi gamma (merupakan studi variasi genetik dalam suatu spesies dengan
tujuan melihat variasi intra-populasi sampai laju evolusi dari suatu populasi).
Objek utama biosistematika bukanlah menemukan nama tumbuhan tetapi
menemukan hubungan dan kedekatan suatu organisme tumbuhan dengan yang
lainnya, sehingga dapat dikenali sepenuhnya kemiripan dan perbedaannya. Karakter
umum yang dimiliki bersama dan karakter spesifik yang dimililki hanya oleh
kelompoknya. Hasil analisis inilah yang nantinya dipakai untuk menata organisme
tumbuhan teersebut kedalam tingkatan taksa sehingga menjadi lebih sistematis,
berdasarkan asal usulnya, suatu organisme dikarakterisasi menjadi dua jenis asal
usul, monofiletik dan non-monofiletik. Asal usul makhluk hidup dikatakan
monofiletik apabila nenek moyang tunggalnya hanya menghasilkan semua species
turunandalam takson tersebut dan bukan spesies takson lain sehingga anggota dari
genusnya berdiri sendiri dan tidak terkait dengan species dari genus lain. Asal usul
makhluk hidup dikatakan non-monofiletik apabila turunan dalam takson yang
dihasilkan berasal dari nenek moyang yang berbeda.
Kekerabatan tersebut dipelajari dalam ilmu taksonomi, namun sebelum
mempelajari taksonomi akan lebih baik jika kita sudah menguasai biosistematik. Hal
tersebut mengingat bahwa biosistematika adalah dasar ilmu taksonomi yang
membahas tentang komunikasi dan infomasi tentang biodiversitas, mengidentifikasi
dan menggambarkan individu dan populasi serta menggambarkan kekerabatan
diantara organisme. Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah menyusun
filogeni kelompok tumbuhan yang dimulai dengan menyusun tabel karakter
apomorfi, dilanjutkan kladogram serta melakukan evaluasi kladogram.
Biasanya digunakan dua cara dalam mengkaji hubungan kekerabatan suatu
mahluk hidup yaitu metode fenetik yang dilanjutkan dengan pembuatan fenogram
dan metode kladistik yang dilanjutkan dengan pembuatan kladogram. Kladistik
dibuat berdasar kesamaan sifat-sifat apomorfi.
Penyusunan filogeni tumbuhan, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah menyusun tabel karakter apomorfi dari semua kelompok tumbuhan yang akan
dibuat filogeninya. Selain tabel karakter, juga harus dibuat tabel karakter
numerik. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan kladogram yang disusun
berdasarkan tabel kesamaan karakter apomorfi. Berdasarkan tabel kesamaan
apomorfi tersebut dapat disimpulkan hubungan filogeni suatu tumbuhan yang
digambarkan dengan kladogram. Setelah disusun kladogram, langkah selanjutnya
yaitu mengevaluasi hasil kladogram terasebut. Evaluasi dilakukan dengan
menghitung CI (Consistency index) dan RI (Retention Index).
Sedangkan biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik
tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Dengan demikian,
biodiversitas merupakan bentuk keanekaragaman di antara makhluk hidup dari
semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta
kompleks-kompleks ekologis yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,
mencakup keanekaragaman di dalam spesies, di antara spesies, dan ekosistem.
Biodiversitas dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu biodiversitas gen, biodiversitas
jenis dan biodiversitas ekosistem.
Biodiversitas tingkat ekosistem melibatkan unsur-unsur biotik dan faktor-
faktor fisik yang saling berinteraksi satu dan lainnya. Biodiversitas tingkat ekosistem
membentuk tingkatan jenis dan genetik dan merupakan satu kesatuan lingkungan
yang terdiri dari unsur-unsur biotik (mahluk hidup) dan factor-faktor fisik (iklim, air,
tanah) dan kimia (kemasaman, salinitas, dll) yang saling berinteraksi dan membentuk
suatu ekosistem. Ekosistem terdiri dari perpaduan berbagai jenis dengan beragam
kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang beranekargam, maka jika susunan
komponen jenis dan susunan factor fisik serta kimianya berbeda, ekosistem yang
dihasilkannya pun akan berbeda pula. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka
interaksi antara mahluk hidup dengan factor-faktor lain dalam suatu wilayah akan
menyusun suatu ekosistem tersendiri. Ekosistem secara alami akan berubah, yang
secara proses dapat terjadi secara alami (proses penuaan alam) atau secara sengaja
(perusakan oleh manusia).
Biodiversitas tingkat jenis pada ekosistem terddapat organism-organisme yang
merupakan satuan-satuan tertentu yang masing-masing mempunyai batasan pasti
yang disebut Jenis. Jenis merupakan suatu satuan yang dapat dikenal dari bentuk atau
penampilan dan terdiri atas pengelompokan populasi-populasi atau gabungan
individu yang mampu saling kawin sesamanya secara bebas ttetapi tidak mampu
dengan jenis lain untuk menghasilkan keturunan. Untuk kelompok yang tidak
berkembang biak secara generative, misalnya mikroorganisme, batasan jenis
ditentukan oleh wilayah tempat hidup yang sama. Jenis terbentuk berdasarkan
kesesuaian kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat kebakaan dari lingkungan
tempat tumbuhnya. Faktor kebakaan/susunan genetic suatu jenis diturunkan dari
generasi ke generasi berikutnya. Kerangka dasar komponen genetic suatu jenis
berbeda dengan jenis yang lainnya, juga gen-gen berkembang menyesuaikan dengan
lingkungan hidupnya. Jenis akan mengalami penyesuaian dan perkembangan dalam
jangka waktu yang lama menjadi jenis baru atau mungkin menjadi punah karena
tidak bisa menyesuaikan diri.
Biodiversitas tingkatan genetika, biodiversitas tingkat genetika meliput
keanekaragaman didalam spesies dan tergantung pada keanekaragaman susunan gen
dalam kromosom. Dalam konteks keanekaragaman hayati, sumberdaya genetic
adalah material genetic potensial atau riil yang mengandung unit-unit fungsional
pewarisan sifat.

2. Jelaskan antara karakter, taksonomi, klasifikasi, dan biosistematika serta


tunjukan aplikasinya!
Jawab :
Karakter adalah penampakan atau fenotip yang dapat berupa morfologi,
anatomi, histology, fisiologi maupun molekuler yang dimiliki oleh suatu individu
yang pada umumnya dapat diinderai, dan merupakan ekspresi dari gen yang
dipengaruhi oleh lingkunganya. Karakter merupakan subyek pertama yang
diperlukan untuk identifikasi suatu spesies sehingga bisa didapatkan nama dan
tingkatan takson spesies tersebut. Semakin banyak persamaan karakternya semakin
dekat hubungan kekerabatannya, sebaliknya semakin banyak perbedaanya semakin
jauh hubungan kekerabatannya.
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan
(klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi.
Klasifikasi tumbuhan disebut juga pengelompokkan adalah bagian dari
taksonomi tumbuhan. Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-
kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi hingga dapat disusun takson-
takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam
mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan
klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian. Ada tiga sistem
klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan, sistem
klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
Biosistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan
taksonomi tumbuhan. Namun demikian, biosistematika tumbuhan lebih banyak
mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam biosistematika
bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan.
Hubungan antara karakter, taksonomi, klasifikasi dan biosistematika misalnya
pada taksonomi Adenium obesum (Kamboja Jepang), Allamanda cathartica
(Alamanda), dan Alstonia scholaris (Pulai). Klasifikasi dari ketiga spesies tersebut
mempunyai takson yang sama mulai dari Kingdom, Divisi, Kelas, Ordo dan famili,
sedangkan pada tingkat genus dan spesies berbeda. Perbedan pada takson genus dan
spesies karena adanya karakter spesifik pada tiap individu, misalnya pada daun
kamboja Jepang berbentuk lanset dan ada yang oval membulat di bagian ujungnya,
daun Alamanda berkarang dan bulat telur terbalik sampai bentuk lanset, daun pulai
bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang.
Hubungan klasifikasi dan taksonomi, serta biosistematika dan karakterisai seperti
tabel di bawah ini. Hubungan klasifikasi, taksonomi , karakterisasi dan
biosistematik.
Adenium obesum Allamanda cathartica Alstonia scholaris
(Kamboja Jepang) (Alamanda) (Pulai)
Karakter Daun berbentuk Daun berkarang dan Daun bentuknya
Spesifik Daun lanset dan ada yang bulat telur terbalik lonjong sampai
oval membulat di sampai bentuk lanset lanset atau lonjong
bagian ujungnya sampai bulat telur
sungsang
Takson Kamboja Jepang Alamanda Pulai
Kingdom Plantae Plantae Plantae
Divisi Spermatophyta Spermatophyta Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae Angiospermae Angiospermae
Kelas Dicotyledonae Dicotyledonae Dicotyledonae
Ordo Apocynales Apocynales Apocynales
Family Apocynacea Apocynacea Apocynacea
Genus Adenium Allamanda Alstonia
Spesies Adenium obesum Allamanda cathartica Alstonia scholaris

3. Jelaskan bagaimana seseorang mendalami sitotaksonomi, jelaskan dengan


contoh. Tentukan pula pengukuran dekat jauhnya hubungan kekerabatan!
Jawab :
- Sitotaksonomi adalah disiplin ilmu yang mempelajari variasi dan menerangkan
ketidaksinambungan variasional dan kekerabatan dalam batas-batas sitologi.
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi
menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi,
pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya. Berbagai data
kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan
bentuk, perilaku pada waktu meiosis, meiosis, nucleus, jumlah dan morfologi
kromosom. Sampai sekarang kira-kira baru 10 % dari seluruh tumbuhan yang ada
yang sudah diperiksa secara sitologi. Jumlah kromosom bervariasi dari n (jumlah
haploid atau jumlah satu set kromosom) = 2 untuk Haplopappus gracilis
(Compositae/Asteraceae) sampai n = 631 Ophioglosum reticulatum (tumbuhan
paku). Secara garis besar terdapat tiga macam jumlah kromosom:
a. Jumlah kromosom yang sama untuk seluruh anggota golongan
Contoh : Pinus n = 12
b. Adanya kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploidi
Contoh : Taraxacum (compositae) 2n = 16, 24,32,40, 48. Deret 8 ini
merupakan kromosom dasar yang ditandai dengan x. Pada Dryopteris jenis-
jenis yang ada merupakan kelipatan jumlah dasar kromosom gamet (x = 41):
82, 123, 164
c. Jumlah kromosom yang tidak beraturan, bisa bertambah atau berkurang satu
demi satu jika dibandingkan jumlah dasar haploidnya disebut aneuploid
Contoh : Clarkia. Pada kelompok ini bisa descendingseri dari 6-5 sedangkan
6-7-8-9 adalah ascending seri. Pada contoh ini 6 adalah kromosom dasar.

Data molekuler adalah data yang cukup baru dan akan sangat bermanfaat
manakala diterapkan pada posisi yang tepat. Tidak semua eksperimen pasti
memerlukan data molekuler. Data klasik adalah modal dasar yang tidak boleh
ditinggalkan. dengan demikian, maka pemanfaatan data molekuler haruslah
proporsional, sehingga di dalam mengarungi perkembangan biologi pada saat ini
peran molekulernya perlu dipertimbangkan. Tetapi dalam kasus tertentu
dukungan data DNA adalah suatu keharusan.
- Contoh penentuan kekerabatan
Gen merupakan input penting yang dibutuhkan untuk studi molekuler.
Gen merupakan bagian dari genom yang membawa sifat suatu organisme.
Identifikasi dan karakterisasi gen seringkali diperlukan dalam beberapa
percobaan molekuler seperti isolasi, kloning, ataupun mempelajari ekspresi
gennya. Pendekatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan
gen maupun ekspresinya adalah memanfaatkan kemajuan bioinformatika dan
teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan marka molekuler.
Marka molekuler yang berbasis DNA merupakan komponen yang penting dalam
penelitian menggunakan pendekatan molekuler.

4. Jelaskan perbedaan antara sitotaksonomi, kemotaksonomi, dan molekuler


taksonomi komparatifkan dengan contoh yang ada!
Jawab :
 Sitotaksonomi adalah disiplin ilmu yang mempelajari variasi dan menerangkan
ketidaksinambungan variasional dan kekerabatan dalam batas-batas sitologi.
Data sitologi umumnya bersal dari nucleus, jumlah dan morfologi kromosom,
dan kelakuan kromosom pada waktu meosis. Contoh jumlah kromosom
bervariasi dari n (jumlah haploid atau jumlah satu set kromosom) = 2 untuk
Haplopappus gracilis (Compositae/Asteraceae) sampai n = 631
 Kemotaksonomi merupakan kegiatan mengklasifikasikan, mencirikan serta
memberi nama organisme berdasarkan kandungan kimia yang dimiliki.
Tujuannya untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar organisme
berdasarkan senyawa kimianya. Kemotaksnonomi adalah pengelompokan
makhluk hidup dengan pendekatan metode analitik untuk mengumpulkan
informasi dari konstituen-konstituen kimia dari sel. Kemotaksonomi
berkembang mengikuti kemajuan isolasi kandungan kimia tumbuhan. Dalam
banyak hal, distribusi kandungan kimia tumbuhan sesuai dengan kedudukan
taksonomik tumbuhan berdasar ciri-ciri morfologi. Karateristik fenotopik yang
sering digunakan adalah morfologi makroskopik dan mikroskopik, reproduksi
seksual, sifat-sifat fisiologi dan biokimia. Pengelompokkan berdasarkan
taksonomi konvensional umunya mempunyai kelemahan, sulit untuk mendetekis
spesies baru. Informasi Genotipik adalah semua informasi yang berasal dari
asam nukleat (DNA atau RNA) ayng ada didalam sel. Pada masing-masing
tumbuhan dapat menunjukkan bahwa masing-masing famili mempunyai
kandungan fitokimia yang berbeda-beda pada jaringannya. Sehingga perbedaan
ini dapat juga digunakan sebagai salah satu dasar untuk mengklasifikasikan
suatu tumbuhan atau membantu dalam mengembangkan dasar-dasar pembeda
taksonomi. Misalnya pada Curcuma domestica dan Curcuma xanthorhiza sama-
sama mengandung senyawa curcumin, pada family Solanaceae mengandung
senyawa alkaloid atropine.
 Sistematika molekuler merupakan disiplin ilmu yang mengklasifikasikan
organisme-organisme ke dalam taksa-taksa tertentu berdasarkan kemiripan
(similaritas) dan ketidakmiripan (disimilaritas) karakter asam nukleat (DNA dan
RNA), dan protein yang dimiliki organisme tersebut. Penggunaan data-data
molekuler sebagai penunjang data morfologi diharapkan akan dapat menjadi
dasar yang lebih kuat dalam penentuan klasifikasi. Sistematik molekuler juga
memudahkan ilmuwan untuk mengetahui seberapa banyak perubahan yang
terjadi akibat proses evolusi dan hubungan antara beberapa spesies yang tidak
memiliki kemiripan morfologi. Perubahan molekuler yang terjadi tersebut juga
dapat digunakan untuk mengekplorasi filogeni dari organisme uji. Data karakter
molekuler yang dapat digunakan pada sistematik molekuler secara garis besar
dapat dibedakan menjadi data karakter protein dan asam nukleat (DNA dan
RNA). Data molekuler yang paling sering digunakan pada sistematik molekuler
tanaman antara lain isozyme, allozyme, sekuen DNA, DNA restriction sites,
microsatelit, RAPD, dan AFLP. Molekul taksonomi merupakan kegiatan
mengklasifikasikan, mencirikan, serta memberi nama organism berdasarkan
genetic yang dapat dilihat dari molekul yang dimiliki seperti kromosom.
Tujuannya untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar organism berdasarkan
tingkatan molekul.
 Contohnya : bentuk, ukuran dan jumlah kromosom dalam suatu spesies pada
dasarnya selalu tetap. Berdasarkan sifat tersebut dapat dibuat peta karyotipe atau
karyogram dan ideogram.

Anda mungkin juga menyukai