PERSONAL INFORMATION
NAMA :_________________________________________________
NIM :_________________________________________________
KELAS :_________________________________________________
KELOMPOK :_________________________________________________
NO. HP :_________________________________________________
ALAMAT :_________________________________________________
__________________________________________
agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi
gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam
amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai
pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organic atau
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Vitamin-vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik
ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/ kontaminan.
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat
dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling)
yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media.
Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus
diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang
terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam
Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot,
liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung
pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa,
plasenta dan daging sapi.
Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol.
Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex).
Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam
amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam
Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat
dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi
tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang
tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan
membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair
maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi
anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga
diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara
pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan
ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara
detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
Media untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk
suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain
dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria
Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten
antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang
ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.
Media untuk peremajaan kultur. Media umum atau spesifik yang digunakan untuk
peremajaan kultur
Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik. Media ini digunakan unutk
B. STERILISASI
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi
dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha
mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat (in situ) oleh
panas, gas-gas sperti formaldehyde, etilenoksida, atau betapriolakton oleh bermacam-
macam larutan kimia, dan oleh sinar gamma. Mikrooganisme juga dapat disingkirkan
secara mekanik melalui sentrifugasi kecepatan tinggi atau dengan filtrasi.
1. Sterilisasi secara fisik.
Selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai
akibat temperature tinggi dan tekanan tinggi, selama itu sterilisasi secara fisik dapat
dilakukan. Cara sterilisasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan udara panas atau
uap air panas dengan tekanan tinggi.
Dengan udara panas, digunakan alat yang dinamakan “bejana ruang panas”
(oven) dengan temperature di dalamnya antara 170-180ºC. Waktu yang digunakan
selama 2 jam. Cara ini umum digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas (tabung,
labu, botol, dsb).
Sterilisasi dengan uap-air panas dan tekanan tinggi, merupakan cara yang paling
banyak digunakan, misalnya dengan penggunaan alat yang sudah dikenal dengan nama
“autoklaf”. Bejana ini mempunyai temperature uap 121ºC dengan tekanan 15lbs.
2. Sterilisasi secara kimia
Senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan antara lain larutan
CuSO4, AgNO3, HgCl2, ZnO dan sebagainya serta larutan alcohol dan campurannya.
Beberapa larutan garam seperti NaCl (9%), KCl (11%), dan KNO3 (10%) dapat
dipergunakan untuk membunuh mikroba karena tekanan osmotiknya, yaitu dengan jalan
dehidrasi pada substrat. Sedangkan asam kuat atau basa kuat dapat pula digunakan
karena bersifat menghidrolisis sel mikroba.
Larutan KMnO4 (1%), dan HCl (1,1%) ternyata merupakan dseinfektan yang
kuat karena dapat mengoksidasi substrat. Sedang yang paling banyak digunakan adalah
larutan HgCl2 (0,1%). Hanya sayangnya senyawa ini sangat beracun dan sifatnya
Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat
Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa
Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total volumenya, sisa ruang
dibirkan kosong. Jika mensterilkan media 1L yang ditampung pada Erlenmeyer 2L
maka sterilisasi diatur dengan waktu 30 menit.
VIII. LAMPIRAN
SURAKARTA, ………………….
ASISTEN PRAKTIKAN
(……….……………) (……….……………)
I. TUJUAN:
1. Dapat mengisolasi untuk mendapatkan biakan murni dari suatu campuran
dengan menggunakan cawan gores (penggoresan)
2. Mengamati dan membandingkan bakteri yang timbul dari hasil isolasi
3. Mengetahui cara melakukan isolasi dengan teknik cawam gores
II. DASAR TEORI
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini ssangatlah besar dan
cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka
terdapat dalam jumlah yang cukup basar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat
mnebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapat mengandung jutaan
bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupunudara juga dihuni oleh
kumpulan mikroorganisme.Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam
berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang
rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spsies
yang berbeda- beda yang bikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni in teerdiri
dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat
yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa
bakteri, khamir, kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini
sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap
penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini
kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk
menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten
terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk
bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal
dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita
harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan
medium dan pengerjaan inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk menghindari
VIII. LAMPIRAN
SURAKARTA, ………………….
ASISTEN PRAKTIKAN
(……….……………) (……….……………)
ENUMERASI
I. TUJUAN
1. Melakukan percobaan perhitungan jumlah sel melalui metode Colony Unit Form
(CFU)
2. Mengetahui enumerasi dengan cara pengenceran
3. Menghitung jumlah sel bakteri pada air sampel
4. Membandingkan jumlah sel bakteri pda setiap air sampel
5. Mengetahui air yang paling bersih dan yang paling buruk dari air sampel.
Lakukan preparasi suspensi kepada sampel terlebih dahulu (swab, maserasi dan rinse)
(jika perlu).
PCA (Plate Count Agar) sebanyak dua kali tiap pengenceran (duplo). Plating dapat
secara Spread Plate atau Pour Plate. Jika secara Spread Plate, dapat digunakan
batang L atau glass beads.
Setelah tumbuh, koloni dihitung dengan persyaratan yang telah diuraikan di depan.
Penghitungan koloni pada cawan sebaiknya dibuat transek atau dibagi-bagi jika
koloni yang tumbuh terlalu banyak. Transek dibuat dengan spidol/marker di bagian
bawah cawan petri. Pola transek dapat dibuat bervariasi, tergantung kebutuhan.
Penghitungan akan lebih mudah bila memakai Coloni Counter.
b. Bahan
Bahan Jumlah
Alcohol 70% Secukupnya
Kertas buram 4 lembar
Media NA 4 buah cawan petri
Korek Api Secukupnya
Kertas label Secukupnya
Air sampel 1 ml
V. ANALISIS DATA
VIII. LAMPIRAN
SURAKARTA, ………………….
ASISTEN PRAKTIKAN
(……….……………) (……….……………)
I. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroorganisme
2. Mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroorganisme
3. Mengetahui pengaruh pemberian antbiotik terhadap pertumbuhan
mikroorganisme
4. Membandingkan pertumbuhan koloni pada lingkungan yang berbeda
Buatlah tabung reaksi berisi NB dan atur pH-nya (pH 3, 7 dan 9) masing-masing 2
Inokulasi tiap tabung dengan Bacillus sp dan E.coli lalu diinkubasi pada suhu 370C
selama 48 jam
Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic). Disinfektan yaitu suatu
senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan
benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah. Adapun antiseptik adalah senyawa
Konsentrasi
Waktu terpapar
Jenis mikroba
ragam antibakteria:
Erythromycine
Sulfa drugs
Polymyxin B
Quinolone
Tetracycline
Antifungi :
Nystatin
Azoles
Celupkan cotton bud (cotton swab) dalam biakan bakteri kemudian tekan kapas ke
Angkat, biarkan sejenak agar tiris, selanjutnya letakkan kertas cakram pada
permukaan agar.
permukaan agar.
Ukur diameter zona hambat (mm) kemudian bandingkan dengan table sensitivitas
antibiotik.
VIII. LAMPIRAN
SURAKARTA, ………………….
ASISTEN PRAKTIKAN
(……….……………) (……….……………)
I. TUJUAN
1. Mengamati dan menjelaskan perubahan warna dan stratifikasi pada kolom
winogradsky.
2. Mengetahui jenis-jenis mikroorganisme yang mampu hidup di setiap lapisan
winogradsky.
Salah satu kelompok makhluk hidup di atas yang penting dalam pembuatan
produk primer dan berperan dalam decomposer senyawa organic dan anorganik adalah
bakteri. Bakteri yang biasa ditemukan dalam lingkungan akuatik dimana dalam kondisi
an aerobic dan cahaya adalah bakteri fotosintetik, ungu dan hijau. Bakteri fotosintetik
mampu mendekomposisi senyawa senyawa organic dengan bantuan sinar matahari
menjadi O2, H2 dan senyawa organic sederhana di mana senyawa organic ini mampu
menyediakan sumber karbon untuk flora sekunder dari bakteri pereduksi sulfur. Bakteri
pereduksi sulfur selama respirasi anaerob akan menghasilkan H2S dan CasO4 yang
disuplementasi. H2S yang terbentuk merupakan sumber tenaga pereduksi bagi bakteri
fotosintetik sulfur jika tumbuh dalam kondisi ada cahaya. Salah satu cara yang
dikembangkan dalam mempelajari bakteri fotosintetik adalah kolom Winogradsky
(19880. Kolom ini merupakan kultur yang terdiri bahan tanaman dan lapisan-lapisan
lumpur yang digenangi air.
Zona mikroaerobik
Tumbuh bakteri non sulfur fotosintetik (pirang)
2H
Daerah bebas O2 aerob
anaerob
Daerah terbatas O2 -2H akseptor selain O2
Agar mikrobia dapat bertahan hidup selama masa pembiakan maka harus
ditaruh dalam lingkungan yang berair. Hal ini disebabkan karena kebanyakan bakteri
akan segera mati bila tidak tersedia kelembaban yang memadai.
V. ANALISIS DATA
VIII. LAMPIRAN
SURAKARTA, ………………….
ASISTEN PRAKTIKAN
(……….……………) (……….……………)
PEMBUATAN NATA
I. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan nata dari berbagai substrat
2. Mengukur tebal nata pada berbagai macam substrat
3. Membandingkan tebal nata pada berbagai macam substrat
Nata merupakan makanan pencuci mulut (desert). Nata adalah makanan yang
banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi
kesehatan dalam membantupencernaan.
Kadungan kalori yang rendah pada Nata merupakan pertimbangan yang tepat
produk Nata sebagai makan diet. Dari segi penampilannya makanan ini memiliki nilai
estetika yang tinggi, penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal, aroma segar.
Dengan penampilan tersebut maka nata sebagai makanan desert memiliki daya tarik
yang tinggi. Dari segi ekonomi produksi nata menjanjikan nilai tambah. Pembuatan
nata yang diperkaya dengan vitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi dari
produk ini.
Nata dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang
mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa spesies yang termasuk
bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak
dipelajari adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk genus
Acetobacter. Bakteri Acetobacter xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk
batang pendek atau kokus.
Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara
mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan
untuk substrat pembuatan Nata de Coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi
yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam
air kelapa antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain
Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat
pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai
karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya
kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48
jam (2 hari).
Alat:
1. Kompor
2. Panic+tutup
3. Pengaduk
4. Toples+tutup
5. Saringan
6. Wadah
7. Blender
8. Pisau
9. Gelas ukur
10. Selotipe besar
V. ANALISIS DATA
VIII. LAMPIRAN
SURAKARTA, ………………….
ASISTEN PRAKTIKAN
(……….……………) (……….……………)
I. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan yoghurt berbahan dasar susu skim dengan campuran
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophylus.
2. Menguji kualitas produk yoghurt dengan uji organoleptik.
3. Mengetahui tingkat keasaman (pH) yoghurt selama masa penyimpanan serta
mengetahui kadar asam laktat selama masa penyimpanan.
XII. LAMPIRAN
SURAKARTA, ………………….
ASISTEN PRAKTIKAN
(……….……………) (……….……………)
I. TUJUAN
1. Mengetahui indeks amilolitik pada media agar + pati dan indeks proteolitik pada
media agar + skim Bacillus sp dan E. Coli
2. Membandingkan kemampuan Bacillus sp dan E. Coli dalam menghidrolisis pati
dan skim
3. Membuktikan bahwa bakteri mampu menghidrolisis pati dan skim
Uji proteolitik
Uji proteolitik ditujukan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme
menghasilkan enzim protease. Pada praktikum ini protein yang digunakan dalam bentuk
kasein susu. Hidrolisis kasein secara bertahap akan menghasilkan monomernya berupa
asam amino. Proses ini dinamakan peptonisasi atau proteolisis.
1. ALAT
No Nama Jumlah
1. Cawan petri 4 buah
2. Bunsen 1 buah
3. Jarum ose 1 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Simbol 1 buah
2. BAHAN
No Nama Jumlah
1 Media NA + Pati 2 buah
2 Media NA + Skim 2 buah
3 Biakan Bakteri E. coli 1 buah
4 Biakan Bakteri Bacillus sp 1 buah
5 Alkohol Secukupnya
6 Kertas Label Secukupnya
7 Korek api Secukupnya
8 Kertas buram 4 buah
V. ANALISIS DATA
VIII. LAMPIRAN
SURAKARTA, ………………….
ASISTEN PRAKTIKAN
(……….……………) (……….……………)
I. TUJUAN
Untuk mengamati morfologi bakteri melalui pewarnaan sederhana dan
pewarnaan gram.
II. DASAR TEORI
Bakteri merupakan organism yang sangat kecil (berukuran mikroskopis). Bakteri
rata-rata berukuran lebar 0,5-1 mikron dan panjang hingga 10 mikron (1 mikron = 10 -3).
Hal ini berarti bahwa jasad renik sangat tipis sehingga dapat tembus cahaya. Akibatnya
pada mikroskop tidak tampak jelas dan sukar untuk melihat bagian-bagiannya. Untuk
melihat bakteridengan jelas, permukaan selnya perlu diisi dengan warna, pewarnaan ini
disebut dengan pewarnaan bakteri.
Pewarnaan bakteri sudah dilakukan sejak permulaan berkembangnya
mikrobiologi di pertengahan abad ke-19 oleh Louis Pasteur dan Robert Koch. Terdapat
dua macam zat warna yang sering dipakai, yaitu:
1. Zat warna yang bersifat asam; komponen warnanya adalah anion, biasanya dalam
bentuk garam natrium.
2. Zat warna yang bersifat alkalis; dengan komponen warna kation, biasanya dalam
bentuk klorida.
Untuk mendapatkan hasil pengewarnaan yang lebih baik, tidak jarang diperlukan
bahan penolong, yang biasanya disebut pemantek (mordant). Bahan yang sering
digunakan sebagai pemantek diantaranya: ammonium oksalat, fenol, asam tanat, garam
alumunium, besi, timah, krom, dll.
A. Pengewarnaan Sederhana
Tujuan pengewarnaan ini adalah untuk membedakan bakteri dari benda-benda
mati lain yang bukan bakteri dan untuk melihat bentuk dan ukurannya. Larutan warna
hanya terdiri dari satu bahan warna yang dilarutkan dalam suatu pelarut. Bahan yang
banyak dipakai untuk keperluan ini adalah karbol fuksin, Kristal violet dan methylen
Blue.
Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram pertama kali dikemukakan oleh Christian Gram (1884).
Dengan pewarnaan ini goresan tipis bakteri mula-mula dilapisi dengan larutan zat warna
karbol gentinviolet (karbol kristal violet, karbol metal violet) dan didiamkan beberapa
saat, kemudian disiram dengan larutan iodium dan dibiarkan terendam dalam waktu
yang agak lama. Sampai tingkat pewarnaan ini selesai, semua sel bakteri akan berwarna
ungu.
Selajutnya preparat didekolorisasi dengan alcohol atau campuran alcohol atau
aseton sampai semua zat warna tampak launtur dari film bakteri. Setelah dicuci dengan
air, preparat diberi warna kontras (counterstain) seperti safranin atau karbolfuksin encer,
air fuksin, atau pironin B.
Pewarnaan Gram
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Object glass 1 Buah Sampel bakteri Secukupnya
Ose 1 Buah Larutan gentian Secukupnya
violet
V. ANALISIS DATA
VIII. LAMPIRAN
SURAKARTA, ………………….
ASISTEN PRAKTIKAN
(……….……………) (……….……………)