Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Farahdiba Putriana
NIM. 11160161000003
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
This study aimed to determine the correlation between science literacy skills and
the argumentation skills students on viruses. This research was conducted at
SMAN 90 Jakarta. The research method used was a servey with correlation
techniques. The sampling technique was carried out using simple random
sampling technique. The research sample came from class X, amounting to 59
students. The results of the research data showed that the mean score of scientific
literacy skills was 66,68, while the argumentation skills level of students was at
level 3. The correlation technique used was spearman correlation. The result
showed that the correlation value was 0,418, which was included in the sufficient
correlation category, so that
𝐻0 was accepted. This shows that there is a correlation between scientific literacy
skills and argumentation skills of high school students on virus material.
v
KATA PENGANTAR
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, L.C., M.A., selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M. Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. Ketua Prodi Tadris Biologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan banyak ilmu dan waktu serta sabar membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
4. Seluruh dosen Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini telah memberikan banyak ilmu
kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Bapak Nana Juhana, M.Pd. selaku Kepala SMAN 90 Jakarta yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian. Bapak Marsudi Jaya
selaku guru SMAN 90 dan para staff administrasi yang telah membantu dan
memberikan arahan kepada penulis selama proses penelitian.
6. Peserta didik kelas X SMAN 90 Jakarta yang telah membantu selama proses
penelitian.
7. Teruntuk kedua orang tua, bapak Tito Aziz S.Pd. dan ibu Wiwiek Widati,
S.Pd. serta adik Dhania Qisti yang tak henti-hentinya memberikan dukungan,
motivasi, do’a, dan keperluan moril maupun materil kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
vi
8. Teman-teman pejuang skripsi dan wisuda Lu’lu Maulida, Sisi Hernanda
Pratama, Dea Pusparani, Intan Dwi Cahyani, Mutiara Dwi Abdullah yang
senantiasa membagikan pengetahuan, pengalaman, dan dukungan kepada
penulis.
9. Sahabat The Hollak yang selalu memberikan semangat dan menjadi tempat
berkeluh kesah penulis.
10. Seluruh teman-teman Tadris Biologi angkatan 2016 yang selalu saling
membagikan ilmu, pengalaman selama masa perkuliahan.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah memberikan pahala yang berlipat ganda kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan skripsi. Aamiin ya robbal ‘alamin. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
Farahdiba Putriana
vii
DAFTAR ISI
viii
C. Populasi dan Sampel………………………………………………. 23
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………… 24
E. Instrumen Penelitian………………………………………………. 25
1. Tes Kemampuan Literasi Sains………………………………….. 26
2. Soal Keterampilan Argumentasi…………………………………. 27
F. Kalibrasi Instrumen……………………………………………….. 28
1. Uji Validitas……………………………………………………… 28
2. Uji Reliabilitas…………………………………………………… 28
3. Uji Tingkat Kesukaran…………………………………………… 29
4. Uji Daya Pembeda……………………………………………….. 30
G. Teknik Analisis Data………………………………………………. 31
1. Pengolahan Data Statistik Kemampuan Literasi Sains………....... 31
2. Pengolahan Data Non Statistik Kemampuan Literasi Sains…....... 32
3. Analisis Tahapan Keterampilan Argumentasi Menurut Kerangka 34
Model Toulmin Argumentation Pattern (TAP)……………..........
4. Analisis Hubungan antara Kemmapuan Literasi Sains dengan 35
Keterampilan Argumentasi Peserta Didik……………………….
H. Hipotesis Statistik…………………………………………………. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….. 38
A. Data Hasil Kemampuan Literasi Sains……………………………. 38
B. Analisis Jawaban Kemampuan Literasi Sains…………………….. 42
C. Data Analisis Keterampilan Argumentasi…………………………. 45
D. Korelasi…………………………………………………………….. 51
E. Pembahasan………………………………………………………... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 68
A. Kesimpulan………………………………………………………… 68
B. Saran……………………………………………………………….. 68
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………. 73
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
Tabel 4. 9 Level Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Soal Nomor Tiga.....50
Tabel 4. 10 Uji Normalitas Tes Kemampuan Literasi Sains..................................52
Tabel 4. 11 Uji Normalitas Keterampilan Argumentasi........................................52
Tabel 4. 12 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan Keterampilan
Argumentasi Soal Satu........................................................................53
Tabel 4. 13 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan Keterampilan
Argumentasi Soal Dua........................................................................53
Tabel 4. 14 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan Keterampilan
Argumentasi Soal Tiga........................................................................53
Tabel 4. 15 Hasil Chi Square Crosstab..................................................................54
Tabel 4. 16 Hasil Uji Korelasi Spearman..............................................................55
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Kemendikbud, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republlik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2013, (Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013),
h.2.
1
2
belajar dan mengajar, buku pelajaran, dan penyusunan materi yang disusun
berdasarkan kurikulum yang tersedia, yaitu kurikulum 2013.3 Kurikulum 2013
sangat mengutamakan pembentukan karakter. Kurikulum 2013 juga sesuai dengan
perkembangan pendidikan sains, yang mana pendidikan di seluruh dunia
menyepakati agar dapat membangun generasi yang memahami sains, maka
diperlukan adanya pengembangan dalam berbagai hal penting. Berdasarkan hal
tersebut dunia pendidikan menuntut seseorang untuk memiliki literasi sains.
Literasi sains memandang pentingnya keterampilan berpikir dan bertindak
yang melibatkan penguasaan berpikir dan menggunakan cara berpikir saintifik
dalam mengenal dan menyikapi permasalahan yang terjadi. Literasi sains penting
bagi peserta didik untuk memahami lingkungan, kesehatan, ekonomi, sosial
modern, dan teknologi. Oleh karena itu, penilaian literasi sains penting untuk
mengetahui tingkat literasi sains peserta didik guna mencapai kemampuan literasi
sains yang tinggi, sehingga mutu pendidikan di Indonesia dapat meningkat dan
dapat bersaing dengan Negara lain.4
Pemahaman tentang sains dan teknologi penting bagi seseorang untuk
kesiapan hidup dalam masyarakat modern. Hal ini memungkinkan seseorang
untuk berpartisipasi di dalam masyarakat dan dalam penentuan kebijakan publik,
dimana isu IPTEK berdampak bagi kehidupan. Pemahaman sains dan teknologi
juga memberikan kontribusi yang signifikan untuk kehidupan pribadi, sosial,
professional, dan budaya setiap orang.5
Berdasarkan hasil penilaian kemampuan literasi sains yang telah direkam di
dalam The Programme For International Student Assessment (PISA), dari tahun
ke tahun memperlihatkan bahwa Indonesia selalu berada di peringkat bawah.
Terakhir pada tahun 2018, dimana Indonesia berada di peringkat ke-74 dari 79
negara dengan
3
Ngurah Mahendra Dinatha dan Dek Ngurah Laba Laksana, “Kesulitan Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran IPA Terpadu”, Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, Vol.2 No 2, 2017, h.2.
4
S N Pratiwi, C Carl, and N S Aminah, “Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi Sains
Siswa”, Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), Vol.2 No 1, 2019, h.35.
5
OECD, PISA 2012: Assesment and Analytical Framework Mathematics, Reading,
Sciences, Problem Solving, and Financial Literacy, OECD Publishing, 2013,
http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en. p.98.
3
skor rata-rata membaca 371, matematika 379, dan sains 396.6 Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat literasi sains di Indonesia masih berada pada posisi
jauh dibawah rata-rata.
Salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan kemampuan literasi sains
yaitu dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memahami sains
dalam kehidupan sehari-hari, serta berargumentasi dalam mengahadapi masalah
sehari- hari. Argumen ini akan dapat dijadikan bekal untuk menangani berbagai
masalah dan isu pengetahuan yang ada di kehidupan sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan oleh Djohar Maknun, menyatakan bahwa “Apabila
kemampuan literasi sains siswa meningkat, maka kemampuan argumentasi siswa
juga meningkat”.7 Sehingga, keterampilan argumentasi peserta didik dapat
dimunculkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi
sains peserta didik. Peserta didik yang berliterasi sains adalah peserta didik yang
dapat menguraikan, memeriksa fenomena alam, dan mampu identifikasi isu-isu
ilmiah berdasarkan situasi dan kondisi, serta mampu memecahkan permasalahan
yang terjadi dalam kehidupan dengan tujuan mengembangkan kemampuan literasi
sains yang dimilikinya.8
Kemampuan keterampilan argumentasi peserta didik penting untuk diketahui
karena beberapa alasan. Pertama, keterampilan argumentasi dapat digunakan
untuk menentukan tindakan apa yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Kedua, argumentasi dalam pembelajaran sains merupakan salah satu cara untuk
mengembalikan tujuan pendidikan sains secara seimbang.9
6
OECD, PISA 2018 (Volume 1) What Students Know and Can Do, 2019,
https://read.oecd- ilibrary.org/education/pisa-2018-results-volume-i_5f07c754-en#page28. Diakses
pada 31 Januari 2020.
7
Djohar Maknun, “Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Literasi
Sains dan Kualitas Argumentasi Siswa Pondok Pesantren Daru Uluum PUI Majalengka pada
Diskusi Sosiosaintifik IPA”, Jurnal Tarbiyah, Vol.21 No 1, 2014, h.144.
8
Fatma Setiawati, “Korelasi Kemampuan Argumentasi dan Kemampuan Literasi Sains
Siswa Kelas XI IPA Dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Batusangkar”, Skripsi IAIN
Batusangkar, 2018, h.2.
9
Ninda Dwi Cahya Devi, Evi Susanti, dan Nurma Yunita Indrianti, “Analisis
Kemampuan Argumentasi Siswa pada Materi Larutan Penyangga”, Jurnal Kimia dan Pendidikan
Kimia (JKPK), Vol.3 No 3, 2018, h.153.
4
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tantangan arus globalisasi terkait isu-isu sains, perkembangan IPTEK yang
menjadikan sistem pendidikan berkembang, sehingga membutuhkan beberapa
kemampuan peserta didik yaitu mengenai kemampuan literasi sains dan
keterampilan argumentasi.
10
Sibel Erduran & Maria Pilar Jimenez Aleixandre, Argumentation in Science Education:
An Overview, (Netherlands: Springer Research, 2007), h.3.
11
Mufida Nofiana dan Teguh Julianto,”Upaya Peningkatan Literasi Sains Melalui
Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal”, BIOSFER: Jurnal Tadris Pendidikan Biologi, Vol.9
No 1, 2018, h.25.
5
C. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada masalah terkait hubungan antara kemampuan
literasi sains dan keterampilan argumentasi sebagai berikut:
1. Kemampuan literasi sains yang diukur dalam penelitian ini berdasar aspek
PISA, yaitu aspek kompetensi, pengetahuan (konten), konteks dan sikap.
2. Keterampilan argumentasi peserta didik diukur melalui model TAP (Toulmin
Argumentation Pattern).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah : “Apakah terdapat hubungan
antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi peserta
didik SMA pada materi virus?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan
literasi sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik SMA pada materi
virus.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi guru
Memberikan alternatif cara dalam pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan literasi sains peserta didik dan memberikan gambaran mengenai
6
A. Deskripsi Teoritis
1. Literasi
Literasi secara luas diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berbahasa
yang mencakup kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.1 Istilah
kata, “literasi” berasal dari bahasa Latin litteratus (litera), yang setara dengan kata
letter yang bermakna ‘kemampuan membaca dan menulis’ dan berkembang
menjadi ‘kemampuan mengembangkan pengetahuan tertentu’.2 Literasi
merupakan kemampuan seseorang dalam memahami dan menginterpretasikan
suatu informasi yang didapatkan ketika membaca atau menulis pada informasi
yang diberikan atau ditemukan.3
Definisi Literasi menurut UNESCO yang dikemukakan oleh Silvia adalah
“Kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat,
berkomunikasi, dan menghitung, menggunakan bahan tertulis yang terkait dengan
berbagai konteks”.4 Secara umum arti literasi ialah kemampuan seseorang untuk
mengolah dan memahami setiap informasi ketika membaca atau menulis yang
diterima melalui berbagai sumber.5
Berdasarkan beberapa pengertian literasi secara umum, dapat diartikan bahwa
literasi merupakan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, ataupun
berbicara untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan dari berbagai sumber.
1
Nyi Nyoman Padmadewi dan Luh Putu Artini, Literasi di Sekolah dari Teori ke Praktik,
(Bali: Nilacakra, 2018), h.1.
2
Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud, Desain Induk Gerakan Literasi
Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2019), h.7
3
Nur Solichah, “Mentoring Berbasis Literasi dan Kolaborasi Pengawas untuk
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI SMK Binaan dalam Menerapkan Model
Pembelajaran”, Jurnal Pendidkan Konvergensi, Vol.7 Edisi 33, 2020, h.132.
4
Silvia Montoya, Defining Literacy, (Hanburg: UNESCO, 2018), h.1.
http://gaml.uis.unesco.org/wp-content/uploads/sites/2/2018/12/4.6.1_07_4.6-defining-literacy.pdf .
5
Aprida, Niken Palupi, dkk, Peningkatan Literasi Di Sekolah Dasar, (Madiun: Bayfa
Cendekia Indonesia, 2020), h.1.
7
8
Literasi sains (Scientific Literacy) berasal dari dua kata Latin yaitu literature
yang artinya diawali dengan melek huruf, atau berpendidikan, sedangkan scientia
memiliki arti pengetahuan. Literasi sains diartikan sebagai pemahaman atas sains
dan cara penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari.6 Literasi sains dalam
Science for All Americans (SAA) didefinisikan untuk mengenal alam, memahami
konsep kunci dan prinsip sains, memiliki penalaran ilmiah, dan mampu
menggunakan pengetahuan ilmiah untuk tujuan pribadi dan sosial.7
Literasi sains mengacu pada empat poin utama. Pertama, pengetahuan ilmiah
dan pemanfaatan pengetahuan untuk mengidentifikasi masalah, memperoleh
pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah dan menarik kesimpulan
6
Yanti Fitria, dan Widya Indra, Pengembangan Model Pembelajaran PBL Berbasis
Digital untuk Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan dan Literasi Sains, (Sleman: Budi
Utama, 2020), h.60-61.
7
Karenann Jurecki and Matthew C.F Wander, “Science Literacy, Critical Thinking, and
Scientific Literature: Guidelines for Evaluating Scientific Literature in the Classroom”, Journal of
Geoscience Education, Vol.60 No 2, 2012, p.100.
8
OECD, PISA 2015 Result Volume I: Exellence and Equality in Education PISA, (Paris:
OECD Publishing, 2016), p.28.
9
Reny Kristowati, Agung Purwanto, “Pembelajaran Literasi Sains Melalui Pemanfaatan
Lingkungan”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.2 No 2, 2019, h.186.
9
10
OECD, “PISA 2012: Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading,
Science, Problem Solving and Financial Literacy”, OECD Publishing, 2013,
http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en, p.100.
11
OECD, Assesing Scientific, Reading, and Mathematical Literacy: A Framework From
PISA 2006, (USA: OECD, 2006), P.43.
12
Ruth Jarman and Billy Mc.Clune, Develophing Scientific Literacy, (New York: Mc-
Graw-Hill, 2007), p.2
10
16
Ibid., h.16.
17
Laila Azwani Panjaitan, op.cit, h.56-57.
18
OECD, PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathmeatics, Reading,
Science, Problem Solving, and Financial Literacy, (OECD Publishing, 2013), p.109
http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en.
12
Kemampuan sikap literasi sains merupakan peran penting dalam minat dan
tanggapan seseorang terhadap sains dan teknologi secara umum dan terhadap
masalah yang mempengaruhi secara khusus. Salah satu tujuan pendidikan sains
yaitu agar peserta didik berbagi perilaku yang membangun mereka cengerung
memperhatikan masalah ilmiah dan memperoleh serta menerapkan pengetahuan
ilmiah dan teknologi, baik untuk keuntungan pribadi maupun sosial dan global.19
Mengacu pada beberapa pernyataan sebelumnya, maka kemampuan literasi
sains terbagi menjadi empat domain besar, yaitu domain konteks dan situasi yaitu
keterlibatan sains dalam situasi apapun, domain kompetensi, domain pengetahuan
meliputi masalah pribadi, sosial, maupun global, dan domain sikap.
19
Ibid, p.110.
20
Anita Fibonacci, Literasi Sains dan Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia,
(Salayo: Insan Cendekia Mandiri, 2020), h.27.
21
Atiqah Miftakhul Jannah, Hadi Suwono, Amy Tenzer, “Profile and Factors Affecting
Student’s Scientific Literacy of Senior High School”, AIP Conference Procedings, Vol.2215 No
070021, 2020, p.6.
13
2. Keterampilan Argumentasi
a. Definisi Keterampilan Argumentasi
Argumentasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari
sains. Argumentasi juga merupakan dasar yang melandasi peserta didik dalam
pembelajaran, proses berpikir dan berkomunikasi serta bertindak layaknya ilmuan
sejati. Adanya komunikasi didalam proses pembelajaran dapat menimbulkan adu
argumentasi sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan atau menyangkal
pernyataan secara ilmiah, disertai dengan alasan yang kuat.23 Sampson dan
Scheilgh menyatakan “alasan” disini harus menggambarkan dukungan dalam
mengambil kesimpulan yang diperoleh dari penelitian.24
Definisi argumentasi pada umumnya adalah wacana dimana seseorang
dalam hal ini peserta didik mengambil posisi, memberikan suatu alasan dan
22
OECD, PISA 2015 Assessmen and Analytucal Frawork:Science, Reading,
Mathematics, Financial and Literacy and Collaborative Problem Solving Revisies Edition, (Paris:
OECD Publishing, 2017), p.109, http://dx.doi.org/10.1787/9789264281820-en.
23
Riezky Maya Purbosari, dkk, “Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Biologi FKIP UNS Pada Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan”, Bioedukasi: Jurnal
Pendidikan Biologi, Vol.8 No 2, h.29.
24
Sampson, V. & Sceilgh, S. Scientific Argumentation in Biology: 30 Classroom Activities,
(United States of America: National Science Teachers Association, 2013), h.xi.
14
25
Angela M, Cindy E, and Gijsbert Erkens, Collaborative Learning, Reasoning, and
Technology, (United States of America: Laurence Erlbaum Associates, 2006), p.356.
26
Frans H. Van Eemeren, and Rob Grootendorst, A Systematic Theory of Argumentation:
The Progma-Dialectical Approach, (New York: Cambridge University Press, 2004), h.1.
27
Donny Gahral Adian, Herdito Sandi Pratama, Teknik Berargumentasi Berpikir Sebagai
Kecakapan Hidup Logika Terapan, (Jakarta: Kencana Prenata Media, 2013), h.16
28
A’an Effendi, Dyah Octhorina Susanti, Logika Argumentasi Hukum, (Jakarta:
Pranamedia Group, 2020), h.122.
15
29
Sibel Erduran, Jonathan Osborrne, & Shirley Simon, The Role of Argumentation In
Developing Scientific Literacy, Research and The Quality of Science Education, (Netherlands:
Springer, 2005), p.383.
30
Y.B. Adhimasana, Logika Ilmu Berpikir Lurus, (Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press, 2016), h.232.
Biologi, Vol. 6 No 3, 2020, h.313.
16
31
Yunita Rahayu, Seuherman, Jujun Ratnasari, “Keterampilan Argumentasi Siswa pada
Materi Sistem Gerak SMAN Kabupaten Sukabumi Indonesia”, BIODIK: Jurnal Ilmiah
Pendidikan
32
Putri Handayani, Murtiati, dan Sardianto, “Analisis Argumentasi Peserta Didik Kelas X
SMA Muhammadiyah 1 Palembang Dengan Menggunakan Model Argumentasi Toulmin”, Jurnal
Inovasi dan Pembelajaran Fisika, Vol. 2 No. 1, 2021, h.61.
18
33
Yanti Herlanti, dkk, “Kualitas Argumetnasi pada Diskusi Isu Sosiosaintifik
Mikrobiologi Melalui Weblog”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), Vol. 1 No 2, 2012,
h.168.
34
Fatma Setiawati, Korelasi Kemampuan Argumentasi dan Kemampuan Literasi Sains
Siswa Kelas XI IPA Dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Batusangkar”, Skripsi IAIN
Batusangkar, h.89.
35
Adinda Rahmayani, “Pengaruh Metode Isu Sosiosaintifik Terhadap Kemampuan
Literasi Sains Peserta Didik”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018, h.70.
36
Nurul Faiqoh, et.al, “Profil Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas X dan XI MIPA di
SMA Batik 1 Surakarta pada Materi Keanekaragaman Hayati”, Journal Of Biology Education,
Vol. 7 No 3, 20218, h.174.
19
C. Kerangka Pikir
Tantangan arus globalisasi dari berbagai isu-isu terkait sains, teknologi,
lingkungan, sosial tengah dihadapi oleh sistem pendidikan nasional. Hal tersebut
menuntut pendidikan di Indonesia untuk memperbarui sistem pendidikan sesuai
dengan perkembangan zaman. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah
pendidikan sains. Peserta didik yang memiliki pengetahuan untuk memahami
fakta ilmiah serta hubungan antara sains, teknologi dan masyarakat, dan mampu
menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah – masalah dalam
kehidupan nyata disebut dengan masyarakat berliterasi sains.
Hasil penilaian kemampuan literasi sains yang telah direkam di dalam The
Programme For International Student Assessment (PISA), dari tahun ke tahun
memperlihatkan bahwa Indonesia selalu berada di tingkat bawah yaitu 74 dari 79
negara. Tingkat pencapaian literasi sains di Indonesia yang rendah tersebut
menjadi salah satu landasan empiris terciptanya kurikulum 2013. Dalam
kurikulum 2013 terlihat jelas literasi sains melalui pembelajaran ilmiah. Pada
pembelajaran ilmiah melibatkan proses dan sikap sains sehingga peserta didik
mampu mengkonstruk ilmu pengetahuannya sendiri.
Keterampilan argumentasi siswa penting untuk diketahui karena untuk
mengembalikan tujuan pendidikan secara seimbang. Jimenez Aleixandre &
Erduran, mengemukakan bahwa argumentasi merupakan solusi untuk hampir
semua masalah dalam pendidikan sains, di satu sisi membantu siswa mempelajari
hal-hal yang sulit dipelajari misalnya dalam mengevaluasi bukti dan di sisi lain
berpotensi membantu guru memahami dan mendukung proses pembelajaran di
kelas.
37
Djohar Maknun, “Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Literasi
Sains dan Kualitas Argumentasi Siswa Pondok Pesantren Daarul Uluum PUI Majalengka pada
Diskusi Sosiosaintifik IPA”, Jurnal Tarbiyah, Vol.21 No 3, 2014, h.119.
20
D. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Ilmiah
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara
kemampuan literasi sains peserta didik dengan keterampilan argumentasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei dengan pendekatan
kuantitatif. Teknik yang digunakan yaitu korelasional. Penelitian korelasional
adalah penelitian yang dilakukan untuk menilai adanya hubungan antar dua
variabel.1
Teknik korelasional penelitian bertujuan untuk mempelajari hubungan suatu
variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa
variabel yang ditentukan dengan koefisien konversi (bivariat) dan keberartian
(signifikan) secara statistik. Adanya perbedaan antara satu variabel atau lebih,
tidak berarti ada perbedaan atau hubungan sebab akibat dari variabel terhadap
variabel lainnya.2 Dalam penelitian ini penulis memiliki 2 variabel, yaitu:
1. Variabel (X), kemampuan literasi sains
2. Variabel (Y), keterampilan argumentasi
1
Sandu Siyoto, M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), h.100.
2
Asep Saepul Hamdi, dan E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Deepublish, 2014), h.8.
22
23
kesimpulannya.3 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
X MIPA SMAN 90 Jakarta. Populasi terdiri atas lima kelas dengan jumlah
sebanyak 200 peserta didik. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Sampel dari penelitian ini
sebanyak 59 responden yang berasal dari sebagian populasi. Alasan digunakannya
ukuran sampel sebesar 59 responden karena menurut Gay, Mills, and Airasian,
“Minimal sampel yang dipilih dalam penelitian korelasional berjumlah 30
responden”.5 Selain itu, keterbatasan waktu dalam proses penelitian menyebabkan
hanya sebagian responden yang digunakan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Teknik
ini dilakukan secara random sampling, yaitu pengambilan sampel dipilih secara
acak. Berikut disajikan tabel hasil rekapitulasi sampel penelitian.
Tabel 3. 1 Rekapitulasi Data Sampel Penelitian
Indikator Jumlah
Laki-laki 17
Jenis Kelamin Perempuan 42
15 15
Usia 16 43
18 1
Wirausaha 5
Wiraswasta 29
TNI 1
Petani 1
Dokter 1
Pegawai BUMN 2
Buruh 7
Pekerjaan Ayah Guru 1
Security 2
PNS 1
Supir 2
Ojek Online 2
PPSU 1
Tidak Bekerja 4
3
Indra Jaya, Penerapan Statistik untuk Penelitian Pendidikan Edisi Pertama, (Jakarta:
Pranamedia, 2019), h.17.
4
Ibid, h.27.
5
L.R.Gay, Geoffray E.Mills, and Peter Airasian, Educational Research: Competencies For
Analysis and Applications, (United States Of America: Pearson, 2012), h.205.
24
6
A. Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan
Kegiatan Penhendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2015), h.93.
25
terdiri dari 15 soal kognitif dan 5 soal sikap. Pembagian jenis soal tes terdapat
pada Tabel 3.2.
E. Instrumen Penelitian
1. Tes Kemampuan Literasi Sains
Instumen merupakan alat ukur yang digunakan dalam mengumpulkan data
penelitian sesuai dengan teknik pengumpulan data yang dipilih.7 Instrumen yang
digunakan untuk mengukur kemampuan literasi sains peserta didik adalah berupa
instrumen tes uraian dan tes obyektif. Instrumen kemampuan literasi sains dilihat
dari aspek PISA yaitu aspek konten, kompetensi, pengetahuan, dan sikap. Tes ini
dibagikan kepada peserta didik melalui media google formulir.
Tes literasi sains disusun berdasarkan kisi-kisi yang sebelumnya
dikembangkan melalui Kompetensi Dasar (KD) materi virus kelas X semester
ganjil. Kisi-kisi instrumen tes kemampuan literasi sains dibuat berdasarkan
indikator materi virus dengan mengaitkan indikator aspek pengetahuan,
kemampuan, dan sikap yang diadopsi dari penelitian terdahulu. Kisi-kisi tes
kemampuan literasi sains dimuat dalam Tabel 3.3.
7
Vigih Hery Kristantao, Metodologi Penelitian Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), h.66.
26
15(K1,P2)
Jumlah Soal 6 6 3 5 20
Keterangan :
Aspek Konteks PISA:
K1= Kesehatan
K2= Sumber daya alam
K3= Lingkungan
K4= Batasan Sains dan Teknologi
Aspek Pengetahuan atau Konten PISA:
P1= Penyelidikan
Ilmiah P2= Penjelasan
Ilmiah Aspek Sikap
PISA:
S1= Minat terhadap sains
S2= Dukungan terhadap inkuiri ilmiah
8
Adinda Rahmayani, “Pengaruh Metode Diskusi Isu Sosiosaintifik terhadap Kemampuan
Literasi Sains Peserta Didik”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2019), h.30.
27
Level Keterangan
1 Wacana mengandung Klaim (K)
2 Wacana mengandung Klaim dan Data (DK)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin tanpa
pendukung (backing) (DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin dengan
pendukungnya (backing), tanpa pengecualian dan
atau pengecualian (DKWB)
5 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin dengan
pendukungnya (backing), dan qualifier/kualitas
dan/atau pengecualian (DKWBQR)
9
Yanti, Herlanti, Blogquest: Pemanfaatan Media Sosial pada Pembelajaran Sains
Berbasis Isu Sosiosaintifik untuk Mengembangkan Keterampilan Berargumentasi dan Literasi
Universitas Pendidikan Indonesia, 2014), h.27.
28
Sains, (Bandung: Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana
F. Kalibrasi Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Uji Validitas menggunakan software SPSS 25. Uji validitas instrumen
ini menggunakan Pearson Correlation. Data dianalisis dengan menghitung
koefisien korelasi sebanyak soal yang digunakan dan dinilai dengan jumlah total
skor.
Hasil Uji Validitas instrumen tes kemampuan literasi sains menunjukkan
valid seluruh soal dengan jumlah 15 soal dari 15 soal. Artinya seluruh soal
kemampuan literasi sains dalam tahap uji coba valid semua dan layak untuk
digunakan sebagai instrumen penelitian. Adapun rangkuman analisis tes
kemampuan literasi sains dihitung dengan software SPSS 25 tersaji pada Tabel
3.5.
Tabel 3. 5 Rangkuman Analisis Tes Kemampuan Literasi Sains
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas tes pada hakikatnya terkait keandalan instrumen, yaitu seberapa
jauh instrumen dapat menghasilkan hasil yang kurang lebih sama apabila
diterapkan pada sampel yang sama.10 Pengukuran instrumen dikatakan reliabel
apabila hasil pengukuran suatu tes akan tetap konsisten setelah dilakukan secara
berulang-ulang. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha
Cronbach dengan software SPSS 25. Adapun kriteria koefisien reliabilitas yang
digunakan terdapat pada Tabel 3.6.
10
Sufren, dan Yonathan Natanael, Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak, (Jakarta:
3. Tingkat Kesukaran
Uji Tingkat Kesukaran butir soal bertujuan untuk menentukan butir tes
apakah tergolong mudah, sedang atau bahkan sukar bagi peserta didik yang akan
dilakukan pengukuran, sehingga dapat mendeskripsikan kemampuan yang
dimilikinya.12 Uji Tingkat Kesukaran soal dihitung menggunakan software SPSS
25. Kategori tingkat kesukaran soal terdapat pada Tabel 3.8
Tabel 3. 8 Kategori Tingkat Kesukaran Soal 13
11
Nikolaus, Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar untuk
Penelitian Skripsi & Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h.109.
12
I Putu Ade Andre Payadnya, dan I Gusti Agung Ngurah Trisna Jayantika, Panduan
Penelitian EKsperimen Beserta Analsisi Statistik Degan SPSS, (Yogyakarta: Deepublish, 2018),
h.29.
13
Ibid, h.29.
32
Hasil Uji Tingkat Kesukaran soal pada instrumen tes kemampuan literasi
sains menunjukkan bahwa soal yang termasuk dalam kategori sukar sebanyak 1
butir soal, untuk soal kategori sedang sebanyak 7 butir soal, dan soal dengan
kategori mudah sebanyak 7 butir soal. Berikut hasil rangkuman tingkat kesukaran
soal pada instrumen tes kemampuan literasi sains dengan software SPSS 25 yang
tersaji dalam Tabel 3.9.
Tabel 3. 9 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Literasi Sains
4. Daya Pembeda
Daya Pembeda soal adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan
peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi menguasai materi dan yang
memiliki kemampuan rendah dalam menguasai materi.14 Daya beda instrumen
tes kemampuan literasi sains dihitung menggunakan software SPSS 25. Kriteria
daya pembeda soal terdapat dalam Tabel 3.10.
Tabel 3. 10 Kriteria Daya Pembeda Soal 15
Daya Pembeda Kategori
0,40 – 1,00 Baik sekali
0,30 – 0,39 Baik
0,20 – 0,29 Sedang
0,01 – 0,19 Kurang
14
Ni Wayan Seri Damayanti, I Komang Wisnu Budi Wijaya, Evaluasi Pembelajaran IPA,
(Bali: Nilackra, 2020), h.105.
15
A. Muri Yusuf, op.cit, h.258.
33
Hasil Uji Daya Pembeda pada soal tes kemampuan literasi sains
menunjukkan bahwa soal dengan daya beda soal baik sekali sebanyak 9 butir
soal, untuk kategori baik sebanyak 1 butir soal, kategori sedang hanya 1 butir
soal, dan kategori kurang sebanyak 4 butir soal. Adapun hasil rangkuman daya
pembeda soal tersaji dalam Tabel 3.11.
Tabel 3. 11 Hasil Rangkuman Daya Pembeda Soal Kemampuan
Literasi Sains
Tanggapan Skor
Sangat Setuju/Sangat Tertarik 4
Setuju/Tertarik 3
Tidak Setuju/Tidak Tertarik 2
17
Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor: Konsep
dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), h.254.
18
Adinda Rahmayani, op.cit, h.41.
35
19
S Widnarto Prijowuntato, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press, 2016, h. 169-170.
20
Anas Sudijono, Pengantar Ststistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), h.43.
36
Level Keterangan
1 Wacana mengandung Klaim (K)
2 Wacana mengandung Klaim dan Data (DK)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin tanpa
pendukung (backing) (DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin dengan
pendukungnya (backing), tanpa pengecualian dan
atau pengecualian (DKWB)
5 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin dengan
pendukungnya (backing), dan qualifier/kualitas
dan/atau pengecualian (DKWBQR)
21
Yanti, Herlanti, loc.cit, h.27.
37
Skor Penjelasan
5 Wacana mengandung Klaim, data, penjamin dengan
pendukungnya, dan qualifier/kualitas dan/atau
reservasi pengecualian [Reservasi](DKWBQR)
4 Wacana mengandung Klaim, data, penjamin dengan
pendukungnya [Backing], tanpa kualitas dan/atau
pengecualian (DKWB)
3 Wacana mengandung Klaim, data, penjamin tanpa
pendukung [Backing] (DKW)
2 Wacana mengandung Klaim dan data (DK)
1 Wacana mengandung Klaim (K)
22
Ibid, h.47.
23
Rochmat Aldy Purnomo, Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis dengan SPSS,
24
Ibid., h.57.
38
(Ponorogo: Unmuh Ponorogo Press, 2017), h.83.
24
Ibid., h.57.
39
d. Uji Korelasi
1) Korelasi Spearman Rank
Korelasi Spearman adalah statistik non parametrik (bebas distribusi) yang
digunakan sebagai ukuran kekuatan hubungan antara dua variabel.28 Uji Korelasi
Spearman digunakan apabila variabel yang akan diuji hubungannya memiliki
skala minimal ordinal.29 Berikut merupakan tabel kriteria tingkat kekuatan
korelasi yang dimuat dalam Tabel 3.18.30
Tabel 3. 18 Kriteria Tingkat Kekuatan Korelasi
25
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Depok: Rajawali Pres, 2015), Ed.3, Cet.5, h.467.
26
Laras Sitoayu, Rachmanida Nuzurina, dan Nanda Aula, Aplikasi SPSS untuk Analisis
SPSS untuk Analisis Data Jesehatan Bonus Analisis Data dengan SEM, (Bojong: Naasya
Expanding Management, 2020), h.171-172.
27
Rochmat Aldy Purnomo, op.cit, h.64.
28
Jan Hauke, Tomasz Kossowski, “Comparison Of Values Of Pearson’s and Spearmans’s
Correlation Coefficients on The Same Sets Of Data, Quaestions Geographicae, Vol. 30, 2011,
p.89.
29
Kadir, op.cit, h.481.
30
Hironymus Ghodang, Hartono, Metode Penelitian Kuantitaitf: Konsep Dasar & Aplikasi
Analisis Regresi dan Jalur dengan SPSSI, (Medan: Penerbit Mitra Grup, 2020), h.72.
40
2) Uji Signifikansi
Uji Signifikansi dilakukan untuk menguji kebenaran atau mengukur
hubungan signifikan atara dua variabel. Ketentuan dalam uji signifikansi yaitu
apabila nilai signifikansi < 0,05, maka 𝐻0 ditolak. Artinya hubungan antara kedua
variabel tersebut signifikan.
3) Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi merupakan perhitungan yang digunakan untuk
mengukur kontribusi kemampuan literasi sains dalam keterampilan argumentasi
peserta didik. Rumus Koefisien Determinasi adalah sebagai berikut.31
Koefisien Determinasi = 𝑅2 × 100%
H. Hipotesis Statistik
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah diajukan, maka hipotesis
statistik adalah sebagai berikut:
𝐻0 : ρ = 0 , terdapat hubungan positif antara kemampuan literasi sains dengan
keterampilan argumentasi
31
Robert Kurniawan, dan Budi Yuniarto, Analisis Regresi Dasar dan Penerapannya
Dengan R, (Jakarta: Kecana, 2016), h. 59.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data pada Tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa peserta didik yang termasuk
kedalam kemampuan literasi sains kategori “tinggi” sebanyak 8 peserta didik
dengan persentase 13,5%. Peserta didik yang memiliki kemampuan literasi sains
kedalam kategori “sedang” sebanyak 45 peserta didik dengan persentase
76,27%. Peserta didik yang memiliki kemampuan literasi sains kedalam kategori
“rendah” sebanyak 6 peserta didik dengan persentase 10,16%. Hasil rata-rata
kemampuan
38
39
literasi sains peserta didik SMA termasuk kedalam kategori “sedang” dengan nilai
66,68. Berikut akan disajikan data hasil rata-rata aspek kemampuan literasi sains.
1. Aspek Kompetensi
Aspek kompetensi yang diukur dalam PISA terdapat tiga indikator, yaitu: (1)
mengidentifikasi isu-isu ilmiah, (2) menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan (3)
menggunakan bukti ilmiah. Soal tes kemampuan literasi sains berjumlah 20 soal
yang didalamnya sudah mencakup indikator kompetensi yang dapat dilihat
kembali kisi-kisi pada Tabel 4.3. Data hasil kemampuan literasi sains dimuat
dalam Tabel 4.3:
Tabel 4. 3 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Kompetensi
Indikator ̅𝑿̅±̅𝑺̅𝑫̅ 𝑿̅ ± 𝑺𝑫
Kompetensi Indikator Aspek
Indikator 1 43,67 ± 21,01
Indikator 2 43,46 ± 12,33 43,45 ± 5,14
Indikator 3 43,22 ± 21,44
Keterangan:
Indikator 1 = Mengidentifikasi isu-isu ilmiah
Indikator 2 = Menjelaskan fenomena secara ilmiah
Indikator 3 = Menggunakan bukti-bukti ilmiah
2. Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan dalam literasi sains terbagi menjadi dua indikator, yaitu:
(1) penyelidikan ilmiah dan (2) penjelasan ilmiah. Data hasil kemampuan literasi
sains aspek pengetahuan terdapat pada Tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Pengetahuan (Konten)
Indikator ̅𝑿̅±̅𝑺̅𝑫̅ 𝑿̅ ± 𝑺𝑫
Pengetahuan Indikator Aspek
Indikator 1 25,42 ± 43,91
35,63 ± 21,10
Indikator 2 45,84 ± 14,07
Keterangan:
Indikator 1 = Penyelidikan ilmiah
Indikator 2 = Penjelasan ilmiah
3. Aspek Konteks
Aspek konteks yang diukur dalam penilaian terbagi menjadi empat indikator,
yaitu: (1) dalam bidang kesehatan, (2) bidang sumber daya alam, (3) bidang
lingkungan, dan (4) bidang batasan sains dan teknologi. Semua indikator tersebar
kedalam 20 soal literasi sains, untuk pembagian soal aspek konteks dapat dilihat
pada Tabel 3.2 mengenai sebaran soal. Adapun hasil perhitungan aspek konteks
literasi sains terdapat pada Tabel 4.5.
41
Indikator 𝑿̅ ± 𝑺𝑫 ̅𝑿̅±̅𝑺̅𝑫̅
Konteks Indikator Aspek
Indikator 1 47,93 ± 16,04
Indikator 2 20,33 ± 16,81
40,53 ± 15,80
Indikator 3 43,05 ± 19,23
Indikator 4 50,84 ± 48,85
Keterangan =
Indikator 1 = Bidang kesehatan
Indikator 2 = Bidang sumber daya alam
Indikator 3 = Bidang lingkungan
Indikator 4 = Bidang batasan sains dan teknologi
Data pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai rata-rata aspek konteks pada tiap
indikator sama. Nilai rata-rata indikator 1 bidang kesehatan sebesar 47,93 ,
indikator 2 bidang sumber daya alam 20,33, indikator 3 bidang lingkungan 43,05,
dan indikator 4 bidang batasan sains dan teknologi memiliki nilai rata-rata sebesar
50,84 dengan kategori “rendah”, walaupun nilai indikator 4 memiliki nilai yang
lebih tinggi dibandingkan ketiga indikator lain. Dengan demikian, rata-rata aspek
konteks termasuk kedalam kategori “rendah”.
4. Aspek Sikap
Aspek sikap yang diukur dalam penilaian terdapat dua indikator, yaitu: (1)
minat terhadap sains, dan (2) dukungan terhadap inkuiri ilmiah. Kedua indikator
tersebar kedalam 20 soal literasi sains. Pembagian soal sikap terdiri atas lima soal
dengan 15 pernyataan sikap. Adapun hasil perhitungan data aspek sikap literasi
sains terdapat pada Tabel 4.6.
Tabel 4. 6 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap
Hasil yang didapatkan pada tabel aspek sikap kemampuan literasi sains
peserta didik indikator 1 minat terhadap sains sebesar 81,63% termasuk kedalam
42
Jawaban peserta didik pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa peserta didik
sudah mampu menjawab soal dengan benar, tetapi jawaban yang diberikan belum
lengkap. Jawaban yang diinginkan yaitu setiap virus memiliki asam nukleat saja,
yaitu antara DNA atau RNA. Hal tersebut dikarenakan ukuran tubh virus yang
sangat kecil. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, maka dapat
dikenal dengan virus DNA dan atau virus RNA. DNA umumnya meenyerang
manusia sehingga menyebabkan penyakit pada manusia. Sedangkan, virus RNA
umumnya menyerang tanaman sehingga menyebabkan penyakit pada tanaman.
Pada soal ini peserta didik hanya menjawab sebatas virus menyebabkan kerugian
bagi masyarakat dan keberlangsungan makhluk hidup seperti dapat menyerang
tanaman hingga menyebabkan penyakit bagi manusia, dengan demikian skor yang
didapatkan peserta didik berdasarkan rubrik adalah 2.
3. Aspek Konteks
Aspek konteks pada Tabel 4.3 terdapat perbedaan nilai rata-rata yang
signifikan per indikator. Adapun indikator yang memiliki nilai paling tinggi
adalah indikator 4 yaitu dalam bidang batasan sains dan teknologi. Berikut contoh
butir soal dan jawaban peserta didik pada indikator 4.
45
Jawaban peserta didik pada Gambar 4.3 yaitu soal nomor 7 menunjukkan
bahwa peserta didik mampu menjawab soal dengan benar sesuai dengan yang
diinginkan peneliti. Peserta didik menjawab pilihan B yaitu dengan cara
menghambat produksi RNA virus, dengan demikian sesuai dengan rubrik yang
dibuat maka peserta didik mendapatkan skor 2.
masker ketika berolahraga. Topik pada wacana soal nomor dua yaitu mengenai
pembelajaran tatap muka di sekolah zona kuning diperbolehkan. Topik soal
nomor tiga yaitu tentang pro kontra vaksin Covid-19 yang berasal dari Negara
China. Tahapan dalam menentukan tingkatan level argumentasi dilakukan dengan
pemberian kode, penentuan skor, dan pengelompokkan data sekaligus penentuan
persentase.
Tahapan pemberian kode dilakukan berdasarkan keterangan Tabel 3.10.
Tahapan pengelompokkan data, peneliti mengelompokkan data sebanyak 59
jawaban peserta didik yang terdiri dari 3 soal keterampilan argumentasi. Tahap
selanjutnya, peneliti mengelompokkan jawaban kedalam komponen argumentasi
yang terdiri dari: klaim, data, warrant, backing, qualifier, dan pengecualian. Hasil
pengelompokkan data keterampilan argumentasi peserta didik disajikan pada
Tabel 4.7,Tabel 4.8, dan Tabel 4.9.
1. Hasil Analisis Data Keterampilan Argumentasi Soal Nomor Satu
Data hasil keterampilan argumentasi peserta didik soal nomor satu disajikan
pada tabel 4.7. Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa level keterampilan
argumentasi peserta didik yang berada pada level 1 sebanyak 8,47%, pada level 2
sebanyak 5,08%, pada level 3 terbesar sebanyak 64,40%, pada level 4 sebanyak
16,95%, dan pada level 5 sebanyak 5,08%. Berikut disajikan data keterampilan
argumentasi soal nomor satu tentang penggunaan masker ketika berolahraga.
Tabel 4. 7 Level Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Soal Nomor
Satu
Level Kategori Jumlah Persen
%
1 Wacana mengandung Klaim (K) 5 8,47
2 Wacana mengandung Klaim dan 3 5,08
Data (DK)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, 38 64,40
Penjamin tanpa pendukung
(backing) (DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, 10 16,95
Penjamin dengan pendukungnya
(backing) tanpa pengecualian dan
atau pengecualian (DKWB)
47
1
Lampiran 14, h. 183.
2
Lampiran 14, h. 189.
3
Lampiran 14, h. 185.
4
Lampiran 14, h. 187.
5
Lampiran 14, h. 184.
48
Hasil analisis keterampilan argumentasi peserta didik pada soal nomor dua
tentang pembelajaran tatap muka kembali dilakukan di zona kuning memiliki
perolehan terbesar pada level 3, yaitu jawaban yang mengandung klaim, data, dan
warrant sebanyak 43 peserta didik. Sebaliknya, perolehan terkecil berada pada
level 5, yaitu tidak terdapat peserta didik dengan jawaban yang mengandung
klaim, data,
49
6
Lampiran 14, h. 183.
7
Lampiran 14, h. 186.
8
Lampiran 14, h. 185.
9
Lampiran 14, h. 184.
50
Hasil analisis keterampilan argumentasi peserta didik pada soal nomor 3 yaitu
tentang pro kontra vaksin covid-19 yang berasal dari negera China memiliki
perolehan terbesar terdapat pada level 3, yaitu jawaban mengandung klaim, data,
dan warrant sebanyak 35 peserta didik. Perolehan terkecil sama seperti soal
nomor 1 dan 2 yaitu pada level 5, yaitu tidak terdapat peserta didik yang
menjawab dengan jawaban yang mengandung klaim, data, warrant, backing,
qualifier, dan rebuttal. Perolehan hasil level keterampilan argumentasi peserta
didik pada soal nomor 1,2, dan 3 menunjukkan hasil perbedaan yang tidak terlalu
signifikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan ketiga tabel hasil tersebut yang
menunjukkan bahwa ketiga soal tersebut sama-sama memiliki level terbanyak
pada level 3, kemudian paling sedikitnya terdapat pada level 5. Untuk level 1, 2,
dan 4 pada setiap soal memiliki perbedaan hasil yang tidak terlalu signifikan.
Berikut disajikan contoh jawaban soal 3 peserta didik pada setiap levelnya.
51
D. Korelasi
Pengujian korelasi antara hasil kemampuan literasi sains dengan keterampilan
argumentasi dapat dilakukan dengan melakukan uji normalitas terlebih dahulu,
kemudian dilakukan uji chi square dan uji korelasi spearman.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah data hasil tes kemampuan literasi sains dan
keterampilan argumentasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian Kolmogorov-
Smirnov yaitu jika probabilitas (Sig.) > α (0,05), maka 𝐻0 diterima, sebaliknya
jika probabilitas (Sig.)
< α (0,05), maka 𝐻0 ditolak. Hasil Uji Normalitas tes kemampuan literasi sains
dapat dilihat pada Tabel 4.10.14
10
Lampiran 14, h. 183.
11
Lampiran 14, h. 184.
14
Lampiran 15, h. 204.
52
12
Lampiran 14, h. 189.
13
Lampiran 14, h. 183
14
Lampiran 15, h. 204.
53
Tes Kolmogorov-smirnov 𝐻0
Kemampuan Statistik Sig. Diterima
Literasi Sains .085 .200
Keterampilan Kolmogorov-smirnov 𝐻0
Argumentasi Statistik Sig. Ditolak
.213 .000
16
Lampiran 17, h. 208.
54
15
Lampiran 15, h. 205.
16
Lampiran 17, h. 208.
55
Literasi
Rendah Sedang Tinggi
Argumentasi
Level 1 2 (3,4%) 2 (3,4%) 1 (1,7%)
Level 2 1 (1,7%) 4 (6,8%) 0 (0%)
Level 3 4 (6,8%) 26 (44,1%) 6(10,2%)
Level 4 0 (0%) 10 (16,9%) 0 (0%)
Level 5 0 (0%) 2 (3,4%) 1 (1,7%)
Data hasil hubungan Tabel Silang pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa
jumlah persentase terbesar antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan
argumentasi terdapat pada kemampuan literasi sains kategori sedang dengan
tingkat argumentais level 3, sedangkan persentase terkecil terdapat pada literasi
sains kategori rendah pada tingkat argumentasi level 4 dan 5, dan kategori tinggi
pada tingkat argumentasi level 2 dan 4 .
Tabel 4. 13 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan
Keterampilan Argumentasi Soal Dua
Literasi
Rendah Sedang Tinggi
Argumentasi
Level 1 2 (3,4%) 1 (1,7%) 1 (1,7%)
Level 2 0 (0%) 6 (10,2%) 0 (0%)
Level 3 5 (13,6%) 32 (54,2%) 6 (6,8%)
Level 4 0 (0%) 5 (8,5%) 1 (1,7%)
Level 5 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Literasi
Rendah Sedang Tinggi
Argumentasi
Level 1 3 (6,8%) 4 (6,8%) 1 (1,7%)
Level 2 1 (1,7%) 10 (16,9%) 0 (0%)
Level 3 3 (5,1%) 26 (44,1%) 6 (10,2%)
Level 4 0 (0%) 4 (6,8%) 1 (1,7%)
Level 5 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Data Tabel hubungan 4.13 menunjukkan hasil yang sama pada persentase
terbesar yaitu pada kemampuan literasi sains kategori sedang dengan tingkat
56
argumentasi level 3, sedangkan hasil hubungan yang rendah terdapat pada literasi
sains kategori rendah dengan tingkat argumentasi level 2, 4, dan 5, kategori
sedang dengan tingkat argumentasi level 5, dan pada kategori kemampuan literasi
sains tinggi dengan tingkat argumentasi level 2 dan 5. Begitupula dengan Tabel
hubungan
4.14 menunjukkan hasil yang sama terhadap Tabel 4.13, hanya saja pada hasil
hubungan dengan persentase terkecil berada pada kemampuan literasi sains
kategori rendah dengan tingkat argumentasi level 4, dan 5. Hasil yang lainnya
menunjukkan persamaan dengan tabel 4.13.
Berdasarkan hasil uji Chi square pada Tabel 4.13 diperoleh hasil interpretasi
sebagai berikut:
- Pada soal 1 nilai signifikansi Chi Square sebesar 0,250 > 0,05, maka 𝐻𝑜
diterima. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara kemampuan
literasi sains dengan keterampilan argumentasi pada soal 1.
- Pada soal 2 nilai signifikansi Chi Square sebesar 0,149 > 0,05, maka
𝐻𝑜 diterima. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara kemampuan
literasi sains dengan keterampilan argumentasi pada soal 2.
- Pada soal 3 nilai signifikansi Chi Square sebesar 0,206 > 0,05, maka 𝐻𝑜
diterima. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara kemampuan
56 Lampiran 18, h.
57
literasi sains dengan keterampilan argumentasi pada soal 3.
57 Lampiran 18, h.
58
Data hasil Uji Chi Square Crosstab menunjukkan hasil bahwa antara
kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi per butir soal tidak
menunjukkan adanya hubungan. Namun, apabila dilihat berdasarkan nilai yang
mendekati, soal nomor 2 yang paling kecil nilai signifikansi Chi Square,
kemudian disusul dengan soal nomor 3.
Hasil Uji Korelasi Spearman diperoleh nilai sebesar 0,418 yang menunjukkan
tanda positif yang berarti terdapat adanya hubungan antara kemampuan literasi
sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik pada materi virus. Apabila
diinterpretasikan berdasarkan tabel kriteria Korelasi pada Tabel 3.18
menunjukkan korelasi yang cukup antara kedua variabel. Artinya apabila
kemampuan literasi sains tinggi, maka keterampilan argumentasi peserta didik
juga tinggi. Hasil Uji Korelasi terdapat pada lampiran 18.
18
Lampiran 19, h. 211.
59
Hasil signifikansi yang didapatkan sebesar 0,001. Karena nilai signifikansi <
0,05, maka 𝐻0 ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi
sains dan keterampilan argumentasi memiliki hubungan yang signifikan.
5. Koefisien Determinasi
Hasil nilai besarnya kontribusi antara kemampuan literasi sains terhadap
keterampilan argumentasi dapat dihitung melalui persentase. Nilai koefisien
determinasi didapatkan melalui 𝑅2 × 100% =0,4182 × 100% = 17,47%.
Dengan demikian, kemampuan literasi sains berkontribusi sebesar 17,47%
terhadap keterampilan argumentasi peserta didik.
E. Pembahasan
Penelitian ini mengkaji tentang hubungan antara kemampuan literasi sains
dengan keterampilan argumentasi peserta didik SMA. Kemampuan literasi sains
peserta didik memiliki empat aspek yang dapat dinilai dalam PISA, yaitu: aspek
kompetensi, aspek pengetahuan (konten), aspek konteks, dan sikap. Hasil
ketercapaian kemampuan literasi sains peserta didik diperoleh dengan cara
menghitung rata-rata nilai literasi sains peserta didik. Hasil rata-rata nilai
kemampuan literasi sains keseluruhan yang diperoleh mennjukkan bahwa
kemampuan literasi sains peserta didik termasuk kedalam kategori sedang dengan
nilai 66,68. Sedangkan hasil rata-rata aspek kemampuan literasi sains
menunjukkan hasil yang rendah yaitu dengan nilai 44,78.
Alasan rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik salah satunya
disebabkan oleh tidak terbiasanya peserta didik dalam mengerjakan soal berupa
literasi sains. Hal tersebut juga dikatakan oleh penelitian lain bahwa peserta didik
tidak terbiasa mengerjakan soal literasi sains.19 Selain itu, yang menyebabkan
kemampuan literasi sains rendah adalah peserta didik tidak terbiasa mengerjakan
19
P Permatasari dan Z Fitria, “Analisis Literasi Sains Siswa Madrasah Aliyah pada Aspek
Konten, Konteks, dan Kompetensi Materi Larutan Penyangga, Edukimia, Vol. 1 No 1, 2019, h.58.
60
soal berupa artikel atau wacana.20 Hal ini diperkuat berdasarkan hasil jawaban
peserta didik dalam soal literasi sains baik berupa soal wacana, grafik, tabel
ataupun gambar siklus. Jumlah peserta didik yang menjawab soal bentuk wacana,
tabel, grafik dan lainnya sebagian besar menjawab tidak tepat atau tidak sesuai
hasil yang diinginkan. Namun, sebagian lainnya mampu menjawab dan
memahami soal secara baik.
Penelitian lain menyebutkan bahwa kondisi tersebut menunjukkan
kemampuan literasi sains tidak menyatu pada diri peserta didik, dimana
kemampuan dalam mengidentifikasi, menjelaskan, dan menginterpretasi jenis
permasalahan atau soal peserta didik masih lemah.21 Dengan demikian,
kemampuan tersebut perlu dilatih kembali oleh peserta didik dengan
membiasakan diri untuk mengerjakan soal berisikan wacana, tabel, ataupun
grafik. Berdasarkan hasil kemampuan literasi sains peserta didik yang diperoleh
pun masuk kedalam kategori sedang. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil
penskoran kemampuan literasi sains pada lampiran 8. 22
20
Gustia Angraini, “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMA Kelas X di Kota
Solok”, Disampaikan pada Seminar Universitas PGRI Semarang, Prosiding Mathematics and
Sciences Forumm, 2014, h.167.
21
Rubini B, Pusitasari D, Ardainto D, Hidayat A, “Sciences Teacher’s Understanding On
Science Literacy and Integrated Science Learning: Lesson From Teachers Training” Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 7 No 2, 2018, h.259.
22
Lampiran 9, h. 168.
23
P Permatasari dan Z Fitria, op.cit, h.54.
61
24
Nisa Wulandari dan Hayat Solihin, “Analisis Kemampuan Literasi Sains Pada Aspek
Pengetahuan dan Komptensi Sains Siswa SMP pada Materi Kalor, Edusains: Jurnal Pendidikan
Sains & Matematika, Vol.8 No 1, 2016, h.70.
62
Kota Purwekerto Ditinjau dari Aspek Konten, Proses, dan Konteks Sains, Jurnal Sains Sosial dan
Sementara berdasarkan hasil, peserta didik belum mampu secara utuh memahami
konsep sains pada lingkungannya sendiri. Hal inilah yang menyebabkan indikator
tiga bidang lingkungan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan indikator
bidang kesehatan.
Data hasil kemampuan literasi sains aspek konteks terdapat perbedaan
signifikan. Perbedaan tersebut terdapat pada indikator dua (Bidang sumber daya
alam) dan empat (Bidang batasan sains dan teknologi). Indikator dua merupakan
indikator paling rendah dibandingkan yang lain, hal ini dapat dilihat berdasarkan
hasil dari salah satu soal yaitu nomor enam. Soal nomor enam mengenai proses
daur litik virus, peserta didik diminta untuk mengurutkan proses tersebut
berdasarkan gambar yang ditampilkan pada google formulir. Sementara itu, hasil
yang didapatkan peserta didik tidak ada yang mampu mengurutkan secara tepat
pada gambar tersebut. Hal inilah yang menyebabkan nilai rata-rata pada indikator
dua sangat jauh perbedaannya.
Hasil data indikator empat (bidang batasan sains dan teknologi) aspek
konteks memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi. Indikator empat terdiri dari
soal nomor tujuh berupa soal pilihan ganda mengenai pertumbuhan virus. Dalam
soal ini peserta didik jauh lebih mudah menjawabnya dibandingkan dengan soal
nomor enam. Hal ini dikarenakan jawaban dari soal tersebut menentukan
permasalahan tersebut terdapat didalam artikel atau bacaan yang ditampilkan,
sehingga peserta didik jauh lebih mudah menentukan jawabannya. Berdasarkan
data juga ditunjukkan bahwa hanya sebagian kecil peserta didik saja yang tidak
mampu menjawab dengan tepat.
Aspek sikap PISA pada penelitian ini berisikan tanggapan peserta didik
terhadap konteks materi virus. Penilaian aspek sikap pada PISA dilandaskan oleh
keyakinan yaitu literasi sains seseorang meliputi sikap tertentu, kepercayaan,
motivasi, kemampuan diri, dan nilai-niali tertentu. 26 Aspek sikap dalam penelitian
ini terdiri dari dua indikator, yaitu indikator satu (Minat terhadap sains) dan
Risa Hartati, “Peningkatan Aspek Sikap Literasi Sains Siswa SMP Melalui Penerapan
26
Model Problem Based Learning pada Pembelajaran IPA Terpadu”, Edusains: Jurnal Pendidikan
Sains & Matematika, Vol. 8 No 1, 2016, h.91.
66
indikator dua (Dukungan terhadap inkuiri ilmiah) yang keseluruhan terdapat lima
butir soal dengan 15 butir pernyataan. Indikator satu terdiri dari empat butir soal
dan indikator dua terdiri dari satu soal.
Data hasil persentase kemampuan literasi sains aspek sikap menunjukkan
tidak adanya perbedaan antara dua indikator. Indikator satu dan indikator dua
dikatakan sama karena masing-masing indikator berada pada kategori sikap
“baik”, hal ini dapat dilihat pada data tabel. Apabila dilihat berdasarkan nilai pada
masing-masing indikator, nilai indikator satu (Minat terhadap sains) memang lebih
unggul beberapa poin dibandingkan indikator dua. Namun, walaupun terdapat
perbedaan beberapa poin kemampuan aspek sikap peserta didik terhadap materi
virus ini masih termasuk dalam kategori “baik”.
Kemampuan lain yang terdapat pada penelitian ini adalah keterampilan
argumentasi peserta didik. Menurut Jimenez keterampilan argumentasi adalah
salah satu solusi dalam pendidikan sains guna untuk membantu peserta didik
dalam mempelajari hal mengevaluasi bukti dan dapat pula mendukung proses
pembelajaran dikelas. Selain itu, keterampilan argumentasi peserta didik baik
secara tertulis maupun lisan dapat menjadi tolak ukur pemahaman konsep dan
penalaran peserta didik terhadap materi.27 Keterampilan argumentasi dalam
penelitian ini menggunakan model Toulmin Argumentation Pattern (TAP) hasil
modifikasi. Alasan penggunaan model argumentasi ini dikarenakan adanya
komponen-komponen dasar dalam argumentasi wacana tertulis.
Penelitian keterampilan argumentasi ini peneliti hanya melihat ada tidaknya
komponen atau unsur keterampilan argumentasi. Komponen dalam argumentasi
model Toulmin terdiri dari lima jenis, yaitu klaim, data, penjamin (warrant),
pendukung (backing), kualifikasi, dan pengecualian/sanggahan. Klaim merupakan
salah satu bentuk pernyataan “setuju” atau “tidak setuju” seseorang pada suatu
wacana. Data berupa informasi yang mendukung terhadap klaim, penjamin berupa
alasan sebagai pendukungnya data dan klaim. Pendukung merupakan informasi
27
Putri Handayani, “Analisis Argumentasi Peserta Didik Kelas X SMA Muhammadiyah
1 Palembang dengan Menggunakan Model Argumentasi Toulmin”, Jurnal Inovasi dan
Fisika, Vol.2 No 1, 2015, h.61.
67
Pembelajaran
lebih lanjut untuk memperkuat penjamin. Kualifikasi adalah kalimat pada sebuah
klaim yang memperkuat pendapat seseorang, dan pengecualin terhadap penjamin
tertentu.
Penilaian keterampilan argumentasi ini hanya mengkaji argumentasi secara
tertulis berdasarkan topik soal yang disajikan. Soal argumentasi terdiri dari tiga
topik bacaan, soal pertama yaitu tentang penggunaan masker saat berolahraga,
soal kedua tentang pembelajaran tatap muka kembali dilaksanakan di zona
kuning, dan soal ketiga mengenai pro kontra penggunaan vaksin Covid-19 yang
berasal dari Negara China. Soal tersebut disajikan dalam bentuk bacaan atau
artikel dan dibagikan melalui media Google Formulir. Pengkategorian
argumentasi terbagi menjadi lima level, yaitu level 1 argumentasi terdiri dari
klaim (K), level 2 terdiri dari klaim dan data (D-K), level 3 terdiri dari klaim, data,
dan warrant (D-K-W). Level 4 meliputi klaim, data, warrant, dan backing (D-K-
W-B). Level 5 terdiri dari klaim, data, warrant dengan backing, dan kualitas atau
pengecualian (D-K-W-B- Q).
Data hasil keterampilan argumentasi soal satu yaitu tentang penggunaan
masker saat olahraga menunjukkan hasil yang bervariasi. Hasil persentase yang
didapat pada level 1 sebesar 8,47%, level 2 sebesar 5,08%, level 3 sebesar 64,40%,
level 4 sebesar 16,95%, dan level 5 sebesar 5,08%. Hal ini menunjukkan bahwa
level keterampilan argumentasi peserta didik rata-rata berada pada level 3 yaitu
mengandung data, klaim, dan pendukung tanpa penjamin, peserta didik sudah
mampu menyertakan data pendukung serta bukti terhadap argumennya. Namun
level 3 dalam hal ini masih merupakan tingkatan argumentasi pada umumnya
yaitu hanya berupa argumen atau pendapat yang biasa tidak disertai bukti dan data
yang lanjut dan dapat dikatakan masih berupa argumentasi tingkat rendah.
Data keterampilan argumentasi soal dua yaitu tentang pembelajaran tatap
muka kembali dilaksanakan di zona kuning juga menghasilkan data yang
bervariasi. Namun, data yang dihasilkan hampir sama dengan soal nomor satu,
dimana ketercapaian level dominan terdapat pada level 3 juga sebesar 72,88%.
Begitu pula dengan soal tiga yaitu tentang pro kontra vaksin Covid-19 yang
memiliki ketercapaian tertinggi yaitu pada level 3 sebesar 59,32. Keterampilan
tingkat
69
terlihat berdasarkan hasil tes kemampuan literasi sains, yang mana pada soal
analisis grafik maupun tabel peserta didik belum mampu melakukannya dengan
tepat. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta
didik, sehingga didapatkan hasil yang diinginkan.28 Selain itu, kemampuan
menganalisis permasalahan merupakan landasan awal peserta didik dalam
memahami suatu konsep, dengan demikian hal tersebut menjadi salah satu faktor
penting baik dalam literasi sains maupun argumentasi.
Data pada hasil uji ketiga soal tersebut, soal nomor dua yaitu mengenai
pembelajaran tatap muka di zona kuning kembali dilakukan memiliki hasil yang
paling mendekati nilai signifikansi Chi Square. Kemudian disusul dengan soal
nomor tiga mengenai pro kontra vaksin covid-19. Hal ini terdapat kesesuaian
terhadap beragamnya argumen peserta didik dalam menanggapi topik bacaan
tersebut. Selain itu, pada topik wacana ini argument yang dituliskan peserta didik
sesuai dengan kondisi yang sedang dialaminya, dimana sebagian besar peserta
didik ingin tetap melakukan pembelajaran tatap muka dan sebagian lainnya justru
tetap dirumah saja. Dalam konteks bacaan tersebut dikatakan sebagai isu yang
bersifat sosiosaintifik, yaitu isu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
dengan pro dan kontra baik pada segi sains maupun lingkungan sosial, sehingga
peserta didik antusias dalam menanggapi isu kontroversial yang terjadi di
kehidupan sehari-hari salah satunya mengenai pembelajaran tatap muka yang akan
diberlakukan kembali dan vaksin covid-19.29
Topik bacaan yang disajikan juga berkaitan dengan kondisi relevan yang
terjadi saat ini, sehingga dalam menuliskan argumen, pendapat yang diberikan
sangat bervariasi. Pandangan peserta didik terkait topik soal nomor tiga juga
beragam, seperti ada yang membahas dari segi agama, politik, sains, dan ekonomi.
Adapun tanggapan dari segi agama yaitu terkait kehalalan produk, kemudian dari
28
Fatma Setiawati, “Korelasi Kemampuan Argumentasi dan Kemampuan Literasi Sains
Siswa Kelas XI IPA Dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Batusangkar, Skripsi IAIN
Batusangkar, 2018, h.81.
29
Siska, dkk, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Sosio Scientific Issues untuk
Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah”, Edusains: Jurnal Pendidikan Sains &
Matematika. Vol. 8 No 1, 2020, h.24.
71
segi politik ekonomi seperti apakah adanya keuntungan tersendiri pada pihak
tertentu, dan pada segi sains mengungkapkan aman atau tidaknya vaksin tersebut
di dalam tubuh manusia. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa topik dengan
isu sosiosaintifik dapat meningkatkan keterampilan argumentasi peserta didik.
Alasannya karena di dalam topik tersebut terdapat berbagai sudut pandang
pengetahuan sains, sehingga peserta didik dapat mengkaji topik yang disajikan
dengan berbagai sudut pandang.30
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan Uji Korelasi Spearman.
Penggunaan Uji Korelasi Spearman dilakukan karena data yang dihasilkan dari
salah satu variabel yaitu keterampilan argumentasi berdistribusi tidak normal,
dengan demikian penelitian ini menggunakan statistik non parametrik. Selain itu,
data yang dihasilkan diantara variabel terdapat data nominal, sehingga pengujian
hipotesis yang tepat adalah model Spearman.31
Hasil uji korelasi Spearman yang telah dilakukan menggunakan software
SPSS 25, didapatkan hasil korelasi sebesar 0,418 yang bernilai cukup dan positif.
Artinya semakin tinggi kemampuan literasi sains peserta didik, maka semakin
baik pula keterampilan argumentasinya. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan
literasi sains peserta didik memiliki nilai yang cukup signifikan terhadap
keterampilan argumentasi yaitu sebesar 0,001, yakni berdasarkan Uji Signifikansi
(2-tailed) 0,001< 0,05. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian salah satunya
dilakukan oleh Djohar maknun yang menyatakan bahwa apabila kemampuan
literasi sains meningkat maka keterampilan argumentasi meningkat pula, sehingga
keterampilan argumentasi dapat dihadirkan dalam pembelajaran agar kemampuan
literasi sains peserta didik meningkat. Penelitian lain juga menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif terhadap keterampilan argumentasi dengan kemampuan
literasi sains.32
Hubungan kemampuan literasi sains dan keterampilan argumentasi tentunya
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti yang sudah dicantumkan pada bab
sebelumnya terdapat faktor yang berasal dari diri sendiri maupun berasal dari luar.
30
Ibid., h.31.
31
Jan Hauke, Tomasz Kossowski, loc.cit, p.89.
32
Fatma Setiawati, op.cit, h.85.
72
Adapun faktor yang berasal dari luar yaitu seperti proses pembelajaran, kurikulum
yang digunakan, lingkungan belajar, serta bahan ajar yang digunakan. Faktor lain
yang berasal dari diri sendiri yaitu minat baca, kecerdasan peserta didik, latar
belakang peserta didik dan orang tua, pendidikan, sikap sains, dan sebagainya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara kemampuan literasi
sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik kelas X pada materi virus,
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup antara
kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik dengan
nilai koefisien korelasi sebesar 0,418. Adapun nilai signifikansi antara
kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi sebesar 0,001 < 0,05
yang berarti memiliki hubungan signifikan. Selain itu, kemampuan literasi sains
peserta didik memiliki nilai rata-rata sebesar 66,68 termasuk kedalam kategori
sedang, sedangkan keterampilan argumentasi peserta didik rata-rata berada pada
level 3 yaitu terdiri dari klaim, data, dan warrant.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi Guru pemberian soal dengan literasi sains perlu dilakukan peningkatan
oleh guru, dengan tujuan agar peserta didik terbiasa mengerjakan soal literasi
sains dan mencapai hasil yang baik.
2. Bagi peserta didik diharapkan untuk meningkatkan keterampilan
berargumentasi secara baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya perlu melakukan analisis keterampilan argumentasi
berdasarkan keabsahan atau ketepatan dalam mengukur kualitas argumentasi
tersebut.
4. Apabila untuk penelitian selanjutnya dapat lebih mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan literasi sains ataupun
keterampilan argumentasi sendiri.
5. Perlu dilakukan oleh penelitian selanjutnya dengan berbagai konsep materi
yang terdapat pada pelajaran biologi.
68
DAFTAR PUSTAKA
69
70
73
74
Informasi Tambahan :
https://lifestyle.kontan.co.id/news/menggunakan-masker-saat-bersepeda-atau-lari-
punya-banyak-manfaat-ini-penjelasannya.
75
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/anjuran-
mengenai-penggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19-june- 20.pdf?
sfvrsn=d1327a85_2
Pertanyaan: Setujukah Anda penggunaan masker ketika berolahraga?
Jawaban: SETUJU / TIDAK SETUJU
Alasan menjawab Setuju / Tidak Setuju:
76
ARTIKEL
Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Zona Kuning Telah Diperbolehkan
Informasi tambahan:
77
https://news.detik.com/pro-kontra/d-5091348/setujukah-anda-bila-sekolah-di-
zona-kuning-dibuka-lagi
https://pepnews.com/humaniora/p-7159f1104174969/menakar-pro-dan-kontra-
dibukanya-kembali-sekolah-pada-masa-pandemi-covid-19
https://www.youtube.com/watch?v=Z1GJWi6PsbI
Pertanyaan: Setujukah Anda pembelajaran tatap muka di sekolah pada zona
kuning kembali dilakukan?
Jawaban: SETUJU / TIDAK SETUJU
Alasan menjawab Setuju / Tidak Setuju:
78
ARTIKEL
Pro Kontra Vaksin Covid-19 yang Berasal Dari China
Informasi Tambahan:
79
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4322082/begini-perkembangan-uji-klinis-
vaksin-covid-19-asal-china-di-indonesia
https://money.kompas.com/read/2020/07/22/083748726/profil-sinovac-
perusahaan-china-pengirim-vaksin-corona-ke-indonesia?page=all#page2
Pertanyaan: Setujukah Anda penggunaan vaksin Covid-19 yang dibuat oleh
perusahaan asal China?
Jawaban: SETUJU / TIDAK SETUJU
Alasan menjawab Setuju / Tidak setuju:
80
Level Keterangan
1 Wacana mengandung Klaim (K)
2 Wacana mengandung Klaim dan Data (DK)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin tanpa
pendukung (backing) (DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin
dengan pendukungnya (backing), tanpa
pengecualian dan atau pengecualian (DKWB)
5 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin
dengan pendukungnya (backing), dan
qualifier/kualitas dan/atau pengecualian
(DKWBQR)
Skor Keterangan
5 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin
dengan pendukungnya (backing), dan
qualifier/kualitas dan/atau pengecualian/
Reservation (DKWBQR)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin
dengan pendukungnya (backing), tanpa
pengecualian dan atau pengecualian (DKWB)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin tanpa
pendukung (backing) (DKW)
2 Wacana mengandung Klaim dan Data (DK)
1 Wacana mengandung Klaim (K)
81
(Menerapkan virologi. Anehnya, virus tidak termasuk makhluk hidup maupun benda
pengetahuan sains mati. Virus tidak dikategorikan makhluk hidup karena hanya berisi
dalam situasi tertentu) partikel penginfeksi yang terdiri dari satu jenis asam nukleat yaitu DNA
atau RNA sehingga dikatakan tidak memiliki organel sel dengan
lengkap. Selain itu, penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller,
Konteks: menyatakan bahwa virus dapat dikristalkan sehingga virus bukanlah sel
Melibatkan ilmu hidup, sebab sel yang paling sederhana pun tidak dapat berubah bentuk
pengetahuan dan menjadi kristal. Akan tetapi, virus memiliki asam nukleat sehingga
teknologi bidang virus dapat juga dikategorikan sebagai organisme hidup. Dengan
lingkungan adanya asam nukleat virus dapat melakukan reproduksi meskipun harus
Setting : Global di dalam sel inang.
(Keanekaragaman
Hayati)
Apa alasan yang menyebabkan virus tidak termasuk ke dalam makhluk
hidup? Berilah tanda checklist yang menyatakan virus tidak termasuk
makhluk hidup!
□ Memiliki organel sel
□ Tidak memiliki organel sel
□ Dapat dikristalkan
□ Tidak dapat dikristalkan
□ Memiliki DNA dan RNA
□ Memiliki DNA atau RNA saja
Mengidentifika fenomena secara Penelitian Virus MERS Dilakukan pada Susu Mentah
si ciri-ciri dan ilmiah
Penelitian terkait sumber penularan Sindrom Pernafasan Timur
struktur virus (Menerapkan Tengah (Midle East Respiratory Syndrome Corona Virus/MERS CoV)
pengetahuan sains masih terus dilakukan Emergency Committee yang dibentuk Organisasi
dalam situasi tertentu) Kesehatan Dunia (WHO). Termasuk penelitian untuk mengetahui
kemungkinan bahaya pada susu mentah.
Konteks:
Ini mengacu pada hasil penelitian yang dipublikasi di jurnal
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan kedokteran "Emerging Infectious Diseases", yang melihat stabilitas
teknolohi bidang virus MERS CoV pada susu unta, domba, dan sapi, sebelum maupun
sumber daya alam. sesudah dipasteurisasi. Meskipun memang virus ini bisa hidup lama di
Setting: susu, tapi sesudah di pasteurisasi maka virus tidak ditemukan lagi.
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
85
Ilmiah: aturan
(berdasarkan data))
3.4.2 Kompetensi: 4 Ditemukan virus dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Mengklasifikasi Menggunakan bukti Jenis Kara Penyakit yang
jenis virus ilmiah kteris
(Mengidentifikasi Virus tik Ditimbulkan
asumsi, bukti dan Virus A - Nukleokapsid dibungkus oleh Menyebabkan
alasan di balik membrane penyakit tetelo
kesimpulan pada unggas besar
- Selubung tersusun atas
lipoprotein atau
Konteks: glikoprotein
Melibatkan ilmu Virus B - Hanya memiliki kapsid Menyebabkan
pengetahuan dan
dan asam nukleat penyakit mosaik
teknologi bidang pada tembakau
lingkungan - Nukleokapsid tidak disebulungi
oleh
Setting: global
(Keanekaragaman lapisan lain
hayati) Virus C - Nukleokapsid dibungkus oleh Menyebabkan
membran penyakit herpes
- Selubung tersusun pada manusia
Konten:
lipoproteinatau glikoprotein
- Pengetahuan Sains
(sistem
86
3.4.2 Kompetensi: 5 Perhatikan tabel pengelompokkan virus di bawah ini untuk menjawab soal Ess
nomor 5! ay
Mengklasifika Menggunakan bukti
si jenis virus ilmiah (Menafsirkan Pengelompokkan
bukti ilmiah dan
membuat dan Nukleokap
Mengkomunikasikan Asam Nukleat Bentuknya
sid
kesimpulan
N
Virus ss Iko Heli Ko Ber Non
o Ds ss Ds ks mpl - -
Konteks: D sahe
DN RN RN eks selu selu
N dral
Melibatkan ilmu A A A bun bun
pengetahuan dan A g g
teknologi bidang
lingkungan 1 MER √ √ √
S
Setting:
2 Limfo √ √ √
ma
87
global 3 Cacar √ √ √
(keanekaragaman air
hayati)
4 HIV √ √ √
Konten: 5 SARS √ √ √
Mengklasifika asumsi, bukti dan alasan Pembeda Hepatiti Hepatitis Hepatiti Hepatitis D Hepatiti s
si jenis virus di balik kesimpulan) s sC
B E
A
Konteks:
Penyebab HAV HBV HCV HDV HEV Hepavirus
Melibatkan ilmu Picornav Hepadnavir Flaviviru Deltavirus
pengetahuan dan irus us s
teknologi bidang
Penyebar Oral Transfusi Tranfusi Tranfusi Oral (mulut) dan
kesehatan
an (mulut) darah dan darah, darah dan kontaminasi
setting: global dan kontak penggun kontak virus
(penyebaran infeksi kontamin darah, aan obat darah,
penyakit) asi feses hubungan dengan hubungan
seksual, alat seksual,
penggunaan suntik, penggunaan
Konten: obat suntik, diturunk obat dengan
- Pengetahuan Sains diturunkan an dari alat suntik,
(sistem kehidupan) dari ibu ke ibu ke diturunkan
anak anak dari ibu ke
- Pengetahuan tentang anak
sains (Penjelasan
Ilmiah: aturan Masa 15-180 30-180 hari 15-40 30-60 hari 15-60 hari
(berdasarkan bukti)) inkubasi hari hari
(rentang
waktu
mulai
dari
89
terinfeksi
sampai
timbul
gejala)
Masa Tidak Ada Ada Ada Tidak ada
kritis ada
Vaksin Ada Ada (3x Tidak Tidak ada Ada
injeksi) ada
Berdasarkan tabel, manakah penyakit hepatitis yang paling
berbahaya dan parah jika menyerang manusia?
A. Hepatitis A dan B, karena rentang waktu mulai dari
terinfeksi virus sampai timbul gejala lama.
B. Hepatitis A dan E, karena penyebaran virus melalui oral (mulut)
C. Hepatitis B dan C, karena adanya masa kritis
D. Hepatitis B dan D, karena penyebaran virus yang luas
sehingga memungkinkan virus dapat menyebar dengan cepat
E. Hepatitis C dan D, karena tidak adanya vaksin dan ada masa kritis
3.4.3 Kompetensi: 7 Perhatikan grafik untuk menjawab soal nomor 7! PG
Mengidentifikasi isu
Menjelaskan
ilmiah (Mengenali
cara hidup permasalahan yang
90
dan replikasi dapat diselidiki secara Sebuah penelitian dilakukan untuk melihat efektivitas ekstrak tanaman
virus ilmiah) herbal dalam menekan infeksi virus pada tanaman oyong. Ekstrak
tanaman yang digunakan yaitu daun pukul empat (PE) dan daun jengger
ayam (JA). Berikut adalah grafik yang menunjukkan perkembangan
Konteks: penyakit dengan masing-masing perlakuan;KITP (kontrol inokulasi
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
Setting: sosial
(pengendalian
penyakit)
Konten:
tanpa perlakuan), PE dan JA.
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penyelidikan Manakah rumusan masalah yang tepat berdasarkan grafik di atas?
Ilmiah: eksperimen)
A. Apakah ekstrak herbal dapat menekan pertumbuhan virus?
B. Apakah semua tumbuhan dapat digunakan untuk menekan
pertumbuhan virus?
C. Apakah pertumbuhan virus dapat terhenti?
91
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
sumber daya alam
Setting: Global
(pertumbuhan populasi)
Konten :
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
Berdasarkan gambar, urutkanlah proses daur litik di bawah ini
dengan memberikan keterangan angka 1-5!
92
- Pengetahuan tentang □ Sel inang dikendalikan oleh materi genetik virus sehingga sel
sains (Penjelasan dapat membuat komponen virus
Ilmiah: jenis □ Virus melekat pada sel inang yang diinfeksi, dengan cara
menempel pada reseptor (protein khusus) pada permukaan sel
(teori)) inang
□ Virus membentuk diri dengan menggunakan kapsid dan asam
nukleat yang telah bereplikasi sehingga menjadi virus yang utuh
□ Virus mulai memasukkan materi genetiknya ke dalam sitoplasma
sel inang, sedangkan kapsid tetap berada di luar sel
□ Setelah virus baru terbentuk sempurna, induk virus mengeluarkan
enzim lisozim untuk menghancurkan sel inang yang kemudian
diikuti dengan pelepasan virus-virus baru
3.4.3 Kompetensi: 9 Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!
Menjelaskan Menggunakan bukti Virus merupakan organisme berukuran sangat kecil. Untuk dapat
cara hidup dan ilmiah
berkembang biak virus harus memasuki sel-sel tubuh inang dan
replikasi virus (Menafsirkan bukti menggunakannya untuk memperbanyak diri. Sebuah penelitian
ilmiah dan membuat dilakukan dengan meneliti ribuan senyawa kimia untuk mencari
serta
mengkomunikasikan senyawa-senyawa yang memperlihatkan aktivitas antivirus (pengendali
kesimpulan) virus).
Penelitian dilakukan pada virus-virus yang menyebabkan berbagai
Konteks : infeksi seperti infeksi Marburg dan Ebola. Saat menyerang sel inang,
virus menggunakan asam nukleatnya (RNA) untuk mengambil alih DNA
Melibatkan ilmu sel inang dan memaksanya untuk memperbanyak diri. Hasil penelitian
pengetahuan dan tersebut berupa sebuah senyawa yang paling efektif untuk menghentikan
teknologi bidang proses perbanyakan virus, dengan cara membatasi produksi RNA virus
tersebut. Seperti halnya antibiotik, yang efektif terhadap banyak penyakit
93
batasan sains dan akibat bakteri. Temuan ini dapat mengarah pada pembuatan obat untuk
teknologi mengobati berbagai jenis infeksi akibat virus.
Setting: Sosial Manakah kesimpulan yang paling tepat berdasarkan artikel di atas?
(modifikasi genetik)
A. Virus merupakan organisme yang berukuran sangat kecil
B. Virus merupakan mikroorganisme yang bersifat parasit
Konten :
C. Virus dapat melakukan reproduksi dengan memasuki sel tubuh inang
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan) D. Ditemukan senyawa kimia untuk pengendali reproduksi virus
- Pengetahuan tentang E. Ditemukan antibiotik untuk mengatasi infeksi akibat bakteri dan virus
sains (Penjelasan
Ilmiah: hasil (metode
baru))
3.4.3 Kompetensi: 1 Berdasarkan artikel, bagaimana pertumbuhan virus dapat ditekan? Ess
Menjelaskan 0 ay
Menjelaskan A. Dengan cara mematikan virus
fenomena secara
cara hidup ilmiah B. Dengan cara menghambat produksi RNA virus
dan replikasi
(Menerapkan C. Dengan cara mengkristalkan tubuh virus
virus
pengetahuan sains D. Dengan cara mengambil alih DNA sel inang
dalam situasi tertentu)
E. Dengan cara membuat antibiotik untuk menghancurkan virus
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
94
Konten :
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: hasil (metode
baru))
3.4.4 Kompetensi: 11 Perhatikan grafik berikut untuk menjawab soal no 11! PG
Menganalisi Menggunakan bukti
ilmiah (Menafsirkan
s peranan
bukti ilmiah dan
virus dalam
membuat serta
kehidupan
mengkomunikasikan
sehari-hari kesimpulan)
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
95
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Global
(penyebaran
infeksi penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penyelidikan
ilmiah: jenis data
(kuantitatif))
Manakah dari penyataan berikut yang di dukung oleh data pada grafik di
atas?
A. Jumlah kematian akibat flu burung seimbang dengan jumlah kasus
flu burung
B. Terjadi peningkatan paling tinggi kasus flu burung dan kematian
akibat flu burung pada tahun 2005-2006
C. Jumlah kasus flu burung berbanding terbalik dengan jumlah
kematian akibat flu burung
D. Peningkatan kasus flu burung paling tinggi terjadi pada tahun 2004-
2005
96
E. Jumlah kasus flu burung dan kematian akibat flu burung setiap
setiap tahun mengalami peningkatan
3.4.4 Kompetensi: 12 Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal no 12! PG
Menganalisis Mengidentifikasi isu
peranan virus ilmiah
Virus Mematikan Tanpa Obat Mewabah di India, Berpotensi
dalam (Mengenali Ancam Dunia
kehidupan permasalahan yang
sehari-hari dapat diselidiki secara
ilmiah) Serangan virus mematikan kembali mengancam. Virus langka
bernama Nipah dianggap sebagai virus yang berbahaya karena belum
ada obat maupun vaksin yang bisa digunakan sebagai pencegahan.
Konteks: Rata-rata tingkat kematian pada korban akibat terinfeksi Nipah
mencapai 75%. Statistik ini menunjukkan bahwa Nipah berpotensi
Melibatkan ilmu
menjadi penyakit mematikan.
pengetahuan dan
teknologi bidang Nipah pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998. Virus
kesehatan ini ditularkan melalui kelelawar buah ke spesies lain, termasuk manusia.
Kini, Nipah diketahui menyerang kota Kerala, India Selatan. Peneliti
Setting:
mengidentifikasi beberapa spesies kelelawar buah sebagai inang alami
Global
dari virus. Dalam beberapa kasus, manusia terinfeksi setelah minum
(epidemi)
nira dari pohon kurma yang mungkin telah terkontaminasi oleh
Konten: kelelawar buah. Kontak dengan hewan atau orang sakit juga dapat
- Pengetahuan Sains membantu penyebaran virus. Air liur pasien yang terinfeksi juga dapat
(sistem kehidupan) menyebarkan virus.
97
- Pengetahuan tentang Dari artikel di atas, permasalahan apakah yang anda temukan?
sains (Penjelasan
A. Virus mematikan kembali mengancam
Ilmiah: formasi
(peran pengetahuan B. Virus Nipah tidak dianggap sebagai virus yang berbahaya
yang ada dan C. Virus Nipah berpotensi menjadi penyakit mematikan
pengetahuan baru)
D. Virus Nipah disebarkan oleh kelelawar buah
E. Virus Nipah hanya menginfeksi hewan
3.4.4 Kompetensi: 13 Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal no 13 dan 14!
Menganalisis Mengidentifikasi isu
peranan virus
dalam ilmiah (Mengenali
kehidupan permasalahan yang Pada tahun 2012 hingga awal 2013, kasus MERS pertama kali
sehari-hari dapat diselidiki secara ditemukan di Arab Saudi dan secara cepat mewabah hingga ke beberapa
ilmiah) negara seperti Perancis, Jerman, Italia, dan Jordania. Di Indonesia,
pemerintah sudah melakukan langkah antisipasi dan sosialisasi sebagai
Konteks:
bentuk kewaspadaan. Hal ini mengingat Indonesia sangat rentan
Melibatkan ilmu terserang virus MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome
pengetahuan dan Corona Virus), karena sekitar 5000 orang Indonesia pergi ke Timur
teknologi bidang Tengah setiap harinya.
kesehatan
MERS-Cov merupakan virus jenis baru dari kelompok Corona
Setting : Global Virus dan masih berkerabat dengan virus penyebab SARS (Severe Acute
(penyebaran Respiratory Syndrome). Beberapa ilmuwan menganggap kasus MERS-
infeksi penyakit)
98
CoV tidak sehebat SARS. Baik MERS- CoV maupun SARS sama-sama
disebabkan oleh virus dari genus coronavirus. Virus ini
Konten:
mampu menimbulkan penyakit pada manusia, mulai dari gejala flu
- Pengetahuan
ringan sampai sindrom pernapasan akut yang bisa berakibat fatal atau
Sains (sistem
kematian. Perbedaan keduanya, MERS-CoV menyebar lebih lambat
kehidupan)
dibandingkan SARS. Sampai sejauh ini penularan MERS hanya
- Pengetahuan melewati satu jalur penularan, yaitu melalui kontak fisik dengan korban
tentang sains terjangkit. Sedangkan SARS, lebih berbahaya karena dapat menular
(Penjelasan melaui kontak langsung maupun melalui udara.
Ilmiah: aturan
(berdasarkan
bukti)) Berdasarkan artikel diatas, permasalahan apa yang terjadi?
3.4.4 Kompetensi: 14 Kata kunci manakah yang paling berhubungan dengan permasalahan PG
Menganalisis Mengidentifikasi isu artikel di atas?
peranan virus
dalam ilmiah A. Virus baru, Wabah, MERS
kehidupan (Mengidentifikasi kata-
B. Coronavirus, MERS, SARS
sehari-hari kata kunci untuk
memperoleh informasi C. Virus baru, Coronavirus, Sindrom
ilmiah) D. Sindrom, MERS, SARS
Konteks: E. Virus baru, Flu, Wabah
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
99
teknologi bidang
kesehatan
Setting : Global
(penyebaran
infeksi penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: aturan
(berdasarkan bukti)
3.4.4 Kompetensi: 15 Bacalah artikel berikut dan jawablah pertanyaan nomor 15! Ess
Menganalisis Mengidentifikasi isu ay
pernana virus
dalam ilmiah (Mengenali
kehidupan permasalahan yang Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi
sehari-hari dapat diselidiki secara anak dan dewasa muda yang rentan. Tetapi yang menjadi perhatian
ilmiah) dalam kesehatan masyarakat adalah efek pada janin (teratogenik)
apabila Rubella ini menyerang wanita hamil pada trimester pertama.
Konteks:
Infeksi Rubella yang terjadi sebelum adanya pembuahan janin dan
Melibatkan ilmu selama awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian janin
pengetahuan dan atau sindrom Rubella Kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS)
teknologi bidang pada bayi yang dilahirkan. CRS umumnya berwujud menjadi penyakit
kesehatan jantung bawaan,
100
Setting: Global katarak mata, bintik-bintik kemerahan, Microcephaly (kepala kecil), dan
(penyebaran infeksi tuli.
penyakit)
Konten : Berdasarkan artikel diatas, permasalahan apakah yang dapat ditemukan?
A. Virus Rubella hanya menginfeksi anak-anak yang berusia kurang
- Pengetahuan Sains
dari 1 tahun
(sistem kehidupan)
B. Virus Rubella yang menyerang wanita hamil dapat mempengaruhi
- Pengetahuan tentang perkembangan janin
sains (Penjelasan
Ilmiah: jenis (teori)) C. CRS menyebabkan berbagai masalah serius dan komplikasi pada ibu
hamil
D. Virus yang ada di dalam darah ibu hamil bisa dengan mudah
menyebar ke janin melalui plasenta
E. Anak yang terkena virus CRS dapat menyebarkan virus Rubella
3.4.4 Kompetensi: 16 Kata kunci manakah yang paling berhubungan dengan permasalahan PG
Menganalisis Mengidentifikasi isu artikel di atas?
pernana virus
dalam ilmiah (Mengenali A. Kehamilan, perkembangan janin, CRS
kehidupan permasalahan yang
B. CRS, virus Rubella, Microcephaly
sehari-hari dapat diselidiki secara
ilmiah) C. Wanita hamil, infeksi, sindrom Rubella
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Global
(penyebaran infeksi
penyakit)
Konten :
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: jenis (teori))
3.4.4 Kompetensi: 17 Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal nomor 17! PG
Menganalisis
pernana virus Mengidentifikasi isu Virus dikenal sebagai makhluk yang menyebabkan berbagai
dalam ilmiah (Mengenali penyakit. Saat ini, virus dapat digunakan untuk membuat pembangkit
kehidupan permasalahan yang listrik kecil bertenaga virus. Virus tersebut mengubah energi mekanik
sehari-hari
dapat diselidiki secara (gerak) menjadi listrik. Virus yang digunakan dalam penelitian adalah
ilmiah) M13 bakteriofag. Virus ini menyerang bakteri dan tidak berbahaya bagi
manusia.
Konteks:
Para peneliti membangun sebuah generator yang terdiri dari
Melibatkan ilmu
virus yang gennya sudah termodifikasi secara khusus dan membuatnya
pengetahuan dan
agar dapat menggandakan diri jutaan kali dalam hitungan jam. Temuan
teknologi bidang
ini memungkinkan dapat mengisi baterai handphone sambil berjalan
Batasan sains dan
kaki tanpa mencari colokan listrik. Listrik dibangkitkan dengan
teknologi
gerakan
mekanik seperti tekanan dan getaran pada kaki. Hasil ini juga dapat
102
Setting: Sosial digunakan sebagai alternatif pembangkit listrik terutama yang ramah
(modifikasi genetic) lingkungan
dengan sumber energi yang terbarukan.
Konten :
- Pengetahuan Sains Apa permasalahan yang terdapat dalam artikel di atas?
(sistem kehidupan)
A. Virus dikenal sebagai mikroorganisme yang menyebabkan berbagai
- Pengetahuan tentang penyakit dan bersifat parasit bagi manusia
sains (Penjelasan
Ilmiah: hasil B. Virus jenis M13 bakteriofag menyerang bakteri
(pengetahuan baru) C. Virus dapat menggandakan diri jutaan kali dalam hitungan waktu
yang singkat
D. Virus dapat dimodifikasi gennya sehingga dapat diproduksi dalam
skala besar
E. Virus dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
3.4.4 Kompetensi: 18 Bacalah artikel surat kabar berikut untuk menjawab soal nomor 18 dan PG
Menganalisis 19!
pernana virus Menjelaskan
dalam fenomena secara
kehidupan ilmiah
Sejarah Vaksinasi
sehari-hari
(Mengidentifikasi Mary Montagu adalah seorang istri duta besar Inggris di Turki.
deskripsi, eksplanasi,
Dia selamat dari serangan cacar pada tahun 1715. Saat tinggal di Turki
dan prediksi yang tepat)
pada tahun 1717, dia mengamati sebuah metode yang disebut inokulasi.
Metode ini dilakukan dengan cara menggoreskan nanah cacar sapi ke
103
Konteks: dalam kulit orang muda yang sehat kemudian menjadi sakit, tetapi
Melibatkan ilmu dalam banyak kasus hanya dengan bentuk penyakit ringan. Mary
pengetahuan dan Montagu sangat yakin akan keamanan inokulasi ini sehingga dia
teknologi bidang membiarkan putra dan putrinya diinokulasi.
kesehatan Pada 1796, seorang dokter Inggris, Edward Jenner,
Setting: Sosial menggunakan inokulasi cacar sapi untuk menghasilkan antibody
(pengendalian terhadap cacar. Perawatan ini memiliki lebih sedikit efek samping dan
penyakit) orang yang diobati tidak dapat menulari orang lain. Penemuan
Jenner tersebut dikenal sebagai vaksinasi yang diambil dari bahasa
Konten : latin sapi, yaitu vacca.
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
Jenis penyakit apa yang dapat divaksinasi terhadap manusia?
- Pengetahuan tentang
A. Penyakit yang diwarisi seperti hemophilia
sains (Penjelasan
Ilmiah: jenis (teori)) B. Penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti polio
C. Penyakit akibat gangguan fungsi tubuh, seperti diabetes
D. Penyakit akibat kelainan hormon, seperti tumor
E. Segala macam penyakit yang tidak dapat disembuhkan
3.4.4 Kompetensi: 19 Berikan satu alasan mengapa dianjurkan bahwa anak-anak muda dan PG
Menganalisis Menjelaskan orang tua harus divaksinasi terhadap influenza (flu)!
peranan virus fenomena secara
dalam ilmiah
104
kehidupan (Menerapkan
sehari-hari pengetahuan sains
dalam situasi tertentu)
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Sosial
(pengendalian
penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: jenis (teori))
3.4.4 Kompetensi: 20 Berikut ini adalah tabel mengenai dosis pemberian beberapa jenis vaksin; PG
Menjelaskan Selang Waktu
Menganalisi Dosis
fenomena secara Jenis
s peranan ilmiah Pember 2 bulan 4 bulan 6 18 5 tahun
vaksin
virus dalam ian bulan bulan
105
kehidupan dapat diselidiki secara beberapa cairan dari luka penderita cacar sapi dan menggoreskan di
sehari-hari ilmiah) lengan seorang anak. Tetapi, anak tersebut tidak terinfeksi cacar air
yang sedang mewabah. Hal ini karena tubuh telah menghasilkan
Konteks:
antibodi untuk melawan virus.
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan Pada abad 19, Louis Pasteur (ahli kimia) dari Perancis,
teknologi bidang mengembangkan tehnik kimia untuk mengisolasi (memisahkan) virus
kesehatan dan melemahkannya, yang efeknya dapat dipakai sebagai vaksin. Saat
itu, mendapat protes keras dari masyarakat karena menggunakan
Setting: Sosial mikroorganisme dari penyakit itu sendiri yang dimasukan ke dalam
(pengendalian tubuh. Kemudian, peneliti lainnya mengembangkan vaksin yang tidak
penyakit) aktif/inaktif (dari virus yang dimatikan/dibuat tidak aktif).
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan) Berdasarkan artikel, permasalahan apa yang terjadi?
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: formasi
(peran pengetahuan
yang masih ada dan
bukti baru))
3.4.4 Kompetensi: 2 Manakah metode pembuatan vaksin yang paling tepat berdasarkan artikel PG
Menganalisis Menjelaskan 3 di atas?
peranan virus
dalam A. Vaksin dibuat dari antibodi manusia
108
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Sosial
(pengendalian
penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: formasi
(peran pengetahuan
yang masih ada dan
bukti baru))
109
3.4.4 Kompetensi: 2 Seseorang yang diberikan vaksin kemungkinan untuk terkena suatu PG
Menganalisis Menjelaskan 4 penyakit sangat rendah. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
peranan virus fenomena secara
dalam ilmiah A. Tubuh telah membentuk sel darah merah dan menghancurkan virus
kehidupan yang masuk ke dalam tubuh
sehari-hari (Mengidentifikasi
B. Tubuh dapat membunuh semua jenis penyakit yang masuk ke dalam
deskripsi, eksplanasi, tubuh
dan prediksi yang tepat)
C. Tubuh menghasilkan cairan yang dapat menghancurkan virus
D. Tubuh telah membuat antibodi sebelum virus tersebut masuk ke
Konteks: dalam tubuh
Melibatkan ilmu E. Tubuh dapat meningkatkan trombosit untuk menangkap virus yang
pengetahuan dan masuk ke dalam tubuh
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Sosial
(pengendalian
penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
110
Ilmiah: formasi
(peran pengetahuan
yang masih ada dan
bukti baru))
3.4.4 Kompetensi: Bacalah paragraf dibawah ini untuk menjawab soal nomor 25 dan 26! Ess
Menganalisis ay
peranan virus Menjelaskan fenomena
dalam secara ilmiah
kehidupan Pada saat ini kasus HIV dan AIDS menjadi perhatian karena
(Mengidentifikasi
sehari-hari peningkatan angka kejadiannya yang terus bertambah dari waktu ke
deskripsi, eksplanasi,
waktu dan tidak adanya penurunan yang drastis. Kalangan remaja
dan prediksi yang tepat)
berusia 15-24 tahun merupakan kelompok yang rentan terinfeksi Human
Konteks: Immunodefiency Virus (HIV). Data Kementeriaan Kesehatan
Melibatkan ilmu (Kemenkes), hingga September 2015 menunjukkan, remaja yang
pengetahuan dan terinfeksi HIV berjumlah 28.060 orang (15,2%). Sebanyak 2089 orang
teknologi bidang (3%) diantaranya sudah dengan AIDS.
kesehatan Remaja dan dewasa muda adalah populasi manusia yang rentan
Setting: Global dengan penularan virus HIV/AIDS lewat hubungan seksual.
(penyebaran infeksi Ketidaktahuan terutama di kalangan pelajar yang tidak pernah
penyakit)) mendapatkan pendidikan seksual atau yang hanya mengetahui seks
secara samar-samar serta mudahnya informasi yang didapat dari video
Konten: pornografi membuat hubungan seksual saat ini menjadi aktifitas yang
- Pengetahuan Sains lazim di antara pasangan yang belum menikah dan banyak dilakukan
(sistem kehidupan) secara tidak aman. Kondisi seperti ini sangat berbahaya bagi remaja
karena kemungkinan tertular penyakit menular seksual akan sangat
111
- Pengetahuan tentang mudah terjadi, akibatnya banyak remaja yang menjadi penderita
sains (Penjelasan HIV/AIDS.
Ilmiah: hasil
(mengarah pada
pertanyaan dan Berikan hipotesamu, mengapa kalangan remaja rentan terinfeksi HIV?
investigasi baru))
3.4.4 Kompetensi: Menurut anda, pencegahan apakah yang dapat dilakukan agar terhindar Ess
Menganalisis Menjelaskan dari virus HIV? ay
peranan virus
dalam fenomena secara
kehidupan ilmiah
Berikan 2 alasan yang tepat!
sehari-hari (Mengaplikasikan
pengetahuan sains
dalam situasi yang
diberikan)
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Global
(penyebaran infeksi
penyakit))
112
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: hasil
(mengarah pada
pertanyaan dan
investigasi baru))
3.4.4 Kompetensi: Berikut ini merupakan gejala penyakit yang timbul pada sistem
Menganalisis Menjelaskan pertahanan tubuh! Berilah tanda checklist ciri-ciri tubuh terinfeksi virus
peranan virus
dalam fenomena secara HIV yang tepat dibawah ini!
kehidupan ilmiah Anemia
sehari-hari (Mengaplikasikan
pengetahuan sains Tubuh kurus dan tampak kering
dalam situasi yang
diberikan) Lesu dan mudah lelah
Konteks: Muka selalu pucat
Melibatkan ilmu Rentan terhadap penyakit
pengetahuan dan
teknologi bidang Sesak nafas
kesehatan Mata merah dan berair
113
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan Berdasarkan data diatas, apa yang dapat kamu simpulkan? Berikan
alasanmu!
114
Setting: sosial
(transmisi sosial)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: formasi
(representasi data)
3.4.4 Kompetensi: Perhatikan grafik berikut untuk menjawab nomor 29! Ess
Menganalisis ay
peranan virus Menggunakan bukti
dalam ilmiah (Mengidentifikasi
kehidupan asumsi, bukti dan alasan
sehari-hari di balik kesimpulan)
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
115
Setting: Global Berdasarkan data di atas, Dian menyimpulkan bahwa jumlah penderita
(penyebaran infeksi HIV meningkat tiap tahunnya, sedangkan penderita AIDS menurun.
Setujukah kamu dengan pernyataan Dian? Berikan alasanmu!
penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: formasi
(representasi data)
116
15(K1,P2)
Jumlah Soal 6 6 3 5 20
119
1. Apa alasan yang menyebabkan virus tidak termasuk ke dalam sel makhluk
hidup? Berilah tanda checklist yang menyatakan virus tidak termasuk
makhluk hidup!
□ Memiliki organel sel
□ Tidak memiliki organel sel
□ Dapat dikristalkan
□ Tidak dapat dikristalkan
120
Nipah pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998. Virus ini
ditularkan melalui kelelawar buah ke spesies lain, termasuk manusia. Kini, Nipah
dikertahui menyerang kota Kerala, India Selatan. Peneliti mengidentifikasi
beberapa spesies kelelawar buah sebagai inang alami dari virus. Dalam beberapa
kasus, manusia terinfeksi setelah minum nira dari pohon kurma yang mungkin
telah terkontaminasi oleh kelelawar buah. Kontak dengan hewan atau orang sakit
juga dapat membantu penyebaran virus. Air liur pasien yang terinfeksi juga dapat
menyebabkan virus.
125
coronaviris. Virus ini mampu menimbulkan penyakit pada manusia, mulai dari
gejala flu ringan sampai sindrom pernapasan akut yang bisa berakibat fatal atau
kematian. Perbedaan keduanya, MERS-CoV meyebar lebih lambat dibandingkan
SARS. Sampai sejauh ini penularan MERS hanya melewati satu jalur penularan,
yaitu melalui kontak fisik dengan korban terjangkit. Sedangkan SARS, lebih
berbahaya karena dapat menular melalui kontak langsung maupun melalui udara.
11. Kata kunci manakah yang paling berhubungan dengan permasalahan artikel
di atas?
A. Virus baru, Wabah, MERS
B. Coronavirus, MERS, SARS
C. Virus baru, Coronavirus, Sindrom
D. Sindrom, MERS, SARS
E. Virus baru, Flu, Wabah
12. Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Centang satu kotak di
setiap baris.
Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Mengetahui karakteristik
virus penyebab penyakit
MERS dan SARS
Mempelajari tentang
pengembangan vaksin
untuk mencegah tertular
penyakit MERS dan SARS
127
Mengetahui vektor
pembawa virus Rubella
Mempelajari lebih baik
bagaimana pentingnya
vaksin Rubella bagi balita
16. Berapa banyak minat yang Anda miliki dalam informasi berikut? Beri tanda
hanya pada satu kotak disetiap baris.
129
Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan Tertarik Tidak
Tertarik Tertarik
Tertarik
Mengetahui bagaimana
virus dapat diidentifikasi
Belajar lebih banyak
tentang perkembangan
struktur berbagai virus
Memahami dengan lebih
baik pemanfaatan virus
bagi kehidupan
Bacalah artikel surat kabar berikut untuk menjawab soal nomor 17!
Sejarah Vaksinasi
Mary Montagu adalah seorang istri duta besar Inggris di Turki. Dia
selamat dari serangan cacar pada tahun 1715. Saat tinggal di Turki pada
tahun 1717, dia mengamati sebuah metode yang disebut inokulasi. Metode
ini dilakukan dengan cara menggoreskan nanah cacar sapi ke dalam kulit
orang muda yang sehat kemudian menjadi sakit, tetapi dalam banyak kasus
hanya dengan bentuk penyakit ringan. Mary Montagu sangat yakin akan
keamanan inokulasi ini sehingga dia membiarkan putra dan putrinya
diinokulasi.
Pada 1796, seorang dokter Inggris, Edward Jenner, menggunakan
inokulasi cacar sapi untuk menghasilkan antibody terhadap cacar. Perawatan
ini memiliki lebih sedikit efek samping dan orang yang diobati tidak dapat
menulari orang lain. Penemuan Jenner tersebut dikenal sebagai vaksinasi
yang diambil dari bahasa latin sapi, yaitu vacca.
17. Berikan satu alasan mengapa dianjurkan bahwa anak-anak muda dan orang
tua harus divaksinasi!
130
18. Berikut ini adalah tabel mengenai dosis pemberian beberapa jenis vaksin;
Selang Waktu
Jenis Dosis
vaksin Pemberian 2 4 6 18 5 tahun
bulan bulan bulan bulan
DPT 5 kali √ √ √ √ √
Polio 5 kali √ √ √ √ √
BCG 1 kali √ - - - -
PCV 4 kali √ √ √ √ -
MMR 2 kali - - - √ √
Berdasarkan tabel tersebut ada beberapa jenis vaksin yang diberikan secara
berkala. Mengapa pemberian vaksin harus diberikan secara berkala?
19. Berikut ini merupakan gejala penyakit yang timbul pada sistem pertahanan
tubuh! Berilah tanda checklist ciri-ciri tubuh terinfeksi virus HIV yang
tepat di bawah ini!
□ Anemia
□ Tubuh kurus dan tampak kering
□ Lesu dan mudah lelah
□ Muka selalu pucat
□ Rentan terhadap penyakit
□ Sesak nafas
□ Mata merah dan berair
□ Demam
131
Berdasarkan data di atas, Dian menyimpulkan bahwa jumlah penderita HIV meningkat tiap tahu
20.20.
133
No Kriteria
Soal Kunci Jawaban Skor
Soal Penilaian
1 Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal! - Tidak memiliki - Menjawab 0
organel sel dengan salah
Virus ditemukan di hampir setiap ekosistem di bumi dan - Dapat dikristalkan - Menjawab 1
merupakan jenis yang paling melimpah. Studi virus dikenal sebagai jawaban 1
virologi. Anehnya, virus tidak termasuk mahkluk hidup maupun benda dengan tepat
mati. Virus tidak dikategorikan makhluk hidup karena hanya berisi - Menjawab 2
partikel penginfeksi yang terdiri dari satu jenis asam nukleat yaitu DNA jawaban
atau RNA saja sehingga dikatakan tidak memiliki organel sel dengan dengan tepat
lengkap. Selain itu, penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller, 2
menyatakan bahwa virus dapat dikristalkan sehingga virus bukanlah sel
hidup, sebab sel yang paling sederhana pun tidak dapat berubah bentuk
menjadi kristal. Akan tetapi, virus memiliki asam nukleat sehingga virus
dapat juga dikategorikan sebagai organisme hidup. Dengan adanya asam
nukleat virus dapat melakukan reproduksi meskipun harus di dalam sel
inang.
Apa alasan yang menyebabkan virus tidak termasuk ke dalam makhluk
hidup? Berilah tanda checklist yang menyatakan virus tidak termasuk
makhluk hidup!
□ Memiliki organel sel
134
B: Virus dengan asam nukleat DNA yang menyerang manusia RNA. Hal tersebut - Mengerjakan
mengakibatkan penyakit flu bernama Influenza virus dikarenakan ukuran tetapi kurang
tepat 2
tubuh virus yang
C: Virus dengan asam nukleat melekat RNA yang menyerang tanaman - Jawaban
sangat kecil.
jeruk bernama Citrus Vein Phloem Degeration (CVPD) benar tapi
Berdasarkan asam
D: Virus dengan asam nukleat DNA yang menyerang manusia nukleat yang terdapat kurang 3
mengakibatkan penyakit cacar bernama Varicella simplex pada virus, maka dapat lengkap
dikenal dengan nama - Jawaban
benar dan
virus DNA dan atau
lengkap
Buatlah kesimpulan berdasarkan fakta di atas! virus RNA. DNA
umumnya menyerang
manusia sehingga
Menyebabkan
penyakit pada
manusia. Sedangkan,
virus RNA umumnya
menyerang tanaman
Sehingga
Menyebabkan
penyakit pada
tanaman.
4 Perhatikan tabel perbandingan tipe-tipe hepatitis berikut untuk E.Hepatitis C dan D, - Menjawab 0
menjawab soal no 4! karena tidak adanya dengan salah
- Menjawab 2
vaksin dan ada masa
Kritis dengan benar
136
menekan - Menjawab 2
pertumbuhan virus? dengan benar
Sebuah penelitian dilakukan untuk melihat efektivitas ekstrak
tanaman herbal dalam menekan infeksi virus pada tanaman oyong.
Ekstrak tanaman yang digunakan yaitu daun pukul empat (PE) dan daun
jengger ayam (JA). Berikut adalah grafik yang menunjukkan
perkembangan penyakit dengan masing-masing perlakuan; KITP
10 Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 10! Penemuan virus - Tidak 0
MERS di Arab Saudi menjawab
yang secara cepat (kosong)
Pada tahun 2012 hingga awal 2013, kasus MERS pertama kali di mewabah ke berbagai - Mengerjakan 1
Arab Saudi dan secara cepat mewabah hingga ke beberapa negara negara dan tetapi kurang
seperti Perancis, Jerman, Italia, dan Jordania. Di Indonesia, pemerintah menimbulkan tepat
sudah melakukan langkah antisipasi dan sosialisasi sebagai bentuk - Jawaban benar
penyakit berbahaya 2
kewaspadaan. Hal ini mengingat Indonesia sangat rentan terserang virus tapi kurang
bagi manusia.
MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus), karena lengkap
sekitar 5000 orang Indonesia pergi ke Timur Tengah setiap harinya. - Jawaban benar
MERS-Cov merupakan virus jenis baru dari kelompok Corona dan lengkap 3
Virus dan masih berkerabat dengan virus penyebab SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome). Beberapa ilmuwan menganggap kasus MERS-
CoV tidak sehebat SARS. Baik Mers-CoV maupun SARS sama-sama
disebabkan oleh virus dari genus coronaviris. Virus ini mampu
menimbulkan penyakit pada manusia, mulai dari gejala flu ringan
sampai sindrom pernapasan akut yang bisa berakibat fatal atau kematian.
Perbedaan keduanya, MERS-CoV meyebar lebih lambat dibandingkan
SARS. Sampai sejauh ini penularan MERS hanya melewati satu jalur
penularan, yaitu melalui kontak fisik dengan korban terjangkit.
Sedangkan SARS, lebih berbahaya karena dapat menular melalui kontak
langsung maupun melalui udara.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi mempengaruhi - Menjawab
anak dan dewasa muda yang rentan. Tetapi yang menjadi perhatian perkembangan janin dengan benar
dalam kesehatan masyarakat adalah efek pada janin (teratogenik) apabila
Rubella ini menyerang wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi
Rubella yang terjadi sebelum adanya pembuahan janin dan selama awal
kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian janin atau sindrom
Rubella Kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang
dilahirkan. CRS umumnya berwujud menjadi penyakit jantung bawaan,
katarak mata, bintik-bintik kemerahan, Microcephaly (kepala kecil), dan
tuli.
Berdasarkan artikel di atas, permasalahn apakah yang dapat ditemukan?
A. Virus Rubella hanya menginfeksi anak-anak yang berusia kurang
dari 1 tahun
B. Virus Rubella yang menyerang wanita hamil dapat
mempengaruhi perkembangan janin
C. CRS menyebabkan berbagai masalah serius dan komplikasi pada
ibu hamil
D. Virus yang ada di dalam darah ibu hamil bisa dengan mudah
menyebar ke janin melalui plasenta
E. Anak yang terkena virus CRS dapat menyebarkan virus Rubella
14 Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Centang satu kotak - Sangat tidak 1
di setiap baris. setuju
- Tidak setuju 2
Sangat - Setuju
Sangat Tidak 3
Pernyataan Setuju Tidak - Sangat setuju
Setuju Setuju
Setuju
146
Mengetahui lebih 4
banyak tentang
Rubella
Mengetahui vektor
pembawa virus
Rubella
Mempelajari lebih
baik bagaimana
pentingnya vaksin
Rubella bagi balita
15 Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal nomor 15! E.Virus dapat - Menjawab 0
mengubah energi dengan salah
Virus dikenal sebagai makhluk yang menyebabkan berbagai - Menjawab 2
mekanik menjadi
penyakit. Saat ini, virus dapat digunakan untuk membuat pembangkit dengan benar
listrik kecil bertenaga virus. Virus tersebut mengubah energi mekanik energi listrik
(gerak) menjadi listrik. Virus yang digunakan dalam penelitian adalah
M13 bakteriofag. Virus ini menyerang bakteri dan tidak berbahaya bagi
manusia.
Para peneliti membangun sebuah generator yang terdiri dari virus
yang gennya sudah termodifikasi secara khusus dan membuatnya agar
dapat menggandakan diri jutaan kali dalam hitungan jam. Temuan ini
memungkinkan dapat mengisi baterai handphone sambil berjalan kaki
tanpa mencari colokan listrik. Listrik dibangkitkan dengan gerakan
mekanik seperti tekanan dan getaran pada kaki. Hasil ini juga dapat
digunakan sebagai alternatif pembangkit listrik terutama yang ramah
lingkungan dengan sumber energi yang terbarukan.
Apa permasalahn yang terdapat dalam artikel di atas?
147
17 Bacalah artikel surat kabar berikut untuk menjawab soal nomor 17! Anak-anak dan / atau - Tidak 0
orang tua yang menjawab
Sejarah Vaksinasi (kosong)
dianjurkan untuk
Mary Montagu adalah seorang istri duta besar Inggris di vaksin adalah mereka - Mengerjakan 1
Turki. Dia selamat dari serangan cacar pada tahun 1715. Saat yang memiliki sistem tetapi kurang
tinggal di Turki pada tahun 1717, dia mengamati sebuah metode kekebalan tubuh yang tepat
yang disebut inokulasi. Metode ini dilakukan dengan cara - Jawaban benar
lebih lemah daripada 2
menggoreskan nanah cacar sapi ke dalam kulit orang muda yang tapi kurang
orang lain, atau
sehat kemudian menjadi sakit, tetapi dalam banyak kasus hanya lengkap
serupa, seperti: - Jawaban benar
dengan bentuk penyakit ringan. Mary Montagu sangat yakin akan
keamanan inokulasi ini sehingga dia membiarkan putra dan - Orang-orang yang dan lengkap 3
putrinya diinokulasi. mudah terserang
Pada 1796, seorang dokter Inggris, Edward Jenner, penyakit.
menggunakan inokulasi cacar sapi untuk menghasilkan antibody
terhadap cacar. Perawatan ini memiliki lebih sedikit efek samping - Mereka yang lebih
dan orang yang diobati tidak dapat menulari orang lain. Penemuan mungkin terkena flu.
Jenner tersebut dikenal sebagai vaksinasi yang diambil dari bahasa
- Mereka yang apabila
latin sapi, yaitu vacca.
terkena flu, efeknya
akan lebih buruk pada
Berikan satu alasan mengapa dianjurkan bahwa anak-anak muda dan orang-orang ini.
orang tua harus divaksinasi!
18 Berikut ini adalah tabel mengenai dosis pemberian beberapa jenis vaksin; Vaksin memiliki masa - Tidak 0
aktif tertentu selain itu menjawab
Jenis Selang Waktu tubuh tidak dapat (kosong)
menerima vaksin 1
149
Berdasarkan tabel tersebut ada berapa jenis vaksin yang diberikan secara
berkala. Mengapa pemberian vaksin harus diberikan secara berkala?
19 Berikut ini merupakan gejala penyakit yang timbul pada sistem - Tubuh kurus dan - Menjawab 0
pertahanan tubuh! Berilah tanda checklist ciri-ciri tubuh terinfeksi virus tampak kering dengan salah
HIV yang tepat di bawah ini! - Lesu dan mudah - Menjawab 1
lelah jawaban
□ Anemia - Rentan terhadap dengan tepat
□ Tubuh kurus dan tampak kering penyakit - Menjawab 2 1
□ Lesu dan mudah lelah - Demam jawaban
□ Muka selalu pucat dengan tepat 2
□ Rentan terhadap penyakit - Menjawab 3
□ Sesak nafas jawaban
□ Mata merah dan berair dengan tepat 3
150
□ Demam - Menjawab 4
jawaban
dengan tepat 4
20 Perhatikan grafik berikut untuk menjawab soal nomr 20! - Setuju. - Tidak 0
Berdasarkan data menjawab
tersebut, dari tahun (kosong)
2011 sampai 2016 - Mengerjakan 1
grafik jumlah tetapi kurang
penderita HIV secara tepat
umum menunjukkan - Jawaban benar
tapi kurang 2
peningkatan,
lengkap
sedangkan grafik - Jawaban benar
jumlah penderita dan lengkap 3
AIDS secara umum
Menunjukkan
penurunan.
Berdasarkan data di atas, Dian menyimpulkan bahwa jumlah penderita
HIV meningkat tiap tahunnya, sedangkan penderita AIDS menurun. - Tidak setuju.
Setujukah kamu dengan pernyataan Dian? Berikan alasanmu! Grafik jumlah
penderita HIV tidak
selalu mengalami
peningkatan,
dibuktikan pada data
tahun 2014 - 2015
jumlah tersebut
mengalami penurunan.
Sedangkan, untuk data
151
AIDS, jumlah
penderita AIDS tidak
selalu mengalami
penurunan, tetapi
bersifat fluktuatif,
mengalami
peningkatan dan
penurunan.
Nomor Soal
No Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
Nama
5 8 10 11 13 15 1 6 7 17 18 19 3 4 20
1 ABDUL MALIK 2 2 1 2 2 0 1 1 2 1 2 1 2 2 1
2 ABEL SAPUTRA 0 2 2 0 0 0 0 1 2 1 3 4 1 2 2
3 AFIFA D 0 2 2 0 2 2 2 1 2 1 2 4 1 2 1
4 ALIYYA R 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2
5 ASTUTI N 0 2 0 2 2 2 0 1 0 1 3 2 1 0 2
6 BELFA RIFALDI 0 0 1 0 2 0 1 2 2 2 1 1 1 0 1
7 BRIGITA A 0 0 3 2 2 0 1 1 2 3 2 3 1 2 3
8 CAHYA A 2 0 1 0 0 0 1 0 2 1 2 2 2 0 1
9 CAROLINE SRI 0 0 1 2 2 0 2 0 2 2 1 3 2 2 2
10 DEVI S 0 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 0 1
11 DIMAS ADITYA 2 2 1 0 2 0 0 1 2 3 2 1 1 0 1
12 DIMAS S 0 0 1 2 2 0 1 2 0 1 1 1 1 0 2
153
13 DYAH A 0 0 1 2 2 2 2 1 0 1 1 3 1 2 2
14 EDELLIYA 0 2 1 2 2 0 2 2 2 2 1 1 1 0 1
15 FAQIH A 2 0 1 0 0 2 1 0 2 0 0 2 1 0 0
16 GIOVANI RAKA 0 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3
17 GLADY SHIFA 0 2 1 0 2 2 1 3 0 2 2 2 2 2 3
18 IMELL ZEBUA 2 0 1 0 2 0 2 2 2 2 1 3 2 0 1
19 KAHFITA K. 0 0 1 2 2 2 0 1 2 2 3 2 1 0 2
20 KHAIRUNNISA 0 0 1 2 2 0 2 3 2 1 2 2 2 0 2
21 MIA SASTRO 0 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2
22 MUHAMMAD A 2 0 1 2 2 0 0 1 0 2 2 2 2 0 2
23 MUHAMMAD Z 0 2 1 0 0 0 1 3 0 1 1 0 1 0 1
24 MOZAYA N 2 0 1 2 2 0 1 1 2 3 2 3 2 0 1
25 NAWAETUNA 0 0 1 2 2 0 1 1 2 2 2 4 1 2 1
26 NAYLA ASH 0 0 1 2 2 0 0 1 2 1 1 3 2 2 2
27 NOVITA S 0 0 2 0 2 0 0 1 0 2 3 4 2 2 2
28 RADDIEF EZRA 2 0 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2
29 RAISA SAKILA 2 2 2 0 2 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2
154
30 SAFA ELVINA 2 2 2 2 2 0 1 0 2 2 2 3 2 0 2
31 SAFIRA AISHA 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 2 3 1 0 2
32 SAKIYA ZULFA 0 2 2 2 2 0 1 3 2 2 1 3 1 2 2
33 SALSABILA R. 0 2 2 2 2 0 1 0 0 1 2 2 1 0 1
34 SALYSA L 0 2 1 2 0 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2
35 SHEILLAWATI 0 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 1
36 SHINTANA M. 0 2 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1
37 SITI MARSELIA 2 0 1 2 2 0 1 1 0 2 2 3 1 0 1
38 SYBIL LALITA 0 0 1 0 2 2 1 0 2 2 2 3 1 0 3
39 TINA MELIANA 0 0 2 0 2 0 1 2 0 1 1 3 1 0 1
40 VANYA A 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 1 3 2 0 2
41 ACE VENTURA 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0
0
42 FRILLO A 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 1 3 1 0 1
43 LINDA K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
44 TRY SANTY 0 2 1 0 0 0 1 1 2 2 2 2 1 2 1
45 SITI MARIANA 0 0 1 0 0 0 1 0 2 2 1 3 0 0 1
46 FIKRI NUR 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1
155
47 SAPHIRA EVA 0 0 1 0 0 0 1 0 2 2 1 3 1 2 1
48 MIZPA ALFA 0 0 1 0 2 0 0 0 0 3 3 3 2 0 2
49 HIDAR A 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 1 1 1 0 1
50 JESSICA M 0 0 1 0 2 0 1 1 0 1 1 3 1 2 1
51 RENDY Z 0 0 1 0 2 0 1 0 0 1 1 1 1 2 1
52 ANISA TASYA 0 0 1 2 0 0 1 1 0 1 1 2 1 0 1
53 IZATUNNISA 0 2 1 2 2 0 2 0 2 3 1 3 1 0 1
54 TRI W 0 2 1 2 0 0 0 1 2 2 1 2 0 0 1
55 TATA CALISTA 0 0 1 0 2 0 1 2 2 1 1 2 1 0 1
56 JACKSON C 0 0 1 2 0 0 1 0 0 2 1 4 1 0 1
57 REGINA 2 0 2 0 2 0 1 1 0 1 1 4 1 0 1
58 CHOIRUNNISA 0 2 1 0 2 2 2 2 2 1 1 2 1 0 2
59 EKA AGUSTINA 0 2 1 0 2 2 1 1 0 2 2 2 1 0 1
Keterangan:
Indikator 1: mengidentifikasi isu-isu ilmiah
Indikator 2: menjelaskan fenomena secara ilmiah
Indikator 3: menggunakan bukti-bukti ilmiah
156
Nomor Soal
P1 P2
No Nama 17 18
5 1 3 4 5 6 7 8 10 11 13 15 19 2
0
1 ABDUL MALIK 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 0 1 2 1 1
2 ABEL SAPUTRA 0 0 1 2 0 1 2 2 2 0 0 0 1 3 4 2
3 AFIFA D 0 2 1 2 0 1 2 2 2 0 2 2 1 2 4 1
4 ALIYYA R 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2
5 ASTUTI N 0 0 1 0 0 1 0 2 0 2 2 2 1 3 2 2
6 BELFA RIFALDI 0 1 1 0 0 2 2 0 1 0 2 0 2 1 1 1
7 BRIGITA A 0 1 1 2 0 1 2 0 3 2 2 0 3 2 3 3
8 CAHYA A 2 1 2 0 2 0 2 0 1 0 0 0 1 2 2 1
9 CAROLINE SRI 0 2 2 2 0 0 2 0 1 2 2 0 2 1 3 2
10 DEVI S 0 1 1 0 0 1 2 0 1 2 2 2 2 2 3 1
11 DIMAS ADITYA 2 0 1 0 2 1 2 2 1 0 2 0 3 2 1 1
12 DIMAS S 0 1 1 0 0 2 0 0 1 2 2 0 1 1 1 2
157
13 DYAH A 0 2 1 2 0 1 0 0 1 2 2 2 1 1 3 2
14 EDELLIYA 0 2 1 0 0 2 2 2 1 2 2 0 2 1 1 1
15 FAQIH A 2 1 1 0 2 0 2 0 1 0 0 2 0 0 2 0
16 GIOVANI RAKA 0 2 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
17 GLADY SHIFA 0 1 2 2 0 3 0 2 1 0 2 2 2 2 2 3
18 IMELL ZEBUA 2 2 2 0 2 2 2 0 1 0 2 0 2 1 3 1
19 KAHFITA K. 0 0 1 0 0 1 2 0 1 2 2 2 2 3 2 2
20 KHAIRUNNISA 0 2 2 0 0 3 2 0 1 2 2 0 1 2 2 2
21 MIA SASTRO 0 1 1 2 0 1 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2
22 MUHAMMAD A 2 0 2 0 2 1 0 0 1 2 2 0 2 2 2 2
23 MUHAMMAD Z 0 1 1 0 0 3 0 2 1 0 0 0 1 1 0 1
24 MOZAYA N 2 1 2 0 2 1 2 0 1 2 2 0 3 2 3 1
25 NAWAETUNA 0 1 1 2 0 1 2 0 1 2 2 0 2 2 4 1
26 NAYLA A 0 0 2 2 0 1 2 0 1 2 2 0 1 1 3 2
27 NOVITA S 0 0 2 2 0 1 0 0 2 0 2 0 2 3 4 2
28 RADDIEF EZRA 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2
29 RAISA SAKILA 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2
158
30 SAFA ELVINA 2 1 2 0 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 3 2
31 SAFIRA AISHA 2 2 1 0 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 3 2
32 SAKIYA ZULFA 0 1 1 2 0 3 2 2 2 2 2 0 2 1 3 2
33 SALSABILA R. 0 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 1 2 2 1
34 SALYSA L 0 2 2 2 0 1 2 2 1 2 0 2 2 1 3 2
35 SHEILLAWATI 0 1 1 0 0 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1
36 SHINTANA M. 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
37 SITI MARSELIA 2 1 1 0 2 1 0 0 1 2 2 0 2 2 3 1
38 SYBIL LALITA 0 1 1 0 0 0 2 0 1 0 2 2 2 2 3 3
39 TINA MELIANA 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 2 0 1 1 3 1
40 VANYA A 2 0 2 0 2 0 2 2 2 0 0 0 2 1 3 2
41 ACE VENTURA 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0
0 0 0 4
42 FRILLO A 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 0 1 1 3 1
43 LINDA K 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1
44 TRY SANTY 0 1 1 2 0 1 2 2 1 0 0 0 2 2 2 1
45 SITI MARIANA 0 1 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 2 1 3 1
46 FIKRI NUR 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
159
47 SAPHIRA EVA 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 0 0 2 1 3 1
48 MIZPA ALFA 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 2 0 3 3 3 2
49 HIDAR A 0 0 1 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 1 1 1
50 JESSICA M 0 1 1 2 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 3 1
51 RENDY Z 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 2 0 1 1 1 1
52 ANISA TASYA 0 1 1 0 0 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1
53 IZATUNNISA 0 2 1 0 0 0 2 2 1 2 2 0 3 1 3 1
54 TRI W 0 0 0 0 0 1 2 2 1 2 0 0 2 1 2 1
55 TATA CALISTA 0 1 1 0 0 2 2 0 1 0 2 0 1 1 2 1
56 JACKSON C 0 1 1 0 0 0 0 0 1 2 0 0 2 1 4 1
57 REGINA 2 1 1 0 2 1 0 0 2 0 2 0 1 1 4 1
58 CHOIRUNNISA 0 2 1 0 0 2 2 2 1 0 2 2 1 1 2 2
59 EKA AGUSTINA 0 1 1 0 0 1 0 2 1 0 2 2 2 2 2 1
Keterangan:
P1= penyelidikan ilmiah
P2= penjelasan ilmiah
160
14 EDELLIYA 0 0 2 1 2 2 0 2 1 1 1 2 2 1 2
15 FAQIH A 0 2 0 1 0 0 2 0 0 2 0 0 2 1 2
16 GIOVANI RAKA 2 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2
17 GLADY SHIFA 2 0 2 1 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 0
18 IMELL ZEBUA 0 2 0 1 0 2 0 2 1 3 1 2 1 2 2
19 KAHFITA K. 0 0 0 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2
20 KHAIRUNNISA 0 0 0 1 2 2 0 1 2 2 2 3 0 1 2
21 MIA SASTRO 2 0 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
22 MUHAMMAD A 0 2 0 1 2 2 0 2 2 2 2 1 1 1 0
23 MUHAMMAD Z 0 0 2 1 0 0 0 1 1 0 1 3 0 2 0
24 MOZAYA NABILA 0 2 0 1 2 2 0 3 2 3 1 1 1 1 2
25 NAWAETUNA 2 0 0 1 2 2 0 2 2 4 1 1 1 2 2
26 NAYLA ASH 2 0 0 1 2 2 0 1 1 3 2 1 1 1 2
27 NOVITA SAVITRI 2 0 0 2 0 2 0 2 3 4 2 1 0 2 0
28 RADDIEF EZRA S. 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 2
29 RAISA SAKILA 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 1 1 2 2
30 SAFA ELVINA 0 2 2 2 2 2 0 2 2 3 2 0 1 2 2
162
31 SAFIRA AISHA Y. 0 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 0
32 SAKIYA ZULFA 2 0 2 2 2 2 0 2 1 3 2 3 2 1 2
33 SALSABILA R. 0 0 2 2 2 2 0 1 2 2 1 0 1 1 0
34 SALYSA LEGITA 2 0 2 1 2 0 2 2 1 3 2 1 1 1 2
35 SHEILLAWATI 0 0 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2
36 SHINTANA M. 2 0 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2
37 SITI MARSELIA Y. 0 2 0 1 2 2 0 2 2 3 1 1 0 2 0
38 SYBIL LALITA A. 0 0 0 1 0 2 2 2 2 3 3 0 1 1 2
39 TINA MELIANA 0 0 0 2 0 2 0 1 1 3 1 2 1 1 0
40 VANYA ALISHA Z 0 2 2 2 0 0 0 2 1 3 2 0 1 1 2
41 ACE VENTURA 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 2
0 4 0
42 FRILLO ARVIAN 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 1 1 0 2
0
43 LINDA K 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
44 TRY SANTY 2 0 2 1 0 0 0 2 2 2 1 1 0 0 2
45 SITI MARIANA 0 0 0 1 0 0 0 2 1 3 1 0 1 1 2
46 FIKRI NUR 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
47 SAPHIRA EVA 2 0 0 1 0 0 0 2 1 3 1 0 0 1 2
163
48 MIZPA ALFA 0 0 0 1 0 2 0 3 3 3 2 0 1 1 0
49 HIDAR ASSEGAF 0 0 0 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 2 2
50 JESSICA M 2 0 0 1 0 2 0 1 1 3 1 1 0 1 0
51 RENDY Z 2 0 0 1 0 2 0 1 1 1 1 0 1 1 0
52 ANISA TASYA 0 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0
53 IZATUNNISA 0 0 2 1 2 2 0 3 1 3 1 0 1 1 2
54 TRI WULANDARI 0 0 2 1 2 0 0 2 1 2 1 1 2 1 2
55 TATA CALISTA 0 0 0 1 0 2 0 1 1 2 1 2 0 0 2
56 JACKSON C 0 0 0 1 2 0 0 2 1 4 1 0 1 1 0
57 REGINA 0 2 0 2 0 2 0 1 1 4 1 1 1 1 0
58 CHOIRUNNISA 0 0 2 1 0 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2
59 EKA AGUSTINA 0 0 2 1 0 2 2 2 2 2 1 1 2 1 0
Keterangan:
K1: bidang kesehatan
K2: bidang sumber daya alam
K3: bidang lingkungan
K4: bidang batasan sains dan teknologi
164
24 MOZAYA NABILA 11 12 10 10 11
25 NAWAETUNA 12 11 10 12 10
26 NAYLA ASH 8 12 12 8 9
27 NOVITA SAVITRI 8 9 9 12 9
28 RADDIEF EZRA S. 9 9 9 9 10
29 RAISA SAKILA 12 12 12 12 11
30 SAFA ELVINA 10 12 12 11 11
31 SAFIRA AISHA Y. 10 9 9 9 8
32 SAKIYA ZULFA 10 11 10 10 11
33 SALSABILA R. 10 9 8 9 8
34 SALYSA LEGITA 8 8 8 9 9
35 SHEILLAWATI 8 10 11 9 10
36 SHINTANA M. 9 12 10 11 10
37 SITI MARSELIA Y. 12 9 9 9 10
38 SYBIL LALITA A. 12 12 12 12 11
39 TINA MELIANA 9 9 9 10 10
40 VANYA ALISHA Z 10 10 9 9 9
41 ACE VENTURA 12 9 12 12 11
42 FRILLO ARVIAN 9 9 9 9 8
43 LINDA K 9 9 8 9 7
44 TRY SANTY 10 9 9 9 7
45 SITI MARIANA 10 10 11 11 11
46 FIKRI NUR 7 3 3 3 6
47 SAPHIRA EVA 9 10 9 9 10
48 MIZPA ALFA 11 11 10 9 9
49 HIDAR ASSEGAF 9 9 8 9 9
50 JESSICA MINERVA 9 9 9 9 9
166
51 RENDY Z 11 12 10 12 10
52 ANISA TASYA 11 9 9 11 10
53 IZATUNNISA 9 9 9 9 9
54 TRI WULANDARI 9 9 9 9 9
55 TATA CALISTA 9 9 9 10 7
56 JACKSON C 9 12 12 12 10
57 REGINA 9 9 9 9 9
58 CHOIRUNNISA 10 9 10 11 11
59 EKA AGUSTINA 12 12 12 12 9
167
No Ilmiah)
Nama Peserta Didik Nilai No Nama Peserta Didik Nilai
1 ABDUL MALIK H. 100,00 1 ABDUL MALIK H. 52,63
2 ABEL SAPUTRA 0,00 2 ABEL SAPUTRA 52,63
3 AFIFA DZAKIYA I. 0,00 3 AFIFA DZAKIYA I. 63,15
4 ALIYYA RAHAYU 100,00 4 ALIYYA RAHAYU 71,05
5 ASTUTI NINGSIH 0,00 5 ASTUTI NINGSIH 47,36
6 BELFA RIFALDI 0,00 6 BELFA RIFALDI 36,84
7 BRIGITA ALICE S. 0,00 7 BRIGITA ALICE S. 65,78
8 CAHYA ARKANIA 100,00 8 CAHYA ARKANIA 31,57
9 CAROLINE SRI D. 0,00 9 CAROLINE SRI D. 55,26
10 DEVI SETIAWATI 0,00 10 DEVI SETIAWATI 52,63
11 DIMAS ADITYA R. 100,00 11 DIMAS ADITYA R. 42,10
12 DIMAY SEPTIYADI 0,00 12 DIMAY SEPTIYADI 36,84
13 DYAH ANDRIYANI 0,00 13 DYAH ANDRIYANI 52,63
14 EDELLIYA 0,00 14 EDELLIYA 50,00
15 FAQIH ABDULLAH 100,00 15 FAQIH ABDULLAH 23,68
16 GIOVANI RAKA K. 0,00 16 GIOVANI RAKA K. 76,31
17 GLADY SHIFA 0,00 17 GLADY SHIFA 63,15
18 IMELL ZEBUA 100,00 18 IMELL ZEBUA 47,36
19 KAHFITA K. 0,00 19 KAHFITA K. 52,63
20 KHAIRUNNISA 0,00 20 KHAIRUNNISA 55,26
21 MIA SASTRO 0,00 21 MIA SASTRO 57,89
22 MUHAMMAD A 100,00 22 MUHAMMAD A 42,10
23 MUHAMMAD Z 0,00 23 MUHAMMAD Z 28,94
24 MOZAYA NABILA 100,00 24 MOZAYA NABILA 52,63
25 NAWAETUNA 0,00 25 NAWAETUNA 55,26
26 NAYLA ASHIFANI 0,00 26 NAYLA ASHIFANI 50,00
27 NOVITA SAVITRI 0,00 27 NOVITA SAVITRI 52,63
28 RADDIEF EZRA S. 100,00 28 RADDIEF EZRA S. 78,94
29 RAISA SAKILA 100,00 29 RAISA SAKILA 57,89
30 SAFA ELVINA 100,00 30 SAFA ELVINA 57,89
31 SAFIRA AISHA Y. 100,00 31 SAFIRA AISHA Y. 60,52
32 SAKIYA ZULFA 0,00 32 SAKIYA ZULFA 65,78
33 SALSABILA R. 0,00 33 SALSABILA R. 42,10
34 SALYSA LEGITA S. 0,00 34 SALYSA LEGITA S. 63,15
35 SHEILLAWATI H. 0,00 35 SHEILLAWATI H. 50,00
174
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
KemampuanLiterasiSains 59 66.6780 9.59964 29.00 88.00
N 59
Normal Parametersa,b Mean 66.68
Std. Deviation 9.600
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .068
Negative -.085
Test Statistic .085
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
204
N 59
Normal Parametersa,b Mean 8.51
Std. Deviation 1.879
Most Extreme Differences Absolute .213
Positive .143
Negative -.213
Test Statistic .213
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KOMPETENSI 59 10.00 72.50 44.7881 13.79724
PENGETAHUAN 59 10.00 72.50 44.7881 13.79724
KONTEKS 59 10.00 72.50 44.7881 13.79724
Valid N (listwise) 59
Aspek Kompetensi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KOMP1 59 7.69 92.30 43.6746 21.01396
KOMP2 59 10.52 63.15 46.4654 12.33494
KOMP3 59 .00 87.50 43.2203 21.44083
Valid N (listwise) 59
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
P1 59 .00 100.00 25.4237 43.91693
P2 59 10.52 76.31 45.8476 14.07143
Valid N (listwise) 59
206
Aspek Konteks
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KONTEKS1 59 14.28 78.57 47.9373 16.04261
KONTEKS2 59 .00 60.00 20.3390 16.81195
KONTEKS3 59 .00 80.00 43.0508 19.23128
KONTEKS4 59 .00 100.00 50.8475 48.85899
Valid N (listwise) 59
Aspek Sikap
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
SP1 59 16.00 48.00 2312.00 39.1864 5.29631
SP2 59 6.00 12.00 564.00 9.5593 1.22152
Valid N (listwise) 59
207
SEDANG Count 2 4 26 10 2 44
% of Total 3.4% 6.8% 44.1% 16.9% 3.4% 74.6%
TINGGI Count 1 0 6 0 1 8
Total Count 5 5 36 10 3 59
% of Total 8.5% 8.5% 61.0% 16.9% 5.1% 100.0%
SEDANG Count 4 10 26 4 44
TINGGI Count 1 0 6 1 8
% of Total 1.7% 0.0% 10.2% 1.7% 13.6%
Total Count 8 11 35 5 59
% of Total 13.6% 18.6% 59.3% 8.5% 100.0%
209
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 10.223a 8 .250
Likelihood Ratio 12.254 8 .140
N of Valid Cases 59
a. 13 cells (86.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .36.
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 9.476a 6 .149
Likelihood Ratio 9.842 6 .131
N of Valid Cases 59
a. 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .47.
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 8.460a 6 .206
Likelihood Ratio 8.971 6 .175
N of Valid Cases 59
a. 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .59.
210
Correlations
Keterampilan
LiterasiSains Argumentasi
Spearman's rho Literasi Correlation Coefficient 1.000 .418**
Sains Sig. (2-tailed) . .001
N 59 59
Ketera Correlation Coefficient .418** 1.000
mpilan Sig. (2-tailed) .001 .
Argume N 59 59
ntasi
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
211