Anda di halaman 1dari 260

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN LITERASI SAINS

DENGAN KETERAMPILAN ARGUMENTASI PESERTA


DIDIK SMA PADA MATERI VIRUS

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Farahdiba Putriana
NIM. 11160161000003

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

iii
ABSTRAK

Farahdiba Putriana (11160161000003). “Hubungan Antara Kemampuan


Literasi Sains Dengan Keterampilan Argumentasi Peserta Didik SMA Pada
Materi Virus”, Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan literasi
sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik pada materi virus. Penelitian
ini dilaksanakan di SMAN 90 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah
survei dengan teknik korelasional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Sampel penelitian berasal dari
kelas X yang berjumlah 59 peserta didik. Hasil data penelitian menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kemampuan literasi sains 66,68 termasuk kategori sedang,
sedangkan tingkat keterampilan argumentasi peserta didik berada pada level 3.
Teknik korelasi yang digunakan yaitu korelasi spearman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai korelasi sebesar 0,418 dengan kategori hubungan yang
cukup, sehingga 𝐻0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik
SMA pada materi virus.

Kata kunci: kemampuan literasi sains; keterampilan argumentasi; korelasi;


spearman; virus

iv
ABSTRACT

Farahdiba Putriana (11160161000003). “The Correlation Between Science


Literacy Skills and Argumentation Skills of High School Students on Viruses”,
Biology Tadris Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science,
Syarif Hidayatullah Jakarta State Islamic University.

This study aimed to determine the correlation between science literacy skills and
the argumentation skills students on viruses. This research was conducted at
SMAN 90 Jakarta. The research method used was a servey with correlation
techniques. The sampling technique was carried out using simple random
sampling technique. The research sample came from class X, amounting to 59
students. The results of the research data showed that the mean score of scientific
literacy skills was 66,68, while the argumentation skills level of students was at
level 3. The correlation technique used was spearman correlation. The result
showed that the correlation value was 0,418, which was included in the sufficient
correlation category, so that
𝐻0 was accepted. This shows that there is a correlation between scientific literacy
skills and argumentation skills of high school students on virus material.

Keyword: scientific literacy skills; argumentation skills; correlation; spearman;


virus.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan karunia dan rahmat-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan
salam juga terlimpahkan kepada Baginda Rasulullah saw.

Selama proses penulisan skripsi banyak sekali hambatan serta rintangan


yang dihadapi, namun penulis mendapatkan banyak dukungan, motivasi, dan do’a
dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, L.C., M.A., selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M. Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. Ketua Prodi Tadris Biologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan banyak ilmu dan waktu serta sabar membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
4. Seluruh dosen Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini telah memberikan banyak ilmu
kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Bapak Nana Juhana, M.Pd. selaku Kepala SMAN 90 Jakarta yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian. Bapak Marsudi Jaya
selaku guru SMAN 90 dan para staff administrasi yang telah membantu dan
memberikan arahan kepada penulis selama proses penelitian.
6. Peserta didik kelas X SMAN 90 Jakarta yang telah membantu selama proses
penelitian.
7. Teruntuk kedua orang tua, bapak Tito Aziz S.Pd. dan ibu Wiwiek Widati,
S.Pd. serta adik Dhania Qisti yang tak henti-hentinya memberikan dukungan,
motivasi, do’a, dan keperluan moril maupun materil kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.

vi
8. Teman-teman pejuang skripsi dan wisuda Lu’lu Maulida, Sisi Hernanda
Pratama, Dea Pusparani, Intan Dwi Cahyani, Mutiara Dwi Abdullah yang
senantiasa membagikan pengetahuan, pengalaman, dan dukungan kepada
penulis.
9. Sahabat The Hollak yang selalu memberikan semangat dan menjadi tempat
berkeluh kesah penulis.
10. Seluruh teman-teman Tadris Biologi angkatan 2016 yang selalu saling
membagikan ilmu, pengalaman selama masa perkuliahan.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah memberikan pahala yang berlipat ganda kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan skripsi. Aamiin ya robbal ‘alamin. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Jakarta, 24 Maret 2021

Farahdiba Putriana

vii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI…………………………... i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI………………… ii
LEMBANG PENGESAHAN PENGUJI………………………………... iii
ABSTRAK………………………………………………………………… iv
ABSTRACT………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR……………………………………………………. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR...…………………………………………………… x
DAFTAR TABEL….……………………………………………………... xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xiii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………….. 4
C. Batasan Masalah…………………………………………………… 5
D. Rumusan Masalah………………………………………………….. 5
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 5
F. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 5
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN 7
HIPOTESIS……………………………………………………………….
A. Deskripsi Teoritis………………………………………………….. 7
1. Literasi…………………………………………………………… 7
2. Keterampilan Argumentasi………………………………………. 13
3. Kajian Materi Virus……………………………………………… 16
B. Kajian Penelitian Relevan…………………………………………. 16
C. Kerangka Pikir…………………………………………………….. 17
D. Hipotesis…………………………………………………………… 21
BAB III METODOLOGI PENELITAN……………………………….. 22
A. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………… 22
B. Metode Penelitian…………………………………………………. 22

viii
C. Populasi dan Sampel………………………………………………. 23
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………… 24
E. Instrumen Penelitian………………………………………………. 25
1. Tes Kemampuan Literasi Sains………………………………….. 26
2. Soal Keterampilan Argumentasi…………………………………. 27
F. Kalibrasi Instrumen……………………………………………….. 28
1. Uji Validitas……………………………………………………… 28
2. Uji Reliabilitas…………………………………………………… 28
3. Uji Tingkat Kesukaran…………………………………………… 29
4. Uji Daya Pembeda……………………………………………….. 30
G. Teknik Analisis Data………………………………………………. 31
1. Pengolahan Data Statistik Kemampuan Literasi Sains………....... 31
2. Pengolahan Data Non Statistik Kemampuan Literasi Sains…....... 32
3. Analisis Tahapan Keterampilan Argumentasi Menurut Kerangka 34
Model Toulmin Argumentation Pattern (TAP)……………..........
4. Analisis Hubungan antara Kemmapuan Literasi Sains dengan 35
Keterampilan Argumentasi Peserta Didik……………………….
H. Hipotesis Statistik…………………………………………………. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….. 38
A. Data Hasil Kemampuan Literasi Sains……………………………. 38
B. Analisis Jawaban Kemampuan Literasi Sains…………………….. 42
C. Data Analisis Keterampilan Argumentasi…………………………. 45
D. Korelasi…………………………………………………………….. 51
E. Pembahasan………………………………………………………... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 68
A. Kesimpulan………………………………………………………… 68
B. Saran……………………………………………………………….. 68
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………. 73

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pikir..................................................................................20


Gambar 4. 1 Contoh Butir Soal nomor 10 dan Jawaban Peserta didik..................43
Gambar 4. 2 Contoh Butir Soal Nomor 3 dan Jawaban Peserta Didik..................44
Gambar 4. 3 Contoh Butir Soal Nomor 7 dan Jawaban Peserta Didik..................45

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Indikator Penilaian Domain Kompetensi PISA....................................10


Tabel 3. 1 Rekapitulasi Sampel Penelitian.............................................................23
Tabel 3. 2 Jenis Soal Instrumen Tes Literasi Sains................................................25
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Literasi Sains.............................................26
Tabel 3. 4 Kerangka Analisis untuk Menilai Keterampilan Argumentasi
Peserta Didik.........................................................................................27
Tabel 3. 5 Rangkuman Analisis Tes Kemampuan Literasi Sains..........................28
Tabel 3. 6 Kriteria Reliabilitas...............................................................................29
Tabel 3. 7 Hasil Pengujian Reliabilitas Tes Literasi Sains....................................29
Tabel 3. 8 Kategori Tingkat Kesukaran Soal.........................................................29
Tabel 3. 9 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Literasi Sains...........30
Tabel 3. 10 Kriteria Daya Pembeda Soal...............................................................30
Tabel 3. 11 Hasil Rangkuman Daya Pembeda Soal Kemampuan Literasi Sains .
31 Tabel 3. 12 Pengelompokkan Kedudukan Peserta Didik..................................32
Tabel 3. 13 Kategori Nilai Kemampuan Literasi Sains.........................................32
Tabel 3. 14 Penentuan Skor Aspek Sikap Peserta Didik.......................................32
Tabel 3. 15 Kategori Aspek Sikap Literasi Sains Peserta Didik............................33
Tabel 3. 16 Kerangka Analisis untuk Menilai Keterampilan Argumentasi
Peserta Didik model TAP (Diadopsi dari Yanti Herlanti....................34
Tabel 3. 17 Rubrik Penilaian Kualitas Argumentasi..............................................35
Tabel 3. 18 Kriteria Tingkat Kekuatan Korelasi....................................................36
Tabel 4. 1 Hasil Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik..................................38
Tabel 4. 2 Kategori Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik..............................38
Tabel 4. 3 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Kompetensi...........................39
Tabel 4. 4 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Pengetahuan (Konten)...........40
Tabel 4. 5 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Konteks.................................41
Tabel 4. 6 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap.....................................41
Tabel 4. 7 Level Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Soal Nomor Satu.....46
Tabel 4. 8 Level Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Soal Nomor Dua......48

xi
Tabel 4. 9 Level Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Soal Nomor Tiga.....50
Tabel 4. 10 Uji Normalitas Tes Kemampuan Literasi Sains..................................52
Tabel 4. 11 Uji Normalitas Keterampilan Argumentasi........................................52
Tabel 4. 12 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan Keterampilan
Argumentasi Soal Satu........................................................................53
Tabel 4. 13 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan Keterampilan
Argumentasi Soal Dua........................................................................53
Tabel 4. 14 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan Keterampilan
Argumentasi Soal Tiga........................................................................53
Tabel 4. 15 Hasil Chi Square Crosstab..................................................................54
Tabel 4. 16 Hasil Uji Korelasi Spearman..............................................................55

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Soal Keterampilan Argumentasi.......................................74


Lampiran 2 Rubrik Penilaian Soal Keterampilan Argumentasi.............................80
Lampiran 3 Soal Validasi Kemampuan Literasi Sains..........................................81
Lampiran 4 Hasil Validasi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Sains...............116
Lampiran 5 Sebaran Soal Hasil Tes Kemampuan Literasi Sains.........................118
Lampiran 6 Instrumen Soal Tes Kemampuan Literasi Sains..............................119
Lampiran 7 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Literasi Sains............................133
Lampiran 8 Data Mentah Kemampuan Literasi Sains.........................................152
Lampiran 9 Rekapitulisai Nilai Tes Literasi Sains..............................................167
Lampiran 10 Hasil Literasi Sains Apek Kompetensi...........................................169
Lampiran 11 Hasil Kemampuan Literasi Sains Aspek Pengetahuan...................173
Lampiran 12 Hasil Literasi Sains Aspek Konteks..............................................175
Lampiran 13. Hasil Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap.............................179
Lampiran 14. Hasil Jawaban Keterampilan Argumentasi Peserta Didik............181
Lampiran 15. Hasil Uji Statistik Kemampuan Literasi Sains dan Keterampilan
Argumentasi.................................................................................203
Lampiran 16. Hasil Deskriptif Statistik Aspek Kemampuan Literasi Sains........205
Lampiran 17. Crosstab Soal Argumentasi...........................................................207
Lampiran 18. Hasil Uji Chi Square......................................................................209
Lampiran 19. Hasil Uji Korelasi..........................................................................210
Lampiran 20. Surat Izin Penelitian......................................................................211
Lampiran 21. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.............................212
Lampiran 22. Lembar Uji Referensi...................................................................213
Lampiran 23. Contoh Jawaban Peserta Didik......................................................225

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.1
Proses pembelajaran merupakan cara peserta didik untuk mengetahui,
mengevaluasi, dan menerapkan segala sesuatu yang didapatkan ke dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan sangat penting bagi manusia karena melalui
pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan
hidup, kemajuan teknologi informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya
serta perkembangan pendidikan di tingkat internasional merupakan salah satu
tantangan yang sedang dihadapi oleh Indonesia.2 Ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) pada era globalisasi ini tengah berkembang lebih spesifik.
Perkembangan tersebut muncul sebagai akibat dari kebutuhan setiap individu
yang berbeda-beda, baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu aspek yang
paling terlihat yaitu terdapat dibidang pendidikan. Pendidikan Informasi dan
teknologi yang semakin maju menjadikan cara belajar yang bervariasi, kreatif, dan
inovatif bagi peserta didik. Hal tersebut menuntut pendidikan di Indonesia untuk
memperbarui sistem pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman.
Ketatnya tantangan yang harus dihadapi masyarakat, maka dibutuhkan
beberapa perubahan dalam sistem pendidikan yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk menghadapi setiap aspek kehidupan global. Seperti yang kita ketahui bahwa
tujuan pendidikan pada dasarnya hanya akan tercapai apabila didukung oleh
berbagai faktor, misalnya seperti kualitas pengajar, metode pengajaran, disiplin

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, h.1.


1

2
Kemendikbud, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republlik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2013, (Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013),
h.2.

1
2

belajar dan mengajar, buku pelajaran, dan penyusunan materi yang disusun
berdasarkan kurikulum yang tersedia, yaitu kurikulum 2013.3 Kurikulum 2013
sangat mengutamakan pembentukan karakter. Kurikulum 2013 juga sesuai dengan
perkembangan pendidikan sains, yang mana pendidikan di seluruh dunia
menyepakati agar dapat membangun generasi yang memahami sains, maka
diperlukan adanya pengembangan dalam berbagai hal penting. Berdasarkan hal
tersebut dunia pendidikan menuntut seseorang untuk memiliki literasi sains.
Literasi sains memandang pentingnya keterampilan berpikir dan bertindak
yang melibatkan penguasaan berpikir dan menggunakan cara berpikir saintifik
dalam mengenal dan menyikapi permasalahan yang terjadi. Literasi sains penting
bagi peserta didik untuk memahami lingkungan, kesehatan, ekonomi, sosial
modern, dan teknologi. Oleh karena itu, penilaian literasi sains penting untuk
mengetahui tingkat literasi sains peserta didik guna mencapai kemampuan literasi
sains yang tinggi, sehingga mutu pendidikan di Indonesia dapat meningkat dan
dapat bersaing dengan Negara lain.4
Pemahaman tentang sains dan teknologi penting bagi seseorang untuk
kesiapan hidup dalam masyarakat modern. Hal ini memungkinkan seseorang
untuk berpartisipasi di dalam masyarakat dan dalam penentuan kebijakan publik,
dimana isu IPTEK berdampak bagi kehidupan. Pemahaman sains dan teknologi
juga memberikan kontribusi yang signifikan untuk kehidupan pribadi, sosial,
professional, dan budaya setiap orang.5
Berdasarkan hasil penilaian kemampuan literasi sains yang telah direkam di
dalam The Programme For International Student Assessment (PISA), dari tahun
ke tahun memperlihatkan bahwa Indonesia selalu berada di peringkat bawah.
Terakhir pada tahun 2018, dimana Indonesia berada di peringkat ke-74 dari 79
negara dengan

3
Ngurah Mahendra Dinatha dan Dek Ngurah Laba Laksana, “Kesulitan Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran IPA Terpadu”, Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, Vol.2 No 2, 2017, h.2.
4
S N Pratiwi, C Carl, and N S Aminah, “Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi Sains
Siswa”, Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), Vol.2 No 1, 2019, h.35.
5
OECD, PISA 2012: Assesment and Analytical Framework Mathematics, Reading,
Sciences, Problem Solving, and Financial Literacy, OECD Publishing, 2013,
http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en. p.98.
3

skor rata-rata membaca 371, matematika 379, dan sains 396.6 Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat literasi sains di Indonesia masih berada pada posisi
jauh dibawah rata-rata.
Salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan kemampuan literasi sains
yaitu dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memahami sains
dalam kehidupan sehari-hari, serta berargumentasi dalam mengahadapi masalah
sehari- hari. Argumen ini akan dapat dijadikan bekal untuk menangani berbagai
masalah dan isu pengetahuan yang ada di kehidupan sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan oleh Djohar Maknun, menyatakan bahwa “Apabila
kemampuan literasi sains siswa meningkat, maka kemampuan argumentasi siswa
juga meningkat”.7 Sehingga, keterampilan argumentasi peserta didik dapat
dimunculkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi
sains peserta didik. Peserta didik yang berliterasi sains adalah peserta didik yang
dapat menguraikan, memeriksa fenomena alam, dan mampu identifikasi isu-isu
ilmiah berdasarkan situasi dan kondisi, serta mampu memecahkan permasalahan
yang terjadi dalam kehidupan dengan tujuan mengembangkan kemampuan literasi
sains yang dimilikinya.8
Kemampuan keterampilan argumentasi peserta didik penting untuk diketahui
karena beberapa alasan. Pertama, keterampilan argumentasi dapat digunakan
untuk menentukan tindakan apa yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Kedua, argumentasi dalam pembelajaran sains merupakan salah satu cara untuk
mengembalikan tujuan pendidikan sains secara seimbang.9

6
OECD, PISA 2018 (Volume 1) What Students Know and Can Do, 2019,
https://read.oecd- ilibrary.org/education/pisa-2018-results-volume-i_5f07c754-en#page28. Diakses
pada 31 Januari 2020.
7
Djohar Maknun, “Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Literasi
Sains dan Kualitas Argumentasi Siswa Pondok Pesantren Daru Uluum PUI Majalengka pada
Diskusi Sosiosaintifik IPA”, Jurnal Tarbiyah, Vol.21 No 1, 2014, h.144.
8
Fatma Setiawati, “Korelasi Kemampuan Argumentasi dan Kemampuan Literasi Sains
Siswa Kelas XI IPA Dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Batusangkar”, Skripsi IAIN
Batusangkar, 2018, h.2.
9
Ninda Dwi Cahya Devi, Evi Susanti, dan Nurma Yunita Indrianti, “Analisis
Kemampuan Argumentasi Siswa pada Materi Larutan Penyangga”, Jurnal Kimia dan Pendidikan
Kimia (JKPK), Vol.3 No 3, 2018, h.153.
4

Dunia pendidikan saat ini membutuhkan peserta didik untuk mengasah


keterampilan berargumen. Jimenez Aleixandre & Erduran, mengemukakan bahwa
“Argumentasi merupakan solusi untuk hampir semua masalah dalam pendidikan
sains, di satu sisi membantu siswa mempelajari hal-hal yang sulit dipelajari
misalnya dalam mengevaluasi bukti dan di sisi lain berpotensi membantu guru
memahami dan mendukung proses pembelajaran di kelas sains”.10
Prinsip sains dimanfaatkan untuk mengatasi masalah atau mengambil
keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang
relevan dapat membangun kesadaran peserta didik akan pentingnya sains dalam
menentukan karir dan sebagai anggota masyarakat. Hal ini sesuai dengan
pembelajaran sains yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang
pentingnya sains apabila dikaitkan dengan masyarakat di masa kini dan yang akan
datang.11 Adanya keterampilan literasi sains dan argumentasi diharapkan peserta
didik dapat bersaing secara global dan menjadikan mutu pendidikan di Indonesia
menjadi lebih baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut dijadikan sebagai dasar untuk melakukan
penelitian yang berjudul: “Hubungan antara Kemampuan Literasi Sains
dengan Keterampilan Argumentasi Peserta Didik SMA Pada Materi Virus”.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tantangan arus globalisasi terkait isu-isu sains, perkembangan IPTEK yang
menjadikan sistem pendidikan berkembang, sehingga membutuhkan beberapa
kemampuan peserta didik yaitu mengenai kemampuan literasi sains dan
keterampilan argumentasi.

10
Sibel Erduran & Maria Pilar Jimenez Aleixandre, Argumentation in Science Education:
An Overview, (Netherlands: Springer Research, 2007), h.3.
11
Mufida Nofiana dan Teguh Julianto,”Upaya Peningkatan Literasi Sains Melalui
Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal”, BIOSFER: Jurnal Tadris Pendidikan Biologi, Vol.9
No 1, 2018, h.25.
5

2. Rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia pada tingkat


Internasional dalam penilaian The Programme for International Student
Assesment (PISA).
3. Pentingnya kemampuan keterampilan argumentasi peserta didik SMA dalam
pembelajaran sains yang bertujuan untuk mengambil keputusan terhadap
permasalahan yang terjadi.

C. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada masalah terkait hubungan antara kemampuan
literasi sains dan keterampilan argumentasi sebagai berikut:
1. Kemampuan literasi sains yang diukur dalam penelitian ini berdasar aspek
PISA, yaitu aspek kompetensi, pengetahuan (konten), konteks dan sikap.
2. Keterampilan argumentasi peserta didik diukur melalui model TAP (Toulmin
Argumentation Pattern).

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah : “Apakah terdapat hubungan
antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi peserta
didik SMA pada materi virus?”

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan
literasi sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik SMA pada materi
virus.

F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:

1. Bagi guru
Memberikan alternatif cara dalam pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan literasi sains peserta didik dan memberikan gambaran mengenai
6

ketercapaian literasi sains peserta didik sehingga dapat dijadikan sebagai


referensi bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran dengan
memaksimalkan penguasaan literasi sains peserta didik serta mengasah
keterampilan berargumentasi peserta didik.

2. Bagi Peserta Didik


Melatih peserta didik dalam mengerjakan soal berupa literasi sains dan
mengembangkan keterampilan argumentasi dalam memberikan tanggapan
serta pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi peneliti lain


Memberikan informasi mengenai hubungan kemampuan literasi sains peserta
didik dengan keterampilan argumentasi, sehingga dapat sebagai masukan
ketika akan melakukan penelitian yang relevan.
BAB II
DEKSRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis
1. Literasi
Literasi secara luas diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berbahasa
yang mencakup kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.1 Istilah
kata, “literasi” berasal dari bahasa Latin litteratus (litera), yang setara dengan kata
letter yang bermakna ‘kemampuan membaca dan menulis’ dan berkembang
menjadi ‘kemampuan mengembangkan pengetahuan tertentu’.2 Literasi
merupakan kemampuan seseorang dalam memahami dan menginterpretasikan
suatu informasi yang didapatkan ketika membaca atau menulis pada informasi
yang diberikan atau ditemukan.3
Definisi Literasi menurut UNESCO yang dikemukakan oleh Silvia adalah
“Kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat,
berkomunikasi, dan menghitung, menggunakan bahan tertulis yang terkait dengan
berbagai konteks”.4 Secara umum arti literasi ialah kemampuan seseorang untuk
mengolah dan memahami setiap informasi ketika membaca atau menulis yang
diterima melalui berbagai sumber.5
Berdasarkan beberapa pengertian literasi secara umum, dapat diartikan bahwa
literasi merupakan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, ataupun
berbicara untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan dari berbagai sumber.

1
Nyi Nyoman Padmadewi dan Luh Putu Artini, Literasi di Sekolah dari Teori ke Praktik,
(Bali: Nilacakra, 2018), h.1.
2
Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud, Desain Induk Gerakan Literasi
Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2019), h.7
3
Nur Solichah, “Mentoring Berbasis Literasi dan Kolaborasi Pengawas untuk
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI SMK Binaan dalam Menerapkan Model
Pembelajaran”, Jurnal Pendidkan Konvergensi, Vol.7 Edisi 33, 2020, h.132.
4
Silvia Montoya, Defining Literacy, (Hanburg: UNESCO, 2018), h.1.
http://gaml.uis.unesco.org/wp-content/uploads/sites/2/2018/12/4.6.1_07_4.6-defining-literacy.pdf .
5
Aprida, Niken Palupi, dkk, Peningkatan Literasi Di Sekolah Dasar, (Madiun: Bayfa
Cendekia Indonesia, 2020), h.1.

7
8

Dalam perkembangannya definisi literasi semakin bervariasi, salah satunya adalah


literasi sains.
a. Kemampuan Literasi Sains

Literasi sains (Scientific Literacy) berasal dari dua kata Latin yaitu literature
yang artinya diawali dengan melek huruf, atau berpendidikan, sedangkan scientia
memiliki arti pengetahuan. Literasi sains diartikan sebagai pemahaman atas sains
dan cara penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari.6 Literasi sains dalam
Science for All Americans (SAA) didefinisikan untuk mengenal alam, memahami
konsep kunci dan prinsip sains, memiliki penalaran ilmiah, dan mampu
menggunakan pengetahuan ilmiah untuk tujuan pribadi dan sosial.7

Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah


untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta menarik kesimpulan berdasarkan fakta,
memahami karakteristik sains, dan teknologi membentuk lingkungan alam,
intelektual dan budaya, dan terlibat serta peduli terhadap isu-isu yang
berhubungan dengan sains.8 Literasi sains merupakan kemampuan, kecakapan,
dan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik dalam menggunakan
pengetahuan dan pemahaman konsep serta proses sains dalam mengidentifikasi,
memperoleh pengetahuan, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menarik
kesimpulan berdasarkan fakta melalui kehidupan manusia.9

Literasi sains mengacu pada empat poin utama. Pertama, pengetahuan ilmiah
dan pemanfaatan pengetahuan untuk mengidentifikasi masalah, memperoleh
pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah dan menarik kesimpulan

6
Yanti Fitria, dan Widya Indra, Pengembangan Model Pembelajaran PBL Berbasis
Digital untuk Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan dan Literasi Sains, (Sleman: Budi
Utama, 2020), h.60-61.
7
Karenann Jurecki and Matthew C.F Wander, “Science Literacy, Critical Thinking, and
Scientific Literature: Guidelines for Evaluating Scientific Literature in the Classroom”, Journal of
Geoscience Education, Vol.60 No 2, 2012, p.100.
8
OECD, PISA 2015 Result Volume I: Exellence and Equality in Education PISA, (Paris:
OECD Publishing, 2016), p.28.
9
Reny Kristowati, Agung Purwanto, “Pembelajaran Literasi Sains Melalui Pemanfaatan
Lingkungan”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.2 No 2, 2019, h.186.
9

berdasarkan bukti permasalahan ilmiah. Kedua, memahami ciri-ciri utama


berdasarkan pengetahuan dan inquiri seseorang. Ketiga, mengenali bagaimana
ilmu pengetahuan dan teknologi membentuk lingkungan, intelektual, dan budaya.
Keempat, terlibat kedalam masalah dan gagasan yang terkait dengan sains.10

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai literasi sains, maka dapat


disimpulkan bahwa kemampuan literasi sains adalah kemampuan yang dimiliki
oleh peserta didik dalam menggunakan pengetahuan dan pemahaman sains untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan literasi sains pada peserta didik tergantung pada pengetahuan


ilmiah mereka, baik pengetahuan tentang dunia alami dan pengetahuan tentang
sains itu sendiri serta sikap mereka terhadap isu-isu yang berhubungan dengan
sains.11 Literasi ilmiah juga dikatakan sebagai proses pengetahuan dan
pemahaman konsep-kosep ilmiah yang bertujuan untuk pengambilan keputusan,
baik keputusan pribadi, urusan sipil dan budaya, serta produktivitas ekonomi.12

Kemampuan literasi sains dalam pembelajaran mengharapkan peserta didik


memiliki beberapa kompetensi atau kemampuan. Diantara kemampuan tersebut,
yaitu: memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses ilmiah
di kehidupan era digital, kemampuan menentukan keputusan yang berasal dari
rasa ingin tahu serta berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, memiliki
kemampuan menjelaskan dan memprediksi fenomena, melakukan komunikasi
dengan melibatkan kemampuan membaca suatu permasalahan ilmu pengetahuan,
memiliki kemampuan mengidentifikasi permasalahan ilmiah dan teknologi
informasi, kemampuan mengevaluasi informasi berdasarkan sumber dan
metode yang

10
OECD, “PISA 2012: Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading,
Science, Problem Solving and Financial Literacy”, OECD Publishing, 2013,
http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en, p.100.
11
OECD, Assesing Scientific, Reading, and Mathematical Literacy: A Framework From
PISA 2006, (USA: OECD, 2006), P.43.
12
Ruth Jarman and Billy Mc.Clune, Develophing Scientific Literacy, (New York: Mc-
Graw-Hill, 2007), p.2
10

didapatkan, dan mampu menarik kesimpulan, argumen, dan mengevaluasi


argumen berdasarkan bukti dan data.13

Berdasarkan framework PISA 2018, kemampuan literasi sains terdiri dari


empat domain, yaitu: domain konteks, kompetensi, pengetahuan, dan sikap yang
akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Domain Konteks dan Situasi
Domain konteks penting dalam penilaian sains PISA yaitu keterlibatan sains
dalam situasi apapun. Fokus materi penilaian PISA tidak hanya terletak di kelas
saja, tetapi berkaitan dengan diri sendiri (individual), keluarga atau teman
(personal), dengan komunitas (sosial) ,dan dengan kehidupan di seluruh dunia.
Penilaian literasi sains PISA bukan menilai konteks, tetapi menilai kompetensi,
pengetahuan, serta sikap yang berkaitan dengan konteks.
2) Domain Kompetensi
Pendidikan sains dalam PISA berfungsi untuk mempersiapkan seseorang ikut
berpartisipasi dalam kondisi masyarakat yang telah mengalami kemajuan
teknologi dan sains. Dengan demikian, pendidikan sains perlu mengembangkan
kemampuan peserta didik mengenai hakikat sains, prosedur sains, kekuatan dan
batasan sains.14 Penilaian domain kompetensi PISA 2018 terbagi menjadi tiga
aspek, terdapat dalam tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Indikator Penilaian Domain Kompetensi PISA15
Indikator Keterangan
Menjelaskan Fenomena - Menerapkan pengetahuan ilmiah yang
Secara Ilmiah sesuai
- Mengidentifikasi dan menghasilkan model
representasi penjelasan
- Membuat dan membenarkan prediksi yang
sesuai
- Menawarkan hipotesis penjelas
- Menjelaskan implikasi dari pengetahuan
bagi masyarakat
13
Ibid, h.186.
14
Laila Azwani Panjaitan, Pengembangan Literasi Sains di Sekolah, (Guepedia: Bogor,
2019), h.60.
15
OECD, PISA 2018 Assessment and Analytical Framework, (Paris: OECD Publishing,
2019), p.104-105.
11

Mengevaluasi, dan - Mengidentifikasi pertanyaan dalam studi


Merancang Penyelidikan ilmiah
Ilmiah - Membedakan pertanyaan dalam
penyelidikan
- Mengeksplorasi pertanyaan secara ilmiah
- Mengevaluasi pertanyaan secara ilmiah
- Mengevaluasi berbagai cara dalam
keandalan data, objektivitas, dan
penjelasan
Menafsirkan Data dan - Mentranformasi data
Bukti Ilmiah - Menganalisis, menafsirkan data, dan
menarik kesimpulan
- Mengidentifikasi bukti, asumsi, dan alasan
dibalik kesimpulan
- Membedakan argumen berdasarkan bukti
dan teori ilmiah
- Mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti
dari berbagai sumber

3) Domain Pengetahuan Sains


Domain pengetahuan diperlukan untuk memahami alam dan pengalaman
dalam pribadi, sosial, dan global. Domain pengetahuan merupakan pemahaman
tentang fakta-fakta, konsep, dan penjelasan teori yang menjadi dasar pengetahuan
ilmiah.16 Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang
diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan terhadap alam
melalui kegiatan manusia.17 Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan sains dalam
PISA tidak hanya diperoleh melalui pengetahuan yang terdapat di sekolah,
melainkan dapat melalui sumber informasi lainnya. Dengan demikian
pengetahuan yang dinilai akan diperoleh dari bidang fisika, kimia, biologi, ilmu
bumi, dan ruang angkasa serta teknologi yang sesuai lainnya, sehingga
pengetahuan memiliki keterkaitan dengan situasi nyata, serta mewakili setiap
konsep ilmiah yang penting.18
4) Domain Sikap

16
Ibid., h.16.
17
Laila Azwani Panjaitan, op.cit, h.56-57.
18
OECD, PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathmeatics, Reading,
Science, Problem Solving, and Financial Literacy, (OECD Publishing, 2013), p.109
http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en.
12

Kemampuan sikap literasi sains merupakan peran penting dalam minat dan
tanggapan seseorang terhadap sains dan teknologi secara umum dan terhadap
masalah yang mempengaruhi secara khusus. Salah satu tujuan pendidikan sains
yaitu agar peserta didik berbagi perilaku yang membangun mereka cengerung
memperhatikan masalah ilmiah dan memperoleh serta menerapkan pengetahuan
ilmiah dan teknologi, baik untuk keuntungan pribadi maupun sosial dan global.19
Mengacu pada beberapa pernyataan sebelumnya, maka kemampuan literasi
sains terbagi menjadi empat domain besar, yaitu domain konteks dan situasi yaitu
keterlibatan sains dalam situasi apapun, domain kompetensi, domain pengetahuan
meliputi masalah pribadi, sosial, maupun global, dan domain sikap.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Sains


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi literasi sains, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa motivasi, minat,
ketekunan, kecerdasan, dan lain sebagainya. Faktor eksternal antara lain seperti:
kurikulum, guru, metode pembelajaran, bahan ajar yang digunakan, dan
sebagainya.20
Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi literasi sains siswa, yaitu: proses
pembelajaran, sikap sains peserta didik, dan minat baca. Proses pembelajaran
memiliki hubungan positif terhadap literasi sains siswa. Apabila proses
pembelajaran di sekolah berjalan dengan baik, maka semakin baik tingkat literasi
sains. Sikap sains memiliki hubungan positif dengan literasi sains. Semakin
banyak peserta didik yang menerapkan sikap sains, maka semakin baik tingkat
literasi sains yang dimilikinya. Minat baca juga memiliki hubungan positif
terhadap literasi sains. Artinya semakin sering seseorang membaca maka akan
meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya, dan meningkat pula tingkat literasi
sains peserta didik.21

19
Ibid, p.110.
20
Anita Fibonacci, Literasi Sains dan Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia,
(Salayo: Insan Cendekia Mandiri, 2020), h.27.
21
Atiqah Miftakhul Jannah, Hadi Suwono, Amy Tenzer, “Profile and Factors Affecting
Student’s Scientific Literacy of Senior High School”, AIP Conference Procedings, Vol.2215 No
070021, 2020, p.6.
13

PISA 2015 menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam


penilaian literasi, seperti karakteristik latar belakang peserta didik, keluarga dan
pendidikan yang selama ini didapatkan oleh peserta didik. Selain itu, terdapat pula
faktor proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah terkait sistem atau lainnya.
Termasuk juga lingkungan belajar ataupun lingkungan sekolah yang mendukung
pembelajaran sains, seperti laboratorium, kurikulum sekolah, dan nilai yang
dikaitkan dengan sains.22
Berdasarkan pemaparan mengenai faktor yang mempengaruhi literasi sains,
maka dapat dikatakan bahwa terdapat faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi: minat baca, sikap sains peserta didik, motivasi, kecerdasan, ketekunan,
latar belakang keluarga, pendidikan, dan sebagainya. Faktor eksternal meliputi:
proses pembelajaran, kurikulum, bahan ajar, guru, lingkungan pembelajaran, dan
lain sebagainya.

2. Keterampilan Argumentasi
a. Definisi Keterampilan Argumentasi
Argumentasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari
sains. Argumentasi juga merupakan dasar yang melandasi peserta didik dalam
pembelajaran, proses berpikir dan berkomunikasi serta bertindak layaknya ilmuan
sejati. Adanya komunikasi didalam proses pembelajaran dapat menimbulkan adu
argumentasi sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan atau menyangkal
pernyataan secara ilmiah, disertai dengan alasan yang kuat.23 Sampson dan
Scheilgh menyatakan “alasan” disini harus menggambarkan dukungan dalam
mengambil kesimpulan yang diperoleh dari penelitian.24
Definisi argumentasi pada umumnya adalah wacana dimana seseorang
dalam hal ini peserta didik mengambil posisi, memberikan suatu alasan dan

22
OECD, PISA 2015 Assessmen and Analytucal Frawork:Science, Reading,
Mathematics, Financial and Literacy and Collaborative Problem Solving Revisies Edition, (Paris:
OECD Publishing, 2017), p.109, http://dx.doi.org/10.1787/9789264281820-en.
23
Riezky Maya Purbosari, dkk, “Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Biologi FKIP UNS Pada Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan”, Bioedukasi: Jurnal
Pendidikan Biologi, Vol.8 No 2, h.29.
24
Sampson, V. & Sceilgh, S. Scientific Argumentation in Biology: 30 Classroom Activities,
(United States of America: National Science Teachers Association, 2013), h.xi.
14

bukti untuk mempertahankan posisi atau pendapatnya, dan menunjukkan


argumen lawannya untuk menyembunyikan ide peserta didik lain ketika
mereka memiliki pandangan/pendapat yang berbeda.25

Argumentasi adalah kegiatan meyakinkan seseorang untuk penerimaan sudut


pandang untuk membentuk proposisi yang membenarkan ataupun menyangkal
proporsisi tersebut, hal ini diungkapkan oleh Eemeren, “Argumentation is a
verbal, social, anda rational activity aimed at convincing a reasonable critic of
the acceptability of a standpoint by putting forward a constellation of propositions
justifying or refuting the proposition expressed in the standpoint”.26
Argumentasi merupakan proses penarikan kesimpulan yang shahih dari
sebuah keputusan terhadap kesimpulan. Argumentasi tidak hanya sebuah deksripsi
tentang bagaimana seseorang biasa berpikir, tetapi argumentasi lebih kepada
bagaimana seseorang berpikir. Berpikir dalam hal ini adalah berpikir secara tertib.
Dengan demikian, berargumentasi perlu diketahui banyak orang agar tidak
sembarangan dalam menarik sebuah kesimpulan.27 Argumentasi juga diartikan
sebagai rangkaian pernyataan untuk meyakinkan seseorang terhadap suatu hal
dengan memberikan alasan/bukti untuk sebuah kesimpulan.28
Berdasarkan definisi argumentasi dari berbagai ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa argumentasi merupakan sebuah wacana yang berusaha untuk meyakinkan
atau membuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, sikap, atau keyakinan
dengan didukung oleh fakta-fakta, sehingga seseorang mampu meyakinkan dan
membuktikan bahwa apa yang diutarakan tersebut benar atau tidak.
b. Tujuan Argumentasi
Argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pendengar atau pembaca mengenai
penerimaan sudut pandang. Argumentasi dipandang sebagai hal penting dalam
proses sains. Terdapat tiga alasan dan tujuan pentingnya argumentasi dalam

25
Angela M, Cindy E, and Gijsbert Erkens, Collaborative Learning, Reasoning, and
Technology, (United States of America: Laurence Erlbaum Associates, 2006), p.356.
26
Frans H. Van Eemeren, and Rob Grootendorst, A Systematic Theory of Argumentation:
The Progma-Dialectical Approach, (New York: Cambridge University Press, 2004), h.1.
27
Donny Gahral Adian, Herdito Sandi Pratama, Teknik Berargumentasi Berpikir Sebagai
Kecakapan Hidup Logika Terapan, (Jakarta: Kencana Prenata Media, 2013), h.16
28
A’an Effendi, Dyah Octhorina Susanti, Logika Argumentasi Hukum, (Jakarta:
Pranamedia Group, 2020), h.122.
15

pembelajaran. Pertama, argumentasi digunakan untuk meningkatkan dan


mengembangkan pengetahuan ilmiahnya. Kedua, argumentasi digunakan oleh
individu dalam perdebatan ilmiah. Ketiga argumentasi digunakan oleh peserta
didik dalam pembelajaran untuk memperkuat pemahamannya.29
Tujuan berargumentasi ialah untuk mempengaruhi dan mengumpulkan
banyak dukungan orang lain, sehingga dapat mendukung atau memihak terhadap
suatu argumentasi atau pendapat yang dikemukakan.30 Selain itu, pendapat lain
mengatakan bahwa argumentasi juga bertujuan untuk mempengaruhi seseorang
dalam membenarkan pendapat yang diajukan, dengan mengemukakan suatu
argumentasi maka seseorang akan menyetujui bahwa pendapat atau keyakinan
seseorang yang mengemukakan pendapat tersebut benar.31
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka tujuan
keterampilan argumentasi adalah untuk mempengaruhi dan meyakinkan seseorang
dalam pengambilan keputusan guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi di
kehidupan masyarakat. Sebab argumentasi menjadi tolak ukur dalam membuat
keputusan, menentukan keputusan dan kesimpulan yang tepat pada setiap pilihan
yang ada.

c. Model Argumentasi TAP


Ada beberapa pola atau model argumen, di antaranya adalah Silogisme,
Toulmin, dan Co-Oriental. Model yang paling lengkap yang dapat
menggambarkan ketiga kriteria argumen informal yang dikemukakan oleh Inch
(klaim, pendukung klaim, dan usaha mempengaruhi) adalah model argumentasi
Toulmin. Model argumentasi Toulmin mengungkapkan bahwa argumen bentuk
dasarnya terdiri dari tiga kategori yaitu: data (D), klaim (K), dan penjamin
(warrant/W).

29
Sibel Erduran, Jonathan Osborrne, & Shirley Simon, The Role of Argumentation In
Developing Scientific Literacy, Research and The Quality of Science Education, (Netherlands:
Springer, 2005), p.383.
30
Y.B. Adhimasana, Logika Ilmu Berpikir Lurus, (Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press, 2016), h.232.
Biologi, Vol. 6 No 3, 2020, h.313.
16
31
Yunita Rahayu, Seuherman, Jujun Ratnasari, “Keterampilan Argumentasi Siswa pada
Materi Sistem Gerak SMAN Kabupaten Sukabumi Indonesia”, BIODIK: Jurnal Ilmiah
Pendidikan

Biologi, Vol. 6 No 3, 2020, h.313.


17

Dalam analisis Model Argumentasi Toulmin, dikenal dengan Data, Klaim,


Warrant, Backing, Kualifikasi dan Sanggahan. Data, dimana peserta didik dapat
menginformasikan apa saja yang mereka ketahui. Klaim, dimana peserta didik
berpendapat berdasarkan informasi yang diperoleh atau argumentasi peserta didik
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Warrant, dimana peserta didik dapat
menghubungkan data dan klaim dengan menuliskan contoh, menuliskan apa saja
yang diketahui dalam soal matematis, menuliskan persamaan. Backing, dimana
peserta didik menjawab semua pertanyaan yang diminta oleh soal. Kualifikasi,
dimana jawaban dari peserta didik akurat sesuai dengan teori. Sanggahan, dimana
peserta didik harus menolak sebuah pernyataan yang dianggap mereka salah.32

3. Kajian Materi Virus


Materi Virus merupakan salah satu materi atau konsep yang terdapat pada
mata pelajaran biologi tepatnya di kelas X semester ganjil. Materi virus dipilih
karena saat ini permasalahan perkembangan virus terus meningkat yang banyak
menimbulkan dampak dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep dan materi yang berhubungan dengan masyarakat luas dalam
kehidupan sehari-hari tentu saja menimbulkan kasus-kasus yang berhubungan
dengan virus. Dengan adanya kasus tersebut dapat disajikan sebagai bahan untuk
melatih keterampilan berargumentasi peserta didik.

B. Kajian Penelitian Relevan


Penelitian yang telah dilakukan mengenai kualitas argumen siswa, adalah
penelitian yang dilakukan oleh Yanti Herlanti, dkk, mengenai kualitas
argumentasi pada diskusi isu sosiosaintifik mikrobiologi melalui weblog. Hasil
analisis terhadap kualitas argumentasi menunjukkan secara sosial partisipan
mampu mencapai argumentasi level 5, adapun secara individual skor rata-rata
kualitas argumentasi adalah 3. Pengembangan kerangka “scaffolding” diperlukan
untuk

32
Putri Handayani, Murtiati, dan Sardianto, “Analisis Argumentasi Peserta Didik Kelas X
SMA Muhammadiyah 1 Palembang Dengan Menggunakan Model Argumentasi Toulmin”, Jurnal
Inovasi dan Pembelajaran Fisika, Vol. 2 No. 1, 2021, h.61.
18

mempertahankan kualitas argumentasi secara sosial dan meningkatkan kualitas


argumentasi secara individual.33
Penelitian relevan lainnya yaitu oleh Fatma Setiawati menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan argumentasi
dengan kemampuan literasi sains kelas XI IPA dengan angka korelasi 0,75. 34
Penelitian literasi sains oleh Adinda Rahmayani. Hasil dari penelitian
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penerapan metode isu
sosiosaintifik pada kemampuan literasi sains peserta didik. Hasil yang didapatkan
yaitu menghasilkan pengaruh yang positif dengan menggunakan metode isu
sosiosaintifik.35
Terdapat pula penelitian yang dilakukan oleh Nurul Faiqoh mengenai
keterampilan argumentasi. Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan
keterampilan argumentasi siswa kelas x dan XI MIPA SMA Batik 1 Surakarta
memiliki pemenuhan unsur argumentasi sebagai berikut: 68% siswa
menggunakan klaim ketika berargumentasi, 60% siswa menyertakan warrant
(pembenaran atau alasan), 52% siswa menggunakan data (bukti) dengan benar,
44% siswa menggunakan backing (dukungan atau sumber) dan 0% rebuttal
(sanggahan).36
Penelitian Djohar Maknun yang menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan dengan metode dan evaluasi
bervariasi. Ditemukan pula bahwa pembelajaran kontekstual melalui diskusi isu
sosiosaintifik dapat meningkatkan literasi sains dan kualitas argumentasi siswa.
Diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,850 artinya ada hubungan yang kuat
antara kualitas argumentasi pradiskusi dengan pascadiskusi pada diskusi isu
sosiosaintifik.

33
Yanti Herlanti, dkk, “Kualitas Argumetnasi pada Diskusi Isu Sosiosaintifik
Mikrobiologi Melalui Weblog”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), Vol. 1 No 2, 2012,
h.168.
34
Fatma Setiawati, Korelasi Kemampuan Argumentasi dan Kemampuan Literasi Sains
Siswa Kelas XI IPA Dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Batusangkar”, Skripsi IAIN
Batusangkar, h.89.
35
Adinda Rahmayani, “Pengaruh Metode Isu Sosiosaintifik Terhadap Kemampuan
Literasi Sains Peserta Didik”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018, h.70.
36
Nurul Faiqoh, et.al, “Profil Keterampilan Argumentasi Siswa Kelas X dan XI MIPA di
SMA Batik 1 Surakarta pada Materi Keanekaragaman Hayati”, Journal Of Biology Education,
Vol. 7 No 3, 20218, h.174.
19

Pembelajaran kontekstual yang dikaitkan dengan isu sosiosaintifk IPA merupakan


hal baru dan cukup menarik minat belajar siswa.37

C. Kerangka Pikir
Tantangan arus globalisasi dari berbagai isu-isu terkait sains, teknologi,
lingkungan, sosial tengah dihadapi oleh sistem pendidikan nasional. Hal tersebut
menuntut pendidikan di Indonesia untuk memperbarui sistem pendidikan sesuai
dengan perkembangan zaman. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah
pendidikan sains. Peserta didik yang memiliki pengetahuan untuk memahami
fakta ilmiah serta hubungan antara sains, teknologi dan masyarakat, dan mampu
menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah – masalah dalam
kehidupan nyata disebut dengan masyarakat berliterasi sains.
Hasil penilaian kemampuan literasi sains yang telah direkam di dalam The
Programme For International Student Assessment (PISA), dari tahun ke tahun
memperlihatkan bahwa Indonesia selalu berada di tingkat bawah yaitu 74 dari 79
negara. Tingkat pencapaian literasi sains di Indonesia yang rendah tersebut
menjadi salah satu landasan empiris terciptanya kurikulum 2013. Dalam
kurikulum 2013 terlihat jelas literasi sains melalui pembelajaran ilmiah. Pada
pembelajaran ilmiah melibatkan proses dan sikap sains sehingga peserta didik
mampu mengkonstruk ilmu pengetahuannya sendiri.
Keterampilan argumentasi siswa penting untuk diketahui karena untuk
mengembalikan tujuan pendidikan secara seimbang. Jimenez Aleixandre &
Erduran, mengemukakan bahwa argumentasi merupakan solusi untuk hampir
semua masalah dalam pendidikan sains, di satu sisi membantu siswa mempelajari
hal-hal yang sulit dipelajari misalnya dalam mengevaluasi bukti dan di sisi lain
berpotensi membantu guru memahami dan mendukung proses pembelajaran di
kelas.

37
Djohar Maknun, “Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Literasi
Sains dan Kualitas Argumentasi Siswa Pondok Pesantren Daarul Uluum PUI Majalengka pada
Diskusi Sosiosaintifik IPA”, Jurnal Tarbiyah, Vol.21 No 3, 2014, h.119.
20

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa kemampuan literasi sains


siswa meningkat, maka kemampuan argumentasi siswa juga meningkat. Artinya,
seseorang yang memiliki literasi sains yaitu seseorang yang mampu menjelaskan,
memprediksi fenomena alam, dan mampu mengidentifikasi isu-isu ilmiah
berdasarkan situasi dan kondisi, serta mampu memecahkan permasalahan yang
terjadi dalam kehidupan dengan tujuan mengembangkan kemampuan literasi sains
yang dimilikinya.
Prinsip sains dimanfaatkan untuk mengatasi masalah atau mengambil
keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.. Hal ini sesuai dengan
pembelajaran sains yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang
pentingnya sains apabila dikaitkan dengan masyarakat di masa kini dan yang akan
datang. Dengan demikian terdapat korelasi antara kemampuan literasi sains
dengan keterampilan argumentasi. Kerangka pikir penelitian ini terdapat pada
Gambar 2.1 berikut.
21

Tantangan arus globalisasi isu-isu terkait sains


mengharapkan pemahaman akan sains

Kemampuan literasi sains Keterampilan Argumentasi


(X) (Y)

Menanggapi isu-isu dan memberikan tanggapan serta keputusan ilmiah


Solusidalam pembelajaran sains
Kemampuan untuk mengenal dan
menyikapi isu-isu sains
untukmengembangkan literasi
Meningkatkan cara berpikir
saintifik

Analisis korelasi kemampuan literasi sains


(X) dengan keterampilan argumentasi (Y)

Gambar 2. 1 Kerangka Pikir


22

D. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Ilmiah
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara
kemampuan literasi sains peserta didik dengan keterampilan argumentasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA 90 Jakarta yang berada di Jalan Sabar
Pesanggrahan No.14, Petukangan Selatan , Jakarta Selatan. Waktu penelitian ini
dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021, dari bulan Oktober-
November 2020.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei dengan pendekatan
kuantitatif. Teknik yang digunakan yaitu korelasional. Penelitian korelasional
adalah penelitian yang dilakukan untuk menilai adanya hubungan antar dua
variabel.1
Teknik korelasional penelitian bertujuan untuk mempelajari hubungan suatu
variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa
variabel yang ditentukan dengan koefisien konversi (bivariat) dan keberartian
(signifikan) secara statistik. Adanya perbedaan antara satu variabel atau lebih,
tidak berarti ada perbedaan atau hubungan sebab akibat dari variabel terhadap
variabel lainnya.2 Dalam penelitian ini penulis memiliki 2 variabel, yaitu:
1. Variabel (X), kemampuan literasi sains
2. Variabel (Y), keterampilan argumentasi

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek dan objek yang
memiliki karakteristik dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

1
Sandu Siyoto, M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), h.100.
2
Asep Saepul Hamdi, dan E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Deepublish, 2014), h.8.

22
23

kesimpulannya.3 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
X MIPA SMAN 90 Jakarta. Populasi terdiri atas lima kelas dengan jumlah
sebanyak 200 peserta didik. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Sampel dari penelitian ini
sebanyak 59 responden yang berasal dari sebagian populasi. Alasan digunakannya
ukuran sampel sebesar 59 responden karena menurut Gay, Mills, and Airasian,
“Minimal sampel yang dipilih dalam penelitian korelasional berjumlah 30
responden”.5 Selain itu, keterbatasan waktu dalam proses penelitian menyebabkan
hanya sebagian responden yang digunakan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Teknik
ini dilakukan secara random sampling, yaitu pengambilan sampel dipilih secara
acak. Berikut disajikan tabel hasil rekapitulasi sampel penelitian.
Tabel 3. 1 Rekapitulasi Data Sampel Penelitian

Indikator Jumlah
Laki-laki 17
Jenis Kelamin Perempuan 42
15 15
Usia 16 43
18 1
Wirausaha 5
Wiraswasta 29
TNI 1
Petani 1
Dokter 1
Pegawai BUMN 2
Buruh 7
Pekerjaan Ayah Guru 1
Security 2
PNS 1
Supir 2
Ojek Online 2
PPSU 1
Tidak Bekerja 4

3
Indra Jaya, Penerapan Statistik untuk Penelitian Pendidikan Edisi Pertama, (Jakarta:
Pranamedia, 2019), h.17.
4
Ibid, h.27.
5
L.R.Gay, Geoffray E.Mills, and Peter Airasian, Educational Research: Competencies For
Analysis and Applications, (United States Of America: Pearson, 2012), h.205.
24

Ibu Rumah Tangga 48


Karyawan Swasta 4
Pekerjaan Ibu Guru 2
Wirausaha 2
PNS 1
SD 6
Pendidikan SMP 6
Ayah SMA 34
Perguruan Tinggi 13
SD 10
SMP 8
Pendidikan Ibu SMA 25
Perguruan Tinggi 16
Sains 6
Sosial 8
Jurusan Ayah Bahasa 0
Lainnya 45
Sains 6
Sosial 6
Jurusan Ibu Bahasa 2
Lainnya 45

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tes
Tes ialah suatu prosedur yang sistematis untuk mengukur kemampuan
seseorang. Pengukuran tersebut bersifat objektif mengenai kemampuan atau
tingkah laku seseorang, sehingga dapat dituliskan dengan angka, skala ataupun
kategori.6 Pada penelitian ini, digunakan tes dalam bentuk tes tertulis. Tes tertulis
adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik pertanyaan maupun jawabannya.
Tes tertulis dalam instrumen kemampuan literasi sains ini mencakup tes obyektif
dan tes uraian. Penelitian ini, menggunakan instrument tes berjumlah 20 soal
yang

6
A. Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan
Kegiatan Penhendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2015), h.93.
25

terdiri dari 15 soal kognitif dan 5 soal sikap. Pembagian jenis soal tes terdapat
pada Tabel 3.2.

Tabel 3. 2 Jenis Soal Instrumen Tes Literasi Sains


Jenis Soal Nomor Soal
Pilihan Ganda (PG) 4, 5, 7, 8, 11, 13, 15,
Essay 1, 3, 6, 10, 17, 18, 19, 20
Sikap 2, 9, 12, 14, 16

Tes keterampilan argumentasi dimuat dalam bentuk soal melalui google


formulir sebanyak tiga soal wacana. Argumentasi peserta didik akan dianalisis
menggunakan kerangka model Toulmin Argumentation Pattern (TAP). Penilaian
keterampilan argumentasi yang bersifat tertulis dilakukan dengan beberapa pola
argumentasi yang berakhir pada kerangka hasil modifikasi Yanti Herlanti dari
kerangka Inch et al dan Dowson & Venville.

E. Instrumen Penelitian
1. Tes Kemampuan Literasi Sains
Instumen merupakan alat ukur yang digunakan dalam mengumpulkan data
penelitian sesuai dengan teknik pengumpulan data yang dipilih.7 Instrumen yang
digunakan untuk mengukur kemampuan literasi sains peserta didik adalah berupa
instrumen tes uraian dan tes obyektif. Instrumen kemampuan literasi sains dilihat
dari aspek PISA yaitu aspek konten, kompetensi, pengetahuan, dan sikap. Tes ini
dibagikan kepada peserta didik melalui media google formulir.
Tes literasi sains disusun berdasarkan kisi-kisi yang sebelumnya
dikembangkan melalui Kompetensi Dasar (KD) materi virus kelas X semester
ganjil. Kisi-kisi instrumen tes kemampuan literasi sains dibuat berdasarkan
indikator materi virus dengan mengaitkan indikator aspek pengetahuan,
kemampuan, dan sikap yang diadopsi dari penelitian terdahulu. Kisi-kisi tes
kemampuan literasi sains dimuat dalam Tabel 3.3.

7
Vigih Hery Kristantao, Metodologi Penelitian Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), h.66.
26

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Literasi Sains8


Indikator Nomor Soal Aspek Kompetensi PISA Nomor Jumlah
Pembelajaran Mengidenti Menjelaskan Menggu Soal Soal
fikasi Isu- Fenomena nakan Sikap
isu Ilmiah secara Bukti- Aspek
Ilmiah bukti PISA
Ilmiah
3.4.1
Mengidentifika
- 1 (K3,P2) - 2(S1) 2
si ciri-ciri dan
struktur virus
3.4.2
Mengklasifikas 3(K3,P2)
- - - 2
i jenis-jenis 4(K1,P2)
virus
3.4.3
menjelaskan 6(K2,P2)
5(K1,P1) - - 3
cara hidup dan 7(K4,P2)
replikasi virus
3.4.4
Menganalisis 8(K1,P2)
peranan virus
dalam 10(K1,P2) 9(S2)
17(K1,P2)
kehidupan dan 20(K1,P 12(S1)
18(K1,P2) 13
lingkungan 11(K1,P2) 2) 14(S1)
19(K1,P2)
16(S1)
13(K1,P2)

15(K1,P2)
Jumlah Soal 6 6 3 5 20
Keterangan :
Aspek Konteks PISA:
K1= Kesehatan
K2= Sumber daya alam
K3= Lingkungan
K4= Batasan Sains dan Teknologi
Aspek Pengetahuan atau Konten PISA:
P1= Penyelidikan
Ilmiah P2= Penjelasan
Ilmiah Aspek Sikap
PISA:
S1= Minat terhadap sains
S2= Dukungan terhadap inkuiri ilmiah

8
Adinda Rahmayani, “Pengaruh Metode Diskusi Isu Sosiosaintifik terhadap Kemampuan
Literasi Sains Peserta Didik”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2019), h.30.
27

2. Soal Keterampilan Argumentasi


Insturmen untuk mengukur keterampilan argumentasi menggunakan soal
yang berisi wacana. Kualitas keterampilan argumentasi tertulis dinilai
menggunakan model Toulmin Argumentation Pattern (TAP) yang kemudian
dimodifikasi oleh Yanti Herlanti yang berasal dari pola Inch et.al dan Dowson &
Venville. Alasan dilakukannya modifikasi karena pola ini mampu
menggambarkan kemampuan argumentasi secara individu. Adapun model
penilaian kemampuan argumentasi yang telah dimodifikasi adalah sebagai
berikut:

Tabel 3. 4 Kerangka Analisis untuk Menilai Keterampilan Argumentasi


Peserta Didik 9

Level Keterangan
1 Wacana mengandung Klaim (K)
2 Wacana mengandung Klaim dan Data (DK)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin tanpa
pendukung (backing) (DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin dengan
pendukungnya (backing), tanpa pengecualian dan
atau pengecualian (DKWB)
5 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin dengan
pendukungnya (backing), dan qualifier/kualitas
dan/atau pengecualian (DKWBQR)

9
Yanti, Herlanti, Blogquest: Pemanfaatan Media Sosial pada Pembelajaran Sains
Berbasis Isu Sosiosaintifik untuk Mengembangkan Keterampilan Berargumentasi dan Literasi
Universitas Pendidikan Indonesia, 2014), h.27.
28
Sains, (Bandung: Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia, 2014), h.27.


29

F. Kalibrasi Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Uji Validitas menggunakan software SPSS 25. Uji validitas instrumen
ini menggunakan Pearson Correlation. Data dianalisis dengan menghitung
koefisien korelasi sebanyak soal yang digunakan dan dinilai dengan jumlah total
skor.
Hasil Uji Validitas instrumen tes kemampuan literasi sains menunjukkan
valid seluruh soal dengan jumlah 15 soal dari 15 soal. Artinya seluruh soal
kemampuan literasi sains dalam tahap uji coba valid semua dan layak untuk
digunakan sebagai instrumen penelitian. Adapun rangkuman analisis tes
kemampuan literasi sains dihitung dengan software SPSS 25 tersaji pada Tabel
3.5.
Tabel 3. 5 Rangkuman Analisis Tes Kemampuan Literasi Sains

Keterangan Nomor Soal Jumlah Nomor Soal Jumlah Total


Pilihan Ganda Uraian
(PG)
Valid 4, 5, 7, 8, 11, 13, 7 1, 3, 6, 10, 8 15
15 17, 18, 19,
20
Tidak Valid - - - - -

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas tes pada hakikatnya terkait keandalan instrumen, yaitu seberapa
jauh instrumen dapat menghasilkan hasil yang kurang lebih sama apabila
diterapkan pada sampel yang sama.10 Pengukuran instrumen dikatakan reliabel
apabila hasil pengukuran suatu tes akan tetap konsisten setelah dilakukan secara
berulang-ulang. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha
Cronbach dengan software SPSS 25. Adapun kriteria koefisien reliabilitas yang
digunakan terdapat pada Tabel 3.6.

Elex Media Komputindo, 2013), h.53.


30

10
Sufren, dan Yonathan Natanael, Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak, (Jakarta:

Elex Media Komputindo, 2013), h.53.


31

Tabel 3. 6 Kriteria Reliabilitas11


INTERVAL KRITERIA
< 0.200 Sangat rendah
0.2 – 0.399 Rendah
0.4 – 0.599 Cukup
0.6 – 0.799 Tinggi
0.8 – 1.00 Sangat tinggi

Hasil pengujian Reliabilitas pada instrumen tes kemampuan literasi sains


menunjukkan perbedaan antara soal pilihan ganda dan uraian, dimana untuk soal
pilihan ganda termasuk kategori rendah dan pada soal uraian kategori tinggi.
Berikut hasil rangkuman pengujian Reliabilitas instrumen tes literasi sains
menggunakan softwawre SPSS 25 yang tersaji pada Tabel 3.7
Tabel 3. 7 Hasil Pengujian Reliabilitas Tes Literasi Sains

Jenis Soal Reliabilitas Kriteria


Pilihan ganda 0.584 Cukup
Uraian 0.735 Tinggi

3. Tingkat Kesukaran
Uji Tingkat Kesukaran butir soal bertujuan untuk menentukan butir tes
apakah tergolong mudah, sedang atau bahkan sukar bagi peserta didik yang akan
dilakukan pengukuran, sehingga dapat mendeskripsikan kemampuan yang
dimilikinya.12 Uji Tingkat Kesukaran soal dihitung menggunakan software SPSS
25. Kategori tingkat kesukaran soal terdapat pada Tabel 3.8
Tabel 3. 8 Kategori Tingkat Kesukaran Soal 13

Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori


Soal
TK< 0,3 Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang
TK > 0,7 Mudah

11
Nikolaus, Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar untuk
Penelitian Skripsi & Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h.109.
12
I Putu Ade Andre Payadnya, dan I Gusti Agung Ngurah Trisna Jayantika, Panduan
Penelitian EKsperimen Beserta Analsisi Statistik Degan SPSS, (Yogyakarta: Deepublish, 2018),
h.29.
13
Ibid, h.29.
32

Hasil Uji Tingkat Kesukaran soal pada instrumen tes kemampuan literasi
sains menunjukkan bahwa soal yang termasuk dalam kategori sukar sebanyak 1
butir soal, untuk soal kategori sedang sebanyak 7 butir soal, dan soal dengan
kategori mudah sebanyak 7 butir soal. Berikut hasil rangkuman tingkat kesukaran
soal pada instrumen tes kemampuan literasi sains dengan software SPSS 25 yang
tersaji dalam Tabel 3.9.
Tabel 3. 9 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Literasi Sains

Nomor Soal Jumlah Nomor Soal Jumlah


Kategori Pilihan Uraian
Ganda
Sukar - - 6 1
Sedang - - 1, 3, 10, 17, 18, 7
19, 20
Mudah 4, 5, 7, 8, 11, 7 - -
13, 15

4. Daya Pembeda
Daya Pembeda soal adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan
peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi menguasai materi dan yang
memiliki kemampuan rendah dalam menguasai materi.14 Daya beda instrumen
tes kemampuan literasi sains dihitung menggunakan software SPSS 25. Kriteria
daya pembeda soal terdapat dalam Tabel 3.10.
Tabel 3. 10 Kriteria Daya Pembeda Soal 15
Daya Pembeda Kategori
0,40 – 1,00 Baik sekali
0,30 – 0,39 Baik
0,20 – 0,29 Sedang
0,01 – 0,19 Kurang

14
Ni Wayan Seri Damayanti, I Komang Wisnu Budi Wijaya, Evaluasi Pembelajaran IPA,
(Bali: Nilackra, 2020), h.105.
15
A. Muri Yusuf, op.cit, h.258.
33

Hasil Uji Daya Pembeda pada soal tes kemampuan literasi sains
menunjukkan bahwa soal dengan daya beda soal baik sekali sebanyak 9 butir
soal, untuk kategori baik sebanyak 1 butir soal, kategori sedang hanya 1 butir
soal, dan kategori kurang sebanyak 4 butir soal. Adapun hasil rangkuman daya
pembeda soal tersaji dalam Tabel 3.11.
Tabel 3. 11 Hasil Rangkuman Daya Pembeda Soal Kemampuan
Literasi Sains

Kategori Daya Nomor Jumlah Nomor Soal Jumlah


Pembeda Soal Soal PG Uraian
Baik sekali 4, 7, 11, 15 4 3, 10, 17,18, 19 5
Baik - - 6 1
Sedang - - 20 1
Kurang 5, 8, 13 3 1 1

G. Teknik Analisis Data


1. Pengolahan Data Statistik Kemampuan Literasi Sains
Pengolahan data merupakan tahapan untuk mendapatkan data, dapat berupa
angka ataupun lainnya. Tahapan ini merupakan salah satu tahapan yang penting
dalam sebuah penelitian. Pengolahan data yang dilakukan pada instrumen
kemampuan literasi sains yaitu menentukan nilai dari soal tes literasi sains.
Perhitungan instrumen tes literasi sains menggunakan rumus sebagai berikut.16
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ (𝑅)
𝑁𝑃 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 (𝑆𝑀)

Rumus tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai literasi sains secara


keseluruhan maupun per aspek. Apabila sudah mendapatkan nilai, maka langkah
berikutnya dilakukan pengolahan pengelompokkan kedudukan peserta didik
berdasarkan standar deviasi dan rata-rata nilai literasi sains yang dimuat pada
Tabel 3.12, sedangkan untuk hasil pengkategorian kemampuan literasi sains
terdapat pada Tabel 3.13.

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:


16

Remaja Rosdakarya, 2012), h.102.


34

Tabel 3. 12 Pengelompokkan Kedudukan Peserta Didik17


𝑴𝒆𝒂𝒏 ± 𝑺𝑫 Kategori
𝑀𝑒𝑎𝑛 + 1 𝑆𝐷 Tinggi
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 − 1 𝑆𝐷 𝑑𝑎𝑛 + 𝑆𝐷 Sedang
𝑀𝑒𝑎𝑛 − 1 𝑆𝐷 Rendah

Tabel 3. 13 Kategori Nilai Kemampuan Literasi Sains

Tingkat Penguasaan Kategori


(%)
≥76,28 Tinggi
57,09 – 76,27 Sedang
≤ 57,08 Rendah

2. Pengolahan Data Non Statistik Kemampuan Literasi Sains


a. Aspek Sikap Literasi Sains
Aspek sikap merupakan salah satu aspek yang terdapat dalam PISA, sikap
mengukur tingkah laku seseorang dalam berbuat sesuatu dengan cara tertentu di
sekitarnya. Pernyataan tanggapan peserta didik terhadap aspek sikap literasi sains
terdapat 15 pernyataan dalam bentuk checklis yang terdapat dalam bentuk google
formulir. Pernyataan tersebut diukur menggunakan Skala Likert yang
dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu: sangat setuju/sangat tertatik,
setuju/tertarik, tidak setuju/tidak tertarik, dan sangat tidak setuju/sangat tidak
tertarik.
Penentuan kategori dan skor aspek sikap berdasarkan hasil diskusi dengan
dosen pembimbing. Pemberian kategori dan skala skor terdapat pada Tabel 3.14.
Tabel 3. 14 Penentuan Skor Aspek Sikap Peserta Didik 18

Tanggapan Skor
Sangat Setuju/Sangat Tertarik 4
Setuju/Tertarik 3
Tidak Setuju/Tidak Tertarik 2

17
Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor: Konsep
dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), h.254.
18
Adinda Rahmayani, op.cit, h.41.
35

Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Tertarik 1

Hasil pengolahan dalam penentuan kategori sikap peserta didik dilakukan


dengan cara menghitung nilai rata-rata aspek sikap per indikator, kemudian
dilakukan persentase untuk menentukan kategori sikap. Adapun hasil
pengkategorian terdapat pada Tabel 3.15.
Tabel 3. 15 Kategori Aspek Sikap Literasi Sains Peserta Didik19

No. Persentase Kategori


1 85 – 100 Sangat Baik
2 70 – 84 Baik
3 55 – 69 Cukup
4 40 – 54 Buruk
5 25 – 39 Sangat Buruk

3. Analisis Tahapan Keterampilan Argumentasi Menurut Kerangka


Analisis Model Toulmin Argumentation Patterrn (TAP)
Analisis keterampilan argumentasi tertulis menggunakan kerangka analisis
menurut model Toulmin Argumentation Pattern (TAP) yang memiliki lima
tingkatan level, yaitu dimulai dari level 1 sampai level 5. Argumentasi tertulis
peserta didik berupa soal essay yang berisikan wacana berjumlah 3 soal. Jawaban
dari soal tersebut akan dianalisis sesuai tingkatannya dan dikelompokkan
berdasarkan levelnya. Penentuan level tersebut juga digunakan sebagai skor
peserta didik yang kemudian digunakan untuk mencari presentase. Adapun rumus
mencari persentase skor keterampilan argumentasi sebagai berikut.20
𝑓
𝑝 = × 100%
𝑁
Keterangan:
f = frekuensi yang sedang dicari
presentasenya N= banyaknya individu
p = angka persentase

19
S Widnarto Prijowuntato, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press, 2016, h. 169-170.
20
Anas Sudijono, Pengantar Ststistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), h.43.
36

Tahapan yang dilakukan untuk menganalisis keterampilan argumentasi


pesesrta didik dilakukan sebagai berikut:
1) Penentuan level argumentasi berdasarkan model Toulmin Argumentation
Pattern (TAP) yang dimodifikasi kembali oleh Yanti Herlanti, yaitu level 1:
argumentasi hanya mengandung Klaim, level2: argumentasi mengandung
Klaim dan Data, level 3: argumentasi mengandung Klaim, Data, dan
Backing, level 4: argumentasi mengandung Klaim, Data, Backing, dan
Penjamin, level 5: argumentasi mengandung Klaim, Data, Backing,
Penjamin, dan Qualifier atau Pengecualian.
2) Pemberian skor keterampilan argumentasi pada masing-masing argumentasi
peserta didik berdasarkan rubrik penilaian kualitas argument yang diadopsi
oleh Yanti Herlanti.
Adapun kerangka analisis untuk menilai keterampilan argumentasi secara
tertulis yaitu menggunakan kerangka argumentasi hasil modifikasi Yanti Herlanti
bersumber dari Inch et al dan Dawson & Venville yang dimuat dalam Tabel 3.16.

Tabel 3. 16 Kerangka Analisis untuk Menilai Keterampilan Argumentasi


Tertulis Peserta Didik model Toulmin Argumentation Pattern (TAP) 21

Level Keterangan
1 Wacana mengandung Klaim (K)
2 Wacana mengandung Klaim dan Data (DK)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin tanpa
pendukung (backing) (DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin dengan
pendukungnya (backing), tanpa pengecualian dan
atau pengecualian (DKWB)
5 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin dengan
pendukungnya (backing), dan qualifier/kualitas
dan/atau pengecualian (DKWBQR)

Pemberian skor keterampilan argumentasi terdapat pada rubrik penilaian


kualitas argumentasi diadopsi melalui Yanti Herlanti, yang dimuat dalam Tabel
3.17.

21
Yanti, Herlanti, loc.cit, h.27.
37

Tabel 3. 17 Rubrik Penilaian Kualitas Argumentasi 22

Skor Penjelasan
5 Wacana mengandung Klaim, data, penjamin dengan
pendukungnya, dan qualifier/kualitas dan/atau
reservasi pengecualian [Reservasi](DKWBQR)
4 Wacana mengandung Klaim, data, penjamin dengan
pendukungnya [Backing], tanpa kualitas dan/atau
pengecualian (DKWB)
3 Wacana mengandung Klaim, data, penjamin tanpa
pendukung [Backing] (DKW)
2 Wacana mengandung Klaim dan data (DK)
1 Wacana mengandung Klaim (K)

4. Analisis Hubungan antara Kemampuan Literais Sains dengan


Keterampilan Argumentasi Peserta Didik
a. Uji Pra-syarat
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data antar variabel
berdistribusi normal atau tidak.23 Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan
Kolmogorov-smirnov Z. Kriteria pegujian normalitas yaitu jika (Sig.) > α (0,05),
maka 𝐻0 diterima. Hasil yang didapatkan setelah melakukan Uji Normalitas
terhadap dua variabel menunjukkan hasil yang berbeda. Variabel kemampuan
literasi sains menunjukkan data berdistribusi normal yaitu (Sig.) > 0,05,
sedangkan variabel keterampilan argumentasi menunjukkan data tidak
berdistribusi normal (Sig) < 0,05.

b. Tabulasi Silang (Crosstab)


Crosstab atau Tabel Silang merupakan alat analisis yang digunakan untuk
mendeskripsikan data dalam bentuk baris dan kolom.24 Alat statistik ini biasanya
digunakan dalam menguji hubungan variabel, salah satunya adalah Uji Chi
Square.

22
Ibid, h.47.
23
Rochmat Aldy Purnomo, Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis dengan SPSS,
24
Ibid., h.57.
38
(Ponorogo: Unmuh Ponorogo Press, 2017), h.83.

24
Ibid., h.57.
39

c. Uji Chi Square (Kai kuadrat) (𝒙𝟐)


Teknik Uji Chi-Square dapat dilakukan untuk menguji hubungan antara baris
dan kolom, dalam hal ini antara kemampuan literasi sains dengan soal
keterampilan argumentasi. Pengujiannya dilakukan dengan menguji perbedaan
frekuensi dari kelompok sampel.25 Uji Chi-Square / Kai kuadrat bertujuan untuk
menguji perbedaan ukuran dua atau lebih kelompok sampel. Uji Chi square
termasuk kedalam jenis statistika non parametrik, sehingga sebelum melakukan
analisis tidak diperlukan Uji Normalitas.26 Adapun pengambilan keputusan Uji
Chi square dengan probabilitas (signifikansi) adalah sebagai berikut.27
- Jika nilai signifikansi > 0,05, maka 𝐻0 diterima
- Jika nilai signifikansi < 0,05, maka 𝐻0 ditolak

d. Uji Korelasi
1) Korelasi Spearman Rank
Korelasi Spearman adalah statistik non parametrik (bebas distribusi) yang
digunakan sebagai ukuran kekuatan hubungan antara dua variabel.28 Uji Korelasi
Spearman digunakan apabila variabel yang akan diuji hubungannya memiliki
skala minimal ordinal.29 Berikut merupakan tabel kriteria tingkat kekuatan
korelasi yang dimuat dalam Tabel 3.18.30
Tabel 3. 18 Kriteria Tingkat Kekuatan Korelasi

Nilai Signifikansi Tingkat Kekuatan Korelasi


0,00 – 0,25 Hubungan yang sangat lemah
0,26 – 0,50 Hubungan yang cukup

25
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Depok: Rajawali Pres, 2015), Ed.3, Cet.5, h.467.
26
Laras Sitoayu, Rachmanida Nuzurina, dan Nanda Aula, Aplikasi SPSS untuk Analisis
SPSS untuk Analisis Data Jesehatan Bonus Analisis Data dengan SEM, (Bojong: Naasya
Expanding Management, 2020), h.171-172.
27
Rochmat Aldy Purnomo, op.cit, h.64.
28
Jan Hauke, Tomasz Kossowski, “Comparison Of Values Of Pearson’s and Spearmans’s
Correlation Coefficients on The Same Sets Of Data, Quaestions Geographicae, Vol. 30, 2011,
p.89.
29
Kadir, op.cit, h.481.
30
Hironymus Ghodang, Hartono, Metode Penelitian Kuantitaitf: Konsep Dasar & Aplikasi
Analisis Regresi dan Jalur dengan SPSSI, (Medan: Penerbit Mitra Grup, 2020), h.72.
40

0,51 – 0,75 Hubungan yang kuat


0,76 – 0,99 Hubungan yang sangat kuat
1,00 Hubungan sempurna

2) Uji Signifikansi
Uji Signifikansi dilakukan untuk menguji kebenaran atau mengukur
hubungan signifikan atara dua variabel. Ketentuan dalam uji signifikansi yaitu
apabila nilai signifikansi < 0,05, maka 𝐻0 ditolak. Artinya hubungan antara kedua
variabel tersebut signifikan.

3) Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi merupakan perhitungan yang digunakan untuk
mengukur kontribusi kemampuan literasi sains dalam keterampilan argumentasi
peserta didik. Rumus Koefisien Determinasi adalah sebagai berikut.31
Koefisien Determinasi = 𝑅2 × 100%

H. Hipotesis Statistik
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah diajukan, maka hipotesis
statistik adalah sebagai berikut:
𝐻0 : ρ = 0 , terdapat hubungan positif antara kemampuan literasi sains dengan
keterampilan argumentasi

31
Robert Kurniawan, dan Budi Yuniarto, Analisis Regresi Dasar dan Penerapannya
Dengan R, (Jakarta: Kecana, 2016), h. 59.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Kemampuan Literasi Sains


Hasil kemampuan literasi sains peserta didik diperoleh berdasarkan hasil
rata- rata dan Standar Deviasi (SD) yang kemudian dikategorisasikan.
Pengkategorian nilai literasi sains terdapat pada Tabel 3.12, sedangkan untuk
distribusi hasil tes kemampuan literasi sains peserta didik disajikan pada Tabel
4.1.
Tabel 4. 1 Hasil Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik
Data Kemampuan Literasi Sains
Jumlah Peserta Didik (N) 59
Mean (𝑿̅) 66,68
Standar Deviasi (SD) 9,600
Nilai Minimum (Min) 29
Nilai Maksimum (Max) 88

Pengkategorian nilai kemampuan literasi sains dikelompokkan menjadi tiga


kategori, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan hasil pengolahan data
terdapat pada Tabel 4.2.
Tabel 4. 2 Kategori Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik

No Kategori Interval Frekuensi


Skor
1 Tinggi ≥ 76,28 8
2 Sedang 57,09 – 76,27 45
3 Rendah ≤ 57,08 6
Jumlah 59
Rata-rata 66,68

Data pada Tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa peserta didik yang termasuk
kedalam kemampuan literasi sains kategori “tinggi” sebanyak 8 peserta didik
dengan persentase 13,5%. Peserta didik yang memiliki kemampuan literasi sains
kedalam kategori “sedang” sebanyak 45 peserta didik dengan persentase
76,27%. Peserta didik yang memiliki kemampuan literasi sains kedalam kategori
“rendah” sebanyak 6 peserta didik dengan persentase 10,16%. Hasil rata-rata
kemampuan
38
39

literasi sains peserta didik SMA termasuk kedalam kategori “sedang” dengan nilai
66,68. Berikut akan disajikan data hasil rata-rata aspek kemampuan literasi sains.

1. Aspek Kompetensi
Aspek kompetensi yang diukur dalam PISA terdapat tiga indikator, yaitu: (1)
mengidentifikasi isu-isu ilmiah, (2) menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan (3)
menggunakan bukti ilmiah. Soal tes kemampuan literasi sains berjumlah 20 soal
yang didalamnya sudah mencakup indikator kompetensi yang dapat dilihat
kembali kisi-kisi pada Tabel 4.3. Data hasil kemampuan literasi sains dimuat
dalam Tabel 4.3:
Tabel 4. 3 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Kompetensi

Indikator ̅𝑿̅±̅𝑺̅𝑫̅ 𝑿̅ ± 𝑺𝑫
Kompetensi Indikator Aspek
Indikator 1 43,67 ± 21,01
Indikator 2 43,46 ± 12,33 43,45 ± 5,14
Indikator 3 43,22 ± 21,44
Keterangan:
Indikator 1 = Mengidentifikasi isu-isu ilmiah
Indikator 2 = Menjelaskan fenomena secara ilmiah
Indikator 3 = Menggunakan bukti-bukti ilmiah

Hasil perhitungan rata-rata kemampuan literasi sains peserta didik pada


aspek kompetensi termasuk kedalam kategori “rendah”. Nilai rata-rata indikator 1
sebesar 43,67, maka termasuk kedalam kategori “rendah”. Begitupula dengan
nilai rata-rata indikator 2 sebesar 43,66 dan indikator 3 sebesar 43,22 yang
termasuk kedalam kategori “rendah”. Hasil rata-rata kemampuan literasi sains
pada indikator 1 yaitu mengidentifikasi isu-isu ilmiah lebih tinggi dibandingkan
dengan indikator 2 menjelaskan fenomena secara ilmiah dan indikator 3
menggunakan bukti-bukti ilmiah. Perbedaan ketiga indikator tersebut tidak terlalu
signifikan.
40

2. Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan dalam literasi sains terbagi menjadi dua indikator, yaitu:
(1) penyelidikan ilmiah dan (2) penjelasan ilmiah. Data hasil kemampuan literasi
sains aspek pengetahuan terdapat pada Tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Pengetahuan (Konten)

Indikator ̅𝑿̅±̅𝑺̅𝑫̅ 𝑿̅ ± 𝑺𝑫
Pengetahuan Indikator Aspek
Indikator 1 25,42 ± 43,91
35,63 ± 21,10
Indikator 2 45,84 ± 14,07
Keterangan:
Indikator 1 = Penyelidikan ilmiah
Indikator 2 = Penjelasan ilmiah

Hasil perhitungan rata-rata dari aspek pengetahuan (konten) termasuk


kedalam kategori “rendah” yaitu 44,78. Nilai rata-rata indikator 1 sebesar 25,42
termasuk kedalam kategori “rendah” dan indikator 2 sebesar 45,84 yang juga
termasuk kedalam kategori “rendah”. Apabila dibandingkan dengan kedua
indikator aspek pengetahuan, indikator 1 yaitu penyelidikan ilmiah jauh lebih
rendah dibandingkan dengan indikator 2 penjelasan ilmiah. Perbedaan kedua
indikator tersebut cukup terlihat signifikan.

3. Aspek Konteks
Aspek konteks yang diukur dalam penilaian terbagi menjadi empat indikator,
yaitu: (1) dalam bidang kesehatan, (2) bidang sumber daya alam, (3) bidang
lingkungan, dan (4) bidang batasan sains dan teknologi. Semua indikator tersebar
kedalam 20 soal literasi sains, untuk pembagian soal aspek konteks dapat dilihat
pada Tabel 3.2 mengenai sebaran soal. Adapun hasil perhitungan aspek konteks
literasi sains terdapat pada Tabel 4.5.
41

Tabel 4. 5 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Konteks

Indikator 𝑿̅ ± 𝑺𝑫 ̅𝑿̅±̅𝑺̅𝑫̅
Konteks Indikator Aspek
Indikator 1 47,93 ± 16,04
Indikator 2 20,33 ± 16,81
40,53 ± 15,80
Indikator 3 43,05 ± 19,23
Indikator 4 50,84 ± 48,85
Keterangan =
Indikator 1 = Bidang kesehatan
Indikator 2 = Bidang sumber daya alam
Indikator 3 = Bidang lingkungan
Indikator 4 = Bidang batasan sains dan teknologi

Data pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai rata-rata aspek konteks pada tiap
indikator sama. Nilai rata-rata indikator 1 bidang kesehatan sebesar 47,93 ,
indikator 2 bidang sumber daya alam 20,33, indikator 3 bidang lingkungan 43,05,
dan indikator 4 bidang batasan sains dan teknologi memiliki nilai rata-rata sebesar
50,84 dengan kategori “rendah”, walaupun nilai indikator 4 memiliki nilai yang
lebih tinggi dibandingkan ketiga indikator lain. Dengan demikian, rata-rata aspek
konteks termasuk kedalam kategori “rendah”.
4. Aspek Sikap
Aspek sikap yang diukur dalam penilaian terdapat dua indikator, yaitu: (1)
minat terhadap sains, dan (2) dukungan terhadap inkuiri ilmiah. Kedua indikator
tersebar kedalam 20 soal literasi sains. Pembagian soal sikap terdiri atas lima soal
dengan 15 pernyataan sikap. Adapun hasil perhitungan data aspek sikap literasi
sains terdapat pada Tabel 4.6.
Tabel 4. 6 Data Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap

Indkator Sikap 𝑿̅ Persentase Kategori


Nilai Indikator
Indikator 1 192,66 81,63 Baik
Indikator 2 188 79,66 Baik
Keterangan:
Indikator 1 = Minat terhadap sains
Indikator 2 = Dukungan terhadap inkuiri ilmiah

Hasil yang didapatkan pada tabel aspek sikap kemampuan literasi sains
peserta didik indikator 1 minat terhadap sains sebesar 81,63% termasuk kedalam
42

kategori baik. Indikator 2 dukungan terhadap inkuiri ilmiah sebesar 79,66 %


termasuk pada kategori “baik”. Dengan demikian, hasil kemampuan literasi sains
aspek sikap peserta didik termasuk kedalam kategori “baik” dengan persentase
yang tidak jauh berbeda.

B. Analisis Jawaban Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik


Tes kemampuan literasi sains terdiri dari tiga aspek, yaitu: aspek kompetensi,
aspek pengetahuan (konten), dan aspek konteks. Masing-masing aspek memiliki
indikator capaian yang berbeda-beda dan tentunya menghasilkan nilai dengan
kualitas yang berbeda pula. Berikut akan disajikan analisis beberapa jawaban
peserta didik berdasarkan indikator literasi sains.
1. Aspek Kompetensi
Data Tabel 4.3 menunjukkan hasil aspek kompetensi ketiga indikator terdapat
perbedaan rata-rata nilai dengan selisih yang sedikit. Indikator yang memiliki nilai
tertinggi adalah indikator 1 yaitu mengidentifikasi isu-isu ilmiah. Indikator 2 yaitu
menjelaskan fenomena secara ilmiah dan indikator 3 menggunakan bukti-bukti
ilmiah memiliki perbedaan nilai yang lebih rendah dibandingkan indikator 1,
walaupun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Berikut merupakan contoh butir
soal dan jawaban peserta didik pada instrumen soal nomor 10.
43

Gambar 4. 1 Contoh Butir Soal nomor 10 dan Jawaban Peserta didik


Jawaban peserta didik pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa peserta didik
mampu menjawab soal dengan benar sesuai dengan jawaban yang diharapkan
peneliti. Peserta didik mampu memberikan permasalahan yang terjadi berdasarkan
artikel tersebut. Jawaban yang diberikan adalah permasalahan yang terjadi yaitu
kasus MERS yang sangat cepat mewabah ke beberapa Negara dari Arab Saudi
dan kondisi Indonesia sangat rentan terserang virus tersebut. Dengan demikian,
sesuai dengan rubrik yang ada maka peserta didik mendapatkan poin 3 karena
jawabannya benar dan lengkap.

2. Aspek pengetahuan (konten)


Data pada Tabel 4.3 terdapat perbedaan nilai rata-rata pada indikator 1
penyelidikan ilmiah dan 2 penjelasan ilmiah. Perbedaan tersebut memiliki selisih
yang lumayan terlihat signifikan, dimana indikator 2 penjelasan ilmiah lebih
tinggi dibandingkan indikator 1. Berikut beberapa contoh butir soal dan jawaban
peserta didik.
44

Gambar 4. 2 Contoh Butir Soal Nomor 3 dan Jawaban Peserta Didik

Jawaban peserta didik pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa peserta didik
sudah mampu menjawab soal dengan benar, tetapi jawaban yang diberikan belum
lengkap. Jawaban yang diinginkan yaitu setiap virus memiliki asam nukleat saja,
yaitu antara DNA atau RNA. Hal tersebut dikarenakan ukuran tubh virus yang
sangat kecil. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, maka dapat
dikenal dengan virus DNA dan atau virus RNA. DNA umumnya meenyerang
manusia sehingga menyebabkan penyakit pada manusia. Sedangkan, virus RNA
umumnya menyerang tanaman sehingga menyebabkan penyakit pada tanaman.
Pada soal ini peserta didik hanya menjawab sebatas virus menyebabkan kerugian
bagi masyarakat dan keberlangsungan makhluk hidup seperti dapat menyerang
tanaman hingga menyebabkan penyakit bagi manusia, dengan demikian skor yang
didapatkan peserta didik berdasarkan rubrik adalah 2.

3. Aspek Konteks
Aspek konteks pada Tabel 4.3 terdapat perbedaan nilai rata-rata yang
signifikan per indikator. Adapun indikator yang memiliki nilai paling tinggi
adalah indikator 4 yaitu dalam bidang batasan sains dan teknologi. Berikut contoh
butir soal dan jawaban peserta didik pada indikator 4.
45

Gambar 4. 3 Contoh Butir Soal Nomor 7 dan Jawaban Peserta Didik

Jawaban peserta didik pada Gambar 4.3 yaitu soal nomor 7 menunjukkan
bahwa peserta didik mampu menjawab soal dengan benar sesuai dengan yang
diinginkan peneliti. Peserta didik menjawab pilihan B yaitu dengan cara
menghambat produksi RNA virus, dengan demikian sesuai dengan rubrik yang
dibuat maka peserta didik mendapatkan skor 2.

C. Data Analisis Keterampilan Argumentasi


Analisis data keterampilan argumentasi merupakan proses mengolah data
berupa jawaban peserta didik yang terdiri dari tiga soal tes keterampilan
argumentasi. Jawaban tersebut akan dikelompokkan dan dilakukan penskoran
dengan menggunakan kerangka analisis model TAP (Toulmin Argumentation
Pattern) yang dimodifikasi kembali dengan model Inch dan Dawson&Venville
oleh Yanti Herlanti. Analisis argumentasi model Toulmin terdiri dari lima level
yang akan dikelompokkan menjadi klaim, data, warrant, backing, qulifier, dan
pengecualian.
Wacana dalam keterampilan argumentasi terdapat tiga soal dan memiliki
topik yang berbeda. Topik pada soal wacana nomor satu yaitu mengenai
penggunaan
46

masker ketika berolahraga. Topik pada wacana soal nomor dua yaitu mengenai
pembelajaran tatap muka di sekolah zona kuning diperbolehkan. Topik soal
nomor tiga yaitu tentang pro kontra vaksin Covid-19 yang berasal dari Negara
China. Tahapan dalam menentukan tingkatan level argumentasi dilakukan dengan
pemberian kode, penentuan skor, dan pengelompokkan data sekaligus penentuan
persentase.
Tahapan pemberian kode dilakukan berdasarkan keterangan Tabel 3.10.
Tahapan pengelompokkan data, peneliti mengelompokkan data sebanyak 59
jawaban peserta didik yang terdiri dari 3 soal keterampilan argumentasi. Tahap
selanjutnya, peneliti mengelompokkan jawaban kedalam komponen argumentasi
yang terdiri dari: klaim, data, warrant, backing, qualifier, dan pengecualian. Hasil
pengelompokkan data keterampilan argumentasi peserta didik disajikan pada
Tabel 4.7,Tabel 4.8, dan Tabel 4.9.
1. Hasil Analisis Data Keterampilan Argumentasi Soal Nomor Satu
Data hasil keterampilan argumentasi peserta didik soal nomor satu disajikan
pada tabel 4.7. Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa level keterampilan
argumentasi peserta didik yang berada pada level 1 sebanyak 8,47%, pada level 2
sebanyak 5,08%, pada level 3 terbesar sebanyak 64,40%, pada level 4 sebanyak
16,95%, dan pada level 5 sebanyak 5,08%. Berikut disajikan data keterampilan
argumentasi soal nomor satu tentang penggunaan masker ketika berolahraga.
Tabel 4. 7 Level Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Soal Nomor
Satu
Level Kategori Jumlah Persen
%
1 Wacana mengandung Klaim (K) 5 8,47
2 Wacana mengandung Klaim dan 3 5,08
Data (DK)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, 38 64,40
Penjamin tanpa pendukung
(backing) (DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, 10 16,95
Penjamin dengan pendukungnya
(backing) tanpa pengecualian dan
atau pengecualian (DKWB)
47

5 Wacana mengandung Klaim, Data, 3 5,08


Penjamin dengan pendukung
(backing), dan qualifier/kualitas
dan/atau pengecualian (DKWBQR)
Total 59 100

Hasil analisis keterampilan argumentasi peserta didik pada soal nomor 1


tentang penggunaan masker ketika berolahraga memiliki perolehan persentase
jumlah terbanyak berada pada level 3, yaitu jawaban yang mengandung klaim,
data, dan warrant sebanyak 38 peserta didik. Begitupun sebaliknya, perolehan
terkecil argumentasi berada pada level 5 yaitu jawaban yang mengandung klaim,
data, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal hanya tiga peserta didik saja. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah mampu menyajikan
argumennya berdasarkan data pendukung. Namun, pencapaian level 3 masih
tergolong kedalam argumen seperti pendapat umum saja. Berikut akan disajikan
contoh jawaban peserta didik pada setiap levelnya.
Contoh jawaban peserta didik pada level 1:1
“Saya setuju”
Contoh jawaban peserta didik pada level 2:2
“Saya setuju, lebih baik menggunakan masker ketika keluar”
Contoh jawaban peserta didik pada level 3:3
“Saya tidak setuju. Karena jika memakai masker saat olahraga otomatis
saat kita bernafas atau menghirup udara sangatlah sulit dan itu akan
berakibat fatal jika dibiarkan terus menerus”.
Contoh jawaban peserta didik pada level 4:4
“Saya setuju, saat olahraga nafas menjadi ter engahh-engah dan
membutuhkan oksigen. Jika memakai masker nafas tidak dapat oksigen dan
nafas menjadi sesak. Tubuh pun jadi lemas”.

Contoh jawaban peserta didik pada level 5: 5

1
Lampiran 14, h. 183.
2
Lampiran 14, h. 189.
3
Lampiran 14, h. 185.
4
Lampiran 14, h. 187.
5
Lampiran 14, h. 184.
48

“Saya setuju, karena menurut saya masker memang sangat diperlukan


ketika masa pandemik seperti ini. Walaupun menurut sumber alodokter
penggunaan masker dapat menyebabkan pingsan apabila kondisi fisik lelah
sehabis olahraga, tetapi asalkan kita mengetahui olahraga yang pas dan
tidak memaksakan diri maka akan baik-baik saja terutama di masa
pandemic ini menutup area yang dapat menularkan virus pada orang lain
sangat diperlukan”.

2. Hasil Analisis Data Keterampilan Argumentasi Soal Nomor Dua


Data hasil keterampilan argumentasi peserta didik soal 2 disajikan pada Tabel
4.8. Data Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil level keterampilan argumentasi
pada level 1 sebanyak 6,77%, pada level 2 sebanyak 10,16%, pada level 3
sebanyak 72,88%, pada level 4 sebanyak 10,16%, dan pada level 5 0%. Berikut
data keterampilan argumentasi peserta didik pada soal nomor dua tentang
pembelajaran tatap muka kembali dibuka pada zona kuning.
Tabel 4. 8 Level Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Soal Nomor Dua
Level Kategori Jumlah Persen %
1 Wacana mengandung Klaim (K) 4 6,77
2 Wacana mengandung Klaim dan Data 6 10,16
(DK)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, 43 72,88
Penjamin tanpa pendukung (backing)
(DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, 6 10,16
Penjamin dengan pendukungnya
(backing) tanpa pengecualian dan
atau pengecualian (DKWB)
5 Wacana mengandung Klaim, Data, 0 0
Penjamin dengan pendukung
(backing), dan qualifier/kualitas
dan/atau pengecualian (DKWBQR)
Total 59 100

Hasil analisis keterampilan argumentasi peserta didik pada soal nomor dua
tentang pembelajaran tatap muka kembali dilakukan di zona kuning memiliki
perolehan terbesar pada level 3, yaitu jawaban yang mengandung klaim, data, dan
warrant sebanyak 43 peserta didik. Sebaliknya, perolehan terkecil berada pada
level 5, yaitu tidak terdapat peserta didik dengan jawaban yang mengandung
klaim, data,
49

warrant, backing, qualifier, dan rebuttal. Apabila dibandingkan dengan perolehan


data hasil soal satu, kategori yang didapatkan sama yaitu terbanyak terdapat pada
level 3 dan paling sedikit terdapat pada level 5. Berikut disajikan contoh jawaban
peserta didik berdasarkan tiap levelnya.
Contoh jawaban peserta didik pada level 1: 6
“Saya setuju”

Contoh jawaban peserta didik pada level 2: 7


“Saya setuju, asalkan memenuhi protocol kesehatan”.

Contoh jawaban peserta didik pada level 3: 8


“Saya tidak setuju, karena jika wilayah sudah zona kuning tetapi sekolah
belum siap itu memiliki resiko yang besar”

Contoh jawaban peserta didik pada level 4:9


”Saya tidak setuju, menurut saya kondisi saat ini masih cukup meresahkan
apabila tempat publik terutama seperti sekolah cepat dibuka. Masih begitu
banyak sekolah yang belum siap akan adanya protokol baru dan pastinya
tidak semua siswa dapat menjalankan protokol tersebut apabila tidak
diawasi, sama seperti sumber detiknews akan lebih baik opsi tersebut
dikembalikan pada peserta didik dan tetap menjalankan pembelajaran
tanpa adanya diskriminasi".

3. Hasil Analisis Data Keterampilan Argumentasi Soal Nomor Tiga


Data hasil keterampilan argumentasi peserta didik soal nomor tiga disajikan
pada Tabel 4.9. Data Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil level keterampilan
argumentasi pada level 1 sebanyak 13,5%, pada level 2 sebanyak 18,64%, pada
level
3 paling besar sebanyak 59,32%, pada level 4 sebanyak 8,47%, dan pada level 5
0%.

6
Lampiran 14, h. 183.
7
Lampiran 14, h. 186.
8
Lampiran 14, h. 185.
9
Lampiran 14, h. 184.
50

Tabel 4. 9 Level Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Soal Nomor


Tiga

Level Kategori Jumlah Persen %


1 Wacana mengandung Klaim (K) 8 13,5
2 Wacana mengandung Klaim dan 11 18,64
Data (DK)
3 Wacana mengandung Klaim, 35 59,32
Data, Penjamin tanpa pendukung
(backing) (DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, 5 8,47
Data, Penjamin dengan
pendukungnya (backing) tanpa
pengecualian dan atau
pengecualian (DKWB)
5 Wacana mengandung Klaim, 0 0
Data, Penjamin dengan
pendukung (backing), dan
qualifier/kualitas dan/atau
pengecualian (DKWBQR)
Total 59 100

Hasil analisis keterampilan argumentasi peserta didik pada soal nomor 3 yaitu
tentang pro kontra vaksin covid-19 yang berasal dari negera China memiliki
perolehan terbesar terdapat pada level 3, yaitu jawaban mengandung klaim, data,
dan warrant sebanyak 35 peserta didik. Perolehan terkecil sama seperti soal
nomor 1 dan 2 yaitu pada level 5, yaitu tidak terdapat peserta didik yang
menjawab dengan jawaban yang mengandung klaim, data, warrant, backing,
qualifier, dan rebuttal. Perolehan hasil level keterampilan argumentasi peserta
didik pada soal nomor 1,2, dan 3 menunjukkan hasil perbedaan yang tidak terlalu
signifikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan ketiga tabel hasil tersebut yang
menunjukkan bahwa ketiga soal tersebut sama-sama memiliki level terbanyak
pada level 3, kemudian paling sedikitnya terdapat pada level 5. Untuk level 1, 2,
dan 4 pada setiap soal memiliki perbedaan hasil yang tidak terlalu signifikan.
Berikut disajikan contoh jawaban soal 3 peserta didik pada setiap levelnya.
51

Contoh jawaban peserta didik pada level 1: 10


“Saya setuju”

Contoh jawaban peserta didik pada level 2: 11


“Saya tidak setuju, karena virus tersebut datang dari China”

Contoh jawaban peserta didik pada level 3: 12


“Saya tidak setuju, berarti adanya keuntungan tersendiri bagi si China.
Penyakit dari China masa vaksin juga dari sana”

Contoh jawaban peserta didik pada level 4: 13


“Saya setuju, karena memiliki beberapa kesamaan dengan Bio Farma,
seperti: bentuk risetnya, teknologi serupa dan produk Sianovac yang sudah
diakui WHO dan baru China yang melakukan penelitian hingga ke fase III
dan harus cepat menggunakan vaksin ini karena semakin banyak korban”.

D. Korelasi
Pengujian korelasi antara hasil kemampuan literasi sains dengan keterampilan
argumentasi dapat dilakukan dengan melakukan uji normalitas terlebih dahulu,
kemudian dilakukan uji chi square dan uji korelasi spearman.

1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah data hasil tes kemampuan literasi sains dan
keterampilan argumentasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian Kolmogorov-
Smirnov yaitu jika probabilitas (Sig.) > α (0,05), maka 𝐻0 diterima, sebaliknya
jika probabilitas (Sig.)
< α (0,05), maka 𝐻0 ditolak. Hasil Uji Normalitas tes kemampuan literasi sains
dapat dilihat pada Tabel 4.10.14

10
Lampiran 14, h. 183.
11
Lampiran 14, h. 184.
14
Lampiran 15, h. 204.
52
12
Lampiran 14, h. 189.
13
Lampiran 14, h. 183

14
Lampiran 15, h. 204.
53

Tabel 4. 10 Uji Normalitas Tes Kemampuan Literasi Sains

Tes Kolmogorov-smirnov 𝐻0
Kemampuan Statistik Sig. Diterima
Literasi Sains .085 .200

Hasil uji normalitas tes kemampuan literasi sains menunjukkan nilai


prbabilitas (Sig.) > α (0,05). Hasl terserbut menunjukkan bahwa hipotesis nol
diterima, dengan demikian data tes kemampuan literasi sains berdistribusi normal.
Uji Normalitas juga dilakukan pada hasil keterampilan argumentasi. Hasil Uji
Normalitas dimuat pada Tabel 4.11.15
Tabel 4. 11 Uji Normalitas Keterampilan Argumentasi

Keterampilan Kolmogorov-smirnov 𝐻0
Argumentasi Statistik Sig. Ditolak
.213 .000

Hasil uji normalitas pada keterampilan argumentasi menunjukkan nilai


probabilitas (Sig.) < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol
ditolak, dengan demikian data keterampilan argumentasi tidak berdistribusi
normal. Oleh karena itu, apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan
statistik nonparametrik. Pengujian ini menggunakan uji chi square dan korelasi
Spearman.

2. Tabel Silang (Crosstabs)


Tabel silang atau Analisis Crosstabs merupakan alat analisis untuk
mendeskripsikan data kedalam bentuk kolom dan baris. Analisis Crosstabs
digunakan untuk menganalisis hubungan dengan menggunakan analisis statistik,
salah satunya seperti Chi square. Tabel silang dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan SPSS 25 dengan melakukan Crosstabs pada tiap soal argumentasi
yang terdapat pada lampiran 13, kemudian dibuat tabel hubungan.16 Berikut
disajikan tabel silang antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan
argumentasi peserta didik pada Tabel 4.12:

16
Lampiran 17, h. 208.
54
15
Lampiran 15, h. 205.

16
Lampiran 17, h. 208.
55

Tabel 4. 12 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan


Keterampilan Argumentasi Soal Satu

Literasi
Rendah Sedang Tinggi
Argumentasi
Level 1 2 (3,4%) 2 (3,4%) 1 (1,7%)
Level 2 1 (1,7%) 4 (6,8%) 0 (0%)
Level 3 4 (6,8%) 26 (44,1%) 6(10,2%)
Level 4 0 (0%) 10 (16,9%) 0 (0%)
Level 5 0 (0%) 2 (3,4%) 1 (1,7%)

Data hasil hubungan Tabel Silang pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa
jumlah persentase terbesar antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan
argumentasi terdapat pada kemampuan literasi sains kategori sedang dengan
tingkat argumentais level 3, sedangkan persentase terkecil terdapat pada literasi
sains kategori rendah pada tingkat argumentasi level 4 dan 5, dan kategori tinggi
pada tingkat argumentasi level 2 dan 4 .
Tabel 4. 13 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan
Keterampilan Argumentasi Soal Dua

Literasi
Rendah Sedang Tinggi
Argumentasi
Level 1 2 (3,4%) 1 (1,7%) 1 (1,7%)
Level 2 0 (0%) 6 (10,2%) 0 (0%)
Level 3 5 (13,6%) 32 (54,2%) 6 (6,8%)
Level 4 0 (0%) 5 (8,5%) 1 (1,7%)
Level 5 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

Tabel 4. 14 Tabel Hubungan Kemampuan Literasi Sains dan


Keterampilan Argumentasi Soal Tiga

Literasi
Rendah Sedang Tinggi
Argumentasi
Level 1 3 (6,8%) 4 (6,8%) 1 (1,7%)
Level 2 1 (1,7%) 10 (16,9%) 0 (0%)
Level 3 3 (5,1%) 26 (44,1%) 6 (10,2%)
Level 4 0 (0%) 4 (6,8%) 1 (1,7%)
Level 5 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

Data Tabel hubungan 4.13 menunjukkan hasil yang sama pada persentase
terbesar yaitu pada kemampuan literasi sains kategori sedang dengan tingkat
56

argumentasi level 3, sedangkan hasil hubungan yang rendah terdapat pada literasi
sains kategori rendah dengan tingkat argumentasi level 2, 4, dan 5, kategori
sedang dengan tingkat argumentasi level 5, dan pada kategori kemampuan literasi
sains tinggi dengan tingkat argumentasi level 2 dan 5. Begitupula dengan Tabel
hubungan
4.14 menunjukkan hasil yang sama terhadap Tabel 4.13, hanya saja pada hasil
hubungan dengan persentase terkecil berada pada kemampuan literasi sains
kategori rendah dengan tingkat argumentasi level 4, dan 5. Hasil yang lainnya
menunjukkan persamaan dengan tabel 4.13.

3. Uji Chi-Square (Kai Kuadrat)


Uji Chi Square dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan ada
atau tidaknya hubungan antara kemampuan literasi sains dengan butir soal
keterampilan argumentasi. Berikut hasil Uji Chi Square yang terdapat pada Tabel
4.15.17
Tabel 4. 15 Hasil Chi Square Crosstab

No Soal Value Signifikansi Chi


square
1 Soal 1 10,223 0,250
2 Soal 2 9,476 0,149
3 Soal 3 8,460 0,206

Berdasarkan hasil uji Chi square pada Tabel 4.13 diperoleh hasil interpretasi
sebagai berikut:
- Pada soal 1 nilai signifikansi Chi Square sebesar 0,250 > 0,05, maka 𝐻𝑜
diterima. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara kemampuan
literasi sains dengan keterampilan argumentasi pada soal 1.
- Pada soal 2 nilai signifikansi Chi Square sebesar 0,149 > 0,05, maka
𝐻𝑜 diterima. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara kemampuan
literasi sains dengan keterampilan argumentasi pada soal 2.
- Pada soal 3 nilai signifikansi Chi Square sebesar 0,206 > 0,05, maka 𝐻𝑜
diterima. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara kemampuan
56 Lampiran 18, h.
57
literasi sains dengan keterampilan argumentasi pada soal 3.

57 Lampiran 18, h.
58

Data hasil Uji Chi Square Crosstab menunjukkan hasil bahwa antara
kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi per butir soal tidak
menunjukkan adanya hubungan. Namun, apabila dilihat berdasarkan nilai yang
mendekati, soal nomor 2 yang paling kecil nilai signifikansi Chi Square,
kemudian disusul dengan soal nomor 3.

4. Uji Korelasi Spearman


Uji Korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar
variabel. Uji Korelasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan
argumentasi. Hasil pengujian korelasi terdapat pada Tabel 4.16.18
Tabel 4. 16 Hasil Uji Korelasi Spearman

Korelasi Spearman Kemampuan Keterampilan


Literasi Sains Argumentasi
Kemampuan Coefficient 1,000 0,418
Literasi Sains
Correlation
Sig (2-tailed) - 0,001
Keterampilan Coefficient 0,418 1,000
Argumentasi
Correlation
Sig (2-tailed) 0,001 -

Hasil Uji Korelasi Spearman diperoleh nilai sebesar 0,418 yang menunjukkan
tanda positif yang berarti terdapat adanya hubungan antara kemampuan literasi
sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik pada materi virus. Apabila
diinterpretasikan berdasarkan tabel kriteria Korelasi pada Tabel 3.18
menunjukkan korelasi yang cukup antara kedua variabel. Artinya apabila
kemampuan literasi sains tinggi, maka keterampilan argumentasi peserta didik
juga tinggi. Hasil Uji Korelasi terdapat pada lampiran 18.

18
Lampiran 19, h. 211.
59

Hasil signifikansi yang didapatkan sebesar 0,001. Karena nilai signifikansi <
0,05, maka 𝐻0 ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi
sains dan keterampilan argumentasi memiliki hubungan yang signifikan.

5. Koefisien Determinasi
Hasil nilai besarnya kontribusi antara kemampuan literasi sains terhadap
keterampilan argumentasi dapat dihitung melalui persentase. Nilai koefisien
determinasi didapatkan melalui 𝑅2 × 100% =0,4182 × 100% = 17,47%.
Dengan demikian, kemampuan literasi sains berkontribusi sebesar 17,47%
terhadap keterampilan argumentasi peserta didik.

E. Pembahasan
Penelitian ini mengkaji tentang hubungan antara kemampuan literasi sains
dengan keterampilan argumentasi peserta didik SMA. Kemampuan literasi sains
peserta didik memiliki empat aspek yang dapat dinilai dalam PISA, yaitu: aspek
kompetensi, aspek pengetahuan (konten), aspek konteks, dan sikap. Hasil
ketercapaian kemampuan literasi sains peserta didik diperoleh dengan cara
menghitung rata-rata nilai literasi sains peserta didik. Hasil rata-rata nilai
kemampuan literasi sains keseluruhan yang diperoleh mennjukkan bahwa
kemampuan literasi sains peserta didik termasuk kedalam kategori sedang dengan
nilai 66,68. Sedangkan hasil rata-rata aspek kemampuan literasi sains
menunjukkan hasil yang rendah yaitu dengan nilai 44,78.
Alasan rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik salah satunya
disebabkan oleh tidak terbiasanya peserta didik dalam mengerjakan soal berupa
literasi sains. Hal tersebut juga dikatakan oleh penelitian lain bahwa peserta didik
tidak terbiasa mengerjakan soal literasi sains.19 Selain itu, yang menyebabkan
kemampuan literasi sains rendah adalah peserta didik tidak terbiasa mengerjakan

19
P Permatasari dan Z Fitria, “Analisis Literasi Sains Siswa Madrasah Aliyah pada Aspek
Konten, Konteks, dan Kompetensi Materi Larutan Penyangga, Edukimia, Vol. 1 No 1, 2019, h.58.
60

soal berupa artikel atau wacana.20 Hal ini diperkuat berdasarkan hasil jawaban
peserta didik dalam soal literasi sains baik berupa soal wacana, grafik, tabel
ataupun gambar siklus. Jumlah peserta didik yang menjawab soal bentuk wacana,
tabel, grafik dan lainnya sebagian besar menjawab tidak tepat atau tidak sesuai
hasil yang diinginkan. Namun, sebagian lainnya mampu menjawab dan
memahami soal secara baik.
Penelitian lain menyebutkan bahwa kondisi tersebut menunjukkan
kemampuan literasi sains tidak menyatu pada diri peserta didik, dimana
kemampuan dalam mengidentifikasi, menjelaskan, dan menginterpretasi jenis
permasalahan atau soal peserta didik masih lemah.21 Dengan demikian,
kemampuan tersebut perlu dilatih kembali oleh peserta didik dengan
membiasakan diri untuk mengerjakan soal berisikan wacana, tabel, ataupun
grafik. Berdasarkan hasil kemampuan literasi sains peserta didik yang diperoleh
pun masuk kedalam kategori sedang. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil
penskoran kemampuan literasi sains pada lampiran 8. 22

Indikator penilaian kemampuan literasi sains dalam penelitian ini terbagi


menjadi empat aspek, yaitu aspek kompetensi, aspek pengetahuan (konten), aspek
konteks, dan aspek sikap. Data hasil kemampuan literasi sains secara statistik per
aspek dapat dilihat mulai pada Tabel 4.4. Berdasarkan hasil rata-rata indikator
aspek literasi sains menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Aspek PISA kompetensi merupakan kemampuan menunjukkan kompetensi
sains seperti mengidentifikasi masalah sains, menjelaskan fenomena secara sains,
dan menggunakan bukti-bukti sains.23 Aspek kompetensi dalam penelitian ini
terbagi menjadi tiga indikator yaitu: mengidentifikasi isu-isu ilmiah, menjelaskan
fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti-bukti ilmiah. Hasil perhitungan

20
Gustia Angraini, “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMA Kelas X di Kota
Solok”, Disampaikan pada Seminar Universitas PGRI Semarang, Prosiding Mathematics and
Sciences Forumm, 2014, h.167.
21
Rubini B, Pusitasari D, Ardainto D, Hidayat A, “Sciences Teacher’s Understanding On
Science Literacy and Integrated Science Learning: Lesson From Teachers Training” Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 7 No 2, 2018, h.259.
22
Lampiran 9, h. 168.
23
P Permatasari dan Z Fitria, op.cit, h.54.
61

pada aspek kompetensi menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan pada


masing- masing indikatornya. Pebedaan data hasil rata-rata terlihat pada indikator
satu (Mengidentifikasi isu-isu ilmiah) yang menunjukkan rata-rata sebesar 43,67
yang lebih tinggi dibandingkan indikator dua (Menjelaskan fenomena secara
ilmiah) dan indikator tiga (Menggunakan bukti-bukti ilmiah), walaupun perbedaan
hasil yang tidak signifikan. Namun, apabila dilihat berdasarkan rata-rata
keseluruhan indikator, aspek kompetensi literasi sains masih tetap tergolong
kedalam kategori “rendah”.
Indikator satu kemampuan mengidentifikasi isu-isu ilmiah, peserta didik
dituntut untuk dapat mengenal pertanyaan yang diselidiki secara ilmiah. Selain itu
juga mampu mencari informasi dan kata kunci yang berhubungan dengan
permasalahan yang diberikan.24 Tentunya indikator mengidentifikasi isu ilmiah ini
memiliki hubungan antara pengetahuan yang dimiliki peserta didik terhadap
materi virus. Misalnya dalam soal terdapat pertanyaan berupa menentukan
permasalahan yang terjadi ataupun membentuk rumusan permasalahan pada
materi virus itu sendiri. Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
peserta didik belum mampu sepenuhnya untuk mengidentifikasi permasalahan
yang terjadi pada soal, artinya peserta didik belum sepenuhnya menguasai materi
virus. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil rata-rata yang menunjukkan bahwa
kemampuan literasi sains peserta didik pada aspek kompetensi masih dikatakan
“rendah”.
Indikator dua menjelaskan fenomena secara ilmiah ditunjukkan dengan
kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan
dan dipahami untuk menjawab soal atau permasalahan yang ada. Hal ini
mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam menjelaskan fenomena ilmiah
yang terjadi. Kategori “rendah” yang diperoleh peserta didik menunjukkan bahwa
kemampuan yang dicapai belum optimal, sehingga mempengaruhi hasil
kemampuan literasi sains. Begitupula dengan indikator tiga menggunakan bukti-
bukti ilmiah, yang menuntut peserta didik mampu menerangkan temuan ilmiah

24
Nisa Wulandari dan Hayat Solihin, “Analisis Kemampuan Literasi Sains Pada Aspek
Pengetahuan dan Komptensi Sains Siswa SMP pada Materi Kalor, Edusains: Jurnal Pendidikan
Sains & Matematika, Vol.8 No 1, 2016, h.70.
62

sebagai bukti dalam membuat kesimpulan serta mampu mengkomunikasikannya


dengan kata-kata. Kategori yang didapatkan “rendah”, sehingga menunjukkan
bahwa peserta didik belum optimal dalam memaknai temuan ilmiah tersebut
kedalam kesimpulan.
Aspek pengetahuan (konten) PISA merujuk pada konsep kunci sains yang
diperlukan untuk memahami fenomena alam yang terjadi dan perubahan yang
terjadi melalui aktivitas manusia. Hasil statistika menunjukkan perbedaan hasil
yang terlihat antara indikator satu dan indikator dua. Walaupun indikator satu dan
indikator dua masih termasuk kedalam kategori “rendah”, namun indikator satu
(Penyelidikan ilmiah) menunjukkan hasil yang lebih rendah yaitu sebesar 35,00
dibandingkan indikator dua (Penjelasan ilmiah). Hal ini dapat dilihat berdasarkan
hasil rata-rata aspek konten.
Indikator satu (Penyelidikan ilmiah) terdiri dari satu soal yaitu soal nomor
lima menentukan rumusan masalah berdasarkan dengan pernyataan dan grafik
yang ada. Berdasarkan pernyataan sebelumnya bahwa indikator ini memiliki nilai
rata-rata lebih rendah dibandingkan indikiator dua. Apabila dilihat berdasarkan
jawaban, peserta didik hanya perlu fokus dan lebih cermat terhadap bacaan dan
grafik yang tersedia, agar mampu menjawab dengan tepat. Adapun berdasarkan
hasil tes kemampuan literasi sains peserta didik yang menjawab benar hanya
sebagian kecil saja. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik belum mampu
untuk mencermati suatu bacaan maupun grafik secara teliti, sehingga sebagian
besar peserta didik mendapatkan skor kecil pada soal indikator penyelidikan
ilmiah yang menyebabkan nilai rata-rata masuk kedalam kategori rendah.
Indikator dua (Penjelasan ilmiah) menunjukkan hasil yang lebih tinggi yaitu
45,84 berada diatas rata-rata aspek pengetahuan (konten) yaitu sebesar 44,78,
namun masih dalam kategori “rendah”. Seperti yang diketahui bahwa aspek
konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci yang diperlukan untuk
memahami berbagai fenomena alam yang terjadi dan perubahan yang dilakukan
untuk alam melalui aktivitas kehidupan manusia. Berdasarkan hal ini, maka PISA
memberikan cakupan luas terhadap aspek konten sains ini dengan mendapatkan
pengetahuan
63

dari sumber-sumber informasi lain yang tersedia.25 Namun, berdasarkan hasil


kemampuan literasi sains, peserta didik belum menunjukkan secara maksimal
pemahaman konsep kunci hal ini mengenai peranan virus dalam kehidupannya.
Salah satu contoh soal dalam indikator penjelasan ilmiah disajikan sebuah
grafik, peserta didik diminta untuk memahami fenomena yang terjadi didalam
grafik tersebut. Namun, pada kenyataannya sebagian besar peserta didik belum
mampu menjawab soal tersebut secara maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar peserta didik tidak menjawab soal dengan penjelasan secara ilmiah
dan sebagian lainnya sesuai dengan yang diharapkan. Sementara itu, peneliti
mengharapkan jawaban yang diberikan menjawab dari fenomena yang ada pada
grafik. Dengan demikian hasil kemampuan literasi sains peserta didik dalam
indikator dan aspek konten masih dikategorikan rendah, walaupun pada tabel hasil
memang adanya perbedaan tetapi tidak terlihat atau tidak signifikan.
Aspek konteks PISA menunjuk pada situasi kehidupan sehari-hari dalam
konteks pemahaman sains. Dalam penilaian PISA 2006 fokus penilaian berada
pada situasi yang berkaitan dengan diri sendiri, keluarga (personal), komunitas
(sosial), dan global. Aspek konteks ini terdiri dari empat indikator, yaitu indikator
satu (bidang kesehatan), indikator dua (bidang sumber daya alam), indikator tiga
(Bidang lingkungan), dan indikator empat (Bidang batasan sains dan teknologi).
Data hasil kemampuan literasi sains aspek konteks peserta didik menunjukkan
indikator satu, dua, tiga, dan empat termasuk kedalam kategori yang sama yaitu
“rendah”. Perbandingan keempat indikator tersebut terlihat jelas pada data hasil
kemampuan literasi sains aspek konteks walaupun tidak terlalu signifikan per
indikatornya.
Indikator satu (Bidang kesehatan) dan tiga (Bidang lingkungan) tidak
mengalami perbedaan nilai yang begitu signifikan. Indikator tiga lebih rendah
dibandingkan indikator satu. Hal ini disebabkan karena konteks sains merujuk
pada situasi dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat memahami konsep
sains.

Humaniora, Vol.9 No 1, 2018, h.80.


64
Mufida Noviana dan Teguh Julianto, “Profil Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP di
25

Kota Purwekerto Ditinjau dari Aspek Konten, Proses, dan Konteks Sains, Jurnal Sains Sosial dan

Humaniora, Vol.9 No 1, 2018, h.80.


65

Sementara berdasarkan hasil, peserta didik belum mampu secara utuh memahami
konsep sains pada lingkungannya sendiri. Hal inilah yang menyebabkan indikator
tiga bidang lingkungan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan indikator
bidang kesehatan.
Data hasil kemampuan literasi sains aspek konteks terdapat perbedaan
signifikan. Perbedaan tersebut terdapat pada indikator dua (Bidang sumber daya
alam) dan empat (Bidang batasan sains dan teknologi). Indikator dua merupakan
indikator paling rendah dibandingkan yang lain, hal ini dapat dilihat berdasarkan
hasil dari salah satu soal yaitu nomor enam. Soal nomor enam mengenai proses
daur litik virus, peserta didik diminta untuk mengurutkan proses tersebut
berdasarkan gambar yang ditampilkan pada google formulir. Sementara itu, hasil
yang didapatkan peserta didik tidak ada yang mampu mengurutkan secara tepat
pada gambar tersebut. Hal inilah yang menyebabkan nilai rata-rata pada indikator
dua sangat jauh perbedaannya.
Hasil data indikator empat (bidang batasan sains dan teknologi) aspek
konteks memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi. Indikator empat terdiri dari
soal nomor tujuh berupa soal pilihan ganda mengenai pertumbuhan virus. Dalam
soal ini peserta didik jauh lebih mudah menjawabnya dibandingkan dengan soal
nomor enam. Hal ini dikarenakan jawaban dari soal tersebut menentukan
permasalahan tersebut terdapat didalam artikel atau bacaan yang ditampilkan,
sehingga peserta didik jauh lebih mudah menentukan jawabannya. Berdasarkan
data juga ditunjukkan bahwa hanya sebagian kecil peserta didik saja yang tidak
mampu menjawab dengan tepat.
Aspek sikap PISA pada penelitian ini berisikan tanggapan peserta didik
terhadap konteks materi virus. Penilaian aspek sikap pada PISA dilandaskan oleh
keyakinan yaitu literasi sains seseorang meliputi sikap tertentu, kepercayaan,
motivasi, kemampuan diri, dan nilai-niali tertentu. 26 Aspek sikap dalam penelitian
ini terdiri dari dua indikator, yaitu indikator satu (Minat terhadap sains) dan

Risa Hartati, “Peningkatan Aspek Sikap Literasi Sains Siswa SMP Melalui Penerapan
26

Model Problem Based Learning pada Pembelajaran IPA Terpadu”, Edusains: Jurnal Pendidikan
Sains & Matematika, Vol. 8 No 1, 2016, h.91.
66

indikator dua (Dukungan terhadap inkuiri ilmiah) yang keseluruhan terdapat lima
butir soal dengan 15 butir pernyataan. Indikator satu terdiri dari empat butir soal
dan indikator dua terdiri dari satu soal.
Data hasil persentase kemampuan literasi sains aspek sikap menunjukkan
tidak adanya perbedaan antara dua indikator. Indikator satu dan indikator dua
dikatakan sama karena masing-masing indikator berada pada kategori sikap
“baik”, hal ini dapat dilihat pada data tabel. Apabila dilihat berdasarkan nilai pada
masing-masing indikator, nilai indikator satu (Minat terhadap sains) memang lebih
unggul beberapa poin dibandingkan indikator dua. Namun, walaupun terdapat
perbedaan beberapa poin kemampuan aspek sikap peserta didik terhadap materi
virus ini masih termasuk dalam kategori “baik”.
Kemampuan lain yang terdapat pada penelitian ini adalah keterampilan
argumentasi peserta didik. Menurut Jimenez keterampilan argumentasi adalah
salah satu solusi dalam pendidikan sains guna untuk membantu peserta didik
dalam mempelajari hal mengevaluasi bukti dan dapat pula mendukung proses
pembelajaran dikelas. Selain itu, keterampilan argumentasi peserta didik baik
secara tertulis maupun lisan dapat menjadi tolak ukur pemahaman konsep dan
penalaran peserta didik terhadap materi.27 Keterampilan argumentasi dalam
penelitian ini menggunakan model Toulmin Argumentation Pattern (TAP) hasil
modifikasi. Alasan penggunaan model argumentasi ini dikarenakan adanya
komponen-komponen dasar dalam argumentasi wacana tertulis.
Penelitian keterampilan argumentasi ini peneliti hanya melihat ada tidaknya
komponen atau unsur keterampilan argumentasi. Komponen dalam argumentasi
model Toulmin terdiri dari lima jenis, yaitu klaim, data, penjamin (warrant),
pendukung (backing), kualifikasi, dan pengecualian/sanggahan. Klaim merupakan
salah satu bentuk pernyataan “setuju” atau “tidak setuju” seseorang pada suatu
wacana. Data berupa informasi yang mendukung terhadap klaim, penjamin berupa
alasan sebagai pendukungnya data dan klaim. Pendukung merupakan informasi

27
Putri Handayani, “Analisis Argumentasi Peserta Didik Kelas X SMA Muhammadiyah
1 Palembang dengan Menggunakan Model Argumentasi Toulmin”, Jurnal Inovasi dan
Fisika, Vol.2 No 1, 2015, h.61.
67
Pembelajaran

Fisika, Vol.2 No 1, 2015, h.61.


68

lebih lanjut untuk memperkuat penjamin. Kualifikasi adalah kalimat pada sebuah
klaim yang memperkuat pendapat seseorang, dan pengecualin terhadap penjamin
tertentu.
Penilaian keterampilan argumentasi ini hanya mengkaji argumentasi secara
tertulis berdasarkan topik soal yang disajikan. Soal argumentasi terdiri dari tiga
topik bacaan, soal pertama yaitu tentang penggunaan masker saat berolahraga,
soal kedua tentang pembelajaran tatap muka kembali dilaksanakan di zona
kuning, dan soal ketiga mengenai pro kontra penggunaan vaksin Covid-19 yang
berasal dari Negara China. Soal tersebut disajikan dalam bentuk bacaan atau
artikel dan dibagikan melalui media Google Formulir. Pengkategorian
argumentasi terbagi menjadi lima level, yaitu level 1 argumentasi terdiri dari
klaim (K), level 2 terdiri dari klaim dan data (D-K), level 3 terdiri dari klaim, data,
dan warrant (D-K-W). Level 4 meliputi klaim, data, warrant, dan backing (D-K-
W-B). Level 5 terdiri dari klaim, data, warrant dengan backing, dan kualitas atau
pengecualian (D-K-W-B- Q).
Data hasil keterampilan argumentasi soal satu yaitu tentang penggunaan
masker saat olahraga menunjukkan hasil yang bervariasi. Hasil persentase yang
didapat pada level 1 sebesar 8,47%, level 2 sebesar 5,08%, level 3 sebesar 64,40%,
level 4 sebesar 16,95%, dan level 5 sebesar 5,08%. Hal ini menunjukkan bahwa
level keterampilan argumentasi peserta didik rata-rata berada pada level 3 yaitu
mengandung data, klaim, dan pendukung tanpa penjamin, peserta didik sudah
mampu menyertakan data pendukung serta bukti terhadap argumennya. Namun
level 3 dalam hal ini masih merupakan tingkatan argumentasi pada umumnya
yaitu hanya berupa argumen atau pendapat yang biasa tidak disertai bukti dan data
yang lanjut dan dapat dikatakan masih berupa argumentasi tingkat rendah.
Data keterampilan argumentasi soal dua yaitu tentang pembelajaran tatap
muka kembali dilaksanakan di zona kuning juga menghasilkan data yang
bervariasi. Namun, data yang dihasilkan hampir sama dengan soal nomor satu,
dimana ketercapaian level dominan terdapat pada level 3 juga sebesar 72,88%.
Begitu pula dengan soal tiga yaitu tentang pro kontra vaksin Covid-19 yang
memiliki ketercapaian tertinggi yaitu pada level 3 sebesar 59,32. Keterampilan
tingkat
69

argumentasi dikatakan tinggi apabila argumen yang diberikan mengandung data,


klaim, bukti dan fakta serta sanggahan atau pengecualian yang kuat, bukan hanya
sekedar memberikan argumen semata.
Tujuan awal penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kemampuan literasi sains dan keterampilan argumentasi peserta didik. Setelah
didapatkan hasil kedua variabel, maka dilakukan uji statistik non-parametrik
menggunakan Uji Chi-Square Crosstab. Alasan digunakannya uji statistik non
parametrik ini selain data tidak berdistribusi normal, selain itu, jenis skala data
dalam penelitian ini berbeda yaitu salah satu datanya nominal. Tahapan pengujian
statistik Chi Square ini dilakukan terlebih dahulu dengan membuat Tabel Silang
(Crosstab) antara kategori kemampuan literasi sains dengan hasil argumentasi per
soal. Maka didapatkan tiga hasil Crosstab, kemudian disajikan tabel hubungan
seluruh soal yang terdapat pada Tabel 4.10.
Hasil yang didapatkan pada Uji hubungan Chi Square menunjukkan bahwa
hubungan antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi
ketiga soal berbeda-beda. Soal nomor satu menghasilkan nilai signifikansi Chi
Square sebesar 0,250, karena nilai signifikansi Chi Square hitung > daripada Chi
Square tabel 0,05, maka 𝐻𝑜 diterima. Artinya tidak terdapat adanya hubungan
antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi pada soal
nomor satu. Pada soal nomor dua menunjukkan nilai signifikansi Chi Square
sebesar 0,149 > 0,05 maka 𝐻𝑜 juga diterima. Begitupula dengan soal nomor tiga
menghasilkan nilai signifikansi Chi Square hitung sebesar 0,206 menunjukkan
nilai Chi Square hitung
> daripada nilai Chi Square tabel, artinya 𝐻𝑜 diterima yaitu menunjukkan tidak
adanya hubungan antara kemampuan literasi sains dengan keterampilan
argumentasi peserta didik pada soal nomor tiga. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hasil Uji Chi Square antara kemampuan literasi sains dengan ketiga soal
keterampilan argumentasi tidak terdapat hubungan.
Alasan tidak terdapatnya hubungan antara kemampuan literasi sains terhadap
ketiga soal tersebut tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah
satu faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya kemampuan peserta didik
dalam menganalisis permasalahan yang diberikan pada soal argumentasi. Hal
ini juga
70

terlihat berdasarkan hasil tes kemampuan literasi sains, yang mana pada soal
analisis grafik maupun tabel peserta didik belum mampu melakukannya dengan
tepat. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta
didik, sehingga didapatkan hasil yang diinginkan.28 Selain itu, kemampuan
menganalisis permasalahan merupakan landasan awal peserta didik dalam
memahami suatu konsep, dengan demikian hal tersebut menjadi salah satu faktor
penting baik dalam literasi sains maupun argumentasi.
Data pada hasil uji ketiga soal tersebut, soal nomor dua yaitu mengenai
pembelajaran tatap muka di zona kuning kembali dilakukan memiliki hasil yang
paling mendekati nilai signifikansi Chi Square. Kemudian disusul dengan soal
nomor tiga mengenai pro kontra vaksin covid-19. Hal ini terdapat kesesuaian
terhadap beragamnya argumen peserta didik dalam menanggapi topik bacaan
tersebut. Selain itu, pada topik wacana ini argument yang dituliskan peserta didik
sesuai dengan kondisi yang sedang dialaminya, dimana sebagian besar peserta
didik ingin tetap melakukan pembelajaran tatap muka dan sebagian lainnya justru
tetap dirumah saja. Dalam konteks bacaan tersebut dikatakan sebagai isu yang
bersifat sosiosaintifik, yaitu isu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
dengan pro dan kontra baik pada segi sains maupun lingkungan sosial, sehingga
peserta didik antusias dalam menanggapi isu kontroversial yang terjadi di
kehidupan sehari-hari salah satunya mengenai pembelajaran tatap muka yang akan
diberlakukan kembali dan vaksin covid-19.29
Topik bacaan yang disajikan juga berkaitan dengan kondisi relevan yang
terjadi saat ini, sehingga dalam menuliskan argumen, pendapat yang diberikan
sangat bervariasi. Pandangan peserta didik terkait topik soal nomor tiga juga
beragam, seperti ada yang membahas dari segi agama, politik, sains, dan ekonomi.
Adapun tanggapan dari segi agama yaitu terkait kehalalan produk, kemudian dari

28
Fatma Setiawati, “Korelasi Kemampuan Argumentasi dan Kemampuan Literasi Sains
Siswa Kelas XI IPA Dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Batusangkar, Skripsi IAIN
Batusangkar, 2018, h.81.
29
Siska, dkk, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Sosio Scientific Issues untuk
Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah”, Edusains: Jurnal Pendidikan Sains &
Matematika. Vol. 8 No 1, 2020, h.24.
71

segi politik ekonomi seperti apakah adanya keuntungan tersendiri pada pihak
tertentu, dan pada segi sains mengungkapkan aman atau tidaknya vaksin tersebut
di dalam tubuh manusia. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa topik dengan
isu sosiosaintifik dapat meningkatkan keterampilan argumentasi peserta didik.
Alasannya karena di dalam topik tersebut terdapat berbagai sudut pandang
pengetahuan sains, sehingga peserta didik dapat mengkaji topik yang disajikan
dengan berbagai sudut pandang.30
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan Uji Korelasi Spearman.
Penggunaan Uji Korelasi Spearman dilakukan karena data yang dihasilkan dari
salah satu variabel yaitu keterampilan argumentasi berdistribusi tidak normal,
dengan demikian penelitian ini menggunakan statistik non parametrik. Selain itu,
data yang dihasilkan diantara variabel terdapat data nominal, sehingga pengujian
hipotesis yang tepat adalah model Spearman.31
Hasil uji korelasi Spearman yang telah dilakukan menggunakan software
SPSS 25, didapatkan hasil korelasi sebesar 0,418 yang bernilai cukup dan positif.
Artinya semakin tinggi kemampuan literasi sains peserta didik, maka semakin
baik pula keterampilan argumentasinya. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan
literasi sains peserta didik memiliki nilai yang cukup signifikan terhadap
keterampilan argumentasi yaitu sebesar 0,001, yakni berdasarkan Uji Signifikansi
(2-tailed) 0,001< 0,05. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian salah satunya
dilakukan oleh Djohar maknun yang menyatakan bahwa apabila kemampuan
literasi sains meningkat maka keterampilan argumentasi meningkat pula, sehingga
keterampilan argumentasi dapat dihadirkan dalam pembelajaran agar kemampuan
literasi sains peserta didik meningkat. Penelitian lain juga menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif terhadap keterampilan argumentasi dengan kemampuan
literasi sains.32
Hubungan kemampuan literasi sains dan keterampilan argumentasi tentunya
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti yang sudah dicantumkan pada bab
sebelumnya terdapat faktor yang berasal dari diri sendiri maupun berasal dari luar.

30
Ibid., h.31.
31
Jan Hauke, Tomasz Kossowski, loc.cit, p.89.
32
Fatma Setiawati, op.cit, h.85.
72

Adapun faktor yang berasal dari luar yaitu seperti proses pembelajaran, kurikulum
yang digunakan, lingkungan belajar, serta bahan ajar yang digunakan. Faktor lain
yang berasal dari diri sendiri yaitu minat baca, kecerdasan peserta didik, latar
belakang peserta didik dan orang tua, pendidikan, sikap sains, dan sebagainya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara kemampuan literasi
sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik kelas X pada materi virus,
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup antara
kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi peserta didik dengan
nilai koefisien korelasi sebesar 0,418. Adapun nilai signifikansi antara
kemampuan literasi sains dengan keterampilan argumentasi sebesar 0,001 < 0,05
yang berarti memiliki hubungan signifikan. Selain itu, kemampuan literasi sains
peserta didik memiliki nilai rata-rata sebesar 66,68 termasuk kedalam kategori
sedang, sedangkan keterampilan argumentasi peserta didik rata-rata berada pada
level 3 yaitu terdiri dari klaim, data, dan warrant.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi Guru pemberian soal dengan literasi sains perlu dilakukan peningkatan
oleh guru, dengan tujuan agar peserta didik terbiasa mengerjakan soal literasi
sains dan mencapai hasil yang baik.
2. Bagi peserta didik diharapkan untuk meningkatkan keterampilan
berargumentasi secara baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya perlu melakukan analisis keterampilan argumentasi
berdasarkan keabsahan atau ketepatan dalam mengukur kualitas argumentasi
tersebut.
4. Apabila untuk penelitian selanjutnya dapat lebih mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan literasi sains ataupun
keterampilan argumentasi sendiri.
5. Perlu dilakukan oleh penelitian selanjutnya dengan berbagai konsep materi
yang terdapat pada pelajaran biologi.

68
DAFTAR PUSTAKA

Adian, Donny Gahral, dan Herdito, Sandi Pratama. Teknik Berargumentasi


Berpikir Sebagai Kecakapan Hidup Logika Terapan. Jakarta: Kencana
Prenata Media, 2013.
Adhimassana, Y.B. Logika Ilmu Berpikir Lurus. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press, 2016.
Aleixandre, Jimenez, M.P, & Erduran, S. Argumentation in Science Education:
An Overview. In Erduran, S. & Jimenez- Aleixandre, M.P.(Eds).
Netherlands: Springer Research, 2007.
Angraini, Gustia. “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMA Kelas X Di
Kota Solok”, Disampaikan pada Seminar Universitas PGRI Semarang,
Mathematics and Science Forumm 2014. 18 November, 2014.
B, Rubini, Pusitasari D, Ardianto D, and Hidayat, A. Sciences Teacher’s
Understanding On Science Literacy and Integrated Science Learning:
Lesson From Teachers Training. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 7
No 2, 2016.
Damayanti, Ni Wayan Sri, dan I, Komang Wisnu Budi Wijaya. Evaluasi
Pembelajaran IPA. Bali: NILACAKRA, 2020.
Devi, Ninda D.C, Evi Susanti, dan Nurma Yunita Indrianti. Analisis Kemampuan
Argumentasi Siswa pada Materi Larutan Penyangga. Jurnal Kimia dan
Pendidikan Kimia (JKPK). Vol. 3 No 3, 2018.
Duli, Nikolaus. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar untuk
Penulisan Skripsi & Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Deepublish,
2019.
Dinatha, Ngurah Mahendra, dan Dek, Ngurah Laba Laksana. Kesulitan Belajar
Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Terpadu, Jurnal Pendidikan Dasar
Nusantara. Vol. 2 No 2, 2017.
Eemeren, Frans H.Van, and Rob, Grootendorst. A Systematic Theory of
Argumentation: The Pragma-Dialectical Approach. New York:
Cambridge University Press, 2004.
Effendi, A’an dan Dyah, Octhoria Susanti. Logika Argumentasi Hukum. Jakarta:
Pranadamedia Group, 2020.
Faiqoh, Nurul, dkk. Profil Keterampilan Argumentasi Siswa kelas X dan XI
MIPA di SMA Batik 1 Surakarta pada Materi Keanekaragaman Hayati,
Journal Of Biology Education. Vol. 7 No 3, 2018.
Fibonacci, Anita. Literasi Sains dan Implementasinya Dalam Pembelajaran
Kimia. Selayo: Insan Cendikia Mandiri, 2020.
Fitria, Yanti dan Widya, Indra. Pengembangan Model Pembelajaran PBL
Berbasis Digital untuk Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan dan
Literasi Sains. Sleman: Budi Utama, 2020.
Gay, L.R., Geoffray E.Mills, and Peter, Airasian. Educational Research:
Competencies For Analysis and Applications. United States Of America:
Pearson, 2012.

69
70

Ghodang, Hyronymus dan Hartono. Metode Penelitian Kuantitatif Konsep


Dasar & Aplikasi Analisis Regresi dan Jalur dengan SPSS. Medan: Mitra
Grup, 2020.
Hamdi, Asep Saepul dan E, Bahruddin. Metode Penelitian Kuantitatif Dalam
Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish, 2014.
Handayani, Putri, Murtiati, dan Sardianto. Analisis Argumentasi Peserta Didik
Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palembang Dengan Menggunakan Model
Argumentasi Toulmin. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. Vol. 2 No
1, 2015.
Hartati, Risa. Peningkatan Aspek Sikap Literasi Sains Siswa SMP Melalui
Penerapan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran IPA
Terpadu. Edusains. Vol. 8 No 1, 2016.
Hauke, Jan and Tomasz, Kossowski. 2011. Comparison Of Values Of Pearson’s
and Spearman Correlation Coefficients on The Same Sets of Data.
Quaestiones Geographicae. Vol. 30 No 2, 2011.
Herlanti, Yanti. Pemanfaatan Media Sosial pada Pembelajaran Sains Berbaris
Isu Sosiosatntifik Untuk Mengembangkan Keterampilan Berargumentasl
dan Literasi Sains. Bandung : Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, 2014
Herlanti,Yanti, Rustaman N.Y, Rohman I dan Fitriani. Kualitas Argumentasi
pada Diskusi Isu Sosiosaintifik Mikrobiologi Melalui Weblog, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia (JPII), Vol. 1 No 2, 2012.
Jannah, Atiqah Miftakhul, Hadi Suwono, Amy Tenzer. Profile and Factors
Affecting Student’s Scientific Literacy of Senior High Schools. AIP
Conference Proceedings, Vol. 2215 No 070024, 2020.
Jarman, Ruth & Billy, Mc Clune. 2007. Developing Scientific Literacy. New York
: McGraw-Hill, 2007.
Jaya, Indra. Penerapan Statistik Untuk Penelitian Pendidikan Edisi Pertama.
Jakarta : Prenamedia, 2019.
Jurecki, Karenann and Matthew, Wander. Science Literacy, “Critical Thinking,
and Scientific Literature: Guidelines for Evaluating Scientific Literature in
the Classroom”, Journal of Geoscience Education, Vol. 60 No 2, 2012.
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian Edisi Ketiga. Depok: Rajawali Pres, Cet.5,
2017.
Kemendikbud. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 69 Tahun 2013. Jakarta: Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2013.
Kristanto, dan Vigih Hery. Metode Penelitian Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Yogyakarta: D,eepublish, 2018.
Kristowati, Reny dan Agung, Purwanto. Pembelajaran Literasi Sains Melalui
Pemanfaatan Lingkungan. Jurnal Pendidikan dan Kebudyaan. Vol. 9 No
2, 2019.
Kurniawan, Robert, dan Budi, Yuniarto. Analisis Regresi Dasar dan
Penerapannya dengan R. Jakarta: Kencana, 2016.
71

M, Angela, Cindy, E, and Gijsbert, Erkens. Collaborative Learning, Reasoning,


and Technology. United Stattes Of America: Laurence Erlbaum
Associates, 2006.
Maknun, Djohar. Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan
Literasi Sains dan Kualitas Argumentasi Siswa Pondok Pesantren Daarul
Uluum PUI Majalengka pada Diskusi Sosiosaintifik IPA, Jurnal Tarbiyah,
Vol.21 No 1, 2014.
Montoya, Silvia. Defining Literacy. Hanburg: UNESCO, 2018.
http://gaml.uis.unesco.org/wp-
content/uploads/sites/2/2018/12/4.6.1_07_4.6-defining-literacy.pdf.
Noviana, Mufida dan Teguh, Julianto. Profil Kemampuan Literasi Sains Siswa
SMP di Kota Purwekerto Ditinjau dari Aspek Konten, Proses, dan Konteks
Sains. Jurnal Sains Sosial dan Humaniora. Vol. 2 No 1, 2018.
OECD. Assessing Scientific, Reading and Mathematical Literacy : A Farame
work From PISA 2006. USA : OECD, 2006.
OECD. PISA 2012: Assesment and Analytical Framework: Mathematics,
Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. Tersedia di
http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en, 2013.
OECD. PISA 2015 Result Volume 1: Exellence and Equity in Education PISA.
Paris: OECD Publishing, 2015.
-------. PISA 2015 Assessmen and Analytical Framework: Science, Reading,
Mathematics, Financial and Literacy and Collaborative Problem Solving
Revisied Edition. Tersedia di http://dx.doi.org/10.1787/9789264281820-
en, 2017.
OECD. PISA 2018. Result (Volme1) What Students Know and Can Do.
https://read.oecd-ilibrary.org/education/pisa-2018-results-volume-
i_5f07c754-en#, 2019 . Diakses pada 31 Januari 2020.
-------. PISA 2018 Assessment and Analytical Framework. Paris: OECD
Publishing, 2019.
Padmadewi, Nyi Nyoman, dan Luh ,Putu Artini. Literasi di Sekolah Dari Teori
Ke Praktik. Bali : Nilacakra, 2018.
Palupi, Aprida Niken. Peningkatan Literasi Di Sekolah Dasar. Madiun: Bayfa
Cendekia Indonesia, 2020.
Payadnya I Putu Ade, dan I, Gusti Agung Ngurah T. J. Panduan Penelitian
Eksperimen Beserta Analisis Ststistik dengan SPSS. Yogyakarta:
Deepublish, 2018.
Pratiwi, S N Carl and N.S, Aminah. Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi
Sains Siswa. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF). Vol.9 No 1,
2019.
Prijowuntato, S Widnarto. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press, 2016.
Probosari, Riezky Maya, Murni Ramli, Harmita, Meti Indrowati, dan Sajidan.
Profil Keterampilan Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNS
Pada Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 9
No 1, 2016.
72

Purnama, Yuni Anggia. “Analisis Kualitas Argumentasi Siswa pada


Pembelajaran Menggunakan Media Kartun Konsep Sistem Imunitas”,
Skripsi pada UPI Bandung, 2014.
Purnomo, Rochmat Aldy. Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis dengan SPSS.
Ponorogo: Unmuh Ponorogo Press, 2017.
Rahayu, Yunita, Seuherman, dan Jujun, Ratnasari. Keterampilan Argumentasi
Siswa pada Materi Sistem Gerak SMAN Kabupaten Sukabumi Indonesia.
BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol. 6 No.3, 2020.
Riyanto, Slamet, dan Aglis, Andhita Hatmawan. Metode Riset Penelitian
Kuantitataif Penelitian Di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan
Eksperimen. Yogyakarta: Deepublish, 2020.
Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud. Desain Induk Gerakan Literasi
Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019.
Setiawati, Fatma, “Korelasi Kemampuan Argumentasi dan Kemampuan Literasi
Sains Siswa Kelas XI IPA dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1
Batusangkar”, Skripsi pada IAIN Batusangkar, 2018.
Sibel, Erduran & Jimenez, M.P Alexaindre. Argumentation in Science
Education: An Overview. Netherlands: Springer Research, 2007.
Siska, dkk. Penerapan Pembelajaran Berbasis Sosio Scientifc Issues untuk
Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah. Edusains: Jurrnal
Pendidikan Sains & Matematika, Vol.8 No 1, 2020.
Sitoayu, Laras, Rachmanida Nuzrina, dan Nanda Aula. Aplikasi SPSS untuk
Analisis Data Kesehatan Bonus Analisis Data dengan SEM. Bojong:
Naasya Expanding Management, 2020.
Siyoto, Sandu, dan M, Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, 2015.
Solichah, Nur. Mentoring Berbasis Literasi dan Kolaborasi Pengawas untuk
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI SMK Binaan dalam
Menerapkan Model Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Konvergensi. Vol. 7
Edisi 33, 2020.
Sumarni, Widodo, and Solihat. Stimulating Student’s Argumentation Using
Drawing Based Modeling The Concept of Ecosystem, International
Journal of Science and Applied Science, Vol. 2 No 1, 2017.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
V, Sampson, and Scheilgh, S. Scientific argumentation in biology : 30 classroom
activities. United States of America : National Science Teachers
Association, 2013.
Wulandari, Nisa, dan Hayat, Solihin. Analisis Kemampuan Literasi Sains Pada
Aspek Pengetahuan dan Kompetensi Sains Siswa SMP pada Materi Kalor.
Edusains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika. Vol. 8 No 1, 2016.
Yusuf, A Muri. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi
dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2017.
Yuyu, Yuliati. “Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA”. Jurnal Cakrawala
Pendas. Vol. 3 No 2, 2017.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

73
74

Lampiran 1 Instrumen Soal Keterampilan


Argumentasi ARTIKEL
Benarkah penggunaan masker saat berolahraga aman?

Masker merupakan salah satu alat pencegahan paling sederhana terhadap


pencegahan virus corona. Akibat pandemic COVID-19, segala aktivitas di luar
ruangan wajib menggunakan masker, salah satunya ketika berolahraga. Terdapat
beberapa pendapat mengenai hal tersebut. Pegiat olahraga lari, Melanie Putria
memilih untuk tidak menggunakan masker saat menjalankan latihan, karena tubuh
membutuhkan banyak oksigen. Organisasi kesehatan dunia (WHO) juga
menghimbau agar masyarakat tidak menggunakan masker saat olahraga karena
dapat menyebabkan tubuh sulit memperoleh oksigen. Dokter Michael Triangto
juga mengatkan penggunaan masker saat olahraga memang dianjurkan, dengan
catatan olahraga yang dilakukan intensitas ringan hingga sedang. Penggunaan
masker memang mengurangi aliran udara, namun masih memungkinkan orang
bernapas. Hanya saja kadar oksigen yang dihirup berkurang, tetapi lambat laun
keadaan tersebut akan beradaptasi dengan tubuh sehingga akan terbiasa.
PRO (penggunaan masker saat berolahraga)
1. https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200602125628-255-508993/saran-
dokter-dan-ahli-soal-penggunaan-masker-saat-olahraga
2. https://health.kompas.com/read/2020/06/01/160400068/olahraga-pakai-
masker-untuk-cegah-virus-corona-amankah-?page=all.
KONTRA (penggunaan masker saat berolahraga)
1. https://www.alodokter.com/amankah-menggunakan-masker-saat-olahraga
2. https://health.detik.com/kebugaran/d-5044088/pro-kontra-olahraga-pakai-
masker-pelari-dan-pesepeda-angkat-bicara

Informasi Tambahan :
https://lifestyle.kontan.co.id/news/menggunakan-masker-saat-bersepeda-atau-lari-
punya-banyak-manfaat-ini-penjelasannya.
75

https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/anjuran-
mengenai-penggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19-june- 20.pdf?
sfvrsn=d1327a85_2
Pertanyaan: Setujukah Anda penggunaan masker ketika berolahraga?
Jawaban: SETUJU / TIDAK SETUJU
Alasan menjawab Setuju / Tidak Setuju:
76

ARTIKEL
Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Zona Kuning Telah Diperbolehkan

Pandemi COVID-19 masih belum reda, banyak sekolah di Indonesia


masih tutup. Namun kini muncul wacana agar sekolah di zona kuning dibuka.
Mendikbud Nadiem Makarim menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukanlah
sebuah paksaan untuk dapat melaksanakan sekolah tatap muka, apabila
pemerintah daerah belum siap, maka tidak harus memulai pembelajaran dengan
tatap muka. KPAI berpendapat bahwa pembukaan tatap muka di Sekolah
seharusnya dinilai berdasarkan kesiapan sekolah bukan berdasarkan zona, karena
masih banyak sekolah yang tidak siap. Sebagian masyarakat justru setuju dengan
kebijakan tersebut, karena menurunnya kualitas pendidikan anak selama belajar
mandiri. Federasi Serikat Guru Indonesia menyatakan tidak sepakat dengan
keputusan tersebut. Wakil Sekretaris Jendral FSGI Satriawan menilai keputusan
tersebut seakan dibuat ‘paksa’ karena terus meningkatnya kasus covid-19, serta
dikhawatirkan menambah klaster baru Covid-19. Wakil Ketua Komisi X DPR
Hetifah Sjaifudian mengatakan selama masih memungkinkan lebih baik di rumah
saja. Menurutnya, sekolah tatap muka menjadi opsi terakhir jika ada kesulitan
dalam belajar.
PRO (adanya tatap muka di sekolah zona kuning):
1. https://health.grid.id/read/352280325/pemerintah-perbolehkan-sekolat-tatap-
muka-di-zona-kuning-covid-19-masyarakat-masih-pro-kontra?page=all
2. https://jurnalgarut.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-33657291/pelaksanaan-
pembelajaran-tatap-muka-nadiem-makarim-zona-kuning-dan-hijau-
diperbolehkan.
KONTRA (terhadap tatap muka di sekolah zona kuning) :
1. https://news.detik.com/berita/d-5124784/sekolah-di-zona-kuning-dibuka-
komisi-x-dpr-lebih-baik-di-rumah-saja
2. https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/08/060900165/sekolah-zona-
kuning-boleh-buka-serikat-guru-khawatir-jadi-klaster-baru?page=all

Informasi tambahan:
77

https://news.detik.com/pro-kontra/d-5091348/setujukah-anda-bila-sekolah-di-
zona-kuning-dibuka-lagi
https://pepnews.com/humaniora/p-7159f1104174969/menakar-pro-dan-kontra-
dibukanya-kembali-sekolah-pada-masa-pandemi-covid-19
https://www.youtube.com/watch?v=Z1GJWi6PsbI
Pertanyaan: Setujukah Anda pembelajaran tatap muka di sekolah pada zona
kuning kembali dilakukan?
Jawaban: SETUJU / TIDAK SETUJU
Alasan menjawab Setuju / Tidak Setuju:
78

ARTIKEL
Pro Kontra Vaksin Covid-19 yang Berasal Dari China

Pemerintah terus berupaya untuk menghasilkan vaksin Covid-19 di Indonesia.


Uji klinis terus dilakukan untuk mempercepat penemuan vaksin tersebut, salah
satunya didatangkan dari China. Menurut Kepala Komunikasi PT Bio Farma Iwan
Setiawan, alasan vaksin dibuat oleh Sinovac yang berasal dari China karena
memiliki beberapa kesamaan dengan Bio Farma, seperti: bentuk risetnya,
teknologi serupa dan produk Sinovac yang sudah diakui WHO. Prof. Kusnadi
mengatakan alasan menggunakan vaksin dari China karena baru China yang
melakukan penilitian hingga ke fase III dan harus cepat menggunakan vaksin ini
karena semakin banyak korban. Ketua Persaudaraan Alumni 212 Novel
Bamukmin menentang vaksin tersebut. Menurutnya akan timbulnya virus baru
yang lebih berbahaya, karena vaksin berasal dari Negeri asal virus ditemukan.
Selain itu, Novel menganggap uji coba vaksin dapat melumpuhkan generasi
muda, karena China merupakan Negara komunis. Berbeda dengan Anggota DPR
RI Guspardi Gaus tidak setuju dengan jumlah sukarelawan uji klinis vaksin asal
China, karena dirinya belum mendapatkan informasi tentang jaminannya.
Mengenai kehalalan produk vaksin juga belum jelas dan seharusnya pemerintah
melakukan kajian terlebih dahulu.
PRO (penggunaan vaksin Covid-19 yang dibuat China):
1. https://nasional.kontan.co.id/news/pro-kontra-vaksin-covid-19-dari-china-
unpad-kita-sudah-banyak-korban-harus-cepat
2. https://finance.detik.com/industri/d-5104780/3-alasan-yang-bikin-bio-farma-
kepincut-vaksin-corona-dari-china

KONTRA (penggunaan vaksin Covid-19 yang dibuat China):


1. https://www.hops.id/indonesia-pilih-vaksin-buatan-china-pa-212-tak-sudi-
mereka-komunis/
2. https://beritabuana.co/2020/07/29/guspardi-gaus-tak-setuju-pemerintah-uji-
klinis-vaksin-asal-china-ke-1-620-orang/

Informasi Tambahan:
79

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4322082/begini-perkembangan-uji-klinis-
vaksin-covid-19-asal-china-di-indonesia
https://money.kompas.com/read/2020/07/22/083748726/profil-sinovac-
perusahaan-china-pengirim-vaksin-corona-ke-indonesia?page=all#page2
Pertanyaan: Setujukah Anda penggunaan vaksin Covid-19 yang dibuat oleh
perusahaan asal China?
Jawaban: SETUJU / TIDAK SETUJU
Alasan menjawab Setuju / Tidak setuju:
80

Lampiran 2 Rubrik Penilaian Soal Keterampilan Argumentasi

Level Keterangan
1 Wacana mengandung Klaim (K)
2 Wacana mengandung Klaim dan Data (DK)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin tanpa
pendukung (backing) (DKW)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin
dengan pendukungnya (backing), tanpa
pengecualian dan atau pengecualian (DKWB)
5 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin
dengan pendukungnya (backing), dan
qualifier/kualitas dan/atau pengecualian
(DKWBQR)

Skor Keterangan
5 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin
dengan pendukungnya (backing), dan
qualifier/kualitas dan/atau pengecualian/
Reservation (DKWBQR)
4 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin
dengan pendukungnya (backing), tanpa
pengecualian dan atau pengecualian (DKWB)
3 Wacana mengandung Klaim, Data, Penjamin tanpa
pendukung (backing) (DKW)
2 Wacana mengandung Klaim dan Data (DK)
1 Wacana mengandung Klaim (K)
81

Lampiran 3 Soal Validasi Kemampuan Literasi Sains

KISI-KISI VALIDASI INSTRUMEN KEMAMPUAN LITERASI SAINS

Mata Pelajaran : Biologi Jumlah Soal : 29 Soal


Materi : Virus Bentuk Soal : Kognitif
Kurikulum : 2013
Alokasi Waktu :-
Kelas/Semester : X/Ganjil

Kompetensi Dasar (KD):


3.4 Menganalisis struktur dan replikasi, serta peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
4.4 Melakukan kampanye tentang bahaya virus dalam kehidupan terutama bahaya AIDS berdasarkan tingkat virulensinya melalui
berbagai media informasi.
Indikator
Pembelajaran No Jenis
Kompetensi PISA Soal
Kompetensi Soal Soal
(IPK)
3.4.1 Kompetensi: 1 Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1! Essa
Menjelaskan y
Mengidentifika
fenomena secara
si ciri-ciri dan ilmiah Virus ditemukan di hampir setiap ekosistem di bumi dan
struktur virus
merupakan jenis yang paling melimpah. Studi virus dikenal sebagai
82

(Menerapkan virologi. Anehnya, virus tidak termasuk makhluk hidup maupun benda
pengetahuan sains mati. Virus tidak dikategorikan makhluk hidup karena hanya berisi
dalam situasi tertentu) partikel penginfeksi yang terdiri dari satu jenis asam nukleat yaitu DNA
atau RNA sehingga dikatakan tidak memiliki organel sel dengan
lengkap. Selain itu, penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller,
Konteks: menyatakan bahwa virus dapat dikristalkan sehingga virus bukanlah sel
Melibatkan ilmu hidup, sebab sel yang paling sederhana pun tidak dapat berubah bentuk
pengetahuan dan menjadi kristal. Akan tetapi, virus memiliki asam nukleat sehingga
teknologi bidang virus dapat juga dikategorikan sebagai organisme hidup. Dengan
lingkungan adanya asam nukleat virus dapat melakukan reproduksi meskipun harus
Setting : Global di dalam sel inang.
(Keanekaragaman
Hayati)
Apa alasan yang menyebabkan virus tidak termasuk ke dalam makhluk
hidup? Berilah tanda checklist yang menyatakan virus tidak termasuk
makhluk hidup!
□ Memiliki organel sel
□ Tidak memiliki organel sel
□ Dapat dikristalkan
□ Tidak dapat dikristalkan
□ Memiliki DNA dan RNA
□ Memiliki DNA atau RNA saja

3.4.1 Kompetensi: 2 Bacalah artikel berikut untuk menjawab soal no 2! Ess


Menjelaskan ay
83

Mengidentifika fenomena secara Penelitian Virus MERS Dilakukan pada Susu Mentah
si ciri-ciri dan ilmiah
Penelitian terkait sumber penularan Sindrom Pernafasan Timur
struktur virus (Menerapkan Tengah (Midle East Respiratory Syndrome Corona Virus/MERS CoV)
pengetahuan sains masih terus dilakukan Emergency Committee yang dibentuk Organisasi
dalam situasi tertentu) Kesehatan Dunia (WHO). Termasuk penelitian untuk mengetahui
kemungkinan bahaya pada susu mentah.
Konteks:
Ini mengacu pada hasil penelitian yang dipublikasi di jurnal
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan kedokteran "Emerging Infectious Diseases", yang melihat stabilitas
teknolohi bidang virus MERS CoV pada susu unta, domba, dan sapi, sebelum maupun
sumber daya alam. sesudah dipasteurisasi. Meskipun memang virus ini bisa hidup lama di
Setting: susu, tapi sesudah di pasteurisasi maka virus tidak ditemukan lagi.

sosial (Produksi dan


distribusi makanan)
Berdasarkan artikel tersebut. Jelaskan hipotesis anda mengapa virus
Konten: tidak ditemukan lagi setelah susu di pasteurisasi?
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penyelidikan
Ilmiah: Eksperimen)

3.4.2 Kompetensi: 3 Ditemukan fakta-fakta sebagai berikut:


Mengklasifika Menggunakan A: Virus dengan asam nukleat RNA yang menyerang tanaman tembakau
si jenis virus bukti ilmiah bernama
84

(Menafsirkan Tobacco Mozaic Virus (TMV)


bukti ilmiah dan B: Virus dengan asam nukleat DNA yang menyerang manusia
membuat serta mengakibatkan penyakit flu bernama Influenza virus
mengkomunikas
ikan C: Virus dengan asam nukleat RNA yang menyerang tanaman jeruk
kesimpulan) bernama Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD)
D: Virus dengan asam nukleat DNA yang menyerang manusia
mengakibatkan penyakit Cacar bernama Varicella simplex
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan Buatlah kesimpulan berdasarkan fakta di atas!
teknologi bidang
lingkungan
Setting: Global
(Keanekaragaman
Hayati)

Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
85

Ilmiah: aturan
(berdasarkan data))
3.4.2 Kompetensi: 4 Ditemukan virus dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Mengklasifikasi Menggunakan bukti Jenis Kara Penyakit yang
jenis virus ilmiah kteris
(Mengidentifikasi Virus tik Ditimbulkan
asumsi, bukti dan Virus A - Nukleokapsid dibungkus oleh Menyebabkan
alasan di balik membrane penyakit tetelo
kesimpulan pada unggas besar
- Selubung tersusun atas
lipoprotein atau
Konteks: glikoprotein
Melibatkan ilmu Virus B - Hanya memiliki kapsid Menyebabkan
pengetahuan dan
dan asam nukleat penyakit mosaik
teknologi bidang pada tembakau
lingkungan - Nukleokapsid tidak disebulungi
oleh
Setting: global
(Keanekaragaman lapisan lain
hayati) Virus C - Nukleokapsid dibungkus oleh Menyebabkan
membran penyakit herpes
- Selubung tersusun pada manusia
Konten:
lipoproteinatau glikoprotein
- Pengetahuan Sains
(sistem
86

kehidupan) Virus D - Hanya memiliki kapsid dan Menyebabkan


asam nukleat penyakit kuning
- Pengetahuan tentang
- Nukleokapsid tidak pada daun dan
sains (Penjelasan
diselubungi oleh lapisan lain tomat
Ilmiah: aturan
(berdasarkan data)) Berdasarkan ciri-ciri diatas, klasifikasikan virus tersebut berdasarkan
kelompoknya! Berikan minimal 2 alasan pengelompokkan!

3.4.2 Kompetensi: 5 Perhatikan tabel pengelompokkan virus di bawah ini untuk menjawab soal Ess
nomor 5! ay
Mengklasifika Menggunakan bukti
si jenis virus ilmiah (Menafsirkan Pengelompokkan
bukti ilmiah dan
membuat dan Nukleokap
Mengkomunikasikan Asam Nukleat Bentuknya
sid
kesimpulan
N
Virus ss Iko Heli Ko Ber Non
o Ds ss Ds ks mpl - -
Konteks: D sahe
DN RN RN eks selu selu
N dral
Melibatkan ilmu A A A bun bun
pengetahuan dan A g g
teknologi bidang
lingkungan 1 MER √ √ √
S
Setting:
2 Limfo √ √ √
ma
87

global 3 Cacar √ √ √
(keanekaragaman air
hayati)
4 HIV √ √ √

Konten: 5 SARS √ √ √

- Pengetahuan Sains 6 Polio √ √ √


(sistem kehidupan) 7 Influe √ √ √ √
- Pengetahuan tentang nza
sains (Penjelasan
Ilmiah: formasi 8 TMV √ √ √
(representasi data)
Berdasarkan data di atas, manakah pernyataan di bawah ini yang paling
tepat?
A. Virus HIV dan Influenza memiliki struktur pengelompokkan yang
sama
B. Virus Limfoma dan TMV memiliki struktur pengelompokkan yang
berbeda
C. Semua virus berbentuk heliks memiliki nukleokapsid non-sebulung
D. MERS dan Cacar air memiliki struktur pengelompokkan yangsama
E. Semua virus berbentuk heliks memiliki nukleokapsid bersebulung
3.4.2 Kompetensi: 6 Perhatikan tabel perbandingan tipe-tipe hepatitis berikut untuk menjawab
Menggunakan bukti soal no 6!
ilmiah
(Mengidentifikasi
88

Mengklasifika asumsi, bukti dan alasan Pembeda Hepatiti Hepatitis Hepatiti Hepatitis D Hepatiti s
si jenis virus di balik kesimpulan) s sC
B E
A
Konteks:
Penyebab HAV HBV HCV HDV HEV Hepavirus
Melibatkan ilmu Picornav Hepadnavir Flaviviru Deltavirus
pengetahuan dan irus us s
teknologi bidang
Penyebar Oral Transfusi Tranfusi Tranfusi Oral (mulut) dan
kesehatan
an (mulut) darah dan darah, darah dan kontaminasi
setting: global dan kontak penggun kontak virus
(penyebaran infeksi kontamin darah, aan obat darah,
penyakit) asi feses hubungan dengan hubungan
seksual, alat seksual,
penggunaan suntik, penggunaan
Konten: obat suntik, diturunk obat dengan
- Pengetahuan Sains diturunkan an dari alat suntik,
(sistem kehidupan) dari ibu ke ibu ke diturunkan
anak anak dari ibu ke
- Pengetahuan tentang anak
sains (Penjelasan
Ilmiah: aturan Masa 15-180 30-180 hari 15-40 30-60 hari 15-60 hari
(berdasarkan bukti)) inkubasi hari hari
(rentang
waktu
mulai
dari
89

terinfeksi
sampai
timbul
gejala)
Masa Tidak Ada Ada Ada Tidak ada
kritis ada
Vaksin Ada Ada (3x Tidak Tidak ada Ada
injeksi) ada
Berdasarkan tabel, manakah penyakit hepatitis yang paling
berbahaya dan parah jika menyerang manusia?
A. Hepatitis A dan B, karena rentang waktu mulai dari
terinfeksi virus sampai timbul gejala lama.
B. Hepatitis A dan E, karena penyebaran virus melalui oral (mulut)
C. Hepatitis B dan C, karena adanya masa kritis
D. Hepatitis B dan D, karena penyebaran virus yang luas
sehingga memungkinkan virus dapat menyebar dengan cepat

E. Hepatitis C dan D, karena tidak adanya vaksin dan ada masa kritis
3.4.3 Kompetensi: 7 Perhatikan grafik untuk menjawab soal nomor 7! PG
Mengidentifikasi isu
Menjelaskan
ilmiah (Mengenali
cara hidup permasalahan yang
90

dan replikasi dapat diselidiki secara Sebuah penelitian dilakukan untuk melihat efektivitas ekstrak tanaman
virus ilmiah) herbal dalam menekan infeksi virus pada tanaman oyong. Ekstrak
tanaman yang digunakan yaitu daun pukul empat (PE) dan daun jengger
ayam (JA). Berikut adalah grafik yang menunjukkan perkembangan
Konteks: penyakit dengan masing-masing perlakuan;KITP (kontrol inokulasi
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
Setting: sosial
(pengendalian
penyakit)

Konten:
tanpa perlakuan), PE dan JA.
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penyelidikan Manakah rumusan masalah yang tepat berdasarkan grafik di atas?
Ilmiah: eksperimen)
A. Apakah ekstrak herbal dapat menekan pertumbuhan virus?
B. Apakah semua tumbuhan dapat digunakan untuk menekan
pertumbuhan virus?
C. Apakah pertumbuhan virus dapat terhenti?
91

D. Bagaimana cara menekan pertumbuhan virus?


E. Bagaimana pertumbuhan virus setiap minggu?
3.4.3 Kompetensi: 8 Perhatikan gambar daur litik berikut untuk menjawab soal no 8! PG
Menjelaskan Menjelaskan fenomena
cara hidup dan secara ilmiah
replikasi virus (Mengidentifikasi
deskripsi, penjelasan,
dan prediksi yang tepat)

Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
sumber daya alam
Setting: Global
(pertumbuhan populasi)

Konten :
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
Berdasarkan gambar, urutkanlah proses daur litik di bawah ini
dengan memberikan keterangan angka 1-5!
92

- Pengetahuan tentang □ Sel inang dikendalikan oleh materi genetik virus sehingga sel
sains (Penjelasan dapat membuat komponen virus
Ilmiah: jenis □ Virus melekat pada sel inang yang diinfeksi, dengan cara
menempel pada reseptor (protein khusus) pada permukaan sel
(teori)) inang
□ Virus membentuk diri dengan menggunakan kapsid dan asam
nukleat yang telah bereplikasi sehingga menjadi virus yang utuh
□ Virus mulai memasukkan materi genetiknya ke dalam sitoplasma
sel inang, sedangkan kapsid tetap berada di luar sel
□ Setelah virus baru terbentuk sempurna, induk virus mengeluarkan
enzim lisozim untuk menghancurkan sel inang yang kemudian
diikuti dengan pelepasan virus-virus baru
3.4.3 Kompetensi: 9 Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!
Menjelaskan Menggunakan bukti Virus merupakan organisme berukuran sangat kecil. Untuk dapat
cara hidup dan ilmiah
berkembang biak virus harus memasuki sel-sel tubuh inang dan
replikasi virus (Menafsirkan bukti menggunakannya untuk memperbanyak diri. Sebuah penelitian
ilmiah dan membuat dilakukan dengan meneliti ribuan senyawa kimia untuk mencari
serta
mengkomunikasikan senyawa-senyawa yang memperlihatkan aktivitas antivirus (pengendali
kesimpulan) virus).
Penelitian dilakukan pada virus-virus yang menyebabkan berbagai
Konteks : infeksi seperti infeksi Marburg dan Ebola. Saat menyerang sel inang,
virus menggunakan asam nukleatnya (RNA) untuk mengambil alih DNA
Melibatkan ilmu sel inang dan memaksanya untuk memperbanyak diri. Hasil penelitian
pengetahuan dan tersebut berupa sebuah senyawa yang paling efektif untuk menghentikan
teknologi bidang proses perbanyakan virus, dengan cara membatasi produksi RNA virus
tersebut. Seperti halnya antibiotik, yang efektif terhadap banyak penyakit
93

batasan sains dan akibat bakteri. Temuan ini dapat mengarah pada pembuatan obat untuk
teknologi mengobati berbagai jenis infeksi akibat virus.
Setting: Sosial Manakah kesimpulan yang paling tepat berdasarkan artikel di atas?
(modifikasi genetik)
A. Virus merupakan organisme yang berukuran sangat kecil
B. Virus merupakan mikroorganisme yang bersifat parasit
Konten :
C. Virus dapat melakukan reproduksi dengan memasuki sel tubuh inang
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan) D. Ditemukan senyawa kimia untuk pengendali reproduksi virus

- Pengetahuan tentang E. Ditemukan antibiotik untuk mengatasi infeksi akibat bakteri dan virus
sains (Penjelasan
Ilmiah: hasil (metode
baru))
3.4.3 Kompetensi: 1 Berdasarkan artikel, bagaimana pertumbuhan virus dapat ditekan? Ess
Menjelaskan 0 ay
Menjelaskan A. Dengan cara mematikan virus
fenomena secara
cara hidup ilmiah B. Dengan cara menghambat produksi RNA virus
dan replikasi
(Menerapkan C. Dengan cara mengkristalkan tubuh virus
virus
pengetahuan sains D. Dengan cara mengambil alih DNA sel inang
dalam situasi tertentu)
E. Dengan cara membuat antibiotik untuk menghancurkan virus
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
94

batasan sains dan


teknologi
Setting: Sosial
(modifikasi genetik)

Konten :
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: hasil (metode
baru))
3.4.4 Kompetensi: 11 Perhatikan grafik berikut untuk menjawab soal no 11! PG
Menganalisi Menggunakan bukti
ilmiah (Menafsirkan
s peranan
bukti ilmiah dan
virus dalam
membuat serta
kehidupan
mengkomunikasikan
sehari-hari kesimpulan)
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
95

teknologi bidang
kesehatan
Setting: Global
(penyebaran
infeksi penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penyelidikan
ilmiah: jenis data
(kuantitatif))
Manakah dari penyataan berikut yang di dukung oleh data pada grafik di
atas?
A. Jumlah kematian akibat flu burung seimbang dengan jumlah kasus
flu burung
B. Terjadi peningkatan paling tinggi kasus flu burung dan kematian
akibat flu burung pada tahun 2005-2006
C. Jumlah kasus flu burung berbanding terbalik dengan jumlah
kematian akibat flu burung
D. Peningkatan kasus flu burung paling tinggi terjadi pada tahun 2004-
2005
96

E. Jumlah kasus flu burung dan kematian akibat flu burung setiap
setiap tahun mengalami peningkatan
3.4.4 Kompetensi: 12 Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal no 12! PG
Menganalisis Mengidentifikasi isu
peranan virus ilmiah
Virus Mematikan Tanpa Obat Mewabah di India, Berpotensi
dalam (Mengenali Ancam Dunia
kehidupan permasalahan yang
sehari-hari dapat diselidiki secara
ilmiah) Serangan virus mematikan kembali mengancam. Virus langka
bernama Nipah dianggap sebagai virus yang berbahaya karena belum
ada obat maupun vaksin yang bisa digunakan sebagai pencegahan.
Konteks: Rata-rata tingkat kematian pada korban akibat terinfeksi Nipah
mencapai 75%. Statistik ini menunjukkan bahwa Nipah berpotensi
Melibatkan ilmu
menjadi penyakit mematikan.
pengetahuan dan
teknologi bidang Nipah pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998. Virus
kesehatan ini ditularkan melalui kelelawar buah ke spesies lain, termasuk manusia.
Kini, Nipah diketahui menyerang kota Kerala, India Selatan. Peneliti
Setting:
mengidentifikasi beberapa spesies kelelawar buah sebagai inang alami
Global
dari virus. Dalam beberapa kasus, manusia terinfeksi setelah minum
(epidemi)
nira dari pohon kurma yang mungkin telah terkontaminasi oleh
Konten: kelelawar buah. Kontak dengan hewan atau orang sakit juga dapat
- Pengetahuan Sains membantu penyebaran virus. Air liur pasien yang terinfeksi juga dapat
(sistem kehidupan) menyebarkan virus.
97

- Pengetahuan tentang Dari artikel di atas, permasalahan apakah yang anda temukan?
sains (Penjelasan
A. Virus mematikan kembali mengancam
Ilmiah: formasi
(peran pengetahuan B. Virus Nipah tidak dianggap sebagai virus yang berbahaya
yang ada dan C. Virus Nipah berpotensi menjadi penyakit mematikan
pengetahuan baru)
D. Virus Nipah disebarkan oleh kelelawar buah
E. Virus Nipah hanya menginfeksi hewan

3.4.4 Kompetensi: 13 Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal no 13 dan 14!
Menganalisis Mengidentifikasi isu
peranan virus
dalam ilmiah (Mengenali
kehidupan permasalahan yang Pada tahun 2012 hingga awal 2013, kasus MERS pertama kali
sehari-hari dapat diselidiki secara ditemukan di Arab Saudi dan secara cepat mewabah hingga ke beberapa
ilmiah) negara seperti Perancis, Jerman, Italia, dan Jordania. Di Indonesia,
pemerintah sudah melakukan langkah antisipasi dan sosialisasi sebagai
Konteks:
bentuk kewaspadaan. Hal ini mengingat Indonesia sangat rentan
Melibatkan ilmu terserang virus MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome
pengetahuan dan Corona Virus), karena sekitar 5000 orang Indonesia pergi ke Timur
teknologi bidang Tengah setiap harinya.
kesehatan
MERS-Cov merupakan virus jenis baru dari kelompok Corona
Setting : Global Virus dan masih berkerabat dengan virus penyebab SARS (Severe Acute
(penyebaran Respiratory Syndrome). Beberapa ilmuwan menganggap kasus MERS-
infeksi penyakit)
98

CoV tidak sehebat SARS. Baik MERS- CoV maupun SARS sama-sama
disebabkan oleh virus dari genus coronavirus. Virus ini
Konten:
mampu menimbulkan penyakit pada manusia, mulai dari gejala flu
- Pengetahuan
ringan sampai sindrom pernapasan akut yang bisa berakibat fatal atau
Sains (sistem
kematian. Perbedaan keduanya, MERS-CoV menyebar lebih lambat
kehidupan)
dibandingkan SARS. Sampai sejauh ini penularan MERS hanya
- Pengetahuan melewati satu jalur penularan, yaitu melalui kontak fisik dengan korban
tentang sains terjangkit. Sedangkan SARS, lebih berbahaya karena dapat menular
(Penjelasan melaui kontak langsung maupun melalui udara.
Ilmiah: aturan
(berdasarkan
bukti)) Berdasarkan artikel diatas, permasalahan apa yang terjadi?
3.4.4 Kompetensi: 14 Kata kunci manakah yang paling berhubungan dengan permasalahan PG
Menganalisis Mengidentifikasi isu artikel di atas?
peranan virus
dalam ilmiah A. Virus baru, Wabah, MERS
kehidupan (Mengidentifikasi kata-
B. Coronavirus, MERS, SARS
sehari-hari kata kunci untuk
memperoleh informasi C. Virus baru, Coronavirus, Sindrom
ilmiah) D. Sindrom, MERS, SARS
Konteks: E. Virus baru, Flu, Wabah
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
99

teknologi bidang
kesehatan
Setting : Global
(penyebaran
infeksi penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: aturan
(berdasarkan bukti)
3.4.4 Kompetensi: 15 Bacalah artikel berikut dan jawablah pertanyaan nomor 15! Ess
Menganalisis Mengidentifikasi isu ay
pernana virus
dalam ilmiah (Mengenali
kehidupan permasalahan yang Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi
sehari-hari dapat diselidiki secara anak dan dewasa muda yang rentan. Tetapi yang menjadi perhatian
ilmiah) dalam kesehatan masyarakat adalah efek pada janin (teratogenik)
apabila Rubella ini menyerang wanita hamil pada trimester pertama.
Konteks:
Infeksi Rubella yang terjadi sebelum adanya pembuahan janin dan
Melibatkan ilmu selama awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian janin
pengetahuan dan atau sindrom Rubella Kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS)
teknologi bidang pada bayi yang dilahirkan. CRS umumnya berwujud menjadi penyakit
kesehatan jantung bawaan,
100

Setting: Global katarak mata, bintik-bintik kemerahan, Microcephaly (kepala kecil), dan
(penyebaran infeksi tuli.
penyakit)
Konten : Berdasarkan artikel diatas, permasalahan apakah yang dapat ditemukan?
A. Virus Rubella hanya menginfeksi anak-anak yang berusia kurang
- Pengetahuan Sains
dari 1 tahun
(sistem kehidupan)
B. Virus Rubella yang menyerang wanita hamil dapat mempengaruhi
- Pengetahuan tentang perkembangan janin
sains (Penjelasan
Ilmiah: jenis (teori)) C. CRS menyebabkan berbagai masalah serius dan komplikasi pada ibu
hamil
D. Virus yang ada di dalam darah ibu hamil bisa dengan mudah
menyebar ke janin melalui plasenta
E. Anak yang terkena virus CRS dapat menyebarkan virus Rubella
3.4.4 Kompetensi: 16 Kata kunci manakah yang paling berhubungan dengan permasalahan PG
Menganalisis Mengidentifikasi isu artikel di atas?
pernana virus
dalam ilmiah (Mengenali A. Kehamilan, perkembangan janin, CRS
kehidupan permasalahan yang
B. CRS, virus Rubella, Microcephaly
sehari-hari dapat diselidiki secara
ilmiah) C. Wanita hamil, infeksi, sindrom Rubella

Konteks: D. Virus Rubella, Teratogenik, sindrom Rubella

Melibatkan ilmu E. Kongenital, Teratogenik, CRS


pengetahuan dan
101

teknologi bidang
kesehatan
Setting: Global
(penyebaran infeksi
penyakit)
Konten :
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: jenis (teori))
3.4.4 Kompetensi: 17 Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal nomor 17! PG
Menganalisis
pernana virus Mengidentifikasi isu Virus dikenal sebagai makhluk yang menyebabkan berbagai
dalam ilmiah (Mengenali penyakit. Saat ini, virus dapat digunakan untuk membuat pembangkit
kehidupan permasalahan yang listrik kecil bertenaga virus. Virus tersebut mengubah energi mekanik
sehari-hari
dapat diselidiki secara (gerak) menjadi listrik. Virus yang digunakan dalam penelitian adalah
ilmiah) M13 bakteriofag. Virus ini menyerang bakteri dan tidak berbahaya bagi
manusia.
Konteks:
Para peneliti membangun sebuah generator yang terdiri dari
Melibatkan ilmu
virus yang gennya sudah termodifikasi secara khusus dan membuatnya
pengetahuan dan
agar dapat menggandakan diri jutaan kali dalam hitungan jam. Temuan
teknologi bidang
ini memungkinkan dapat mengisi baterai handphone sambil berjalan
Batasan sains dan
kaki tanpa mencari colokan listrik. Listrik dibangkitkan dengan
teknologi
gerakan
mekanik seperti tekanan dan getaran pada kaki. Hasil ini juga dapat
102

Setting: Sosial digunakan sebagai alternatif pembangkit listrik terutama yang ramah
(modifikasi genetic) lingkungan
dengan sumber energi yang terbarukan.
Konten :
- Pengetahuan Sains Apa permasalahan yang terdapat dalam artikel di atas?
(sistem kehidupan)
A. Virus dikenal sebagai mikroorganisme yang menyebabkan berbagai
- Pengetahuan tentang penyakit dan bersifat parasit bagi manusia
sains (Penjelasan
Ilmiah: hasil B. Virus jenis M13 bakteriofag menyerang bakteri
(pengetahuan baru) C. Virus dapat menggandakan diri jutaan kali dalam hitungan waktu
yang singkat
D. Virus dapat dimodifikasi gennya sehingga dapat diproduksi dalam
skala besar
E. Virus dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
3.4.4 Kompetensi: 18 Bacalah artikel surat kabar berikut untuk menjawab soal nomor 18 dan PG
Menganalisis 19!
pernana virus Menjelaskan
dalam fenomena secara
kehidupan ilmiah
Sejarah Vaksinasi
sehari-hari
(Mengidentifikasi Mary Montagu adalah seorang istri duta besar Inggris di Turki.
deskripsi, eksplanasi,
Dia selamat dari serangan cacar pada tahun 1715. Saat tinggal di Turki
dan prediksi yang tepat)
pada tahun 1717, dia mengamati sebuah metode yang disebut inokulasi.
Metode ini dilakukan dengan cara menggoreskan nanah cacar sapi ke
103

Konteks: dalam kulit orang muda yang sehat kemudian menjadi sakit, tetapi
Melibatkan ilmu dalam banyak kasus hanya dengan bentuk penyakit ringan. Mary
pengetahuan dan Montagu sangat yakin akan keamanan inokulasi ini sehingga dia
teknologi bidang membiarkan putra dan putrinya diinokulasi.
kesehatan Pada 1796, seorang dokter Inggris, Edward Jenner,
Setting: Sosial menggunakan inokulasi cacar sapi untuk menghasilkan antibody
(pengendalian terhadap cacar. Perawatan ini memiliki lebih sedikit efek samping dan
penyakit) orang yang diobati tidak dapat menulari orang lain. Penemuan
Jenner tersebut dikenal sebagai vaksinasi yang diambil dari bahasa
Konten : latin sapi, yaitu vacca.
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
Jenis penyakit apa yang dapat divaksinasi terhadap manusia?
- Pengetahuan tentang
A. Penyakit yang diwarisi seperti hemophilia
sains (Penjelasan
Ilmiah: jenis (teori)) B. Penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti polio
C. Penyakit akibat gangguan fungsi tubuh, seperti diabetes
D. Penyakit akibat kelainan hormon, seperti tumor
E. Segala macam penyakit yang tidak dapat disembuhkan
3.4.4 Kompetensi: 19 Berikan satu alasan mengapa dianjurkan bahwa anak-anak muda dan PG
Menganalisis Menjelaskan orang tua harus divaksinasi terhadap influenza (flu)!
peranan virus fenomena secara
dalam ilmiah
104

kehidupan (Menerapkan
sehari-hari pengetahuan sains
dalam situasi tertentu)

Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Sosial
(pengendalian
penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: jenis (teori))
3.4.4 Kompetensi: 20 Berikut ini adalah tabel mengenai dosis pemberian beberapa jenis vaksin; PG
Menjelaskan Selang Waktu
Menganalisi Dosis
fenomena secara Jenis
s peranan ilmiah Pember 2 bulan 4 bulan 6 18 5 tahun
vaksin
virus dalam ian bulan bulan
105

kehidupan (Mengidentifikasi DPT 5 kali √ √ √ √ √


sehari-hari deskripsi, eksplanasi, Polio 5 kali √ √ √ √ √
dan prediksi yang tepat)
BCG 1 kali √ - - - -
Konteks:
PCV 4 kali √ √ √ √ -
Melibatkan ilmu
MMR 2 kali - - - √ √
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan Berdasarkan tabel tersebut ada beberapa jenis vaksin yang diberikan
secara berkala. Mengapa pemberian vaksin harus diberikan secara
Setting: Personal berkala?
(pemeliharaan
kesehatan)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: aturan (harus
konsisten secara
logis))
3.4.4 Kompetensi: 21 Berikut ini merupakan data penderita demam berdarah di Kota Bogor : Ess
Menganalisis Mengidentifikasi ay
peranan virus isu ilmiah No. Musim Bulan Jumlah Penderita
dalam (Mengenali DBD
permasalahan yang
106

kehidupan dapat diselidiki 1. Hujan Oktober 100 orang


sehari-hari secara ilmiah) 2. Hujan November 150 orang
Konteks: 3. Hujan Desember 200 orang
Melibatkan ilmu 4. Pancaroba Januari 450 orang
pengetahuan dan
teknologi bidang 5. Pancaroba Februari 500 orang
kesehatan Setting: 6. Pancaroba Maret 300 orang
Sosial
(pengendalian 7. Kemarau April 150 orang
penyakit) 8. Kemarau Mei 100 orang
Konten: 9. Kemarau Juni 100 orang
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
Berdasarkan data tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan? Berikan
- Pengetahuan alasannya!
tentang sains
(Penjelasan Ilmiah:
formasi (peran
pengetahuan yang
masih ada dan bukti
baru))
3.4.4 Kompetensi: 22 Bacalah artikel berikut untuk menjawab soal nomor 22, 23 dan 24! Ess
Menganalisis Mengidentifikasi isu ay
peranan virus
dalam ilmiah (Mengenali
permasalahan yang Vaksin dikenalkan pada tahun 1796 oleh Edward Jenner, dokter dari
Inggris. Saat itu sedang mewabah penyakit cacar. Jenner mengambil
107

kehidupan dapat diselidiki secara beberapa cairan dari luka penderita cacar sapi dan menggoreskan di
sehari-hari ilmiah) lengan seorang anak. Tetapi, anak tersebut tidak terinfeksi cacar air
yang sedang mewabah. Hal ini karena tubuh telah menghasilkan
Konteks:
antibodi untuk melawan virus.
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan Pada abad 19, Louis Pasteur (ahli kimia) dari Perancis,
teknologi bidang mengembangkan tehnik kimia untuk mengisolasi (memisahkan) virus
kesehatan dan melemahkannya, yang efeknya dapat dipakai sebagai vaksin. Saat
itu, mendapat protes keras dari masyarakat karena menggunakan
Setting: Sosial mikroorganisme dari penyakit itu sendiri yang dimasukan ke dalam
(pengendalian tubuh. Kemudian, peneliti lainnya mengembangkan vaksin yang tidak
penyakit) aktif/inaktif (dari virus yang dimatikan/dibuat tidak aktif).
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan) Berdasarkan artikel, permasalahan apa yang terjadi?

- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: formasi
(peran pengetahuan
yang masih ada dan
bukti baru))
3.4.4 Kompetensi: 2 Manakah metode pembuatan vaksin yang paling tepat berdasarkan artikel PG
Menganalisis Menjelaskan 3 di atas?
peranan virus
dalam A. Vaksin dibuat dari antibodi manusia
108

kehidupan fenomena secara B. Vaksin dibuat dari virus cacar


sehari-hari ilmiah
C. Vaksin dibuat dari cairan luka
(Mengidentifikasi D. Vaksin dibuat dari virus yang dilemahkan
deskripsi, eksplanasi,
dan prediksi yang tepat) E. Vaksin dibuat dari mikroorganisme patogen

Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Sosial
(pengendalian
penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: formasi
(peran pengetahuan
yang masih ada dan
bukti baru))
109

3.4.4 Kompetensi: 2 Seseorang yang diberikan vaksin kemungkinan untuk terkena suatu PG
Menganalisis Menjelaskan 4 penyakit sangat rendah. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
peranan virus fenomena secara
dalam ilmiah A. Tubuh telah membentuk sel darah merah dan menghancurkan virus
kehidupan yang masuk ke dalam tubuh
sehari-hari (Mengidentifikasi
B. Tubuh dapat membunuh semua jenis penyakit yang masuk ke dalam
deskripsi, eksplanasi, tubuh
dan prediksi yang tepat)
C. Tubuh menghasilkan cairan yang dapat menghancurkan virus
D. Tubuh telah membuat antibodi sebelum virus tersebut masuk ke
Konteks: dalam tubuh
Melibatkan ilmu E. Tubuh dapat meningkatkan trombosit untuk menangkap virus yang
pengetahuan dan masuk ke dalam tubuh
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Sosial
(pengendalian
penyakit)

Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
110

Ilmiah: formasi
(peran pengetahuan
yang masih ada dan
bukti baru))
3.4.4 Kompetensi: Bacalah paragraf dibawah ini untuk menjawab soal nomor 25 dan 26! Ess
Menganalisis ay
peranan virus Menjelaskan fenomena
dalam secara ilmiah
kehidupan Pada saat ini kasus HIV dan AIDS menjadi perhatian karena
(Mengidentifikasi
sehari-hari peningkatan angka kejadiannya yang terus bertambah dari waktu ke
deskripsi, eksplanasi,
waktu dan tidak adanya penurunan yang drastis. Kalangan remaja
dan prediksi yang tepat)
berusia 15-24 tahun merupakan kelompok yang rentan terinfeksi Human
Konteks: Immunodefiency Virus (HIV). Data Kementeriaan Kesehatan
Melibatkan ilmu (Kemenkes), hingga September 2015 menunjukkan, remaja yang
pengetahuan dan terinfeksi HIV berjumlah 28.060 orang (15,2%). Sebanyak 2089 orang
teknologi bidang (3%) diantaranya sudah dengan AIDS.
kesehatan Remaja dan dewasa muda adalah populasi manusia yang rentan
Setting: Global dengan penularan virus HIV/AIDS lewat hubungan seksual.
(penyebaran infeksi Ketidaktahuan terutama di kalangan pelajar yang tidak pernah
penyakit)) mendapatkan pendidikan seksual atau yang hanya mengetahui seks
secara samar-samar serta mudahnya informasi yang didapat dari video
Konten: pornografi membuat hubungan seksual saat ini menjadi aktifitas yang
- Pengetahuan Sains lazim di antara pasangan yang belum menikah dan banyak dilakukan
(sistem kehidupan) secara tidak aman. Kondisi seperti ini sangat berbahaya bagi remaja
karena kemungkinan tertular penyakit menular seksual akan sangat
111

- Pengetahuan tentang mudah terjadi, akibatnya banyak remaja yang menjadi penderita
sains (Penjelasan HIV/AIDS.
Ilmiah: hasil
(mengarah pada
pertanyaan dan Berikan hipotesamu, mengapa kalangan remaja rentan terinfeksi HIV?
investigasi baru))
3.4.4 Kompetensi: Menurut anda, pencegahan apakah yang dapat dilakukan agar terhindar Ess
Menganalisis Menjelaskan dari virus HIV? ay
peranan virus
dalam fenomena secara
kehidupan ilmiah
Berikan 2 alasan yang tepat!
sehari-hari (Mengaplikasikan
pengetahuan sains
dalam situasi yang
diberikan)
Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
Setting: Global
(penyebaran infeksi
penyakit))
112

Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: hasil
(mengarah pada
pertanyaan dan
investigasi baru))
3.4.4 Kompetensi: Berikut ini merupakan gejala penyakit yang timbul pada sistem
Menganalisis Menjelaskan pertahanan tubuh! Berilah tanda checklist ciri-ciri tubuh terinfeksi virus
peranan virus
dalam fenomena secara HIV yang tepat dibawah ini!
kehidupan ilmiah Anemia
sehari-hari (Mengaplikasikan
pengetahuan sains Tubuh kurus dan tampak kering
dalam situasi yang
diberikan) Lesu dan mudah lelah
Konteks: Muka selalu pucat
Melibatkan ilmu Rentan terhadap penyakit
pengetahuan dan
teknologi bidang Sesak nafas
kesehatan Mata merah dan berair
113

Setting: Sosial Demam


(pengendalian
penyakit)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: jenis data
(kualitatif)
3.4.4 Kompetensi: Perhatikanlah grafik berikut untuk menjawab soal no 28! Ess
Menganalisis ay
peranan virus Menggunakan bukti
dalam ilmiah (Mengidentifikasi
kehidupan asmsi, bukti dan alasan
sehari-hari di balik kesimpulan)

Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan Berdasarkan data diatas, apa yang dapat kamu simpulkan? Berikan
alasanmu!
114

Setting: sosial
(transmisi sosial)
Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: formasi
(representasi data)
3.4.4 Kompetensi: Perhatikan grafik berikut untuk menjawab nomor 29! Ess
Menganalisis ay
peranan virus Menggunakan bukti
dalam ilmiah (Mengidentifikasi
kehidupan asumsi, bukti dan alasan
sehari-hari di balik kesimpulan)

Konteks:
Melibatkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi bidang
kesehatan
115

Setting: Global Berdasarkan data di atas, Dian menyimpulkan bahwa jumlah penderita
(penyebaran infeksi HIV meningkat tiap tahunnya, sedangkan penderita AIDS menurun.
Setujukah kamu dengan pernyataan Dian? Berikan alasanmu!
penyakit)

Konten:
- Pengetahuan Sains
(sistem kehidupan)
- Pengetahuan tentang
sains (Penjelasan
Ilmiah: formasi
(representasi data)
116

Lampiran 4 Hasil Validasi Instrumen Tes Kemampuan Literasi Sains


Validasi PG
117

Validasi Isian Singkat


118

Lampiran 5 Sebaran Soal Hasil Tes Kemampuan Literasi Sains


Nomor Soal Aspek Kompetensi PISA Nomor Jum
Indikator Mengidenti Menjelaskan Menggunakan Soal Sikap lah
Pembelajaran fikasi Isu- Fenomena Bukti-bukti Aspek Soal
isu Ilmiah Secara Ilmiah PISA
Ilmiah
3.4.1
Mengidentifikasi
- 1 (K3,P2) - 2(S1) 2
ciri-ciri dan
struktur virus
3.4.2
3(K3,P2)
Mengklasifikasi - - - 2
4(K1,P2)
jenis-jenis virus
3.4.3 menjelaskan
6(K2,P2)
cara hidup dan 5(K1,P1) - - 3
7(K4,P2)
replikasi virus
3.4.4
Menganalisis 8(K1,P2)
peranan virus
dalam kehidupan 10(K1,P2) 9(S2)
17(K1,P2)
dan lingkungan 12(S1)
18(K1,P2) 20(K1,P2) 13
11(K1,P2) 14(S1)
19(K1,P2)
16(S1)
13(K1,P2)

15(K1,P2)
Jumlah Soal 6 6 3 5 20
119

Lampiran 6 Instrumen Soal Tes Kemampuan Literasi Sains


Instrumen Soal Tes Literasi Sains

SOAL TES LITERASI


SAINS BIOLOGI-VIRUS
Nama :
Sekolah :
Kelas :

Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1!

Virus ditemukan dihampir setiap ekosistem di bumi dan merupakan jenis


yang paling melimpah. Studi virus dikenal sebagai virologi. Anehnya, virus tidak
termasuk makhluk hidup maupun benda mati. Virus tidak dikategorikan makhluk
hidup karena hanya berisi partikel penginfeksi yang terdiri dari satu jenis asam
nukleat yaitu DNA atau RNA sehingga dikatakan tidak memiliki organel sel
dengan lengkap. Selain itu, penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller,
menyatakan bahwa virus dapat dikristalkan sehingga virus bukanlah sel hidup,
sebab sel yang paling sederhana pun tidak dapat berubah bentuk menjadi kristal.
Akan tetapi, virus memiliki asam nukleat sehingga virus dapat juga dikategorikan
sebagai organisme hidup. Dengan adanya asam nukleat virus dapat melakukan
reproduksi meskipun harus di dalam sel inang.

1. Apa alasan yang menyebabkan virus tidak termasuk ke dalam sel makhluk
hidup? Berilah tanda checklist yang menyatakan virus tidak termasuk
makhluk hidup!
□ Memiliki organel sel
□ Tidak memiliki organel sel
□ Dapat dikristalkan
□ Tidak dapat dikristalkan
120

□ Memiliki DNA dan RNA


□ Memiliki DNA atau RNA saja

2. Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Centang satu kotak


disetiap baris.
Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Mempelajari tentang
struktur virus
Mengetahui bagaimana
virus bermutasi (berubah)
Memahami lebih baik
bagaimana tubuh membela
diri melawan virus

3. Ditemukan fakta-fakta sebagai berikut:


A: Virus dengan asam nukleat RNA yang menyerang tanaman tembakau
bernama Tobacco Mozaiz Virus (TMV)
B: Virus dengan asam nukleat DNA yang menyerang manusia mengakibatkan
penyakit flu bernama Influenza virus
C: Virus dengan asam nukleat RNA yang menyerang tanaman jeruk bernama
Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD)
D: Virus dengan asam nukleat DNA yang menyerang manusia mengakibatkan
penyakit cacar bernama Varicella simplex
Buatlah kesimpulan berdasarkan fakta di atas!
121

Perhatikan tabel perbandingan tipe-tipe hepatitis berikut untuk menjawab soal


no 4!
Pembeda Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D Hepatitis E
Penyebab HAV HBV HCV HDV HEV
Picornavirus Hepadnavirus Flavivirus Deltavirus Hepavirus
Penyebaran Oral (mulut) Transfusi Tranfusi Tranfusi Oral (mulut)
dan darah dan darah, darah dan dan
kontaminasi kontak darah, penggunaan kontak kontaminasi
feses hubungan obat dengan darah, virus
seksual, alat suntik, hubungan
penggunaan diturunkan seksual,
obat suntik, dari ibu ke penggunaan
diturunkan anak obat dengan
dari ibu ke alat suntik,
anak diturunkan
dari ibu ke
anak
Masa 15-180 hari 30-180 hari 15-40 hari 30-60 hari 15-60 hari
inkubasi
(rentang
waktu mulai
dari
terinfeksi
sampai
timbul
gejala)
Masa kritis Tidak ada Ada Ada Ada Tidak ada
Vaksin Ada Ada (3x Tidak ada Tidak ada Ada
injeksi)

4. Berdasarkan tabel, manakah penyakit hepatitis yang paling berbahaya dan


parah jika menyerang manusia?
A. Hepatitis A dan B, karena rentang waktu mulai dari terinfeksi virus
sampai timbul gejala lama.
B. Hepatitis A dan E, karena penyebaran virus melalui oral (mulut)
C. Hepatitis B dan C, karena adanya masa kritis
122

D. Hepatitis B dan D, karena penyebaran virus yang luas sehingga


memungkinkan virus dapat menyebar dengan cepat
E. Hepatitis C dan D, karena tidak adanya vaksin dan ada masa kritis
Perhatikan grafik untuk menjawab soal nomor 5!

Sebuah penelitian dilakukan untuk melihat efektivitas ekstrak tanaman


herbal dalam menekan infeksi virus pada tanaman oyong. Ekstrak tanaman yang
digunakan yaitu daun pukul empat (PE) dan daun jengger ayam (JA). Berikut
adalah grafik yang menunjukkan perkembangan penyakit dengan masing-masing
perlakuan; KITP (kontrol inokulasi tanpa perlakuan), PE dan JA.

5. Manakah rumusan masalah yang tepat berdasarkan grafik di atas?


A. Apakah ekstrak herbal dapat menekan pertumbuhan virus?
B. Apakah semua tumbuhan dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan
virus?
C. Apakah pertumbuhan virus dapat terhenti?
D. Bagaimana cara menekan pertumbuhan virus?
E. Bagaimana pertumbuhan virus setiap minggu?
123

Perhatikan gambar daur litik berikut untuk menjawab soal nomor 6!

6. Berdasarkan gambar, urutkanlah proses daur litik di bawah ini dengan


memberikan keterangan angka 1-5!
□ Sel inang dikendalikan oleh materi genetik virus sehingga sel dapat
membuat komponen virus
□ Virus melekat pada sel inang yang diinfeksi, dengan cara menempel
pada reseptor (protein khusus) pada permukaan sel inang
□ Virus membentuk diri dengan menggunakan kapsid dan asam nukleat
yang telah bereplikasi sehingga menjadi virus yang utuh
□ Virus mulai memasukkan materi genetiknya ke dalam sitoplasma sel
inang, sedangkan kapsid tetap berada di luar sel
□ Setelah virus baru terbentuk sempurna, induk virus mengeluarkan
enzim lisozim untuk menghancurkan sel inang yang kemudian diikuti
dengan pelepasan virus-virus baru
Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal nomor 7!

Virus merupakan organisme berukuran sangat kecil. Untuk dapat


berkembang biak virus harus memasuki sel-sel tubuh inang dan menggunakannya
untuk memperbanyak diri. Sebuah penelitian dilakukan dengan meneliti ribuan
senyawa kimia untuk mencari senyawa-senyawa yang memperlihatkan aktivitas
antivirus (pengendali virus).
124

Penelitian dilakukan pada virus-virus yang menyebabkan berbagai infeksi


seperti infeksi Marburg dan Ebola. Saat menyerang sel inang, virus menggunakan
asam nukleatnya (RNA) untuk mengambil alih DNA sel inang dan memaksanya
untuk memperbanyak diri. Hasil penelitian tersebut berupa sebuah senyawa yang
paling efektif untuk menghentikan proses perbanyakan virus, dengan cara
membatasi produksi RNA virus tersebut. Seperti halnya antibiotik, yang efektif
terhadap banyak penyakit akibat bakteri. Temuan ini dapat mengarah pada
pembuatan obat untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat virus.

7. Berdasarkan artikel di atas, bagaimana pertumbuhan virus dapat ditekan?


A. Dengan cara mematikan virus
B. Dengan cara menghambat produksi RNA virus
C. Dengan cara mengkristalkan tubuh virus
D. Dengan cara mengambil alih DNA sel inang
E. Dengan cara membuat antibiotik untuk menghancurkan virus
Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 8!

Virus Mematikan Tanpa Obat Mewabah di India, Berpotensi Ancam


Dunia

Serangan virus mematikan kembali mengancam. Virus langka bernapa


Nipah dianggap sebagai virus yang berbahaya karena belum ada obat maupun
vaksin yang bisa digunakan sebagai pencegahan. Rata-rata tingkat kematian pada
korban akibat terinfeksi Nipah mencapai 75%. Statistik ini menunjukkan bahwa
Nipah berpotensi menjadi penyakit mematikan.

Nipah pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998. Virus ini
ditularkan melalui kelelawar buah ke spesies lain, termasuk manusia. Kini, Nipah
dikertahui menyerang kota Kerala, India Selatan. Peneliti mengidentifikasi
beberapa spesies kelelawar buah sebagai inang alami dari virus. Dalam beberapa
kasus, manusia terinfeksi setelah minum nira dari pohon kurma yang mungkin
telah terkontaminasi oleh kelelawar buah. Kontak dengan hewan atau orang sakit
juga dapat membantu penyebaran virus. Air liur pasien yang terinfeksi juga dapat
menyebabkan virus.
125

8. Dari artikel di atas, permasalahan apakah yang Anda temukan?


A. Virus mematikan kembali mengancam
B. Virus Nipah tidak dianggap sebagai virus yang berbahaya
C. Virus Nipah berpotensi menjadi penyakit mematikan
D. Virus Nipah disebarkan oleh kelelawar buah
E. Virus Nipah hanya menginfeksi hewan

9. Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Centang satu kotak


disetiap baris.
Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Saya mendukung penelitian
untuk mengembangkan
vaksi untuk setiap virus
baru
Penyebab kematian hanya
dapat diidentifikasi oleh
penelitian ilmiah
Keefektifan pengobatan non
konvensional untuk
penyakit harus dilakukan
penyelidikan ilmiah

Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 10!


Pada tahun 2012 hingga awal 2013, kasus MERS pertama kali di Arab
Saudi dan secara cepat mewabah hingga ke beberapa negara seperti Perancis,
Jerman, Italia, dan Jordania. Di Indonesia, pemerintah sudah melakukan langkah
antisipasi dan sosialisasi sebagai bentuk kewaspadaan. Hal ini mengingat
Indonesia sangat rentan terserang virus MERS-CoV (Middle East Respiratory
Syndrome Corona Virus), karena sekitar 5000 orang Indonesia pergi ke Timur
Tengah setiap harinya. MERS-Cov merupakan virus jenis baru dari kelompok
Corona Virus dan masih berkerabat dengan virus penyebab SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrome). Beberapa ilmuwan menganggap kasus MERS-
CoV tidak sehebat SARS. Baik Mers-CoV maupun SARS sama-sama disebabkan
oleh virus dari genus
126

coronaviris. Virus ini mampu menimbulkan penyakit pada manusia, mulai dari
gejala flu ringan sampai sindrom pernapasan akut yang bisa berakibat fatal atau
kematian. Perbedaan keduanya, MERS-CoV meyebar lebih lambat dibandingkan
SARS. Sampai sejauh ini penularan MERS hanya melewati satu jalur penularan,
yaitu melalui kontak fisik dengan korban terjangkit. Sedangkan SARS, lebih
berbahaya karena dapat menular melalui kontak langsung maupun melalui udara.

10. Berdasarkan artikel di atas, permasalahan apa yang terjadi?

11. Kata kunci manakah yang paling berhubungan dengan permasalahan artikel
di atas?
A. Virus baru, Wabah, MERS
B. Coronavirus, MERS, SARS
C. Virus baru, Coronavirus, Sindrom
D. Sindrom, MERS, SARS
E. Virus baru, Flu, Wabah

12. Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Centang satu kotak di
setiap baris.
Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Mengetahui karakteristik
virus penyebab penyakit
MERS dan SARS
Mempelajari tentang
pengembangan vaksin
untuk mencegah tertular
penyakit MERS dan SARS
127

Memahami bagaimana cara


penyebaran virus MERS
dan SARS

Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 10!


Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan
dewasa muda yang rentan. Tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan
masyarakat adalah efek pada janin (teratogenik) apabila Rubella ini menyerang
wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi Rubella yang terjadi sebelum adanya
pembuahan janin dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran,
kematian janin atau sindrom Rubella Kongenital (Congenital Rubella
Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan. CRS umumnya berwujud menjadi
penyakit jantung bawaan, katarak mata, bintik-bintik kemerahan, Microcephaly
(kepala kecil), dan tuli.

13. Berdasarkan artikel di atas, permasalahan apakah yang dapat ditemukan?


A. Virus Rubella hanya menginfeksi anak-naka yang berusia kurang dari 1
tahun
B. Virus Rubella yang menyerang wanita hamil dapat mempengaruhi
perkembangan janin
C. CRS menyebabkan berbagai masalah serius dan komplikasi pada ibu hamil
D. Virus yang ada di dalam darah ibu hamil bisa dengan mudah menyebar ke
janin melalui plasenta
E. Anak yang terkena virus CRS dapat menyebarkan virus Rubella
14. Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Centang satu kotak di
setiap baris.
Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Mengetahui lebih banyak
tentang Rubella
128

Mengetahui vektor
pembawa virus Rubella
Mempelajari lebih baik
bagaimana pentingnya
vaksin Rubella bagi balita

Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal nomor 15!


Virus dikenal sebagai makhluk yang menyebabkan berbagai penyakit. Saat
ini, virus dapat digunakan untuk membuat pembangkit listrik kecil bertenaga
virus. Virus tersebut mengubah energi mekanik (gerak) menjadi listrik. Virus
yang digunakan dalam penelitian adalah M13 bakteriofag. Virus ini menyerang
bakteri dan tidak berbahaya bagi manusia.
Para peneliti membangun sebuah generator yang terdiri dari virus yang
gennya sudah termodifikasi secara khusus dan membuatnya agar dapat
menggandakan diri jutaan kali dalam hitungan jam. Temuan ini memungkinkan
dapat mengisi baterai handphone sambil berjalan kaki tanpa mencari colokan
listrik. Listrik dibangkitkan dengan gerakan mekanik seperti tekanan dan getaran
pada kaki. Hasil ini juga dapat digunakan sebagai alternatif pembangkit listrik
terutama yang ramah lingkungan dengan sumber energi yang terbarukan.

15. Apa permasalahan yang terdapat dalam artikel di atas?


A. Virus dikenal sebagai mikroorganisme yang menyebabkan berbagai
penyakit dan bersifat parasit bagi manusia
B. Virus jenis M13 bakteriofag menyerang bakteri
C. Virus dapat menggandakan diri jutaan kali dalam hitungan waktu yang
singkat
D. Virus dapat dimodifikasi gennya sehingga dapat diproduksi dalam skala
besar
E. Virus dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik

16. Berapa banyak minat yang Anda miliki dalam informasi berikut? Beri tanda
hanya pada satu kotak disetiap baris.
129

Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan Tertarik Tidak
Tertarik Tertarik
Tertarik
Mengetahui bagaimana
virus dapat diidentifikasi
Belajar lebih banyak
tentang perkembangan
struktur berbagai virus
Memahami dengan lebih
baik pemanfaatan virus
bagi kehidupan

Bacalah artikel surat kabar berikut untuk menjawab soal nomor 17!

Sejarah Vaksinasi

Mary Montagu adalah seorang istri duta besar Inggris di Turki. Dia
selamat dari serangan cacar pada tahun 1715. Saat tinggal di Turki pada
tahun 1717, dia mengamati sebuah metode yang disebut inokulasi. Metode
ini dilakukan dengan cara menggoreskan nanah cacar sapi ke dalam kulit
orang muda yang sehat kemudian menjadi sakit, tetapi dalam banyak kasus
hanya dengan bentuk penyakit ringan. Mary Montagu sangat yakin akan
keamanan inokulasi ini sehingga dia membiarkan putra dan putrinya
diinokulasi.
Pada 1796, seorang dokter Inggris, Edward Jenner, menggunakan
inokulasi cacar sapi untuk menghasilkan antibody terhadap cacar. Perawatan
ini memiliki lebih sedikit efek samping dan orang yang diobati tidak dapat
menulari orang lain. Penemuan Jenner tersebut dikenal sebagai vaksinasi
yang diambil dari bahasa latin sapi, yaitu vacca.

17. Berikan satu alasan mengapa dianjurkan bahwa anak-anak muda dan orang
tua harus divaksinasi!
130

18. Berikut ini adalah tabel mengenai dosis pemberian beberapa jenis vaksin;
Selang Waktu
Jenis Dosis
vaksin Pemberian 2 4 6 18 5 tahun
bulan bulan bulan bulan
DPT 5 kali √ √ √ √ √
Polio 5 kali √ √ √ √ √
BCG 1 kali √ - - - -
PCV 4 kali √ √ √ √ -
MMR 2 kali - - - √ √

Berdasarkan tabel tersebut ada beberapa jenis vaksin yang diberikan secara
berkala. Mengapa pemberian vaksin harus diberikan secara berkala?

19. Berikut ini merupakan gejala penyakit yang timbul pada sistem pertahanan
tubuh! Berilah tanda checklist ciri-ciri tubuh terinfeksi virus HIV yang
tepat di bawah ini!
□ Anemia
□ Tubuh kurus dan tampak kering
□ Lesu dan mudah lelah
□ Muka selalu pucat
□ Rentan terhadap penyakit
□ Sesak nafas
□ Mata merah dan berair
□ Demam
131

Perhatikan grafik berikut untuk menjawab soal nomor 20!

Berdasarkan data di atas, Dian menyimpulkan bahwa jumlah penderita HIV meningkat tiap tahu

20.20.
133

Lampiran 7 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Literasi Sains


Rubrik Penilaian Instrumen Literasi Sains

No Kriteria
Soal Kunci Jawaban Skor
Soal Penilaian
1 Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal! - Tidak memiliki - Menjawab 0
organel sel dengan salah
Virus ditemukan di hampir setiap ekosistem di bumi dan - Dapat dikristalkan - Menjawab 1
merupakan jenis yang paling melimpah. Studi virus dikenal sebagai jawaban 1
virologi. Anehnya, virus tidak termasuk mahkluk hidup maupun benda dengan tepat
mati. Virus tidak dikategorikan makhluk hidup karena hanya berisi - Menjawab 2
partikel penginfeksi yang terdiri dari satu jenis asam nukleat yaitu DNA jawaban
atau RNA saja sehingga dikatakan tidak memiliki organel sel dengan dengan tepat
lengkap. Selain itu, penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller, 2
menyatakan bahwa virus dapat dikristalkan sehingga virus bukanlah sel
hidup, sebab sel yang paling sederhana pun tidak dapat berubah bentuk
menjadi kristal. Akan tetapi, virus memiliki asam nukleat sehingga virus
dapat juga dikategorikan sebagai organisme hidup. Dengan adanya asam
nukleat virus dapat melakukan reproduksi meskipun harus di dalam sel
inang.
Apa alasan yang menyebabkan virus tidak termasuk ke dalam makhluk
hidup? Berilah tanda checklist yang menyatakan virus tidak termasuk
makhluk hidup!
□ Memiliki organel sel
134

□ Tidak memiliki organel sel


□ Dapat dikristalkan
□ Tidak dapat dikristalkan
□ Memiliki DNA dan RNA
□ Memiliki DNA atau RNA saja
2 Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Cantang satu kotak - Sangat tidak 1
disetiap baris. setuju
- Tidak setuju 2
Sangat - Setuju
Sangat Tidak 3
Pernyataan Setuju Tidak - Sangat setuju
Setuju Setuju
Setuju 4
Mempelajari tentang
struktur virus
Mengetahui bagimana
virus bermutasi
(berubah)
Memahami lebih baik
bagaimana tubuh
membela diri dari
virus
3 Ditemukan fakta-fakta sebagai berikut: Setiap virus hanya - Tidak 0
memiliki satu asam menjawab
A: Virus dengan asam nukleat RNA yang menyerang tanaman tembakau (kosong)
nukleat saja, yaitu
bernama Tobacco Mozaiz Virus (TMV)
antara DNA atau 1
135

B: Virus dengan asam nukleat DNA yang menyerang manusia RNA. Hal tersebut - Mengerjakan
mengakibatkan penyakit flu bernama Influenza virus dikarenakan ukuran tetapi kurang
tepat 2
tubuh virus yang
C: Virus dengan asam nukleat melekat RNA yang menyerang tanaman - Jawaban
sangat kecil.
jeruk bernama Citrus Vein Phloem Degeration (CVPD) benar tapi
Berdasarkan asam
D: Virus dengan asam nukleat DNA yang menyerang manusia nukleat yang terdapat kurang 3
mengakibatkan penyakit cacar bernama Varicella simplex pada virus, maka dapat lengkap
dikenal dengan nama - Jawaban
benar dan
virus DNA dan atau
lengkap
Buatlah kesimpulan berdasarkan fakta di atas! virus RNA. DNA
umumnya menyerang
manusia sehingga
Menyebabkan
penyakit pada
manusia. Sedangkan,
virus RNA umumnya
menyerang tanaman
Sehingga
Menyebabkan
penyakit pada
tanaman.
4 Perhatikan tabel perbandingan tipe-tipe hepatitis berikut untuk E.Hepatitis C dan D, - Menjawab 0
menjawab soal no 4! karena tidak adanya dengan salah
- Menjawab 2
vaksin dan ada masa
Kritis dengan benar
136

Pembeda Hepatitis Hepatitis Hepatiti Hepatiti Hepatiti


A B sC sD s
E
Penyebab HAV HBV HCV HDV HEV
Picornavir Hepadnavir Flavivir Deltavir Hepaviru
us us us us s
Penyebar Oral Transfusi Tranfusi Tranfusi Oral
an (mulut) darah dan darah, darah (mulut)
dan kontak penggun dan dan
kontamina darah, aan obat kontak kontami
si feses hubungan dengan darah, nasi
seksual, alat hubunga virus
penggunaa suntik, n
n obat diturunk seksual,
suntik, an dari penggun
diturunkan ibu ke aan obat
dari ibu ke anak dengan
anak alat
suntik,
diturunk
an dari
ibu ke
anak
137

Masa 15-180 30-180 hari 15-40 30-60 15-60


inkubasi hari hari hari hari
(rentang
waktu
mulai
dari
terinfeksi
sampai
timbul
gejala)
Masa Tidak ada Ada Ada Ada Tidak
kritis ada
Vaksin Ada Ada (3x Tidak Tidak Ada
injeksi) ada ada

Berdasarkan tabel, manakah penyakit hepatitis yang paling berbahaya dan


parah jika menyerang manusa?
A. Hepatitis A dan B, karena tentang waktu mulai dari terinfeksi
virus sampai timbul gejala lama
B. Hepatitis A dan E, karena penyebaran virus melalui oral (mulut)
C. Hepatitis B dan C, karena adanya masa kritis
D. Hepatitis B dan D, karena penyebaran virus yang luas sehingga
memungkinkan virus dapat menyebar dengan cepat
E. Hepatitis C dan D, karena tidak adanya vaksin dan ada masa kritis
5 Perhatikan grafik untuk menjawab soal nomor 5! A. Apakah ekstrak - Menjawab 0
herbal dapat dengan salah
138

menekan - Menjawab 2
pertumbuhan virus? dengan benar
Sebuah penelitian dilakukan untuk melihat efektivitas ekstrak
tanaman herbal dalam menekan infeksi virus pada tanaman oyong.
Ekstrak tanaman yang digunakan yaitu daun pukul empat (PE) dan daun
jengger ayam (JA). Berikut adalah grafik yang menunjukkan
perkembangan penyakit dengan masing-masing perlakuan; KITP

(Kontrol Inokulasi Tanpa Perlakuan), PE dan JA.


Manakah rumusan masalah yang tepat berdasarkan grafik di atas?
A. Apakah ekstrak herbal dapat menekan pertumbuhan virus?
B. Apakah semua tumbuhan dapat digunakan untuk menekan
pertumbuhan virus?
C. Apakah pertumbuhan virus dapat terhenti?
D. Bagaimana cara menekan pertumbuhan virus?
139

E. Bagaimana pertumbuhan virus setiap minggu?


6 Perhatikan gambar daur litik berikut untuk menjawab soal nomor 6! Jawaban berurutan - Tidak ada 0
sesuai pernyataan : jawaban
yang tepat
3-1-4-2-5 - Menjawab 1 1
jawaban
dengan benar
- Menjawab 2
jawaban 2
dengan benar
- Menjawab 3
jawaban 3
dengan benar
- Menjawab 4
jawaban 4
Berdasarkan gambar, urutkanlah proses daur litik di bawah ini dengan dengan benar
- Menjawab 5
memberikan keterangan angka 1-5!
jawaban
dengan benar 5
□ Sel inang dikendalikan oleh materi genetik virus sehingga sel
dapat membuat komponen virus
□ Virus melekat pada sel inang yang diinfeksi, dengan cara
menempel pada reseptor (protein khusus) pada permukaan sel
inang
□ Virus membentuk diri dengan menggunakan kapsid dan asam
nukleat yang telah bereplikasi sehingga menjadi virus yang utuh
□ Virus mulai memasukkan materi genetiknya ke dalam sitoplasma
sel inang, sedangkan kapsid tetap berada di luar sel
140

□ Setelah virus baru terbentuk sempurna, induk virus


mengeluarkan enzim lisozim untuk menghancurkan sel inang
yang kemudian
diikuti dengan pelepasan virus-virus baru
7 Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal nomor 7! B.Dengan cara - Menjawab 0
menghambat produksi dengan salah
- Menjawab 2
RNA virus
Virus merupakan organisme berukuran sangat kecil. Untuk dapat dengan benar
berkembang biak virus harus memasuki sel-sel tubuh inang dan
menggunakannya untuk memperbanyak diri. Sebuah penelitian
dilakukan dengan meneliti ribuan senyawa kimia untuk mencari
senyawa-senyawa yang memperlihatkan aktivitas antivirus (pengendali
virus).
Penelitian dilakukan pada virus-virus yang menyebabkan berbagai
infeksi seperti infeksi Marburg dan Ebola. Saat menyerang sel inang,
virus menggunakan asam nukleatnya (RNA) untuk mengambil alih
DNA sel inang dan memaksakannya untuk memperbanyak diri. Hasil
penelitian tersebut berupa sebuah senyawa yang paling efektif untuk
menghentikan proses perbanyakan virus, dengan cara membatasi
produksi RNA virus tersebut. Seperti halnya antibiotik, yang efektif
terhadap banyak penyakit akibat bakteri. Temuan ini dapat mengarah
pada pembuatan obat untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat
virus.
Berdasarkan artikel di atas, bagaimana pertumbuhan virus dapat ditekan?
A. Dengan cara mematikan virus
B. Dengan cara menghambat produksi RNA virus
C. Dengan cara mengkristalkan tubuh virus
D. Dengan cara mengambil alih DNA sel inang
141

E. Dengan cara membuat antibiotik untuk menghancurkan virus


8 Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 8! C. Virus Nipah - Menjawab 0
berpotensi menjadi dengan salah
- Menjawab 2
penyakit mematikan
Virus Mematikan Tanpa Obat Mewabah di India, Berpotensi dengan benar
Ancam Dunia
Serangan virus mematikan kembali mengancam. Virus langka
bernama Nipah dianggap sebagai virus yang berbahaya karena belum
ada obat maupun vaksin yang bisa digunakan sebagai pencegahan. Rata-
rata tingkat kematian pada korban akibat terinfeksi Nipah mencapai
75%. Statistik ini menunjukkan bahwa Nipah berpotensi menjadi
penyakit mematikan.
Nipah pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998. Virus ini
ditularkan melalui kelelawar buah ke spesies lain, termasuk manusia.
Kini, Nipah diketahui menyerang kota Kerala, India Selatan. Peneliti
mengidentifikasi beberapa spesies kelelawar buah sebagai inang alami
dari virus. Dalam beberapa kasus, manusia terinfeksi setelah minum nira
dari pohon kurma yang mungkin telah terkontaminasi oleh kelelawae
buah. Kontak dengan hewan atau orang sakit juga dapat membantu
penyebaran virus. Air liur pasien yang terinfeksi juga dapat
menyebabkan virus.

Dari artikel di atas, permasalahan apakah yang Anda temukan?


142

A. Virus mematikan kembali mengancam


B. Virus Nipah tidak dianggap sebagai virus berbahaya
C. Virus Nipah berpotensi menjadi penyakit mematikan
D. Virus Nipah disebarkan oleh kelelawar buah
E. Virus Nipah hanya menginfeksi hewan
9 Seberapa setujukan Anda dengan pernyataan berikut? Centang satu kotak - Sangat tidak 1
disetiap baris. setuju
- Tidak setuju 2
Sangat - Setuju
Sangat Tidak 3
Pernyataan Setuju Tidak - Sangat setuju
Setuju Setuju
Setuju 4
Saya mendukung
penelitian untuk
mengembangkan
vaksin untuk setiap
virus baru
Penyebab kematian
hanya dapat
diidentifikasi oleh
penelitian ilmiah
Keefektifan
pengobatan non
konvensioanal untuk
penyakit harus
dilakukan
penyelidikan ilmiah
143

10 Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 10! Penemuan virus - Tidak 0
MERS di Arab Saudi menjawab
yang secara cepat (kosong)
Pada tahun 2012 hingga awal 2013, kasus MERS pertama kali di mewabah ke berbagai - Mengerjakan 1
Arab Saudi dan secara cepat mewabah hingga ke beberapa negara negara dan tetapi kurang
seperti Perancis, Jerman, Italia, dan Jordania. Di Indonesia, pemerintah menimbulkan tepat
sudah melakukan langkah antisipasi dan sosialisasi sebagai bentuk - Jawaban benar
penyakit berbahaya 2
kewaspadaan. Hal ini mengingat Indonesia sangat rentan terserang virus tapi kurang
bagi manusia.
MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus), karena lengkap
sekitar 5000 orang Indonesia pergi ke Timur Tengah setiap harinya. - Jawaban benar
MERS-Cov merupakan virus jenis baru dari kelompok Corona dan lengkap 3
Virus dan masih berkerabat dengan virus penyebab SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome). Beberapa ilmuwan menganggap kasus MERS-
CoV tidak sehebat SARS. Baik Mers-CoV maupun SARS sama-sama
disebabkan oleh virus dari genus coronaviris. Virus ini mampu
menimbulkan penyakit pada manusia, mulai dari gejala flu ringan
sampai sindrom pernapasan akut yang bisa berakibat fatal atau kematian.
Perbedaan keduanya, MERS-CoV meyebar lebih lambat dibandingkan
SARS. Sampai sejauh ini penularan MERS hanya melewati satu jalur
penularan, yaitu melalui kontak fisik dengan korban terjangkit.
Sedangkan SARS, lebih berbahaya karena dapat menular melalui kontak
langsung maupun melalui udara.

Berdasarkan artikel di atas, permasalahan apa yang terjadi?


11 Kata kunci manakah yang paling berhubungan dengan permasalahan B.Coronavirus, - Menjawab 0
artikel di atas? MERS, SARS dengan salah
144

A. Virus baru, Wabah, MERS - Menjawab 2


B. Coronavirus, MERS, SARS dengan benar
C. Virus baru, Coronavirus, Sindrom
D. Sindrom, MERS, SARS
E. Virus baru, Flu, Wabah
12 Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Centang satu kotak - Sangat tidak 1
disetiap baris. setuju
- Tidak setuju 2
Sangat - Setuju
Sangat Tidak 3
Pernyataan Setuju Tidak - Sangat setuju
Setuju Setuju
Setuju 4
Mengetahui
karakteristik virus
penyebab penyakit
MERS dan SARS
Mempelajari tentang
pengembangan vaksin
untuk mencegah
tertular penyakit
MERS dan SARS
Memahami
bagaimana cara
penyebaran virus
MERS dan SARS
13 Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 13! B.Virus Rubella yang - Menjawab 0
menyerang wanita dengan salah
2
hamil dapat
145

Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi mempengaruhi - Menjawab
anak dan dewasa muda yang rentan. Tetapi yang menjadi perhatian perkembangan janin dengan benar
dalam kesehatan masyarakat adalah efek pada janin (teratogenik) apabila
Rubella ini menyerang wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi
Rubella yang terjadi sebelum adanya pembuahan janin dan selama awal
kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian janin atau sindrom
Rubella Kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang
dilahirkan. CRS umumnya berwujud menjadi penyakit jantung bawaan,
katarak mata, bintik-bintik kemerahan, Microcephaly (kepala kecil), dan
tuli.
Berdasarkan artikel di atas, permasalahn apakah yang dapat ditemukan?
A. Virus Rubella hanya menginfeksi anak-anak yang berusia kurang
dari 1 tahun
B. Virus Rubella yang menyerang wanita hamil dapat
mempengaruhi perkembangan janin
C. CRS menyebabkan berbagai masalah serius dan komplikasi pada
ibu hamil
D. Virus yang ada di dalam darah ibu hamil bisa dengan mudah
menyebar ke janin melalui plasenta
E. Anak yang terkena virus CRS dapat menyebarkan virus Rubella
14 Seberapa setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Centang satu kotak - Sangat tidak 1
di setiap baris. setuju
- Tidak setuju 2
Sangat - Setuju
Sangat Tidak 3
Pernyataan Setuju Tidak - Sangat setuju
Setuju Setuju
Setuju
146

Mengetahui lebih 4
banyak tentang
Rubella
Mengetahui vektor
pembawa virus
Rubella
Mempelajari lebih
baik bagaimana
pentingnya vaksin
Rubella bagi balita
15 Bacalah artikel di bawah untuk menjawab soal nomor 15! E.Virus dapat - Menjawab 0
mengubah energi dengan salah
Virus dikenal sebagai makhluk yang menyebabkan berbagai - Menjawab 2
mekanik menjadi
penyakit. Saat ini, virus dapat digunakan untuk membuat pembangkit dengan benar
listrik kecil bertenaga virus. Virus tersebut mengubah energi mekanik energi listrik
(gerak) menjadi listrik. Virus yang digunakan dalam penelitian adalah
M13 bakteriofag. Virus ini menyerang bakteri dan tidak berbahaya bagi
manusia.
Para peneliti membangun sebuah generator yang terdiri dari virus
yang gennya sudah termodifikasi secara khusus dan membuatnya agar
dapat menggandakan diri jutaan kali dalam hitungan jam. Temuan ini
memungkinkan dapat mengisi baterai handphone sambil berjalan kaki
tanpa mencari colokan listrik. Listrik dibangkitkan dengan gerakan
mekanik seperti tekanan dan getaran pada kaki. Hasil ini juga dapat
digunakan sebagai alternatif pembangkit listrik terutama yang ramah
lingkungan dengan sumber energi yang terbarukan.
Apa permasalahn yang terdapat dalam artikel di atas?
147

A. Virus dikenal sebagai mikroorganime yang menyebabkan


berbagai penyakit dan bersifat parasit bagi manusia
B. Virus jenis M13 bakteriofag menyerang bakteri
C. Virus dapat menggandakan diri jutaan kali dalam hitungan waktu
yang singkat
D. Virus dapat dimodifikasi gennya sehingga dapat diproduksi
dalam skala besar
E. Virus dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
16 Berapa banyak minat yang Anda miliki dalam informasi berikut? Beri - Sangat tidak 1
tanda hanya pada satu kotak disetiap baris. setuju
- Tidak setuju 2
Sangat - Setuju
Sangat Tidak 3
Pernyataan Tertarik Tidak - Sangat setuju
Tertarik Tertarik
Tertark 4
Mengetahui
bagaimana virus
dapat diidentifikasi
Belajar lebih banyak
tentang
perkembangan
struktur berbagai
virus
Memahami dengan
lebih baik
pemanfaatan virus
bagi kehidupan
148

17 Bacalah artikel surat kabar berikut untuk menjawab soal nomor 17! Anak-anak dan / atau - Tidak 0
orang tua yang menjawab
Sejarah Vaksinasi (kosong)
dianjurkan untuk
Mary Montagu adalah seorang istri duta besar Inggris di vaksin adalah mereka - Mengerjakan 1
Turki. Dia selamat dari serangan cacar pada tahun 1715. Saat yang memiliki sistem tetapi kurang
tinggal di Turki pada tahun 1717, dia mengamati sebuah metode kekebalan tubuh yang tepat
yang disebut inokulasi. Metode ini dilakukan dengan cara - Jawaban benar
lebih lemah daripada 2
menggoreskan nanah cacar sapi ke dalam kulit orang muda yang tapi kurang
orang lain, atau
sehat kemudian menjadi sakit, tetapi dalam banyak kasus hanya lengkap
serupa, seperti: - Jawaban benar
dengan bentuk penyakit ringan. Mary Montagu sangat yakin akan
keamanan inokulasi ini sehingga dia membiarkan putra dan - Orang-orang yang dan lengkap 3
putrinya diinokulasi. mudah terserang
Pada 1796, seorang dokter Inggris, Edward Jenner, penyakit.
menggunakan inokulasi cacar sapi untuk menghasilkan antibody
terhadap cacar. Perawatan ini memiliki lebih sedikit efek samping - Mereka yang lebih
dan orang yang diobati tidak dapat menulari orang lain. Penemuan mungkin terkena flu.
Jenner tersebut dikenal sebagai vaksinasi yang diambil dari bahasa
- Mereka yang apabila
latin sapi, yaitu vacca.
terkena flu, efeknya
akan lebih buruk pada
Berikan satu alasan mengapa dianjurkan bahwa anak-anak muda dan orang-orang ini.
orang tua harus divaksinasi!

18 Berikut ini adalah tabel mengenai dosis pemberian beberapa jenis vaksin; Vaksin memiliki masa - Tidak 0
aktif tertentu selain itu menjawab
Jenis Selang Waktu tubuh tidak dapat (kosong)
menerima vaksin 1
149

Vaksi Dosis 2 Bulan 4 6 Bulan 18 5 secara sekaligus. - Mengerjakan


n Pemberia Bulan Bulan Tahun Pemberian vaksin tetapi kurang
tepat 2
n secara berkala ini
DPT 5 kali √ √ √ √ √ supaya vaksin dapat - Jawaban benar
bekerja lebih efektif tapi kurang
POLI 5 kali √ √ √ √ √ lengkap 3
dalam pembentukan
O - Jawaban benar
antibodi bagi tubuh.
BCG 1 kali √ - - - - dan lengkap
PCV 4 kali √ √ √ √ -
MMR 2 kali - - - √ √

Berdasarkan tabel tersebut ada berapa jenis vaksin yang diberikan secara
berkala. Mengapa pemberian vaksin harus diberikan secara berkala?
19 Berikut ini merupakan gejala penyakit yang timbul pada sistem - Tubuh kurus dan - Menjawab 0
pertahanan tubuh! Berilah tanda checklist ciri-ciri tubuh terinfeksi virus tampak kering dengan salah
HIV yang tepat di bawah ini! - Lesu dan mudah - Menjawab 1
lelah jawaban
□ Anemia - Rentan terhadap dengan tepat
□ Tubuh kurus dan tampak kering penyakit - Menjawab 2 1
□ Lesu dan mudah lelah - Demam jawaban
□ Muka selalu pucat dengan tepat 2
□ Rentan terhadap penyakit - Menjawab 3
□ Sesak nafas jawaban
□ Mata merah dan berair dengan tepat 3
150

□ Demam - Menjawab 4
jawaban
dengan tepat 4
20 Perhatikan grafik berikut untuk menjawab soal nomr 20! - Setuju. - Tidak 0
Berdasarkan data menjawab
tersebut, dari tahun (kosong)
2011 sampai 2016 - Mengerjakan 1
grafik jumlah tetapi kurang
penderita HIV secara tepat
umum menunjukkan - Jawaban benar
tapi kurang 2
peningkatan,
lengkap
sedangkan grafik - Jawaban benar
jumlah penderita dan lengkap 3
AIDS secara umum
Menunjukkan
penurunan.
Berdasarkan data di atas, Dian menyimpulkan bahwa jumlah penderita
HIV meningkat tiap tahunnya, sedangkan penderita AIDS menurun. - Tidak setuju.
Setujukah kamu dengan pernyataan Dian? Berikan alasanmu! Grafik jumlah
penderita HIV tidak
selalu mengalami
peningkatan,
dibuktikan pada data
tahun 2014 - 2015
jumlah tersebut
mengalami penurunan.
Sedangkan, untuk data
151

AIDS, jumlah
penderita AIDS tidak
selalu mengalami
penurunan, tetapi
bersifat fluktuatif,
mengalami
peningkatan dan
penurunan.

Total Maksimum Skor = 100


𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
Nilai = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 × 100 = …
152

Lampiran 8 Data Mentah Tes Kemampuan Literasi Sains

Rincian Jawaban Literasi Sains Aspek Kompetensi

Nomor Soal
No Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
Nama
5 8 10 11 13 15 1 6 7 17 18 19 3 4 20
1 ABDUL MALIK 2 2 1 2 2 0 1 1 2 1 2 1 2 2 1
2 ABEL SAPUTRA 0 2 2 0 0 0 0 1 2 1 3 4 1 2 2
3 AFIFA D 0 2 2 0 2 2 2 1 2 1 2 4 1 2 1
4 ALIYYA R 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2
5 ASTUTI N 0 2 0 2 2 2 0 1 0 1 3 2 1 0 2
6 BELFA RIFALDI 0 0 1 0 2 0 1 2 2 2 1 1 1 0 1
7 BRIGITA A 0 0 3 2 2 0 1 1 2 3 2 3 1 2 3
8 CAHYA A 2 0 1 0 0 0 1 0 2 1 2 2 2 0 1
9 CAROLINE SRI 0 0 1 2 2 0 2 0 2 2 1 3 2 2 2
10 DEVI S 0 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 0 1
11 DIMAS ADITYA 2 2 1 0 2 0 0 1 2 3 2 1 1 0 1
12 DIMAS S 0 0 1 2 2 0 1 2 0 1 1 1 1 0 2
153

13 DYAH A 0 0 1 2 2 2 2 1 0 1 1 3 1 2 2
14 EDELLIYA 0 2 1 2 2 0 2 2 2 2 1 1 1 0 1
15 FAQIH A 2 0 1 0 0 2 1 0 2 0 0 2 1 0 0
16 GIOVANI RAKA 0 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3
17 GLADY SHIFA 0 2 1 0 2 2 1 3 0 2 2 2 2 2 3
18 IMELL ZEBUA 2 0 1 0 2 0 2 2 2 2 1 3 2 0 1
19 KAHFITA K. 0 0 1 2 2 2 0 1 2 2 3 2 1 0 2
20 KHAIRUNNISA 0 0 1 2 2 0 2 3 2 1 2 2 2 0 2
21 MIA SASTRO 0 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2
22 MUHAMMAD A 2 0 1 2 2 0 0 1 0 2 2 2 2 0 2
23 MUHAMMAD Z 0 2 1 0 0 0 1 3 0 1 1 0 1 0 1
24 MOZAYA N 2 0 1 2 2 0 1 1 2 3 2 3 2 0 1
25 NAWAETUNA 0 0 1 2 2 0 1 1 2 2 2 4 1 2 1
26 NAYLA ASH 0 0 1 2 2 0 0 1 2 1 1 3 2 2 2
27 NOVITA S 0 0 2 0 2 0 0 1 0 2 3 4 2 2 2
28 RADDIEF EZRA 2 0 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2
29 RAISA SAKILA 2 2 2 0 2 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2
154

30 SAFA ELVINA 2 2 2 2 2 0 1 0 2 2 2 3 2 0 2
31 SAFIRA AISHA 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 2 3 1 0 2
32 SAKIYA ZULFA 0 2 2 2 2 0 1 3 2 2 1 3 1 2 2
33 SALSABILA R. 0 2 2 2 2 0 1 0 0 1 2 2 1 0 1
34 SALYSA L 0 2 1 2 0 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2
35 SHEILLAWATI 0 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 1
36 SHINTANA M. 0 2 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1
37 SITI MARSELIA 2 0 1 2 2 0 1 1 0 2 2 3 1 0 1
38 SYBIL LALITA 0 0 1 0 2 2 1 0 2 2 2 3 1 0 3
39 TINA MELIANA 0 0 2 0 2 0 1 2 0 1 1 3 1 0 1
40 VANYA A 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 1 3 2 0 2
41 ACE VENTURA 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0
0
42 FRILLO A 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 1 3 1 0 1
43 LINDA K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
44 TRY SANTY 0 2 1 0 0 0 1 1 2 2 2 2 1 2 1
45 SITI MARIANA 0 0 1 0 0 0 1 0 2 2 1 3 0 0 1
46 FIKRI NUR 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1
155

47 SAPHIRA EVA 0 0 1 0 0 0 1 0 2 2 1 3 1 2 1
48 MIZPA ALFA 0 0 1 0 2 0 0 0 0 3 3 3 2 0 2
49 HIDAR A 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 1 1 1 0 1
50 JESSICA M 0 0 1 0 2 0 1 1 0 1 1 3 1 2 1
51 RENDY Z 0 0 1 0 2 0 1 0 0 1 1 1 1 2 1
52 ANISA TASYA 0 0 1 2 0 0 1 1 0 1 1 2 1 0 1
53 IZATUNNISA 0 2 1 2 2 0 2 0 2 3 1 3 1 0 1
54 TRI W 0 2 1 2 0 0 0 1 2 2 1 2 0 0 1
55 TATA CALISTA 0 0 1 0 2 0 1 2 2 1 1 2 1 0 1
56 JACKSON C 0 0 1 2 0 0 1 0 0 2 1 4 1 0 1
57 REGINA 2 0 2 0 2 0 1 1 0 1 1 4 1 0 1
58 CHOIRUNNISA 0 2 1 0 2 2 2 2 2 1 1 2 1 0 2
59 EKA AGUSTINA 0 2 1 0 2 2 1 1 0 2 2 2 1 0 1
Keterangan:
Indikator 1: mengidentifikasi isu-isu ilmiah
Indikator 2: menjelaskan fenomena secara ilmiah
Indikator 3: menggunakan bukti-bukti ilmiah
156

Rincian Jawaban Literasi Sains Aspek Pengetahuan

Nomor Soal
P1 P2
No Nama 17 18
5 1 3 4 5 6 7 8 10 11 13 15 19 2
0
1 ABDUL MALIK 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 0 1 2 1 1
2 ABEL SAPUTRA 0 0 1 2 0 1 2 2 2 0 0 0 1 3 4 2
3 AFIFA D 0 2 1 2 0 1 2 2 2 0 2 2 1 2 4 1
4 ALIYYA R 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2
5 ASTUTI N 0 0 1 0 0 1 0 2 0 2 2 2 1 3 2 2
6 BELFA RIFALDI 0 1 1 0 0 2 2 0 1 0 2 0 2 1 1 1
7 BRIGITA A 0 1 1 2 0 1 2 0 3 2 2 0 3 2 3 3
8 CAHYA A 2 1 2 0 2 0 2 0 1 0 0 0 1 2 2 1
9 CAROLINE SRI 0 2 2 2 0 0 2 0 1 2 2 0 2 1 3 2
10 DEVI S 0 1 1 0 0 1 2 0 1 2 2 2 2 2 3 1
11 DIMAS ADITYA 2 0 1 0 2 1 2 2 1 0 2 0 3 2 1 1
12 DIMAS S 0 1 1 0 0 2 0 0 1 2 2 0 1 1 1 2
157

13 DYAH A 0 2 1 2 0 1 0 0 1 2 2 2 1 1 3 2
14 EDELLIYA 0 2 1 0 0 2 2 2 1 2 2 0 2 1 1 1
15 FAQIH A 2 1 1 0 2 0 2 0 1 0 0 2 0 0 2 0
16 GIOVANI RAKA 0 2 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
17 GLADY SHIFA 0 1 2 2 0 3 0 2 1 0 2 2 2 2 2 3
18 IMELL ZEBUA 2 2 2 0 2 2 2 0 1 0 2 0 2 1 3 1
19 KAHFITA K. 0 0 1 0 0 1 2 0 1 2 2 2 2 3 2 2
20 KHAIRUNNISA 0 2 2 0 0 3 2 0 1 2 2 0 1 2 2 2
21 MIA SASTRO 0 1 1 2 0 1 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2
22 MUHAMMAD A 2 0 2 0 2 1 0 0 1 2 2 0 2 2 2 2
23 MUHAMMAD Z 0 1 1 0 0 3 0 2 1 0 0 0 1 1 0 1
24 MOZAYA N 2 1 2 0 2 1 2 0 1 2 2 0 3 2 3 1
25 NAWAETUNA 0 1 1 2 0 1 2 0 1 2 2 0 2 2 4 1
26 NAYLA A 0 0 2 2 0 1 2 0 1 2 2 0 1 1 3 2
27 NOVITA S 0 0 2 2 0 1 0 0 2 0 2 0 2 3 4 2
28 RADDIEF EZRA 2 1 2 2 2 1 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2
29 RAISA SAKILA 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2
158

30 SAFA ELVINA 2 1 2 0 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 3 2
31 SAFIRA AISHA 2 2 1 0 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 3 2
32 SAKIYA ZULFA 0 1 1 2 0 3 2 2 2 2 2 0 2 1 3 2
33 SALSABILA R. 0 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 1 2 2 1
34 SALYSA L 0 2 2 2 0 1 2 2 1 2 0 2 2 1 3 2
35 SHEILLAWATI 0 1 1 0 0 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1
36 SHINTANA M. 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
37 SITI MARSELIA 2 1 1 0 2 1 0 0 1 2 2 0 2 2 3 1
38 SYBIL LALITA 0 1 1 0 0 0 2 0 1 0 2 2 2 2 3 3
39 TINA MELIANA 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 2 0 1 1 3 1
40 VANYA A 2 0 2 0 2 0 2 2 2 0 0 0 2 1 3 2
41 ACE VENTURA 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 0
0 0 0 4
42 FRILLO A 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 0 1 1 3 1
43 LINDA K 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1
44 TRY SANTY 0 1 1 2 0 1 2 2 1 0 0 0 2 2 2 1
45 SITI MARIANA 0 1 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 2 1 3 1
46 FIKRI NUR 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
159

47 SAPHIRA EVA 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 0 0 2 1 3 1
48 MIZPA ALFA 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 2 0 3 3 3 2
49 HIDAR A 0 0 1 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 1 1 1
50 JESSICA M 0 1 1 2 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 3 1
51 RENDY Z 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 2 0 1 1 1 1
52 ANISA TASYA 0 1 1 0 0 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1
53 IZATUNNISA 0 2 1 0 0 0 2 2 1 2 2 0 3 1 3 1
54 TRI W 0 0 0 0 0 1 2 2 1 2 0 0 2 1 2 1
55 TATA CALISTA 0 1 1 0 0 2 2 0 1 0 2 0 1 1 2 1
56 JACKSON C 0 1 1 0 0 0 0 0 1 2 0 0 2 1 4 1
57 REGINA 2 1 1 0 2 1 0 0 2 0 2 0 1 1 4 1
58 CHOIRUNNISA 0 2 1 0 0 2 2 2 1 0 2 2 1 1 2 2
59 EKA AGUSTINA 0 1 1 0 0 1 0 2 1 0 2 2 2 2 2 1
Keterangan:
P1= penyelidikan ilmiah
P2= penjelasan ilmiah
160

Rincian Jawaban Literasi Sains Aspek Konteks


Nomor Soal
No Nama K1 K2 K3 K4
4 5 8 10 11 13 15 17 18 19 20 6 1 3 7
1 ABDUL MALIK H. 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 1 1 1 3 2
2 ABEL SAPUTRA 2 0 2 2 0 0 0 1 3 4 2 1 1 2 2
3 AFIFA DZAKIYA 2 0 2 2 0 2 2 1 2 4 1 1 0 1 2
4 ALIYYA R 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2
5 ASTUTI NINGSIH 0 0 2 0 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 0
6 BELFA RIFALDI 0 0 0 1 0 2 0 2 1 1 1 2 0 1 2
7 BRIGITA A 2 0 0 3 2 2 0 3 2 3 3 1 1 1 2
8 CAHYA ARKANIA 0 2 0 1 0 0 0 1 2 2 1 0 1 1 2
9 CAROLINE SRI D. 2 0 0 1 2 2 0 2 1 3 2 0 1 2 2
10 DEVI SETIAWATI 0 0 0 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2
11 DIMAS ADITYA R. 0 2 2 1 0 2 0 3 2 1 1 1 1 1 2
12 DIMAS S 0 0 0 1 2 2 0 1 1 1 2 2 0 1 0
13 DYAH A 2 0 0 1 2 2 2 1 1 3 2 1 1 1 0
161

14 EDELLIYA 0 0 2 1 2 2 0 2 1 1 1 2 2 1 2
15 FAQIH A 0 2 0 1 0 0 2 0 0 2 0 0 2 1 2
16 GIOVANI RAKA 2 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2
17 GLADY SHIFA 2 0 2 1 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 0
18 IMELL ZEBUA 0 2 0 1 0 2 0 2 1 3 1 2 1 2 2
19 KAHFITA K. 0 0 0 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2
20 KHAIRUNNISA 0 0 0 1 2 2 0 1 2 2 2 3 0 1 2
21 MIA SASTRO 2 0 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
22 MUHAMMAD A 0 2 0 1 2 2 0 2 2 2 2 1 1 1 0
23 MUHAMMAD Z 0 0 2 1 0 0 0 1 1 0 1 3 0 2 0
24 MOZAYA NABILA 0 2 0 1 2 2 0 3 2 3 1 1 1 1 2
25 NAWAETUNA 2 0 0 1 2 2 0 2 2 4 1 1 1 2 2
26 NAYLA ASH 2 0 0 1 2 2 0 1 1 3 2 1 1 1 2
27 NOVITA SAVITRI 2 0 0 2 0 2 0 2 3 4 2 1 0 2 0
28 RADDIEF EZRA S. 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 2
29 RAISA SAKILA 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 1 1 2 2
30 SAFA ELVINA 0 2 2 2 2 2 0 2 2 3 2 0 1 2 2
162

31 SAFIRA AISHA Y. 0 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 0
32 SAKIYA ZULFA 2 0 2 2 2 2 0 2 1 3 2 3 2 1 2
33 SALSABILA R. 0 0 2 2 2 2 0 1 2 2 1 0 1 1 0
34 SALYSA LEGITA 2 0 2 1 2 0 2 2 1 3 2 1 1 1 2
35 SHEILLAWATI 0 0 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2
36 SHINTANA M. 2 0 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2
37 SITI MARSELIA Y. 0 2 0 1 2 2 0 2 2 3 1 1 0 2 0
38 SYBIL LALITA A. 0 0 0 1 0 2 2 2 2 3 3 0 1 1 2
39 TINA MELIANA 0 0 0 2 0 2 0 1 1 3 1 2 1 1 0
40 VANYA ALISHA Z 0 2 2 2 0 0 0 2 1 3 2 0 1 1 2
41 ACE VENTURA 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 2
0 4 0
42 FRILLO ARVIAN 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 1 1 0 2
0
43 LINDA K 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
44 TRY SANTY 2 0 2 1 0 0 0 2 2 2 1 1 0 0 2
45 SITI MARIANA 0 0 0 1 0 0 0 2 1 3 1 0 1 1 2
46 FIKRI NUR 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
47 SAPHIRA EVA 2 0 0 1 0 0 0 2 1 3 1 0 0 1 2
163

48 MIZPA ALFA 0 0 0 1 0 2 0 3 3 3 2 0 1 1 0
49 HIDAR ASSEGAF 0 0 0 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 2 2
50 JESSICA M 2 0 0 1 0 2 0 1 1 3 1 1 0 1 0
51 RENDY Z 2 0 0 1 0 2 0 1 1 1 1 0 1 1 0
52 ANISA TASYA 0 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0
53 IZATUNNISA 0 0 2 1 2 2 0 3 1 3 1 0 1 1 2
54 TRI WULANDARI 0 0 2 1 2 0 0 2 1 2 1 1 2 1 2
55 TATA CALISTA 0 0 0 1 0 2 0 1 1 2 1 2 0 0 2
56 JACKSON C 0 0 0 1 2 0 0 2 1 4 1 0 1 1 0
57 REGINA 0 2 0 2 0 2 0 1 1 4 1 1 1 1 0
58 CHOIRUNNISA 0 0 2 1 0 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2
59 EKA AGUSTINA 0 0 2 1 0 2 2 2 2 2 1 1 2 1 0
Keterangan:
K1: bidang kesehatan
K2: bidang sumber daya alam
K3: bidang lingkungan
K4: bidang batasan sains dan teknologi
164

Rincian Jawaban Literasi Sains Aspek Sikap


Nomor Soal
No. Nama S1 S2
2 12 14 16 9
1 ABDUL MALIK H. 9 10 8 8 10
2 ABEL SAPUTRA 9 12 12 12 11
3 AFIFA DZAKIYA 10 11 9 9 10
4 ALIYYA R 12 10 9 8 9
5 ASTUTI NINGSIH 10 10 10 12 8
6 BELFA RIFALDI 9 10 9 0 10
7 BRIGITA A 11 11 7 12 10
8 CAHYA ARKANIA 9 12 9 8 8
9 CAROLINE SRI D. 9 9 9 9 10
10 DEVI SETIAWATI 12 12 12 12 10
11 DIMAS ADITYA R. 11 10 9 11 12
12 DIMAS SEPTIYADI 10 10 9 10 11
13 DYAH ANDRIYANI 9 12 12 11 9
14 EDELLIYA 9 10 11 9 11
15 FAQIH ABDULLAH 10 10 9 9 9
16 GIOVANI RAKA K. 12 12 12 12 11
17 GLADY SHIFA 10 8 9 10 9
18 IMELL ZEBUA 7 10 12 9 10
19 KAHFITA K. 9 11 11 9 9
20 KHAIRUNNISA 8 10 12 8 10
21 MIA SASTRO 10 12 11 11 11
22 MUHAMMAD A 9 9 9 9 9
23 MUHAMMAD Z 9 9 7 7 9
165

24 MOZAYA NABILA 11 12 10 10 11
25 NAWAETUNA 12 11 10 12 10
26 NAYLA ASH 8 12 12 8 9
27 NOVITA SAVITRI 8 9 9 12 9
28 RADDIEF EZRA S. 9 9 9 9 10
29 RAISA SAKILA 12 12 12 12 11
30 SAFA ELVINA 10 12 12 11 11
31 SAFIRA AISHA Y. 10 9 9 9 8
32 SAKIYA ZULFA 10 11 10 10 11
33 SALSABILA R. 10 9 8 9 8
34 SALYSA LEGITA 8 8 8 9 9
35 SHEILLAWATI 8 10 11 9 10
36 SHINTANA M. 9 12 10 11 10
37 SITI MARSELIA Y. 12 9 9 9 10
38 SYBIL LALITA A. 12 12 12 12 11
39 TINA MELIANA 9 9 9 10 10
40 VANYA ALISHA Z 10 10 9 9 9
41 ACE VENTURA 12 9 12 12 11
42 FRILLO ARVIAN 9 9 9 9 8
43 LINDA K 9 9 8 9 7
44 TRY SANTY 10 9 9 9 7
45 SITI MARIANA 10 10 11 11 11
46 FIKRI NUR 7 3 3 3 6
47 SAPHIRA EVA 9 10 9 9 10
48 MIZPA ALFA 11 11 10 9 9
49 HIDAR ASSEGAF 9 9 8 9 9
50 JESSICA MINERVA 9 9 9 9 9
166

51 RENDY Z 11 12 10 12 10
52 ANISA TASYA 11 9 9 11 10
53 IZATUNNISA 9 9 9 9 9
54 TRI WULANDARI 9 9 9 9 9
55 TATA CALISTA 9 9 9 10 7
56 JACKSON C 9 12 12 12 10
57 REGINA 9 9 9 9 9
58 CHOIRUNNISA 10 9 10 11 11
59 EKA AGUSTINA 12 12 12 12 9
167

Lampiran 9 Rekapitulisai Nilai Tes Literasi Sains

No Nama Peserta Didik Nilai Kategori


1 ABDUL MALIK HIBRIZI 67 SEDANG
2 ABEL SAPUTRA 76 SEDANG
3 AFIFA DZAKIYA 73 SEDANG
4 ALIYYA RAHAYU 77 TINGGI
5 ASTUTI NINGSIH 68 SEDANG
6 BELFA RIFALDI 52 RENDAH
7 BRIGITA ALICE 76 SEDANG
8 CAHYA ARKANIA 60 RENDAH
9 CAROLINE SRI D 67 SEDANG
10 DEVI SETIAWATI 78 TINGGI
11 DIMAS ADITYA 71 SEDANG
12 DIMAY SEPTIYADI 64 SEDANG
13 DYAH ANDRIYANI 73 SEDANG
14 EDELLIYA 69 SEDANG
15 FAQIH ABDULLAH 58 RENDAH
16 GIOVANI RAKA KHASA 88 TINGGI
17 GLADY SHIFA 70 SEDANG
18 IMELL ZEBUA 68 SEDANG
19 KAHFITA K 69 SEDANG
20 KHAIRUNNISA 69 SEDANG
21 MIA SASTRO 77 TINGGI
22 MUHAMMAD ALVIN 63 SEDANG
23 MUHAMMAD ZIDAN 52 RENDAH
24 MOZAYA NABILAZZAHRA 76 SEDANG
25 NAWAETUNA 76 SEDANG
26 NAYLA ASHIFANI 68 SEDANG
27 NOVITA SAVITRI 67 SEDANG
28 RADDIEF EZRA SATRIO 72 SEDANG
29 RAISA SAKILA 83 TINGGI
30 SAFA ELVINA 80 TINGGI
31 SAFIRA AISHA 70 SEDANG
32 SAKIYA ZULFA 77 TINGGI
33 SALSABILA R 60 RENDAH
34 SALYSA L 66 SEDANG
35 SHEILLAWATI HAKIM 67 SEDANG
36 SHINTANA MUSDALIFAH 76 SEDANG
168

37 SITI MARSELIA YASMIN 67 SEDANG


38 SYBIL LALITA 78 TINGGI
39 TINA MELIANA 61 RENDAH
40 VANYA ALISHA 65 SEDANG
41 ACE VENTURA 64 SEDANG
42 FRILLO ARVIAN 55 RENDAH
43 LINDA KUSUMAWATI 46 RENDAH
44 TRY SANTY 61 SEDANG
45 SITI MARIANA 64 SEDANG
46 FIKRI NUR 29 RENDAH
47 SAPHIRA EVA 61 SEDANG
48 MIZPA ALFA 66 SEDANG
49 HIDAR ASSEGAF 52 RENDAH
50 JESSICA MINERVA 59 SEDANG
51 RENDY ZIDAENSYAH 66 SEDANG
52 ANISA TASYA 61 SEDANG
53 IZATUNNISA 65 SEDANG
54 TRI WULANDARI 59 SEDANG
55 TATA CALISTA 58 SEDANG
56 JACKSON C 68 SEDANG
57 REGINA 61 SEDANG
58 CHOIRUNNISA 71 SEDANG
59 EKA AGUSTINA 74 SEDANG
Rata-rata 69,85 SEDANG
Tertinggi 88 TINGGI
Terendah 52 RENDAH
Standar Deviasi 7,728
169

Lampiran 10 Hasil Literasi Sains Apek Kompetensi


Indikator 1 (Mengidentifikasi Isu-isu ilmiah) Indikator 2 (Menjelaskan fenomena
ilmiah)
No Nama Peserta Didik Nilai No Nama Peserta Didik Nilai
1 ABDUL MALIK H. 81,81 1 ABDUL MALIK H. 42,10
2 ABEL SAPUTRA 36,36 2 ABEL SAPUTRA 57,90
3 AFIFA DZAKIYA 54,54 3 AFIFA DZAKIYA 63,15
4 ALIYYA R 81,81 4 ALIYYA R 63,15
5 ASTUTI NINGSIH 54,54 5 ASTUTI NINGSIH 36,84
6 BELFA RIFALDI 27,27 6 BELFA RIFALDI 47,36
7 BRIGITA A 63,63 7 BRIGITA ALICE S. 63,15
8 CAHYA ARKANIA 27,27 8 CAHYA ARKANIA 42,10
9 CAROLINE SRI D. 45,45 9 CAROLINE SRI D. 52,63
10 DEVI SETIAWATI 45,45 10 DEVI SETIAWATI 57,90
11 DIMAS ADITYA R. 63,63 11 DIMAS ADITYA R. 47,36
12 DIMAS SEPTIYADI 45,45 12 DIMAY SEPTIYADI 31,57
13 DYAH ANDRIYANI 45,45 13 DYAH ANDRIYANI 42,10
14 EDELLIYA 63,63 14 EDELLIYA 52,63
15 FAQIH ABDULLAH 27,27 15 FAQIH ABDULLAH 26,31
16 GIOVANI RAKA K. 72,72 16 GIOVANI RAKA K. 63,15
17 GLADY SHIFA 45,45 17 GLADY SHIFA 52,63
18 IMELL ZEBUA 45,45 18 IMELL ZEBUA 63,15
19 KAHFITA K. 45,45 19 KAHFITA K. 52,63
20 KHAIRUNNISA 45,45 20 KHAIRUNNISA 63,15
21 MIA SASTRO 45,45 21 MIA SASTRO 52,63
22 MUHAMMAD A 63,63 22 MUHAMMAD A 36,84
23 MUHAMMAD Z 27,27 23 MUHAMMAD Z 31,57
24 MOZAYA NABILA 63,63 24 MOZAYA NABILA 63,15
25 NAWAETUNA 45,45 25 NAWAETUNA 63,15
26 NAYLA ASH 45,45 26 NAYLA ASHIFANI 42,10
27 NOVITA SAVITRI 36,36 27 NOVITA SAVITRI 52,63
28 RADDIEF EZRA S. 90,90 28 RADDIEF EZRA S. 52,63
29 RAISA SAKILA 72,72 29 RAISA SAKILA 52,63
30 SAFA ELVINA 90,90 30 SAFA ELVINA 52,63
31 SAFIRA AISHA Y. 90,90 31 SAFIRA AISHA Y. 52,63
32 SAKIYA ZULFA 72,72 32 SAKIYA ZULFA 63,15
33 SALSABILA R. 72,72 33 SALSABILA R. 31,57
34 SALYSA LEGITA 45,45 34 SALYSA LEGITA 57,89
35 SHEILLAWATI 63,63 35 SHEILLAWATI 42,10
170

36 SHINTANA M. 63,63 36 SHINTANA M. 52,63


37 SITI MARSELIA Y. 63,63 37 SITI MARSELIA Y. 47,36
38 SYBIL LALITA A. 27,27 38 SYBIL LALITA A. 52,63
39 TINA MELIANA 36,36 39 TINA MELIANA 42,10
40 VANYA ALISHA Z 54,54 40 VANYA ALISHA Z 42,10
41. ACE VENTURA 15,38 41. ACE VENTURA 31,57
42. FRILLO ARVIAN 7,69 42. FRILLO ARVIAN 42,10
43. LINDA K 7,69 43. LINDA K 10,52
44. TRY SANTY 23,07 44. TRY SANTY 52,63
45. SITI MARIANA 7,69 45. SITI MARIANA 47,36
46. FIKRI NUR 7,69 46. FIKRI NUR 21,05
47. SAPHIRA EVA 7,69 47. SAPHIRA EVA 47,36
48. MIZPA ALFA 23,07 48. MIZPA ALFA 47,36
49. HIDAR ASSEGAF 15,38 49. HIDAR ASSEGAF 21,05
50. JESSICA MINERVA 23,07 50. JESSICA MINERVA 36,84
51. RENDY Z 23,07 51. RENDY Z 21,05
52. ANISA TASYA 23,07 52. ANISA TASYA 31,57
53. IZATUNNISA 53,84 53. IZATUNNISA 57,89
54. TRI WULANDARI 38,46 54. TRI WULANDARI 42,10
55. TATA CALISTA 23,07 55. TATA CALISTA 47,36
56. JACKSON C 23,07 56. JACKSON C 42,10
57. REGINA 46,15 57. REGINA 42,10
58. CHOIRUNNISA 53,84 58. CHOIRUNNISA 52,63
59. EKA AGUSTINA 53,84 59. EKA AGUSTINA 42,10
Rata-rata 43,67 Rata-rata 46,46
Standar Deviasi 21,01 Standar Deviasi 12,33
171

Indikator 3 (Menggunakan bukti-bukti ilmiah)


No Nama Peserta Didik Nilai
1 ABDUL MALIK H. 62,50
2 ABEL SAPUTRA 62,50
3 AFIFA DZAKIYA I. 50,00
4 ALIYYA RAHAYU 75,00
5 ASTUTI NINGSIH 37,50
6 BELFA RIFALDI 25,00
7 BRIGITA ALICE S. 75,00
8 CAHYA ARKANIA 37,50
9 CAROLINE SRI D. 75,00
10 DEVI SETIAWATI 25,00
11 DIMAS ADITYA R. 25,00
12 DIMAY SEPTIYADI 37,50
13 DYAH ANDRIYANI 62,50
14 EDELLIYA 25,00
15 FAQIH ABDULLAH 12,50
16 GIOVANI RAKA K. 8,75
17 GLADY SHIFA 8,75
18 IMELL ZEBUA 37,50
19 KAHFITA K. 37,50
20 KHAIRUNNISA 50,00
21 MIA SASTRO 62,50
22 MUHAMMAD A 50,00
23 MUHAMMAD Z 25,00
24 MOZAYA NABILA 37,50
25 NAWAETUNA 50,00
26 NAYLA ASHIFANI 75,00
27 NOVITA SAVITRI 75,00
28 RADDIEF EZRA S. 75,00
29 RAISA SAKILA 75,00
30 SAFA ELVINA 50,00
31 SAFIRA AISHA Y. 37,50
32 SAKIYA ZULFA 62,50
33 SALSABILA R. 25,00
34 SALYSA LEGITA S. 75,00
35 SHEILLAWATI H. 25,00
36 SHINTANA M. 62,50
37 SITI MARSELIA Y. 25,00
172

38 SYBIL LALITA A. 50,00


39 TINA MELIANA 25,00
40 VANYA ALISHA Z 50,00
41. ACE VENTURA 0,00
42. FRILLO ARVIAN 25,00
43. LINDA K 12,50
44. TRY SANTY 50,00
45. SITI MARIANA 12,50
46. FIKRI NUR 25,00
47. SAPHIRA EVA 50,00
48. MIZPA ALFA 50,00
49. HIDAR ASSEGAF 25,00
50. JESSICA MINERVA 50,00
51. RENDY Z 50,00
52. ANISA TASYA 25,00
53. IZATUNNISA 25,00
54. TRI WULANDARI 12,50
55. TATA CALISTA 25,00
56. JACKSON C 25,00
57. REGINA 25,00
58. CHOIRUNNISA 37,50
59. EKA AGUSTINA 25,00
Rata-rata 43,22
Standar Deviasi 21,44
173

Lampiran 11 Hasil Kemampuan Literasi Sains Aspek Pengetahuan


Indikator 1 (Penyelidikan ilmiah) Indikator 2 (Penjelasan

No Ilmiah)
Nama Peserta Didik Nilai No Nama Peserta Didik Nilai
1 ABDUL MALIK H. 100,00 1 ABDUL MALIK H. 52,63
2 ABEL SAPUTRA 0,00 2 ABEL SAPUTRA 52,63
3 AFIFA DZAKIYA I. 0,00 3 AFIFA DZAKIYA I. 63,15
4 ALIYYA RAHAYU 100,00 4 ALIYYA RAHAYU 71,05
5 ASTUTI NINGSIH 0,00 5 ASTUTI NINGSIH 47,36
6 BELFA RIFALDI 0,00 6 BELFA RIFALDI 36,84
7 BRIGITA ALICE S. 0,00 7 BRIGITA ALICE S. 65,78
8 CAHYA ARKANIA 100,00 8 CAHYA ARKANIA 31,57
9 CAROLINE SRI D. 0,00 9 CAROLINE SRI D. 55,26
10 DEVI SETIAWATI 0,00 10 DEVI SETIAWATI 52,63
11 DIMAS ADITYA R. 100,00 11 DIMAS ADITYA R. 42,10
12 DIMAY SEPTIYADI 0,00 12 DIMAY SEPTIYADI 36,84
13 DYAH ANDRIYANI 0,00 13 DYAH ANDRIYANI 52,63
14 EDELLIYA 0,00 14 EDELLIYA 50,00
15 FAQIH ABDULLAH 100,00 15 FAQIH ABDULLAH 23,68
16 GIOVANI RAKA K. 0,00 16 GIOVANI RAKA K. 76,31
17 GLADY SHIFA 0,00 17 GLADY SHIFA 63,15
18 IMELL ZEBUA 100,00 18 IMELL ZEBUA 47,36
19 KAHFITA K. 0,00 19 KAHFITA K. 52,63
20 KHAIRUNNISA 0,00 20 KHAIRUNNISA 55,26
21 MIA SASTRO 0,00 21 MIA SASTRO 57,89
22 MUHAMMAD A 100,00 22 MUHAMMAD A 42,10
23 MUHAMMAD Z 0,00 23 MUHAMMAD Z 28,94
24 MOZAYA NABILA 100,00 24 MOZAYA NABILA 52,63
25 NAWAETUNA 0,00 25 NAWAETUNA 55,26
26 NAYLA ASHIFANI 0,00 26 NAYLA ASHIFANI 50,00
27 NOVITA SAVITRI 0,00 27 NOVITA SAVITRI 52,63
28 RADDIEF EZRA S. 100,00 28 RADDIEF EZRA S. 78,94
29 RAISA SAKILA 100,00 29 RAISA SAKILA 57,89
30 SAFA ELVINA 100,00 30 SAFA ELVINA 57,89
31 SAFIRA AISHA Y. 100,00 31 SAFIRA AISHA Y. 60,52
32 SAKIYA ZULFA 0,00 32 SAKIYA ZULFA 65,78
33 SALSABILA R. 0,00 33 SALSABILA R. 42,10
34 SALYSA LEGITA S. 0,00 34 SALYSA LEGITA S. 63,15
35 SHEILLAWATI H. 0,00 35 SHEILLAWATI H. 50,00
174

36 SHINTANA M. 0,00 36 SHINTANA M. 63,15


37 SITI MARSELIA Y. 100,00 37. SITI MARSELIA Y. 42,10
38 SYBIL LALITA A. 0,00 38. SYBIL LALITA A. 50,00
39 TINA MELIANA 0,00 39. TINA MELIANA 36,84
40 VANYA ALISHA Z 100,00 40. VANYA ALISHA Z 42,10
41. ACE VENTURA 0,00 41. ACE VENTURA 21,05
42. FRILLO ARVIAN 0,00 42. FRILLOA ARVIAN 28,94
43. LINDA K 0,00 43. LINDA K 10,52
44. TRY SANTY 0,00 44. TRY SANTY 44,73
45. SITI MARIANA 0,00 45. SITI MARIANA 28,94
46. FIKRI NUR 0,00 46. FIKRI NUR 18,42
47. SAPHIRA EVA 0,00 47. SAPHIRA EVA 36,84
48. MIZPA ALFA 0,00 48. MIZPA ALFA 42,10
49. HIDAR ASSEGAF 0,00 49. HAIDAR ASSEGAF 21,05
50. JESSICA MINERVA 0,00 50. JESSICA MINERVA 36,84
51. RENDY Z 0,00 51. RENDY Z 28,94
52. ANISA TASYA 0,00 52. ANISA TASYA 28,94
53. IZATUNNISA 0,00 53. IZATUNNISA 52,63
54. TRI WULANDARI 0,00 54. TRI WULANDARI 36,84
55. TATA CALISTA 0,00 55. TATA CHALISTA 36,84
56. JACKSON C 0,00 56. JACKSON C 34,21
57. REGINA 100,00 57. REGINA 36,84
58. CHOIRUNNISA 0,00 58. CHOIRUNNISA 52,63
59. EKA AGUSTINA 0,00 59. EKA AGUSTINA 44,73
Rata-rata 25,42 Rata-rata 45,85
Standar Deviasi 43,91 Standar Deviasi 14,07
175

Lampiran 12 Hasil Literasi Sains Aspek Konteks

Indikator 1 (Bidang kesehatan) Indikator 2 (Sumber Daya Alam)


No Nama Peserta Didik Nilai No Nama Peserta Didik Nilai
1. ABDUL MALIK H. 57,14 1. ABDUL MALIK H. 20,00
2. ABEL SAPUTRA 57,14 2. ABEL SAPUTRA 20,00
3. AFIFA DZAKIYA I. 64,28 3. AFIFA DZAKIYA I. 20,00
4. ALIYYA RAHAYU 78,57 4. ALIYYA RAHAYU 40,00
5. ASTUTI NINGSIH 57,14 5. ASTUTI NINGSIH 20,00
6. BELFA RIFALDI 28,57 6 BELFA RIFALDI 40,00
7. BRIGITA ALICE S. 71,42 7. BRIGITA ALICE S. 20,00
8. CAHYA ARKANIA 32,14 8. CAHYA ARKANIA 0,00
9. CAROLINE SRI D. 53,57 9. CAROLINE SRI D. 0,00
10. DEVI SETIAWATI 53,57 10. DEVI SETIAWATI 20,00
11. DIMAS ADITYA R. 50,00 11. DIMAS ADITYA R. 20,00
12. DIMAY SEPTIYADI 35,71 12. DIMAY SEPTIYADI 40,00
13. DYAH ANDRIYANI 57,14 13. DYAH ANDRIYANI 20,00
14. EDELLIYA 42,85 14. EDELLIYA 40,00
15. FAQIH ABDULLAH 25,00 15. FAQIH ABDULLAH 0,00
16. GIOVANI RAKA K. 78,57 16. GIOVANI RAKA K. 20,00
17. GLADY SHIFA 64,28 17. GLADY SHIFA 60,00
18. IMELL ZEBUA 42,85 18. IMELL ZEBUA 40,00
19. KAHFITA K. 57,14 19. KAHFITA K. 20,00
20. KHAIRUNNISA 42,85 20. KHAIRUNNISA 60,00
21. MIA SASTRO 60,71 21. MIA SASTRO 20,00
22. MUHAMMAD A 53,57 22. MUHAMMAD A 20,00
23. MUHAMMAD Z 21,42 23. MUHAMMAD Z 60,00
24. MOZAYA NABILA 57,14 24. MOZAYA NABILA 20,00
25. NAWAETUNA 57,14 25. NAWAETUNA 20,00
26. NAYLA ASHIFANI 50,00 26. NAYLA ASHIFANI 20,00
27. NOVITA SAVITRI 60,71 27. NOVITA SAVITRI 20,00
28. RADDIEF EZRA S. 92,85 28. RADDIEF EZRA S. 20,00
29. RAISA SAKILA 64,28 29. RAISA SAKILA 20,00
30. SAFA ELVINA 67,85 30. SAFA ELVINA 0,00
31. SAFIRA AISHA Y. 75,00 31. SAFIRA AISHA Y. 20,00
32. SAKIYA ZULFA 64,28 32. SAKIYA ZULFA 60,00
33. SALSABILA R. 50,00 33. SALSABILA R. 0,00
34. SALYSA LEGITA S. 60,71 34. SALYSA LEGITA S. 20,00
176

35. SHEILLAWATI H. 50,00 35. SHEILLAWATI H. 20,00


36. SHINTANA M. 64,28 36. SHINTANA M. 40,00
37. SITI MARSELIA Y. 53,57 37. SITI MARSELIA Y. 20,00
38. SYBIL LALITA A. 53,57 38. SYBIL LALITA A. 0,00
39. TINA MELIANA 35,71 39. TINA MELIANA 40,00
40. VANYA ALISHA Z 50,00 40. VANYA ALISHA Z 0,00
41. ACE VENTURA 21,42 41. ACE VENTURA 0,00
42. FRILLO ARVIAN 25,00 42. FRILLO ARVIAN 20,00
43. LINDA K 14,28 43. LINDA K 0,00
44. TRY SANTY 42,85 44. TRY SANTY 20,00
45. SITI MARIANA 28,57 45. SITI MARIANA 0,00
46. FIKRI NUR 17,85 46. FIKRI NUR 20,00
47. SAPHIRA EVA 35,71 47. SAPHIRA EVA 0,00
48. MIZPA ALFA 50,00 48. MIZPA ALFA 0,00
49. HAIDAR ASSEGAF 17,85 49. HAIDAR ASSEGAF 0,00
50. JESSICA MINERVA 39,28 50. JESSICA MINERVA 20,00
51. RENDY 32,14 51. RENDY 0,00
52. ANISA TASYA 28,57 52. ANISA TASYA 20,00
53. IZATUNNISA 53,57 53. IZATUNNISA 0,00
54. TRI WULANDARI 39,28 54. TRI WULANDARI 20,00
55. TATA CHALISTA 28,57 55. TATA CHALISTA 40,00
56. JACKSON C 39,28 56. JACKSON C 0,00
57. REGINA 46,42 57. REGINA 20,00
58. CHOIRUNNISA 46,42 58. CHOIRUNNISA 40,00
59. EKA AGUSTINA 50,00 59. EKA AGUSTINA 20,00
Rata-rata 47,93 Rata-rata 20,33
Standar Deviasi 16,04 Standar Deviasi 16,81
177

Indikator 3 (Bidang lingkungan) Indikator 4(Batasan Sains teknologi)


No Nama Peserta Didik Nilai No Nama Peserta Didik Nilai
1. ABDUL MALIK H. 60,00 1. ABDUL MALIK H. 100,00
2. ABEL SAPUTRA 20,00 2. ABEL SAPUTRA 10,00
3. AFIFA DZAKIYA I. 60,00 3. AFIFA DZAKIYA I. 100,00
4. ALIYYA RAHAYU 60,00 4. ALIYYA RAHAYU 100,00
5. ASTUTI NINGSIH 20,00 5. ASTUTI NINGSIH 0,00
6. BELFA RIFALDI 40,00 6. BELFA RIFALDI 100,00
7. BRIGITA ALICE S. 40,00 7. BRIGITA ALICE S. 100,00
8. CAHYA ARKANIA 60,00 8. CAHYA ARKANIA 100,00
9. CAROLINE SRI D. 80,00 9. CAROLINE SRI D. 100,00
10. DEVI SETIAWATI 40,00 10. DEVI SETIAWATI 100,00
11. DIMAS ADITYA R. 20,00 11. DIMAS ADITYA R. 100,00
12. DIMAY SEPTIYADI 40,00 12. DIMAY SEPTIYADI 0,00
13. DYAH ANDRIYANI 60,00 13. DYAH ANDRIYANI 0,00
14. EDELLIYA 60,00 14. EDELLIYA 100,00
15. FAQIH ABDULLAH 40,00 15. FAQIH ABDULLAH 100,00
16. GIOVANI RAKA K. 80,00 16. GIOVANI RAKA K. 100,00
17. GLADY SHIFA 60,00 17. GLADY SHIFA 0,00
18. IMELL ZEBUA 80,00 18. IMELL ZEBUA 100,00
19. KAHFITA K. 20,00 19. KAHFITA K. 100,00
20. KHAIRUNNISA 80,00 20. KHAIRUNNISA 100,00
21. MIA SASTRO 40,00 21. MIA SASTRO 100,00
22. MUHAMMAD A 40,00 22. MUHAMMAD 0,00
ALVIN
23. MUHAMMAD Z 40,00 23. MUHAMMAD 0,00
ZIDAN
24. MOZAYA NABILA 60,00 24. MOZAYA NABILA 100,00
25. NAWAETUNA 40,00 25. NAWAETUNA 100,00
26. NAYLA ASHIFANI 40,00 26. NAYLA ASHIFANI 100,00
27. NOVITA SAVITRI 40,00 27. NOVITA SAVITRI 0,00
28. RADDIEF EZRA S. 60,00 28. RADDIEF EZRA S. 100,00
29. RAISA SAKILA 60,00 29. RAISA SAKILA 100,00
30. SAFA ELVINA 60,00 30. SAFA ELVINA 100,00
31. SAFIRA AISHA Y. 60,00 31. SAFIRA AISHA Y. 0,00
32. SAKIYA ZULFA 40,00 32. SAKIYA ZULFA 100,00
33. SALSABILA R. 40,00 33. SALSABILA R. 0,00
34. SALYSA LEGITA S. 80,00 34. SALYSA LEGITA S. 100,00
35. SHEILLAWATI H. 40,00 35. SHEILLAWATI H. 100,00
178

36. SHINTANA M. 40,00 36. SHINTANA M. 100,00


37. SITI MARSELIA Y. 40,00 37. SITI MARSELIA Y. 0,00
38. SYBIL LALITA A. 40,00 38. SYBIL LALITA A. 100,00
39. TINA MELIANA 40,00 39. TINA MELIANA 0,00
40. VANYA ALISHA Z 40,00 40. VANYA ALISHA Z 100,00
41. ACE VENTURA 0,00 41. ACE VENTURA 10,00
42. FRILLO ARVIAN 20,00 42. FRILLO ARVIAN 10,00
43. LINDA K 0,00 43. LINDA K 0,00
44. TRY SANTY 20,00 44. TRY SANTY 100,00
45. SITI MARIANA 20,00 45. SITI MARIANA 100,00
46. FIKRI NUR 20,00 46. FIKRI NUR 0,00
47. SAPHIRA EVA 40,00 47. SAPHIRA EVA 100,00
48. MIZPA ALFA 40,00 48. MIZPA ALFA 0,00
49. HAIDAR ASSEGAF 20,00 49. HAIDAR ASSEGAF 100,00
50. JESSICA MINERVA 40,00 50. JESSICA MINERVA 0,00
51. RENDY 40,00 51. RENDY 0,00
52. ANISA TASYA 40,00 52. ANISA TASYA 0,00
53. IZATUNNISA 60,00 53. IZATUNNISA 100,00
54. TRI WULANDARI 0,00 54. TRI WULANDARI 100,00
55. TATA CHALISTA 40,00 55. TATA CHALISTA 100,00
56. JACKSON C 40,00 56. JACKSON C 0,00
57. REGINA 40,00 57. REGINA 0,00
58. CHOIRUNNISA 60,00 58. CHOIRUNNISA 100,00
59. EKA AGUSTINA 40,00 59. EKA AGUSTINA 0,00
Rata-rata 43,05 Rata-rata 50,84
Standar Deviasi 19,23 Standar Deviasi 48,85
179

Lampiran 13. Hasil Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap


Indikator 1. Minat terhadap sains Indikator 2. Dukungan Terhadap
Inkuiri Ilmiah
No Nama Peserta Didik Nilai No Nama Peserta Didik Nilai
1. ABDUL MALIK H. 35 1. ABDUL MALIK H. 10
2. ABEL SAPUTRA 45 2. ABEL SAPUTRA 11
3. AFIFA DZAKIYA I. 39 3. AFIFA DZAKIYA I. 10
4. ALIYYA RAHAYU 39 4. ALIYYA RAHAYU 9
5. ASTUTI NINGSIH 42 5. ASTUTI NINGSIH 8
6. BELFA RIFALDI 28 6. BELFA RIFALDI 10
7. BRIGITA ALICE S. 41 7. BRIGITA ALICE S. 10
8. CAHYA ARKANIA 38 8. CAHYA ARKANIA 8
9. CAROLINE SRI D. 36 9. CAROLINE SRI D. 10
10. DEVI SETIAWATI 48 10. DEVI SETIAWATI 10
11. DIMAS ADITYA R. 41 11. DIMAS ADITYA R. 12
12. DIMAY SEPTIYADI 39 12. DIMAY SEPTIYADI 11
13. DYAH ANDRIYANI 44 13. DYAH ANDRIYANI 9
14. EDELLIYA 39 14. EDELLIYA 11
15. FAQIH ABDULLAH 38 15. FAQIH ABDULLAH 9
16. GIOVANI RAKA K. 48 16. GIOVANI RAKA K. 11
17. GLADY SHIFA 37 17. GLADY SHIFA 9
18. IMELL ZEBUA 38 18. IMELL ZEBUA 10
19. KAHFITA K. 40 19. KAHFITA K. 9
20. KHAIRUNNISA 38 20. KHAIRUNNISA 10
21. MIA SASTRO 44 21. MIA SASTRO 11
22. MUHAMMAD A 36 22. MUHAMMAD 9
ALVIN
23. MUHAMMAD Z 32 23. MUHAMMAD 9
ZIDAN
24. MOZAYA NABILA 43 24. MOZAYA NABILA 11
25. NAWAETUNA 45 25. NAWAETUNA 10
26. NAYLA ASHIFANI 40 26. NAYLA ASHIFANI 9
27. NOVITA SAVITRI 38 27. NOVITA SAVITRI 9
28. RADDIEF EZRA S. 36 28. RADDIEF EZRA S. 10
29. RAISA SAKILA 48 29. RAISA SAKILA 11
30. SAFA ELVINA 45 30. SAFA ELVINA 11
31. SAFIRA AISHA Y. 37 31. SAFIRA AISHA Y. 8
32. SAKIYA ZULFA 41 32. SAKIYA ZULFA 11
180

33. SALSABILA R. 36 33. SALSABILA R. 8


34. SALYSA LEGITA S. 33 34. SALYSA LEGITA S. 9
35. SHEILLAWATI H. 38 35. SHEILLAWATI H. 10
36. SHINTANA M. 42 36. SHINTANA M. 10
37. SITI MARSELIA Y. 39 37. SITI MARSELIA Y. 10
38. SYBIL LALITA A. 48 38. SYBIL LALITA A. 11
39. TINA MELIANA 37 39. TINA MELIANA 10
40. VANYA ALISHA Z 38 40. VANYA ALISHA Z 9
41. ACE VENTURA 45 41. ACE VENTURA 11
42. FRILLO ARVIAN 36 42. FRILLO ARVIAN 8
43. LINDA K 35 43. LINDA K 7
44. TRY SANTY 37 44. TRY SANTY 7
45. SITI MARIANA 42 45. SITI MARIANA 11
46. FIKRI NUR 16 46. FIKRI NUR 6
47. SAPHIRA EVA 37 47. SAPHIRA EVA 10
48. MIZPA ALFA 41 48. MIZPA ALFA 9
49. HAIDAR ASSEGAF 35 49. HAIDAR ASSEGAF 9
50. JESSICA MINERVA 36 50. JESSICA MINERVA 9
51. RENDY 45 51. RENDY 10
52. ANISA TASYA 40 52. ANISA TASYA 10
53. IZATUNNISA 36 53. IZATUNNISA 9
54. TRI WULANDARI 36 54. TRI WULANDARI 9
55. TATA CHALISTA 37 55. TATA CHALISTA 7
56. JACKSON C 45 56. JACKSON C 10
57. REGINA 36 57. REGINA 9
58. CHOIRUNNISA 40 58. CHOIRUNNISA 11
59. EKA AGUSTINA 48 59. EKA AGUSTINA 9
Rata-rata 81,63 Rata-rata 79,65
Standar Deviasi 11,03 Standar Deviasi 10,19
181

Lampiran 14. Hasil Jawaban Keterampilan Argumentasi Peserta Didik


182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203

Lampiran 15. Hasil Uji Statistik Kemampuan Literasi Sains dan


Keterampilan Argumentasi
Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
KemampuanLiterasiSains 59 66.6780 9.59964 29.00 88.00

Uji Normalitas Kemampuan Literasi Sains

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


LiterasiSains

N 59
Normal Parametersa,b Mean 66.68
Std. Deviation 9.600
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .068
Negative -.085
Test Statistic .085
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
204

Uji Normalitas Keterampilan Argumentasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


KeterampilanArg
umentasi

N 59
Normal Parametersa,b Mean 8.51
Std. Deviation 1.879
Most Extreme Differences Absolute .213
Positive .143
Negative -.213
Test Statistic .213
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
205

Lampiran 16. Hasil Deskriptif Statistik Aspek Kemampuan Literasi Sains


Aspek Kemampuan Literasi Sains

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KOMPETENSI 59 10.00 72.50 44.7881 13.79724
PENGETAHUAN 59 10.00 72.50 44.7881 13.79724
KONTEKS 59 10.00 72.50 44.7881 13.79724
Valid N (listwise) 59

Aspek Kompetensi

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KOMP1 59 7.69 92.30 43.6746 21.01396
KOMP2 59 10.52 63.15 46.4654 12.33494
KOMP3 59 .00 87.50 43.2203 21.44083
Valid N (listwise) 59

Aspek Pengetahuan (Konten)

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
P1 59 .00 100.00 25.4237 43.91693
P2 59 10.52 76.31 45.8476 14.07143
Valid N (listwise) 59
206

Aspek Konteks

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KONTEKS1 59 14.28 78.57 47.9373 16.04261
KONTEKS2 59 .00 60.00 20.3390 16.81195
KONTEKS3 59 .00 80.00 43.0508 19.23128
KONTEKS4 59 .00 100.00 50.8475 48.85899
Valid N (listwise) 59

Aspek Sikap

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
SP1 59 16.00 48.00 2312.00 39.1864 5.29631
SP2 59 6.00 12.00 564.00 9.5593 1.22152
Valid N (listwise) 59
207

Lampiran 17. Crosstab Soal Argumentasi


Kemampuan Literasi Sains * Soal 1 Crosstabulation

KemampuanLiterasiSains * Soal1 Crosstabulation


Soal1
1 2 3 4 5 Total
Kemampuan RENDAH Count 2 1 4 0 0 7
LiterasiSains % of Total 3.4% 1.7% 6.8% 0.0% 0.0% 11.9%

SEDANG Count 2 4 26 10 2 44
% of Total 3.4% 6.8% 44.1% 16.9% 3.4% 74.6%

TINGGI Count 1 0 6 0 1 8

% of Total 1.7% 0.0% 10.2% 0.0% 1.7% 13.6%

Total Count 5 5 36 10 3 59
% of Total 8.5% 8.5% 61.0% 16.9% 5.1% 100.0%

Kemampuan Literasi Sains * Soal2 Crosstabulation

KemampuanLiterasiSains * Soal2 Crosstabulation


Soal2
1 2 3 4 Total
Kemampuan RENDAH Count 2 0 5 0 7
LiterasiSains % of Total 3.4% 0.0% 8.5% 0.0% 11.9%
SEDANG Count 1 6 32 5 44

% of Total 1.7% 10.2% 54.2% 8.5% 74.6%


TINGGI Count 1 0 6 1 8

% of Total 1.7% 0.0% 10.2% 1.7% 13.6%


Total Count 4 6 43 6 59
% of Total 6.8% 10.2% 72.9% 10.2% 100.0%
208

Kemampuan Literasi Sains * Soal3 Crosstabulation

KemampuanLiterasiSains * Soal3 Crosstabulation


Soal3
1 2 3 4 Total
Kemampuan RENDAH Count 3 1 3 0 7
LiterasiSains % of Total 5.1% 1.7% 5.1% 0.0% 11.9%

SEDANG Count 4 10 26 4 44

% of Total 6.8% 16.9% 44.1% 6.8% 74.6%

TINGGI Count 1 0 6 1 8
% of Total 1.7% 0.0% 10.2% 1.7% 13.6%

Total Count 8 11 35 5 59
% of Total 13.6% 18.6% 59.3% 8.5% 100.0%
209

Lampiran 18. Hasil Uji Chi Square

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 10.223a 8 .250
Likelihood Ratio 12.254 8 .140
N of Valid Cases 59
a. 13 cells (86.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .36.

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 9.476a 6 .149
Likelihood Ratio 9.842 6 .131
N of Valid Cases 59
a. 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .47.

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 8.460a 6 .206
Likelihood Ratio 8.971 6 .175
N of Valid Cases 59
a. 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .59.
210

Lampiran 19. Hasil Uji Korelasi


Uji Hipotesis

Correlations
Keterampilan
LiterasiSains Argumentasi
Spearman's rho Literasi Correlation Coefficient 1.000 .418**
Sains Sig. (2-tailed) . .001
N 59 59
Ketera Correlation Coefficient .418** 1.000
mpilan Sig. (2-tailed) .001 .
Argume N 59 59
ntasi
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
211

Lampiran 20. Surat Izin Penelitian


212

Lampiran 21. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


213

Lampiran 22. Lembar Uji Referensi


214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225

Lampiran 23. Contoh Jawaban Peserta Didik


226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237

Anda mungkin juga menyukai