Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan laporan praktikum
DETERMINASI TUMBUHAN. Maklah ini kami buat berdasrkan hasil
pengamatan kami.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena
masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal ini maupun sistematika
dan teknik penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan
ini. Oleh sebab itu, Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis
dan bagi pembaca. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................... 1
I.1 Maksud......................................................................................
I.2 Tujuan........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................
II.1Teori umum...............................................................................
II.2 Uraian tanaman........................................................................
II.2.1 Daun (follium).......................................................................
II.2.2 Akar (radix)..........................................................................
II.2.3 Batang (caulis)......................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM.............................................
III.1 waktu dan tempat....................................................................
III.2 alat dan bahan.........................................................................
III.3 cara kerja................................................................................
BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN
IV.1 Hasil........................................................................................
IV.2 Pengamatan.............................................................................
BAB V PENUTUP........................................................................
V.1 kesimpulan...............................................................................

V.2 saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, nama alternatif
yang bisa dipakai nusantara. Indonesia memiliki pendidikan yang sudah bisa
dibilang bagus. Indonesia memiliki berbagai universitas yang sudah menciptakan
banyak lulusan terbaik.
Universitas negeri gorontalo merupakan salah satu universitas ternama di
provinsi gorontalo. UNG sendiri adalah universitas yang memiliki beberapa
fakultas yang terdiri dari beberapa jurusan yang sudah terakreditasi dan telah
meluluskan ribuan wisudawan dengan potensi kerja diatas rata-rata.
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut teknik dan ilmu
penyedian bahan obat, dari sumber alam alam pembuatan secara sintetik yang
sesuai untuk didistribusikan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan
Farmasi memiliki beberapa cabang ilmu yang bersangkutan atau berkaitan erat
dengan dengan ilmu-ilmu biologi, karena dalam membahas farmasi dibuthkan
ilmu biologi sebagai referensi dalam teori maupun praktek misalnya ilmu botani.
Botani adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang tumbuhan, yang
didalamnya mencakup klasifikasi, jenis, serta tata cara penamaan tumbuhan.
Pentingnya untuk mempelajari ilmu botani bagi mahasiswa farmasi yaitu agar
mahasiswa farmasi lebih mengetahui berbagai informasi mengenai tumbuhtumbuhan seperti khasiat tumbuhan, bentuk-bentuk tumbuhan, dan lain-lain.
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya
yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokan atau dipersamakan) karena di dunia ini
tidak ada dua benda yang identic atau persis sama, maka istilah determinasi
( inggris to determine = menentukan,memastikan) di anggap lebih tepat daripada
istilah identifikasi ( inggris to identity = mempersamakan) ( Rifai, 1976 )
I.2 MAKSUD
Mengetahui jenis tanaman dan bentuk dari tanaman melalui dterminasi.

I.3 TUJUAN
1. mahasiswa dapat mengetahui jenis tanaman yang tidak di ketahui.
2. mahasiswa mampu mengelompokan tanaman

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TEORI UMUM

Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan


lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di
dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi
(Inggris to determine = menentukan,
memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggris to
identify = mempersamakan (Rifai,1976 :21 )
II.2.1 Cara Mendeterminasi Tumbuhan untuk mendeterminasi tumbuhan
1. Pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti
posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan
lainlainnya).
2. Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri
tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya,
dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini:
3. Ingatan Pendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan
kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis
tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di
kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lainlain.
4. Bantuan orang Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli
botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika,
atau siapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya
dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau
menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya.
5. Spesimen acuan Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan
membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanya diberi
label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi
hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah
koleksi kering atau herbarium.
6. Pustaka Cara lain untuk mendeterminasi

tumbuhan

adalah

dengan

membandingkan atau mencocokkan ciriciri tumbuhan yang akan dideterminasi

dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang ada dalam pustaka.


Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani
sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku
pegangan ataupun bentuk lainnya.
7. Komputer Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin
elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan
memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan.
Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapatn
dilakukan dengan bantuan komputer.
II.2.2. Aturan Pembuatan Kunci Determinasi Kunci determinasi
Merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar
pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara
bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri
tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai
kunci

dipaksa

memilih

satu

di

antara

dua

atau

beberapa

sifat

yang

bertentangan,begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa


identitas tumbuhan yang diinginkan.
Beberapa syarat kunci determinasi yang baik menurut (Vogel 1989)
antara lain:
1. Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila
sangat penting.
2. Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya.
Contoh : 1. Leaves opposites 2. Leaves either in whorls, or spirally arranged,
or distichous Bukan 1. Leaves opposites 2. Leaves not opposites
3. Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang
4. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci
5. Mencantumkan nomor couplet
6. Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas
II.2.3. Menggunakan Kunci Determinasi Saran-saran dalam penggunaan kunci
determinasi:

1. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan


dideterminasi (kalau ada lengkap vegetatif dan generatif)
2. Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di mana
tumbuhan tersebut diperoleh 3. Baca pengantar kunci tersebut dan semua
singkatan atau hal-hal lain yang lebih rinci
3. Perhatikan
pilihan
yang

ada

secara

hati-hati

Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossary atau
kamus.
4. Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua pilihan
layaknya tidak kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi ke belakang.
5. Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya
6. Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya
7. Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan ilustrasi
atau specimen herbarium yang ada.
III.2.4. Jenis-Jenis Kunci Determinasi Tumbuhan Menurut Rifai (1976)
Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga
macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis.
Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci
yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci
dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua
(atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang
bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka
setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai
kunci analisis harus mengikuti bait-bait secara bertahap sesuai dengan yang
ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam
penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita
dituntun langsung pada nama takson yang dicari. Kunci analisis dibedakan menjadi
dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik (kunci
indent) dan kunci paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun-penuntun yang sebait
ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari
pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait

takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang
memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah
berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai ciri yang
sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci paralel
yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti
gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus
diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan
yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan
yang dicakupnya besar sekali.
II.2 URAIAN TANAMAN
II.2.1 DAUN (Folium)
Daun merupakan suatu tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja
dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang
tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (Nodus) batang, dan
tempat diatas daun yang merupaka sudut antara batang dan daun dinamakn ketiak
daun (Axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan
tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh tumbuhan nampak hijau pula.
Bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang
menghadap ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai alat (Tjitrosoepomo, 2013)
1.
2.
3.
4.

Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi) terutama berupa zat gas (CO2)


Pengolahan zat-zat makan (asimilasi)
Penguapan air (transpirasi)
Pernapasan (respirasi)
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut: (Tjitrosoepomo, 2013)

1. Upih daun atau pelepah daun (Vagina)


2. Tangkai daun (Petiolus)
3. Helaian daun (Lamina)

Bagian-bagian Daun
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut: (Tjitrosoepomo, 2013)
A. Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Upih daun atau pelepah daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau
memeluk batang, juga dapat mempunyai fungsi lain:
1. Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, misalnya pada tebu (Saccharum
officinarum L.).
2. Memberi kekuatan pada batang tanaman misalnya pada pisang (Musa
paradisiaca L.)
B. Tangkai daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas
untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat
memperoleh cahaya matahari yang sebanyak - banyaknya.
Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan
pangkalannya. Jika di lihat pada penampang melintangnya dapat kita jumpai
kemungkinan-kemungkinan berikut : (Tjitrosoepomo, 2013)
1. Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun pepaya (Carica payaya L.)
2. Pipih dan tepinya melebar (bersayap) Misalnya pada jeruk (Citrus sp.)
3. Bersegi
4. Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam
seperti pada tangkai daun pisang (Musa paradisiaca L.)
C. Helaian daun ( Lamina)
Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan cepat menarik
perhatian. Suatu sifat yang hanya berlaku untuk helaian daun di sebut pula sebagai
sifat daun contoh jika kita mengatakan daun nangka bangun jorong sesungguhnya
daun jorong itu bukan daunnya melainkan helaiannya. (Tjitrosoepomo, 2013)
Sifat-sifatnya daun yang perlu mendapat perhatian kita adalah:
1. Bangunnya (Circumscriptio)
2. Ujungnya (Apex)
3. Pangkalnya (Basis)
4. Susunan tulangnya (Nervato atau venatio)
5. Tepinya (Margo)

6. Daging daunnya (Intervenium)


7. Dan sifat-sifat lain lagi misalnya keadaan permukaan atas ataupun bawah
(gundul,berambut,warna,dll). (Tjitrosoepomo, 2013).
Bentuk daun
A. Bagian yang terlebar berada ditengah-tengah helaian daun
1. Bulat atau bundar (Orbicularis) dapat kita jumpai pada Victoria regia,teratai besar
(Neliumbium nelumbo Druce).
2. Bangun perisai (Peltatus) misalnya pada daun jarak (Ricinus communis)
3. Jorong (Ovalls) dapat dilihat pada daun nangka ( Artocarpus integra Merr.)
4. Memanjang (Oblongus) misalnya pada daun srikaya (Annona squamosa)
5. Bangun lanset (Lanceolatus) misalnya pada daun kamboja (Plumeria acuminate Ait )
(Tjitrosoepomo, 2013)
B. Bagian yang terlebar terdapat dibawah terdapat dibawah tengah-tengah helaian daun
a. Pangkal daun tidak bertoreh
1. Bangun bulat telur (Ovatus) misalnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa -sinensis)
2. Bangun segitiga yaitu bangun seperti segitiga sama kaki misalnya dau bunga pukul
empat (Mirabilis jalapa)
3. Bangun delta yaitu bangun segitiga misalnya daun air mata pengantin (Antigonon
leptopus Hock, et arn).
4. Bangun belah ketupat yaitu bangun segi empat yang sisinya tidak sama panjang
misalnya anak daun pada daun bengkuang (Pachyrrhizus erosus)
b. Pangkal daun bertoreh atau bertekuk
1. Bangun jantung (Cordatis ) yaitu bangun seperti bulat telur tetapi pangkal daun
memperlihatkan suatu lekukan
2. Bangun ginjal atau gerinjal (Reniformis) yaitu daun yang pendek lebar dengan ujung
yang tumpul atau membulat dan pangkal berlekuk dangkal misalnya daun kaki kuda
(Canthela asiatica)
3. Bangun anak panah (Sagitatus). Daun tak seberapa lebar, ujung tajam, pangkal dan
lekukan lancip pula.
4. Bangun tombak (Hastatus) misalnya dau wewehan (Monochoria hastata solms)
5. Bertelinga ( Auriculatus) misalnya daun tempuyung (Sonchus asper fill)
C. Bagian yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah helaian daun
1. Bangun bulat telur sungsam (Obofatus) misalnya daun sawo kecik (Manilcara cauki)
2. Bangun jantung sungsang (Obcordatus) misalnya dau sidguri ( Sida retusa L )
3. Bangun segitiga terbalik (Cuntatus) misalnya daun semanggi (Marsilea crenda Pres)
4. Bangun Sudip (Spathulatus) misalnya daun lobak (Raphanux sativus)
D. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama lebar

1. Bangun garis (Lincaris) misalnya daun bermacam-macam rumput (Gramineae)


2. Bangun pita (Ligulatus ) misalnya jagung (Zea mays)
3. Bangun pedang (Ensiformis) misalnya daun nenas sebrang (Agave sisalana)
4. Bangun paku atau dabus ( Subulatus )
5. Bangun jarum (Acerosus ) misalnya daun Pinus merkusii Junngh. & DeVr
(Tjitrosoepomo, 2013).

Berdasarkan susunan tulangnya dibedakan menjadi 4 bagian :


1. Daun bertulang menyirip. Daun ini mempunyai satu ibu tuang yang berjalan dari
pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang

ini

kesamping ke luar tulang-tulang cabang, sehingga susunanannya mengingatkan kita


pada sirip-sirip ikan oleh sebab itu dinamakan bertulang menyirip.
2. Daun bertulang menjari yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang
yang memencar memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan.
3. Daun yang bertulang melengkung. Daun ini pun mempunyai beberapa tulang yang
besar satu ditengah yaitu yang paling besar sedang lainyan mengikuti jalan tepi daun
kemudian kembali menuju ke satu arah yaitu ke ujung daun hingga selain tulang
yang ditengah semua tulang-tulangnya kelihatan melengkung.
4. Daun yang bertulang sejajar biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau
bangun pita yang mempunyai satu tulang ditengah yang besar membujur daun
sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai
arah yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi oleh sebab itu disebut pula bertulang
sejajar (Tjitrosoepomo, 2013).
II.2.2BATANG(Caulis)
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat
tempat serta kedudukan batang bagi tumbuh-tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbuh tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2013).
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :

a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk
lain.
b. Terdiri tas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada bukubuku inilah terdapat daun.
c. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrof atau
heliotrope).
d. Selalu bertambah panjang di ujungnya.
e. Mengadakan percabangan, dan Selma hidupnhya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
f. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek.
g. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah.
h. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagianbagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa.
i. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
j. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan (Tjitrosoepomo, 2013).
Jika kita berbicara tentang bentuk batang bisanya yang dimaksud ialah bentuk
pada penampang melintangnya, dan dilihat dari sudut bentuk penampang
melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang, antara lain :
a. Bulat (Teres), misalnya bamboo (Bambusa sp.) kelapa (Cocos nucifera L),
b. Bersegi (Angularis), dalam hal ini ada kemungkinan :
- Bangun segi tiga (Triangularis), misalnya batang teki (Cyperus roduntus)
- Segi empat (Quandrangularis), misalnya batang markisah (Passiflora
quandrangularis L), iler (Coleus scutellarioides Benth).
c. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun
pula.batang yang bersifat demikian dinamakan :
- Filokladia (Phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yeang
terbatas, misalnya pada jakang (Muehlenbeckia platylada Meissn),
- Kladodia (Cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan,
misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill) (Tjitrosoepomo, 2013).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya,
oleh sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti dibawah ini : (Tjitrosoepomo,
2013)

a.

Geragih (Flagellum, stolo), yaitu cabang-cabang kecil yang panjang yang tumbuh
merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dank e bawah tumbuh

akar-akar.
b. Wiwilan atau tunas air (Virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat
dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau
kuncup-kuncup liar.
c. Sirung panjang (Vigna), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung
daun-daun dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang.
d. Sirung pendek (Virgula atau Virgula sucresces), yaitu cabang-cabang kecil dan ruasruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah.
II.2.3 AKAR ( Radix)
Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga bagi tumbuhan yang tubuhnya telah
merupakan kromus. Akar biasanya menpunyai sifat-sifat : (Tjitrosoepomo, 2013)
a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat didalam tanah ,dengan arah
tumbuh ke pusat bumi atau menuju ke air menginggalkan cahaya dan udara
b. Tidak berbuku-buku
c. Warna tidak hijau biasanya keputih-putihan
d. Tumbuh terus pada ujungnya
e. Bentuknya seringkali meruncing hingga lebih mudah untuk menembus tanah.
Akar mempunyai tugas untuk : (Tjitrosoepomo, 2013)
a. Memperkuat berdirinya tumbuhan
b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut didalam air tersebut dari dalam
tanah
c. Mengangkut air dan zat-zat makanan terlarut
d. Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan.
Pada akar umumnya dapat dibedakan bagian-bagian berikut (Tjitrosoepomo, 2013)
a. Leher akar atau pangkal akar (Collum) yaitu bagian akar yang bersambungandengan
pangkal batang
b. Ujung akar (Apex radicis) bagian akar yang paling muda
c. Batang akar (Corpus radicis) bagian akar yang terdapat antara leher akar dan
ujungnya.

d. Cabang-cabang akar (Radix lateralis) yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung
bersambungan dengan pangkal batang.
a. Serabut akar (Fibrilia radicalis) cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk
serabut
b. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis)
c. Tudung akar (Calyptras) yaiu bagian akar yang letaknya paling ujung.
Dua sistem percabangan akar : (Tjitrosoepomo, 2013)
a. Sistem akar tunggang ,jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar
lembaga disebut akar tunggang (Radix primaria )
b. Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati
atau kemudian disusul oleh sejumlah aka yang kurang lebih sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang.
Melihat percabangan dan bentuknya akar tunggang dapat dibedakan dalam :
(Tjitrosoepomo, 2013)
a. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang .
1. Berbentuk sebagai tombak(Fusiformis)
2. Berbentuk gasing (Napiformis)
3. Berbetuk benang (Filiformis)
b. Akar tunggang yang bercabang (Ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut
panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang-cabang banyak, dari cabang-cabangya
bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuata yang lebih besar kepada batang,dan
juga daerah perakaran menjadi amat luas hingga dapat diserap air dan zat-zat
makanan yang lebih banyak.
Mengenai akar-akar pada sistem akar serabut : (Tjitrosoepomo, 2013)
a. Akar yang menyusun akar serabut kecil berbentuk benang misalnya pada padi (Oryza
sativa)
b. Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang misalnya pada pohon
kelapa (Coconus nucifera)

c. Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan, masing-masing tidak banyak


memperlihatkan percabangan, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius)
II.2.4 BUNGA(Flos)
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat,
yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat yang sedemikian
dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang dibedakan dalam
2 golongan yang bersifat vegetative dan generative. (Tjitrosoepomo, 2013)
Alat perkembangbiakan generative itu bentuk dan susunannya berbeda-beda
menurut

jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut

lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Pada bunga
inilah terdapat bagian-bagian yang telah terjadi peristiwa-peristiwa yang di sebut
persarian ( penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang
kita sebut buah, yang di dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan
tumbuh menjadi tumbuhan baru. (Tjitrosoepomo, 2013)
Jadi bunga sebagai suatu bagian tumbuhan, harus pula merupkan suatu penjelmaan
salah satu atau kombinasi ketiga bagian pokok tadi, yang memang demikian
keadaannya. Jika kita memperhatikan susunan suatu bunga, mudahlah diketahui
bahwa bunga adalah penjelmaan atau suatu tunas yang bentuk, warna, dan
susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini
dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan dan akhirnya dapat dihasilkan alatalat perkembangbiakan. Bertalian dengan letak dan susunan bagian-bagian bunga ini
dibedakan : (Tjitrosoepomo, 2013)
a. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (Acyclic), misalnya bunga
cempaka (Mechelia champaka L)
b. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran (Cyclis) misalnya bunga
terong ( Solanum melongena L) bakung (Hymenocallis littolaris Salsb)
c. Bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain
terpancar atau menurut garis spiral (Hemicyclis), misalnya bunga sirsak (Anona
muricata L).

Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :


a. Tangkai bunga (Pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang,
padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang
menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun
biasa ke hiasan bunga.
b. Dasar bunga (Receptaculum), yaitu ujung tangkai yang sering kali melebar, dengan
ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami
metamoforsis menjadibagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain,
bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran.
c. Hiasan bunga (Perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun
yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang
masih jelas. Jadi bagian-bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua
lingkaran : (Tjitrosoepomo,2013)
1. Kelopak (Kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya
berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kucup merupakan selubungnya, yang
melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.
2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (Corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat
pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi.
d. Alat-alat kelamin jantan (Androecium) bagian ini sesungguhnya juga merupakan
metamorphosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas
sejumlah benang sari (Stamen). Pada bunga benang-benang sarinya dapat pula bebas
atau berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua
lingkaran.
e. Alat-alat kelamin betina (Gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang
biasanya disebut putik (Pistillum), putik juga terdiri atas metamorphosis daun yang
disebut daun buah (Carpella), pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa
putik,dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daunbuah, tetapi dapat pula hanya
terdiri atas satu daun buah. Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai
dan dasar bunganya tidak diperhitungkan), maka bunga dapat dibedakan dalam :
(Tjitrosoepomo, 2013)

1. Bunga lengkap atau bunga sempurna (Flos completus), yang terdiri atas, 1 lingkaran
daun-daun mahkota, 1 atau 2lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daundaun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan
bersifat tetrasiklik, dan jika bagian bagiannya tersusun dalam lima lingkaran
pentasiklik.
2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (Flos incompletes), jika salah satu
bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak
mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang (Nodus), jika hanya
mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin
tunggal (Unisexualis).
II.2.5 BUAH (Fruktus)
Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur ,meainkan ikut tumbuh
dan tinggal pada buah,biasanya tida mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri jadi
tidak merupakan suatu bagian buah yang penting misalnya : (Tjitrosoepomo, 2013)
a. Daun-daun pelidung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur.
b. Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu masih dapat kita lihat kelopak
yang ikut merupakan bagian buah
c. Tangkai kepal putik .juga bagian ini sering tinggal pada buah misalnya pada jagung
yang kita kenal sebagai rambut jagung .
d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis yang
sekaligus dapat pula menunjukan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah
manggis tersebut
Ikhtisar tentang buah
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu :
1. Buah semu atau buah tertutup yaitu jika buah itu berbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain pada bunga itu yang malah menjadi bagian utama buah ini sedang
buah-buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi

2. Buah sungguh atau buah telanjang yang melalui terjadi dari bakal buah dan jika ada
bagian bunga yang lainnya masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah
yang berarti. (Tjitrosoepomo,2013)
Penggolongan buah semu
a. Buah semu tunggal yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal
buah.
b. Buah semu ganda ialah jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang
bebas satut sama lain dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi
buah,tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh dan
merupakan bagian buah yang menyolok.
c. Buah semu majemuk ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk tetapi
seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja,misalnya buah nagka (Artocarpus
Heterophylus) (Tjitrosoepomo,2013)
Penggolongan buah sungguh (Buah sejati)
Sama halnya dengan buah semu,buah sejati pertama-tama dapat dibedakan lebih
dahulu dalam 3 golongan yaitu :
a. Buah sejati tunggal ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal
buah saja.misalnya
1. Buah mangga (Mangifera Indica) mempunyai satu ruang dengan satu biji
2. Buah pepaya (Carica papaya) yang terjadi dari beberapa daun buah dengan satu ruang
dan banyak biji.
b. Buah sejati ganda yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas
satu sama laindan masing-masing bakal buah menjadi satu buah misalnya pada
cempaka ( Michelia champaca Bail)
c. Buah sejati majemuk yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk yang masingmasing bunganya mendukung satu bakal buah tetapi setelah menjadi buah tetap
berkumpul. (Tjitrosoepomo,2013)

Buah Sejati Tunggal


a. Buah sejati tunggal kering yaitu buah sejati tunggal yang bagian terluarnya keras dan
mengayu seperti kulit yang kering
b. Buah sejati tunggal yang berdaging ialah jika dinding buahnya menjadi tebal
berdaging. (Tjitrosoepomo,2013)
Buah sejati ganda :
a. Buah kurung ganda mislanya pada mawar misalnya pada mawar (Rosan hybrida).
b. Buat batu ganda pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius) bunganya mempunyai
banyak bakal buah yang kemudian masing-masing tumbuh menjadi batu.
c. Buah bumbung ganda berasal dari bunga denga beberapa bakal buah yang masingmasingtumbuh menjadi buah bumbung
d. Buah bumi ganda seperti diatas tetapi bakal buah berubah menjadi buah
buni(Tjitrosoepomo,2013)
Buah sejati Majemuk :
a. Buah buni majemuk jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk
membentuk suatu buah buni seperti terdapat pada nanas.
b. Buah batu majemuk contohnya pada pandan. Pada pandan rangakian bunga betinanya
setelah mengalami penyerbukan berubah menjadi buah batu majemuk yang masih
kelihatan sebelah luarnyabahwa kelompokan buah itu adalah kumpulan banyak buah.
c. Buah kurung majemuk misalnya pada bunga matahari .bunga tumbuhan ini merupakan
bunga majemuk yang terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subur
ditengah dan karena tiap bunga yang subur itu setelahpenyerbukan berubah menjadi
satu buah kurung maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu bunga kurung
majemuk. (Tjitrosoepomo,2013)
II.2.6 BIJI(Semen)
Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh
menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan biji

(Spermathophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena


biji mengandung calon tumbuhan baru (Lembaga). Pada biji umumnya dapat dapat
kita bedakan bagian-bagian berikut : (Tjitrosoepomo,2013)
a. Kulit biji (Spermodermis)
b. Tali pusar (Funiculus)
c. Inti biji atau isi biji (Nucleus seminis)
Seperti telah dikemukakan, kulit biji berasal dari selaput bakal biji
(Integumentum), oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) terdiri atas dua lapis, yaitu : (Tjitrosoepomo,2013)
a. Lapisan kulit luar (Testa), merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada
didalam.
b. Lapisan kulit dalam (Tegmen), biasanya tipis seperti selaput, seringkali dinamakan
juga kulit ari.
Tali pusar ( Funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji
dengan tembuni, jadi merupakan tangkaian biji. Jika biji masak bisanya terlepas dari
tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal
sebagai pusar biji. (Tjitrosoepomo,2013)
Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya,
oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas :
(Tjitrosoepomo,2013)
a. Lembaga (Embryo), yang merupakan calon individu baru (kecambah),
b. Putih lembaga (Albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan
kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri.
Lembaga (Embryo) adalah calon tumbuhan baru, yang nantinya akan
tumbuh menjadi tumbuhan baru, setelah biji memperoleh syarat-syarat yang
diperlukan. Lembaga di dalam biji telah diperhatikan ketiga bagian utama tubuh
tumbuhan, yaitu : (Tjitrosoepomo,2013)

a. Akar lembaga atau calon akar (Radicula), yang biasanya kemudian akan tumbuh terus
merupakan akar tunggang untuk tumbuhan yang tergolong dalam Dycotyledoneae.
b. Daun tembaga (Cotyledon), yang merupakan daun pertama suatu tumbuhan
c. Batang lembaga (Cauliculus), yang seringkali dapat dibedakan dalam dua bagian,
yaitu ruang batang di atas daun lembaga (Internodium epicotylum), dan ruas batang
di bawah daun lembaga (Internodium hypocotylum).
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih
hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji. Dinamakan kecambah
(Plantula). Kecambah memperlihatkan bagian-bagian seperti telah di uraikan
mengenai lembaga, karena memang kecambah itu berasal dari lembaga
(Tjitrosoepomo, 2013).
II.2.7 RIMPANG (Rhizoma)
Rimpang sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat dalam
tanah bercabang-cabang dan tumbuh mendatar dan dari ujungnya dapat tumbuh
tunas yang muncul diatas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan
baru.Bahwasannya alat ini adalah alat penjelmaan batang dan bukan akar dapat
dilihat dari tanda-tanda berikut :
1. Beruas-ruas,berbuku-buku
2. Berdaun tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik
3. Mempunyai kuncup-kuncup
4. Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air malahan kadang-kadang lalu keatas muncul
diatas tanah(Tjitrosoepomo, 2013)
II.2.8 UMBI (Tuber)
Umbi pun biasanya merupakan suatu bada yang membengkak bangun bulat
seperti kerucut atau tidak beraturan merupakan tempat penimbunan makanan pula
seperti rimpan,dapat merupaka penjelmaan batang dapat pula penjelmaan akar.
(Tjitrosoepomo, 2013)
Oleh sebab itu dibedakan dalam :

Umbi batang ( Tuber caulogenum) kalau umbi itu merupakan penjelmaan batang
Umbi akar (Tuber rhizogenum) merupakan metamorphosis akar. (Tjitrosoepomo,
2013)
II.2.9 UMBI LAPIS (Bulbus)
Umbi ini dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang
berlapis-lapis,yaitu yang terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal,lunak,dan
berdaging merupakan bagian umbi yang menyimpan zat makanan cadangan,sedang
batangnya sendiri hanya merupakan bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis
itu (Tjitrosoepomo, 2013).
Bagian bagian umbi lapis dapat dibedakan:

- Subang atau cakram (Discus)


- Sisik-sisik (Tunica atau Squama)
- Kuncup-kuncupnya (Gemmae)

BAB III
METODE PENELITIAN

III.1

Waktu dan Tempat Praktikum

Waktu : Hari Jumat, 21 oktober 2016


Tempat: Laboratorium Farmakognosi, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan
kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
III.2
Alat

Alat dan Bahan

N
O
1.

NAMA ALAT
Buku Flora

FUNGSI
Petunjuk untuk
mendeterminasi tumbuhan

2.

Kater

Membantu mempermudah
pemotongan bahan

Bahan
N
O

NAMA BAHAN

FUNGSI

1.

Tanaman x

Sebagai bahan untuk


mendeterminasi

III.3 Cara Kerja


1. Mengambil objek yang lengkap, contoh mengambil seluruh bagian tanaman
(akar, batang, daun, buah, biji dan bunga)
2. Menggambarkan dan mengidentifikasi objek.
3. Mencocokkan hasil pengamatan dengan kunci determinasi dimulai dari
nomor 1A
a. Membaca sifat makhluk hidup pada nomor 1A . semua kunci dterminasi
dimulai dari nomor 1A
b. Jika ciri yang di tunjuk sesuia dengan pernyataan 1A, lihatlah nomor
yang di tunjuk di akhir kalimat, dan seterusnya hingga di peroleh nama
makhluk hidup
c. Jika ciri yang ditunjukan tidak sesuai dengan pernyataan 1A, maka
langsung lihat pernyataan nomor 1B , dan seterusnya.
4. Menuliskan nama atau kelompok objek dan menuliskan
determinasinya.

rumus

BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
IV.1 Hasil

IV.2 Pengamatan

Dari pengamatan melalui determinasi berdasarkan kunci determinasi pada


buku Flora, Dr C.G.G.J van Steenis, dkk. Adalah sebagai berikut :
4.b

Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangs rumput. Daun dan atau


bunga berlainan dengan yang di terangkan.

6.b

Dengan daun yang jelas.

7.b

Bukan Tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya.


9

9.b

Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit.

10

10.b

Daun tidak tersusun sedemikian rapat menjadi roset.

11

11.b

Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jarring urat
daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan yang
serong keatas

12.b

12

Tidak semua daun duduk dalam karangan, atau tidak ada daun sama
sekali

13

13.b

Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain.

14

14.b

Semua daun duduk berhadapan.

16

16.a

Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip


rangkap sampai bercangap menyirip rangkap. (Golongan 10, daun
tunggal, terletak berhadapan)

239

239.a Tumbuh-tumbuhan yang mengandung getah (batang, tangkai, daun,


urat daun dipotong atau di tusuk).
240.b Getah putih.

240
241

241.a Bunga tidak jelas, mempunyai 4 kelenjar, Mahkota bunga berlepasan.


Buah lepas dalam 3 kendaga yang berbiji satu.

67. Euphorbiaceae
1.b
3.b
10.b
11.b
12.b

Bunga tidak dalam cyathia


Daun tunggal, tidak bercangap dalam, bertulang dan
menyirip
Tidak ada kelenjar semacam itu
Tangkai daun tanpa sendi di ujung
Bunga jelas bertangkai, tangkainya beberapa kali panjang

3
10
11
12
tenda bunga
13

13

Codiaeum
Codiaeum variegatum BI

IV.3 Pembahasan
Determinasi

yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu

tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya

(dicocokkan atau

dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau
persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan,
memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggris to
identify = mempersamakan (Rifai,1976 :21 )
Merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar
pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat
secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya.
Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi
selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa
sifat yang bertentangan,begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu
jawaban berupa identitas tumbuhan yang diinginkan.
Pada praktikum ini kami melakukan kegiatan pengidentifikasian
tanaman menggunakan kunci determinasi dengan panduan dari buku flora.
Dalam melakukan pengidentifikasian ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu
dengan dari belakang atau dari depan. Akan tetapi cara yang dilakukan dari

belakang buku harus tanaman yang sudah diketahui, karena jika dilakukan
dari belakang akan mengalami kesusahan dan bahkan akan terjadi kesalahan
dalam pengidentifikasian, sebaliknya jika melakukan identifikasa dari depan
buku sebaiknya tumbuhan yang tidak diketahui. Dalam praktikum ini kami
melakukan identifikasi tanaman melalui cara dari depan buku.

Langkah

pertama kami menyiapkan tanaman yang akan di identifikasi, baik yang


sudah diketahui maupun yang belum diketahui. Selanjutnya kami melakukan
pengidentifikasian tumbuhan X dengan melihat ciri-ciri morfologinya,
dengan menggunakan panduan dari buku karangan van steenis. Ciri-ciri
morfologinya kami cocokan dengan yang diterangkan di buku lalu kami
melihat angka dan huruf apa yang ada di depan kalimat selanjutnya kami
mencatat angka dan huruf tersebut lalu kami melihat kembali angka berapa
yang ada di belakang kalimat tersebut, dari situ kami menumakan petunjuk
untuk melanjutkan tahap, kami melakukan secara bertahap sampai akhirnya
kami menemukan family dari tumbuhan X tersebut yaitu euphorbiceae, dari
situ kami mendapatkan petunjuk untuk mencari nama dari tumbuhan X
tersebut. Selanjutnya kami menumukan tahap-tahap selmjutnya sehingga
kami mendaptkan nama dari tumbuhan tersebut. Nama tumbuhan tersebut
adalah Codiaeum variegatum BI.

BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
1. Tumbuhan yang di determinasi merupakan tumbuhan puring
2. Tanaman puring merupakan tanaman pada golongan 10 daun tungga
lterletak berhadapan.
V.2 SARAN
-

Pengembangan tentang ilmu kefarmasian harus lebih diperhatikan dalam


proses pelaksanaan praktikum dan harus langsung menunjukan manfaat
belajar. Jurusan juga sebaiknya memperhatikan apa yang kurang dari
fasilitas dalam pelaksanaan perkuliahan dan melengkapinya sehingga

mahasiwa lebih nyaman dalm melaksankan perkuliahan.


Adapun saran untuk pelaksaan praktikum kedepannya adalah agar
praktikan dibekali dengan buku penuntun sehingga praktikan mempunyai
pedoman pelaksanaan yang tertulis. Kemudian dalam proses pelaksanaan
praktikum yang akan datang lebih ditingkatkan sarana dan prasaran yang
ada untuk menunjang praktikum. Agar kedepannya berjalan dengan baik

dan hasilnya akan sesuai dengan tujuan praktikum.


Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya laboratorium itu dalam keadaan
bersih dari sebelum dan sesudah praktikum selain itu, untuk alat-alat yang
masih kuran yang sangat menu jang dalam pelaksanaan praktikum harus di
lengkapi.

DAFTAR PUSTAKA

Rifai, M.A. 1976. Sendi-sendi Botani Sistematik Lembaga Biologi


Nasional. Bogor : LIPI
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University press
Fandy Tjiptono, dan Gregorius Chandra. 2011. Service, Quality and
Satisfaction. (ed 3). Yogyakarta. Andi
Van steenis, 2008.Flora, cetakan ke-12. Jakarta : PT. Paramita

Anda mungkin juga menyukai