Morfologi
B. Klasifikasi
C. Ekologi
Moringa oleifera (kelor) berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India,
kemudian menyebar ke kawasan di sekitarnya sampai ke benua Afrika dan Asia
barat. Kelor dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi sampai ketingggian
mencapai 1.000 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan 1.500 2000
mm3/tahun, suhu rata-rata 22 25C. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik dengan
tingkat kelembaban 60% 80% dan pH 5 8,7, (Anonim, 2011).
D. Nilai Medis
Hampir semua bagian tubuh tumbuhan kelor dapat digunakan sebagai obat,
antara lain : akar, batang, daun, buah, bunga, maupun biji. Bagian bagian
tumbuhan kelor ini dapat menyembuhkan reumatik, encok, pegal linu, rabun
ayam, sakit mata, sukar buang air kecil, alergi, cacingan dan luka bernanah.
Kelor mempunyai kandungan kimia yaitu senyawa alkalid moringin, moringinan,
dan pterigospermin. Pada biji kelor mengandung linoleat, olleat, lignoserat, dan
asam palmitat, (Anonim ,2011).
E. Nilai Komersial
Tanaman kelor banyak memiliki manfaat. Pada daerah lain seperti Arba Minch
pohon kelor justru dijadikan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi
tanah, dan terasering. Daun dari tumbuhan ini dapat dijadikan sebagai bedak
ataupun campuran bedak yang berfungsi untuk menghilangkan noda hitam pada
kulit wajah. Daun kelor dapat jugadigunakan sayur dengan harga jual Rp. 1000
per ikatnya, (Anonim, 2011).
Sekian artikel dari Materi Belajar Inside mengenai Morfologi, Klasifikasi, Ekologi
Daun Kelor, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang IPA (Biologi, Fisika, Kimia)